You are on page 1of 6

Acara 1 fistum defisiensi unsur hara A.

LATAR BELAKANG Untuk tumbuh normal tanaman membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang cukup. Apabila suatu tanaman mengalami kekurangan unsur hara, maka tanaman tersebut akan menunjukkan gejala kekurangan unsur hara, sebaliknya apabila tanaman memperoleh unsur hara dalam jumlah melebihi keperluannya untuk tumbuh normal, maka tanaman tersebut akan menunjukkan gejala keracunan. Unsur hara di dalam tumbuhan memiliki peranan diantaranya (1) sebagai penyusun molekul organik yang komplek, terutama dalam makro molekul (2) membantu peran enzim, mendekatkan enzim dan substrat dalam pembentukan komplek enzim-substrat, terutama unsur mikro (3) mempertahankan keseimbangan ion yaitu antara kation-kation bervalensi satu dan dua (4) dalam sistem oksidasi-reduksi karena sifat valensinya yang dapat berubah. Gejala defisiensi unsur hara pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi (1). Kegagalan tanaman secara lengkap pada fase kecambah, (2). Pertumbuhan tanaman sangat kerdil; (3). Munculnya gejala spesifik pada daun selama periode waktu yang berbeda-beda dalam musim pertumbuhan; (4). Abnormalitas internal, seperti tersumbatnya jaringan pembuluh; (5). Penangguhan kemasakan atau kemasakan tidak normal; (6). Perbedaan hasil, dengan atau tanpa gejala pada daun; (7). Kualitas tanaman yang buruk, termasuk penyimpangan komposisi kimia, seperti kadar protein, minyak, pati, daya awet atau daya simpan; (8). Perbedaan hasil yang hanya dapat dideteksi melalui percobaan yang serius. Disamping itu, defisiensi unsur hara juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan tipe pertumbuhan perakaran tanaman. Defisiensi unsur hara tidak secara langsung menimbulkan gejala defisiensi. Kalau terjadi kekurangan unsur hara maka proses-proses metabolisme tanaman yang normal menjadi tidak seimbang, sehingga terjadi akumulasi senyawa organik tertentu dan kekurangan yang lainnya. Hal ini mengakibatkan kondisi tidak normal yang dikenal sebagai 'gejala' dan mempunyai hubungan yang definit

dengan kekurangan unsur hara. Misalnya, persenyawaan diamine-putrescine terbentuk dalam beberapa tanaman yang kekurangan kalium dan menyebabkan gejala-gejala yang khas. Sebenarnyalah tanaman yang kecukupan kalium juga akan menunjukkan gejala yang sama kalau diinjeksi dengan senyawa ini. Setiap jenis tanaman menunjukkan gejala kekurangan unsur hara yang berbeda-beda. Menganalisis gejala yang ditunjukkan tanaman adalah cara yang paling cepat dan efisien untuk mengetahui adanya kekurangan unsur hara. Gejala visual dapat dijadikan dasar bagi diagnosis defisiensi hara karena gejala visual defisiensi adalah khas untuk unsur hara tertentu. Pengamatan yang teliti di lapangan serta bekal pengalaman dan ilmu yang mencukupi akan menghasilkan analisis yang lebih akurat. Gejala terlihat jelas jika defisiensinya akut dan laju pertumbuhan atau hasil sudah tertekan secara nyata.

B. TUJUAN Tujuan dari praktikum acara 1 adalah 1. 2. 3. Menyebutkan macam unsur hara esensial dan unsur hara bukan esensial Menjelaskan peranan masing2 unsur hara esensial terhadap pertumbuhan Mengetahui respon tanaman terhadap defisiensi unsur hara

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam pertumbuhannya tanaman membutuhkan unsur hara yang cukup banyak, baik hara makro maupun hara mikro, yang berasal dari alam atau melalui penambahan pupuk ke dalam tanah. Selain pupuk makro atau mikro dan pupuk organik, dapat juga diterapkan pemberian pupuk Si. Beberapa kajian menjelaskan bahwa Si memiliki beberapa peranan penting pada tebu. Pemberian Si dalam tanah dapat meningkatkan ketersediaan P dan mengurangi aktifitas logam-logam beracun seperti Al, Fe dan Mn. Selain itu Si juga dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit (Hidayat, 1984). Unsur hara esensial merupakan unsur hara yang memiliki peran secara langsung dalam proses metabolismee tumbuhan, fungsi dari unsur hara tersebut tidak bisa digantikan dengan unsur hara lainnya, dan mempunyai fungsi yang khusus. Tidak terpenuhinya salah satu unsur hara esensial atau lebih akan berakibat siklus pertumbuhan tanaman tertentu tidak bisa berlangsung sehingga tanaman akan mati. Selain unsur hara esensial juga dikenal unsur hara non esensial atau beneficial yakni unsur hara yang mempunyai fungsi tertentu dan hanya bermanfaat bagi tanaman tertentu dengan dosis tertentu pula. Contoh dari unsur beneficial adalah Si pada tebu, Al pada jagung, Se dan lain sebagainya (Z. Arifin, 2002). Menurut Siti Sutarmi (1985), menyatakan bahwa unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan dan keberadannya tidak bisa digantikan dengan unsur yang lain. Karena penyediaan hara dari tanah sangat bervariasi, tidaklah mengherankan bila menemukan perbedaan dalam jumlah hara di dalam tanaman di lapang. Terdapat suatu kisaran empat kali lipat untuk hara N, P, K dengan herba cenderung mempunyai kandungan Kalium tinggi, dan legum yang mempunyai kandungan Nitrogen tinggi dan pada kasus kedua (legum) ini, merupakan hasil dari adanya pengikatan Nitrogen secara simbiotik.

Menurut Benyamin Lakitan (1985), menyatakan bahwa suatu unsur dikatakan esensial bagi tumbuhan adalah jika : 1. Tumbuhan tidak dapat melengkapi daur hidupnya (sampai menghasilkan biji yang dapat tumbuh) apabila unsur tersebut tidak tersedia. 2. Unsur tersebut merupakan penyusun suatu molekul atau bagian tumbuhan yang esensial bagi kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Misalnya Nitrogen sebagai penyusun protein dan Mg sebagai penyusun klorofil. Berdasarkan perbedaan konsentrasinya yang dianggap berkecukupan dalam jaringan tumbuhan, maka unsur hara essensial dibedakan menjadi unsur makro dan unsur mikro. Yang tergolong unsur makro adalah unsur essensial dengan konsentrasi 0,1 % (1000 ppm) atau lebih, sedangkan unsur dengan konsentrasi kurang dari 0,1 % digolongkan sebagai unsur mikro. Berdasarkan batasan ini maka yang tergolong unsur makro adalah C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur-unsur Cl, Fe, B, Mn, Cu, dan Mo tergolong unsur mikro (Lakitan, 2001). Sedangkan menurut Darmawan (1983), menyebutkan bahwa suatu zat hara disebut essensial apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Tanpa zat hara tersebut tumbuhan tidak dapat memenuhi siklus hidupnya. 2. Zat hara tersebut tidak dapat digantikan oleh zat hara lainnya. 3. Syarat-syarat tersebut harus berlaku bagi semua jenis tanaman. Adapun menurut Salisbury dan Ross (1995), yang menuliskan bahwa ada dua kriteria utama untuk menentukan essensial atau tidaknya suatu unsur bagi tumbuhan. Pertama, suatu unsur disebut essensial jika tumbuhan tak mampu menyempurnakan daur hidupnya tanpa adanya unsur tersebut. Kedua, suatu unsur adalah essensial bila unsur tersebut menjadi bagian dari molekul atau kandungan tumbuhan yang essensial bagi tumbuhan itu. Ada kriteria lain yang sering digunakan juga, yaitu bila suatu unsur disebut essensial, maka unsur itu haruslah secara langsung berperan dalam tumbuhan, dan bukan menyebabkan suatu unsur lain menjadi lebih mudah tersedia, atau melawan suatu efek unsur lain. Hara mikro dibutuhkan oleh semua tanaman, berupa kation logam (Cu, Fe, Mn, Zn) dan anion (B, Cl, Mo). Meskipun kebutuhan tanaman sedikit tetapi kekahatan unsur ini dapat menghambat pertumbuhan atau mengurangi hasil sebagaimana hara makro (ingat konsep faktor pembatas). Keracunan unsur mikro lebih sering terjadi karena kisaran antara aras kecukupan dan keracunan pada tanaman sangatlah sempit. Kadar hara mikro dalam tanaman umumnya

dinyatakan dalam ppm (mg/kg). Fungsi umum hara mikro adalah: merupakan komponen struktural dari ensim, baik ensim untuk pengaktifan atau pengaturan, sebagai pembawa elektron pada reaksi oksidasi reduksi, sebagai komponen dinsing sel atau pengisi larutan yang berkaitan dengan osmosis dan keseimbangan muatan (Agus., 2007). Tanaman menyerap hara dan air dari dalam tanah untuk dipergunakan dalam proses-proses metabolismee dalam tubuhnya. Sebaliknya tanaman memberikan masukan bahan organik melalui serasah yang tertimbun di permukaan tanah berupa daun dan ranting serta cabang yang rontok. Bagian akar tanaman memberikan masukan bahan organik melalui akar-akar dan tudung akar yang mati serta dari eksudasi akar (Widjaja, 1996). Tanaman membutuhkan paling kurang 13 unsur hara yang diserap melalui tanah. Hara N, P, dan K diperlukan dalam jumlah lebih banyak dan sering kekurangan, sehingga disebut hara primer. Hara Ca, Mg, dan S diperlukan dalam jumlah sedang dan disebut hara sekunder. Hara primer dan sekunder lazim disebut hara makro. Hara Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit, disebut hara mikro. Unsur C, H, dan O diperoleh dari air dan udara. Beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan hara dalam tanah untuk dapat diserap tanaman antara lain adalah total pasokan hara,kelembaban tanah dan aerasi, suhu tanah, dan sifat fisik maupun kimia tanah (Sirappa, 2002). Keseluruhan faktor ini berlaku umum untuk setiap unsur hara (Olson and Sander 1988). Pola serapan hara tanaman jagung dalam satu musim mengikuti pola akumulasi bahan kering sebagaimana dijelaskan oleh Olson dan Sander (1988). Sedikit N, P, dan K diserap tanaman pada pertumbuhan fase 2, dan serapan hara sangat cepat terjadi selama fase vegetatif dan pengisian biji. Unsur N dan P terusmenerus diserap tanaman sampai mendekati matang, sedangkan K terutama diperlukan saat silking. Sebagian besar N dan P dibawa ke titik tumbuh, batang, daun, dan bunga jantan, lalu dialihkan ke biji. Sebanyak 2/3-3/4 unsur K tertinggal di batang. Dengan demikian, N dan P terangkut dari tanah melalui biji saat panen, tetapi K tidak (Sarief, 1989).

III. METODE PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan o Bahan o Benih ciasin / bayam / kangkung darat Pupuk Urea (bayam 0,448 g, kangkung / ciasin 0,1496 g) Pupuk Sp-36 (bayam 0,19 g, kangkung / ciasin 0.1244 g) Pupuk KCL (bayam 0,72 g, kangkung / ciasin 0,896 g)

Alat Polibag / pot plastic yang berisi pasir steril sebanyak 30 buah Penggaris Oven

B. Cara Kerja
Benih ciasin / bayam / kangkung darat ditanam dalam pot plastic berisi pasir steril, dengan jumlah 3 biji setiap pot. Bersamaan dengan itu, perlakuan pada pot : a. b. c. d. e. f. Pot I = diberi pupuk Urea + Sp - 36 + KCL Pot II = diberi pupuk Urea + Sp 36 Pot III = diberi pupuk Urea + KCL Pot IV = diberi pupuk Sp 36 + KCL Pot V = Kontrol LIAT DIKTAT

IV. PEMBAHASAN a. HASIL Terlampir

b.

PEMBAHASAN

unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman selama masa pertumbuhan dan perkembangannya ada 16 unsur yang merupakan unsur hara esensial makro dan mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang diperlukan oleh tanaman relatife dalam jumlah banyak. Sedangan unsure hara mikro juga sama pentingnya dengan unsur hara makro hanya butuhan tanaman terhadap zat-zat tersebut hanya sedikit. Beberapa unsur hara makro itu adalah : a. Carbon (C) b. Oksigen (O) c. Hidrogen (H) d. Ntrogen (N) e. Fosfor (P) f. Kalium (K) g. Calcium (Ca) h. Magnesium (Mg) i. Sulfur (S) Sedangkan unsur hara mikro yang diperlukan oleh tanaman adalah : a. Besi (Fe) b. Borium (Bo) c. Mangan (Mn) d. Tenbaga (Cu) e. Seng (Zn) f. Molibdenum (Mo) g. Khlor (Cl) Unsur hara makro yang diserap oleh tanaman relatife banyak yang diperlukan, kekurangan unsur hara hara makro menimbulkan defisiensi yang tidak dapat digantikan oleh unsur lain sedangkan kelebihan unsure hara makro tidak menimbulkan pengaruh karena akan terlarut ke dalam tanah atau larut oleh air. Unsur hara mikro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah sedikit, kekurangan unsur hara mikro biasanya dapat digantikan oleh unsur-unsur hara mikro yang lainnya, sedangkan kelebihan unsur hara mikro dapat menjadi racun.

N (Nitrogen) Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah : a. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman b. Dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman warnanya lebih hijau, kekurangan N menyebabkan khlorosis c. Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman d. Meningkatkan berkembangbiaknya mikro-organisme di dalam tanah. Sebagaimana diketahui hal itu penting sekali bagi kelangsungan pelapukan bahan organis. Nitrogen diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3 - (Nitrat) dan NH4+(Amonium), akan tetapi nitrat ini segera ter-reduksi menjadi ammonium melalui enzim yang mengandung molibdinum. Apabila unsur N tersedia lebih banyak daripada unsur lainnya, akan dapat menghasilkan protein lebih banyak. P (Fosfor) Fosfor terdapat dalam bentuk phitin, nuklein dan fosfatide, merupakan bagian dari protoplasma dan inti sel. Sebagai bagian dari inti sel sangat penting dalam pembelahan sel, demikian pula bagi perkembangan jaringan. meristem, pertumbuhan jaringan muda dan akar, mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, penyusun protein dan lemak. (Kalium) Kalium sangat penting dalam proses metabolisme tanaman, Kalium juga penting di dalam proses fotosintesis. Bila Kalium kurang pada daun, maka kecepatan asimilasi CO2 akan menurun. K Kalium berfungsi : a. Membantu pembentukan protein dan Karbohidrat b. Mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman c. Meningkatkan resisten terhadap penyakit d. Meningkatkan kualitas biji atau buah. Ca (Kalsium) Kalsium berfungsi sebagai berikut : a. Ca terdapat pada tanaman yang banyak mengandung protein b. Ca ada hubungannya dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman c. Ca dapat menetralkan asam-asam organik pada metabolisme d. Kekurangan Ca pada tanaman gejalanya pada pucuk e. Ca penting bagi pertumbuhan akar f. Ca dapat menetralkan tanah asam, dapat menguraikan bahan organik, tersedianya pH dalam tanah tergantung pada Ca. Mg (Magnesium)

Magnesium diserap dalam bentuk Mg++, merupakan bagian dari khlorofil. Kekurangan zat ini maka akibatnya adalah khlorosis, gejalanya akan tampak pada permukaan daun sebelah bawah. Mg ini termasuk unsur yang tidak mobil dalam tanah. Mg merupakan salah satu bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphates dan Carboxy peptisida. S ( Belerang) Belerang yang larut dalam air akan segera diserap akar tanaman, karena zatini sangat diperlukan tanaman (terutama tanaman muda) pada pertumbuhan pemula dan perkembangannya. Selanjutnya dapat diketahui pula bahwa pada bagian biji tanaman, kandungan zat belerangnya ternyata cukup banyak yaitu sekitar 50% dari jumlah kandungan unsur fosfat. Tanaman yang biasanya mempunyai kandungan belerang yang cukup tinggi ialah jenis legume, lili (seperti misalnya bawang). Fe (Besi) Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (khlorofil), pembentukan zat karbohidrat, lemak, protein dan enzim. Jadi jika terjadi kekurangan zat besi akan menghambat pertumbuhan khlorofil. Bo (Borium) Borium diserap oleh tanaman dalam bentuk BO3 = dan berperan dalam pembentukan atau pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga dalam pertumbuhan tepung sari, bunga dan akar. Mn (Mangan) Mangan diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan zat protein dan vitamin terutama vitamin C. Selain itu, Mn penting untuk dapat mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua. Fungsi Mangan yaitu sebagai enzim feroksidase dansebagai aktifator macam-macam enzim. Zn (seng) Dalam keadaan yang sangat sedikit Zn telah dapat memberikan dorongan terhadap perkembangan-perkembangan, kelebihan sedikit saja dari ketentuan penggunaannya akan merupakan racun. Tembaga (Cu) mempunyai peranan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil). Defisiensi tembaga pada umumnya terjadi pada tanah-tanah gambut yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi tidak normal (layu dengan cepat dan batang tanaman melemah). Mo (Molybdenum/Molibden)

You might also like