You are on page 1of 5

ANALISA KASUS

Teori Anamnesis - Nyeri ulu hati setelah makan - Mual dan Muntah - Perut kembung - BAB hitam perdarahan saluran cerna pucat P. Fisik - Penurunan berat badan - Nyeri tekan abdomen - Takikardi, tanda adanya perdarahan konjungtiva anemis P. Laboratorium Tidak ada yang spesifik Jika terjadi perdarahan akan menyebabkan Hb rendah Pemeriksaan penunjang - Pemeriksaan radiologi dengan barium meal kontras ganda untuk menegakkan diagnosis - Pemeriksaan endoskopi untuk mendiagnosa suatu keganasan yang dibantu dengan histopatologi, sitologi dan brushing dengan biopsi Penatalaksanaan Terapi medikamentosa Koloid bismuth (Bismuth sub salisilat) Sukralfat (Sukralfat) Prostaglandin Terapi medikamentosa - IVFD Dextrosa 5% 500 ml XXX gtt/hari - PPI : Omeprazole amp/12 jam - Asam traneksamat : Kalnex amp/8 - Endoskopi : Tunggu hasil PA Ulkus gaster Gastritis erosif sedang - Hb: 4,6 g/dL - Penurunan berat badan - Konjuntiva anemis Pasien - BAB hitam - Pucat - Badan lemas

Antagonis reseptor H2/ARH2 (ranitidin, Simetidin, famotidine, nizatidine)

jam - Obat pelindung mukosa : Sukralfat syrup 3x1C (a.c) - Transfusi : (Hb normal-Hb sekarang) x BB x 4 = (10 4,6) x 46 x 4 = 1000cc (5 kantong PRC)

PPI (omeprazole, Lansoprazole, Rabeprazole, dll)

Terapi Non medikamentosa Terapi Non medikamentosa Istirahat Diet - Istirahat - Diet Lambung I (1630 kalori, 58 g protein, 63 g lemak, 213 g karbohidrat)

Gastritis secara klinis dibagi menjadi gastritis akut dan gastritis kronik, gastritis kronik dibagi menjadi gastritis infeksi yang biasanya disebabkan oleh Helicobacter pylori dan gastritis non infeksi. Gastritis akut yang tiba-tiba terjadi dengan gejala yang ada dan gastritis kronik yang berlangsung lama atau berkelanjutan dari gastritis akut dan akan mengarah ke tukak gaster. Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang disimpulkan bahwa pasien mengalami Ulkus gaster dan Gastritis Erosif Sedang + Anemia Berat. Dari anamnesis pasien memiliki riwayat dispepsia yang memiliki peranan timbulnya gastritis lalu jika sudah berlangsung lama akan menjadi tukak lambung dan lambat laun menjadi kanker lambung. Selain itu adanya BAB hitam dimana salah satu gejala dari gastritis dan tukak lambung, BAB hitam terjadi adanya perdarahan saluran cerna bagian atas dan lambat laun akan menyebabkan gejala pucat dan lemas serta kadar hemoglobin akan rendah, hal ini yang ditemukan pada pasien. Diperkuat dengan adanya pemeriksaan fisik yaitu konjungtiva anemis dan pasien pucat.

Dapat terjadinya perdarahan pada gastritis ataupun tukak lambung adalah Melena yaitu keluarnya tinja yang lengket dan hitam seperti aspal (ter) dengan bau khas, yang menunjukkan perdarahan saluran cerna atas serta dicernanya darah pada usus halus. Warna hitam melena akibat kontak darah dengan asam HCl sehingga terbentuk hematin. Tinja akan berbentuk seperti ter (lengket) dan menimbulkan bau khas. Konsistensi ini berbeda dengan tinja yang berwarna hitam/ gelap yang muncul setelah orang mengkonsumsi zat besi, bismuth atau licorice. Melena juga dapat disebabkan oleh perdarahan saluran cerna bagian atas lainnya seperti kelainan di esofagus (esofagogastritis korosiva, karsinoma esofagus), lambung (gastritis erosif hemoragik, tukak lambung, karsinoma) dan duodenum (tukak duodeni, karsinoma duodenum). Jaringan tidak dapat menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidroklorida) Erosi peningkatan konsentrasi dan kerja asam pepsin Penurunan pertahan normal dari mukosa Peningkatan sekresi asam hidroklorida Kelemahan barier mukosa lambung Ulcuc stress Melena

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 4,6 g/dL artinya menunjukkan adanya perdarahan pada saluran cerna bagian atas. Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya 1 atau lebih parameter sel darah merah: konsentrasi hemoglobin, hematokrit atau jumlah sel darah merah. Menurut kriteria WHO anemia adalah kadar hemoglobin di bawah 13 g% pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita. Berdasarkan kriteria WHO yang direvisi/ criteria National Cancer Institute, anemia adalah kadar hemoglobin di bawah 14 g% pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita. Anemia Karena Perdarahan Hebat adalah berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pengangkut oksigen) yang disebabkan oleh perdarahan hebat. Perdarahan hebat merupakan penyebab tersering dari anemia. Jika kehilangan darah, tubuh dengan segera menarik cairan dari jaringan diluar pembuluh darah sebagai usaha untuk menjaga agar pembuluh darah tetap terisi. Akibatnya darah menjadi lebih encer dan persentase sel darah merah berkurang. Pada akhirnya, peningkatan pembentukan sel darah merah akan memperbaiki anemia. Tetapi pada awalnya anemia bisa sangat berat, terutama jika timbul dengan segera karena kehilangan darah yang tiba-tiba, seperti yang terjadi pada kecelakaan, pembedahan, persalinan, pecahnya pembuluh darah. Yang lebih sering terjadi adalah perdarahan menahun (terus menerus

atau berulang-ulang), yang bisa terjadi pada berbagai bagian tubuh seperti perdarahan hidung dan wasir, kemudian jelas terlihat perdarahan pada tukak lambung dan usus kecil atau polip dan kanker usus besar) : mungkin tidak terlihat dengan jelas karena jumlah darahnya sedikit dan tidak tampak sebagai darah yang merah di dalam tinja; jenis perdarahan ini disebut perdarahan tersembunyi. Perdarahan karena tumor ginjal atau kandung kemih ; bisa menyebabkan ditemukannya darah dalam air kemih. Gejala dan tanda anemia bergantung pada derajat dan kecepatan terjadinya anemia, juga kebutuhan oksigen penderita. Gejala akan lebih ringan pada anemia yang terjadi perlahan-lahan, karena ada kesempatan bagi mekanisme homeostatik untuk menyesuaikan dengan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen. Gejala anemia disebabkan oleh 2 faktor : Berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan Adanya hipovolemia (pada penderita dengan perdarahan akut dan masif )

Pasokan oksigen dapat dipertahankan pada keadaan istirahat dengan mekanisme kompensasi peningkatan volume sekuncup, denyut jantung dan curah jantung pada kadar Hb mencapai 5

g% (Ht 15%). Gejala timbul bila kadar Hb turun di bawah 5 g%, pada kadar Hb lebih tinggi selama aktivitas atau ketika terjadi gangguan mekanisme kompensasi jantung karena penyakit jantung yang mendasarinya. Gejala utama adalah sesak napas saat beraktivitas, sesak pada saat istirahat, fatigue, gejala dan tanda keadaan hiperdinamik (denyut nadi kuat, jantung berdebar, dan roaring in the ears). Pada anemia yang lebih berat, dapat timbul letargi, konfusi, dan komplikasi yang mengancam jiwa (gagal jantung, angina, aritmia dan/ atau infark miokard). Anemia yang disebabkan perdarahan akut berhubungan dengan komplikasi berkurangnya volume intraseluler dan ekstraseluler. Keadaan ini menimbulkan gejala mudah lelah, lassitude (tidak bertenaga), dan kram otot. Gejala dapat berlanjut menjadi postural dizzines, letargi, sinkop; pada keadaan berat, dapat terjadi hipotensi persisten, syok, dan kematian. Pada pemeriksaan Endoskopi yang dilakukan sewaktu riwayat dispepsia pasien yaitu Juni 2013, didapatkan hasil Ulkus gaster dan gastritis erosif sedang. Dengan adanya pemeriksaan endoskopi maka diagnosis dapat ditegakkan karena pemeriksaan Gold Standar untuk gastritis dan tukak gaster adalah pemeriksaan Endoskopi. Sebenarnya selain

endoskopi ada pemeriksaan radiologi barium meal kontras ganda tetapi sangat jarang digunakan. Pemeriksaan endoskopi memiliki kelebihan dibanding pemeriksaan radiologi, yaitu : 1. Lesi kecil <0,5 cm dapat dilihat, dilakukan pembuatan foto dokumentasi adanya tukak 2. Lesi yang ditutupi oleh gumpalan darah dengan penyemprotan air dapat dilihat 3. Radiologi tidak dapat memastikan apakah suatu tukak itu ganas atau jinak, tidak dapat menentukan penyebab tukaknya.

You might also like