You are on page 1of 6

Segala sesuatu yang dijaga dengan baik tidak selamanya akan tetap menjadi milik kita.

Begitupun halnya dalam cinta. Cinta yang dijaga dan dipertahankan dalam segala keadaan bila sudah tidak ada lagi benih sayang dan setia, dia juga akan hilang perlahan. Kisah ini menceritakan dua remaja yang saling mencintai, namun dalam suatu keadaan salah satunya harus memilih pergi dan tanpa disadari cinta itupun hilang.

***

Bel tanda pulang sekolah telah berbunyi. Beib!! terdengar suara dari belakang memanggil. Kata itu sudah tidak asing bagi Ryan. Ya itu adalah sebuah kata panggilan sayang dari Nitha. Gadis seusianya yang paling dekat dengannya. Semenjak mereka pacaran 5 bulan lalu, mereka menggunakan kata itu untuk menyebut satu sama lain. Ehh kamu Nit Gimana belajarnya? Ryan bertanya sambil menyodorkan tangannya yang langsung disambut oleh Nitha dan menciumnya. Biasa aja beib tapi tadi ada anak baru lho di kelas aku beib jawab Nitha sambil menarik tangan Ryan. Oh ya? Dapat teman baru donk balas Ryan sambil menarik hidung wanita yang dicintainya itu. ikhhh sakit tau Cerutu Nitha. Teman baru apaan beib, anakn ya tengil gitu, udah gitu sombong lagi beib.. Oceh Nitha seperti biasanya tanpa henti. Emangnya kenapa beib ? Ga baik tau beib ngatain orang gitu apalagi masih 1 hari lho kenalnya jawab Ryan dengan lembut dan sabar. Ikkhhh Beiby.. koq malah nyalahin aku sich? Aku kan bukan asal ngomong. Tadi dia tuch lempar kertas ke kepala aku tau beib, ga tengil apaan coba gitu Cerutu Nitha agak kesal merasa disalahin. Dengan sabar Ryan mencoba menenangkan hati pacarnya itu, Emangnya kamu salah apa beib? Berani-beraninya dia menyakiti pacarku tersayang candanya. Aku ga ada salah sama dia beib, orang aku liat dia aja baru tadi pas dikelas beib. Emang jahil tau beib, Udah gitu tadi pas istirahat dia ngajak aku sama Angel kenalan, tapi dia bilangnya gini beib : Kenalkan nama saya Tito Irawan, anak pengusaha kelapa sawit terkenal dan tampan. TAMPAN, T-A-M-P-AN, tampan. Pake huruf besar. celoteh Nitha lagi sambil menirukan gaya, logat, dan perkataan Tito tadi. Ryan hanya tersenyum melihat pacarnya mengoceh daritadi.

Tak terasa Rumah Nitha sudah hampir sampai, tapi dia masih saja mengoceh tentang Tito, murid baru teman sekelas Nitha yang katanya sangat jahil dan tengil itu. Keesokan harinya seperti biasa Nitha bangun pagi, mandi, ganti baju, dan sarapan. Jam 06.30 WIB, Ryan sudah di depan rumah menunggunya. Selamat pagi beib sapa Ryan dengan lembut. Pagi juga beib balas Nitha sambil meraih tangan Ryan dan menciumnya seperti biasa. Dengan segera mereka pamit dan berangkat ke sekolah diiringi dengan percakapan seperti biasanya. Hai..! suara nyaring terdengat meyapa Nitha. Tito si anak baru menyapanya dengan lembut. Sambil duduk di bangku kosong di belakang Nitha, Tito menyodorkan sesuatu. nech kemaren catatan kamu ketinggalan ucapnya dengan nada seperti biasan ya. Terima kasih! jawab Nitha singkat. Wiidiihhh, galak banget sichh sama abang yang rupawan janga gitu dong.. ledek Tito. Apaan sich lu.. sahut Nitha kesal dan meninggalkan kelas. Sehabis jam istirahat, Nitha kembali ke kelas. Pelajaran berikutnya adalah Olahraga dan hari ini materinya adalah latihan basket. Tim Pria di gabung dengan Tim Wanita. Nitha terpilih satu tim dengan Tito. Ayo Tito!!! Tito!!! Tito..!!! Tito!!! Teriak anak lainnya dari luar lapangan. Yeeee.... teriak mereka lagi ketika Tito berhasil memasukkan bola ke jaring. Teriakan ini membuat Nitha merasa jengkel. Ya, teriakan ini biasa didengarnya untuk menyoraki Ryan, si raja basket sekaligus kapten tim basket SMA Dirgantara X. Apaan sich teriakannya, baru segitu aja udah lupa sama cowo gue yang udah berhasil meraih banyak trophy dan penghargaan basket untuk sekolah ini gumamnya dalam hati. Emang sich lumayan, tapi ga sebandinglah sama Ryan, gumamnya lagi. Brrraakkk.... lemparan Tito menyambar kepala Nitha. Dengan seketika Nitha terjatuh dan tak sadarkan diri. Semua siswa berlari ke arah Nitha dan langsung membawanya ke ruang UKS. Sepulang sekolah, seperti biasanya Ryan menunggu Nitha di depan kelasnya. Tapi Nitha tak kunjung keluar. Seribu tanya terbersit dipikirannya, dimana sich Nitha ? Apa dia udah pulang duluan? Tapi kenapa dia ga kasih tau aku ya? Tanyanya sendiri. Ryan, nungguin Nitha ya? tanya Angel menyadarkannya dari lamunan. Eh, iya Jel Nithanya dimana ya? Tanya Ryan balik.

Nithanya ada di ruang UKS Yan, tadi pas pelajaran olahraga Tito melempar bola ke kepalanya Nitha, teruss.... belum selesai Angel menjelaskan Ryan sudah berlari ke ruang UKS. Dilihatnya Nitha terbaring lemah dengan wajah lebam dan bekas bercak darah di hidungnya. Kamu kenapa beib? Tanya Ryan halus dan perlahan. Nitha hanya membalas dengan air mata dan menyebut nama Tito. Sabar ya beib, kalo maen basket itu resikony emang gitu ucap Ryan menenangkan Nitha. Dalam hatinya Ryan menyimpan tanya, koq bisa sampe segitunya ya? Apa Tito sengaja ya? Masa se jahil itu sich kaya anak-anak? Tanya itu berulang-ulang terbersit di benaknya. Namun ia mencoba menenangkan hatinya sendiri. Sambil memapah Nitha yang dibantu oleh Angel, Ryan mengusap rambut kekasihnya itu. Dua hari kemudian, Nitha sudah bisa masuk sekolah. Tito segera menghampirinya dengan wajah memelas dan penuh penyesalan. Maafin gue ya Nit, gue ga sengaja ucapnya dengan lembut dan tulus. Nitha membalasnya dengan senyum manis sambil mengangguk... Iya gapapa koq, lain kali hati-hati aja dan jangan suka iseng ucapnya lagi memaafkan Tito. Sejak saat itu Tito dan Nitha berteman dan sering belajar bersama.

***

Tidak terasa tiggal 3 minggu lagi Ujian Nasional akan diadakan. Semua siswa kelas XII sudah harus siap. Nit, ntar kamu pengen melanjut kuliah dimana? tanya Tito disela-sela belajar mereka. Tito dan Nitha kini sudah menjadi sahabat dan sering belajar bersama di sekolah dan di luar sekolah bareng Ryan juga sama Angel. Aku sich blum ada rencana yang pasti, tapi pengennya sich aku pengen kuliah di luar kota. Jawab Nitha sambil membaca. kalo gue sich pengennya pulang lagi ke Jogja bokap gue udah sakit-sakitan trus kuliah disana juga lumayan bagus koq. Sahut Angel. lu pengennya kemana yan? tanya Tito membuat Ryan tersentak. Blom tau juga To, kayanya bakal tetep disini-sini aja dech... jawabnya polos. Emangnya kenapa yan? tanya Tito penasaran dengan perbedaan keinginan dua sejoli sahabatnya itu.

Bokap gue udah ga ada to, kasihan nyokap gue yang udah sakit-sakitan, ga ada yang ngurus ntar. Kakak-kakak gue smuanya pada kuliah dan kerja di luar kota To... jawab Ryan dengan nada lirih menahan air mata. waahhh, pisah dong Putri dari Pangerannya.. ledek Tito memecah suasana hening dan keempatnya tersenyum.. apaan sich lu ucap Nitha sedikit malu. @#@

Ujian Nasional telah berakhir, satu per satu siswa SMA Dirgantara X mulai merantau untuk melanjutkan kuliahnya masing-masing. Begitu juga dengan Nitha yang harus pergi ke Jogja bareng Angel karena dapat beasiswa. Air mata Nitha menetes kala ia harus berpisah dengan Ryan dan tak henti-hentinya isak tangis Nitha semenjak dia sudah berada di bandara. Beib, jaga diri baik-baik ya disana, jangan nakal dan jangan lupa berdoa yah beib? ucap Ryan dengan mata berkaca-kaca. Iya beib, kamu juga ya, jaga ibu kamu baik-baik ya.... kuliahnya juga disini yang benar lho beib biar sama-sama suksesnya ntar... jawab Nitha sambil menangis. iya beib, jangan nangis dong, ntar jelek tuch hibur Ryan jangan nakal y beib, aku pasti pulang koq ucap Nitha sambil memeluk kekasihnya itu. Ryan membalasnya dengan senyuman manis sambil menarik hidung Nitha.

Kriiinggg...!!!! dering telepon terdengar dari ruang tamu. Ryan segera mengangkatnya dan mendengar suara nyaring yang meneduhkan hatinya. Halo beib, jangan lupa sebelum kuliah makan dulu ya ucap Nitha dari seberang. Iya beib, tenang aja balas Ryan tersenyum. Dan dibalas dengan sapaan penutup oleh Nitha. daahhh.... Sejauh ini komunikasi Ryan dan Nitha masih lancar-lancar saja, hingga suatu hari keluarga besar Nitha juga pindah ke Jogja. Ayah Nitha dipindahtugaskan ke sana untuk menangani perusahaan baru. Sejak saat itu Nitha jarang menelepon. maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan, mohon periksa kembali nomor tujuan anda terdengar suara nyaring dari seberang namun bukan dari Nitha. Hanya suara tante operatorlah yang terdengar setiap kali Ryan mencoba menghubungi Nitha. Namun ia tetap menunggu dan percaya Nitha akan kembali.

Lima tahun sudah berlalu tanpa komunikasi antara Ryan dan Nitha. Kini keduanya telah wisuda, namun tak ada kata selamat dari mereka satu sama lain. Hingga akhirnya pada acara pengangkatan jabatan Ryan menjadi manajer. Bertahun-tahun penantian Ryan sia-sia. Ia merasa sakit bagai ditikam dengan tombak yang sangat tajam. Ia bertemu Nitha di acara itu. Tito juga ada disana. Ia tak kuasa menahan air mata. Bukan karena terharu dengan kemewahan acara yang ditujukan untuknya, bukan karena terharu bisa bertemu Nitha lagi, dan bukan juga karena selama ini Nitha tidak ada kabar. Namun yang lebih sakit menusuk jantungnya adalah Nitha dan Tito bukan cinta sejati dan sahabatnya lagi. Mereka sudah menikah. Bahkan sepucuk undangan juga tak ada untuknya. Mereka telah memutar roda berduri di dalam hatinya.

~@@#*#@@~

Sekian.....

You might also like