You are on page 1of 7

A. Pendahuluan Lagi, Rasulullah Muhammad SAW dihina.

Kali ini penghinaan itu dilakukan melalui film berjudul Innocence of Muslims. Dalam film berdurasi dua jam itu Nabi Muhammad SAW digambarkan sebagai seorang penipu, lelaki hidung belang yang lemah dan gemar melakukan pelecehan seksual terhadap anak (pedofil). Sam Bacile (56), pembuat film itu, melibatkan 59 aktor dan 45 orang kru. Menurut AP (12/9), Sam adalah warga California, Amerika Serikat (AS) keturunan Yahudi Israel (yang belakangan terungkap bernama asli Nakoula Basseley Nakula keturunan Kristen Koptik). Dengan bantuan dari 100 donatur Yahudi, Sam berhasil mengumpulkan dana lima juta dolar AS untuk pembuatan Innocence of Muslims. Dalam wawancaranya dengan media, Sam menyatakan sengaja membuat film itu. Menurutnya, dengan film ini, kelemahan Islam (baca: hasil rekaanya) dapat diekspos ke seluruh dunia. Ini adalah penghinaan terhadap Rasulullah Muhammad SAW yang dilakukan oleh orang Barat untuk ke sekian kalinya. Penghinaan ini menunjukkan kebencian mereka terhadap Nabi Muhammad dan Islam. Selalu saja mereka berdalih, pembuatan dan pemuatan film yang menghina itu merupakan bagian dari kebebasan berkreasi. Tapi faktanya, ini adalah kebebasan untuk melakukan apapun termasuk mendeskreditkan, menghina, dan melecehkan Islam dan Nabi Muhammad SAW. Paham kebebasan semacam ini pada faktanya sangatlah subyektif, artinya hanya berlaku untuk mereka. Ketika di Perancis muslimah dilarang mengenakan jilbab, kebebasan yang mereka dengungkan itu tidak lagi terdengar. Mengapa mereka boleh bebas menghina Nabi, sementara muslimah di Perancis tidak boleh bebas berjilbab? Ketika umat Islam lantang menyerukan penerapan syariah Islam sebagai pengganti Kapitalisme yang memang sudah bobrok, mereka menudingnya garis keras dan radikal. Mengapa mereka bebas berekspresi, sedang umat Islam tidak boleh memilih syariah untuk negeri mereka sendiri? Bahkan saat kemarahan umat Islam belum reda akibat penyebaran film kontroversial Innocence of Muslims yang dianggap menghina Rasulullah SAW. Sikap Barat malah makin kurang ajar dengan diterbitkannya Majalah Charlie Hebdo di Perancis.Majalah mingguan tersebut, Charlie Habdo, seperti di lansir AFP Rabu (19/09/2012), memperlihatkan kartun seorang muslim berkursi roda tengah didorong oleh seorang Yahudi ortodoks di bawah judul bertuliskan Intouchables (Film Prancis peraih penghargaan yang bercerita tentang pria miskin berkulit hitam yang menolong seorang aristokrat tuna daksa. Kartun lain dibagian belakang majalah tersebut memperlihatkan Nabi Muhammad SAW bersorban tanpa busana sedang menunjukan bagian belakangnya kepada seorang sutradara film, sebuah adegan yang terinspirasi oleh film PerancisBrigitte Bardot. B. Sikap seorang Muslim Tatkala Nabi SAW Dihina

Muhammad SAW memang manusia biasa, tetapi beliau adalah manusia paling agung, karena beliau adalah nabi dan rasul yang telah diberi wahyu; beliau adalah pembawa risalah sekaligus penebar rahmat bagi seluruh alam. (QS. Fushilat: 6). Bahkan Allah SWT menunjukkan pujian kepada diri Rasulullah SAW dan memerintahkan orang mukmin untuk bershalawat dan memberi salam penghormatan kepada beliau. Firman Allah SWT : Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (QS al-Ahzab : 56). Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, berkata al-Imam al-Bukhari :

: : : :
Shalawat Allah kepada hamba-Nya adalah pujian-Nya kepada hambanya (Rosulullah SAW) di sisi para malaikat, sedangkan shalawat para malaikat adalah doanya. Sementara Imam AlQurthubi dalam tafsirnya mengatakan , Ayat ini menunjukkan kemuliaan yang Allah berikan kepada Rasul-Nya di saat hidup dan wafatnya. Serta menyebutkan kedudukan dan menyucikannya dari jeleknya perbuatan orang-orang yang memiliki pikiran buruk terhadap Rosulullah SAW atau terhadap istri-istrinya, dan yang semisalnya. Lantas,bagaimana mungkin Rosulullah SAW yang dimuliakan oleh Allah SWT dan didoakan oleh para malaikat dibiarkan dihinakan oleh manusia keji seperti Sam Bacile ? Maka, sikap seorang muslim ketika nabinya dihina adalah sikap pembelaan terhadap kemuliaan Nabi Muhammad SAW. Karena Rasulullah SAW wajib kita cintai melebihi cinta kita pada makhluk manapun, bahkan termasuk diri kita sendiri. Memang benar, penghinaan yang dilakukan oleh sebagian orang kafir kepada Rasulullah SAW, tidak akan mengurangi kemuliaan beliau, tidak pula akan mengurangi ketinggian ajaran Islam. Namun, ketika Nabi dihina, sensitifitas umat Nabi Muhammad SAW tengah diuji. Sampai di mana kecintaan umat kepada Rasulullah SAW. Kemana wala (loyalitas) mereka diberikan. Maka wajar kalau umat Islam yang cinta pada Rasulullah SAW marah. Karena marah semacam ini, adalah kemarahan yang dilandasi oleh keimanan dan kecintaan kepada Rasulullah SAW. Wajar pula jika umat Islam meminta hukuman tegas bagi pihak-pihak yang terlibat dalam tindakan keji itu, agar jera. Ketika tidak ada hukuman tegas maka penistaan itu tentu akan terus berulang. Justru menjadi tidak wajar, bahkan dipertanyakan keimanannya, jika seorang muslim tidak merasa marah saat Rasulullah SAW dihina. Setiap orang yang normal tentu akan marah apabila ayah, istri, atau anak yang sangat dicintainya dihina dan dicaci oleh orang lain. Maka seharusnya kita lebih marah, saat Rasul SAW dihina. Sebab bagi seorang mukmin sejati, kecintaan kepada Rasul SAW melebih kecintaan kita kepada ayah, istri atau anak kita sendiri. Sebagaimana sabda Nabi SAW:


Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian, hingga ia mencintai aku lebih dari pada kecintaannya kepada ayahnya, anaknya, atau manusia semuanya. (HR. Bukhari). C. Beberapa Penyebab Maraknya Penghinaan Terhadap Rasul SAW Pihak anti Islam tak henti-hentinya melakukan pelecehan kepada Nabi Muhammad Saw, mulai dari pembuatan film, mencetak buku, hingga melukis karikatur sosok mulia panutan umat Islam tersebut. Ada beberapa penyebab kenapa perbuatan yang menghina Rasuluullah SAW marak. Diantaranya: Pertama: Kebencian orang-orang kafir kepada Islam dan kaum Muslim. Penyebab pertama ini merupakan sunatullah, dimana mereka tidak senang dan akan berusaha sekuat tenaga membuat umat Islam keluar dari agamanya alias murtad. Allah SWT berfirman : Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya). Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. al-Baqarah : 120). Kedua: Berusaha menghadang pesatnya perkembangan dakwah Islam di seluruh dunia. Sebagaimana diketahui, meski banyak tudingan-tudingan miring terhadap Islam justru perkembangan jumlah penduduk pemeluk Islam semakin bertambah, termasuk di dunia barat. Menurut Data World Almanac and Book of Fact, #1 New York Times Bestseller, bahwa jumlah total umat Islam sedunia tahun 2004 adalah sekitar 1,2 milyar (1.226.403.000 jiwa), tahun 2007 sudah mencapai lebih dari 1,5 milyar (1.522.813.123 jiwa).Artinya, dalam 3 tahun, kaum Muslim mengalami penambahan jumlah sekitar 300 juta orang, setara dengan jumlah umat Islam yang ada di kawasan Asia Tenggara. Menurut Carl Ellis, peneliti terkemuka masalah keagamaan di AS dan penulis buku The Changing Face of Islam in America, menyatakan, Populasi warga muslim di AS mengalami pertumbuhan 6 persen. 80 persen di antaranya berasal dari penganut kristen yang baru masuk Islam. Sementara 20 persennya lagi berasal dari kaum muslim imigran. Dia menambahkan, Jika Islam terus mempertahankan persentase pertumbuhannya itu, maka hingga 17 tahun lagi, jumlah warga muslim di kota-kota besar AS akan melebihi jumlah warga Kristen. Melalui pembuatan film berjudul Innocence of Muslims, atau film maupun bentuk penghinaan terhadap rasulullah Saw inilah mereka berupaya memberikan gambaran negatif pada Islam, dengan berharap macetnya dakwah Islam. Namun hal itu hanya akan sia-sia, justru dakwah Islam menjadi pesat, meski selalu dipojokkan. Lihat saja contohnya ketika pemerintahan Amerika Serikat dikomandoi G.W. Bush pasca tragedi 9/11 menyematkan gelar teroris pada umat Islam, ternyata 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahun setelah peristiwa itu. Allah SWT berfirman :

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orangorang yang kafir tidak menyukai. (QS at-Tawbah: 32) Ketiga: Berusaha Menghambat perjuangan penegakkan ideologi Islam. Pembuatan film ini memiliki tujuan politis yakni berupaya menghambat kembalinya penerapan ideologi Islam. Hal ini diakui sendiri oleh Bacile dengan mengatakan Ini adalah film politik. Amerika Serikat kehilangan banyak uang dan pasukan dalam perang Irak dan Afganistan, namun kami sedang bertempur melawan ideologi. (tempo, 12/09) Seperti diketahui, Bacile merupakan warga AS, negara kampiun ideologi kapitalisme, ia sadar betul dominasi negaranya terancam dengan tanda-tanda tegaknya negara super power khilafah Islamiyah. Padahal, sifat sebuah ideologi yang berkuasa adalah mempertahankan dominasinya. Dan AS menggunakan cara hard power dan juga soft power dalam mempertahankan hegemoninya. Hard power sebagaimana yang dilakukannya di Iraq, Afghanistan, dsb, dengan cara melakukan invasi miiter. Sedangkan Soft Power ialah dengan kampanye Islam moderat, kampanye sekulerisme, pluralisme, liberalisme. Termasuk salah satu uslubnya ialah dengan membuatan film Innocence of Muslims, tampak Bacile ingin membantu perang ideologi ini. Meski pemerintahan AS mengaku tidak terlibat dalam pembuatan film, namun pembuatan film murahan yang menghina Rosulullah SAW ini dilindungi oleh negara Amerika Serikat , dilegalkan oleh undang-undang negara itu atas nama kebebasan berekspresi. Menlu AS, Hillary Clinton dengan tegas mengatakan : kami tidak bisa menghentikan setiap warga negara yang mengekspresikan pandangan mereka sekalipun itu tidak disukai. Artinya penghinaan ini dilegalkan oleh konstitusi Amerika atas dasar kebebasan berekspresi ! Pembiaran produksi , promosi dan penyebaran film dungu ini oleh Negara, jelas menunjukkan keterlibatan negara Amerika dalam hal ini. Keempat: Disebabkan lemahnya kaum Muslim. Pihak anti Islam seperti tidak ada jeranya atas kelakuan-kelakuannya menghina Islam, hal ini menunjukkan umat Islam dalam kondisi lemah, disepelekan oleh orang-orang kafir tersebut. D. Perlu Ketegasan Menindak Pelaku Pelecehan Terhadap Rasul SAW Kasus penghinaan melalui film Innocent of Muslims dan karikatur yang terbit di Perancis, bukanlah yang pertama. Sebelumnya kita tahu ada karikatur Nabi Muhammad SAW yang diterbitkan di Denmark pada tahun 2006, pembuatan film Fitna di Belanda, kemudian tahun 2010 aksi keji pendeta Terry Jones, yang menyerukan pembakaran Alquran pada ulang tahun kesembilan 11/9, dan pada bulan Februari tahun 2012, para prajurit AS di penjara Bagram, Afghanistan membakar salinan 315 kitab suci Alquran dan buku-buku agama Islam lainnya yang mereka ambil dari fasilitas perpustakaan Bragam. (Eramuslim.com, 13/09).

Oleh karena itu, perlu tindakan tegas dan tepat sasaran dalam membela kemuliaan Nabi, tatkala Nabi dihina. Maka para ulama bersepakat bahwa para pihak yang terlibat dalam penistaan terhadap kemuliaan Nabi SAW harus dihukum mati. Syaikhul Islam Ibnu Taymiah rahimahullah telah menulis satu karya ilmiah yang komprehensif berjudul As-Shorim Al-Maslul ala Syatim Ar-Rasul (pedang terhunus ke atas penista Rasul). Beliau mengutip pernyataan Ibnul Mundzir tentang konsensus ulama Islam (ijma) bahwa hukuman mati adalah hukuman yang pantas diterima oleh penista Rasulullah SAW, baik ia muslim ataupun kafir. Itulah pendapat yang dipegang oleh para imam seperti Malik, Al-Layts, Ahmad, Ishaq dan As-Syafii. (lihat Mukhtashor As-Shorim Al-Maslul, hlm.31 dst). Selain banyak ayat-ayat yang menunjukkan ancaman yang keras terhadap pelaku penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW, juga banyak Hadist yang menegaskan hukuman mati bagi penista nabi. Di antaranya, Hadist riwayat As-Syabi dari Ali bin Abi Thalib bahwa seorang wanita Yahudi mencaci-maki Nabi, lalu seseorang mencekiknya hingga mati, dan Nabi SAW telah membatalkan hak qisas dari darah wanita itu. (HR Abu Dawud dan Ibnu Batthah). Juga kisah dibunuhnya tokoh Yahudi Kaab bin Al-Asyraf yang telah menyakiti Allah dan RasulNya (HR Bukhari-Muslim dari Jabir bin Abdillah) yang dijadikan hujjah oleh As-Syafii bahwa kafir dzimmi dihukum mati jika menista Nabi SAW. Imam asy-Syaukani menukil pendapat para fukaha, antara lain pendapat Imam Malik, yang mengatakan bahwa orang kafir dzimmi yang menghujat Rasulullah SAW, harus dijatuhi hukuman mati; kecuali jika mereka bertobat dan masuk Islam. Adapun jika pelakunya seorang muslim, ia harus dieksekusi tanpa diterima tobatnya. Imam asySyaukani mengatakan bahwa pendapat tersebut sama dengan pendapat Imam Syafii dan Imam Hambali. Tindakan tegas dan tepat sasaran terbukti lebih efektif. Dulu, Prancis pernah merancang untuk mengadakan pertunjukan drama yang diambil dari hasil karya Voltaire. Isinya bertemakan Muhammad atau Kefanatikan. Di samping mencaci Rasulullah SAW, drama tersebut menghina Zaid dan Zainab. Ketika Khalifah Abdul Hamid dari Khilafah Utsmaniyah mengetahui berita tersebut, melalui dutanya di Prancis, beliau segera memberikan ancaman kepada Pemerintah Prancis supaya menghentikan pementasan drama tersebut. Beliau mengingatkan bahwa ada tindakan politik yang akan dihadapi Prancis jika tetap meneruskan dan mengizinkan pementasan tersebut. Prancis akhirnya membatalkannya. Tidak berhenti sampai di situ. Perkumpulan teater tersebut berangkat ke Inggris. Mereka merencanakan untuk menyelenggarakan pementasan serupa. Sekali lagi, Khalifah Abdul Hamid memberikan ancaman kepada Inggris. Inggris menolak ancaman tersebut. Alasannya, tiket sudah terjual habis dan pembatalan drama tersebut bertentangan dengan prinsip kebebasan (freedom) rakyatnya.

Perwakilan Khilafah Utsmaniyah di sana mengatakan kepada pemerintah Inggris bahwa Prancis telah menggagalkan acara tersebut sekalipun sama-sama mengusung kebebasan. Pihak Inggris justru menegaskan bahwa kebebasan yang dinikmati rakyatnya jauh lebih baik daripada apa yang ada di Prancis. Setelah mendengar sikap Inggris demikian, sang Khalifah menyampaikan, Saya akan mengeluarkan perintah kepada umat Islam dengan mengatakan bahwa Inggris sedang menyerang dan menghina Rasul kita! Saya akan mengobarkan jihad akbar! Melihat keseriusan Khalifah dalam menjaga kehormatan Rasulullah tersebut, pemerintah Inggris segera melupakan sesumbarnya tentang kebebasan, dan pementasan drama itu pun dibatalkan (Lihat: Majalah al-Waie, No. 31, 2003). E. Pelajaran Berharga Dari Peristiwa Penghinaan Terhadap Rasul SAW Kebencian yang dilanjutkan dengan fitnah kaum kafir Barat terhadap Islam akan terus berlanjut. Hal ini memang dikhabarkan oleh Allah SWT dalam Al-quran surat al-Baqarah ayat 120. Sebagian masyarakat Barat kerap memberi gambaran yang keliru dan tidak obyektif terhadap Islam dengan berbagai stigma negatif (Edward Said, Orientalism, 2003, Penguin Books, hal 203). Padahal Barat banyak berhutang pada peradaban Islam. Di zaman Pertengahan, tulis Wallace-Murphy, Andalusia yang dipimpin kaum muslimin menjadi pusat kebudayan terbesar, bukan hanya di daratan Eropa tetapi juga di seluruh kawasan Laut Tengah. Pada zaman itu, situasi kehidupan dunia Islam dan dunia Barat sangat kontras. Bagi mayoritas masyarat di dunia Kristen Eropa, zaman itu, kehidupan sangat brutal, dan barbar, dibandingkan dengan kehidupan yang canggih, terpelajar, dan pemerintahan yang toleran di Spanyol-Islam. Orang-orang Eropa pun belajar gratis di Andalusia Islam (Lihat buku berjudul What Islam Did for Us: Understanding Islams Contribution to Western Civilization pada bab The Wests Debt to Islam. London: Watkins Publishing, 2006) Kini, ketika kaum muslimin terpecah-belah, Islam dihina dan difitnah. Oleh karenanya, dalam jangka panjang kita harus berjuang agar terwujud ukhuwah Islamiyah yang hakiki dengan tegaknya Khilafah Islamiyah. Agar kemulian Islam, Rasulullah SAW dan kaum muslimin bisa terjaga. Dakwah Islam bisa diemban secara sempurna, sehingga terwujud Islam sebagai rahmat atas segenap alam. Segala bentuk fitnah, penistaan dan penghinaan terhadap Islam bisa ditindak tegas dan tepat sasaran. Adapun jika kita surut dari mewujudkan khilafah dan mengangkat seorang khalifah, yang orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya, maka penghinaan kepada Islam dan hal-hal yang disucikan oleh kaum Muslimin akan terus berlangsung, dan emosi kita bergolak terhadapnya beberapa jam atau hari, kemudian lenyap dan kembali tenang lagi dan berikutnya musuh-musuh Allah dan Rasul Saw akan melanjutkan kembali serangan-serangan mereka terhadap Islam dan kaum muslimin. Maka ambillah kejadian ini sebagai pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan. Wallahu alam bi ash-shawab

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT DI BAWAH INI


analisis

Bagaimana Realitas Lembaga-lembaga yang Bekerja untuk Kepentingan Negara Bangsa? Berantas Korupsi Total Apa Bisa? Khilafah Mewujudkan Kerukunan Hidup Beragama Mengenal Politik Anggaran Dalam Islam Kejahatan Pencetakan Uang di Era Kapitalisme hina nabi Kartunis Swedia akan Buat lagi Karikatur yang Menghina Nabi Astaghfirullah, Majalah Prancis Terbitkan Komik Bergambar Rasulullah SAW Tidak Kapok, Film Mirip Innocence of Muslims Bakal Dirilis "Hina Islam dan Rasululloh Bagian Pendidikan Densus 88" Densus 88 interogasi terduga "teroris" sambil hina Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalam

You might also like