Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Bahkan, tidak sedikit orang pula yang sampai dengan saat ini
bidang sastra.
B. Perumusan Masalah
jaman?
C. Tujuan Penelitian
Indonesia.
b. Membagikan pengetahuan kepada orang-orang yang
D. Metode Penelitian
b. Studi Pustaka
keempat merupakan bab penutup dalam karya ilmiah ini. Pada bagian
Secara urutan waktu maka sastra Indonesia terbagi atas beberapa angkatan:
Pujangga Lama
• Pujangga Baru
• Angkatan '45
• Angkatan 50-an
• Angkatan 66-70-an
• Dasawarsa 80-an
• Angkatan Reformasi
A. Pujangga Lama
Pada masa ini karya satra di Indonesia di dominasi oleh syair, pantun,
sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan
novel barat.
Lawan-lawan Merah
Rocambole (terjemahan)
Nona Leonie
Cerita Rossina
Tambahsia
buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu
bahasa Sunda; dan dalam jumlah terbatas dalam bahasa Bali, bahasa
• Merari Siregar
• Marah Roesli
o Siti Nurbaya
o La Hami
• Abdul Muis
o Salah Asuhan
• Suman Hs.
• Adinegoro
o Darah Muda
o Asmara Jaya
• Hamka
o Pembalasan
Nur Sutan Iskandar dapat disebut sebagai Raja Pengarang Bali Pustaka
D. Pujangga Baru
yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada
Indonesia.
dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah dan Armijn Pane.
1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana dkk. Masa ini ada dua
yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah dan; 2.
• Armijn Pane
o Belenggu (1954)
o Jiwa Berjiwa
• Sanusi Pane
o Kertadjaja (1971)
o
• Muhammad Yamin
E. Angkatan '45
mewarnai karya sastrawan Angkatan '45. Karya sastra angkatan ini lebih
idealistik.
• Chairil Anwar
o Idrus
o Aki (1949)
o Mochtar Lubis
o Achdiat K. Mihardja
o Atheis – 1958
o Trisno Sumardjo
Musim, Macbeth, Raja Lear, Romeo dan Julia, Saudagar Venezia, dll.
F. Angkatan 50-an
asuhan H.B. Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang
lainnya, Sastra.
karena masuk kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965
Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol
pemikiran timur.
• Ajip Rosidi
o Cari Muatan
o Nh. Dini
• W.S. Rendra
G. Angkatan 66-70-an
karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran
sastra pada masa angkatan ini. Sastrawan pada akhir angkatan yang
mendahului jamannya.
Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing Kardjo, Taufik Ismail dan banyak lagi
yang lainnya.
• Abdul Hadi WM
puisi)
• Goenawan Mohamad
o Interlude
o Parikesit
(kumpulan esai)
o Umar Kayam
• Putu Wijaya
o Telegram
o Aduh – (drama)
o Edan – (drama)
• Iwan Simatupang
o Koong
H. Dasawarsa 80-an
ada lagi, karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas
alm, Micky HIdayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor
• Badai Pasti Berlalu - Cintaku di Kampus Biru - Sajak Sikat Gigi - Arjuna
Mencari Cinta - Manusia Kamar - Karmila
menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada
umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang
dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa
Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 80-an ini juga tumbuh sastra
yang beraliran pop (tetapi tetap sah disebut sastra, jika sastra dianggap
sebagai salah satu alat komunikasi), yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang
dipelopori oleh Hilman dengan Serial Lupus-nya. Justru dari kemasan yang
ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik
sosial-politik.
dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan
jatuhnya Orde Baru. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun
cerpen, dan novel -- pada saat itu. Bahkan, penyair-penyair yang semula
muncul, namun tidak berhasil dikukuhkan karena tidak memiliki 'juru bicara',
Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya
Sastrawan Angkatan 2000. Sebuah buku tebal tentang Angkatan 2000 yang
dalam Angkatan 2000, termasuk mereka yang sudah mulai menulis sejak 1980-
an, seperti Afrizal Malna, Ahmadun Yosi Herfanda dan Seno Gumira Ajidarma,
serta yang muncul pada akhir 1990-an, seperti Ayu Utami, dan Dorothea Rosa
Herliany.
BAB III
A. Gurindam
B. Karmina
Pantun dua seuntai (pantun kilat). Baris pertama sebagai sampiran dan
C. Talibun
jumlah barisnya lebih dari empat, biasanya sampai 16-20, serta punya
persamaan bunyi pada akhir baris (ada juga yang seperti pantun dengan
mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris (mulai dari 6 baris
keseluruhan cerita.
Tema Talibun :
Contoh Talibun
D. Syair
Daftar syair :
1. Syair Bidasari
5. Syair Rajasiak
Syair disebut juga puisi lama yang tiap-tiap baris terdiri dari empat larik
A. Kesimpulan
patut dibanggakan.
pembuatannya.
Saran
membosankan.