You are on page 1of 3

Ketergantungan alkohol merupakan suatu penyakit yang kronik yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan dari struktur maupun

dari fungsi otak dan bahkan dapat menyebabkan terjadinya penurunan dari fungsi kognitif seseorang.1 Penggunaan alkohol juga memiliki efek merusak konsentrasi, perhatian, waktu reaksi, koordinasi motorik, kecepatan motorik, penilaian, pemecahan masalah, belajar dan memori jangka pendek.2 Neuroanatomi dan fungsinya akan berubah yang paling sering mengalami perubahan karena alkohol itu sendiri adalah korteks prefrontal dan hipokampus yang berfungsi sebagai proses pengingat, pusat kognitif dan pusat emosional. 1 Penelitian menurut Parsons tahun 1998 menyebutkan bahwa terdapat secara signifikan kecanduan alkohol akan menurunkan aliran darah dan bersama dengan gangguan metabolisme glukosa di korteks prefrontal, di struktur system limbic dan di cerebellum. Akan terjadi penurunan dari jumlah dan ukuran neuron dan terjadi hipertrofi pada glia di hipokampus dan di korteks frontalis. Perubahan dalam prefrontal korteks, hipokampus dan serebelum, tidak akan berkurang walaupun setelah putus minum alkohol. Pasien dengan pengguna alkohol secara kronik akan memiliki deficit memori karena akan terjadi atrofi dari struktur subkortikal di otak. 1 Selain itu pengguna alkohol juga dapat merusak bagian otak yaitu amigdala. Amigdala merupakan bagian otak yang berperan dalam melakukan pengolahan dan ingatan terhadap reaksi emosi. Oleh karena itu amigdala juga merupakan bagian dari sistem limbik yang berperan dalam fungsi kognitif seseorang. Alkohol memiliki beberapa efek yang buruk terhadap system saraf, antara
lain: 3

Serotonin merupakan neurotransmitter yang membantu mentransfer pesan dari otak dan sangat berhubungan erat dengan kejadian depresi. Alkohol dapat mempengaruhi kerja serotonin dengan cara meningkatkan tingkatannya dalam tubuh manusia. Serotonin dapat mempengaruhi otak dengan cara membuat tubuh menjadi kecanduan alkohol. Banyak orang yang mengkonsumsi alkohol dengan harapan agar alkohol tersebut dapat mengatasi depresi dengan asumsi bahwa hal itu akan memberikan perasaan senang dan mereka berpikir bahwa hal itu merupakan satu-satunya cara agar mereka dapat melampiaskan stres.

Glutamat, merupakan neurotransmitter yang bekerja dalam menjalankan fungsi otot tubuh. Alkohol dapat mempengaruhi reseptor glutamat, sehingga akan mengurangi kemampuan individu untuk menjalankan aktivitas. Hal ini akan berefek kesalahan berbicara, hilang

kesadaran dan

ingatan dan juga berkurangnya koordinasi dalam diri seorang yang

mengkonsumsi alkohol.

Gamma-aminobutyric acid (GABA), merupakan suatu mekanisme kontrol alami tubuh. GABA ini akan memberikan efek penenang bagi tubuh manusia. Alkohol itu sendiri akan meningkatkan aktivitas GABA, sehingga aktivitas neuron akan menurun dan dapat menyebabkan otak lemah untuk merespon sesuatu.

Dopamin, merupakan neurotransmitter yang bekerja dengan mengontrol sel otak yang nantinya akan mempengaruhi dari tingkat kecemasan emosional seseorang dan pergerakan tubuh. Konsumsi alkohol akan meningkatkan dopamin sehingga berakibat seseorang menjadi adiksi alkohol.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Nowakowska, Katarzyna. Cognitive dysfunctions in patients with alcohol dependence. 2008. Poland: Department of Medical Psychology.

2. 3.

Fein, George. Cognitive Impairments in Abstinent Alcoholics. 1990. San Francisco: West J Med Scheurich, Armin. Neuropsychological functioning and alcohol dependence . 2005. Germany : Lippincott Williams & Wilkins.

You might also like