You are on page 1of 2

Gagal Napas Gagal napas terjadi akibat dari pertukaran gas yang tidak adekuat sehingga terjadi hipoksia,

hiperkapneu, dan atau asidosis. Kegagalan napas juga dapat diartikan tekanan arteri (PaO2) mencapai 50-60 mmHg atau kurang tanpa atau dengan tekanan parsial CO2 50mmHg atau lebih. Etiologi dari gagal napas ini dapat dibagi 2 yaitu: 1. Gangguan ekstrinsik paru a) Penekanan pusat pernapasan Overdosis obat (narkotik, sedative) Trauma serebral atau infark Poliomyelitis bulbar Ensefalitis b) Gangguan neuromuscular Cedera medulla servikalis Sindrom Guillain-Barre Sklerosis amiotrofik lateral Miastenia gravis Distrofi muskuler c) Gangguan pleura dan dinding dada Cedera dada (flail chest, fraktur tulang iga) Pneumothoraks Efusi pleura Kifoskoliosis Obesitas (sindrom pickwickan) 2. Gangguan intrinsic paru a) Gangguan obstruksi b) Gangguan restriksi c) Gangguan pembuluh darah paru Manifestasi klinis Organ yang sangat paling awal berespon terhadap terjadinya hipoksia yaitu otak, jantung, dan paru. Respon awal terjadinya hipoksia adalah takikardi, peningkatan curah jantung, serta naiknya tekanan darah. Tanda dan gejala yang paling menonjol dari terjadinya gagal napas ini adalah sakit kepala, kekacauan mental, bicara kacau, gangguan fungsi motorik, agitasi, hingga hilangnya kesadaran. (Price Sylvia A, Wilson Loraine M, et all. 2006. Patofisologi:Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta:EGC)

Sindrom Guillain Barre

Patofisologi----EED
Demielinasi akson saraf perifer dapat menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut: 1. Gejala positif Nyeri dan parestesia yang disebabkan oleh aktivitas impuls abnormal pada sensorik atau akson abnormal yang rusak 2. Gejala negative Peralisis otot serta hilangnya reflex tendon Tata laksana Penanganan terapitik awal dari sindrom Guillain Barre ini bersifat suportif, antara lain a) Dukiungan ventilasi b) Menjaga tekanan darah c) Menjaga fungsi jantung Selain itu juga diberikan immunoglobulin dosis tinggi melalui intravena. Dan setelah fungsi otot rangka kembali, dilakukan fisioterapi secara intensif. (Price Sylvia A, Wilson Loraine M, et all. 2006. Patofisologi:Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta:EGC)

You might also like