You are on page 1of 18

Analgetik atau suatu obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa

menghalangi kesadaran adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita. Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan motorik yang tidak menyenangkan, berhubungan dengan adanya potensi kerusakan jaringan atau kondisi yang menggambarkan kerusakan tersebut. Antipiretik adalah zat-zat yang dapat mengurangi suhu tubuh. Anti-inflamasi adalah obat atau zat-zat yang dapat mengobati peradangan atau pembengkakan.

Nyeri merupakan gejala yang berfungsi melindungi atau merupakan tanda bahwa adanya gangguan-gangguan ditubuh seperti peradangan (rheumatic/encok), infeksi, maupun kejang otot. Mekanisme rasa nyeri yaitu perangsangan nyeri baik mekanik, kimiawi, panas maupun listrik akan menimbulkan kerusakan pada jaringan sel sehingga sel-sel tersebut melepaskan suatu zat yang disebut mediator nyeri yang akan merangsang reseptor nyeri. Mediator nyeri ini juga disebut zat autanoid yaitu, histamine, serotonin, plasmakinin, bradikinin (asam lemak) prostaglandin dan ion kalium

Nyeri ringan Contohnya: sakit gigi, sakit kepala, sakit otot karena infeksi virus, nyeri haid, keseleo.Pada nyeri dapat digunakan analgetik perifer seperti parasetamol, asetosal dan glafenin. Rasa nyeri menahun Contohnya: rheumatic dan arthritis. Pada nyeri ini dapat digunakan analgetik antiinflamasi, seperti: asetosal, ibuprofen dan indometasin. Nyeri hebat Contoh: nyeri organ dalam, lambung, usus, batu ginjal, batu empedu. Pada nyeri ini dapat digunakan analgetik sentral berupa atropine, butilskopolamin (bustopan), camylofen ( ascavan). Nyeri hebat menahun Contoh: kanker, rheumatic, neuralgia berat. Pada nyeri ini digunakan analgetik narkotik, seperti fentanil, dekstromoramida, bezitramida.

Merintangi pembentukkan rangsangan dalam reseptor rasa nyeri, seperti pada anastesi local. Merintangi penyaluran rangsangan nyeri dalam saraf sensoris, seperti pada anastesi local. Blokade rasa nyeri pada system saraf pusat seperti pada analgetik sentral (narkotika) dan anastesi umum.

Analgetik Perifer (non narkotik / non opioid) Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Analgetik Narkotik Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur dan kanker.

Golongan Analgetik Non Narkotik . dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu: Obat Golongan Para amino fenol: asetaminofen (parasetamol). Obat golongan Pirazolon : antalgin. Obat golongan Antiinflamasi non Steroid : 1.Turunan asam salisilat : aspirin, salisilamid,diflunisal. 2.Turunan 5-pirazolidindion : Fenilbutazon, Oksifenbutazon. 3.Turunan asam N-antranilat : Asam mefenamat, 4.Turunan asam arilasetat : Natrium diklofenak,Ibuprofen. 5.Turunanheteroarilasetat:Indometasin. 6.Turunan oksikam : Peroksikam, Tenoksikam. Golongan Analgetik Narkotik Morfin dan derivatnya : a. Morfin b. Heroin c. kodein

Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu enzim siklooksigenase (COX). COX berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah satunya adalah prostaglandin. Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah mengeblok pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim COX pada daerah yang terluka dengan demikian mengurangi pembentukan mediator nyeri . Efek samping yang paling umum dari golongan obat ini adalah gangguan lambung usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal serta reaksi alergi di kulit. Efek samping biasanya disebabkan oleh penggunaan dalam jangka waktu lama dan dosis besar.

Di indonesia Asetaminofen atau parasetamol di gunakan sebagai analgetik antiperetik menggantikan salisilat dimana efek analgetiknya hampir sama yaitu menghilangkan nyeri ringan sampai sedang. Faramakonetik : PCT diabsorpsi cepat di saluran cerna.konsetrasi dicapai dlm waktu jam dan dimetabolisme di enzim mikrosom hati. Interaksi : metoklopeamid dan domperidon, mempercepat absorpsi paracetamol Paracetamol tersedia sebagai obat tunggal berbetuk tablet 500 mg dan sirup 120 mg/5 ml.dimana. dosis dewasa 300mg-1 gram/hari dgn max 4 gram perhari. anak2 6-12 thn: 150-300mg/kali max 1.2 gram/hari 1-6 thn : 60-120 mg /kali dan bayi 60 mg/kali max 6 kali sehari

Para amino fenol ( paracetamol )

Asam asetil salisilat yg lebih dikenal sebagai asetosal atau asprin Kerjanya menghambat enzim siklooksigenase secara ireversibel, pada dosis yang tepat,obat ini akan menurunkan pembentukan prostaglandin maupun tromboksan A2 , pada dosis yang biasa efek sampingnya adalah gangguan lambung( intoleransi ) Indikasi : bermanfaat untuk mengobati nyeri yg tdk spesifik misalnya sakit kepala nyeri haid,nyeri sendi spirin juga digunakan untuk pencegahan terjadinya trombus (bekuan darah) pada pembuluh darah koroner jantung dan pembuluh darah otak Dosis : dewasa 325 mg-650 mg di berikan secara oral tiap 3 atau 4 jam. Untk anak2 15-20 mg/kg BB diberikan tiap 4-6 jam sedang disusui karena dapat menimbulkan sindrom reye Peringatan : Asma.penyakit alergi,dehidrasi,kehamilan Interaksi : atasid dan absorbens : sekresi asetosal akan di naikkan kortikosttroid :rsiko pendarahan dan ulserasi meningkat antidiabetik oral Kontraindikasi : anak usia dibawa 12 tahun dan anak yg sedang disusui

Salisilat

Ibuprofen

Indikasi : demam & nyeri untk anak; nyeri radang pada penyakit rematik dan gangguan otot skelet; nyeri ringan sampai berat termasuk dismenore. Peringatan : harus digunakan hati2 pada pasien usia lanjut, selama kehamilan dan menyusui, pada pasiengagal ginjal,payah jantung atau gagal hati Asam mefenamat Mempunyai efek analgetik dan antiinflamasi, tetapi tidak memberikan efek antipiretik. Indikasi : nyeri radang dismenorea

Fenilbutazon Digunakan untuk mengobati penyakit artritis reumatoid, walaupun memperlihatkan efek analgesik tetapi fenilbutazon tdk di gunakan sebagai analgetik karna toksisitasnya yaitu menyebabkan rentensi natrium Farmakokinetiknya : diabsorpsi dengan cepat pada pemberian oral .kadar tertinggi di capai dlm waktu 2 jam, 98% terikat pada protein plasma. Indikasi : digunakan untuk penyakit pirai (gout) akut Hanya digunakan untuk anti inflamasi dan mempunyai efek meningkatkan efek ekskresi asam urat melalui urin, sehingga bisa digunakan pada artritis gout.

Piroxicam (Feldene), obat AINS dengan struktur baru.waktu paruhnya panjang untuk pengobatan artristis rmatoid,dan berbagai kelainan otot rangka.efek sampingnya meliputi tinitus ,nyeri kepala. Natrium Diclofenac (Voltaren), Indikasi : nyeri radang pada penyakit rematik dan gangguan otot skelet. Eliminasi: ginjal sebagi metabolit inaktif Antiinflamasi untuk: artritis rematoid, osteoastritis dan gout Meredakan nyeri: dismenorea, perawatan gigi, nyeri muskuloskeletal Efek samping: anoreksia, mual, muntah, diare, edema, ruam kulit, purpura, tinitus, pusing letih Reaksi merugikan:perdarahan gastrointestinal, diskrasia darah, aritmia jantung, nefrotoksisitas, anafilaksis Kontra indikasi: penyakit hati dan ginjal yang berat, asma, tukak tukak peptik

Analgetik narkotik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem saraf pusat secara selektif. Digunakan untuk mengurangi rasa sakit, yang moderat ataupun berat, seperti rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit kanker, serangan jantung akut, sesudah operasi, dan kolik usus atau ginjal. Analgetik narkotik sering pula digunakan untuk pramedikasi anestesi, bersama-sama dengan atropin, untuk mengontrol sekresi. Aktivitas analgetik narkotik jauh lebih besar dibandingkan golongan analgetik non-narkotik, sehingga disebut juga analgetik kuat. Golongan ini pada umumnya menimbulkan euphoria sehingga banyak disalahgunakan. Pemberian obat secara terus-menerus menimbulkan ketergantungan fisik dan mental atau kecanduan, dan efek ini terjadi secara cepat. Penghentian pemberian obat secara tiba-tiba menyebabkan sindrom abstinence atau gejala withdrawal. Sedangkan kelebihan dosis dapat menyebabkan kematian karena terjadi depresi pernapasan.

Turunan Morfin Contoh : morfin, kodein, dan heroin. Kodein memiliki efek analgetik yang lebih rendah daripada morfin, namun mempunyai efek antibatuk yang kuat, dan tidak menyebabkan kecanduan. Sedangkan heroin memiliki efek analgetik dan euphoria yang lebih tinggi daripada morfin, sehingga sering disalahgunakan. Heroin menyebabkan kecanduan dan digolongkan ke dalam obat terlarang Turunan Meperidin Contoh : petidin dan loperamid. Petidin mempunyai efek analgetik antara morfin dan kodein, sering digunakan untuk pengobatan kecanduan morfin karena mempunyai efek analgetik seperti morfin namun tidak menyebabkan ketergantungan. Sedangkan loperamid mempunyai efek langsung terhadap otot longitudinal dan sirkular usus, sehingga digunakan sebagai konstipan pada kasus diare akut dan kronis

Turunan Metadon Contoh : metadon. Metadon mempunyai aktivitas analgetik 2 kali morfin dan 10 kali petidin. Seperti petidin, metadon sering digunakan untuk pengobatan kecanduan morfin karena mempunyai efek analgetik seperti morfin namun tidak menyebabkan ketergantungan. Turunan Lain-lain Contoh : tramadol. Tramadol merupakan analgetik kuat dengan aktivitas 0,1 0,2 kali morfin. Meskipun efeknya melalui reseptor opiat, tramadol tidak menyebabkan depresi pernapasan.

You might also like