Professional Documents
Culture Documents
UREA FORMALDEHID
I. PENDAHULUAN
Resin urea-formaldehid merupakan produk yang sangat penting saat ini di bidang plastik,
pelapisan dan perekat. Hasil reaksi antara urea dan formaldehida adalah resin yang termasuk ke dalam
golongan thermosetting, artinya mempunyai sifat tahan terhadap asam, basa, tidak dapat melarut dan
tidak dapat meleleh. Di bidang plastik, resin urea formaldehid merupakan bahan pendukung resin fenol-
formaldehid yang penting karena dapat memberikan warna-warna terang. Selain itu, laju pengerasan
pada temperatur kamar yang cepat membuat resin ini cocok digunakan sebagai perekat.
Reaksi antara urea dan formaldehid yang menghasilkan resin urea-formadehid merupakan
salah satu contoh reaksi polimerisasi yang dapat dipelajari dengan mudah dan sederhana di
laboratorium. Melalui percobaan ini, praktikan diharapkan dapat memahami proses polimerisasi seperti
pembentukan monomer/dimer dan pembentukan rantai polimer, khususnya yang melibatkan reaksi-
reaksi yang terlibat dalam pembentukan resin urea-formaldehid.
Formaldehid atau metanal adalah anggota senyawa aldehida yang pertama. Pada kondisi
ruangan, formaldehi murni berada dalam fasa gas. Karena itu formaldehid disimpan dalam bentuk
larutan yang mengandung 37% hingga 50% berat HCHO. Formaldehid diproduksi secara besar-
besaran melalui reaksi oksidasi gas alam (metana) atau hidrokarbon alifatik ringan.
Reaksi penggabungan dua buah mono-metilol urea menghasilkan suatu molekul air. Apabila air
tersebut dikeluarkan dari sistem reaksi, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser kea rah
pembentukan polimer.
Reaksi urea dan formaldehida pada pH di atas 7 adalah reaksi metiolasi, yaitu reaksi adisi
formaldehida pada gugus amino dan amido dari urea, menghasilkan metilol urea. Turunan-turunan
metilol merupakan monomer reaktan reaksi polimerisasi kondensasi. Mula-mula polimer yang
dihasilkan masih berupa polimer rantai lurus dan larut dalam air. Semakin lanjut reaksi berlangsung,
reaksi polimerisasi membentuk polimer tiga dimensi dan kelarutannya dalam air semakin berkurang.
Pada proses curing, reaksi kondensasi tetap berlangsung terus dan polimer membentuk rangkaian tiga
dimensi yang sangat kompleks sehingga terbentuk thermosetting resin.
Hasil dan laju reaksi, sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor : perbandingan jumlah mol reaktan,
katalis (pH sistem reaksi), temperatur, dan waktu reaksi. Kondisi reaksi ini sangat menentukan jenis
produk yang dihasilkan, sehingga pada kondisi yang berbeda akan dihasilkan prouduk yang
mempunyai sifat fisik, kimia dan mekanik yang berbeda pula. Karena itu kondisi operasi ditentukan
oleh produk akhir yang dikehendaki.
Pada prinsipnya pembuatan produk-produk urea-formaldehid dapat dilaksanakan dalam
beberapa tahap berikut ini :
V. CARA KERJA
Tahapan percobaan pembuatan resin urea-formaldehid adalah sbb :
1. Susun peralatan sesuai sketsa gambar, periksa apakah setiap komponen peralatan dapat
bekerja sesuai fungsinya.
2. Siapkan peralatan untuk analisis. Sebaiknya disediakan botol-botol pencuplik agar cuplikan
dapat diambil sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Karena reaksi ini bersifat searah dan berlangsung cepat, maka jumlah natrium hidroksida
terbentuk ekivalen dengan jumlah formaldehid sisa. Dengan demikian, penentuan jumlah
formaldehid sisa dapat dilakukan melalui penentuan jumlah NaOH dengan cara titrasi asam basa
biasa.
Prosedur analisis ini adalah sbb.
A.4 Penentuan viskositas cairan dengan alat viskometer Oswald pada tempertatur konstan
Perhitungan untuk kalibrasi viskometer :
N
K
S .t
Dimana :
K = konstanta viskosimeter
S = specific gravity air murni pada temperatur tertentu
t = waktu alir air, dalam detik
N = viskositas air pada temperatur tertentu
cp = K S t
G 4 G1
%re sin
berat resin sampel
7. Lakukan analisis paling sedikit dua kali (duplo).
berat sampel
densitas
volum piknometer