You are on page 1of 100

Kode: KKN-PPM UGM - 15

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN (Sub Unit) KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN: 2011
SUB UNIT UNIT KECAMATAN KABUPATEN PROVINSI : : : : : TANURAKSAN 44 KEBUMEN KEBUMEN JAWA TENGAH

Disusun oleh: No
1. 2. 3. 4. 5. 6 7 8

Nama Mahasiswa
Tristia Artiyanti R. Rastu Dananto Reza Perwira Adiguna Hestara Cahya Murti Natalya Manna T M. Uwais Sidhi Weiss Akbar Bahtiar Vinko Satrio Pekerti

No. Mahasiswa
08/264997/EK/16964 08/265198/EK/17016 08/265948/TK/33906 08/267343/GE/6460 08/267418/HK/17824 08/267505/SP/7938 08/267663/SP/23013 08/268566/EK/17198

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM DAN PELAYANAN MASYARAKAT LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah-Nya sehingga usaha pembuatan Laporan Pelaksanaan Kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar. Kepada seluruh tim penyusun Laporan Pelaksanaan Kegiatan diucapkan terima kasih. Laporan Pelaksanaan Kegiatan (LPK) adalah laporan yang disusun oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN-PPM UGM). Laporan Pelaksanaan Kegiatan Individu disusun oleh setiap mahasiswa setelah menyelesaikan program yang telah selesai dilaksanakan di lokasi KKN-PPM. Sedangkan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Subunit disusun mahasiswa dalam lingkup subunit. Dalam KKN-PPM UGM yang berlokasi di Dusun Tanuraksan, Desa Gemeksekti, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Dalam KKN-PPM ini kami mengambil tema Optimalisasi Proses Produksi, Integrasi Pemasaran, dan Pemasyarakatan Batik Kebumen. Banyak hal kami dapatkan dalam KKN-PPM ini. Kami mendapat saudara baru dan pembelajaran dalam berbagai hal semisal kerja tim, pengelolaan emosi, manajemen waktu, public speaking, empati dan rasa peduli pada rekan, adat istiadat masyarakat, manajemen proyek, penanganan tugas sekaligus konflik dalam rumah tangga, serta kami juga belajar dari ketulusan masyarakat dalam memberikan dukungan. Harapan kami, semoga LPK subunit Tanuraksan ini dapat berguna bagi peningkatan kualitas program KKN-PPM UGM selanjutnya dan kesejahteraan masyarakat bersama. Amin

Agustus 2010

Penyusun

KODE : KKN PPM UGM 16

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN (Individu)


KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN: 2011

SUB UNIT UNIT KECAMATAN KABUPATEN PROPINSI

: TANURAKSAN : 44 : KEBUMEN : KEBUMEN : JAWA TENGAH

Disusun oleh : Nama Mahasiswa Nomor Mahasiswa : Tristia Artiyanti : 08/264997/EK/16964

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM DAN PELAYANAN MASYARAKAT LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

I.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah merupakan lokasi yang dipilih sebagai tempat pelaksanaan KKN-PPM Unit 44, yang dimulai dari tanggal 4 Juli 2011 hingga 25 Agustus 2011. Kegiatan KKN-PPM ini dibagi menjadi tiga subunit, yaitu Subunit I yang bertugas di Tanuraksan, Subunit II di Jemur, dan Subunit III di Seliling. Tema KKN-PPM Unit 163 adalah Optimalisasi Proses Produksi, Integrasi pemasaran, dan Pemasyarakatan Batik Kebumen. Tema ini dipilih karena berdasarkan survey yang telah dilakukan sebelumnya, Kebumen memiliki sumber daya manusia yang sangat potensial untuk dikembangkan, yakni berupa batik khas kebumen. Namun, selama ini batik khas Kebumen kurang dikenal di masyarakat luas karena pemasaran yang dilakukan oleh masyarakat belum optimal. Selepas KKN ini, diharapkan Batik kebumen bisa lebih dikenal dan dapat dihargai dengan harga yang pantas. Selama pelaksanaan KKN saya melaksanakan lima program program utama. Lima program tersebut adalah: 1. 2. 3. 4. 5. Penyuluhan Administrasi Pembukuan Pembentukan Jaringan Supplier Pemasaran kepada Komunitas Batik Pengelolaan Koran Dinding Pendampingan di PAUD

Pada umumnya tidak banyak kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program-program tersebut. Beberapa program mengalami penyesuaian, namun penyesuaian tersebut merupakan hal yang penting dilakukan agar program yang dijalankan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan memberi nilai tambah bagi masyarakat.

1. Penyuluhan Administrasi Pembukuan


No. Sektor : 05.4.2.02 Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD) Kegiatan ini diadakan dengan asumsi bahwa belum optimalnya pengetahuan administrasi dan pengelolaan serta pemahaman masyarakat terhadap cara pembukuan. Penyuluhan ini membahas sekilas tentang cara pembukuan, seperti bagan laporan keuangan dan buku kas pe bulan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuka pemahaman dan pemikiran

masyarakat mengenai pembukuan secara optimal. Hal ini tentunya akan menjadi motivasi bagi masyarakat dalam mengelola keuangan mereka. Kegiatan ini diselenggarakan dua kali karena adanya permintaan dari warga yang tidak dapat hadir pada penyuluhan awal, yaitu pada tanggal 11 Agustus 2011 di Mushollah Uswatun Hasanah dan tanggal 12 Agustus di rumah pak RT 4 RW 2 Tanuraksan, sebagai pengelolaan paguyuban KUPP Lukulo. Pada Kegiatan hari pertama pada tanggal 11 Agustus 2011 juga dilakukan bersamaan dengan Penyuluhan Administrasi Surat-Menyurat, dan Pengelolaan Paguyuban. Pada Hari kedua, program dilakukan bersamaan dengan Penyuluhan Admistrasi Surat-Menyurat. Peserta yang hadir pada hari pertama berjumlah 20 orang yang berasal dari pengrajin di Tanuraksan. Peserta cukup antusias dalam mengikuti acara, hal ini dilihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan pada pembicara. Faktor pendukung dari kegiatan ini adalah semangat yang dimiliki oleh peserta. Sementara faktor penghambatnya adalah sulitnya penyuluhan program ini adalah sulitnya memberikan pemahaman yang cepat bagi ibu-ibu perajin batik untuk cepat memahami laporan keuangan dan buku kas sehingga perlu menggunakan kata-kata atau pendekatan untuk lebih memudahkan bagi pemahaman mereka.

2. Pembentukan Jaringan Supplier No. Sektor : 05.4.9.99

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T) Sifat Program : Mono Disipliner (MD) Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program koperasi dan database bagi para pengrajin. Metode yang diterapkan dalam program ini adalah pencarian supplier secara online dan juga mendata kepada para pengrajin dengan cara mewawancarai dimana para pengrajin membeli kebutuhan bahan baku untuk keperluan membatik. Selanjutnya saya juga mensurvey lokasi yang diberikan dari para pengrajin yang berlokasi di sekitar lokasi para pengrajin, yaitu di jalan kolopaking Kebumen seperti Toko Sahlani, dan Toko win-win, serta pengepul yang ada di daerah Tanuraksan seperti Pak Imron sebagai Bapak Lurah di Tanuraksan, Pak Sahlani sebagai Bapak RT 04 RW 01 Tanuraksan, Pak Kj. Iran, mbak Umi, Pak Surip, dan lokasi di luar kota yang tidak bisa kami survey secara langsung seperti di daerah Pasar klewer, Solo seperti Toko Santoso, Toko Murah, Toko Jayagung. Program ini

dilaksanakan secara bertahap mulai dari mencari secara online pada tanggal 21 Juli 2011 dan menemukan toko supplier online bernama jerman batik, survey secara langsung ke Jalan Kolopaking, Kebumen di Toko Sahlani dan Toko Win-Win pada tanggal 26 Juli 2011, melakukan wawancara kepada pengrajin Tanuraksan pada tanggal 4 agustus 2011 dan 9 agustus 2011. Program ini diakhiri dengan pengiriman database supplier kepada salah satu rekan tim KKN yang membuat program database kepada pengrajin. Program ini bertujuan untuk memudahkan para pengrajin untuk mendapatkan alamat dan tempat untuk membeli bahan baku untuk keperluan membatik bagi para pengrajin. Faktor penghambat kegiatan ini yaitu dalam mengumpulkan data supplier dari para pengrajin sangatlah tidak efisien dari segi waktu maupun tenaga, dikarenakan para pengrajin yang tidak ada kelompok paguyuban dan banyaknya jumlah para pengrajin dari rumah ke rumah senhingga kami perlu door-to-door untuk mendata dari para pengrajin. Namun, secara garis besar acara ini tergolong sukses, hal ini dikarenakan kami telah sukses mendapatkan alamat para supplier dan mengetahui lokasi mereka membeli keperluan membatik per RT dari seluruh pengrajin yang ada di Tanuraksan.

3. Pemasaran kepada Komunitas Batik


No. Sektor : 05.4.2.03

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T) Sifat Program : Mono Disipliner (MD) Kegiatan ini dilaksanakan mengingat belum optimalnya pemasaran batik khas Kebumen ke pasar nasional. Hal ini membuktikan bahwa pemasaran yang dilakukan oleh pengrajin maupun pengepul yang ada di Kebumen belum dikenal secara luas. Oleh karena itu, kami berupaya melakukan pemasaran melalui leaflet dan booklet kepada para komunitas pecinta batik yang ada di luar kota. Hambatan kegiatan ini yaitu sulitnya menemukan komunitas batik yang benar-benar aktif dan memberikan antusias mereka kepada produk batik Kebumen yang kami pasarkan.

4. Pengelolaan Koran Dinding No. Sektor : 19.2.1.02 Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH) Sifat Program : Inter Disipliner (ID) Di daerah Tanuraksan,. Kebumen kami belum menemukan adanya koran dinding di daerah lingkungan sekitar perumahan warga. Oleh karena itu, tim KKN-PPM kami berusaha untuk mempermudah warga untuk mendapatkan informasi dari adanya koran dinding ini. Program ini dikemas dalam setiap hari pembaruan koran yang ada. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan ini yaitu sulitnya menemukan orang yang mau mengelola koran dinding untuk kelanjutannya. Dan pada akhirnya dari pemuda yaitu mas Hasol, Pak Kadus ( Pak Ikhwanudin) yang memberikan Koran hariannya, dan Pak Pengin yang mengganti Koran setiap harinya.

5. Pendampingan di PAUD No. Sektor : 11.1.1.01 Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH) Sifat Program : Mono Disipliner (MD) Program ini merupakan program pendampingan para guru yang mengajar di PAUD, setara dengan playgroup. Kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu a. b. c. Pengenalan PAUD pada tahun ajaran baru pada hari sabtu 16 juli 2011 Pengenalan kurikulum PAUD kepada para orang tua murid pada hari selasa 19 juli 2011 Mewarnai bersama, dengan kami memberikan gambar yang harus mereka isi sesuai dengan kreativitas dan bakat mewarnai pada usia dini Terdapat kendala dalam kegiatan ini yaitu sulitnya berinteraksi dengan para siswa yang masih dalam usia dini yaitu antara 3-5 tahun. Namun, secara keseluruhan program ini berjalan dengan baik. Jumlah peserta telah memenuhi target yaitu 30 orang siswa dan 30 orang orangtua murid pada setiap tahapnya.

II.

KESIMPULAN Secara umum program-program yang dilaksanakan oleh Tim KKN-PPM UGM di

Tanuraksan, Kabupaten Kebumen. Adanya partisipasi yang aktif dari masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat peduli dengan adanya pembaharuan dan peningkatan sumber daya manusia pengrajin batik khas kebumen. Program-program yang dilaksanakan diharapkan dapat berjalan mandiri dan berkesinambunan selepas tidak adanya tim KKN-PPM UGM. Keberhasilan program-program KKN-PPM ini sangat dipengaruhi oleh dukungan dan partisipasi dari masyarakat Tanuraksan serta tim KKN-PPM yang ikut membantu dalam melancarkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dijalankan. Selain itu, hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan justru menjadi pelajaran dalam pelaksanaan acara berikutnya. Dengan adanya KKN-PPM, mahasiswa diharapkan dapat lebih memahami realita kehidupan yang ada di berbagai lapisan masyarakat dan dapat menyesuaikan diri atas adanya perbedaan-perbedaan yang ada. Selain itu, program-program yang dilaksanakan diharapkan dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan Dusun Tanuraksan, Kabupaten Kebumen.

III.

SARAN Dari pengalaman selama berada di lokasi KKN-PPM terdapat beberapa saran yang perlu

disampaikan demi peningkatan program KKN-PPM selanjutnya, antara lain : Mahasiswa KKN sebaiknya bersikap aktif untuk bersosialisasi dengan masyarakat selama pelaksanaan program-program KKN karena hal tersebut dapat menambah antusiasme dari masyarakat Pemerintah setempat sebaiknya melakukan tindak lanjut atas program-program yang telah dilaksanakan tim KKN-PPM UGM agar masyarakat dapat melanjutkan program-program tersebut sehingga dapat memajukan wilayahnya dalam berbagai hal. Masyarakat berperan aktif dalam mengembangkan sumber daya manusia yang lebih optimal.

IV.

LAMPIRAN

Alamat Para Supplier

1. Toko win-win Jl. Kolopaking no.71 kebumen

2. Toko Sahlani Jl.Kolopaking no.93 0287381718

3. jermanbatiksupplier@yahoo.com alamat : KH.Wakhidhasyim no.14 Pekalongan 081548102222 0285 422779, 0285 424289

4. www.batikkebumen.com

5. Pak Imron (pengepul, pak lurah tanuraksan) 081578849459

Komunitas Batik

1. Komunitas batik banget indonesia Email : batik.banget@yahoo.com

2. Komunitas batik indonesia Email : batik-indonesia-subscribe@yahoogroups.com http://finance.groups.yahoo.com/group/batik-indonesia

3. Komunitas penggemar batik indonesia Alamat : Komp.Dki Joglo Blok H no.18 jawa barat

No.telp : 081804327609

4. Komunitas batik jawa tengah No.telp : 08213344509

5. Komunitas remaja batik indonesia Alamat : Taman petamburan 35 DKI Jakarta 10260 No.telp: 02198799695

Pendampingan di PAUD

Penyuluhan Administrasi Pembukuan

Pengelolaan Koran Dinding

KODE : KKN PPM UGM 16

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN (Individu)


KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN: 2011

SUB UNIT UNIT KECAMATAN KABUPATEN PROPINSI

: TANURAKSAN : 44 : KEBUMEN : KEBUMEN : JAWA TENGAH

Disusun oleh : Nama Mahasiswa : Robertus Rastu Dananto

Nomor Mahasiswa : 08/265198/EK/17016

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM DAN PELAYANAN MASYARAKAT LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

I.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KKN-PPM UGM unit 44 mengusung tema Optimalisasi Proses Produksi, Integrasi Pemasaran, dan Pemasyarakatan Batik Kebumen. Mengingat tema yang diusung terkait dengan kerajinan batik tulis Kebumen, tiga subunit ditempatkan di daerah yang memiliki banyak pembatik, yaitu Desa Seliling, Alian; Dusun Tanuraksan, Gemeksekti, Kebumen; dan Desa Jemur, Pejagoan. Tema ini diusung dengan didasari atas keprihatinan beberapa teman lokal Kebumen terhadap kurang populernya Batik Kebumen. Setelah disurvey ternyata masalah yang ada tidak sebatas kekurangpopuleran Batik Kebumen saja, akan tetapi juga masalah terkait pemasaran, harga jual rendah, tingginya biaya produksi, dan limbah yang tidak ramah lingkungan. Hal-hal tersebut berujung pada kurang menariknya profesi pembatik di kalangan generasi penerus. Hal ini membuat jumlah pembatik menyusut dan dikhawatirkan warisan budaya ini tidak lestari. Program-program KKN pun ditujukan untuk memecahkan masalah tersebut secara komprehensif mengingat masalah pemasaran dan produksi saling terkait. Diharapkan selepas KKN, para pembatik menjadi lebih terampil dan berwawasan untuk menghadapi beberapa hal: pengolahan limbah, pemasaran, kesadaran hak kekayaan intelektual, pengelolaan paguyuban, efisiensi produksi, dan pewarnaan alami. Selama pelaksanaan KKN saya melaksanakan delapan program, tiga di antaranya merupakan penjabaran dari tema di atas, sementara lima program merupakan program pendukung sesuai kebutuhan masyarakat di Tanuraksan. Delapan program tersebut adalah: 1. Pembentukan jaringan koperasi untuk kerja sama dan percontohan 2. Penyuluhan teknik pemasaran kepada para pembatik 3. Lomba menggambar dan mengarang di sekolah dengan tema Kebersihan Lingkungan dan Cita-Citaku 4. Sosialisasi Batik Kebumen ke sekolah 5. Pembinaan olah raga lapangan 6. Perintisan sistem pengelolaan sampah rumah tangga secara ramah lingkungan 7. Penggalangan swadaya masyarakat untuk membersihkan selokan RT 5/RW 1 8. Pengajuan pengobatan tumor salah satu warga kepada donatur

Pada umumnya tidak banyak kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program-program tersebut berkat masyarakat dan mitra yang relatif koperatif. Beberapa program mengalami penyesuaian, namun penyesuaian tersebut merupakan hal yang penting dilakukan agar program yang dijalankan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan memberi nilai tambah bagi masyarakat. 1. Pembentukan jaringan koperasi untuk kerja sama dan percontohan No. Sektor : 05.4.1.02

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T) Sifat Program : Mono Disipliner (MD) Kegiatan ini tadinya direncanakan sebagai kegiatan pendukung untuk rencana program pembetukan koperasi batik. Akan tetapi, ada kendala yang membuat rencana pembentukan koperasi perlu diurungkan. Kemudian, saya mengganti program ini dengan acara bincangbincang bersama pengurus kelompok perajin dari desa lain. Kegiatan ini diadakan dengan alasan tidak adanya kelompok yang mapan dan solid di Dusun Tanuraksan. Pembatik masih berjuang secara individual atau bekerja pada seorang pengepul. Padahal dari penuturan pengurus kelompok yang di desa Jemur, ada banyak keuntungan yang didapat dengan membentuk kelompok. Kegiatan ini diadakan untuk menyentil pemikiran para pembatik Tanuraksan terkait dengan isu kelompok pembatik. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2011 di Mushola Uswatun Khasanah dengan menghadirkan pembicara yakni Ibu Wahyuni dan Ibu Rahmawati. Keduanya merupakan aktivis kelompok pembatik dari Desa Jemur. Kegiatan ini berbentuk sarasehan. Peserta bisa langsung berdialog. Ada banyak hal yang dibahas, misalnya, keuntungan dengan berkelompok, kegiatan kelompok, dan cara pemasaran lewat kelompok. Peserta yang hadir yaitu 21 orang. Kegiatan ini ternyata memunculkan ketertarikan dari beberapa pembatik Tanuraksan untuk membentuk kelompok. Pada tanggal 17 Agustus 2011 ada 18 nama pembatik yang sudah masuk ke dalam kelompok yang akan dirintis. Saya pun memediasi pertemuan antara wakil pembatik dengan seorang staf Disperindag yang bertugas membina UMKM pada tanggal 17 Agustus 2011. Pihak pemerintah menyambut baik ide pembentukan kelompok ini. Malah terjadi tukar pemikiran mengenai konsep batik sebagai lukisan. Pihak pembatik pun diminta segera menyerahkan susunan pengurus beserta nomor kontaknya supaya bisa dihubungi bila ada program pemerintah yang relevan.

Tujuan program ini pun tercapai karena berhasil mendorong pembatik untuk membentuk kelompok. Output program ini adalah munculnya kelompok pembatik di Tanuraksan. Faktor pendukung keberhasilan program ini adalah adanya kesadaran dan insiatif dari pembatik terkait pembentukan kelompok.

2. Penyuluhan teknik pemasaran kepada para pembatik No. Sektor : 05.4.2.03

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T) Sifat Program : Mono Disipliner (MD) Kegiatan ini diadakan dengan didasarkan pada salah satu masalah utama yang dihadapi para pembatik, yaitu kesulitan memasarkan batik yang dihasilkan. Terbatasnya pilihan masyarakat akan konsumen yang mau membeli batiknya menyebabkan para pembatik mau melepas batiknya dengan harga rendah. Kegiatan ini ditujukan untuk menambah wawasan pembatik terkait cara memasarkan produk. Kegiatan ini terlaksana dalam dua tahap. Yang pertama adalah pelatihan penjualan online pada tanggal 19 Agustus 2011 pukul 16.00 s.d. 17.45 WIB. Materi pelatihan ini direncanakan mencakup penjualan online via Facebook, Kaskus, dan Bhineka. Akan tetapi, karena keterlambatan kehadiran para peserta dan beberapa peserta belum memiliki akun email, materi yang tersampaikan baru penjualan online via Facebook. Para peserta diambil bukan dari kalangan pembatik, tetapi dari kalangan pemudi yang mempunyai orang tua pembatik. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan umur dan tingkat pendidikan para pembatik yang dikhawatirkan akan kesulitan mengikuti materi terkait teknologi informasi. Para pemudi tersebut diasumsikan sudah pernah mengenal dunia internet serta memiliki kemampuan belajar. Ada sebelas pemudi yang hadir. Mereka sangat antusias dalam belajar. Program ini memang kurang memberikan wawasan yang banyak terkait penjualan online. Faktor penghambat yang ada yakni keterlambatan peserta dan beberapa peserta belum memiliki email. Hal itu mengurangi durasi waktu pelatihan sehingga tidak semua materi tersampaikan. Walau demikian antusiasme yang tinggi dari peserta menjadi faktor pendukung kelancaran kegiatan ini. Tahap kedua adalah pembagian modul tentang panduan ekspor-impor dan langkah-

langkah penulisan rencana pemasaran. Modul dibagikan kepada pengurus organisasi pemudi dan pengurus kelompok-kelompok pembatik yang sudah terbentuk. Modul dibagikan pada tanggal 20 Agustus 2011. Diharapkan hal ini bisa menambah wawasan para pihak terkait. Diperlukan kemandirian dalam mempelajari serta mempraktekkannya.

3. Lomba menggambar dan mengarang di sekolah dengan tema Kebersihan Lingkungan dan Cita-Citaku No. Sektor : 11.1.1.04

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH) Sifat Program : Mono Disipliner (MD) Kegiatan ini diadakan atas dasar keprihatinan terkait kebersihan lingkungan serta rendahnya need for achievement masyarakat Dusun Tanuraksan. Masih banyak sampah dibuang di sembarang tempat. Daya juang masyarakat untuk karir yang baik juga tampak rendah. Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan isu mengenai kebersihan lingkungan dan karir masa depan mulai dipikirkan oleh anak-anak. SD Negeri 1 Gemeksekti dipilih sebagai lokasi lomba. Kebetulan banyak anak Tanuraksan yang bersekolah di sana. Lomba yang diadakan adalah lomba mengarang dan menggambar. Anak-anak dipersilakan mengarang dan menggambar bebas dengan memilih salah satu tema di antara Bersih Lingkunganku dan Cita-Citaku. Anak-anak dibebaskan berpikir dengan maksud supaya keterlibatan pemikiran dalam kedua isu ini lebih besar. Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi lomba sekaligus pengenalan isu pada tanggal 23 Juli 2011. Lalu lomba menggambar diadakan pada tanggal 26 Juli 2011 dengan peserta seluruh siswa yang hadir pada hari itu. Antusiasme peserta cukup tinggi. Keesokan harinya diadakan lomba mengarang. Lomba mengarang ini diikuti sebagian siswa kelas 3 dan seluruh siswa kelas 4, 5, dan 6. Karya yang telah terkumpul kemudian dijuri sekaligus diberi komentar yang bersifat memotivasi. Tujuannya adalah untuk mendorong anak meneruskan ide baik yang telah dituangkan dalam karya mereka. Setelah didapatkan para pemenang, pada tanggal 19 Agustus 2011 saya datang ke sekolahan lagi untuk pengumuman pemenang, penyerahan hadiah, dan memberikan umpan balik atas karya anak-anak. Secara umum, program ini berjalan lancar. Dukungan dari pihak sekolah sangat besar.

Antusiasme murid-murid pun sangat mendukung kelancaran program ini.

4. Sosialisasi Batik Kebumen ke sekolah No. Sektor : 11.1.9.55

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T) Sifat Program : Mono Disipliner (MD) Program ini tadinya belum masuk dalam perencanaan program KKN. Akan tetapi, ketika ada peluang dan sumber daya, program ini ditambahkan. Tujuan program ini adalah untuk memperkenalkan batik Kebumen kepada siswa-siswi sekolah yang berlokasi di kota Kebumen. Kegiatan ini didasari atas keprihatinan terhadap kurang dikenalnya batik Kebumen bahkan oleh masyarakatnya sendiri. Sosialisasi ini dilaksanakan di SMP Pius Bakti Utama pada tanggal 13 Agustus 2011. Kebetulan di SMP Pius tidak ada pelajaran membatik sehingga kegiatan ini sangat relevan untuk memperkenalkan batik Kebumen termasuk teknik membatiknya. Kegiatan dimulai dengan presentasi mengenai sejarah, ciri khas motif, langkah membatik, nilai ekonomis, kendala yang dihadapi perajin, dan prospek batik Kebumen. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan praktek membatik, mulai dari membuat pola di kain sampai dengan menutup garis-garis pola itu dengan malam menggunakan canthing. Ada 106 siswa yang mengikuti kegiatan ini. Secara umum, kegiatan ini berjalan lancar. Mayoritas siswa berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan dengan antusias. Hal ini tidak lepas dari dukungan yang diberikan pihak pengelola sekolah.

5. Pembinaan olah raga lapangan No. Sektor : 11.4.2.01

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH) Sifat Program : Mono Disipliner (MD) Awalnya kegiatan ini dimaksudkan sebagai ajang mengumpulkan para pemuda. Akan tetapi, program ini mengalami penyesuaian karena selama bulan puasa, para pemuda tidak melakukan olahraga. Program ini pun digeser menjadi peningkatan teknik bermain sepak bola atau bisa disebut coaching clinic. Peserta yang dibidik terutama adalah anak-anak usia sekolah dasar.

Coaching clinic dilakukan dua kali yakni pada tanggal 1 dan 2 Agustus 2011 setiap sore hari. Tujuan kegiatan ini adalah membekali peserta dengan pelatihan teknik dan peraturan sepak bola. Kegiatan ini mencakup latihan tendangan bebas, latihan umpan lambung, latihan passing, kemudian ditutup dengan bertanding menggunakan wasit dan peraturan resmi sepak bola. Faktor penghambat dari kegiatan ini adalah waktu yang kurang pas, yakni ketika bulan puasa sehingga berakibat pada jumlah peserta yang sedikit (hari pertama ada enam orang; hari kedua hanya empat orang). Faktor pendukung program ini adalah ketersediaan lapangan serta antusiasme anak-anak yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa secara jumlah peserta, kegiatan ini kurang sukses. Hanya saja dari indikator kegembiraan yang didapat para peserta, kegiatan ini tergolong sukses.

6. Perintisan sistem pengelolaan sampah rumah tangga secara ramah lingkungan No. Sektor : 13.1.3.01

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH) Sifat Program : Inter Disipliner (ID) Kegiatan ini didasari maraknya pembuangan sampah di sembarang tempat di Dusun Tanuraksan. Hal ini disebabkan belum adanya suprastruktur dan infrastruktur pembuangan sampah yang mapan. Tujuan kegiatan ini adalah mengurangi output sampah rumah tangga yang mencemari ruang publik semacam sungai atau pekarangan. Sistem yang saya tawarkan adalah sebagai berikut: setiap rumah tangga diminta melakukan pemilahan sampah menjadi lima kategori: organik, kertas, plastik, logam dan kaca, serta residu. Kemudian akan ada petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah. Sampah yang sudah terpilah tersebut nantinya akan dijual , dijadikan pupuk, atau dibuang ke bak sampah yang mendapat layanan DPU. Program ini diawali dengan memilih RT 7 sebagai percontohan pada tanggal 13 Juli 2011. Lalu, diadakan diskusi dengan Ketua RT 7 pada tanggal 15 Juli 2011. Dilanjutkan dengan sosialisasi dan pendataan warga yang ingin bergabung dalam sistem ini pada tanggal 4 Agustus, 5 Agustus, 17 Agustus, 19 Agustus, dan 20 Agustus. Ada 31 KK yang bergabung. Petugas pengambil sampah didapat dari warga lokal RT 7 bernama Bapak Musliman. Bapak RT sudah berkomitmen melaksanakan sistem ini. Rencananya sistem ini mulai dilaksanakan setelah Lebaran. Mitra dari Kantor Lingkungan Hidup juga sudah dihubungi untuk membina komposisasi.

Faktor pendukung program ini antara lain kesadaran dan komitmen perangkat RT, adanya warga lokal yang bersedia menjadi petugas, dan kemauan masyarakat untuk lingkungan yang lebih bersih. Faktor penghambat yang muncul yaitu adanya keengganan segelintir warga yang tidak mau bergabung.

7. Penggalangan swadaya masyarakat untuk membersihkan selokan RT 5 / RW 1 No. Sektor : 13.1.3.02

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH) Sifat Program : Mono Disipliner (MD) Program ini didasari banyaknya selokan mampet di Dusun Tanuraksan. Banyak sampah yang dibuang ke sungai. Mampetnya selokan ini menyebabkan masalah bau dan penyakit. Kerja bakti dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2011 dengan peserta sebanyak 30 orang. Fokus kerja bakti adalah pembersihan selokan di titik-titik yang dianggap paling kotor dan mengganggu. Walau demikian ada beberapa orang yang membersihkan rumput liar dan sampah di sekitar rumahnya. Pada awalnya saya mendampingi orang-orang yang membersihkan sampah. Kesempatan itu saya gunakan untuk mengedukasi masyarakat secara sambil lalu mengenai pemilahan sampah, bahaya membakar sampah, dan pemanfaatan sampah untuk menambah pemasukan. Kemudian saya membantu pembersihan selokan. Warga tampak antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Yang tidak bisa menyumbang tenaga, lantas menyumbang konsumsi. Faktor pendukung kegiatan ini adalah dukungan yang besar dari Ketua RT dan warga masyarakat. Faktor penghambat program ini adalah kurang tenaga yang mau bertahan dari awal hingga akhir sehingga belum semua selokan dibersihkan.

8. Pengajuan pengobatan kanker kepada donatur No. Sektor : 13.1.3.17

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH) Sifat Program : Mono Disipliner (MD) Ide program ini muncul ketika melihat kondisi fisik seorang perangkat RT bernama Bapak Tukiran. Beliau terkena tumor di bagian lehernya. Tumor tersebut cukup mengganggu padahal Pak

Tukiran tidak memiliki uang untuk operasi. Kebetulan saya memiliki info mengenai prosedur pengajuan permohonan penanganan kesehatan oleh salah satu stasiun TV nasional. Pada 17 Juli 2011 saya melakukan sosialisasi prosedur. Oleh Pak Tukiran persyaratan dokumen yang ada lantas dilengkapi. Pada tanggal 19 Juli 2011 saya membawa Pak Tukiran untuk konsultasi kesehatan di dokter umum setempat untuk mendapatkan surat diagnosa sebagai salah satu syarat. Menurut dokter, penyakit tersebut bila dibiarkan bisa beresiko tinggi karena tempat tumbuhnya berada di dekat syaraf leher. `Ketika proses penyelesaian melengkapi persyaratan administratif, Bapak Tukiran mendapat tawaran Jamkesmas. Akhirnya mahasiswa membantu 50 persen bea balik nama. Faktor pendukung keberhasilan program ini adalah motivasi yang besar dari Pak Tukiran untuk sembuh. Selain itu, adanya program pemerintah yang relevan juga sangat membantu keberhasilan program ini.

II.

KESIMPULAN Secara umum program bisa berjalan lancar. Faktor pendukung utama adalah dukungan dari

perangkat dusun dan RT serta warga. Dukungan dari warga bisa muncul ketika program yang ditawarkan memang relevan untuk menjawab berbagai masalah yang dihadapi warga. Ketika warga sudah menyadari pentingnya suatu program sebagai sebuah solusi untuk masalah mereka, motivasi untuk terlibat dan bergerak akan lebih besar. Motivasi untuk terlibat akan menjadi lebih besar ketika warga bisa merasakan secara langsung benefit yang didapat dari pelaksanaan program tertentu. Hal ini salah satunya terlihat dari praktek kompor listrik untuk pembatik. Ketika pembatik sudah mencoba sendiri dan merasakan keuntungannya, pembatik akan tertarik untuk membeli sendiri kompor listrik. Dari pengalaman KKN-PPM saya juga bisa memperoleh kesimpulan bahwa untuk mendapatkan kontinuitas program, mahasiswa di sini sebaiknya mengambil peran sebagai perintis sistem atau institusi (pranata) sosial, jangan cuma sebagai pemberi materi. Kemudian mendorong atau meminta warga untuk bertanggung jawab atas posisi tertentu dalam sistem atau pranata yang telah dibentuk. Misalnya, dalam memecahkan masalah sampah, jika mahasiswa hanya mengadakan penyuluhan tentang praktek pengelolaan sampah, biasanya nilai tambah yang didapatkan hanya tambahan wawasan untuk warga. Walau mungkin sudah ada wawasan bahwa pengelolaan sampah yang buruk itu tidak baik, tapi warga terpaksa tetap melakukannya ketika tidak ada sistem beserta

sarananya yang bisa memudahkan warga membuang sampah secara ramah lingkungan. Akan berbeda ketika mahasiswa menindaklanjuti penyuluhan tersebut dengan mendorong adanya sistem pengelolaan sampah: ada warga yang menjadi petugas pengumpul sampah dari rumah ke rumah ke rumah, mengadakan kesepakatan mengenai iuran sampah, lalu meminta ketua RT atau kepala dusun untuk menjadi supervisor atas sistem ini. Bila demikian, kontinuitas atas program ini kemungkinan besar akan bertahan walau sudah ditinggal mahasiswa. Dan terakhir, saya menjadi teringat istilah intelektual organik. Yakni orang luar yang datang ke suatu masyarakat untuk mengubah masyarakat tersebut ke arah yang lebih baik. Ada suatu masyarakat yang memang tidak tahu mengenai cara untuk menuju ke kehidupan yang lebih baik akibat berbagai keterbatasan maupun kemiskinan yang mereka miliki. Mereka membutuhkan orang luar yang lebih berwawasan untuk mendorong perubahan. Di sinilah mahasiswa berperan.

III.

SARAN Dari pengalaman selama berada di lokasi KKN-PPM terdapat beberapa saran yang perlu

disampaikan demi peningkatan program KKN-PPM selanjutnya, antara lain : Ajak warga untuk mengalami secara langsung keuntungan dari penerapan program kita, misalnya praktek pemakaian kompor listrik untuk para pembatik Jangan berhenti pada tataran penyuluhan, tetapi tindak lanjuti dengan pembentukan sistem, penyediaan sarana, dan tim yang akan mengelola sistem tersebut. Hal ini bisa dipermudah dengan melakukan program interdisipliner. Kontinuitas diharapkan akan lebih bertahan walau mahasiswa sudah pergi. Kepada pihak LPPM, akan lebih baik bila buku panduan dilengkapi dengan buku tips-tips seputar KKN. Isi buku ini bisa ditulis dari pengalaman para senior. Diharapkan akan ada transfer pembelajaran dari pendahulu sehingga para junior tidak jatuh ke lubang yang sama. Mengingat KKN-PPM memiliki banyak detail penting yang akan mengecewakan bila terlewatkan, padahal tidak akan terulang.

IV.

LAMPIRAN

Lomba Menggambar dan Mengarang

Pembinaan Olahraga Lapangan

Pembentukan Koperasi (Talkshow Penyuluhan Teknik Pemasaran Kelompok Pembatik)

Sosialisasi Batik Kebumen ke SMP Pius

Pengajuan Pengobatan Tumor

Perintisan sistem pengelolaan sampah secara ramah lingkungan

KODE : KKN PPM UGM 16

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN (Individu)


KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN: 2011

SUB UNIT UNIT KECAMATAN KABUPATEN PROPINSI

: TANURAKSAN : 44 : KEBUMEN : KEBUMEN : JAWA TENGAH

Disusun oleh : Nama Mahasiswa Nomor Mahasiswa : Reza Perwira Adiguna : 08/265948/TK/33906

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM DAN PELAYANAN MASYARAKAT LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

I.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN-PPM UGM) merupakan saalah satu kegiaatan dalam mengaktualisasikan dan mempraktekkan ilmu yang telah didapat selama perkualiahan dalam masyarakat dan salah satu cara untuk mendekatkan mahasiswa dengan permaslahan-permasalhan nyata yang ada di masyarakat .KKN ini mengangkat tema Optimalisasi, Proses Produksi,Integrasi Pemasaran dan Pemasyarakatan Batik Kebumen bertempat di desa Tanuraksan, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Desa yang dijadikan sub unit ada tiga disa antara lain Tanuraksan, Jemur dan Seliling. Adapun, periode berlangsungnya KKN ini adalah 4 Juli 2010-24Agustus 2011. Desa-desa tersebut dipilih karena memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang pengembangan Batik Tulis.Namun demikian , potensi-potensi tersebut masih belum dikelola secara maksimal.Masih banyak kendala dan kelemahan-kelemahan pada sistem yang perlu dibenahi.Diharapkan dengan adanya KKN ini, Perkembangan batik tulis semakin maju dan dikenal banyak orang. Selama pelaksanaan KKN saya melaksanakan sembilan program, tiga di antaranya merupakan penjabaran dari tema di atas, sementara enam program merupakan program pendukung sesuai kebutuhan masyarakat di duun Tanuraksan. Kesembilan program tersebut adalah : 1. Penyuluhan Pewarna Alami 2. Demo dan Praktek Pengolahan Limbah Batik 3. Demo & Penyuluhan Kompor Listrik 4. Pengadaan Papan Informasi 5. Pengadan Papan Mading 6. Pengadaan tong Sampah di tempat strategis 7. Pengadaan Alat Angkut Sampah 8. Kerja Bakti Pembersihan Selokan dan Saluran air 9. Pengenalan dan Pelatihan Roket Air di Sekolah Sekitar Kebumen akan

Secara umum pelaksanaan kelima program tidak memenuhi kendala. Namun, sangat perlu nantinya ada program-program pengembangan yang lebih lanjut, sehingga dalam jangka panjang mampu memberikan manfaat yang berarti bagi masyarakat ini.

1. Penyuluhan Pewarna Alami No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi : 01.1.1.04 : Program Pokok Tema (A-T) : Monodisipliner : AG-1 : Aula Dinas Pendidikan ,Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kebumen

Program ini diadakan karena sebagian besar pemngrajin batik di desa Tanuraksan masih menggunakan pewarna kimia.Proses pewarnaan menggunakan pewarna ini jika tidak terkendali dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan. Pewarnaan kimia sebenarnya dapat menghasilkan warna yang cukup bagus pada batik dan tidak memrlukan waktu pewarnaan yang terlalu lama,tapi jika limbahnya tidak dikelola dengan baik akan sangat merusak lingkungan ,terutama tumbuhan, tanaman air ,maupun hewan air dengan habitat sungai.Hal yang paling berbahaya dari pewarna ini adalh saat zat pewarna yang telah terlarut dalam air, kemudian air tersebut mengalir ke sungai dan terus mengalir sampai ke muara sungai sementara air di muara sungai tersebuat dikonsumsi oleh warga.Tentunya akan menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan para warga yang mengkonsumsi air tersebut. Sementara penggunaan pewarna alami,walupun membutuhkan proses yang cukup lama, pemakaiannya aman dan dapat menghasilkan warna yang cukup bagus.Pewarna alami dapat dibuat dengan menggunakan tumbuh-tumbuhan tertentu, tanpa harus menggunakan bahan-bahan kimia. Program ini diadakan pada tanggal 15 Agustus 2011 bertampat di Aula Dinas Pendidikan ,Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kebumen.Acara ini mengundang seluruh pembatik didesa Tanuraksan dengan pembicara mengundang dai Balai Besar Batik Yogyakarta.Dari penyuluhan ini diharapkan akan membuka wawasan kepada para pembatik tentang keunggulan penggunaan pewrna alami dibandingkan dengan pewarna kimia Kendala untuk program ini adalah masih sulitnya pengrajin batik menerima pewarna alami sebagai alternatif proses pewarnaan karena dianggap memerlukan biaya yang lebih besar dan

membutuhkan waktu pembuatan yang lebih lama di banding pewarna kimia.Namun diharapkan dengan adannya penyuluhan ini ,dapat membuka wawasan tentang sangat perlunya melakukan inovasi, termasuk penggunaan pearna alami.

2. Demo dan Praktek Pengolahan Limbah Batik No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi : 01.1.1.04 : Program Pokok Tema (A-T) : Monodisipliner : AG-3 : Aula Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Program ini diadakan karena sebagian besar pemngrajin batik di desa Tanuraksan masih belum bisa mengolah sisa limbah batik dengan baik dan benar.Proses pembuangan limbah yang tak terkendali ini jika tidak terkendali dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan. Sebagian besar pembatik masih meembuang limbah di pekarangan rumah,lahan kosong, selokan, maupun langsung ke sungai. Hal ini tentu sangat berbahaya karna dapat merusak ekosistem dan lingkungan itu sendiri.Pewarnaan kimia ,dan bahan bahan kimia lain dalam pembuatan batik jika limbahnya tidak dikelola dengan baik akan sangat merusak lingkungan ,terutama tumbuhan, tanaman air ,maupun hewan air dengan habitat sungai. Hal yang paling berbahaya dari pewarna ini adalah saat zat pewarna yang telah terlarut dalam air, kemudian air tersebut mengalir ke sungai dan terus mengalir sampai ke muara sungai sementara air di muara sungai tersebuat dikonsumsi oleh warga.Tentunya akan menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan para warga yang mengkonsumsi air tersebut. Program ini diadakan bersamaan dengan Penyuluhan pewarna alami,yaitu pada tanggal 15 Agustus 2010 bertempat di Aula Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga.Acara ini mengundang seluruh pembatik Tanuraksan.Selain demo dan praktik juga diadakan tanya jawab antara pembatik dan mahasiswa, dari interaksi tersebut terlihat bahwa pembatik cukup antusias dengan cara mengolah limbah yang baik dan benar.Dan tetntunya dangan program ini diharapkan pembatik mendapat wawasan dan dapat mempraktekan pengolahan limbah batik yang baik.

3. Demo & Penyuluhan Kompor Listrik No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi : 01.1.1.55 : Program Pokok Tema (A-T) : Monodisipliner : AG-2 : Mushola Uswatun Khasanah

Program ini diadakan karena semua pembatik di dusun Tanuraksan masih menggunakan kompor minyak dalam proses pembuatan batik.Sementara harga minyak tanah, solar dan bahan bakar lainnya semakin naik, hal ini akan membuat kebutuhan modal para pembatik akan semakin tinggi seiring dengan naiknya bahan bakar minyak.Selain membutuhkan modal yang semakin tinggi, profit yang akan dihasilkan juga akan semakin berkurang. Jika hal ini terus dibiarkan tanpa adanya solusi yang tepat , maka akan menyebabkan matinya banyak pengrajin.Dengan adanya kompor listrik , tingkat efisiensi biaya, waktu, dan proses membatik akan menjadi jauh lebih baik .Kompor listrik yang mempunyai daya 125 watt akan sangat membantu mengurangi biaya jika dibandingkan dengan membeli minyak tanah/solar.Jika dihitung pemakaian menggunaka kompor listrik dalam waktu 8 jam per hari djika diasumsikan pengrajin membatik dalam waktu yang sama setiap hari selama 1 bulan, maka biaya listrik yang dibutuhkan kurang lebih 15ribu rupiah.Bandingkan jika menggnakan kompor minyak , yang sekarang harga minyak per liter sudah mencapai 12ribu rupiah dan akan habis hanya dalam waktu 2-3 hari pemakaian. Program ini dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus dengan mengundang pengrajin batik di dusun Tanuraksan.Acara berlangsung dengan lancar dan sangat terlihat pengrajin sangat antusias dalam memahami sistem dan cara pemakaian kompor listrik tersebut.Para pembatik menyambut baik adanya kompor listrik dan tertarik untuk mencoba menggunakan kompor listrik dalam proses membatik.

4. Pengadaan Papan Informasi No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program : 15.1.2.06 : Program Pokok Non Tema (ST) : interdisipliner : ST-3

Lokasi

: Dusun Tanuraksan (Depan Masjid AnNur)

Program ini diadakan untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat tentang kebutuhan akan informasi-informasi terbaru yang sedang berkembang ,baik lokal, nasional, maupun

nternasional.Papan inin nantinya ditujukan untuk masyarakat yang tidak mempunyai kesempatan untuk mendapat informasi baik dari media cetak maupun inertnet. Dengan adanya papan informasi diharapkan masyarakat tidak buat tentang infoermasi dan dapt dengan mudah mengetahui perkmbangan situasi dalam negri maupun luar negri.Selain itu papan ini juga difungsikan untuk memberi informasi ke masyarakat tentang adanya lowongan-lowongan kerja yang mungkin bisa/ cocok untuk didapatkan oleh masyarakat. Pelaksaan dari program ini adalah hari Minggu 31 Juli.Dalam pembuatan papan ini dibantu oleh pemuda desa yang ahli dalam bidang perkayuan,sehingga pembuatan papan dapat dilakukan dalm waktu yang cukup singkat.Pembuatan Papan berjalan dengan lancar dan tidak menemui hambatan berarti.Namun pemasanan papan baru dilakukan seminggu setelah pembuatan , hal ini dikarenakan perlu adanya kejelasan pengelolalan terlebih dahulu, sebelum papan dipasang, sehingga nantinya papan dapat terawat,dan mampu memberi maksimal bagi warga desa.

5. Pengadan Papan Mading No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi : 15.1.2.06 : Program Pokok Non Tema (ST) : interdisipliner : ST-4 : Dusun Tanuraksan (Depan Masjid AnNur)

Program ini diadakan dalam rangka memberi wadah dan sarana eksplorasi bagi anak-anak desa dalam menuangkan karya-karyanya.Hal ini didasarkan tidak adanya tempat/wadah untuk menampilkan karya-karya anak, yang biasanya hanya sampai dalam tahap pengumpulan, tanpa mencoba dipublikasikan dan di tampilkan di deapn umum. Dengan adanya papan mading ini diharapkan anak-anak dapat lebih bersemangat dam membuat karya-karya, baik itu berupa gambar, cerpen,puisi dsb.Papan ini akan membuat anak menjadi lebih terpacu dalam membauta karyanya karena merasa karyannya mendapat pengharhgaaan dan apresiasi yang bagus. Pengadaan papan ini bersamaan dengan pengadaan papan informasi , yaitu pada tanggal 31

Juli. Dalam pembuatan papan ini dibantu oleh pemuda desa yang ahli dalam bidang perkayuan,sehingga pembuatan papan dapat dilakukan dalm waktu yang cukup singkat.Pembuatan Papan berjalan dengan lancar dan tidak menemui hambatan berarti.Namun pemasanan papan baru dilakukan seminggu setelah pembuatan , hal ini dikarenakan perlu adanya kejelasan pengelolalan terlebih dahulu, sebelum papan dipasang, sehingga nantinya papan dapat terawat,dan mampu memberi maksimal bagi warga desa.

6. Pengadaan tong sampah di tempat strategis No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi : 15.1.3.06 : Program Pokok Non Tema (ST) : Interdisipliner : ST-8 : RT7/ RW1 Dusun Tanuraksan

Program ini diadakan untuk membantu memberikan eduksasi nyata kepada masyarakat bagaimana cara pengolahan sampah yang baik dan benar.Selama ini kebanyakan warga desa Tanuraksan masih belum mengelola sampah dengan baik,pembuangan sampah masih belum terpilah dan masih banyak yang membuang di pekarangan,selokan maupun sungai.Tenti saja hal ini sangat berdampak buruk bagi kebrsihan lingkungna dan jika dilakukan terus-menerus akan menyebabkan penyakit,penyumbatan saluran air danbahkan bisa mengakibatkan meluapnya air sungai. Program ini dilakukan agar masyarakat mengetahui sistem pembuangan sampah yang baik dan apat mempraktekan langsung proses pemilahan sampah.Sistem pembungan sampah yang benar akan mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih.Diharapkan dengan adanya tong sampah yang tersedia lagsung di tempat strategis akan dapat mengedukasi masyarakat tentang pemilahan sampah dan secara tidak langsung memberi stimulus kepada masyarakat untuk mempraktekan langsung di rumah masing-masing. Program ini dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus Dimana sebelumnya bekerjasama dengan warga dalam pencarian dan pengecatan tong sampah.Tong sampah diletakan di tempat strategis dan di dekat sungai, dimana diharapkan warga akan berpikir dua kali sebelum membuang sampah langsung ke sungai. Kendala diprogram ini adalah saat pencarian tong sampah.Sebenarya diharapkan tong

sampah didapat dari Dinas Pekejaan Umum maupun Dinas Lingkungan Hidup, tapi ternyata kedua instansi tersebut tidak mampu menyediakan, sehingga tong didapat dengan membeli dan kemudian melakukan pengecatn ulang.

7. Pengadaan Alat Angkut Sampah No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi : 15.1.3.07 : Program Pokok Non Tema(ST) : Interdisipliner : ST-9 : RT7/ RW1 Dusun Tanuraksan

Program ini diadakan untuk mengakomodir sistem pembuangan sampah yang dicoba diterapkan di salah satu RT di dusun Tanuraksan,yaitu di RT7/RW1.sistem yang di buat adalah dengan mencari orang yang bersedia keliling ke rumah-rumah warga unuk mengambil sampah di tiap rumah tangga. Diharapkan dengan adanya system ini warga tidak perlu bingung lagi dalam mencari tempat pembuangan sampah yang baik.Warga cukup memilah sampah dalah lingkup satu rumah dengan menyediakn tempat-tempat sampah sederhana.Setiap hari, nantinya aka ada petugas keliling yang akan mengambil sampah-sampah yang sudah terpilah tersebut. Setelah sampah terkumpul,sampah yang sudah dipilah tadi dapt dijual ke penadah sampah, dan hasil penjualan akan menjadi hak si petugas pengambil sampah. Pembuatan Alat angkut sampah ditujukan untuk mempermudah si petugas pengambil sampah dalm melaksanakan tugasnya.Program ini dibantu oleh salh satu warga, yaitu Pak kyai Hasyim ,dalam pengadaan gerobak untuk alat angkut sampah.Dengan adanya alat angkut ini, diharapkan dapat membantu petugas pengangkut sampah dalam menjalankan tugas,dan nantinya diharapkan pengelolaan sampah di desa tersebut akan menjadi lebih baik dan akan tercipta ligkungan yang bersih dan sehat.

8. Kerja Bakti Pembersihan Selokan dan Saluran air No. Sektor Jenis Program Sifat Program : 15.1.3.08 : Program Pokok Non Tema (ST) : monodisipliner

Kode Program Lokasi

: ST-10 : RT 2,RT 3,RT 4/RW 1.

Program ini diadakan berdasar permasalahan warga yaitu untuk membantu menjaga dan mengatasi penyumbatan selokan, dimana sebagian besar selokan telah tersumbat oleh sampah.Jika tidak dibersihkan ,maka jika musim hujan tiba sangat mungkin air selokan akan meluap.Pembersihan teratur saluran air sangat diperlukan untuk menjaga kelancaran aliran air, dan juga menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Program ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 24 Juli dimana melibatkan empat RT sekaligus , yaitu RT 2,RT 3,dan RT 4 /RW 1.Warga sangat mendukung terlaksananya program ini, terlihat dari cukup banyak warga yang ikut serta dalam kerja bakti dan turun langsung ke selokanselokan mengambil sampah-sampah yang ada di dalam selokan.Warga bersama-sama berbagi tugas dan bersemangat dalam melakukan tugasnya. Kendala pada program ini dalah terbatasnya peralatan untuk pembersihan saluran air, misal sepatu boot, sarung tangan, cangkul,ember dsb, sehingga dalam pelaksanaanya , saat masuk ke selokan, maupun saluran air warga tidak menggunakan perlengkapan apapun, hanya bermodal cangkul dan ember untuk mengambil sampah.Dikhawatirkan hal ini malah akan menimbulkan penyakit bagi warga karena langsung bersentuhan dengan bakteri,hewan lumpur maupun sampah kaca,misal pecahan piring,gelas,dsb. Namun patut disyukuri,dalam pelaksanaan kerja bakti tidak ada warga yang cedera maupun terkena suatu penyakit apapun.Semua berjalan lancer dan selokan,saluran air menjadi bersih kembali.Dan tentunya perlu dilakukan tindak lanjut dari kegiatan tersebut , yaitu pembersihan secara rutin dan akan sangat lebih baik jika tercipta sistem pembuangan yang baik dimana tidak ada warga yang membuang sampah ke selokan maupun saluran air.

9. Pengenalan dan Pelatihan Roket Air di Sekolah Sekitar No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi : 07.2.3.01 : Program Pokok Non Tema (ST) : monodisipliner : ST-1 : Min Model Tanuraksan, SDN 1 Gemesekti dan MTs Tanuraksan

Program ini dilaksanakan dalam rangka melakukan pengenalan IPTEK kepada anak-anak

dengan praktek secara langsung dan sehingga anak akan mempelajari dengan perasaan senang dan selalu ingin tahu.Program ini diadakan karena merasa selama ini materi-materi tentang IPTEK yang ada di sekolah-sekolah hanya sebatas teori dan pengenalas prinsip-prinsip sederhana tanpa diadakan praktek secara langsung.Dengan adanya program ini diharapka nsiswa menjadi lebih tertarik mempelajari IPTEK dan dapat mempraktekkan langsung prinsip-prinsip teknologi sederhana dalam kehidupan sehari-hari.Target dari pengenalan dan pelatihan ini adalah siswa kelas 6 SD dan 1 SMP. Program ini dilaksanakan dari tanggal 23 juli 28 juli , dimana acara puncak (tangal 28) diadakan kompetisi roket antar sekolah ,Sekolah yang mendapat kesempatan diadakan program inin antara lain Min Model Tanuraksan, SDN 1 Gemesekti dan MTs Tanuraksan dimana siswa yang ikut serta dalam pelatihan antara lain kelas5,6 SD dan juga kelas 7.Pada tanggal 23-26 diadakan pelatihan di masing-masing sekolah, sifat pelatihan ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua siswa yang tertarik,tapi lebih diutamakan kelas 5-7.Siswa yang ikut di bagi dalam tim , tiap tim beranggotakan 3 orang.Setelah praktek langsung membuat roket, nantinya roket buatan siswa akan diujicoba dan 3 tim dengan roket yang paling lama meluncur akan mewakili sekolah untuk dilombakan dengan sekolah yang lain.Dari pelatihan sampai acara puncak, yaitu lomba,berjalan lancar dan mendapat sambuatan antusian dari para siswa dan guru. Program ini tidak menemui hambatan berarti, yang masih kurang adalah tidak adanya alat pengukur ketinggian roket, sehinga pengukuran hanya dilakukan secara manual berdasar waktu terlama roker meluncur, dari terbang sampai jatuh kembali.

II. KESIMPULAN Secara keseluruhan program KKN yang telah dilaksanaknan di Dusun Tanuraksan berjalan sesuai target dan harapan.Kendala-kendala yang muncul selama berjalannnya program tidak terlau sulit, sampai berkhirnya KKN, kendala-kendala tersebut dapat diatasi. Kerjasama yang terjalin dengan baik antara warga, perangkat desa dan mahasiswa menjadikan program ini sukses dan dapat berlanjut nantinya.Pemerintahan setempat juga cukup mendukung berjalannya program ini. Keberhasilan program-program KKN-PPM ini sangat dipengaruhi oleh dukungan dan partisipasi dari warga Tanuraksan serta tim KKN-PPM yang ikut membantu dalam melancarkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dijalankan. Selain itu, hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan akan menjadi menjadi pelajaran dan masukan bagi tim.

Kegiatan KKN ini diharapkan menjadi pendorong bagi masyarakat untuk menjadi masyarakat yang mandiri dan mampu berperan aktif dalam usaha pembangunan untuk kemajuan desa khusunya dalam pengembangan batik Kebumen. Masyarakat juga mampu mengembangkan desanya menjadi desa yang maju dan unggul terutama untuk potensi yang mmapu dikembangkan pada desa setempat. Program-program yang dijalankan juga nantinya mampu diteruskan dan dikembangkan oleh masyarakat sehingga manfaatnya dapat terus berlanjut.

III. SARAN Berdasarkan pengalaman yang didapat selama operasional KKN, maka dapat diberikan saran untuk menunjang keberhasilan program KKN selanjutnya yaitu : Bersosialisasi dengan masyarkat sangat penting untuk mengetahui kondisi masyarakat tujuan secara tepat, sehingga cara penyampaian program dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Pentingnya kerjasama dengan pemerintahan setempat, minimal sampai tingkat kecamatan. Kerjasama yang baik dengan pemerintahan setempat akan sangat membantu sekali dalam pengaturan jadwal pelaksanaan program. Pendekatan secara personal menjadi lebih efektif dilaksanakan pada masyarakat terutama masyarakat dusun Tanuraksan Waktu pelaksanaan program harus disesuaikan dengan kegiatan yang ada dimasyarakat.

IV.

LAMPIRAN

Penyuluhan Pewarna Alami

Demo dan Praktek Pengolahan Limbah Batik

Demo & Penyuluhan Kompor Listrik

Pengadaan Papan Informasi

Pengadan Papan Mading

Pengadaan tong Sampah di tempat strategis

Pengadaan Alat Angkut Sampah

Kerja Bakti Pembersihan Selokan dan Saluran air

Pengenalan dan Pelatihan Roket Air di Sekolah Sekitar

KODE : KKN PPM UGM 16

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

(Individu)
KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN: 2011
SUB UNIT UNIT KECAMATAN KABUPATEN PROPINSI : TANURAKSAN : 44 : KEBUMEN : KEBUMEN : JAWA TENGAH

Disusun oleh : Nama Mahasiswa Nomor Mahasiswa : Hestara Cahya Murti : 08/267343/GE/6460

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM DAN PELAYANAN MASYARAKAT LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA

I.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Tanuraksan, Gemeksekti, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah merupakan lokasi yang dipilih untuk pelaksanaan KKN-PPM Unit 44 yang dimulai dari tanggal 4 Juli hingga 25 Agustus 2011. Pelaksanaan KKN-PPM Unit 44 dibagi menjadi tiga subunit, yaitu Desa Jemur, Kecamatan Pajagoan dan Desa Seliling, Kecamatan Alian. Pemilihan lokasi didasarkan pada konsentrasi dari tema yang diangkat, yaitu desa di Kabupaten Kebumen yang terdapat pembatik. Tema yang diangkat pada KKN ini adalah Optimalisasi Produksi, Integrasi Pemasaran, dan Pemasyarakatan Batik Kebumen Selama pelaksanaan KKN saya melaksanakan delapan program. Tiga di antaranya merupakan penjabaran dari tema di atas sedangkan lima program merupakan program pendukung sesuai kebutuhan masyarakat di Dusun Tanuraksan. Tujuh program tersebut adalah: 1. Penyuluhan Pengelolaan Limbah Batik 2. Menghubungi Desainer 3. Pembuatan Peta 4. Pengadaan Tempat Sampah Rumah Tangga 5. Pengadaan Koran Dinding 6. Plangisasi 7. Pengadaan Perpustakaan Dusun 8. Percontohan Komposisasi

Pada umumnya, tidak banyak kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program-program tersebut. Ada beberapa program yang membutuhkan penyesuaian, namun penesuaian merupakan hal yang penting dilakukan agar program yang dirancang dapat berjalan benarbenar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan juga dapat member nilai tambah bagi masyarakat. Adapun kendala-kendala yang ditemui berupa kendala teknis biasa yang dapat dihadapi. Ini juga tidak terlepas dari kerja sama teman-teman KKN PPM UGM Unit 44 untuk membantu dalam pelaksanaan program.

1. Penyuluhan Pengelolaan Limbah Batik

No. Sektor Jenis Program Sifat Program

: 01.1.1.55 : Program Pokok Tema (A-T) : Mono Disipliner (MD)

Masyarakat di Dusun Tanuraksan belum melakukan pengelolaan limbah batik. Limbah batik yang ada hanya dibuang di pekarangan dan juga di saluran-saluran air yang ada yang akan masuk ke sungai. Dengan pembuangan limbah batik sembarangan akan mencemari lingkungan sekitar, karena limbah batik yang dibuang tersebut mengandung zat-zat kimia yang berbahaya. Walaupun hanya sedikit yang dibuang, namun jika pembuangan dilakukan setiap hari, maka limbah yang dibuang akan menjadi banyak. Limbah jika dibuang di saluran air akan diminum oleh hewan-hewan yang ada seperti ayam, bebek, menthok, dan lain-lain. jika hewan tersebut dimakan oleh manusia, maka zat berbahaya yang terkandung pada air limbah tersebut akan masuk di dalam tubuh kita yang akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Pengembangan Dusun Tanuraksan menjadi Kampung Batik membutuhkan pengelolaan limbah secara benar agar lingkungan tetap terjaga dan juga akan menjadi lebih enak dipandang karena lingkungan sekitar bersih. Program ini dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2011 dengan mengundang pembicara dari Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kebumen. Pada pelaksanaan kegiatan ini

mendapatkan antusias yang cukup baik dengan peserta 54 orang pengrajin batik di Dusun Tanuraksan. Pelaksanaan kegiatan ini tidak mendapatkan banyak kendala, adapun kendala yang dihadapi adalah fasilitas pengelolaan limbah batik tidak tersedia, sehingga masyarakat sulit memahami apa yang disampaikan.

2. Pengadaan Koran Dinding No. Sektor Jenis Program Sifat Program : 15.1.2.06 : Program Pokok Non Tema (ST) : Inter Disipliner (ID)

Dusun Tanuraksan belum memiliki fasilitas untuk sarana informasi bersama. Dapat dilihat bahwa di Dusun Tanuraksan belum ada Koran dinding yang dapat dibaca bersama. Pengadaan Koran Dinding dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Dengan mendapatkan informasi dari luar, akan menambah pengetahuan masyarakat secara luas, tidak hanya di lingkungan sekitar saja, namun masyarakat dapat mengetahui informasi terbaru yang sedang banyak diperbincangkan yang terjadi di dalam ataupun di luar negeri. Pembuatan koran dinding dilaksanankan pada tanggal 30 Juli 2011. Pembuatan Koran

dinding ini dilakukan dengan melibatkan pemuda Tanuraksan. Program ini memiliki kendala antara lain adalah adanya kurang partisipasi pemuda dalam pembuatan koran dinding.

3. Pembuatan Peta No. Sektor Jenis Program Sifat Program : 16.5.2.04 : Program Pokok Tema (SH) : Mono Disipliner (MD)

Program pembuatan peta dilaksanakan dalam rangka program KKN-PPM. Program ini dilaksanakan selama 7 hari yakni pada tanggal 12-19 Juli 2011. Peta yang dibuat pada program ini antara lain adalah Peta Administrasi Kabupaten Kebumen, Peta Distribusi Pembatik di Kabupaten Kebumen, dan juga Peta Denah Lokasi Menuju Masing-masing Desa Pembatik. Yang mana data-data yang dibutuhkan bersumber dari Bappeda Kabupaten Kebumen, Bakosurtanal, dan data pembatik dari Deperindagkop Kabupaten Kebumen. Pembuatan peta dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan Bappeda Kabupaten Kebumen. Tujuan dari pembuatan peta tersebut antara lain untuk mengetahui dimana saja wilayah yang terdapat pembatik aga mudah untuk dicari, peta menuju masing-masing desa untuk mengetahui dimana tepat lokasinya dan juga mengetahui posisi yang sebenarnya. Kendala dalam pelaksanaan program ini adalah data yang dibutuhkan tidak semua ada di satu lokasi, sehingga harus mencari di lokasi lain atau dinas lain yang terkait. Adapun data yang ada juga memiliki kesalahan atau perbedaan antara satu dinas dengan dinas lainnya. Kesalahan yang ada dapat dikarenakan digitasi antar orang berbeda-beda.

4. Desainer No. Sektor Jenis Program Sifat Program : 05.4.2.02 : Program Pokok Tema (SH-T) : Mono Disipliner (MD)

Batik bukan hanya sekedar sandang saja melainkan juga menjadi komoditas ekonomi. Untuk menjadi nilai ekonomi tinggi dan berkala memerlukan pemasaran yang berkelanjutan. Pemasaran merupakan masalah tersebar dan paling utama bagi perajin batik di Dusun Tanuraksan. Pembatik cenderung lebih sering menjual hasil karyanya kepada pengepul yang mereka tahu bahwa keuntungan yang akan didapatkan hanya sedikit. Hal ini dikarenakan para perajin tidak tahu harus menjual kemana kain batik yang mereka hasilkan. Untuk ini program ini dilakukan. Program ini merupakan program menghubungi para desainer supaya tertarik

untuk membeli batik tulis asal Dusun Tanuraksan. Dengan adanya link para dezainer yang ada perajin tidak hanya lagi dapat menjual kain batiknya kepada pengepul namun bias menjualnya kepada desainer yang akan mendapatkan keuntungan lebih besar dari pada dijual kepada tengkulak. Kendala dari program ini adalah di Kabupaten Kebumen ini jarang ada desainer, sehingga diharuskan menghubungi desainer yang berada di luar Kabupaten Kebumen. Dengan kata lain jika pengrajin akan menjualnya kepada desainer, perajin harus menggunakan ongkos kirim kain.

5. Pengadaan tempat sampah rumah tangga No. Sektor Jenis Program Sifat Program : 15.1.3.07 : Program Pokok Non Tema (ST) : Inter Disipliner (ID)

Kurangnya kesadaran masyarakat akan pemilahan sampah yang benar menjadi landasan utama pemilihan program ini. Selain itu masyarakat di Dusun Tanuraksan juga tidak memiliki kesadaran akan lingkungan di sekitarnya dengan membuang sampah sembarangan yaitu ke sungai-sungai yang ada di Dusun Tanuraksan. Selain itu masyaratkat juga memiliki kebiasaan untuk membakar sampah yang ada yang jelas-jelas akan mencemari udara. Dengan adanya pemilihan sampah dari tingkat rumah tangga akan membantu lebih mudah dalam pembuangan sampah tersebut. Sampah seperti plastic, kertas, logam, besi, kaca, dsb dapat dijual kembali dan dapat juga dibuat sebagai bahan kerajinan tangan. Dengan demikian akan menambah nilai ekonomi sampah tersebut. Dari barang yang berupa sampah yang harus dibuang menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi. Sampah organic juga dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. Dengan demikian tidak ada sampah yang terbuang sia-sia. Program ini merupakan program percomtohan yang mana program ini dilaksanakan di RT 7 RW 1 Dusun Tanuraksan dengan harapan jika sampah di tingkat rumah tangga di RT 7 sudah terkelola dengan benar dapat ditiru oleh RT-RT lainnya. Program ini dilakukan secara door to door pada tanggal 4 dan 20 Agustus 2011. Kendala yang dihadapi pada program ini adalah terlalu banyaknya KK yang ada di RT 7 sehingga program ini selesai lebih lama dari pada yang diharapkan.

6. Pengadaan Sarana Perpustakaan Dusun No. Sektor Jenis Program Sifat Program : 15.1.2.02 : Program Pokok Non Tema (ST) : Inter Disipliner (ID)

Pengadaan sarana perpustakaan dusun dilaksanakan dengan tujuan untuk menambah minat baca masyarakat di Dusun Tanuraksan. Dengan adanya perpus dusun masyarakat dapat memanfaatkannya untuk menambah pengetahuan dengan membaca buku-buku yang tersedia. Program ini dilaksanakan dengan bantuan pengurus PAUD yang ada di RW 2 Dusun Tanuraksan. Program ini dilakukan pada tanggal 19-20 Agustus 2011. Program ini tidal memiliki kendala yang berarti. Karena banyak pihak yang membantu pada pelaksanaan program ini.

7. Plangisasi No. Sektor Jenis Program Sifat Program : 15.1.2.07 : Program Pokok Non Tema (ST) : Inter Disipliner (MD)

Plangisasi merupakan program pembuatan papan untuk menunjukkan lokasi rumah kepala Desa, Kepala Dusun, Ketua RW, Ketua RT, dan juga perajin batik. Plang dibuat bertujuan untuk mempermudah orang mengetahui rumah-rumah perangkat desa, perangkat dusun, dan rumah pembatik. Dengan demikian orang luar dusun yang berkepentingan menemui perangkat desa, perangkat dusun, da perajin batik dapat dengan mudah menemukannya. Program ini dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2011. Pada program ini dirasa tidak ada kendala dan berjalan sesuai dengan rencana awal.

8. Percontohan Komposisasi No. Sektor Jenis Program Sifat Program : 15.1.3.05 : Program Pokok Non Tema (ST) : Inter Disipliner (MD)

Percontohan komposisasi dilakukan di RT 7 RW 1 Dusun Tanuraksan. Tujuan dari percontohan komposisasi ini adalah agar masyarakat mengetahui bagaimana cara mengelola sampah organic dengan baik dan benar, dan juga supaya sampah organic tersebut dapat bermanfaat kembali. Percontohan komposisasi tidak melakukan praktek, namun hanya menjembatani antara masyarakat dengan Kantor Lingkungan Hidup yang nantinya akan memberi pendampingan kepada masyarakat untuk terus mengelola sampah organiknya menjadi pupuk kompos.

II. KESIMPULAN

Pelaksanaan KKN-PPM UGM Unit 44 Kebumen sub unit Tanuraksan berjalan dengan lancar sesuai dengan target yang diinginkan. Pada pelaksanaan KKN tidak begitu banyak menghadapi kendala dari masyarakat maupun sesam teman KKN. Masyarakat Tanuraksan sangat antusias dan berpartisipasi dengan program-program yang dilaksanakan. Partisipasi warga tak lepas dari kerja sama dan hubungan kekerabatan yang dijalin antar mahasiswa dan juga warga. Namun tidak semua warga yang dapat berhubungan secara langsung dengan semua anggota KKN. Program yang telah dilaksanakan diharapkan dapat menjadi berkelanjutan di masyarakat dan dapat berjalan kembali setelah tim KKN meninggalkan lokasi

KKN.keberhasilan program-program yang telah terlaksana tak leper dari bantuan warga yang ikut serta berpartisipasi dalam jalannya program-program tersebut. Selain itu juga kebersamaan dari tim KKN unit Tanuraksan sangat berpengaruh juga dalam jalannya program. Kendala yang dihadapi oleh tim KKN unit Tanuraksan merupakan pelajaran yang sangat berarti, tim KKN unut Tanuraksan dapat mengerti bagaimana cara menghadapi warga secara baik dan benar.

III. SARAN Dari pengalaman selama berada di lokasi KKN-PPM terdapat beberapa saran yang perlu disampaikan demi peningkatan program KKN-PPM selanjutnya, antara lain : Keaktifan mahasiswa dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar sangatlah penting untuk menambah antusiasme masyarakat mengikuti program yang ada. Perlu perhatian dari pemerintah setempat ataupun masyarakat yang berperan untuk melanjutkan berkelanjutan. Pelaksanaan KKN hendaknya tidak dibatasi dengan jam, namun dilihat dari pengabdian dan manfaat yang diterima oleh masyarakat. program-program yang telah dilaksanakan agar program tersebut

IV. LAMPIRAN

Penyuluhan Pengelolaan Limbah Batik

Menghubungi Desainer

Pengadaan Koran Dinding

Pengadaan Tempat Sampah Rumah Tangga

Pembuatan Peta

Plangisasi

Pengadaan Perpustakaan Dusun

KODE : KKN PPM UGM 16

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN (Individu)


KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN: 2011
SUB UNIT UNIT KECAMATAN KABUPATEN PROPINSI : TANURAKSAN : 44 : KEBUMEN : KEBUMEN : JAWA TENGAH

Disusun oleh : Nama Mahasiswa Nomor Mahasiswa : Natalya Manna Theresia : 08/267418/HK/17824

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM DAN PELAYANAN MASYARAKAT LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA

I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN Selama pelaksanaan KKN saya melaksanakan enam program. Tiga di antaranya merupakan penjabaran dari tema di atas sedangkan tiga program merupakan program pendukung sesuai kebutuhan masyarakat di Dusun Tanuraksan. Enam program tersebut adalah: 1. Penyuluhan Sampah 2. Penyuluhan Tertib Lalu Lintas 3. Penyuluhan Batik ke SMAN 2 Kebumen 4. Penyuluhan Pendaftaran Hak Cipta atas Motif Batik 5. Pembuatan Database pengrajin 6. Melengkapi Sarana Perpustakaan Dusun Pada umumnya, tidak banyak kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program-program tersebut. Adapun kendala-kendala yang ditemui berupa kendala teknis biasa yang dapat dihadapi. Ini juga tidak terlepas dari kerja sama teman-teman KKN PPM UGM Unit 44 untuk membantu dalam pelaksanaan program.

1. Penyuluhan Sampah No. Sektor Jenis Program Sifat Program : 09.3.9.55 : Program Pokok Non Tema (SH) : Inter Disipliner (ID)

Masyarakat di Dusun Tanuraksan belum memiliki pengelolaan sampah terpadu. Sampah yang ada sekedar dikumpulkan dalam tingkatan rumah tangga dan kemudian dibuang ke sungai atau dibakar di halaman. Padahal dua cara pembuangan sampah tersebut tidak ramah lingkungan. Banyak masyarakat di Dusun Tanuraksan juga belum mengetahui pengelolaan sampah dengan mekanisme 3R yaitu Recycle, Reduce dan Reuse. Pengelolaan sampah yang belum terpadu seperti ini tak jarang menimbulkan berbagai persoalan turunan, seperti wabah demam berdarah. Lagipula persoalan pengelolaan sampah bisa menjadi hambatan besar bagi masyarakat Dusun Tanuraksan dalam mengembangkan desa tersebut menjadi desa wisata batik. Ini karena kebersihan menjadi salah satu nilai penting untuk menjadikan suatu desa menjadi desa wisata, apalagi yang bertaraf mancanegara. Oleh karena itu, kami kemudian menginisisasi penyuluhan sampah di tingkatan rumah tangga untuk selanjutnya mendukung program pengelolaan sampah yang kami jalankan. Program ini dilaksanakan pada 27 Juli 2011 dengan mengundang pembicara dari Kantor

Lingkungan Hidup Kabupaten Kebumen.

Pada saat dilaksanakan, kegiatan ini mendapat

antusias yang cukup baik yang didatangi 54 orang ibu rumah tangga. Adapun kendala dari program ini adalah partisipasi yang kurang dari masyarakat dan fasilitas sampah yang belum tersedia di tataran masyarakat. Sehingga sangat sulit memberi pemahaman kepada masyarakat.

2. Penyuluhan Lalu Lintas No. Sektor Jenis Program Sifat Program : 11.4.9.55 : Program Pokok Non Tema (SH) : Mono Disipliner (MD)

Masyarakat Dusun Tanuraksan kurang memiliki kesadaran atas tertib lalu lintas. Ini bisa terlihat dari banyaknya pelanggaran lampu merah di perempatan menuju arah Dusun Tanuraksan. Tak jarang juga terdapat kendaraan bermotor yang melaju dengan kecepatan tinggi dan berada di jalur yang tidak seharusnya. Hal ini jelas membahayakan pengguna kendaraan bermotor itu, termasuk pengguna jalan lain. Apalagi, fasilitas lalu lintas di daerah Dusun Tanuraksan belum maksimal. Oleh karena itu, kami menginisasiasi program ini dengan sasaran pemuda di Dusun Tanuraksan. Acara ini sendiri dilakukan bersamaan dengan kegiatan program lain yaitu inisiasi karang taruna. Banyak pemuda yang antusias datang ke acara ini dengan membawa berbagai pertanyaan. Pembicara sendiri berasal dari Kepolisian Lalu Lintas Resort Kebumen. Hal ini dilakukan karena menurut hemat kami, yang lebih mengetahui banyak berkaitan dengan aturan lapangan lalu lintas adalah polisi lalu lintas. Menjadi lebih baik bila polisi lalu lintas yang menjadi narasumber penyuluhan ini daripada kami. Program ini sendiri dilakukan pada 30 Juli 2011 pada pukul 19.30 WIB. Adapun kekurangan yang ada dalam pelaksanaan program adalah peserta yang datang telat, bahkan ada yang datang menjelang acara selesai. Tetapi kekurangan yang ada tidak menjadi penghalang karena ternyata pemuda dan pemudi di Dusun Tanuraksan memiliki antusias yang cukup besar atas materi yang disampaikan. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan.

3. Penyuluhan Batik ke SMAN 2 Kebumen No. Sektor Jenis Program Sifat Program : 11.1.9.55 : Program Pokok Tema (SH-T) : Mono Disipliner (MD)

Batik merupakan salah satu komoditi unggulan di daerah Kabupaten Kebumen. Salah satu sentra penghasil batik di Kabupaten Kebumen adalah Dusun Tanuraksan yang terletak di Desa Gemeksekti, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Kerajinan ini tumbuh di masyarakat Kebumen di abad 18 dan mampu bertahan hingga sekarang. Hal ini dapat terjadi karena adanya proses regenerasi di masyarakat Kebumen sendiri. Manakala terputus proses regenerasi ini maka terputus pula kelanjutan kerajinan batik Kebumen. Oleh karena itu, kami memahami betapa penting proses regenerasi ini dan membuat program penyuluhan batik kepada muridmurid SMAN 2 Kebumen. Penyuluhan batik ini berlangsung di kelas XII IPS di dalam jam pelajaran kesenian di masing-masing kelas. Ada tiga kelas yang kami isi yaitu XII IPS 1, XII IPS 3, dan XII IPS 4. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 5 dan 6 Agustus 2011. Suatu hal yang sangat menggembirakan karena di sekolah ini, batik menjadi salah satu bagian dari kurikulum kesenian sekolah. Para murid mempelajari batik dan cara pembuatannya. Program ini sendiri dimulai dengan pemberian materi berkenaan profil batik Kebumen berupa corak, kendala, dan sebagiannya. Setelah pemberian materi, ada dua video juga yang ditayangkan. Video pertama berkaitan dengan cara pewarnaan batik sedangkan video kedua berisi motif batik Kebumen, seperti buntalan, sekar jagad. Setelah pemberian materi, para siswa dipersilahkan untuk mencoba membatik di kain mori yang telah disediakan. Dalam hal peralatan, pihak sekolah sangat partisipatif dengan kegiatan ini. Hal ini terlihat dengan bantuan yang sangat berarti seperti penyediaan sarana berupa kompor, canting. Saat malam yang kami bawa habis, pihak sekolah membantu menyediakan. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini tidaklah begitu berarti. Kegiatan ini pun berlangsung dengan tertib dan para murid sangat antusias mencoba untuk membatik. Ini juga yang menjadi tujuan akhir kami yaitu menumbuhkan kesadaran generasi muda Kebumen atas keberadaan batik Kebumen sehingga mau meneruskan tongkat estafet yang diberikan kepada mereka.

4. Penyuluhan Pendaftaran Hak Cipta atas Motif Batik No. Sektor Jenis Program Sifat Program : 11.4.9.55 : Program Pokok Tema (SH-T) : Mono Disipliner (MD)

Batik bukan hanya sekedar sandang saja melainkan juga menjadi komoditas ekonomi. Sebagai komoditas ekonomi, nilai yang terkandung dalam selembar kain batik yang sudah jadi

bukan hanya nilai ekonomis berupa harga yang harus dibayarkan konsumen batik melainkan juga hak atas kekayaan intelektual. Di dalam selembar kain batik yang sudah jadi, terdapat hak cipta yang notabene dilindungi pemerintah. Sayangnya, kesadaran atas hak cipta di kalangan para pengrajin masih rendah. Motif-motif batik modifikasi bisa dengan mudah dijiplak yang kadang kala membuat para pengrajin kesal kepada pengrajin lain yang mencontoh. Ini yang membuat daya kreasi para pengrajin rendah karena khawatir motif baru mereka dicontoh orang lain sedangkan keuntungan ekonomis dari motif tersebut tidak mereka nikmati. Oleh karena itu, kami menyelenggarakan program penyuluhan hak atas kekayaan intelektual. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 10 Agustus 2011 bersamaan dengan pelaksanaan program sosialisasi pengelolaan limbah batik. Kegiatan ini mengundang para pengrajin di Dusun Tanuraksan. Ada 55 orang yang menghadiri acara ini. Sayangnya, para pengrajin kurang antusias dengan hak atas kekayaan intelektual karena merupakan barang baru dan proses pendaftarannya rumit dan memakan biaya. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak begitu berarti. Kalaupun ada dapat diselesaikan dengan baik.

5. Pembuatan Database Konsumen No. Sektor Jenis Program Sifat Program : 05.4.9.55 : Program Pokok Tema (SH-T) : Mono Disipliner (MD)

Program ini dilakukan sebagai penjabaran dari tema KKN Unit 44 yaitu berkenaan integrasi pemasaran. Untuk mencapai langkah ini, kami menempuh jalan untuk melakukan pembuatan database atas konsumen. Sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan integrasi pemasaran. Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa hari, mulai dari tanggal 1 Agustus hingga 12 Agustus 2011. Sistemnya adalah dalam sub unit Tanuraksan sendiri dibagi menjadi empat kelompok yang terdiri atas masing-masing 2 orang. Tiap kelompok ini berkeliling ke RT yang telah ditentukan untuk mendata para pengrajin yang ada di wilayah RT tersebut. Ini dilakukan mengingat jumlah orang yang terbatas sedangkan para pengrajin yang ada sangat banyak yaitu mencapai 150an orang. Kegiatan ini dilakukan juga bersamaan dengan pembuatan database pengrajin dan database supplier. Kendala yang ada dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah tenaga pendata yang kurang. Padahal di rentang waktu yang sama, kami juga memiliki program lainnya. Selain itu, dari pihak pengrajin sendiri tidak mengemukakan siapa saja konsumen mereka secara gambling.

Hal ini mungkin dikarenakan rahasia dagang yang mana mereka takut konsumen mereka diketahui dan direbut pihak lain.

6. Melengkapi Sarana Perpustakaan Dusun No. Sektor Jenis Program Sifat Program : 11.3.2.03 : Program Pokok Non Tema : Inter Disipliner (MD)

Kegiatan ini pada awalnya dilaksanakan sebagai langkah untuk membantu program KKN kami berkenaan pendirian perpustakaan dusun. Ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat Dusun Tanuraksan. Sebagaimana kita ketahui, buku merupakan jendela dunia. Kami berharap buku-buku yang ada di perpustakaan dusun dapat bermanfaat. Buku-buku yang kami sumbangkan merupakan buku-buku psikologi rumah tangga, anak dan buku-buku keterampilan. Program ini sangat terbantu dengan kerja sama dari warga masyarakat yang rela menyumbangkan buku-bukunya untuk dipakai di perpustakaan. Kendala yang dihadapi selama program ini tidaklah begitu berarti. Warga masyarakat Dusun Tanuraksan sangat partisipatif membantu kami untuk melaksanakan program ini.

II. KESIMPULAN Secara umum program-program yang dilaksanakan oleh Tim KKN-PPM UGM Unit 44 Kebumen sub unit Tanuraksan berjalan dengan baik dan lancar. Adanya partisipasi yang aktif dari masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat peduli dengan adanya pembaharuan dan peningkatan pembangunan di Dusun Tanuraksan. Program-program yang dilaksanakan diharapkan dapat berjalan mandiri dan berkesinambunan selepas tidak adanya tim KKN-PPM UGM. Keberhasilan program-program KKN-PPM ini sangat dipengaruhi oleh dukungan dan partisipasi dari masyarakat Dusun Tanuraksan serta tim KKN-PPM yang ikut membantu dalam melancarkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dijalankan. Selain itu, hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan justru menjadi pelajaran dalam pelaksanaan acara berikutnya. Dengan adanya KKN-PPM, mahasiswa diharapkan dapat lebih memahami realita kehidupan yang ada di berbagai lapisan masyarakat dan dapat menyesuaikan diri atas adanya perbedaan-perbedaan yang ada. Selain itu, program-program yang dilaksanakan diharapkan dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan Kebumen pada umumnya dan Dusun

Tanuraksan pada khususnya.

III. SARAN Dari pengalaman selama berada di lokasi KKN-PPM terdapat beberapa saran yang perlu disampaikan demi peningkatan program KKN-PPM selanjutnya, antara lain : Mahasiswa KKN sebaiknya bersikap aktif untuk bersosialisasi dengan masyarakat selama pelaksanaan program-program KKN karena hal tersebut dapat menambah antusiasme dari masyarakat Pemerintah setempat sebaiknya melakukan tindak lanjut atas program-program yang telah dilaksanakan tim KKN-PPM UGM agar masyarakat dapat melanjutkan program-program tersebut sehingga dapat memajukan wilayahnya dalam berbagai hal. Pihak LPPM sebaiknya menambah masa pembekalan mahasiswa KKN agar lebih optimal sehingga ketika terjun ke lokasi mahasiswa sudah benar-benar siap.

IV.

LAMPIRAN

Penyuluhan Sampah

Penyuluhan Lalu Lintas

Penyuluhan Batik ke SMAN 2 Kebumen

Penyuluhan Hak atas Kekayaan Intelektual

Melengkapi Sarana Perpustakaan Dusun

Pembuatan Database Konsumen Batik

KODE : KKN PPM UGM 16

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


(Individu)
KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN: 2011
SUB UNIT UNIT KECAMATAN KABUPATEN PROPINSI : TANURAKSAN : 44 : KEBUMEN : KEBUMEN : JAWA TENGAH

Disusun oleh : Nama Mahasiswa Nomor Mahasiswa : M. Uwais Sidhi Weiss : 08/267505/SP/22938

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM DAN PELAYANAN MASYARAKAT LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

I.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN Kabupaten Kebumen merupakan salah satu wilayah paling selatan di provinsi Jawa Tengah dan termasuk wilayah eks Karesidenan Kedu. Di Kabupaten ini terdapat sebuah aset budaya yang sangat berharga yang merupakan mahakarya warisan leluhur dan juga asli dari Indonesia yaitu Batik. Meskipun eksistensi Batik secara umum di Indonesia masih terjaga hingga sekarang, akan tetapi kondisi Batik khas Kebumen serta para perajinnya cenderung mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kondisi beberapa puluh tahun lalu, sekitar tahun 60-80an, pada saat industri Batik di Kebumen sedang booming. Kondisi tersebut dirasa sangat memprihatinkan jika mengingat nilai karya seni dan kekhasan Batik Kebumen yang sangat tinggi. Melihat keprihatinan atas kondisi tersebut dan keinginan untuk berkontribusi terhadap warisan leluhur asli Indonesia ini, tim KKN-PPM UGM Unit 44 melaksanakan program KKN pada tanggal 4 Juli 2011 25 Agustus 2011 dengan memilih pengembangan batik tulis Kebumen sebagai tema pokok. Tema yang diambil didasarkan pada fokus pengembangan produksi, pemasaran, dan pemasyarakatan Batik Kebumen, yaitu Optimalisasi Proses Produksi, Integrasi Pemasaran, dan Pemasyarakatan Ba tik Kebumen. Beberapa kondisi yang turut mendorong pemilihan tema tersebut antara lain, pemasaran batik yang belum maksimal, adanya kecenderungan produksi yang kurang efisien, kurangnya pengetahuan pebatik mengenai pengelolaan limbah dan penggunaan pewarna alami, serta minimnya pengetahuan dan minat generasi muda Kebumen untuk terus melestarikan batik tulis khas Kebumen. Untuk lebih memaksimalkan perhatian tim KKN pada perajin batik di Kebumen, tim dibagi menjadi tiga sub unit yang terletak di tiga desa dan kecamatan yang berbeda. Desa Seliling (Kecamatan Alian), Desa Gemeksekti (Kecamatan Kebumen), dan Desa Jemur (Kecamatan Pejagoan) dipilih karena adanya konsentrasi perajin batik di daerah tersebut. Berdasarkan musyawarah pembagian sub unit, pada pelaksanaan KKN ini saya ditempatkan di sub unit Desa Gemeksekti lebih khusus Dusun Tanuraksan. Selama masa KKN di Dusun Tanuraksan, saya melaksanakan tiga program pokok untuk menunjang tema, yaitu:
1. Pembuatan official video profil Batik Kebumen.

2. Pendekatan kelompok perajin batik daerah Tanuraksan untuk bergabung pada koperasi yang akan dibentuk. 3. Pembuatan sarana membatik. Selain program-program tema di atas, saya juga melaksanakan empat program di luar tema yang terkait dengan kondisi masyarakat Dusun Tanuraksan untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia yang ada. Program-program tersebut adalah : 1. Pengelolaan papan informasi. 2. Sharing pengalaman dengan orang sukses asal Kebumen. 3. Sarasehan pemuda antar desa 4. Kegiatan Ramadhan Secara umum, ketujuh program pokok tersebut dapat berjalan dengan lancar. Namun ada satu program yang belum sampai untuk mencapai agenda utama dalam perealisasiannya, yaitu Sarasehan pemuda antar desa, dikarenakan tanggapan dari pemuda-pemuda Dusun Tanuraksan terutama yang terlalu skeptis dengan usaha dibentuknya perkumpulan pemuda. Selain itu terdapat beberapa kendala dalam persiapan maupun pelaksanaan program, meski begitu pada akhirnya kendala tersebut dapat diatasi dengan baik dan tidak mengganggu jalannya program. Hal ini tidak lepas dari partisipasi dan bantuan yang begitu besar dari warga dan pamong desa. Namun, perlu adanya keberlanjutan program agar dapat memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Berikut adalah pembahasan mengenai uraian pelaksanaan program yang telah saya jalankan selama masa KKN:

1. Pembuatan official video profil Batik Kebumen

No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi

: 08.1.1.02 : Program Pokok Tema (SH-T) : Mono Disipliner (MD) : SH-13 : Wilayah Kabupaten Kebumen

Pembuatan Official Video Profil Batik Kebumen dilakukan sebagai salah satu upaya menambah sarana berupa media promosi untuk menunjang pemasaran batik Kebumen. Pembuatan video dipilih karena diketahui belum adanya media promosi berupa video yang membahas khusus mengenai Batik Kebumen. Selain itu video juga merupakan salah satu media

promosi yang memiliki kemampuan persuasif dan daya tarik yang tinggi kepada masyarakat dikarenakan formatnya yang berupa audio visual sehingga memungkinkan masyarakat merekam lebih banyak informasi dibanding media promosi dengan format lain. Dalam proses pembuatan video, didahului terlebih dahulu dengan riset data mengenai Batik Kebumen yang sudah dimulai beberapa bulan sebelum KKN, setelah itu dari data yang telah terkumpul dibuat Storyboard sebagai panduan pengambilan gambar dan editing. Proses pembuatan storyboard atau konsep video sudah saya mulai sejak sebelum KKN berlangsung. Namun pelaksanaan pengambilan gambar baru bisa dimulai pada tanggal 12 Agustus 2011 dikarenakan cukup mahalnya biaya pembuatan video tersebut dan terdapat kesulitan dalam mencari penyokong dana untuk membiayai pembuatan video tersebut. Puji syukur kepada Tuhan akhirnya pada waktu-waktu akhir ada pihak yang mau membiayai pembuatan video profil tersebut. Pengambilan gambar dilakukan selama 2 hari yaitu pada tanggal 12 dan 13 Agustus 2011. Beberapa objek yang diambil gambarnya sebagai materi video antara lain kegiatan membatik mulai dari membuat pola hingga pelorodan, motif-motif batik, suasana desa tempat para perajin batik, suasana pasar Tumenggungan, suasana jalanan Kebumen, objek-objek wisata di Kebumen, dan sebagainya. Hasil dari proses editing berupa video dengan format semi-dokumenter berdurasi kurang dari 10 menit. Video tersebut selanjutnya diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Kebumen yaitu Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi serta Dinas Pariwisata sebagai video profil resmi Kabupaten untuk media promosi batik Kebumen. Untuk menunjang distribusi video yang lebih luas, dengan tujuan agar masyarakat Indonesia lebih mengenal Batik Kebumen, kami mengadakan perjanjian dengan Pemkab untuk bisa ikut menggunakan video tersebut untuk berpromosi melalui dunia maya seperti via situs Youtube dan Facebook dan jalur-jalur lain.

2. Pendekatan kelompok pengrajin batik daerah Tanuraksan untuk bergabung pada koperasi yang akan dibentuk

No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi

: 13.1.1.01 : Program Pokok Tema (SH-T) : Mono Disipliner (MD) : SH-30 : Dusun Tanuraksan

Program ini diadakan untuk menunjang program lain yaitu Pembentukan Koperasi Batik dan tema Integrasi Pemasaran. Selain itu program ini juga diadakan sebagai bentuk penjajakan pendapat dari para perajin batik mengenai kemungkinan integrasi pemasaran melalui koperasi khusus batik. Fokus program adalah melakukan tindakan persuasif kepada mereka agar mau bergabung dalam koperasi Batik yang akan dibuat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan para perajin batik. Di Kebumen sendiri telah terdapat koperasi khusus batik yang bernama Koperasi Batik Sakti, akan tetapi sudah lama koperasi tersebut tidak beroperasi meskipun status badan hukum dan bangunan koperasi tersebut masih ada, di sisi lain ternyata ada lagi koperasi simpan pinjam untuk para perajin batik yang masih beroperasi namun belum optimal sehingga akan dilakukan pengembangan terhadap koperasi tersebut. Akan tetapi program untuk pengembangan koperasi tersebut mengalami kesulitan sehingga diubah konsepnya menjadi fokus kepada pengembangan paguyuban pembatik lingkup Kabupaten Kebumen bernama Lawet Sakti yang juga kurang berjalan optimal dalam organisasinya. Perubahan konsep ini tentu saja mempengaruhi konsep program pendekatan ini, akan tetapi memang tidak terlalu menjadi masalah karena pendekatan itu sendiri dilakukan secara kontinyu selama masa KKN dan secara informal agar lebih mudah diterima oleh para pembatik. Secara umum program ini berjalan lancar serta tanggapan para perajin batik terhadap integrasi pemasaran Batik Kebumen mayoritas positif dikarenakan memang mereka mengalami kesulitan dalam pemasaran dan minimnya penghasilan meskipun sudah memiliki pelangganpelanggan tetap akibat mahalnya harga bahan baku dan harga jual batik kepada pengepul yang tergolong rendah. Sangat disayangkan disaat para perajin menyatakan positif dan bersemangat untuk bergabung dengan paguyuban dan melakukan integrasi pemasaran, para petinggi paguyuban tidak bertindak cepat walaupun sudah berkali-kali didorong oleh kami sehingga program pengembangan paguyuban pun tidak berjalan seperti yang diharapkan. Meski begitu, muncul sebuah sinar cerah dari perajin batik di Dusun Tanuraksan yang tadinya tidak terdapat kelompok pembatik, muncul kesadaran untuk membentuk kelompok batik seperti di dusun-dusun perajin batik yang lain di Desa Seliling dan Desa jemur. Pada tanggal 18 Agustus 2011 terbentuk 2 kelompok perajin batik Dusun Tanuraksan yaitu Kelompok Anggrek dan Kelompok Teratai. Meskipun harus berjalan sedikit demi sedikit, tapi ini sebuah perkembangan yang bagus. Dengan adanya kelompok ini memungkinkan adanya komunikasi antar desa para perajin batik dengan lebih terkoordinasi dan selangkah lebih maju untuk mencapai integrasi pemasaran.

3. Pembuatan Sarana Membatik

No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi

: 08.1.1.02 : Program Pokok Tema (SH-T) : Mono Disipliner (MD) : SH-13 : Rumah Bu Nining / Pondokan KKN sub unit Tanuraksan

Program ini diadakan untuk menunjang tema Optimalisasi Produksi Batik, diawali dari adanya permintaan dari perajin batik untuk dibuatkan sarana membatik yaitu wangkring atau tempat untuk meletakkan kain batik ketika dilapisi malam dan dingklik atau kursi kecil untuk duduk perajin batik. Selain itu program ini juga sebagai salah satu cara untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada kaitannya dengan kegiatan membatik, yang mana di daerah tanuraksan terdapat gunung kecil yang banyak ditumbuhi pohon bambu. Kegiatan pembuatan sarana membatik berlangsung selama 4 hari dari tanggal 13-16 Agustus 2011 dengan diawali pengumpulan bahan yaitu bambu pada tanggal 7 Agustus 2011. Selama 4 hari pembuatan didapatkan hasil 2 buah wangkring dan 2 buah dingklik. Hasil yang tidak terlalu banyak dikarenakan kendala peralatan pertukangan yang terbatas dan kondisi alat yang tidak begitu baik sehingga menimbulkan beberapa kesulitan dalam proses-proses tertantu seperti ketika melubangi bambu, menghaluskan kayu, menggergaji, dan sebagainya. Meskipun tidak begitu membuahkan hasil karya yang signifikan, tetapi program ini diharapkan dapat memberikan inspirasi terhadap orang lain untuk bisa memanfaatkan sumber daya alam di sekitar, terutama untuk hal-hal yang berhubungan dengan membatik.

4. Pengelolaan Papan Informasi

No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi

: 09.3.1.03 : Program Pokok Non Tema (SH) : Inter Disipliner (ID) : SH-14 : Masjid An-Nur dan Rumah Ketua Organisasi Fatayat NU Ranting Tanuraksan

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, informasi berperan sangat penting untuk meningkatkan wawasan dan mengembangkan pola pikir masyarakat. Di Dusun Tanuraksan dengan mayoritas Sumber Daya Manusia yang cukup terbatas dalam kemampuan mencari informasi sesuai kebutuhan mereka dari sumber yang luas, perlu diberi fasilitas untuk memperoleh informasi dengan cara yang mudah, yaitu dengan cara penyaluran informasi dari warga yang bisa mencari informasi dari sumber yang lebih luas kepada warga secara massal. Di Dusun Tanuraksan sendiri belum ada media untuk melakukan hal tersebut. Hal ini yang mendasari perlunya pembuatan papan informasi bagi masyarakat yang bersifat umum dan mudah diakses oleh masyarakat. Program ini merupakan program interdisipliner, meliputi kluster Saintek dalam hal pembuatan papan informasi dan kluster Sosio Humanioran dalam hal pengelolaannya. Papan informasi dibuat pada tanggal 31 Juli 2011 dan kemudian ditaruh di tempat yang dirasa strategis serta banyak dilalui oleh masyarakat, akhirnya dipilihlah lokasi di depan Masjid An-Nur RW 02 dan di depan rumah ketua Fatayat NU Tanuraksan RW 01. Pengelolaan dari tim KKN, khususnya saya, baru dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2011, karena ingin melihat sejauh mana kesadaran dan komitmen pihak-pihak yang sudah setuju untuk mengurus papan informasi tersebut tanpa harus diberi contoh terlebih dahulu, melihat pihak yang setuju tersebut juga bukan anak kecil dan tergolong mengenyam tingkat pendidikan tinggi. Akan tetapi hingga lebih dari setengah bulan belum terlihat tanda-tanda pemanfaatan dari papan informasi tersebut, pada akhirnya tetap saja saya harus memulai terlebih dahulu dengan menempelkan informasi hasil lomba-lomba di Papan Informasi RW 02 serta informasi lowongan pekerjaan di papan Informasi RW 01. Semoga kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap Sumber Daya Manusia terutama mengenai pentingnya informasi bisa segera terbangun.

5. Sharing Pengalaman dengan Orang Sukses asal Kebumen No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi : 13.1.1.02 : Program Pokok Non Tema (SH) : Mono Disipliner (MD) : SH-31 : Masjid Al-Khayyu

Berawal dari kisah Bapak Kepala Desa Gemeksekti tentang banyaknya pengangguran dan menyayangkan pola pikir masyarakat terutama para pemuda Dusun Tanuraksan yang

kurang memiliki kepedulian untuk mengembangkan desanya dan hanya berorientasi merantau ke luar kota untuk mencari pekerjaan setelah lulus SMK, STM atau SMA. Selain itu ada juga yang tidak merantau ke luar kota akan tetapi bingung bagaimana memanfaatkan keahliannya yang diperoleh dari bangku sekolah. Berdasarkan hal tersebut, dirasa perlu untuk mendatangkan orang yang bisa memberikan inspirasi, menggugah semangat wirausaha para pemuda Dusun Tanuraksan, menularkan pengalamannya, serta utamanya mengubah pola pikir pemuda Dusun Tanuraksan tentang bekerja kepada orang lain dengan menjadi seorang wirausahawan. Dengan pola pikir dan mental seorang wirausahawan, apabila sudah terbiasa dengan hal itu, diharapkan bisa meningkatkan kreatifitas dan kesadaran untuk membangun daerahnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, saya menerapkan strategi yaitu mencari pembicara seorang wiraausahawan yang cukup berpengalaman dan sepantaran dengan pemuda Dusun Tanuraksan atau tergolong muda, belum menikah, dan asli Kebumen sehingga tidak terjadi kesenjangan dan para pemuda tidak merasa sungkan, serta faktor pendorong yang lebih besar karena melihat orang seumuran mereka sudah memiliki pengalaman wirausaha yang begitu banyak. Cukup sulit menemukan orang dengan kriteria seperti itu diantara relasi-relasi saya, dan ketika menemukan seseorang dengan kriteria tersebut, orang tersebut tidak bisa menjadi narasumber karena kesibukannya. Namun akhirnya saya mendapatkan orang yang cocok dengan kriteria tersebut yaitu kakak adik kelas saya semasa SMA, yang berumur 24 tahun serta sudah berpengalaman berwirausaha di 4 bidang yang berbeda. Kegiatan ini dilakukan di masjid Al-Khayyu pada tanggal 21 Agustus 2011. Acara dimulai sekitar pukul 16.20 WIB, dan dilanjutkan dengan kegiatan ramadhan yaitu buka bersama dengan pemuda-pemudi Dusun Tanuraksan dan Fatayat NU. Terjadi hal yang mengecewakan pada saat acara berlangsung yaitu sedikitnya pemuda yang datang pada waktu acara, hanya 1 orang pemuda yang baru lulus SMA dan pemudi dari organisasi Fatayat NU. Akhirnya dengan sedikit menahan kecewa acara tetap dilangsungkan. Acara berlangsung cukup menggembirakan dan mengobati kekecewaan saya di awal acara dengan antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan dan diskusi informal yang terus berlangsung dengan pembicara meskipun acara sharing telah berakhir hingga sebelum isya. Secara umum, acara ini berjaan dengan lancer, tidak ada kendala yang berarti dalam proses dan selama pelaksanaan kegiatan ini. Melihat tingginya minat peserta dalam kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi peserta yang hadir untuk bisa mengejar kesuksesan mereka dan menginspirasi para pemuda lain yang tidak hadir dalam kegiatan tersebut untuk perkembangan Dusun Tanuraksan ke arah yang lebih baik.

6. Sarasehan Pemuda Antar Desa No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi : 11.4.9.55 : Program Pokok Non Tema (SH) : Mono Disipliner (MD) : SH-29 :-

Awalnya kegiatan ini dilakukan untuk memberikan wawasan tentang organisasi kepada organisasi pemuda Dusun tanuraksan yang rencananya akan didirikan sebagai salah satu program KKN juga, melalui organisasi pemuda di desa lain yang sudah mapan. Namun pada akhirnya kegiatan sarasehan ini tidak berhasil dilangsungkan karena tanggapan yang kurang baik dari pemuda Dusun Tanuraksan khususnya pada saat inisiasi pembentukan

perkumpulan/organisasi pemuda Dusun Tanuraksan. Pada awal kegiatan KKN ini, sudah dilakukan pendekatan-pendekatan kepada beberapa pemuda desa yang menjadi tokoh bagi para pemuda lainnya berdasarkan saran dari salah satu ketua RT. Setelah dilakukan pendekatan, mereka bersedia untuk mengajak pemuda-pemuda lainnya untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa KKN. Namun pada saat kegiatan inisiasi pembentukan perkumpulan pemuda pada tanggal 30 Juli 2011, ada statemen dari salah satu tokoh pemuda yang menyatakan bahwa tidak perlu dibentuk perkumpulan karena dulu pernah ada dan mati sedangkan sebenarnya ada karang taruna tetapi juga tidak aktif, lebih baik menghubungi mereka para tokoh pemuda saja apabila ada kegiatan dan mereka akan mengajak pemuda lainnya karena menganggap pemuda lainnya hanya mengikut saja dan tidak memiliki inisiatif. Sangat disayangkan ada pernyataan seperti ini dan itu keluar dari Ketua Karang Taruna Desa Gemeksekti sendiri, dan sepertinya pernyataan mengenai inisiatif pemuda Dusun Tanuraksan itu memang benar. Hal ini dilihat dari pengamatan saya terhadap kegiatan rutin pemuda di beberapa blok, ketika tokoh-tokoh itu tidak hadir maka kegiatan tidak berjalan, dan bisa berjalan ketika tokoh-tokoh itu hadir di awal kegiatan. Menurut testimoni beberapa penduduk juga mengakui bahwa para pemuda di Dusun Tannuraksan cenderung terpisah-pisah dan tidak begitu mengenal antar blok. Beruntung Dusun Tanuraksan memiliki organisasi Fatayat NU yang anggotanya adalah pemudi semua dan organisasi tersebut sudah tergolong tua di Dusun Tanuraksan, sehingga Dusun Tanuraksan masih diwarnai oleh kegiatan dari kaum muda.

7. Kegiatan Ramadhan No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi : 15.1.1.01 : Program Pokok Non Tema (SH) : Mono Disipliner (MD) : SH-34 : Masjid Al-Khayyu

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyemarakkan bulan Ramadhan dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk meningkatkan ibadah, menambah ilmu agama bagi masyarakat dan sekaligus mengamalkan ilmu agama yang telah saya dapatkan. Di Dusun Tanuraksan sendiri banyak diadakan kegiatan keagamaan di mushola-mushola, masjid-masjid maupun di rumah-rumah penduduk setiap hari terutama setelah ashar, maghrib, isya dan subuh. Beberapa kegiatan yang khusus dilakukan dari tim KKN untuk mengisi Ramadhan di Dusun Tanuraksan adalah Pengajian kitab kuning pada tanggal 4 dan 21 Agustus 2011 setelah sholat Tarowih, serta Buka Bersama Pemuda Pemudi Dusun Tanuraksan pada tanggal 21 Agustus 2011. Secara umum kegiatan berjalan dengan lancar, untuk pengajian kitab diisi oleh mahasiswa KKN dengan peserta jamaah sholat Tarowih Masjid Al-Khayyu yang belum pulang selama kurang lebih 1 jam. Kemudian untuk acara buka bersama, peserta mayoritas dari organisasi Fatayat NU, karena para pemuda Dusun Tanuraksan tidak banyak yang hadir, akan tetapi acara tetap berlangsung dengan hangat dan akrab.

II.

KESIMPULAN Keseluruhan program yang saya lakukan pada kegiatan KKN di Seliling, Alian, Kebumen

dapat dikatakan berjalan dengan lancar. Beberapa kendala yang muncul selama pelaksanaan KKN dapat diatasi dengan baik sehingga pada akhirnya tidak mengganggu jalannya kegiatan. Kelancaran dan keberhasilan kegiatan KKN di Desa Seliling tidak lepas dari dukungan pamong desa serta partisipasi aktif masyarakat sekitar, khususnya pembatik. Pada akhirnya, kegiatan KKN ini diharapkan mampu menumbuhan semangat kembali bagi pembatik di daerah Seliling serta dapat menumbuhkan kecintaan warga untuk melestarikan batik tulis tersebut. Harapan lain yang juga diinginkan adalah adanya generasi muda yang mau meneruskan batik sehingga kelestariannya dapat terjaga. Seluruh kegiatan yang telah dijalankan

diharapkan mampu diteruskan oleh masyarakat supaya lebih berkesinambungan dan terasa manfaatnya.

III.

SARAN Berdasarkan pengalaman yang didapat selama kegiatan KKN di Dusun Tanuraksan, Desa

Gemeksekti, maka dapat diberikan saran untuk menunjang keberhasilan program KKN selanjutnya, yaitu : Pentingnya kerjasama dengan perangkat desa setempat untuk lebih mempermudah kelancaran dan perijinan program. Perlu dijalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar sedari awal supaya partisipasi warga lebih aktif dalam mengikuti kegiatan yang diadakan tim KKN. Perlu adanya identifikasi permasalahan yang lebih mendalam, jika perlu sebelum masa pelaksanaan KKN, agar lebih mengetahui permasalahan dan bisa memberikan program yang bersifat solutif serta berkelanjutan. Pendampingan/perhatian pasca KKN atau kontrol berkala baik oleh peserta KKN yang bersangkutan atau diwariskan kepada generasi KKN sesudahnya dengan memberikan bekal-bekal yang cukup, terutama untuk program yang bersifat jangka panjang untuk membuktikan bahwa KKN tidak hanya sekedar untuk memenuhi syarat akademik saja, melainkan benar-benar program untuk masyarakat sesuai dengan prinsip pelaksanaan KKN yang berkesinambungan.

IV. LAMPIRAN

Pembuatan official video profil Batik Kebumen

Pendekatan kelompok pengrajin batik daerah Tanuraksan untuk bergabung pada koperasi yang akan dibentuk

Pembuatan sarana membatik

Pengelolaan papan informasi

Sharing pengalaman dengan orang sukses asal Kebumen

Sarasehan pemuda antar desa

Kegiatan Ramadhan

KODE: KKN PPM UGM 16

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


(Individu )
KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN : 2011 SUB UNIT UNIT KECAMATAN KABUPATEN PROVINSI : TANURAKSAN : 44 : KEBUMEN : KEBUMEN : JAWA TENGAH

Disusun Oleh : Nama Mahasiswa : Akbar Bahtiar Nomor Mahasiswa : 08/267663/SP/23013

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM DAN PELAYANAN MASYARAKAT LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

I.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN Kabupatan Kebumen adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa tengah. Kabupaten kebumen mempunyai beberapa kecamatan dan salah satunya adalah kecamatan kebumen sendiri. Dalam KKN unit Kebumen ini di bagi menjadi tiga sub unit yang masingmasing berbeda kecamatannya. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah kecamatan kebumen, kecamatan alian dan kcamatan pejagoan. Mungkin terdengar aneh KKN terpecar menjadi beberapa wilayah kecamatan yang biasanya terpusat dalam satu kecamatan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini Karena pada lokasi tersebutlah terdapat perajin-perajin batik kebumen yang sampai pada saat ini masih memerlukan perhatian lebih dan perlunya pengembangan yang lebih lanjut mengenai batik kebumen tersebut. Batik kebumen merupakan suatu brand yang belum berkembang secara keseluruhan sehingga perlu adanya pengembangan yang serentak sehingga dapat terintergrasi secara keseluruhan, adanya hal tersebut yang menjadi alas an pemilihan tempat tersebut. Dan saya Alhamdulillah mendapatkan sub unit di kecamatan kebuemen dan tepatnya di dusun Tanuraksan, desa gemeksekti, kecamatan kebumen. Potensi batik kebumen secara umum sangatlah bagus, hal ini dikarenakan adanya ciri khas yang tidak dimiliki dari batik-batik daerah lain seperti pekalonhan, solo, dan Yogyakarta. Selain itu batik kebumen terutama batik tulisnya mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dari pada batik di tempat lain. Namun disamping keunggulan-keunggulan tersebut terdapat kendalakendala yang dihadapi oleh perajin-perajin batik kebumen terutama pada bidang pemasaran dan proses produksinya. Untuk itu tema utama dari KKN Kebumen adalah optimalisasi produksi, integrasi pemasaran, dan pemasyarakatan batik kebumen. Adanya tema kkn tersebut tentu saja unutk membuat batik kebumen lebih dikenal masyarakat, pemasaran menjadi lebih lancer dan proses produksi menjadi lebh efisien. Untuk menujang program tersebut saya mempunyai beberapa program tema yaitu : 1. Sosialisasi batik kebumen di SMA N 1 Kebumen 2. Sosialisasi batik kebumen kepada pemuda dan pemudi desa Selain itu terdapat beberapa program tema yang tidak terkait dengan tema utama, yang

disesuaikan dengan kondisi, potensi dan kemampuan mahasiswa, program tesebut adalah : 1. Inisasi karang taruna 2. Pelatihan ketrampilan

3. Plangisasi 4. Sosialisasi kompos 5. Pembinaan TPQ Dalam pelaksanaan program tersebut secara umum berjalan dengancukup baik namun tetap saja ada kendala-kendala yang tak terduga sebelumnya yang terjadi. Pelaksanaan program tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut. 1. Sosialisasi batik kebumen di SMA N 1 Kebumen : 11. 4. 9. 55 : program pokok tema (SH-T) : monodisipliner : SH-22 : SMA N 1 Kebumen

No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi

Program ini diadakan karena adanya masalah yang cukup ironi yaitu adanya ketidaktahuan masyarakat khususnya masyarakat kebumen tentang adanya batik di daerahnya sendiri. Program ini bertujuan agar para siswa-siwsi khususnya di wilayah kecamatan kebumen mengetahui adanya batik kebumen diwilayahnya sendiri sehinnga muncul adanya kecintaan teradap batik kebumen tersebut. Adanya kecintaan tersebut mempunyai maksudnya agar para siswa maupun siswi dapat menghargai batik sehingga akan menjadikan batik bagian dari kehidupan sehari-hari misalnya dengan memakai batik pada kegiatan sehari-hari yang memungkinkan untuk memakai batik seperti dalam pergaulan sehari-hari, silaturahmi dan lain sebagainya. Program ini diadakan di SMA N 1 Kebumen, pada tanggal 6 Agustus 2011. Sistem pelaksanaan sosialisasi batik ini dengan mengunjungi tiap kelas mulai dari kelas X1, X2, X3, dan X4 dengan mnggunakan waktu pelajaran kesenian. Setiap kelas tersebut mendapatkan materi presentasi mengenai batik kebumen, antara lain mengenai sejarah, cara membuat dan proses pemasaranya serta adanya motivasi agar para siswa tertarik utnuk memakai batik khususnya batik kebumen. Selanjutnya, dilakukan pelatihan batik secara singkat oleh perajin batik dari dusun tanuraksan sendiri. Secara keseluruhan program ini berjalan dengan baik dan lancar. Dilihat dari antusiasnya, para siswa sangat antusias untuk sosialisasi ini, selain itu terlihat adanya partisipasi yang baik dari siswa hal ini terlihat dari proses pelatihan batik secara singkat tersebut. Siswa-siswi mencoba untuk

membatik di kain yang telah disediakan oleh tim KKN dengan penuh semangat hal ini terlihat dari adanya siswa yang masih meneruskan membatiknya walaupun jam pelajaran kesenian telah usai, namun siswa-siswi tersebut masih tetap membatik. Namun dibalik adanya kesuksesan tersebut ada saja kendala yang dihadapi seperti adanya kompor untuk membatik yang tidak kunjung menyala, adanya komputer kelas yang tidak hidup sehingga tidak bisa menampilkan slide presentasi dan lain sebagainya. Namun kendala-kedala tersebut, alhamdulillah dapat diatasi dengan baik. Seperti adanya kompor minyak untuk membatik yang tidak kunjung hidup karena angin yang bertiup ukup kencang, akhirnya bisa diatasi dengan menggunakan penutup kompor dari kardus bekas, lalu adanya komputer mati seperti yang ada di kelas X1, maka menggunakan laptop mahasiswa kkn yang sebelumny telah dipersiapkan.

2.

Sosialisasi batik kepada pemuda-pemudi desa : 11. 3. 9. 55 : Program Pokok Tema (SH-T) : Mono Disipliner (MD) : SH-23 : Masjid al khayyu

No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi

Sosialisasi batik kepada pemuda pemudi dilakukan karena adanya keprihatinan dari tim KKN UGM unit 44 yang melihat kurangnya antusiame pemuda pemudi dusun tanuraksan kepada batik kebumen, padahal daerahnya sendidi adalah tempat yang banyak terdapat perajin batiknya. Program ini bertujuan agar pemuda-pemudi lebih tertarik untuk melestarikan batik kebumen dan agar bisa dijadikan motivasi para pemuda dan pemudi agar terjun ke dunia batik seperti kebanyakan orang tuanya yang lebih dahulu menjadi perajin batik. Program ini berlangsung di masjid al Khayyu dusun tanuraksan pada tanggal 29 juli 2011, acara ini dilakukan dengan pemberian materi melalu presentasi dengan menggunakan proyektor yang di pinjam dari kantor balaidesa. Sebelumnya untuk mengundang pemuda-pemudi dilakukan dengan pemberian undangan secara individu-individu khusunya bagi pada laki-laki dan undangan secara kelompok melalui berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari ketidak adanya umpan balik mengenai presentasi batik yang dilakukan oleh saya. Hal ini menjadi keprihatinan tersediri karena ketidak adanya umpan balik dari para pemuda-pemudi yang hadir. Namun, adanya hal tersebut

semoga tidak menjadi tolak ukur yang signifikan dari peningkatan minat pemuda dan pemudi kepada batik. Amin.

3. Inisiasi Karang Taruna No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi : 11. 4. 1. 01 : Program bantu : Mono Disipliner (MD) : SH-25 : Masjid al khayyu

Program inisasi karang taruna adalah suatu proram yang di tujukan kepada pemuda pemudi di dusun tanuraksan yang bertujuan sebagai rintisan awal untuk mengaktifkan kembali karang taruna yang pernah ada di dusun tersebut. Cara yang dilakukan adalah dengan melakuakan pendekatan kepada orang-orang yang berpengaruh kepada para pemuda seperti ketua RT, guru mengaji dan lain sebagainya. Orang-orang tersebut dijadikan sebagai motor untuk menggerakan pemuda agar dapat berkumpul kembali. Pendekatan-pendekatan tersebut seperti pencarian pemuda potensial untuk mengaktifkan kembali karang taruna tersebut. Setelah mendapatkan pemudapemuda tersebut lalu diedarkanlah undangan untuk para pemuda dan pemudi tersebut untuk berkumpul di masjid Al Khayyu tanuraksan. Pada saat perkumpulan pertama di masjid al Khayyu, dari segi kuatitas sudah sangat bagus mencapai 50 orang lebih yang datang. 50 orang tersebut terdiri dari pemuda dan pemudi yang perkiraan rantang umurnya antara 12-25 tahunan. Hal ini terlihat dari status pendidikanya, adanya yang masih bersekolah SD dan sampai sudah ada yang bekerja. Setelah itu acara dimulai dengan penyuluhan dari satlantas, setelah itu acara dilanjutkan dengan adanya sosialisasi bati dan kemudian baru inisiasi karang taruna. Pada saat presentasi para pemuda seakan sudah tidak antusias karena waktu yang sudah malam dan terkesan membosankan, tidak adanya apresiasi dan antusiasme tersebut, lalu dilakuan dengan pendekatan personal dengan mengajak musywarah namun para peserta tidak antusias bahkan mulai berkurang. Hal ini membuat kami sebagai panitia merasa agak kecewa dengan adanya sikap yang kurang atusias tersebut. Namun dari adanya jumlah peserta yang datang hal ini mencerminkan suatu potensi tersendiri dimana para pemuda dan pemudi mempunyai kesadaran

dan keinginan tersendiri untuk mengikuti suatu acara perkumpulan ataupun karang taruna yang telah sekian lama mati suri. 4. Pelatihan ketrampilan No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi : 11. 4. 1. 02 : Program bantu : Mono Disipliner (MD) : SH-26 : rumah Ibu Joko, dusun tanuraksan

Kegiatan pelatihan ketrampilan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada para ibuibu yang sedang mengunjungi Pelatihan Anak Usia Dini. Rencana yang dilakuakan adalah melakukan pelatihan pada saat kegiatan PAUD dilaksanakan. Jadi rencana awalnya para siswa dan siswi PAUD tidak di dampingi oleh orang tuanya dan orang tuanya melakukan pelatihan kegiatan. Saat perencanaan, saya selaku penanggung jawab program melakukan musyawarah kepada ibu-ibu orang tua siswa PAUD dan kepada penyelenggara PAUD kira-kira pelatihan apa yang akan dilakuan, dari para orang tua dan penyelenggara paud mengingingkan adanya pelatihan pembuatan kue. Setelah terjadi kesepakatan tentang bentuk pelatihannya, maka saya mencari peltih yang dapat memberikan pelatihan tersebut. Pertama yang saya kunjungi adalah Dinas Tenaga Kerja, dari dinas Tenaga Kerja pun dapat memberikan pembuatan kue-kue. Setelah itu saya konfirmasi kepada penyelenggara paud. Pada tanggal 26 Juli 2011 pelaksanaa ketrampilan pun dimulai. Para peserta yang terutama ibu-ibu sangat antusias dalam pelatihan ketrampilan tersebut. Hal ini di tunjukan dengan adanya partisipasi ibu-ibu yang ikut membuat kue kering yang di arahkan oleh pelatih yang di datangkan dari disnaker. Secara keseluruhan program ini brjala dengan lancar dan sukses, adanya kendala-kendala seperti kuranggnya bahan baku ataupun kurang alat masak dapat ditangani dengan baik. Ini dikarenakan adanya berkat dan rahmat dari Alloh SWT yang telah memberikan kemudahan, hal ini

terlihat adanya penyelenggara PAUD dan ibu-ibu, orang tua PAUD yang partisipatif dan antusias dalam menikuti acara tersebut. Proses pelatihan meliputi proses pembuatan kue kerinng yaitu nastar, semprit dan onde kering dan pemberian tips-tips untuk memasak kue tersebut, selain itu adanya tambahan wawasan mengenai penggunaan bahan substitusi kong sebagseperti tepung mokaf yang terbuat dari singkong sebagai pengganti dari tepung gandum dengan harga yang lebih murah dan kualitas yang tidak jauh berbeda.

5. Sosialisasi kompos No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi : 15. 1. 1. 02 : Program bantu : Inter Disipliner : ST-35 : Mushola Uswatun Khasanah

Sosialisasi kompos merupakan salah satu program yang menitik beratkan kepada pembuatan kompos. Hal ini lebih dimaksudkan untuk menambah pengetahuan dan kesadaran bagi masyarakat desa tanuraksan khususnya masyarakat RW 2. Pada pelaksanaannya kami mengundang narasumber dari Kantor Lingkungan Hidup. Narasumber tersebut memberikan presetasi kepada kepada masyarakat tentang pembuatan kompos dan manfaatnya. Dilihat secara kuantitatif jumlah kehadiran warga cukup banyak mencapau 30 orang dan secara kualitatif masyarakat cukup partisipatif dan memberikan umpan balik kepada narasumber dan Kantor Lingkungan Hidup tersebut.

6. Pembinaan TPQ No. Sektor Jenis Program Sifat Program Kode Program Lokasi : 15. 1. 1. 01 : Program bantu : Mono Disipliner : SH-35 : Masj id Al Khayyu

Pada program pembinaan TPQ ini lebih di tekankan kepada pemberian saran dan pengawasan pelaksanaan TPQ yang ada di dusun . Pemberian saran tersebut dilakukan dengan jalan musyawarah antara saya dan pengajar TPQ, saran yang diberikan antara lain adanya dilakukannya pendataan kembali siswa-siswi yang mengikuti TPQ agar lebih dapat di kontrol perkembangannya. Selai itu dilakukan pengawasan terhadap berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Pada saat pengwasan tersebut masih terlihat adanya siswa siswi TPQ yang tidak tertib di berikan suatu ajakan untuk tidak mengulanginya kembali. Secara keseluruhan program ini berjalan dengan baik dimana adanya kedisiplinan dari anak-anak untuk mengikuti kegiatan TPQ dan dari para pendidik TPQ yang lebih tertib dalam memberikan pengajaran. 7. Plangisasi No. Sektor : 15. 1. 2. 07

Jenis Program : Program bantu Sifat Program : interdisipliner Kode Program : ST-5 Lokasi : rumah ibu Nining, pondokan

Program ini di buata guna memudahkan dalam pencarian rumah perangkat desa dan ketua ketua RT atau RW. Ketidak adanya plang membuat pencarian rumah ketua rt atau rw atau perangkat desa memnjadi susah, hal ini sangat terasa seperti ketika survey-survey ketempat pengeurus desa saat pertama kali datang di dusun tanuraksan ini. Dengan adanya plang ini diharapkan dapa mempermudah pencarian rumah perangkat desa. Pelaksanaan plangisasi tersebut dilakuakn sebagian besar oleh mahasiswa KKN, hal ini dikarenakan perlu keahlian khusus dalam pembuatannya, dan memang secara teknis tidak memerlukan partisipasi banyak dari masyarakat. Pembuatan plang tersebut dilaksanakan pada tanggal18-21 agustus 2011.

II.

KESIMPULAN Selama melaksanakan kegiatan KKN-PPM di unit kebumen, secara keseluruhan program

yang saya tangani berjalan dengan baik. Namun, tetap tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan program yang saya pegang, masih ada masalah-masalah yang tak terduga dan adanya kegiatan yang yang tidak berjalan sesuai dengan rencana. Adanya hal tersebut semoga tidak banyak berpengaruh terhadap hasil yang dinginkan dari ada program tersebut, terutama mengenai manfaat dari program tersebut.

III. SARAN Berdasarkan pengalaman semasa KKN , maka ada sedikit saran yang dapat diberikan guna dapat diadikan bahan pertimbangan dan saran bagi KKN selanjutnya. 1. Perlunya kerja sama diantara tim KKN dalam pelaksanaan program KKN 2. Sosialisasi dengan baik kepada masyarakat agar tahu bagaimana kondisi masyarakat tersebut 3. Berusaha membaur dengan masyarakat desa 4. Jalin kerja sama dengan penduduk setempat secara intensiv 5. Pentingnya manajemen konflik dalam perencanaan program 6. Tulislah kartu kotrol setiap selesai mengerjakan suatu program

IV. LAMPIRAN

Sosialisasi Batik di SMA N ! Kebumen

Pelaksanaan Sosialisasi Kompos RW1

Pelatihan Ketrampilan

Pelaksanaan TPQ

Penyuluhan Batik Kepada Pemuda Pemudi

Inisiasi Karang Taruna

Pelaksanaan Pembuatan Plang

KODE : KKN PPM UGM 16

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN (Individu)


KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN: 2011

SUB UNIT UNIT KECAMATAN KABUPATEN PROPINSI

: TANURAKSAN : 44 : KEBUMEN : KEBUMEN : JAWA TENGAH

Disusun oleh : Nama Mahasiswa Nomor Mahasiswa : Vinko Satrio Pekerti : 08/268566/EK/17198

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM DAN PELAYANAN MASYARAKAT LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN Dukuh Tanuraksan, Desa Gemeksekti, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah merupakan lokasi yang dipilih sebagai tempat pelaksanaan KKN-PPM Unit 44, yang dimulai dari tanggal 4 Juli 2011 hingga 23 Agustus 2011. Dalam pelaksanaannya, kegiatan KKN-PPM ini difokuskan pada tiga desa dan oleh karenanya terbagi menjadi tiga subunit, yaitu subunit yang bertugas di Dukuh Tanuraksan Desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen, subunit yang bertugas di Desa Seliling Kecamatan Alian, dan subunit yang bertugas di Desa Jemur Kecamatan Pejagoan. Tema KKN-PPM Unit 44 adalah Optimalisasi Proses Produksi, Pemasaran, dan Pemasyarakatan Batik Kebumen. Tema ini dipilih karena berdasarkan survey yang telah dilakukan sebelumnya, Kabupaten Kebumen memiliki sebuah warisan budaya unik yang sangat potensial untuk dikembangkan, yaitu batik tulis kebumen. Namun, selama ini proses produksi, proses pemasaran, dan sistem pemasyarakatan atau sosialisasi yang dilakukan masih belum optimal, baik oleh masyarakat pembatik maupun oleh pemerintah daerah setempat. Sebagian besar masyarakat di Dukuh Tanuraksan, terutamanya, masih belum mengetahui cara-cara untuk bisa menjadikan proses produksi lebih ramah lingkungan, cara-cara penjualan yang masih lebih tidak menguntungkan pihak perajin batik, dan pemasyarakatan batik yang tidak memacu regenerasi perajin batik tulis. Selepas KKN ini, diharapkan masyarakat Kebumen, khususnya Tanuraksan, menjadi lebih termotivasi untuk melestarikan dan memanfaatkan potensi budaya batik tulis yang ada secara optimal. Dan jika dimungkinkan, batik tulis dapat menjadi salah satu pekerjaan utama rumah tangga bagi masyarakat di Tanuraksan. Selama pelaksanaan KKN saya melaksanakan delapan program, empat di antaranya merupakan penjabaran dari tema di atas, sementara empat program merupakan program pendukung sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Tanuraksan. Tujuh program tersebut adalah: 1. Penjajagan Penjualan Batik Ke Luar Negeri 2. Pengadaan Pameran Mini Batik Kebumen Pada Bazar di Asrama Haji 3. Penyuluhan Teknis Administrasi Surat Menyurat 4. Pembuatan Database Pengrajin Batik dan Kelompok Yang Ada 5. Sosialisasi Penyuluhan Daur Ulang dan Komposisasi Sampah di RW 2 6. Sosialisasi Kerja Bakti Pembersihan Selokan di RT 3 RW 2 7. Pengadaan Nonton Bareng Dalam Rangka Pengumpulan Para Pemuda

8. Pengelolaan Konten Majalah Dinding

Pada umumnya tidak banyak kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program-program tersebut. Beberapa program mengalami penyesuaian, namun penyesuaian tersebut merupakan hal yang penting dilakukan agar program yang dijalankan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan memberi nilai tambah bagi masyarakat.

1. Penjajagan Penjualan Batik Ke Luar Negeri No. Sektor : 05.4.2.03

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T) Sifat Program : Mono Disipliner (MD) Program ini merupakan salah satu bagian dari serangkaian program besar Bimbingan Teknis Pemasaran. Kegiatan ini diadakan dengan asumsi belum optimalnya jalur dan link-link pemasaran batik tulis, khususnya ke luar negeri. Minimnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat untuk mencarinya secara mandiri menjadi salah satu fokus permasalahan di program in. Melalui program ini, diharapkan pembatik maupun anak-anak pembatik dan pemuda-pemuda desa beserta semua pihak yang peduli dengan nasib batik tulis kebumen, dapat terbuka pemahaman dan pemikirannya mengenai pemasaran luar negeri secara optimal. Selain itu, dengan bantuan inisiasi kerja sama penjualan ke luar negeri dari kami, tentunya menjadi motivasi bagi masyarakat Tanuraksan untuk selalu mengembangkan pengetahuan pemasarannya dan juga pembaharuan kualitas batik tulisnya. Kebanyakan dari program ini merupakan sebuah kegiatan yang bisa dilaksanakan sendiri dan waktu pelaksanaannya dilakukan dari hari-hari awal sampai pada saat diadakannya penyuluhan Bimbingan Teknis Pemasaran di Fatayad, yaitu pada tanggal 19 Agustus 2011. Faktor pendukung dari program ini adalah relatif mudah untuk dikerjakan. Sementara faktor penghambatnya adalah benar-benar belum adanya link pemasaran khusus batik tulis ke luar negeri melalui jalur pemerintah maupun swasta. Meskipun ada, hambatan yang muncul berikutnya adalah ketidakmampuan perajin batik untuk memenuhi kuota ekspor dan standarisasi produk. Oleh karena itu, dalam program ini hanya sedikit yang bisa dilakukan sampai akhir dan hanya meninggalkan modul-modul pelaksanaan penjualan internasional pada saat program penyuluhan Bimbingan Teknis Pemasaran pada kelompok Fatayad dan pada kelompokkelompok pembatik lainnya yang akan terbentuk.

2. Pengadaan Pameran Mini Batik Kebumen Pada Bazar di Asrama Haji No. Sektor : 05.4.2.03

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T) Sifat Program : Mono Disipliner (MD) Program ini merupakan program tema yang bertujuan untuk memasyaratkan batik Kebumen secara langsung dan masal. Pelaksanaan program ini dilatarbelakangi oleh masih kurangnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat Kebumen sendiri terhadap seni batik tulisnya sendiri dan masih minimnya jalur pemasaran para pembatik. Diharapkan dengan adanya program ini, akan tercipta brand awareness atau pencerahan atas batik tulis oleh masyarakat Kebumen sendiri, dan dibarengi dengan semakin meningkatnya hubungan langsung antara pembatik dengan pembeli akhir. Pelaksanaan program ini dibagi beberapa tahap. Pertama, penjajagan kerjasama dengan PT. Cahaya Murni Central Java Semarang yang mempunyai rencana untuk mengadakan bazar pabriknya di Kebumen, menghasilkan kesanggupan untuk membantu pameran batik secara penuh sebagai bagian dari program CSR-nya. Kedua, sosialisasi pameran batik pada seluruh ketua RT di Tanuraksan dan juga menyertakan para pembatik di Jemur dan Seliling yang dikoordinir oleh perwakilan subunit masing-masing. Lalu para perajin batik yang ingin berpartisipasi dalam pameran ini, diarahkan untuk mengumpulkan batiknya di tempat ketua RT masing-masing, untuk selanjutnya dikumpulkan dahulu. Kemudian, peminjaman dan setting beberapa perabot yang dirasa perlu untuk pameran seperti seperangkat gawangan batik dari Pak/Bu Lurah. Terakhir, pelaksanaan pameran yang diselenggarakan memakai sistem shift secara bergantian dari Tanuraksan, Jemur, dan Seliling. Pameran mini batik kebumen ini diselenggarakan pada tanggal 23-25 Juli 2011, 30-31 Juli 2011, dan 1-7 Agustus 2011. Tidak lupa juga tahap pengembalian batik yang tidak terjual ke masing-masing ketua RT untuk diambil para pembatik yang berpartisipasi. Selama pelaksanaan pameran mini batik ini, banyaknya hal yang harus dijelaskan, misalnya perbedaan antara batik tulis dengan batik cap atau batik printing, membuktikan bahwa pembangunan tingkat keawasan publik terhadap warisan budaya seni batik tulis memang pantas menjadi fokus utama dari pameran ini. Dan minat para pembeli batik yang banyak bertanya tentang batik-batik tulis dan pembatiknya, menandakan bahwa pembentukan jalur pemasaran langsung juga dapat menjadi fokus kedua. Secara garis besar, program ini dapat dinilai sukses. Faktor pendukungnya adalah

tingginya partisipasi pembatik yang memenuhi target pengiriman kain batik yang ditentukan dan banyaknya pengunjung dari Kebumen yang totalnya mencapai sekitar 95 orang selama dua belas hari total penyelenggaraan. Hambatan yang ada banyak berasal dari sisi internal tim KKN-PPM sendiri, dimana terbatasnya tenaga penjaga yang ada karena bertubrukan dengan program dari masing-masing subunit asalnya.

3. Penyuluhan Teknis Administrasi Surat Menyurat No. Sektor : 05.4.9.55

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T) Sifat Program : Mono Disipliner (MD) Program ini merupakan salah satu bagian dari serangkaian program besar Penyuluhan Koperasi/Usaha Kecil. Kami memecahnya menjadi beberapa bagian dengan tujuan agar masyarakat lebih paham secara mendalam mengenai bagian-bagian administrasi mendasar yang perlu dikuasasi. Metode yang diterapkan dalam penyuluhan ini yaitu masyarakat Tanuraksan berkumpul ke sebuah tempat dan penyuluhannya dari kami yang sudah mencari bahan-bahan untuk modulnya serta sudah meminta izin pengurus atau pemilik tempat tersebut.. Program ini dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2010 di Mushola Uswatun Hasanah RT 4 RW 1 Dukuh Tanuraksan Desa Gemeksekti. Pada awalnya target penyuluhan ini adalah koperasi ataupun paguyuban yang sudah ada di Tanuraksan. Namun, dikarenakan vakumnya koperasi dan susahnya sebuah kelompok pembatik untuk terbentuk di sini, target penyuluhan ini menjadi lebih spesifik lagi yaitu para pembatik dan keluarganya yang tertarik untuk mengembangkan kemampuan administrasinya. Pelaksanaan Penyuluhan Teknis Administrasi Surat Menyurat ini digabung dengan program Penyuluhan Teknis Administrasi Pembukuan dan program Percontohan Bagi Koperasi/Paguyuban Yang Akan Dibentuk, agar bisa lebih komprehensif dan diharapkan bisa memacu para pembatik untuk mulai menginisiasi peguyuban sendiri atas inisiatif bersama. Peserta yang hadir lebih kurang 19 orang yang semuanya berasal dari Dukuh Tanuraksan Desa Gemeksekti, dan dua orang diantaranya adalah tamu sesama pembatik dari Desa Jemur Kecamatan Pejagoan yang terlibat dalam program Percontohan Bagi Koperasi/Paguyuban Yang Akan Dibentuk. Faktor penghambat kegiatan ini, yaitu waktu penyuluhan yang ternyata masih terlalu pagi, yaitu jam 9 pagi, sehingga peserta yang datang tidak sebanyak jika dibandingkan dengan

program penyuluhan lain di tempat yang sama, di hari sebelumnya. Namun, secara garis besar acara ini tergolong sukses. Hal ini bisa disinyalir dari motivasi para peserta yang hadir untuk mulai berinisiatif membentuk kelompok pembatik sendiri, dan adanya permintaan penyuluhan ulang yang mendesak dari kelompok batik KUPP Lukulo, RT 4 RW 2 Tanuraksan, yang tidak sempat hadir pada acara penyuluhan resminya.

4. Pembuatan Database Pengrajin Batik dan Kelompok Yang Ada No. Sektor : 05.4.9.99

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T) Sifat Program : Mono Disipliner (MD) Program ini masuk dalam rangkaian program besar Perencanaan Koperasi dan nantinya akan menjadi acuan bagi program Sosialisasi dan Pelatihan Pengelolaan Database Pengrajin dan Konsumen. Lingkup program ini meliputi tiap-tiap desa yang jadi sasaran KKN PPM UGM Unit 44 Kabupaten kebumen ini, yang dikelola oleh satu orang penanggung jawab di tiap tingkat subunitnya. Kegiatan ini dilaksanakan mengingat belum optimalnya pengelolaan database perajin batik, yang informasinya bisa dikatakan juga masih tidak komprehensif. Dan hal itu dapat menyebabkan ketidaktepatan pemberian bantuan bagi perajin batik oleh pemerintah maupun pihak-pihak yang berkepentingan. Mengingat adanya potensi masalah tersebut, kami berupaya untuk memperbaiki database yang ada, dengan menambahkan biodata pribadi dan informasi lain yang mengarah pada tingkat produktivitas dan tingkat kesejahteraan para pembatik di masing-masing subunit. Pelaksanaannya dilakukan melalui dua tahap, dan dilakukan bersama-sama dengan program Pembuatan Database Konsumen dan program Pembuatan Database Supplier, setelah mendapat acuan database dari pihak Disperindag. Pertama, dilakukan pendekatan ke setiap ketua RT yang ada, untuk bisa membantu melakukan pencatatan nama-nama warganya yang masih aktif membatik dan, jika dimungkinkan, sudah dengan informasi-informasi yang dibutuhkan. Tahap pertama ini mulai dilakukan pada tanggal 16 Juli 2011, dan sengaja dibarengi dengan sosialisasi program Pengadaan Pameran Mini Batik Pada Bazar di Asrama Haji untuk waktu kerja yang lebih efektif. Sedangkan tahap kedua dilakukan dengan menggunakan daftar nama pembatik yang telah diambil dari ketua RT masing-masing sebagai patokan kunjungan secara door-to-door. Kegiatan tahap kedua ini dilaksanakan mulai dari tanggal 8 Agustus 2011 sampai dengan 12 Agustus.

Kegiatan ini berhasil diterapkan dan mendapat sambutan serta harapan yang cukup besar dari masyarakat sekitar akan perbaikan kualitas hidup mereka sebagai perajin batik. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan pihak-pihak yang belum mempunyai database selengkap ini akan dapat termudahkan usahanya untuk membuatnya, dan kelak bisa memperbaharuinya sesuai dengan kebutuhan spesifiknya masing-masing. Sedangkan hambatan kegiatan ini, yaitu sulitnya mendapatkan informasi pribadi tentang keuntungan riil dari tiap kain batik yang dijual dan adanya ketua RT yang tidak mengetahui seluk beluk warganya sendiri.

5. Sosialisasi Penyuluhan Daur Ulang dan Komposisasi Sampah di RW 2 No. Sektor : 09.3.9.55

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH) Sifat Program : Mono Disipliner (MD) Program ini merupakan program non-tema yang dilatarbelakangi oleh kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, yang dapat menyebabkan berbagai penyakit yang berbahaya. Oleh karena itu, dengan adanya program yang utamanya merupakan sosialisasi atau woro-woro ini diharapkan masyarakat akan memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan dan memiliki keinginan atau hasrat untuk mengikuti program Penyuluhan Daur Ulang dan Komposisasi Sampah yang menjadi program tindak lanjut dari program ini. Dalam pelaksanaannya, program sosialisasi ini dibagi menjadi dua area yaitu RW 1 dan RW 2, yang masing-masing memiliki penanggung jawab masing-masing. Sebagai penanggung jawab program sosialisasi di area RW 2, faktor pendukung yang mempermudah proses ini adalah faktor kedekatan ibu-ibu PKK di tiap RT di RW 2 yang membuat penyebaran informasi atau pengumuman menjadi lebih cepat dan efisien. Tidak ditemukan faktor penghambat yang berarti di program sosialisasi ini.

6. Sosialisasi Kerja Bakti Pembersihan Selokan di RT 3 RW 2 No. Sektor : 09.3.9.55

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH) Sifat Program : Mono Disipliner (MD) Program ini merupakan program non tema yang mempunyai latar belakang yang hampir sama dengan program sebelumnya. Bedanya adalah jika program sebelumnya lebih menyoroti

pengelolaan sampah yang cara pembuangannya di sembarang tempat, maka program ini berfokus pada proses pemeliharaan secara bersama-sama dan perbaikan saluran air atau selokan yang sudah mengalami pengendapan akibat sampah yang selalu dibuang sembarangan. Diharapkan dengan program ini masyarakat RW 2 Tanuraksan, terutamanya, akan memiliki kesadaran untuk kembali mempraktikkan jiwa gotong royong untuk menjaga dan mengontrol kebersihan lingkungannya. Sejak awal perencanaan, pelaksanaan program ini juga akan dibarengi dengan sesama rekan suunit yang memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan sebuah inisiasi untuk bergotong royong membersihkan selokan di RT 1, RT 2, RT 3, RT 4, dan RT 5 di RW 2 secara bersamasama dalam satu hari. Namun dalam pelaksanaan sosialisasi ini, ternyata area RT 1 tidak mempunyai selokan sehingga tidak bisa diikutkan dalam program ini. Faktor pendukungnya adalah masyarakat sekitar masih sangat akrab satu sama lain sehingga pembicaraan untuk inisiasi gotong royong masal ini berjalan dengan mulus. Namun hambatan yang terbesar pada saat hari pelaksanaan gotong royong adalah kemalasan masyarakat untuk bangun pagi, sehingga membuat pihak yang banyak bergotong royong adalah penduduk RT 3 RW 2 saja.

7. Pengadaan Nonton Bareng Dalam Rangka Pengumpulan Para Pemuda No. Sektor : 11.4.1.01

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH) Sifat Program : Mono Disipliner (MD) Program non tema ini berangkat dari keprihatinan semakin mengikisnya budaya guyub atau budaya kumpul-kumpul, terutama di kalangan pemuda-pemudi desa saat ini. Program ini juga berperan sebagai salah satu sarana pendukung dari program Inisiasi Karang Taruna dan Organisasi Kepemudaan di Tanuraksan. Dalam perencanaannya bersama dengan beberapa pemuda, program ini akan dilaksanakan sebelum bulan puasa. Hal iini dikarenakan oleh alasan sosial dan religiusitas, dimana sama sekali tak ada kesempatan untuk mengadakannya setelah tarawih dengan banyaknya pengajian-pengajian baik yang diadakan di masjid, mushola, maupun di rumah masing-masing. Dalam pelaksanaannya, program ini melibatkan peminjaman alat-alat pemutaran film dari Balai Desa serta dukungan karpet, terpal, dan kursi dari Bu Amat yang tinggal tepat di sebelah ketua RW 2. Tempat pelaksanaannya adalah di halaman Bapak Haji Ruslan, di sebelah

timur MIN Model RW 2, dan waktu pelaksanaannya pada tanggal 29 Juli 2011 mulai sekitar pukul 20:00 WIB sampai dengan sekitar pukul 21:30 WIB. Secara garis besar, program ini terbilang cukup sukses karena sangat banyaknya penduduk dari segala usia yang datang, tidak hanya pemuda-pemudi saja, yaitu sekitar 142 orang. Tidak banyak hambatan berarti dalam pelaksanaan program ini, kecuali pengambilan posisi oleh para pemuda-pemudi yang kurang di area depan, yang membuat interaksi beberapa rekan yang bertanggung jawab untuk program kepemudaan dengan mereka jadi berdampak minimal.

8. Pengelolaan Konten Majalah Dinding No. Sektor : 19.2.1.02

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH) Sifat Program : Inter Disipliner (ID) Program ini merupakan program non-tema yang berangkat dari minimnya tingkat wawasan pengetahuan yang berdampak pada dangkalnya cara pandang kebanyakan anak-anak muda dan masyarakat di sana . Diharapkan program ini dapat memperkaya khazanah ilmu yang bisa didapat, tidak hanya dari pendidikan formal. Program ini juga merupakan interdisipliner dengan program Pengadaan Papan Majalah Dinding, dan pelaksanaannya dibarengi dengan pelaksanaan program Lomba Menggambar dan Mengarang di Sekolah Dengan Tema Bersih Lingkungan dan Cita-Citaku. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menjadikan program lomba tersebut sebagai acuan program bantu, dan kemudian menjadi program pokok pada saat pemasangan karya-karya terbaik dari lomba tersebut, baik di papan mading sekolah maupun di papan mading yang sudah selesai dibuat dan dipajang di dekat Masjid An-Noor. Untuk menjaga keberlangsungan penggunaan papan mading ini untuk memperluas pengetahuan informal masyarakat, dilakukan juga sosialisasi ke ketua-ketua RT dan kelompok setempat mengenai pentingnya majalah dinding tersebut untuk desa itu, fungsi mendasarnya, dan syarat-syarat apa saja yang bisa dan boleh dipasang di sana. Seluruh masyarakat di Tanuraksan berhak untuk menggunakannya, asalkan untuk kepentingan yang memajukan ilmu pengetahuan umum secara bersama-sama. Program ini dapat dinyatakan sukses karena banyaknya pertanyaan yang dapat menjadi tolok ukur keantusiasan setiap ketua RT, yang beberapa diantaranya juga merupakan tenaga pengajar di beberapa jenis sekolah formal di Tanuraksan. Hambatan yang mendasar adalah belum pernah adanya pembuatan mading, sehingga dikhawatirkan setelah ditinggal oleh tim

KKN-PPM, papan tersebut malah akan dianggap sama atau menjadi satu dengan papan informasi yang pengadaan dan pengelolaannya juga menjadi salah satu program subunit yang lainnya.

II. KESIMPULAN Secara umum program-program yang dilaksanakan oleh Tim KKN-PPM UGM di Dukuh Tanuraksan, Desa Gemeksekti, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah berjalan dengan baik dan lancar. Adanya partisipasi yang aktif dari masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat peduli dengan adanya pembaharuan dan peningkatan kesejahteraan hidup di Tanuraksan. Program-program yang dilaksanakan diharapkan dapat berjalan mandiri dan berkesinambunan selepas tidak adanya tim KKN-PPM UGM. Keberhasilan program-program KKN-PPM ini sangat dipengaruhi oleh dukungan dan partisipasi dari masyarakat Tanuraksan serta rekan-rekan tim KKN-PPM dari subunit lain yang ikut membantu dalam melancarkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dijalankan di subunit Tanuraksan. Selain itu, hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan justru menjadi pelajaran dalam pelaksanaan acara berikutnya, baik dari kacamata perangkat desa maupun dari pihak mahasiswa KKN-PPM sendiri. Dengan adanya KKN-PPM, mahasiswa diharapkan dapat lebih memahami realita kehidupan yang ada di berbagai lapisan masyarakat dan dapat menyesuaikan diri atas adanya perbedaan-perbedaan yang ada. Selain itu, program-program yang dilaksanakan diharapkan dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan penduduk di desa-desa Kebumen pada umumnya dan para perajin batik di Tanuraksan, Jemur, dan Seliling pada khususnya.

III. SARAN Dari pengalaman selama berada di lokasi KKN-PPM terdapat beberapa saran yang perlu disampaikan demi peningkatan dan keefektifan serta efisiensi pelaksanaan program KKN-PPM selanjutnya, antara lain : Mahasiswa KKN sebaiknya bersikap aktif dan ramah untuk bersosialisasi dengan masyarakat selama pelaksanaan program-program KKN, karena hal tersebut dapat menambah antusiasme dari masyarakat. Dan akan lebih baik lagi jika sudah mempelajari Bahasa Jawa yang halus dan baik ketika akan ditempatkan di daerah pedesaan manapun di pulau Jawa ini.

Untuk para mahasiswa angkatan berikutnya, dari pengalaman di subunit Tanuraksan ini, akan besar sekali kemungkinan program-program yang ada tidak akan bisa dilaksanakan secara maksimal jika berada di bulan puasa. Jadi sebisa mungkin program-program yang membutuhkan keterlibatan masyarakat secara masal dilaksanakan pada saat belum memasuki bulan puasa. Pemerintah daerah dan perangkat desa setempat sebaiknya melakukan tindak lanjut atas program-program yang telah dilaksanakan tim KKN-PPM UGM agar masyarakat dapat melanjutkan program-program tersebut sehingga dapat memajukan wilayahnya dalam berbagai hal, khususnya dalam optimalisasi produksi, pemasaran dan pemasyarakatan batiknya sendiri. Pihak LPPM sebaiknya menambah masa pembekalan mahasiswa KKN agar lebih optimal sehingga ketika terjun ke lokasi mahasiswa sudah benar-benar siap. Ditambah lagi, mungkin waktu pelaksanaannya sebaiknya tidak bertabrakan dengan masa-masa puasa yang mendekati hari lebaran.

IV. LAMPIRAN Penjajagan Penjualan Batik Ke Luar Negeri

Pengadaan Pameran Mini Batik Kebumen Pada Bazar di Asrama Haji

Penyuluhan Teknis Administrasi Surat Menyurat

Pembuatan Database Pengrajin Batik dan Kelompok Yang Ada

Sosialisasi Penyuluhan Komposisasi dan Daur Ulang Sampah

Sosialisasi Kerja Bakti Pembersihan Selokan di RT 3 RW 2

Pengadaan Nonton Bareng Dalam Rangka Pengumpulan Para Pemuda

Pengelolaan Konten Majalah Dinding

You might also like