You are on page 1of 11

POTENSI RENEWABLE ENERGY UNTUK LISTRIK DI

SISTEM KENDARI
Ricky Cahya Andrian (7905009F)
arrester97@yahoo.com

PLN Pengatur Beban Kendari, PLN AP2B Sistem Sulsel

Jln. Ahmad Yani Wuwua Kendari 93117, Sulawesi Tenggara

ABSTRAK

Renewable energy adalah solusi untuk melepas ketergantungan dari BBM dengan
memanfaatkan potensi daerah setempat untuk menghasilkan listrik. Sulawesi
Tenggara khususnya Kendari sebagai ibukota provinsi, mempunyai potensi untuk
dikembangkan 4 macam renewable energy non BBM yaitu Hydro (air), Solar
(matahari), dan Angin (wind). Khusus untuk solar dan angin membutuhkan inverter
dan accu (baterai). Inverter merupakan device untuk mengubah tegangan DC
(searah) menjadi AC (bolak-balik). Kebijakan diversifikasi energi dan konversi energi
adalah bagaimana menciptakan listrik mandiri sehingga pelanggan PLN saat ini
dapat keluar dari sistem PLN eksisting (offgrid) dengan tujuan menurunkan beban
puncak saat malam hari dan juga untuk melistriki masyarakat yang belum
mendapatkan sambungan PLN (daftar tunggu) karena terkendala jaringan yang
belum terpasang. Listrik mandiri ini akan mendorong masyarakat untuk tidak selalu
bergantung kepada PLN sehingga akan mengurangi pemakaian BBM oleh PLTD.

1. LATAR BELAKANG

Ide awal untuk mencetuskan solusi ini adalah dilatarbelakangi oleh kondisi sistem di
Kendari yang selalu defisit saat malam hari akibat kebutuhan (demand ) tidak bisa
dipenuhi oleh supply. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi yang sangat
tinggi seperti Mall, ruko dan perumahan baru di kota Kendari. Di samping itu,
banyak masyarakat pelosok yang masih menikmati listrik hanya 12 jam bahkan ada
juga yang sama sekali tidak mendapatkan listrik sama sekali. Sehingga hal ini
mendorong penulis untuk berpikir bagaimana bisa menciptakan listrik mandiri
dengan memanfaatkan potensi daerah dan lingkungan setempat. Karena dengan
listrik mandiri ini merupakan salah satu cara untuk melistriki masyarakat dengan
tidak bergantung kepada PLN sehingga tantangan untuk mencapai visi 75-100 PLN
di tahun 2020 dapat terwujud.
PLTD WUAWUA

POHARA
MAK 1

KENDARI BEACH PLTD PJB


MAK 2

TIE LINE MIRR 1

MAK 3
ANDONOHU MIRR 2
BATUGONG
MAK 4
LAPUKO
MIRR 3
MAK 5
MATA
PPS
MIRR 4
DHT 1

KONDA TELUK
MIRR 5
DHT 2

CAT MOWILA

Gambar 1. Sistem Kendari

Sistem Kendari disupply dari dua buah lokasi PLTD yaitu PLTD Wuawua milik PLN
dan PLTD PJB milik IPP PJB. PLTD PLN terdiri dari 8 unit mesin (SPD) dengan daya
mampu salur total normal 18.6 MW berbahan bakar HSD dan PJB terdiri dari 5 unit
mesin (SPD) dengan daya mampu salur total normal 12.5 MW. Akibat derating, saat
ini PLTD PLN hanya mampu menyalurkan 18.3 MW sedangkan di PJB, akibat 1 unit
gangguan dan 1 unit pemeliharaan, daya mampu salurnya menjadi 7.2 MW.
Sehingga total pembangkit adalah 25.5 MW. Beban Puncak di Sistem Kendari sudah
mencapai 31.7MW. Artinya setiap hari, Sistem Kendari mengalami pemadaman
bergilir sebesar 6.2MW. Hal ini dapat dilihat dari kurva vevan sebagai berikut :

KURVA BEB

30,000
Gambar 2. Kurva Beban Sistem Kendari

Gambar 2 di atas adalah kurva beban Sistem Kendari saat ini, dimana siang hari
mengalami pemadaman 4.3 MW dan malam hari mengalami pemadaman 6.5 MW.
Usaha yang terus kami lakukan bersama Cabang Kendari dan Sektor Kendari adalah
sosialisasi hemat energi dan percepatan pemeliharaan mesin. Tetapi kelihatannya
kedua cara ini tidak berhasil. Untuk program sosialisasi hemat energi di rumah
pelanggan tidak berdampak signifikan terhadap sistem. Sehingga dilakukan
pemadaman paksa terhadap lampu jalan yang berkontribusi mengurangi beban
sistem sebesar 700kW. Sedangkan percepatan pemeliharaan, sifatnya hanya
menyurat karena problem mesin adanya di PJB dalam hal ini pihak penjual swasta
bukan mesin PLN sendiri sehingga keliatannya tergantung managemen PJB itu
sendiri untuk menyikapinya. Dari masalah ini, penulis berpikir, bagaimana jika
pelanggan R1,R2 keluar dari listrik PLN, jika perlu, bantu mereka menghasilkan
listrik sendiri yang disebut listrik mandiri. Karena dengan listrik mandiri ini,
diharapkan pola pikir masyarakat akan berubah yaitu menciptakan listrik itu sangat
mudah. Asumsinya seperti ini, jika satu rumah bisa mensupply listrik sendiri sebesar
200W, artinya jika ada 10.000 pelanggan melakukan hal yang sama, maka bisa
mengurangi beban sistem sebesar 2MW atau setara dengan BBM sebesar 12 KL
atau senilai dengan 78 juta (HSD = 6500 rupiah/liter) per hari. Perbulan, dapat
menghemat sekitar 2.34 milliar dan setahun dapat menghemat sekitar 28 milliar.

Gambar 3. Peta jaring 20 kV Kota Kendari


Dari gambar 3 di atas, terlihat Kendari memiliki Teluk alami yang berpotensi untuk
dikembangkan 3 macam renewable energy yaitu Angin(wind), Hydro dan Solar
(matahari).

1. Wind turbine untuk angin dapat dibangun sepanjang pantai Teluk Kendari
seperti yang dipasang di Parangtritis, Yogyakarta. Dengan kapasitas 1 turbin
10 kW, maka jika dibangun 100 titik, maka sudah menghasilkan 1 MW.

2. Hydro seperti pikohydro dan mikrohydro dapat dikembangkan di daerah yang


memiliki aliran sungai kontinue (terus-menerus) baik itu sungai besar
maupun sungai kecil.

3. Solar (matahari) untuk wilayah Kendari bersinar sepanjang hari. Jika di


sepanjang pantai dipasang modul solar cell dengan kapasitas 5WP untuk 1
modul, maka jika dipasang 1 juta module, maka menghasilkan 5MW.

2. REFERENSI

http : // www.energiportal.com

http://www.anekasurya.com

3. PERMASALAHAN

Permasalahan pemadaman yang dilakukan PLN adalah masalah klasik yang


diakibatkan oleh demand pelanggan listrik yang lebih besar dari supply pembangkit
yang ada (eksisting). Di Kendari, semua pembangkit adalah jenis diesel yang
berbahan bakar minyak HSD dan MFO. Sehingga biaya operasi di Sistem Kendari ini
sangat tinggi yaitu 1600 rupiah per kWh dari sisi bahan bakar dengan SFC 0.250.
Harga HSD saat ini sudah mencapai 6500 rupiah per liter akibat kenaikan harga
minyak dunia yang mencapai 98US$ per barrel. Sehingga kebijakan untuk
membangun pembangkit baru berbahan bakar diesel tidak diperkenankan. PLTU
atau pembangkit berbahan bakar batubara baru masuk sistem tahun 2010 dengan
kapasitas 2 x 10 MW sedangkan tahun 2007 saja beban puncak Kendari sudah
mencapai 31.7MW, di tahun 2010 diperkirakan mencapai 38MW. Sedangkan daftar
tunggu di Sistem Kendari sudah mencapai 15MW sehingga total kebutuhan listrik di
Kendari akan mencapai 53 MW di tahun 2010. Sehingga tidak mengherankan mulai
tahun 2007 ini sampai 2010 akan tetap terjadi pemadaman. Saat ini Sistem Kendari
defisit 6.5 MW atau 1/5 sistem akibat keluarnya mesin karena pemeliharaan dan
gangguan. Jumlah defisit ini juga belum memenuhi kriteria N-1, artinya jika ada
mesin lain gangguan tiba-tiba yaitu mesin caterpillar dengan kapasitas 4 MW, maka
dipastikan pemadaman akan lebih besar dan mencapai 9 MW atau 1/3 sistem.
Sehingga yang bisa dilakukan untuk mengurangi pemadaman dan juga untuk
memenuhi kebutuhan listrik pelanggan daftar tunggu terutama daya 450 VA (R1)
dengan cara menciptakan listrik mandiri bagi rumah tangga (off grid) dari sistem
PLN eksisting.

Renewable energy yang ditawarkan di di atas, terkendala dari sisi biaya dan
teknologi. Teknologi ada, tetapi biaya investasinya sangat mahal. Walaupun
demikian, solusi ini harus tetap jalan. Jika sistem terpusat tidak bisa dilakukan,
maka renewable energy di atas dapat dilakukan di setiap rumah pelanggan PLN.
Penulis mempunyai keyakinan sangat tinggi renewable energy ini dapat dilakukan
untuk rumah tangga setempat.

4. PEMBAHASAN

4.1. Picohydro

Picohydro adalah pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas di bawah 10kW.
Artinya jika, picohydro ini dipasang di 100 titik di kota Kendari maka sudah
menurunkan beban Sistem sebesar 1MW atau senilai dengan 6 KL BBM senilai
dengan 39 juta perhari. Klasifikasi pembangkit hidro berdasarkan daya yang
dihasilkan dan jenis turbin adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Klasifikasi PLT Hidro berdasarkan daya output

Jenis Klasifikasi (kW) Tinggi jatuh air Voutput (AC)


(m)
Pico < 10 1.5 sampai 10 220
Mini 10 sampai 1000 10 sampai 35 220
Hydro > 1000 30 sampai 100 220

Tabel 2. Klasifikasi PLT Hidro berdasarkan jenis turbin

Jenis Head (m) Daya (kW) Biaya


Francis Tinggi (> 30m) > 1000 Mahal
Pelton Tinggi (5 sampai 100 sampai 1000 Sedang
30m)
Kaplan Rendah (< 5 m) < 10 Murah
Gambar 4. Proses pembuatan picohydro

4.2. Biaya Investasi dan Break Event Point (BEP)

Biaya investasi picohydro di atas adalah sekitar 123 juta rupiah untuk kapasitas 2 x
2.75 kW. Artinya, jika dibangun sebanyak 1000 titik bisa menurunkan beban sistem
eksisting sebanyak 5 MW.Biaya investasi yang dikeluarkan adalah 123 milliar.
Perbulan dibutuhkan biaya pemeliharaan maksimal sebesar 5 juta per mesin.
Bandingkan dengan biaya penghematan BBM yang mencapai 195 juta per hari atau
71.2 milliar per tahun. BEP akan tercapai sekitar 1.7 tahun. Harga HSD saat ini
adalah 6500 rupiah per liter dengan harga minyak perbarel US$98, diperkirakan 5
tahun ke depan, harga minyak akan melonjak ke angka US$150 per barrel akibat
kelangkaan minyak.

4.3. Turbin angin (Kincir angin)

Gambar 5. Wind power

4.4. Biaya Investasi dan Break Event Point (BEP)

Tabel 3. Biaya Pembuatan Wind Power


Biaya investasi wind power di atas adalah sekitar 33 juta rupiah untuk kapasitas 3
kW. Artinya, jika dibangun sebanyak 1000 titik bisa menurunkan beban sistem
eksisting sebanyak 3 MW.Biaya investasi yang dikeluarkan adalah 33 milliar.
Perbulan dibutuhkan biaya pemeliharaan maksimal sebesar 1 juta per turbin.
Bandingkan dengan biaya penghematan BBM yang mencapai 117 juta per hari atau
42.8 milliar per tahun. BEP akan tercapai sekitar 9.25 bulan.

4.5. Solar Cell

Solar cell module digunakan untuk mengubah energi matahari menjadi listrik
kemudian disimpan di aki. Dari aki itu kemudian diubah ke listrik AC dengan
menggunakan inverter. Saat ini, solar cell memiliki kapasitas 5WP di pasaran. Solar
cell sudah mengalami perkembangan yang pesat. Teknologi global warming, dapat
meningkatkan efisiensi sebesar 11-15%. Sehingga kapasitas 5WP itu, bisa
ditingkatkan menjadi 10WP. Produsen Kyocera sudah membangun PLTS sebesar
13.8MW Peak di Salamanca, Spanyol dengan menggunakan 70.000 modul seluas 36
hektare. Kendari memiliki karakter yang sama dengan yang ada di Spanyol. Jika 13
MW bisa diberikan kontribusi ke sistem, maka akan dihemat BBM sebesar 78 kL
atau senilai 507 juta perhari atau dalam per bulan bisa menghemat 15 milliar
rupiah.

4.6. Inverter

Listrik mandiri adalah listrik yang dihasilkan sendiri oleh masyarakat tanpa perlu
menyambung ke jaringan PLN. Listrik mandiri didapat dengan menggunakan
inverter dan accu (batterai). Batterai (accu) ini kan menghasilkan tegangan 12 Vdc
dan akan diubah oleh inverter menjadi tegangan 220 VAC. Untuk mencharge atau
mengisi listrik ke PLN, bisa menggunakan renewable energy di atas atau bisa juga
dengan menggunakan jaringan PLN eksisting saat siang (LWBP) dengan bantuan
battere charger atau adaptor. Spesifikasi accu dan inverter tersebut tergantung
dengan besarnya beban. Saat ini inverter yang ada di pasaran sudah mencapai
kapasitas 1000W sedangkan batterai mempunyai kapasitas mulai 10 Ah sampai
100Ah. Pertanyaan yang timbul selanjutnya adalah, berapa lama accu bisa
mensupply listrik di rumah ? Kita ambil contoh sebagai berikut : accu kapasitas
100Ah akan digunakan untuk membebani rumah tangga R1 450 VA dengan beban
lampu 4 buah @20W dan televisi 1 buah @100W sehingga total kebutuhan 180W.
Waktu yang dibutuhkan accu untuk mensupply adalah (100 x 10 )/180 = 5.5 jam.
Untuk dapat mensupply selama 24 jam, maka dibutuhkan 5 buah accu. Harga yang
dibutuhkan untuk membuat listrik mandiri di contoh ini adalah sebagai berikut :

- Accu 100 Ah 5 buah @ 900 ribu = 4.500.000

- Inverter 300W @ 320 ribu = 320.000

- Kabel & accessories = 180.000


Total biaya = 5.000.000 rupiah (bandingkan dengan biaya pemasangan PLN =
2.500.000 rupiah)

Pertanyaan berikutnya adalah accu yang digunakan tersebut dicharge


menggunakan apa? Jika menggunakan kincir angin atau solar cell, maka biaya
chargingnya gratis (free) tetapi kelemahannya adalah proses pengisian (charging)-
nya sangat lama, bisa mencapai 15-20 jam. Jika menggunakan listrik PLN eksisting
lebih menguntungkan yaitu lebih cepat sekitar 5 jam untuk 1 buah accu. Alat
charger accu ini bisa menggunakan adaptor, DC Power supply atau charger accu.
Asumsi charger accu yang digunakan 60A dengan tegangan 12V sehingga input
dayanya 120VA atau sekitar 100W. Lama pengisian 5 jam x 4 buah accu, Energi
yang digunakan = 100 x 5 x 4 = 2.000Wh atau 2kWh. Dengan harga kWh PLN
sebesar 540 rupiah per kWh, maka perhari kita membayar sebesar 2 x 540 = 1.080
rupiah x 30 = 32.400 rupiah perbulan untuk charging accu saja. Kesimpulannya
adalah dengan cara di atas didapat beberapa keuntungan sebagai berikut :

1. Bagi pelanggan hanya membayar tagihan PLN sebesar 32.400 rupiah


perbulan dari tagihan rata-rata untuk pelanggan 450VA sebesar 108.000
rupiah (1/3-nya). Sehingga BEP untuk instalasi awal tercapai dalam kurun
waktu 33 bulan.

2. Pelanggan tidak akan mengalami pemadaman bergilir yang selama ini


dilakukan PLN jika terjadi defisit karena supply listriknya menggunakan accu.

3. Jika saat WBP, daya yang dibutuhkan untuk mencharge accu tersebut
sebesar 100W untuk 1 rumah, jika 100.000 rumah tangga di Kendari
melakukan seperti ini maka akan memotong beban puncak sebesar 100 x
100.000 = 10MW.

4. Pelanggan tidak perlu menunggu untuk menjadi daftar tunggu PLN selama
puluhan tahun. Hari ini bisa terpasang jika alat-alat yang diperlukan sudah
dipenuhi.

5. Untuk 1 buah rumah tangga, energi yang diperlukan untuk mencharge accu
ini adalah 2kWh. Jika 100.000 rumah tangga melakukan hal yang sama maka
energi yang dibutuhkan adalah sebesar 200.000 kWh atau setara dengan 50
kL HSD senilai = 325 juta rupiah per hari (asumsi harga HSD saat ini 6500
rupiah/liter) atau 9.75 milliar per bulan atau 118.625 milliar per tahun, hanya
untuk melayani kota Kendari saja.
Gambar 6. Inverter yang digunakan untuk supply beban listrik

5. KESIMPULAN

1. Renewable energy adalah sumber energi listrik yang tersedia di alam


sehingga dalam pembangkitannya tidak membutuhkan biaya transportasi.
Energy ini adalah wind power, hydro dan solar (matahari)

2. Inverter adalah device untuk mengubah tegangan DC aki atau batere


menjadi tegangan AC. Inverter ini mutlak diperlukan di dalam proses
perubahan renewable energy tadi menjadi listrik

3. PLN dapat membuat suatu Strategic Business Unit (SBU) baru yaitu
memperjualkan listrik di dalam aki atau batterai ini secara retail, seperti
halnya Pertamina dalam memperjualbelikan gas di dalam tabung gas.

6. REKOMENDASI

1. Amir Hamzah, Manager Bidang Teknik PLN Wilayah Sulsel, Sultra dan Sulbar

2. M. Ikhsan Assaad, Manager AP2B Sistem Sulsel

3. Purnomo, Manager Sektor Kendari


4. Fauzi Arubusman, Manager Cabang Kendari

7. PROFILE

Ricky Cahya Andrian, dilahirkan di Jakarta 3 Mei 1979. Mendapatkan gelar S-1 dari
Institut Teknologi Bandung (ITB) subjur aroes koeat, kemudian bergabung dengan
PLN tahun 2004 sebagai pegawai OJT di AP2B Sistem Sulsel di Makassar. Tahun
2005 diangkat menjadi pegawai PLN dan ditugaskan di Tragi Parepare sebagai staff
pemeliharaan gardu induk. Kemudian dipindahkan ke Tragi Sidrap dengan jabatan
yang sama. Tahun 2006 ditugaskan sebagai staff kinerja dan transfer pricing di
AP2B Sistem Sulsel di Makassar. Di tahun yang sama juga, ditugaskan ke Kendari,
Sulawesi Tenggara untuk memimpin sub unit Pengatur Beban (AP2B) Kendari
sampai saat ini. NIP : 7905009F, alamat email : arrester97@yahoo.com, Telp : 0401-
394094, Mobile phone : 085217294086.

You might also like