You are on page 1of 17

Kegawatan pada Anggota Gerak (Fraktur) Pengertian Fraktur atau patah tulang adalah keadaan dimana hubungan atau

kesatuan jaringan tulang terputus. Tulang mempunyai daya lentur (elastisitas) dengan kekuatan yang memadai, apabila trauma melebihi dari daya lentur tersebut maka terjadi fraktur (patah tulang). Penyebab terjadinya fraktur adalah trauma, stres kronis dan berulang maupun pelunakan tulang yang abnormal. Bagaimana patah tulang itu terjadi ? a. Trauma (benturan) Ada dua trauma/ benturan yang dapat mengakibatkan fraktur, yaitu: !enturan langsung !enturan tidak langsung b. Tekanan/stres yang terus menerus dan berlangsung lama Tekanan kronis berulang dalam jangka "aktu lama akan mengakibatkan fraktur (patah tulang) yang kebanyakan pada tulang tibia, fibula (tulang tulang pada betis) atau metatarsal pada olahraga"an, militer maupun penari. #ontoh: $eorang yang senang baris berbaris dan menghentak hentakkan kakinya, maka mungkin terjadi patah tulang di daerah tertentu. %. Adanya keadaan yang tidak normal pada tulang dan usia &elemahan tulang yang abnormal karena adanya proses patologis seperti tumor maka dengan energi kekerasan yang minimal akan mengakibatkan fraktur yang pada orang normal belum dapat menimbulkan fraktur. Bagaimana Mengetahui Adanya Patah Tulang '. Riwayat: $etiap patah tulang umumnya mempunyai ri"ayat trauma yang diikuti pengurangan kemampuan anggota gerak yang terkena. (ngat bah"a fraktur tidak selalu terjadi pada daerah yang mengalami trauma (tekanan). ). Pemerik aan: !n pek i ("ihat) #andingkan dengan i i yang normal$ dan perhatikan hal%hal di#awah ini&

'. Adanya perubahan asimetris kanan kiri ). Adanya *eformitas seperti Angulasi (membentuk sudut) atau+ ,otasi (memutar)dan Pemendekan -. .ejas (tanda yang menunjukkan bekas trauma)+ /. Pembengkakan 0. Terlihat adanya tulang yang keluar dari jaringan lunak+ Palpa i (Mera#a dan mera akan) Perlu dibandingkan dengan sisi yang sehat sehingga penolong dapat merasakan perbedaannya. ,abalah dengan hati hati 1 a. Adanya nyeri tekan pada daerah %edera (tenderness)+ b. Adanya %repitasi (suara dan sensasi berkeretak) pada perabaan yang sedikit kuat+ %. Adanya gerakan abnormal dengan perabaan agak kuat. Perhatian& .angan lakukan pemeriksaan yang sengaja untuk mendapat bunyi %repitasi atau gerakan abnormal, misal meraba dengan kuat sekali. '( Gerakan Terdapat dua gerakan yaitu : Aktif: Adalah pemeriksaan gerakan dimana anda meminta korban menggerakkan bagian yang %edera. Pasif: *imana penolong melakukan gerakan pada bagian yang %edera. Pada pemeriksaan ini dapat ditemukan hal hal sebagai berikut: 2 Terdapat gerakan abnormal ketika menggeerakkan bagian yang %edera 2 &orban mengalami kehilangan fungsi pada bagian yang %edera. Apabila korban mengalami hal ini, maka dapat disebabkan oleh dua kemungkinan yaitu akibat nyeri karena adanya fraktur atau akibat kerusakan saraf yang mempersarafi bagian tersebut (ini diakibatkan oleh karena patahan tulang merusak saraf tersebut). 2 Pemeriksaan &omplikasi Periksalah di ba"ah daerah patah tulang, Anda akan menemukan: '. kulit ber"arna kebiruan dan pu%at+

). denyut nadi tak teraba. -. $elain itu pada bagian yang mengalami fraktur, otot otot disekitarnya mengalami spasme )!*"+KA*! Pengertian *islokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. *islokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). $eseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. *engan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi. *islokasi yang sering terjadi pada olahraga"an adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha). &arena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi ma%et. $elain ma%et, juga terasa nyeri. $ebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi. P,MB!)A!APertolongan Pertama pada Patah Tulang Prinsip Pertolongan '. mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri+ ). men%egah gerakan patah tulang yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak sekitarnya seperti: pembuluh darah, otot, saraf dan lainnya. Penanganan Secara Umum '. ). -. /. 0. 3. 6. *,A!# Atasi perdarahan dan tutup seluruh luka &orban tidak boleh menggerakkan daerah yang terluka atau fraktur (mobilisasi fraktur dengan penyandang, pembalut atau bidai Tangani dengan hati hati 4bser5asi dan atasi syok bila perlu $egera %ari pertolongan medis

Fraktur dan dislokasi harus diimobilisasi untuk men%egah memburuknya %edera. Tetapi situasi yang memerlukan ,esusitasi baik pernafasan maupun jantung dan %edera kritis yang multipel harus ditangani terlebih dahulu. Priorita dalam menangani .raktur&

'. fraktur spinal+ ). fraktur tulang kepala dan tulang rusuk+ -. fraktur e7tremitas Perhatian& *alam menangani fraktur, jangan hanya terpaku pada frakturnya saja tetapi selalu mulai dengan *,A!#8 dan lakukan monitoring se%ara periodik. *an selalu ingat jika Anda tidak terlatih dan tidak berpengalaman jangan melakukan reposisi baik pada fraktur mapun pada dislokasi. Pembidaian adalah proses yang digunakan untuk imobilisasi fraktur dan dislokasi. Pembidaian harus memfi7asi tulang yang patah dan persendian yang berada di atas dan diba"ah tulang yang fraktur. .ika yang %edera adalah sendi, bidai harus memfi7asi sendi tersebut beserta tulang disebelah distal dan pro7imalnya. Tipe%tipe #idai& '. !idai ,igid adalah bidai yang terbuat dari kayu, plastik, alumunium atau bahan lainyang keras. ). !idai $oft adalah bidai dari bantal, selimut, handuk atau pembalut atau bahan yang lunak lainnya. -. !idai Traksi *igunakan untuk imobilisasi ujung tulang yang patah dari fraktur femur sehingga dapat terhindari kerusakan yang lebih lanjut. Traksi merupakan aplikasi dari kekuatan yang %ukup untuk menstabilkan patah tulang yang patah, traksi bukanlah meregangkan atau menggerakkan tulang yang patah sampai ujung ujung tulang yang patah menyatu. Prin ip Pem#idaian a. 9akukan pembidaian pada bagian badan yang mengalamai %edera+ b. 9akukan juga pembidaian pada ke%urigaan patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada atau tidaknya patah tulang+ %. :ele"ati minimal ) sendi yang berbatasan. *yarat Pem#idaian '. !idai harus meliputi dua sendi, sebelum dipasang diukur terlebih dahulu pada anggota badan yang tidak sakit+ ). (katan jangan terlalu ketat dan jangan terlalu kendor+ -. !idai dibalut/ dilapisi sebelum digunakan+

/. (katan harus %ukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan ba"ah tempat yang patah+ 0. .ika mungkin naikkan anggota gerak tersebut setelah dibidai+ 3. $epatu, %in%in, gelang, jam dan alat yang mengikat tubuh lainnya perlu dilepas. Aturan da ar yang haru diingat ketika melakukan pem#idaian& '. ). -. /. .ika ragu ragu fraktur atau tidak ; !idai !idai ,igid sebelum digunakan harus dilapisi dulu+ (katlah bidai dari distal ke pro7imal Periksalah denyut nadi distal dan fungsi saraf sebelum dan sesudah pembidaian dan perhatikan "arna kulit ditalnya+ 0. .ika mungkin naikkan bagian tubuh yang mengalami patah tulang. P,MBA"/TAPembalut harus dipasang %ukup kuat untuk men%egah pergerakan tapi tidak terlalu ken%ang sehingga mengganggu sirkulasi atau menyebabkan nyeri. *alam usaha untuk men%egah pergesekan dan ketidaknyamanan pada kulit, penggunaan bantalan lunak dianjurkan sebelum melakukan balutan. Pengikatan selalu dilakukan di atas bidai atau pada sisi yang tidak %edera, kalau kedua kaki ba"ah mengalami %edera, pengikatan dilakukan di depan dan diantara bagian yang %edera. Periksa dengan inter5al '0 menit untuk menjamin bah"a pembalut tidak terlalu ken%ang akibat pembengkakan dari jaringan yang %edera. 9e"atkan pembalut pada bagian lekuk tubuh seperti leher, lutut dan pergelangan kaki jika diperlukan. 0ara !mo#ili a i Fraktur Dengan Pembalut <unakan pembalut lebar bila ada+ '. ). -. /. Taruh pembalut diba"ah bagian tubuh yang terjadi fraktur+ Topang lengan atau tungkai dengan bidai sampai pembalut %ukup memfi7asi $etiap '0 menit periksa agar pembalut tudak terlalu ketat Periksa pembalut supaya tidak longgar

Dengan Bidai '. *apat dipakai benda apa saja yang kaku dan %ukup panjang mele"ati sendi dan ujung tulang yang patah+ ). Pakai perban bantal diantara bidai dan bagian tubuh yang dibidai+ -. =jung ujung lengan/tungkai dibalut di atas dan diba"ah daerah fraktur. (katan harus %ukup kuat pada daerah yang sehat.

((. .>?($ F,A&T=, a. Fraktur komplet : patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran. b. Fraktur tidak komplet: patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang %. Fraktur tertutup: fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit d. Fraktur terbuka: fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang. e. <reensti%k: fraktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya membengkak. f. Trans5ersal: fraktur sepanjang garis tengah tulang g. &ominutif: fraktur dengan tulang pe%ah menjadi beberapa frakmen h. *epresi: fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam i. &ompresi: Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang) j. Patologik: fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendo pada daerah perlekatannnya. (((. >T(494<( a. Trauma b. <erakan pintir mendadak %. &ontraksi otot ekstem d. &eadaan patologis : osteoporosis, neoplasma @. :A?(F>$TA$( &9(?($ a. ?yeri terus menerus dan bertambah beratnya samapi fragmen tulang diimobilisasi, hematoma, dan edema b. *eformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah %. Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan diba"ah tempat fraktur d. &repitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya e. Pembengkakan dan perubahan "arna lokal pada kulit @(. P>:>,(&$AA? P>?=?.A?< a. Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya b. Pemeriksaan jumlah darah lengkap %. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan 5askuler di%urigai d. &reatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal @((. P>?ATA9A&$A?AA? a. ,eduksi fraktur terbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen fragmen tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula. b. (mobilisasi fraktur *apat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna %. :empertahankan dan mengembalikan fungsi A ,eduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan A Pemberian analgetik untuk mengerangi nyeri A $tatus neuro5askuler (misal: peredarandarah, nyeri, perabaan gerakan) dipantau

A 9atihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalakan atrofi disuse dan meningkatkan peredaran darah @(((. &4:P9(&A$( a. :alunion : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya. b. *elayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan ke%epatan yang lebih lambat dari keadaan normal. %. ?on union : tulang yang tidak menyambung kembali (B. P>?<&A.(A? '. Pengkajian primer Air"ay Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk !reathing &elemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ron%hi /aspirasi #ir%ulation T* dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pu%at, dingin, sianosis pada tahap lanjut ). Pengkajian sekunder a.Akti5itas/istirahat A kehilangan fungsi pada bagian yangterkena A &eterbatasan mobilitas b. $irkulasi A 8ipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas) A 8ipotensi ( respon terhadap kehilangan darah) A Ta%hikardi A Penurunan nadi pada bagiian distal yang %idera A #ailary refil melambat A Pu%at pada bagian yang terkena A :asa hematoma pada sisi %edera %. ?eurosensori A &esemutan A *eformitas, krepitasi, pemendekan A kelemahan d. &enyamanan A nyeri tiba tiba saat %idera A spasme/ kram otot e. &eamanan A laserasi kulit A perdarahan A perubahan "arna A pembengkakan lokal

B. *(A<?4$A &>P>,ACATA? *A? (?T>,@>?$( a. &erusakan mobilitas fisik b.d %edera jaringan sekitasr fraktur, kerusakan rangka neuromuskuler Tujuan : kerusakn mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperaa"atan &riteria hasil: A :eningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin A :empertahankan posisi fungsinal A :eningkaatkan kekuatan /fungsi yang sakit A :enunjukkan tehnik mampu melakukan akti5itas (nter5ensi: a. Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkan b. Tinggikan ekstrimutas yang sakit %. (nstruksikan klien/bantu dalam latian rentanng gerak pada ekstrimitas yang sakit dan tak sakit d. !eri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandiba"ah fraktur ketika bergerak e. .elaskan pandangan dan keterbatasan dalam akti5itas f. !erikan dorongan ada pasien untuk melakukan A&$ dalam lngkup keterbatasan dan beri bantuan sesuai kebutuhanDA"asi teanan daraaah, nadi dengan melakukan akti5itas g. =bah psisi se%ara periodik h. &olabirasi fisioterai/okuasi terapi b.?yeri b.d spasme tot , pergeseran fragmen tulang Tujuan + nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan pera"atan &riteria hasil: A &lien menyatajkan nyei berkurang A Tampak rileks, mampu berpartisipasi dalam akti5itas/tidur/istirahat dengan tepat A Tekanan darahnormal A Tidak ada eningkatan nadi dan ,, (nter5ensi: a. &aji ulang lokasi, intensitas dan tpe nyeri b. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring %. !erikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk melakukan akti5itas hiburan d. <anti posisi dengan bantuan bila ditoleransi e. .elaskanprosedu sebelum memulai f. Akukan dana"asi latihan rentang gerak pasif/aktif g. *rong menggunakan tehnik manajemen stress, %ontoh : relasksasi, latihan nafas dalam, imajinasi 5isualisasi, sentuhan h. 4bser5asi tanda tanda 5ital i. &olaborasi : pemberian analgetik #. &erusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikan Tujuan: kerusakan integritas jaringan dapat diatasi setelah tindakan pera"atan &riteria hasil:

A Penyembuhan luka sesuai "aktu A Tidak ada laserasi, integritas kulit baik (nter5ensi: a. &aji ulang integritas luka dan obser5asi terhadap tanda infeksi atau drainae b. :onitor suhu tubuh %. 9akukan pera"atan kulit, dengan sering pada patah tulang yang menonjol d. 9akukan alihposisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuh e. Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutan f. :asage kulit ssekitar akhir gips dengan alkohol g. <unakan tenaat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasi h. &olaborasi emberian antibiotik. *AFTA, P=$TA&A '. Tu%ker,$usan :artin ('EE-). $tandar Pera"atan Pasien, >disi @, @ol -. .akarta. ><# ). *onges :arilynn, >. ('EE-). ,en%ana Asuhan &epera"atan, >disi -, .akarta. ><# -. $meltFer $uFanne, # ('EE6). !uku Ajar :edikal !edah, !runner G $uddart. >disi H. @ol -. .akarta. ><# /. Pri%e $yl5ia, A ('EE/), Patofisiologi: &onsep &linis Proses Proses Penyakit. .ilid ) . >disi /. .akarta. ><#

Tambahan $train dan $prain '. ,4!>&A? 4T4T (strain) dan ,4!>&A? 9(<A:>?T (sprain) Tanda tanda : rasa nyeri yang umum bengkak dan memar *train adalah bentuk %idera berupa penguluran atau kerobekan pada struktur muskulo tendinous (otot dan tendon). $train akut pada struktur muskulo tendinous terjadi pada persambungan antara otot dan tendon. $train terjadi ketika otot terulur dan berkontraksi se%ara mendadak, seperti pada atlet speed atau boulder .Tipe %idera ini sering terlihat pada pemanjat speed yang mengalami strain pada otot pundak. !eberapa kali %idera terjadi se%ara mendadak ketika pemanjat dalam memanjat se%ara penuh. <ejala pada strain otot yang akut bisa berupa nyeri, spasme otot, kehilangan kekuatan, dan keterbatasan lingkup gerak sendi. $train kronis adalah %idera yang terjadi se%ara berkala oleh karena penggunaan berlebihan atau tekakan berulang ulang, menghasilkan tendonitis (peradangan pada tendon). $ebagai %ontoh, pemain tennis bisa mendapatkan tendonitis pada bahunya sebagai hasil tekanan yang terus menerus dari ser5is yang berulang ulang. !erat ringannya sprain dan strain Therapist mengkategorikan sprain dan strain berdasarkan berat ringannya %idera. *train diklasifikasikan berdasarkan berat rignannya : *erajat ( : regangan/stre%hing atau robekan ringan pada serabut tendon dan otot, dengan minimal. !iasanya kalau diistirahatkan se%ara total, ) - hari akan sembuh sendiri. *erajat (( : regangan serabut tendon, dengan robekan parsial/sebagian, bersamaan dengan nyeri dan bengkak, tetapi masih bisa menyambung. *erajat ((( : robekan serabut otot/ligament yang luas/penuh dengan nyeri, bengkak dan kemungkinan ada yang putus, sehingga mengakibatkan ketidakstabilan sendi. Pada prin ipnya pertolongan pertama & ,(#> !alut tekan (pressure bandage) !antu dengan tongkat atau kruk :ulai akti5itas dengan hati hati se%ara bertahap Bagaimana men1egahnya & jangan lalai berikan latihan stret%hing, latihan ini meningkatkan kelenturan jangan %oba melakukan latihan terlalu banyak/%epat. !erlatihlah dari menu latihan yang ringan menuju bentuk latihan yang berat. 9atihan harus terprogram dari teknik yang sederhana menuju teknik yang tinggi/susah.

2( 0RAMP* Tanda : nyeri otot yang sangat dan spasme keringat yang berlebihan tidak bereaksi terhadap massage atau stret%hing Pertolongan & angkat korban ke daerah yang lebih dingin. &emudian kram dihilangkan dengan massage. Tarik bagian otot yang %ramps, misal otot kaki belakang yang kramps, maka baringkan dan tekan telapak kaki menuju ke arah depan atau pasien. '( PATA3 T/"A-G Tanda : adanya ruda paksa jari tidak dapat digerakkan nyeri setempat dan makin bertambah bila digerakkan. 8ilangnya fungsi Terdapat perubahan bentuk ?yeri tekanan/ketok <erakan gerakan abnormal. Pertolongan & atasi sho%k dan perdarahan, dijaga lapangnya jalan nafas. berusaha tetap tenang jangan panik, bila ada pendarahan akibat luka tutup dengan kain steril. Pasangkan bidai (spalk) atau dibebankan ke anggota badan penderita yang sehat !ila adanya dugaan patah tulang, dibaringkan pada alas yang keras :assage/ diurut sama sekali dilarang !a"alah ke rumah sakit yang terdekat untuk pera"atan lebih lanjut. 4( K,*,",+ (strain pergelangan kaki) ligamen yang putus (partial/total) kadang kadang dislokasi *prain adalah bentuk %idera berupa penguluran atau kerobekan pada ligament (jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang memberikan stabilitas sendi. &erusakan yang parah pada ligament atau kapsul sendi dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sendi. <ejalanya dapat berupa nyeri, inflamasi/peradangan, dan pada beberapa kasus, ketidakmampuan menggerakkan tungkai. $prain terjadi ketika sendi dipaksa melebihi lingkup gerak sendi yang normal, seperti melingkar atau memutar pergelangan kaki.

Tanda & sakit pada sendi rasa putus fungsi menurun bengkak hematoma Penye#a# & trauma /gerakan yang keras pada pergelangan kaki sehingga kaki terpuntir melebihi ,4: Pengo#atan & ,(#> !oleh pakai bidai, tongkat, jalan dengan menumpu berat badan <ips, boleh jalan setelan )' hari &ompres es - I / kali sehari ele5asi/peninggian bagian yang %edera

Fraktur ( Patah Tulang ) )e.ini i Fraktur merupakan terputusnya kontinyuitas dari tulang, lempeng epifisis, atau tulang ra"an sendi. 5eni Terdapat berbagai ma%am jenis fraktur. =ntuk lebih sistematisnya, dapat dibagi berdasarkan:

Lokasi Fraktur dapat terjadi di di berbagai tempat pada tulang seperti pada diafisis, metafisis, epifisis, atau intraartikuler. .ika fraktur didapatkan bersamaan dengan dislokasi sendi, maka dinamakan fraktur dislokasi. 9uas Terbagi menjadi fraktur lengkap dan tidak lengkap. Fraktur tidak lengkap %ontohnya adalah retak. &onfigurasi *ilihat dari garis frakturnya, dapat dibagi menjadi trans5ersal (mendatar), oblik (miring), atau spiral (berpilin). .ika terdapat lebih dari satu garis fraktur, maka dinamakan kominutif. 8ubungan antar bagian yang fraktur Antar bagian yang fraktur dapat masih berhubungan (undispla%ed) atau terpisah jauh (displa%ed). 8ubungan antara fraktur dengan jaringan sekitar Fraktur dapat dibagi menjadi fraktur terbuka (jika terdapat hubungan antara tulang dengan dunia luar) atau fraktur tertutup (jika tidak terdapat hubungan antara fraktur dengan dunia luar). &omplikasi Fraktur dapat terjadi dengan disertai komplikasi, seperti gangguan saraf, otot, sendi, dll atau tanpa komplikasi

Retak Gejala Klini


*piral

kominuti. Tran 6er al

)i pla1ed

Adanya fraktur dapat ditandai dengan adanya : Pembengkakan. &e%uali frakturnya terjadi jauh didalam seperti pada tulang leher atau tulang paha. Perubahan bentuk, dapat terjadi angulasi (terbentuk sudut), rotasi (terputar), atau pemendekan. Terdapat rasa nyeri yang sangat pada daerah fraktur.

Pemerik aan Tam#ahan !iasanya dengan tanya ja"ab dan pemeriksaan fisik yang %ermat, diagnosis fraktur sudah dapat ditegakkan. Pemeriksaan pen%itraan (seperti roentgen) dapat membantu dalam melihat jenis dari frakturnya sehingga dapat membantu dalam pemilihan terapi selanjutnya. 8al yang perlu diingat dalam pemeriksaan roentgen adalah hasilnya harus meliputi dua sendi, dua sisi, dan dua tulang (kanan dan kiri). ,oentgen juga berguna untuk menge5aluasi hasil dari terapi yang diberikan. Penatalak anaan >mpat tujuan utama dari penanganan fraktur adalah : '. Untuk menghilangkan rasa nyeri. ?yeri yang timbul pada fraktur bukan karena frakturnya sendiri, namun karena terluka jaringan disekitar tulang yang patah tersebut. =ntuk mengurangi nyeri tersebut, dapat diberikan obat penghilang rasa nyeri dan juga dengan tehnik imobilisasi (tidak

menggerakkan daerah yang fraktur). Tehnik imobilisasi dapat di%apai dengan %ara pemasangan bidai atau gips.

Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang. Pemasangan gips : merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah

). Untuk menghasilkan dan mempertahankan posisi yang ideal dari fraktur. !idai dan gips tidak dapat mempertahankan posisi dalam "aktu yang lama. =ntuk itu diperlukan lagi tehnik yang lebih mantap seperti pemasangan traksi kontinyu, fiksasi eksternal, atau fiksasi internal tergantung dari jenis frakturnya sendiri.

Penarikan (traksi) :

:enggunakan beban untuk menahan sebuah anggota gerak pada tempatnya. $ekarang sudah jarang digunakan, tetapi dulu pernah menjadi pengobatan utama untuk patah tulang paha dan panggul.

Fiksasi internal :

*ilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam pada pe%ahan pe%ahan tulang.

Gam#ar( Pem#idaian

Gam#ar( Fik a i internal

Gam#ar( Fik a i ek ternal -. Agar terjadi penyatuan tulang kembali !iasanya tulang yang patah akan mulai menyatu dalam "aktu / minggu dan akan menyatu dengan sempurna dalam "aktu 3 bulan. ?amun terkadang terdapat gangguan dalam penyatuan tulang, sehingga dibutuhkan graft tulang. /. =ntuk mengembalikan fungsi seperti semula

(mobilisasi yang lama dapat mengakibatkan menge%ilnya otot dan kakunya sendi. :aka dari itu diperlukan upaya mobilisasi se%epat mungkin.

You might also like