You are on page 1of 13

PANCASILA

NILAI-NILAI PANCASILA

Oleh :
Maria Elisabeth Velisiana Mega Sari Neivy Angelika Mukherjee (2443012005) (2443012033) (2443012057)

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Nilai Nilai Pancasila


A. PENGERTIAN NILAI Di masyarakat kita terdapat nilai nilai. Nilai nilai yang ada di masyarakat tersebut tercermin dalam nilai-nilai pancasila. Dengan demikian nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada dasarnya berasal dari penggalian nilai-nilai yang ada di masyarakat. Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin, dan menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Secara etimologi nilai (value) berasal dari kata valere yang berarti kuat, baik, berharga. Nilai akan memiliki artiyang sangat luas bila di hubungkan dengan unsur yang ada pada diri manusia yaitu cipta, karsa, dan keyakinan, sehingga sesuatu dapat dikatakan sebagai nilai jika sesuatu tersebut berguna (nilai kegunaan), benar (nilai kebenaran), indah (nilai keindahan), baik (nilai moral)

B. CIRI-CIRI NILAI Ciri-ciri nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah sebagai berikut : a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat dirasakan. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita tidak bisa merasakan kejujuran itu. Yang dapat kita rasa adalah kejujuran itu. b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal. Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap dan mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan. c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong atau motivator dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.

C. MACAM-MACAM NILAI Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu: a. Nilai logika adalah nilai benar salah. b. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah (jelek). c. Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk. Berdasarkan klasifikasi di atas, kita dapat memberikan contoh dalam kehidupan. Jika seorang siswa dapat menjawab suatu pertanyaan, ia benar secara logika. Apabila ia keliru dalam menjawab, kita katakan salah. Kita tidak bisa mengatakan siswa itu buruk karena jawabanya salah. Buruk adalah nilai moral sehingga bukan pada tempatnya kita mengatakan demikian. Contoh nilai estetika adalah apabila kita melihat suatu pemandangan, menonton sebuah pentas pertunjukan, atau merasakan makanan, nilai estetika bersifat subjektif pada diri yang bersangkutan. Seseorang akan merasa senang dengan melihat sebuah lukisan yang menurutnya sangat indah, tetapi orang lain mungkin tidak suka dengan lukisan itu. Kita tidak bisa memaksakan bahwa luikisan itu indah. Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-hari. Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai itu adalah sebagai berikut : a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia. b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas. c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian meliputi nilai-nilai berikut : 1. 2. 3. 4. Nilai kebenaran/kenyataan dan bersumber pada akal manusia (rasio,budi,cipta) Nilai keindahan dan bersumber pada unsur rasa manusia (perasaan estetis) Nilai kebaikan atau nilai normal, bersumber pada unsur kehendak/kemauan manusia. Nilai religious yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tinggi dan mutlak.

Nilai-nilai menurut Max Scheler, dibagi berdasarkan tingkatan (tinggi rendah) yaitu : a. b. c. d. Nilai-nilai kenikmatan Nilai-nilai kehidupan Nilai-nilai kejiwaan Nilai-nilai kerohanian

Nilai religius yang merupakan nilai kerohanan tertinggi dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan keyakinan manusia. Menurut Spranger (Allport 1964) terdapat enam klasifikasi nilai yang sering dijadikan rujukan oleh manusia dalam kehidupannya, berikut ini : a. Nilai teoritik, nilai ini melibatkan pertimbangan logis dan rasional dalam memikirkn dan membuktikan kebenaran sesuatu. Karena itu nilai erat dengan konsep, prinsip, teori dan generalisasi yang diperoleh dari pengamatan dan pembuktian ilmiah. b. Nilai ekonomis, nilai ini terkait dengan pertimbangan nilai yang berkadar untung-rugi. Objek yang ditimbangnya adalah harga dari suatu barang atau jasa. Karena itu, nilai lebih mengutamakan kegunaan sesuatu bagi kehidupan manusia. Nilai ekonomi dapat ditemukan dalam pertimbangan nilai produksi, pemasaran dan lain-lain. c. Nilai estetik, nilai ini menempatkan nilai tertingginya pada bentuk keharmonisan. Apabila nilai ini ditilik dari sisi subyek yang memilikinya, maka akan muncul kesan indah-tidak indah. Jadi nilai estetik ini lebih mengandalkan pada hasil penilaian pribadi seseorang yang bersifat subjetik. d. Nilai sosial, nilai tertinggi yang terdapat dari nilai ini adalah kasih saying antar manusia. Nilai ini banyak dijadikan pegangan hidup bagi orang yang senang bergaul dan cinta sesama manusia. Karena itu nilai sosial dapat dicapai dalam konteks hubungan interpersonal, yakni ketika seseorang dengan yang lainnya saling memahami. e. Nilai politik, Nilai tertinggi dalam nilai ini adalah kekuasaan. Karena itu kadar nilainya akan bergerak dari intesitas pengaruh yang rendah sampai pada pengaruh yang tinggi (otoriter). Nilai politik ini menjadi tujuan utama orang tertentu, seperti para politis atau penguasa. f. Nilai agama, Nilai ini memiliki dasar kebenaran yang paling kuat. Nilai ini bersumber dari Tuhan. Kelompok manusia yang memiliki orientasi kuat terhadap nilai ini adalah para nabi, imam atau orang-orang yang saleh.

D. PANCASILA ADALAH SUMBER NILAI Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu panca dan sila. Panca artinya lima dan sila artinya asas atau dasar. Pancasila berarti lima asas atau dasar. Pancasila sebagai sumber nilai bukan hanya mengarah pada nilai material atau vital namun berkaitan dengan nilai kerohanian dengan tetap mengakui adanya keseimbangan antara nilai kerohanian, material, dan nilai vital. Pancasila sebagai sumber nilai berfungsi sebagai tolak ukur dalam menentukan, berguna atau tidaknya sesuatu, benar atau tidaknya sesuatu, indah atau tidaknya sesuatu, baik atau tidaknya sesuatu. Oleh karena pancasila digunakan untuk

memberikan penilaian terhadap segala sesuatu dalam kehidupan ini, maka dengan sendirinya Pancasila menjadi sumber bagi kehidupan manusia.

E. MAKNA NILAI-NILAI PANCASILA Pancasila mengandung nilai-nilai yang penting sekaligus berguna bagi keberlangsungan hidup bangsa dan Negara Indonesia. Nilai-nilai tersebut hakikatnya merupakan kebudayaan bangsa, sehingga nilai-nilai tersebut semestinya menjadi rujukan bersama bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan Negara, memelihara keutuhan bangsa dan melakukan perbaikan nasib bangsa. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila 1 sampai sila 5 Pancasila merupakan cita-cita dan harapan, dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupannya. Ia merupakan harapan, cita-cita tetapi sekaligus adalah kenyataan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu mempunyai tingkatan dan bobot yang berbeda, namun nilai-nilai itu tidak saling bertentangan. Akan tetapi nilai-nilai itu saling melengkapi. Adapun makna-makna yang terkandung dalam tiap-tiap sila pancasila : Ketuhanan Yang Maha Esa Nilai-nilai yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkait dengan hubungan antara Negara dengan agama serta hubungan antar umat beragama. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk

memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama. Nilai-nilai pada sila 1: Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Saling menghormati antar umat beragama dan kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

Antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbedabeda dapat bekerjasama sehingga terbina kerukunan hidup. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.

Kemanusiaan yang adil dan beradab Nilai-nilai yang terkandung dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab terkait dengan hubungan antara Negara dan warga Negara. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Nilai-nilai pada sila 2: Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia Saling mencintai sesama manusia Mengembangkan sikap tenggang rasa Tidak semena-mena terhadap orang lain Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan Berani membela kebenaran dan keadilan

Persatuan Indonesia Nilai-nilai yang terkandung dalam sila persatuan Indonesia meliputi cinta bangsa, cinta tanah air, persatuan bangsa, multi kulturalisme, dan gotong royong. Nilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Nilai-nilai pada sila 3: Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia Rela berkorban demi bangsa dan negara Cinta akan Tanah Air Berbangga sebagai bagian dari Indonesia

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila tersebut terkait dengan soal pengelolaan pemerintahan Negara. Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Nilai-nilai pada sila 4: Kebijaksanaan Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain Musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan bersama dengan semangat kekeluargaan Demokrasi Partisipasi

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila tersebut antara lain merupakan upaya untuk mewujudkan tujuan bersama hidup bernegara yakni keadilan sosial, kesejahteraan sosial, pemerataan, dan jaminan sosial. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur. Nilai-nilai pada sila 5: Bersikap adil terhadap sesama. Menghormati hak-hak orang lain. Menolong sesama. Menghargai orang lain. Melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan bersama.

F. NILAI PANCASILA MENJADI SUMBER NORMA ETIK Upaya lain dalam mewujudkan pancasila sebagai sumber nilai adalah dengan menjadikan nilai dasar Pancasila sebagai sumber pembentukan norma etik (norma

moral) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai pancasila adalah nilai moral. Oleh karena itu, nilai pancasila juga dapat diwujudkan kedalam norma-norma moral (etik). Norma-norma etik tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. a. Etika Sosial dan Budaya Etika ini bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling mencintai, dan tolong menolong di antara sesama manusia dan anak bangsa. Senafas dengan itu juga menghidupkan kembali budaya malu, yakni malu berbuat kesalahan dan semua yang bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Untuk itu, perlu dihidupkan kembali budaya keteladanan yang harus dimulai dan diperlihatkan contohnya oleh para pemimpin pada setiap tingkat dan lapisan masyarakat. b. Etika Pemerintahan dan Politik Etika ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efisien, dan efektif; menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang bercirikan keterbukaan, rasa tanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat; menghargai perbedaan; jujur dalam persaingan; ketersediaan untuk menerima pendapat yang lebih benar walau datang dari orang per orang ataupun kelompok orang; serta menjunjung tinggi hak asasi manusia. Etika pemerintahan mengamanatkan agar para pejabat memiliki rasa kepedulian tinggi dalam memberikan pelayanan kepada publik, siap mundur apabila dirinya merasa telah melanggar kaidah dan sistem nilai ataupun dianggap tidak mampu memenuhi amanah masyarakat, bangsa, dan negara. c. Etika Ekonomi dan Bisnis Etika ekonomi dan bisnis dimaksudkan agar prinsip dan perilaku ekonomi, baik oleh pribadi, institusi maupun pengambil keputusan dalam bidang ekonomi, dapat melahirkan kiondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan yang jujur, berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi dan kemampuan bersaing, serta terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan ekonomi rakyat melalui usaha-usaha bersama secara berkesinambungan. Hal itu bertujuan menghindarkan terjadinya praktik-praktik monopoli, oligopoli, kebijakan ekonomi yang bernuansa KKN ataupun rasial yang berdampak negatif terhadap efisiensi, persaingan sehat, dan keadilan; serta menghindarkan perilaku menghalalkan segala cara dalam memperoleh keuntungan.

d. Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan Etika penegakan hukum dan berkeadilan dimaksudkan untuk menumbuhkan keasadaran bahwa tertib sosial, ketenangan, dan keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujudkan dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang ada. Keseluruhan aturan hukum yang menjamin tegaknya supremasi hukum sejalan dengan menuju kepada pemenuha rasa keadilan yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat. e. Etika Keilmuan dan Disiplin Kehidupan Etika keilmuan diwujudkan dengan menjunjung tingghi nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu berpikir rasional, kritis, logis dan objektif. Etika ini etika ini ditampilkan secara pribadi dan ataupun kolektif dalam perilaku gemar membaca, belajar, meneliti, menulis, membahas, dan kreatif dalam menciptakan karya-karya baru, serta secara bersama-sama menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

G. BUKTI PELANGGARAN TERHADAP 5 SILA PANCASILA Pelanggaran terhadap nilai - nilai Pancasila banyak ditemukan di negeri tercinta ini. Berikut bukti-bukti pelanggaran tersebut : I. Pelanggaran terhadap sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa Bukti pelanggaran dari sila pertama Pancasila : 1. Konflik Poso Serangkaian kerusuhan yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah yang melibatkan kelompok Muslim dan Kristen. Kerusuhan ini dibagi menjadi tiga bagian . Kerusuhan Poso I (25 - 29 Desember 1998), Poso II ( 17-21 April 2000), dan Poso III (16 Mei - 15 Juni 2000). Pada 20 Desember 2001 Keputusan Malino ditandatangani antara kedua belah pihak yang bertikai dan diinisiasi oleh Jusuf Kalla dan Susilo Bambang Yudhoyono.

II. Pelanggaran terhadap sila kedua Pancasila yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Bukti dari pelanggaran sila kedua Pancasila : 1. Tragedi kemanusiaan Trisakti Mari kita kembali saja reformasi. Dua belas tahun lalu atau 12 Mei 1998, situasi Indonesia khususnya Ibu Kota Jakarta sedang genting.Demonstrasi mahasiswa untuk menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto kian membesar tiap hari.Dan kita tahu, aksi itu akhirnya melibatkan rakyat dari berbagai lapisan. Salah satu momentum penting yang menjadi titik balik perjuangan mahasiswa adalah peristiwa yang menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti, Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendrawan Sie. Mereka ditembak aparat keamanan saat melakukan aksi damai dan mimbar bebas di kampus A Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa Grogol, Jakarta Barat.Aksi yang diikuti sekira 6.000 mahasiswa, dosen, dan civitas akademika lainnya itu berlangsung sejak pukul 10.30 WIB. Tewasnya keempat mahasiwa tersebut tidak mematikan semangat rekan-rekan mereka.Justru sebaliknya, kejadian itu menimbulkan aksi solidaritas di seluruh kampus di Indonesia.Apalagi, pemakaman mereka disiarkan secara dramatis oleh televisi.Keempat mahasiswa itu menjadi martir dan diberi gelar pahlawan reformasi. Puncak dari perjuangan itu adalah ketika Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden pada Kamis, 21 Mei 2008. 2. Tragedi Kemanusiaan Etnis Tionghoa (13-15 Mei 1998 ) Sebelas tahun sudah tragedi (13-15) Mei 1998 berlalu. Tragedi kemanusiaan ini menyisakan banyak keprihatinan dan tanya bagi banyak orang, khususnya bagi para keluarga korban yang harus kehilangan keluarga dengan cara paksa, perempuan yang menjadi korban pemerkosaan dan etnis Tionghoa yang dijadikan korban kekejaman para pihak yang tidak bertanggungjawab. Ratusan manusia menjadi korban, dengan amat mengenaskan mereka terpanggang kobaran api di dalam Yogya Plaza, Kleder, Jakarta Timur. Tragedi ini tidak hanya terjadi di Jakarta, namun terjadi juga di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Tragedi ini merupakan rentetan kejadian yang memilukan, dimana sehari sebelumnya (12 Mei 1998) empat mahasiswa Universitas Trisakti menjadi korban penembakan oleh aparat TNI pada saat menggelar aksi

menuntut Reformasi.Kejadian 11 tahun silam tersebut adalah sejarah kelam bangsa ini.Namun sampai dengan saat ini tak juga ada pertanggungjawaban pemerintah atas terjadinya tragedi Mei 1998. III. Pelanggaran terhadap sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia Bukti pelanggaran sila ketiga Pancasila : 1. Gerakan Aceh Merdeka GAM pertama kali di deklarasi pada 4 Desember 1976. Gerakan ini mengusung nasionalisme Aceh secara jelas. Nasionalisme yang dibangun sebagai pembeda dengan nasionalisme Indonesia yang sebelumnya telah ada. 2. Organisasi Papua Merdeka (OPM) Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang didirikan tahun 1965 yang bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat dari pemerintahan Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas Papua dan Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya. OPM merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang lain maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI sejak tahun 1969 merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak Belanda menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya kepada bekas jajahannya yang merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh OPM dianggap sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain. 3. Lepasnya Timor Timur dari NKRI Republik Demokratik Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa'e), yang sebelum merdeka bernama Timor Timur, adalah sebuah negara kecil di sebelah utara Australia dan bagian timur pulau Timor.Selain itu wilayah negara ini juga meliputi pulau Kambing atau Atauro, Jaco, dan enklave Oecussi-Ambeno di Timor Barat. Sebagai sebuah negara sempalan Indonesia, Timor Leste secara resmi merdeka pada tanggal 20 Mei 2002. Sebelumnya bernama Provinsi Timor Timur, ketika menjadi anggota PBB,

mereka memutuskan untuk memakai nama Portugis "Timor Leste" sebagai nama resmi negara mereka.

IV. Pelanggaran terhadap sila keempat Pancasila yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan / Perwakilan. Bukti adanya pelanggaran terhadap sila keempat pancasila : 1. Ulah memalukan para wakil rakyat kita yang harusnya berjuang untuk rakyat. Sering kali para wakil rakyat mempertontonkan perilaku yg mencemaskan rakyat ketika menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan rakyat,perang mulut sampai adu jotos itu diperagakan di depan kamera,itulah yang di sebut kedewasaan di dalam demokrasi,kebebasan ber expresi dan berpendapat benar-benar di terapkan oleh anggotra DPR,karena memang DPR itu adalah sebagai Wakil rakyat. itu jelas-jelas menyimpang dari amanat rakyat.sama halnya dengan anggota DPR dan MPR yang rapat di senayan dalam pembentukan undang-undang ataupun rapat tahunan selalu banyak yang tidur.

V.

Pelanggaran terhadap sila kelima Pancasila yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia. Bukti pelanggaran terhadap sila kelima Pancasila : 1. Kemiskinan Negara ini subur dan kekayaan alamnya melimpah, namun sebagian cukup besar rakyat tergolong miskin.

2. Ketimpangan dalam pendidikan Banyak anak usia sekolah harus putus sekolah karena biaya, mereka harus bekerja dan banyak yang menjadi anak jalanan.

3. Ketimpangan dalam pelayanan kesehatan Keadilan dalam kesehatan masih belum dirasakan oleh masyarakat miskin Indonesia

DAFTAR PUSTAKA
http://pormadi.wordpress.com/2007/10/01/nilai-nilai-pancasila-dan-uud-1945/ http://mafiaindonesia.blogspot.com/2010/06/bukti-pelanggaran-terhadap-5-sila.html Buku Ajar PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (LKS) Kelas XII Semester 1

You might also like