Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Komisi Pestisida beranggotakan wakil dari berbagai instansi terkait serta perguruan tinggi, yaitu wakil dari Departemen Pertanian, Departemen Kesehatan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Departemen Kehutanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Tenaga Kerja, Menteri Negara Lingkungan Hidup, Badan POM, Institut Pertanian Bogor dan Universitas Gadjah Mada. Pengawasan : Pengawas Ketenagakerjaan : Setiap orang atau pengusaha yang mengedarkan, menyimpan atau menggunakan pestisida wajib memberikan kesempatan kepada pengawas K3 yang ditunjuk Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 Pengawas Pestisida : Berasal dari anggota Komisi Pestisida diberi wewenang oleh Menteri Pertanian berdasarkan PP No. 7 tahun 1973.
DASAR-DASAR K3 PESTISIDA
Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk :
Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian Memberantas rerumputan Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagianbagian tanaman tidak termasuk pupuk Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak Memberantas atau mencegah hama-hama air, Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air.
Sasaran Insektisida Akarisida Nematisida Moluscisida Herbisida Fungisida Bakterisida Rodentisida Antibiotika Serangga Tungau Nematoda Siput Tanaman pengganggu Cendawan Bakteri Binatang pengerat Kuman-kuman, dsb
Kulit Mulut, dan Paru-paru Cairan yang dapat diemulsikan (EC) Cairan yang larut dalam air (WSC) Larutan Debu Bubuk yang dapat disuspensikan Bubuk yang dapat larut dalam air Pellet Tablet Butiran Kristal Aerosol Gas cair
Bentuknya
Struktur kimia
Berdasarkan tingkat bahaya Berdasarkan sifat fisik dan kimia pestisida dan tingkat bahaya pestisida, pestisida dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu:
1. Pestisida yang dapat didaftarkan; dan 2. Pestisida yang dilarang
Kriteria pestisida yang dilarang sesuai ketentuan internasional adalah pestisida yang termasuk ke dalam ketegori: Formulasi pestisida termasuk kelas la, artinya sangat berbahaya sekali dan Ib artinya berbahaya sekali menurut klasifikasi WHO;
Mempunyai LC50 inhalasi formulasi lebih kecil dari 0,05 mg/l selama 4 jam periode pemaparan; Mempunyai indikasi karsinogenik, onkogenik, teratogenik, dan mutagenik.
Izin Percobaan diberikan dengan maksud agar pemohon dapat membuktikan kebenaran atas klaim produk yang akan didaftarkannya, yaitu klaim yang berkaitan dengan mutu, efikasi dan toksisitas pestisida. Izin Percobaan diberikan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing untuk jangka waktu satu tahun.
B. Izin Sementara
Izin Sementara pestisida diberikan dengan maksud agar pemohon pendaftaran dapat melengkapi data dan informasi sesuai dengan persyaratan teknis dan administrasi yang telah ditetapkan. Pestisida yang telah memperoleh Izin Sementara dapat diproduksi/diedarkan atau digunakan dalam jumlah yang terbatas dan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian. Izin Sementara berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang 3 (tiga) kali, masing-masing untuk jangka waktu satu tahun.
C. Izin Tetap
Izin Tetap pestisida diberikan kepada pemohon yang telah memenuhi seluruh persyaratan baik teknis maupun administrasi. Pestisida yang telah memperoleh Izin Tetap dapat digunakan/diedarkan secara komersial dengan jumlah yang tidak terbatas dan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian. Izin Tetap berlaku salama 5 (lima) tahun. Pestisida yang telah memperoleh Izin Sementara maupun Izin Tetap namun apabila diketahui menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup, maka Menteri Pertanian dapat mencabut status izin pestisida tersebut.
Berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973, maka sebelum ijin dari Menteri Pertanian dikeluarkan , harus terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi keselamatan dan kesehatan kerja dari Menteri Tenaga Kerja.
Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja yang mengelola Pestisida ( Permenakertrans No. Per.03/Men/1986 )
Berumur lebih dari 18 tahun. Telah menjalani pemeriksaan kesehatan Telah mendapat penjelasan tentang cara pengelolaan pestisida serta latihan P3K . Tidak boleh mengalami paparan lebih dari 5 jam sehari dan 30 jam seminggu Memakai alat pelindung diri yang sesuai. Menjaga kebersihan badan, pakaian, alat pelindung diri, perlengkapan kerja, tempat kerja . Dalam penyemprotan tidak boleh menggunakan pestisida dalam bentuk debu. Tidak dalam keadaan mabuk atau kekurangan lain, fisik maupun mental . Tenaga kerja yang luka atau mempunyai penyakit kulit dilarang bekerja , kecuali bila dilakukan tindakan perlindungan. Dilarang bekerja bagi wanita hamil atau menyusui
Pada tempat kerja harus di pasang tanda peringatan, seperti AWAS BAHAN MUDAH MELEDAK ; AWAS BAHAN BERACUN dsb.
Tempat kerja harus di jaga kebersihannya dan bebas dari ceceran bahan pestisida atau bahan kimia lain.
c. Pelayanan kesehatan kerja yang baik akan meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja yang merupakan salah satu faktor meningkatkan produktivitas kerja melalui upaya-upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja yang menyatakan bahwa perusahaan wajib melaksanakan pelayanan kesehatan kerja dan melaporkan hasil-hasilnya.
a. Tenaga kerja harus mendapatkan pemeriksaan kesehatan berkala 1 kali dalam setahun dan pemeriksaan khusus sekurang-kurangnya satu kali dalam enam bulan. Jenis pemeriksaan mengacu pada Permenakertrans No. 02/Men/1980 berupa pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru ( bilamana mungkin) dan laboratorium rutin, serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu. b. Pemeriksaan khusus dilakukan sesuai dengan jenis pestisida yang di gunakan. Pemeriksaan khusus ini antara lain dengan metode-metode biological monitoring, antara lain pemeriksaan darah, urine dll.
Syarat-syarat pengangkutan ( Pasal 9 ) cegah agar tidak terjadi tumpahan atau percikan dan di awasi seorang petugas sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Dalam Kepmenaker No. 187/Men/1999 menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai potensi bahaya kimia wajib mempekerjakan petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia.
Wadah ( Pasal 10 )
a. Wadah pestisida harus kuat tidak mudah pecah, bocor, robek atau bereaksi dengan isinya dan selalu dalam keadaan tertutup rapat. Tidak ada ketentuan jenis wadahnya, namun harus disesuaikan dengan jenis bahan dan bahaya pestisida. b. Harus di beri label yang sesuai. c. Wadah yang kosong harus segera di musnahkan atau dibersihkan dengan cara yang aman sesuai dengan bentuk dan sifat pestisida.
5.1
date/time
footer
UNITED NATIONS
a. Air limbah yang akan di buang harus memenuhi nilai baku mutu lingkungan b. Dilakukan pengawasan terus menerus untuk mengetahui mutu air buangan. c. Pemusnahan pestisida atau wadah harus dengan cara yang tidak membahayakan tenaga kerja dan lingkungan.
Sangsi ( Pasal 17 )
Sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970, kurungan 3
bulan atau denda seratus ribu rupiah.