You are on page 1of 3

Kebanyakan pria sering mengatakan kalau perserongan mereka hanyalah suatu

hubungan seks tanpa komitmen. Padahal, sesungguhnya ada alasan yang lebih
mendasar yang acapkali tidak mereka sadari. Alasan tersebut meliputi:

1. Wanita Membiarkannya

Lelaki tidak akan berselingkuh kalau wanita tidak mendiamkannya. Tidak sedikit
perempuan yang tetap saja mengawini lelaki yang telah berdusta sejak mereka masih
pacaran, kata psikolog Dra Esse Dayu Mpsych, Ph. D.
Padahal para pakar telah memperingatkan bahwa lelaki yang mendustai
tunangannya, besar kemungkinan juga akan berbohong kepada istrinya. Tetapi para
wanita pencari cinta, tak peduli mereka kesepian atau tidak. Dan lelaki sangat
menyadari hal itu bahwa rasa kosong wanita itu begitu kuat sehingga mereka mau
saja menikah dengan seorang lelaki pendusta. Malah para wanita ini terus menerus
menentramkan dirinya dengan mengatakan, Begitulah lelaki. Pada akhirnya, para
wanita ia merasa lebih baik berada di sisi seorang pria pendusta daripada tidak sama
sekali.

2. Frustasi terhadap Hubungan Saat Ini

Pada awalnya, semua terlihat baik-baik saja. Berbagi hidup, berbagi harapan, berbagi
mimpi dalam sebuah hubungan menyenangkan dengan seorang princess yang
istimewa. Tetapi begitu masa bulan madu usai, harapan mengenai masa depan yang
romantis berubah menjadi kenyataan hidup sehari-hari yang sangat berat. Televisi
rusak, mobil perlu ban baru, bos selalu marah-marah, dan tagihan telepon
membengkak. Baru beberapa bulan menikah, percakapan sudah dipenuhi dengan
persoalan tugas sehari-hari. Suami mulai merasa pasangannya lebih kritis, tak mau
mengalah, dan tidak memberikan perhatian yang ia inginkan.
Ia kemudian mulai berbohong. Suami menganggap berbohong sebagai cara
memperoleh emosi yang sudah hilang di dalam perkawinannya. Bersama dengan
kekasih gelapnya, hidup rasanya tanpa stres, tanpa tekanan. Tidak serba diburu-buru.
Mereka berdua berusaha keras untuk saling memenuhi kebutuhan mental dan fisik.
Mereka berbagi kekurangannya dan pelahan-lahan mengembangkan ikatan
emosional, terang psikoterapis Freddy GD Baswoko MA, Ph.D.

3. Mencari Ketegangan

Pria ini bosan dan menyukai hal-hal baru yang ditemukannya pada wanita lain. Alih-
1
alih melepaskan energinya untuk menghangatkan kembali hubungan dengan istrinya,
ia malah terserap dalam aktivitas hobi atau hal lain yang membuat hormon
adrealinnya mengalir deras. Ia mencari ketegangan di tempat-tempat yang keliru, di
balik selimut dan tubuh perempuan lain, imbuh Freddy. Ia biasanya memiliki
serangkaian affair dengan beberapa wanita. Berpindah dari satu wanita ke wanita
lain, begitu ketegangan dan kebaruan itu memudar.

4. Meningkatkan Ego

Permainan perselingkuhan dipenuhi dengan lelaki yang berusha keras memperoleh


pengakuan kelelakiannya dari perempuan yang bukan istrinya. Ia merasa kurang
percaya diri. Berselingkuh bagaikan sebuah liburan mental. Suatu pelarian dari
tanggung jawab hidup sehari-hari. Ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa
hatinya yang mendua bisa mengobati jiwanya yang berongga, papar Esse yang
kliennya tidak hanya wanita, tetapi juga para lelaki.

5. Kurang Tegas

Meskipun lelaki umumnya dianggap sebagai si pendusta, namun bagaimana pun juga
perselingkuhan adalah jalan dua arah. Tak mungkin terjadi apabila tidak ada pihak
perempuan yang bersedia. Semakin banyak wanita yang terlihat dan memulai
perserongan, maka semakin banyak wanita yang tidak ingin terlihat dalam suatu
hubungan serius, sengaja mencari pria beristri. Dan ada sebagian lelaki yang mau
menerima tawaran perselingkuhan dari wanita karena mereka tak ingin disebut banci.

6. Kekosongan Spiritual

Tidak ada agama yang menyuruh umatnya berhubungan intim dengan lebih dari satu
perempuan. Kebanyakan menganggapnya sebagai dosa besar. Kebanyakan agama
menyarankan hubungan perkawinan yang berlandaskan nilai-nilai spiritual. Dengan
demikian, seorang lelaki yang dengan sengaja menjerumuskan dirinya ke dalam
hubungan ekstra marital menunjukkan kurangnya nilai spiritual di dalam dirinya,
timpal Prof Dr Dadang Hawari, psikiater yang sekaligus ulama.

7. Suasana Hasrat Instinktif

Freddy pun mengimbuhi, Nilai-nilai pribadi seorang lelaki kadang berbaur dengan
mentalitas masyarakat yang serba ‘kerjakan saja’. Ia berfikir dan bertindak dalam
2
hitungan setengah menit saja, tak banyak memikirkan dampak dan akibat
tindakannya. Ia tak melihat alasan untuk menunda-nunda perasaan dan hasratnya.
Jika ia beranggapan seorang wanita menarik, ia segera mendekati dan mengajukan
rayuan. Tak dipikirkannya bagaimana posisi hubungan perkawinannya saat ini dan
nanti.

8. Balas Dendam

Pria ini marah kepada pasangannya, entah ia berada di posisi benar atau salah, dan
dengan alasan yang beragam. Yang jelas, ia merasa dilukai dan hendak membalas
dendam. Tak peduli kalau tindakan balas dendamnya ini malah merusak
perkawinannya sendiri dan mengobrak-abrik aturan, Esse kembali menjelaskan.
Dalam pikirannya, berselingkuh adalah cara yang tepat untuk membuat kedudukan
seimbang antara dirinya dan istrinya. Bagi pria yang sedang marah, berselingkuh
memberikan suatu tantangan. Meski ia tahu kalau pasangannya takkan pernah
mengetahui perselingkuhannya, namun sekadar mengetahui betapa menyakitkannya
perselingkuhan ini bagi istrinya sudah sangat memuaskan pria yang dibutakan rasa
marah ini.

You might also like