You are on page 1of 24

BAB I PENDAHULUAN Penyakit kusta atau dikenal juga dengan nama lepra dan Morbus Hansen merupakan penyakit

yang telah menjangkit manusia sejak lebih dari 4000 tahun yang lalu. Kata lepra merupakan terjemahan dari bahasa Hebrew, zaraath, yang sebenarnya mencakup beberapa penyakit kulit lainnya. Kusta juga dikenal dengan istilah kusta yang berasal dari bahasa India, kushtha. ama Morbus Hansen ini sesuai dengan nama yang mengenai kulit, menemukan kuman, yaitu !r. "erhard #rmauwer Hansen pada tahun $%&4.$ Kusta adalah penyakit kronik granulomatosa yang terutama saluran pernapasan atas dan sistem sara' peri'er. Penyebab kusta adalah Mycobacterium leprae yang bersi'at intraseluler obligat, dan pada tahun (00) telah ditemukan penyebab baru yaitu Mycobacterium lepramatosis. Kusta dahulu dikenal dengan penyakit yang tidak dapat sembuh dan diobati, namun sejak tahun $)%0, dimana program Multi Drug Treamtment *M!+, mulai diperkenalkan, kusta dapat didiagnosis dan diterapi secara adekuat, tetapi sayangnya meskipun telah dilakukan terapi M!+ secara adekuat, risiko untuk terjadi kerusakan sensorik dan motorik yaitu disabilitas dan de'ormitas masih dapat terjadi sehingga gejala tangan lunglai, mutilasi jari. Keadaan tersebut yang membuat timbulnya stigma terhadap penyakit kusta.( Meskipun (- tahun terakhir banyak yang telah dikembangkan mengenai kusta, pengetahuan mengenai patogenesis, penyebab, pengobatan, dan pencegahan lepra masih terus diteliti.(

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Morbus Hansen *MH, adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang pertama.tama menyerang sara' tepi selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran na'as bagian atas, sistem retikulo endotelial, mata, otot, tulang, cuping telinga, dan testis. Pada kebanyakan orang yang terin'eksi dapat asimpomatis, namun pada sebagian kecil memperlihatkan gejala dan mempunyai kecendrungan untuk menjadi cacat, khususnya tangan dan kaki.$,( 2.2 Etiologi !isebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae ditemukan pertama kali oleh sarjana orwegia "H #rmauer Hansen pada tahun $%&/. Kuman ini bersi'at gram positi', tidak bergerak dan tidak berspora, tahan asam, berbentuk batang, dengan ukuran $.%0, lebar 0,(.0,- 0, biasanya berkelompok dan ada yang tersebar satu.satu, basil obligat intraseluler yang terutama dapat berkembangbiak dalam sel 1chwann sara', makro'ag kulit, dan tidak dapat dikultur dalam media buatan. #danya distribusi lesi yang secara klinik predomina pada kulit, mukosa hidung, dan sara' peri'er super'isial menunjukkan pertumbuhan basil ini cenderung menyukai temperatur kurang dari /&23. Masa belah diri kuman ini memerlukan waktu yang sangat lama dibandingkan dengan kuman lain yaitu $(.($ hari,. 4leh karena itu masa tunas menjadi lama yaitu rata.rata (.- tahun.( 2.3 Cara en!laran MH dapat ditularkan dari penderita MH tipe multibasilar *M5, kepada orang lain dengan cara penularan langsung. 3ara penularan yang pasti belum diketahui, tetapi sebagian besar para ahli berpendapat bahwa penyakit MH dapat ditularkan melalui saluran perna'asan dan kulit./ Patogenesis Meskipun cara masuk M.leprae ke dalam tubuh masih belum diketahui dengan pasti, beberapa penelitian telah memperlihatkan bahwa yang tersering ialah melalui kulit
2

yang lecet pada bagian tubuh yang bersuhu dingin dan melalui mukosa nasal. 5ila kuman masuk kedalam tubuh maka tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan makro'ag untuk mem'agositnya. Pada MH tipe 66 terjadi kelumpuhan sistem imunitas selular, dengan demikian makro'ag tidak mampu menghancurkan kuman sehingga kuman dapat bermulti'kasi dengan bebas yang kemudian dapat merusak jaringan. Pada MH tipe ++ kemampuan 'ungsi sistem imunitas seluler tinggi, sehingga makro'ag sanggup menghancurkan kuman. 1ayangnya setelah semua kuman di'agositosis, makro'ag akan berubah menjadi sel epiteloid yang tidak bergerak akti' dan kadang 7 kadang bersatu membentuk sel datia 6anghans, bila in'eksi ini tidak segera diatasi akan terjadi reaksi berlebihan dan masa epiteloid akan menimbulkan kerusakan sara' dan jaringan sekitarnya. 1el 1chwann merupakan sel target untuk pertumbuhan M.leprae, disamping itu sel 1chwann ber'ungsi sebagai demielinisasi dan hanya sedikit 'ungsinya sebagai 'agositosis. 8adi, bila terjadi gangguan imunitas tubuh dalam sel 1chwann, kuman dapat bermigrasi dan berakti9asi. #kibatnya akti9itas regenerasi sara' berkurang dan terjadi kerusakan sara' yang progresi'.4 2." Klasifi#asi Klasi'ikasi umum( : Klasi'ikasi Madrid . . . . . . . . . Intermediet +uberkuloid 5orderline.dimorphous 6epromatosa +uberkuloid 5oderline tuberkuloid Mid.borderline 5orderline lepromatous 6epromatosa
3

Klasi'ikasi ;idley.jopling

Klasi'ikasi <H4 dan Modi'ikasi <H4 . Pausibasilar *P5, Hanya MH tipe I, ++ dan sebagian besar 5+ dengan 5+# negati' menurut kriteria ;idley dan 8opling atau tipe I dan + menurut klasi'ikasi madrid. . Multibasilar *M5, +ermasuk MH tipe 66, 56, 55 dan sebagian 5+ menurut kriteria ;idley dan 8opling atau 5 dan 6 menurut Madrid dan semua tipe MH dengan 5+# positi'. +abel $. perbedaan tipe P5 dan M5 menurut klasi'ikasi <H4$ P5 $.6esi kulit *makula yang datar, yang meninggi, in'iltrat, plak eritem, nodus, (.Kerusakan sensasi=kelemahan yang dipersara'i sara' yang terkena, sara' otot oleh Hanya sara' satu cabang 5anyak cabang sara' papul $.- lesi Hipopigmentasi=eritema !istribusi tidak simetris !istribusi simetris M5 > - lesi

*menyebabkan hilangnya

Hilangnya sensasi yang jelas

Hilangnya kurang jelas

sensasi

2.$ %anifestasi #linis Mani'estasi klinis penyakit MH pada pasien mencerminkan tingkat kekebalan selular pasien tersebut. "ejala dan keluhannya tergantung pada : 4, multi'ikasi dan diseminasi kuman M.leprae respon imun penderita terhadap kuman M.leprae komplikasi yang diakibatkan oleh kerusakan sara' peri'er.

#da / tanda kardinal, jika salah satunya ada, tanda tersebut telah cukup untuk menetapkan diagnosis penyakit MH ini.
4

$. 6esi kulit yang anestesi (. Penebalan sara' peri'er /. !itemukan M.leprae *bakteriologis positi', #dapun klasi'ikasi yang banyak dipakai dalam bidang penelitian adalah klasi'ikasi menurut ;idley dan 8opling yang mengelompokan penyakit MH menjadi kelompok berdasarkan gambaran klinis, bakteriologis, histopatologis, dan imunologis. (,? $. +ipe +uberkuloid *++, 6esi ini mengenai baik kulit maupun sara'. 6esi kulit bisa satu atau beberapa, dapat berupa makula atau plakat, batas jelas dan pada bagian tengah dapat ditemukan lesi yang regrasi atau central healing. Permukaan lesi dapat bersisik dengan tepi yang meninggi bahkan dapat menyerupai gambaran psoriasis atau tinea sirsinata. !apat disertai penebalan sara' peri'er yang biasanya teraba, kelemahan otot, dan sedikit rasa gatal. #danya in'iltrasi tuberkuloid dan tidak adanya kuman merupakan tanda terdapatnya respon imun pejamu yang adekuat terhadap kuman MH (. +ipe 5oderline +uberkuloid *5+, 6esi pada tipe ini menyerupai tipe ++, yakni berupa makula atau plak yang sering disertai lesi satelit di tepinya. 8umlah lesi dapat satu atau beberapa, tetapi hipopigmentasi, kekeringan kulit atau skuama tidak sejelas tipe tuberkuloid. "angguan sara' tidak seberat tipe tuberkuloid, dan biasanya asimetris. 6esi satelit biasanya ada dan terletak dekat sara' peri'er yang menebal. /. +ipe Mid 5orderline *55, Merupakan tipe yang paling tidak stabil dari semua tipe dalam spektrum penyakit MH. Merupakan bentuk dimor'ik. 6esi dapat berupa makula in'iltrati', permukaan lesi dapat berkilap, batas lesi kurang jelas dengan jumlah lesi yang melebihi tipe 5+ dan cenderung simetris. 6esi sangat ber9ariasi baik dalam ukuran, bentuk, ataupun distribusinya. 5isa didapatkan lesi punched out yang merupakan ciri khas tipe ini. 4. +ipe 5orderline 6epromatous *56,
5

6esi dimulai dengan makula. #walnya hanya dalam jumlah sedikit dan dengan cepat menyebar ke seluruh badan. Makula lebih jelas dan lebih ber9ariasi bentuknya. Papul dan nodus lebih tegas dengan distribusi lesi yang hampir simetris dan beberapa nodus tampaknya melekuk pada bagian tengah. 6esi bagian tengah sering tampak normal dengan bagian pinggir dalam in'iltrat lebih jelas dibandingkan dengan pingir luarnya, dan beberapa plak tampak seperti punched out. +anda.tanda kerusakan sara' berupa kerusakan sensasi, hipopigmentasi, berkurangnya keringat, dan hilangnya rambut lebih cepat muncul dibandingkan dengan tipe 66. Penebalan sara' dapat teraba pada tempat.tempat penebalan sara'. -. +ipe 6epromatosa *66, 8umlah lesi sangat banyak, simetris, permukaan halus, lebih eritematosa, berkilap, berbatas tidak tegas, dan pada stadium dini tidak ditemukan anestesi dan anhidrosis. !istribusi lesi khas, yakni di wajah, mengenai dahi, pelipis, dagu, cuping telinga, sedangkan di badan mengenai bagian yang dingin, lengan, punggung tangan, dan permukaan ekstensor tungkai bawah. Pada stadium lanjut terdapat penebalan kulit yang progresi', cuping telinga menebal, garis muka menjadi kasar, dan cekung membentuk 'acies leonina yang dapat disertai dengan madarosis, iritis, keratitis. 6ebih lanjut dapat terjadi de'ormitas hidung. !apat dijumpai pembesaran kelenjar lim'e, orkitis yang selanjutnya dapat terjadi atro'i testis. Kerusakan sara' yang luas menyebabkan gejala stocking and glove anaesthesia. 5ila menjadi progresi', muncul makula dan papula baru sedangkan lesi lama menjadi plakat dan nodus. Pada stadium lanjut serabut.serabut sara' peri'er mengalami degenerasi hialin atau 'ibrosis yang menyebabkan anestesi dan pengecilan otot tangan dan kaki. Tan&a'tan&a Pen(a#it K!sta +anda.tanda penyakit kusta bermacam.macam, tergantung dari tingkat atau tipe dari penyakit tersebut. yaitu:
6

#danya bercak tipis seperti panu pada badan=tubuh manusia Pada bercak putih ini pertamanya hanya sedikit, tetapi lama.lama semakin melebar dan banyak.

#danya pelebaran sara' terutama pada syara' ulnaris, medianus, auricularis, magnus serta peroneus. Kelenjar keringat kurang bekerja sehingga kulit menjadi tipis dan mengkilat. #danya bintil.bintil kemerahan *leproma, nodul, yarig tersebar pada kulit #lis rambut rontok Muka berbenjol.benjol dan tegang yang disebut facies leonina *muka singa,.

2.) Diagnosis Menyatakan *mendiagnosa seseorang menderita penyakit kusta menimbulkan berbagai masalah baik bagi penderita, keluarga atapun masyarakat disekitarnya,. 5ila ada keraguan.raguan sedikit saja pada diagnosa, penderita harus berada dibawah pengamatan hingga timbul gejala.gejala yang jelas, yang mendukung bahwa penyakit itu benar.benar kusta. !iagnosa kusta dan kelasi'ikasi harus dilihat secara menyeluruh dari segi : a. Klinis b. 5akteriologis c. Immunologis d. Histopatologis !iagnosa pasien kusta dapatditegakkan berdasarkan pada penemuan tanda kardinal *minimal $ tanda kardinal, yaitu: $.5ercak kulit yang mati rasa 5ercak kulit hipopigmentasi atau eritematosa,mendatar atau meninggi. Mati rasa pada bercak bersi'at total atau sebagian saja terhdadap rasa raba,suhu dan nyeri. (. Penebalan sara' tepi
7

!apat disertai rasa nyeri dan juga disertai atau tanpa gangguan 'ungsi sara' yang terkena: a. "angguan 'ungsi sensoris: mati rasa b. "angguan 'ungsi motor : Paresis=paralisis c. "angguan 'ungsi otonom kulit kering,reak,edema, pertumbuhan rambut terganggu. /.!itemukan kuman tahan asam *slit skin smear @, Hapusan dari cuping telinga kiri dan kanan, lesi pada bagian yang akti'. 5ila ditemukan tanda cardinal di atas maka pasien adalah tersangka kusta,obser9asi dan periksa ulang setelah /.? bulan. amun untuk diagnosa kusta di lapangan cukup dengan anamnesis dan pemeriksaan klinis. 5ila ada keraguan dan 'asilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan pemeriksaan bakteriologis. Kerokan dengan pisau skalpel dari kulit, selaput lendir hidung bawah atau dari biopsi kuping telinga, dibuat sediaan mikrokopis pada gelas alas dan diwarnai dengan teknis Aiehl eelsen. 5iopsi kulit atau sara' yang menebal memberikan gambaran histologis yang khas. +es.tes serologik bukan treponema untuk si'ilis sering menghasilkan positi' palsu pada lepra. 2.* Pe+eri#saan Pen!n,ang $. Pemeriksaan bakterioskopik Pemeriksaan 5+# dengan Aiehl. ielsen 5ahan pemeriksaan diambil dari 4.? tempat, yaitu kedua cuping telinga bagian bawah dan ( atau 4 lesi lain yang paling akti' berarti yang paling eritematosa dan paling in'iltrati'. Indeks Mor'ologi Bntuk menentukan persentasi 5+# hidup atau mati ;umus: 8umlah 5+# solid 8umlah 5+# solid @ non solid "una: Bntuk melihat keberhasilan terapi, melihat resistensi kuman 5+#, dan melihat in'eksiositas penyakit
8

C $00 D E F D

Indeks 5akteri Bntuk menentukan klasi'ikasi penyakit 6epra, dengan melihat kepadatan 5+# tanpa melihat kuman hidup *solid, atau mati *'ragmented= granular,. 0 $ 7 $0= $00 6.P $ 7 $0= $0 6.P $ 7 $0= $ 6.P $0 7 $00= $ 6.P $00 7 $000= $ 6.P > $000= $ 6.P 5+# . @$ @( @/ @4 @@?

(.

Pemeriksaan histopatologik Bntuk membedakan tipe ++ G 66 Pada tipe ++ ditemukan +uberkel *"iant cell, lim'osit, Pada tipe 66 ditemukan sel busa *Hirchow cell= sel lepra, yi histiosit dimana di dalamnya 5+# tidak mati, tapi berkembang biak membentuk gelembung. !itemukan lini tenang *subepidermal clear Ione,.

/.

Pemeriksaan serologik J +es K6I1# J Bji M6P# *Mycobacterium 6eprae Partikel #glutination, J M6 dipstick

2.- Pengo.atan Pa#et tera i +!ltio.at /%DT0%!lti Dr!g T1era (2 $

1ampai pengembangan dapson, ri'ampin, dan klo'aIimin pada $)40an, tidak ada pengobatan yang e'ekti' untuk kusta. amun, dapson hanyalah obat bakterisidal *pembasmi bakteri, yang lemah terhadap M. leprae. Penggunaan tunggal dapson menyebabkan populasi bakteri menjadi kebal. Pada $)?0an, dapson tidak digunakan lagi. Pencarian terhadap obat anti kusta yang lebih baik dari dapson, akhirnya menemukan klo'aIimin dan ri'ampisin pada $)?0an dan $)&0an.Kemudian, 1hantaram Lawalkar dan rekannya merumuskan terapi kombinasi dengan ri'ampisin dan dapson, untuk mengakali kekebalan bakteri. +erapi multiobat dan kombinasi tiga obat di atas pertama kali direkomendasi oleh Panitia #hli <H4 pada $)%$. 3ara ini menjadi standar pengobatan multiobat. +iga obat ini tidak digunakan sebagai obat tunggal untuk mencegah kekebalan atau resistensi bakteri. +erapi di atas lumayan mahal, maka dari itu cukup sulit untuk masuk ke negara yang endemik. Pada $)%-, kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di $(( negara. Pada Pertemuan Kesehatan !unia ke.44 di 8enewa, $))$, menelurkan sebuah resolusi untuk menghapus kusta sebagai masalah kesehatan masyarakat pada tahun (000, dan berusaha untuk ditekan menjadi $ kasus per $00.000. <H4 diberikan mandat untuk mengembangkan strategi penghapusan kusta. Kelompok Kerja <H4 melaporkan Kemoterapi Kusta pada $))/ dan merekomendasikan dua tipe terapi multiobat standar. Lang pertama adalah pengobatan selama (4 bulan untuk kusta lepromatosa dengan ri'ampisin, klo'aIimin, dan dapson. Lang kedua adalah pengobatan ? bulan untuk kusta tuberkuloid dengan ri'ampisin dan dapson.

10

11

2.13

Prognosis 5ergantung pada seberapa luas lesi dan tingkat stadium penyakit. Kesembuhan

bergantung pula pada kepatuhan pasien terhadap pengobatan. +erkadang asien dapat mengalami kelumpuhan bahkan kematian, serta kualitas hidup pasien menurun(.

BAB III ILUST4ASI KASUS

IDENTITAS PASIEN 5 ama Bmur 8enis Kelamin Pekerjaan 1tatus #lamat 1uku : : : : : : : y. 1 -0 tahun Perempuan Petani 1udah menikah Pesisir 1elatan Minangkabau

1eorang pasien perempuan berumur -0 tahun datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin ;1BP !r. M. !jamil Padang denganM KELUHAN UTA%A5 5ercak bercak merah yang disertai gatal di wajah, badan, kedua ekstremitas atas dan ekstremitas bawah sejak ( tahun yang lalu. 4I6A7AT PEN7AKIT SEKA4AN85 ' ' 5ercak bercak merah yang disertai gatal wajah, badan, kedua ekstremitas atas, dan ekstremitas bawah sejak ( tahun yang lalu. #walnya muncul bercak merah di pipi kanan sejak ( tahun yang lali,kemudian meluas ke pipi kiri,ke dahi,dan ke dagu. !alam satu tahun terakhir bercak.bercak merah bertambah luas ke badan, kedua ekstremitas atas, dan ekstremitas bawah. ' ' ' ' ' +imbul bercak putih yang mati rasa pada lengan kanan sejak ? bulan yang lalu. 5ercak kemerahan kadang disertai rasa gatal. Kedua kaki dirasakan berat sejak $ tahun yang lalu. +elapak kaki dirasakan kurang rasa sejak $ tahun yang lalu. yeri persendian, kaku, dan kesemutan pada ujung ujung jari tangan dan kaki
2

sejak $ tahun yang lalu. ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ;iwayat rambut, alis mata, dan bulu mata rontok tidak ada. ;iwayat kelopak mata tidak dapat menutup sempurna tidak ada ;iwayat penglihatan berkurang ada,terutama apabila terkena sinar matahari. ;iwayat timbul bentol bentol merah yang nyeri di kulit tidak ada !emam ada, hilang timbul, sejak bercak.bercak merah muncul. Pasien mandi ( C sehari dan ganti baju (C sehari. ;iwayat kontak dengan penderita bercak bercak putih mati rasa tidak ada ;iwayat mendapat pengobatan jangka lama ada. a'su makan ada. ;iwayat penurunan berat badan yang drastis dalam waktu singkat tidak ada. Pasien sebelumnya berobat ke Puskesmas #ir #ji mendapat obat makan dan salep. 4bat makan yang diberi adalah deCametason dan amoksisilin diminum /C sehari, sedangkan obat salepnya dioleskan (C sehari, namun pasien tidak tahu nama obatnya. Pasien kontrol teratur sekali sebulan ke puskesmas, namun karena keluhan menetap pasien kemudian dirujuk ke ;1B! Painan, tidak ada dilakukan tindakan dan langsung dirujuk ke ;1BP !r. M. !jamil Padang. 4I6A7AT PEN7AKIT DAHULU5 ' ' ' +idak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya. ;iwayat menderita batuk.batuk disangkal. ;iwayat alergi,hipertensi,!M,dan stroke tidak ada.

4I6A7AT PEN7AKIT KELUA48A 0 AT9PI 0 ALE48I5 ' ' ;iwayat anggota keluarga dan kerabat dengan keluhan yang sama tidak ada. ;iwayat anggota keluarga yang menderita batuk.batuk lama tidak ada.

4I6A7AT S9SIAL EK9N9%I: PEKE4JAAN DAN LIN8KUN8AN5 ' ' Pasien adalah seorang petani di pesisir selatan. Pasien kerja di pessel sejak (- tahun yang lalu, pasien termasuk sosial ekonomi menengah ke bawah. ;umah semi permanen, tinggal bersama suami dan lima orang anak kandung pasien.
3

PE%E4IKSAAN ;ISIK STATUS 8ENE4ALISATA5 Keadaan Bmum Kesadaran Nrekuensi nadi Nrekuensi na'as 1uhu Mata Pemeriksaan thorak Pemeriksaan abdomen Kelenjar getah bening STATUS DE4%AT9L98IKUS5 ' ' ' ' ' ' ' 6okasi !istribusi 5entuk 1usunan 5atas Bkuran K'loresensi : Pipi kanan dan kiri, dahi, dagu, telinga, kedua ekstremitas atas : bilateral, generalisata : tidak khas : tidak khas : tegas : numular dan plakat : a. makula hipopigmentasi pada lengan kanan b. Plak eritem pada pipi kanan dan kiri, dahi, dagu, badan, kedua ekstremitas atas dan bawah c. Hesikel pada lengan kiri bawah d. 1kuama pada lengan kiri bawah e. Krusta pada jari ( kaki kiri Kelainan selaput : +idak ditemukan kelainan
4

: +ampak sakit sedang : Komposmentis kooperati' : %4 C=menit : (0 C= menit : /?,%03 : Konjungti9a tidak anemis, sklera tidak ikterik : dalam batas normal : dalam batas normal : tidak teraba perbesaran K"5

dan ekstremitas bawah

Kelainan kuku Kelainan rambut Pemeriksaan 1ensibilitas :

: +idak ditemukan kelainan : +idak ditemukan kelainan

;asa raba : hipoanestesi di lengan kanan, telapak kaki kiri dan kanan. ;asa nyeri : hipoanestesi di lengan kanan, telapak kaki kiri dan kanan. ;asa suhu : hipoanestesi di lengan kanan, telapak kaki kiri dan kanan.

Pembesaran 1ara' Peri'er : . aurikularis magnus . Blnaris . medianus . peroneus komunis . tibialis posterior : +idak ada pembesaran : +idak ada pembesaran : +idak ada pembesaran : +idak ada pembesaran : +idak ada pembesaran

Pemeriksaan Motoris : M. abd digiti minimi M. abd policis bre9is M. orbicularis oculi : -=: -=: -=-

Pemeriksaan kecacatan : Mutilasi #tro'i otot Blkus tro'ik Madarosis 6ago'talmus <rist drop !ropped 'oot : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada

PE%E4IKSAAN PENUNJAN8 5 !arah : tidak diperiksa


5

Brin : tidak diperiksa Neses : tidak diperiksa Pemeriksaan Mikrobiologi : Pewarnaan Aiehl eelsen : dari cuping telinga deCtra *@@@@@,, dari cuping telinga sinistra *@@@@@,, dan lesi akti' berupa lesi makula hipopigmentasi pada lengan bawah bagian medial dekstra * @@@ , Hasil : !idapatkan $00 5+# rata rata dalam $ 6apangan Pandang Kesan : @4

PE%E4IKSAAN ANJU4AN 5 Pemeriksaan Histopatologi Pemeriksaan kultur pus dan sensiti9itas test +est imunologi : test lepromin

DIA8N9SIS KE4JA5 Morbus Hansen tipe 56 DIA8N9SIS BANDIN85 Morbus Hansen tipe 66 PENATALAKSANAAN 5 +erapi Bmum: Menjelasan mengenai penyakit *penyebab, penularan dan komplikasi, dan pengobatan pada pasien dan keluarga, serta kontrol rutin tiap bulan ke poli Kulit dan Kelamin, berobat teratur sampai dinyatakan sembuh Menjelaskan pada pasien bahwa daerah yang mati rasa merupakan tempat resiko terjadinya luka, dan luka merupakan tempat masuknya kuman sehingga hindari luka dengan cara : memakai alas kaki saat bepergian. Menjelaskan pada pasien bahwa e'ek samping obat menyebabkan warna buang air kecil berwarna merah, mata menjadi kuning, warna kulit menjadi lebih gelap sehingga pasien tidak perlu khawatir.
6

Memberitahu pada pasien jika terdapat reaksi samping obat seperti nyeri perut, mual muntah, berat badan yang menurun drastis dalam waktu singkat segera kembali ke dokter untuk mendapat penanganan selanjutnya.

Menggunakan obat tetes mata jika mata terasa perih dan memakai kacamata saat berada di luar ruangan.

8ika penyakit bertambah parah segera kembali ke dokter.

+erapi Khusus: Paket MH tipe 56 warna merah . hari I : ;i'ampisin ?00 mg *(C/00 mg, Klo'aIimin /00 mg */C$00 mg, !apson $00 mg . hari (.(% : Klo'aIimin -0 mg=hari !apson $00 mg=hari

P498N9SIS5 Ouo #d 1anam Ouo #d Hitam Ouo #d Kosmetikum Ouo #d Nunctionam : bonam : bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

DISKUSI
1eorang pasien perempuan umur -0 tahun datang ke poli kulit dan kelamin ;1BP !;. M. !jamil Padang tanggal 0& 8anuari (0$4 dengan diagnosis kerja Morbus Hansen tipe 56. !iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan 'isik. 5erdasarkan anamnesis didapatkan 5ercak bercak merah yang disertai gatal di wajah, kedua lengan, dan kedua tungkai sejak ( tahun yang lalu. 5ercak bercak merah yang disertai gatal di wajah, kedua lengan, dan kedua tungkai sejak ( tahun yang lalu. #walnya muncul bercak merah di pipi kanan,kemudian meluas ke pipi kiri,ke dahi,dan ke dagu. 1atu tahun terakhir bercak.bercak merah bertambah luas ke kedua lengan dan ke dua tungkai. +imbul bercak putih yang mati rasa pada lengan kanan sejak ? bulan yang lalu,dan juga kedua telapak kaki mati rasa. 5ercak kemerahan kadang disertai rasa gatal. Kedua kaki dirasakan berat sejak $ tahun yang lalu. yeri persendian, kaku, dan kesemutan pada ujung ujung jari tangan dan kaki sejak $ tahun yang lalu. ;iwayat rambut, alis mata, dan bulu mata rontok tidak ada. ;iwayat kelopak mata tidak dapat menutup sempurna tidak ada. ;iwayat penglihatan berkurang ada,terutama apabila bercak.bercak merah di wajah semakin tebal. ;iwayat timbul bentol bentol merah yang nyeri di kulit tidak ada. !emam hilang timbul sejak bercak.bercak merah muncul. Pasien mandi ( C sehari dan ganti baju (C sehari. ;iwayat kontak dengan penderita bercak bercak putih mati rasa tidak ada. ;iwayat mendapat pengobatan jangka lama ada. a'su makan ada. ;iwayat penurunan berat badan yang drastis dalam waktu singkat tidak ada. Pasien sebelumnya berobat ke Puskesmas #ir #ji mendapat obat makan dan salap. Pasien control teratur sekali sebulan, namun karena keluhan menetap pasien kemudian di rujuk ke ;1B! Painan, tidak ada dilakukan tindakan langsung dirujuk ke ;1BP !r. M. !jamil Padang. Pada pemeriksaan 'isik ditemukan makula hipopigmentasi pada lengan kanan, plak eritem pada pipi kanan dan kiri, dahi, dagu, kedua ekstremitas atas dan bawah. Hesikel pada lengan bawah kiri, 1kuama pada lengan bawah kiri, Krusta pada jari ( kaki kiri. Pada pemeriksaan mikrobiologi didapatkan kesan 5+# @- pada kedua telingan dan @/ pada lengan. Pada pasien ini dianjutkan dilakukan pemeriksaan histopatologi, pemeriksaan kultur pus dan sensiti9itas test untuk mendukung diagnosa pasien. Pasien diterapi secara umum dan khusus. 1ecara umum diberikan penjelasan, nasehat, dan saran tentang penyakit kusta nya. 1ecara khusus pasien di terapi dengan pemberian paket M!+ M5. Melihat klinis
1

pasien maka prognosis pasien secara Ouo #d 1anam adalah dubia, secara Ouo #d Hitam adalah dubia, Ouo #d Kosmetikum dubia at bonam dan Ouo #d Nunctionam dubia at bonam.

;esep untuk pasien ini !r. ;ena #yu Praktek Bmum 1etiap hari 1enin 7 1abtu Pukul $&.00 7 (0.00 8l.Perintis Kemerdekaan o.$% Padang 1IP : 0&=(/=44=(0$0 +elp.*0&-$, ((((( +anggal : & 8anuari (0$4

;= ;i'ampisin /00 mg tab o. II 1 $dd tab II *hari pertama, PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP Q ;= Klo'aIimin $00 mg tab o. III 1 $dd +ab III *hari pertama, PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP Q ;= Klo'aIimin -0 mg tab o. FFHII 1 $dd tab I *hari (.(%, PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP Q ;= !apson $00 mg tab o. FFHIII 1 $dd tab I *hari $. (%, PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP Q ;= eurodeC o. FFF 1 $dd tab I PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP Q Pro : y. 1

Bmur : -0 tahun
3

DA;TA4 PUSTAKA

$. Kosasih #, dkk. (00&. Kusta dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 8akarta: NKBI. Hal &/.%%

2. Morbus Hansen. !iakses dari http:==id==emedicine.org=morbus.hansen.html

/. Mycobacteriumleprae.!iaksesdarihttp:==bacteria==emedt9.com=Mycobacterium. leprae.html

4. 6eprosy. !iakses dari http:==emedicine.medscape.com=article=$$04)&&.o9er9iew

5. Kusta. !iakses dari http:==id.wikipedia.org==wiki==kusta

?. 1iregar Pro' !r ;1, 1pKK. (00(. Kusta *6epra, dalam #tlas 5erwarna 1aripati Penyakit Kulit. 8akarta: K"3. Hal $-4.$?/

You might also like