You are on page 1of 6

I.

Pendahuluan
a. Latar belakang Pembahasan tentang hati kali ini pun yang saya maksudkan adalah pembahasan tentang jantung, kita gunakan kata hati untuk menerjemahkan kata qolbu di sini dan tidak menggunakan terjemah aslinya yaitu jantung, hanya untuk memudahkan pemahaman sebab memang kata hati ini lebih dikenal oleh masyarakat kaum muslimin. l-muhim, hati adalah organ tubuh yang sangat urgen peranannya dalam tubuh seorang hamba. Imam Bukhori rahimahullahu taala dalam kitab Shohih-nya meriwayatkan sebuah hadits yang shohih di mana Rosululloh shallallahu alaihi wasallam bersabda:

Ketahuilah bahwa di dalam jasad ini ada sekerat daging, apabila ia baik maka akan baiklah seluruh jasad, dan apabila ia rusak maka rusaklah seluruh jasad, ketahuilah ia adalah jantung (hati). (HR. Bukhori) Begitulah peranan hati dalam jasad seorang hamba. Yang harus kita sadari bahwa hati ada yang baik, artinya sehat dan selamat dari berbagai penyakit hati, dan ada pula yang tidak baik yaitu yang sakit sebab tertimpa berbagai penyakit hati. Alloh menyebutkan sebagian fenomena hati yang sakit. Di antaranya hati yang tertimpa penyakit nifaq/kemunafikan dalam firman-Nya:"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Alloh penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta." (QS. al-Baqoroh [2]: 10) Ayat di atas hanya salah satu dari sekian banyak ayat yang menetapkan adanya hati yang sakit. Yang harus kita renungkan, bagaimanakah kiranya bila hati seseorang sakit atau ditimpa penyakit, maka apakah kiranya yang akan terjadi pada jasad? Sudah pasti jasad pun akan tidak baik. Lalu bagaimana bila penyakitnya semakin lama semakin parah? Maka bisa jadi hati itu akan mengeras, atau bahkan mati dan tidak berperan lagi, sehingga bisa dipastikan jasad
1

pun tidak akan ada kebaikannya, nasalullohal afiyah wassalamah. Sebagaimana Alloh subhanahu wataala telah menegaskan:"Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi." (QS. al-Baqoroh [2]: 74)

Sebagaimana yang sudah kita ketahui, bahwa Islam sangat memperhatikan kebaikan agama dan akhlaq para calon pasutri. Hal ini disebabkan baiknya agama serta akhlaq seseorang itu merupakan baik dan selamatnya hati orang tersebut dari penyakit hati. Ini mengisyaratkan akan arti pentingnya qolbun salimyaitu hati yang selamat dari penyakit-penyakit hatidalam membentuk rumah tangga yang Islami, agar berjalan di atas asas mawaddah dan rohmah sehingga bisa menggapai sakinah. Selain itu juga mengisyaratkan adanya sebuah anjuran bagi setiap diri agar berusaha memperbaiki dan memelihara kebaikan hati dengan mengenali penyakit-penyakit hati sekaligus terapi pengobatannya, sebagai usaha memperbaiki agama dan akhlaq diri, untuk menuju kebaikan agama dan akhlaq diri yang mulia lagi tinggi. b. Rumusan masalah Bagaimana agar kita terhindar dari penyakit hati ? Bagaimana agar kita tetap memiliki hati yang sehat ? Apa saja tanda-tanda orang yang hati nya mati ?

c. Tujuan penulisan Membangun hati yang sehat Memberi penjelasan mengenai macam-macam penyakit hati

II.

LANDASAN TEORI
Fenomena Penyakit kejiwaan, oleh masyarakat secara umum sering kali disamakan dengan

hilangnya akal. Dimana pada saat manusia tidak bisa mengaktifkan akalnya ketika ia dalam keadaan sadar, maka sudah bisa disebut sebagai sakit jiwa. Hilangnya akal pun membuat

manusia menjadi lepas dari jerat hukum agama. Islam tidak menuntut manusia menaati hukum apabila dia mengalami sakit jiwa ataupun hilang akal. Dalam konteks yang berbeda, jiwa adalah apa yang ada dalam hati manusia. Sehingga penyakit hati, dalam konteks ruhaniah, merupakan sakit jiwa. Banyak sekali penyakit hati yang membuat manusia menjadi bagian dari keterpurukan dan kenistaan hidup. Sebagian kecil yang menurut penulis adalah penyakit jiwa yang sangat penting untuk dihindari adalah munafik, fitnah, dengki, sombong, amarah, dan khianat. Sifat-sifat buruk membutuhkan kehendak yang kuat untuk mencegahnya mempengaruhi jiwa.

Pembahasan Pembagian hati dibagi menjadi 3, yaitu Hati yang sehat, Hati yang sakit, dan Hati yang

mati. Hati yang sehat Hati yang sehat yaitu hati yang bersih dan selamat yang selalu menerima, mencintai, dan mendahulukan kebenaran. Hal ini disebut juga Qalbun Salim, karena sifat bersih dan sehat telah menyatu dalam hatinya. Tanda-tanda dari Qalbu Salim adalah : Bersih dan selamat dari berbagai syahwat yang menyalahi perintah Allah dan larangannya, Bersih dan selamat dari berbagai syubhat yang bertentangan dengan beritanya, Bersih dan selamat dari menghambakan kepada selain Allah, Bersih dan selamat dari memutuskan hukum oleh selain Allah, Bersih dalam mencintai Allah dan Rasulnya, mendahulukan mencintainya dari pada orang lain, Bersih dalma ketakutan dan berpengalaman hanya kepada Allah dan senantiasa bertawakal sepenuhnya kepada Allah.

Hati yang sakit

Kebalikan dari qalbun salim adalah qalbun maridh, yaitu hati yang sakit. Hati ini dipenuhi dengan berbagai penyakit yang membawa hati ke jurang kematian, bahkan kalau sakitnya dibiarkan atau bahkan dipelihara maka akan berubah menjadi hati yang mati. Di dalam hati yang sakit terdapat kecintaan kepada nafsu, keinginan dan usaha keras untuk mendapatkannya, dengki, takabur, bangga diri, kecintaan berkuasa, membuat kerusakan di muka bumi, dan lain-lain. Pada intinya qalbun maridh diuji oleh dua sisi, yaitu sisi yang mengajak kenikmatan abadi, akhirat kelak dan sisi lain yaitu kenikmatan sesaat, sehingga kebalikan dari penyakit hati yang ada pada setiap manusia adalah tawadhu, lemah lembut, sabar, khusnutawakal, dan berharap hanya untuk akhirat sematamata.

Hati yang mati Hati yang mati adalah tipe hati yang terakhir, dimana tidak ada kehidupan di dalamnya sebagaimana layaknya orang mati. Ia tidak mengetahui Tuhan-Nya, tidak menyembahnya, selalu menuruti keinginan hawa nafsunya dan yang dicar semata-mata kenikmatan di dunia. Ia tahu bahwa dengan bersikap seperti itu, akan mendapat murka dari Allah dan siksaannya, tetapi tidak peduli sedikitpun seakan-akan sudah tertutup semua pintu dari dirinya. Jika ia mencintai, maka ia mencintai Karenna hawa nafsunya, demikian juga, jika ia membenci, maka ia membenci dengan hawa nafsunya, jika ia member, member karena hawa nafsunya, juga jika menerima ia menerima karena hawa nafsunya. Demikian seterusnya sifat-sifat orang yang memiliki hati yang mati, tidak ada pancaran keimanan, pancaran keikhlasan dan tawakal, ia selalu memperturunkan hawa nafsunya sebagaimana syetan.

III.

KESIMPULAN
Seperti yang dibahas sebelum nya dapat disimpulkan jawaban dari rumusan masalah

sebelumnya Bagaimana agar kita terhindar dari penyakit hati ? Yaitu dengan memperkuat iman kita kepada Allah, selalu senantiasa mengingat Allah agar terhindar dari godaan syetan yang bisa kapan saja memberi penyakit pada hati kita.

Bagaimana agar kita tetap memiliki hati yang sehat ? Jangan selalu menuruti nafsu, tapi pergunakan akal dalam setiap perbuatan yang kita lakukan, juga selalu ingat kepada Allah.

Apa saja tanda-tanda orang yang hati nya mati ? Orang yang sudah mementingkan kehidupan dunianya dan melupakan kepentingan akhirat, tidak ingat lagi pada Tuhannya, orang yang seluruh pikirannya dipenuhi dengan hawa nafsu, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Nurdin, Drs., M.Ag, Pendidikan Agama Islam II, Bandung, 2012

http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/tanda-hati-yang-sakit.html

Roniyadi S. Irfan, Blog http://jundicellular.multiply.com/journal/item/8?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

You might also like