Professional Documents
Culture Documents
Performance atau kinerja berkaitan dengan hasil akhir (output) yang dapat dicapai organisasi. Manfaat hasil akhir yang dapat dinikmati oleh pelanggan atau stakeholder (outcome). Pencapaian prestasi seseorang atau kelompok dalam organisasi
Bates dan Holton (1995, dalam Armstrong dan Baron,1998:15), bahwa: Performance is a multi-
dimensional construct, the measurement of which varies, depending on a variety of factors. They also state that it is important to determine whether the measurement objectives is to assess performance outcomes or behaviour.
Kane (1996, ibid:15) yang secara tegas mengemukakan bahwa: There are of course different views on what
performance is. It can be ragarded as simply the record of outcomes achieved. On an individual basis, it is a record of a persons accomplishments
KINERJA ORGANISASI
KINERJA INDIVIDUAL
KINERJA ORGANISASIONAL
MANAJEMEN KINERJA
Manajemen kinerja adalah suatu strategi yang berhubungan dengan seluruh aktivitas suatu organisasi yang mencakup system kebijakan, budaya, style, komunikasi, dsb. Sifat suatu strategi adalah sangat tergantung pada konteks suatu organisasi, dan beragam antara organisasi yang satu dan yang lain
(Institute of Personnel Management pada tahun 1993, dalam Armstrong dan Baron, 1998: 44)
MANAJEMEN KINERJA
1. Berkaitan dengan penetapan indikator (indicator of performance),
By any standard, performance management in the tradisional model of public administration was inadequate, and this applies to either the performance of individuals or organization. Measures which did exist were ad hoc and far from systematic.
4.
STANDAR KINERJA
STANDAR KINERJA ADALAH TOLAK UKUR YANG TELAH DISEPAKATI DAN DITETAPKAN SEBAGAI BAKU MUTU YANG BERFUNGSI SEBAGAI PEMBANDING DENGAN HASIL YANG DIPEROLEH STANDAR KINERJA DISUSUN BERDASARKAN KEMAMPUAN RATA-RATA PENCAPAIAN ORGANISASI ATAU INDIVIDU STANDAR KINERJA HARUS DIEVALUASI SECARA TERUS MENERUS
Transformation Process
PENGUKURAN
FEEDBACK KINERJA
REWARD OR PUNISHMENT ?
Prinsip yang kedua adalah tidak menutupi hasil kinerja pegawai dengan dalih apapun. Para pegawai perlu mengetahui seberapa jauh atau seberapa banyak hasil kinerja mereka, agar mereka dapat menentukan prioritas langkah-langkah apa yang harus diperbuatnya untuk meningkatkan atau memperbaiki kinerja berikutnya. Dalam masalah ini bukan kinerja pegawai yang salah, melainkan ketidakmampuan para pimpinan untuk mengkomunikasikan dengan para pegawai. Hal ini sering disebut sebagai performance whitewashing
3.Kegagalan kinerja SDM juga disebabkan karena inspection failure yakni kelalaian para pimpinan organisasi untuk mengontrol pekerjaan pegawai. Pimpinan yang hanya mengalokasikan sedikit waktu untuk mengontrol kinerja pegawainya akan menemui kegagalan dalam pencapaian kinerja SDM yang diharapkannya.