You are on page 1of 16

Aerobic Composting PABRIK JOSS PAPER

(Industri Kertas)
1. 2. 3. 4. 5. Kelompok III Ferdinand Yuyan (07 174 016) Puji Kasmuwardana (07 174 029) Indriyani Zulfa (0810942016) Juwita Zurienra (0810942020) Ajeng Yanarosanti (0810942021)

Latar Belakang
Adanya permasalahan limbah padat yang dihasilkan oleh industri dalam jumlah besar yaitu 3 - 4 % dari kapasitas produksi

Diberlakukannya UU RI No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang makin ketat Mendorong industri untuk berusaha mencari solusi efektif dalam melakukan pengelolaan limbahnya, salah satunya dengan pengomposan

Aerobic Composting..??
Merupakan dekomposisi yang terjadi secara biologis pada struktur kimia atau biologi bahan organik dengan kehadiran oksigen. Proses berlangsung cepat dan tidak menimbulkan bau. Macam:
a. Pengomposan Sistem Windrow b. Aerated Static Pile Composting c. In-veseel Composting System d. Vermicomposting e. Effective Microorganisms (EM)

Studi kasus industri kertas

Proses produksi

Keterangan:

A. Proses Pulping
1 Woodyard Penerimaan dan penyimpanan kayu gelondongan yang selanjutnya proses pengkulitan, serta penyaringan potongan kayu.

2 Barker Proses penghilangan kulit kayu dalam debarking drums


3 Chipper Pemotong gelondongan kayu menjadi ukuran kecil yaitu kurang dari 2 cm dan setipis 1/2 cm. 4. Screen Filter penyaring untuk memisahkan potongan kayu yang lebih besar dari target ukuran diatas, dan menghilangkan debu mesin. 5 Digester Potongan kayu yang disebut chips dimasak dengan suhu dan tekanan yang tinggi dalam suatu larutan kimia penghancur untuk melembutkan dan akhirnya memisahkan serat kayu yang diinginkan dari "lignin"

6 Chemical Recovery and Regeneration Proses sampingan kimia inorganik yang diolah ulang dari proses sebelumnya. Bahan kimia buangan dari proses memasak sebelumnya masih dapat diproses ulang, tidak dibuang begitu saja. 7 Blow Tank Merupakan tangki penyimpanan dimana serat kayu sudah terpisah satu sama lain, secara resmi mereka sudah disebut pulp atau bubur kertas. 8 Washing Membersihkan sisa-sisa larutan kimia dan ligin yang masih tertinggal, yang dikirim keproses nomor 6 yaitu chemical recovery process Pada tahap ini bubur kertas secara alami berwarna coklat dan umunya digunakan untuk membuat kertas kantong dan corrugated box yang coklat.
9 Bleaching Proses pemutihan bubur kertas menggunakan kimia pemutih atau bleach, yang tujuan utamanya khusus untuk membuat kertas cetak atau kertas budaya. Jadi proses pemutihan sangat relatif tergantung pada jenis kertas yang akan dibuat.

B. Proses di Mesin Kertas 1 Beater, bila pulp kering yang dipakai sebelum proses refiner 2. Refiners, Memisahkan serat dari satu sama lain, memotong dan menghaluskan 3 Cleaners dan screeners, Membersihkan serat dari kotoran 4 Headbox, bubur kertas yang bersih dan bercampur dengan filler dan kimia penambah lainnya atau disebut stock, kemudian dicampur dengan air untuk membuat "furnish. 5. Wire, Berfungsi membentuk bentangan lembaran kertas dengan menyaring furnish terhadap air 6 Presses 7 Dryers 8 Size Press/Dryers 9 Reel

Sumber limbah padat


Limbah padat berasal dari bahan baku bambu yang tersuspensi dalam air limbah dengan kadar selulosa 20-25%

Limbah keluaran mesin belt press serta limbah kertas sembahyang.

Keterangan: pabrik joss paper tidak melakukan proses bleaching dan juga tidak menambahkan bahan kimia aditif sehingga diperkirakan karakteristik limbah padatnya tidak mengandung zat-zat yang berbahaya untuk tanaman.

Karakteristik limbah padat

Rendahnya konsentrasi kontaminan logam berat dalam limbah joss paper menunjukkan bahwa limbah padat tersebut dapat dikelola melalui pemanfaatan potensinya.

Potensi limbah padat


Berdasarkan kandungan karbon total yang tinggi (51,61%) dan kadar abu yang rendah (10,91%) menunjukkan bahwa komponen utama dalam limbah padat pabrik joss paper adalah bahan organik. Hal lain yang menjadi potensi sebagai kompos adalah tersedianya beberapa unsur hara makro lainnya yaitu N; P; K; Ca; Mg

Mekanisme pengolahan
Pembuatan pengomposan dilakukan dengan 4 variasi perlakuan penambahan aktivator mikroba yang berasal dari kotoran sapi dan tepung jamur pendegradasi selulosa T. harzianum dengan metode open air periodically turned static pile

Prosedur:
1
Bahan pencampur limbah padat adalah serbuk kayu dengan perbandingan 80 : 20 v/v, dan juga ditambahkan dedak 0,8 % w/w dan urea 0,2% w/w.

Campuran tersebut ditumpuk dan disusun lapis demi lapis menggunakan cetakan berukuran 1m x 1m x 0,4 m, kemudian dicampur hingga homogen dan ditutup dengan plastik.

Berat campuran per tumpukan bahan pengomposan sekitar 548 kg basah dengan kadar air 70%

Tumpukan limbah padat dikondisikan pada pH 6 8. Pembalikan kompos dan sampling untuk analisa C-total dan N-total dilakukan secara periodik setiap 1 minggu sekali.

Parameter pengamatan selama proses pengomposan meliputi pengukuran suhu, pH, kadar air dan kadar selulosa.

Kualitas kompos

Kandungan unsur-unsur tersebut dalam kompos menunjukkan nilai yang telah memenuhi persyaratan kompos.

Uji coba kompos


Pada tanaman sengon Penambahan kompos sebanyak 70% (10,5kg/pohon) dapat mempercepat pertambahan tinggi batang sengon setelah umur tanam 4 minggu. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kompos sampai 10 kg/pohon memberi pengaruh positif terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman sengon. Sesuai dengan nilai potensi tanaman sengon adalah batangnya, maka kompos ini dapat diandalkan untuk pemupukan tanaman sengon.

You might also like