You are on page 1of 25

ALAT INDERA Dasar Teori Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan.

Indra yang kita kenal ada lima, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. Indra penglihat (mata) Indra pendengar (telinga) Indra peraba (kulit) Indra pengecap (lidah) Indra pencium (hidung). Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh karenanya disebut eksoreseptor. Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor. Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya. Akan tetapi, sesungguhnya interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia. Interoreseptor yang membantu koordinasi dalam sikap tubuh disebut kinestesis. MATA Alat indra penglihatan pada manusia adalah sepasang mata. Mata berfungsi sebagai fotoreseptor, yaitu reseptor yang mendeteksi atau mengenali stimulus yang berupa cahaya. Mata memiliki diameter 2,5 cm dan terletak di dalam rongga mata (orbit) pada tengkorak. Beberapa bagian penting dalam mata antara lain sclera, konjungtiva, kornea, koroid, badan siliaris, retina, iris, pupil, lensa mata, fvovea, bintik buta, ligament suspensor, saraf optic, dan otot mata. Mata terletak di dalam rongga mata yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak. Selain itu mata juga dilindungi oleh: a. Kelopak mata, berupa kulit tipis yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu atau sentuhan benda. b. c. d. Bulu mata, untuk melindungi mata dari cahaya yang terlalu menyilaukan. Alis, untuk melindungi mata dari aliran keringat dan air hujan. Air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata, untuk menjaga kelembapan mata dan membersihkan mata dari debu dan bakteri. 12

Mata manusia berbentuk agak bulat dengan garis tengah kurang lebih 2,5 sentimeter. Mata tersebut terdiri atas tiga lapisan jaringan yaitu : a. Lapisan sklera atau selaput putih Merupakan lapisan paling luar, sangat kuat. Lapisan ini berwarna putih sehingga sering disebut lapisan putih mata. Di bagian depan lapisan ini membentuk kornea yang bening, untuk menerima cahaya masuk ke dalam mata. Kornea ini selalu basah oleh air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata. b. Lapisan koroid atau selaput hitam Merupakan lapisan di bawah sklera dan lapisan tengah bola mata. Bagian ini banyak mengandung melanin dan pembuluh darah. Berfungsi untuk menghentikan refleksi cahaya yang menyimpang di dalam mata. Di bagian depan mata, koroid membentuk iris. Iris ini mengandung pigmen hitam, biru, hijau atau coklat, sehingga dapat sebagai penentu warna mata. Di bagian tengah iris terdapat pupil yang merupakan celah (bukaan), untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk mata. Di belakang iris terdapat lensa mata berbentuk cembung di kedua sisi yang diikat oleh ligamen suspensori. Mencembung atau memipihnya lensa menyebabkan mata berakomodasi.

13

c.

Retina atau selaput pelangi Retina adalah lapisan mata paling dalam. Pada lapisan ini terdapat bagian yang paling peka terhadap cahaya yaitu bintik kuning (fovea). Selain itu pada retina juga terdapat bintik buta, yaitu tempat keluarnya saraf mata. Pada retina tersusun kurang lebih 125 juta selsel batang (sel basilus) yang mampu menerima rangsang cahaya tidak berwarna dan untuk melihat pada keadaan cahaya redup. Selain sel batang, pada retina juga terdapat kurang lebih 7 juta sel kerucut (sel konus) yang berfungsi menerima rangsang cahaya kuat dan berwarna. Sel kerucut lebih banyakterdapat pada bagian bintik kuning (fovea centralis). Jadi bila ingin melihat suatu benda dengan jelas, maka bayangan harus jatuh di bagian ini. Di retina juga dijumpai daerah yang sama sekali tidak mengandung sel batang ataupun sel kerucut. Bagian ini disebut bintik buta. Bila cahaya jatuh di daerah ini, kita tidak bisa melihat apa apa Suatu benda dapat dilihat oleh mata, bila benda tersebut memantulkan cahaya. Cahaya yang dipantulkan oleh benda masuk ke mata melalui kornea dan diteruskan ke lensa melalui pupil. Oleh lensa, cahaya tersebut dibiaskan dan difokuskan di retina sehingga membentuk bayangan kecil dan terbalik pada retina.

Bintik buta Bayangan benda yang jatuh pada bintik buta tidak akan terlihat. Bintik buta adalah suatu daerah di retina mata yang merupakan jalur syaraf penglihatan menuju ke otak, dan tepat di jalur keluar tersebut tidak terdapat sel peka cahaya sehingga bila bayangan benda jatuh tepat di bintik buta, maka otak tidak akan mendapatkan sinyal dari mata karena bayangan itu jatuh tidak pada sel-sel yang peka cahaya. Bintik buta tidak memiliki sel-sel batang dan sel-sel kerucut sehingga tidak peka terhadap cahaya. Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya 14

yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina. INDERA PENDENGAR Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah. a. Susunan Telinga Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar, Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering. Telinga tengah, Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan. Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang menghubungkan

15

gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas. Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval. Telinga dalam Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin membran. Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.

Tiga saluran setengah lingkaran Ampula Utrikulus Sakulus Koklea atau rumah siput

Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang. Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. 16

Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi ini disebut organ Korti. b. Cara kerja indra pendengaran Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran. c. Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus. Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala. 17

Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak. INDERA PERABA Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. a. Susunan Kulit Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum. Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yangterdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang. Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik. b. Fungsi Kulit 18

Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptorreseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis. INDERA PENGECAP Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut. Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada paritparit papila bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang. Reseptor adalah ujung perifer khusus neuron-neuron aferen; reseptor berespon terhadap rangsangan tertentu, mengubah bentuk-bentuk energi rangsangan menjadi sinyal listrik serta bahasa sistem saraf. Reseptor untuk pengcapan adalah kuncup pengecap, yaitu suatu kemoreseptor yang terletak terutama di lidah tetapi juga terdapat pada palatum lunak dan epiglotis. Kuncup pengecap terdapat pada tonjolan mukosa lidah yang disebut papilla. Masingmasing kuncup pengecap merupakan sekumpulan sel penunjang dan sel sensorik yang memiliki rambut dan menonjol membentuk pori-pori pengecap serta dibasahi oleh saliva. Pada papilla didapatkan taste buds yang berfungsi untuk menerima rangsangan bahan kimia dari luar. Pada sisi atas dan sisi samping lidah banyak

19

dijumpai papilla pengecap, yang jumlahnya ditaksir 2000 buah dan terletak tersebar diatas lidah. Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara. Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah sering disebut lingual, dari bahasa latin lingua atau glossal dari bahasa yunani. Sebagian besar lidah tersusun atas otot rangka yag terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan instrinsik. Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang diseut papilla. Papilla terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang. Terdapat tiga jenis papilla yaitu : 1. Papilla filiformis (fili = benang) : berbentuk seperti benang halus 2. Papilla sirkumvalata (sirkum = bulat) : berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V dibelakang lidah 3. Papilla fungiformis (fungi = jamur) : berbentuk seperti jamur

Pengecapan merupakan fungsi utama dari taste buds, tetapi inder penghidu pun sangat berperan dalam persepsi pengecapan. Indera pengecapan

memungkinkan kita merasakan tekstur lembut atau kasar, at-zat yang terkandung dalam makanan, serta rasa makanan itu sendiri. Makna pentingnya adalah bahwa pengecapan memungkinkan manusia memilih makanan sesuai keinginannya. Sensasi pengecapan terjadi karena rangsangan terhadap berbagai reseptor pengecapan, ada sedikitnya 13 reseptor kimia yang ada pada sel-sel pengecapan, antara lain : a. b. 2 reseptor Natrium 2 reseptor Kalium 20

c. d. e. f. g. h.

1 reseptor Klorida 1 reseptor Inosin 1 reseptor Manis 1 reseptor Pahit 1 reseptor Glutamat, dan 1 reseptor Ion hydrogen

Kemampuan reseptor tersebut dikumpulkan menjadi kategori yang umum disebut sensasi pengecapan utama tentunya disuaikan dengan area saraf, yaitu : 1. Kuncup pengecapan yang sensitif terhadap rasa manis terletak di ujing lidah 2. 3. Substansi asam dirasakan terutama dibagian samping lidah Substansi asin dapat dirasakan hampir seluruh area lidah, tetapi resptornya terkumpul dibagian samping lidah 4. Susbtansi pahit akan menstimulasi kuncup pengecap dibagian belakang lidah Rasa umami (bahasa Jepang), artinya lezat, untuk menyatakan rasa kecap yang menyenangkan secara kualitatif. Rasa ini dominan ditemukan pada Lglutamat (terdapat pada ekstrak daging dan keju) INDERA PEMBAU Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap. Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan aksonakson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara.

21

KEGIATAN I A. Judul B. Tujuan : Reseptor rasa : Menentukan daerah pengecap berbagai rasa pada lidah manusia. C. Alat dan Bahan 1. 4 buah pinggan kecil, berisi : a) larutan asam cuka 33 % b) larutan NaCl 10 % c) larutan aspirin atau kina lemah d) larutan gula tebu 5 % 2. Aplikator ( batang kecil dengan salah satu ujungnya diberi kapas). 3. Peta rasa 4. kertas hisap/saring. D. Cara Kerja

22

1. Mintalah pasangan praktikan anda berkumur, kemudian keringkan lidahnya dengan kertas isap (sebaiknya relawan menutup mata) 2. Celupkan aplikator ke dalam larutan asam, buanglah kelebihan larutan dengan menekannya pada sisi pinggan. 3. Sentuhlah aplikator pada daerah ujung, sepanjang sisi tengah, dan belakang lidah pasangan anda. 4. Tulislah tanda (+) pada daerah peta rasa yang sesuai jika ia merasakan larutan tersebut. Tuliskan tanda (-) pada daerah peta rasa yang sesuai jika daerah tertentu yang di sentuh tidak sensitive terhadap larutan yang diuji. 5. Ulangi prosedur diatas dengan menggunakan tiga larutan lainnya, satu demi satu.

E. Hasil Pengamatan No 1 2 3 4 Nama Prisca Safriani Wicita Sri Fatmawati Dungga Siti Saskia Talani Riski Amalia Sukarni Cuka + + + + Gula + + + + Kina + + + + Garam + + + +

F. Pembahasan G. Kesimpulan H. Pertanyaan dan Jawaban 1. Jelaskan mekanisme jalannya impuls pada percobaan di atas sehingga anda dapat merasakan manis, pahit, asam, dan lain sebagainya ! Jawab : 23

KEGIATAN II A. Judul B. Tujuan : Menghitung Waktu Sensasi : Untuk mencari/menghitung waktu sensasi.

C. Alat dan Bahan 1. 4 buah pinggan kecil, berisi : e) larutan asam cuka 33 % f) larutan NaCl 10 % g) larutan aspirin atau kina lemah h) larutan gula tebu 5 % 2. Aplikator ( batang kecil dengan salah satu ujungnya diberi kapas). 3. Peta rasa 4. Kertas hisap/saring. 5. Stopwatch D. Cara Kerja

24

1. Bersihkan rongga mulut anda dengan berkumur air tawar. 2. Keringan permukaan lidah dengan kertas filter atau kertas tissue dan pertahankan agar lidah di luar mulut (sebaiknya relawan menutup mata). 3. Letakan sedikit gula pada lokasi manis, sambil menghidupkan stopwatch. Ketika sensasi telah teras stopwatch segera dimatikan. Catat waktunya. 4. Berkumurlah dengan air tawar lagi, tetapi lidah tidak dikeringkan. 5. Ulangi kegiatan 3 dan 4 setelah beberapa menit, catat rata-rata waktunya. 6. Selanjutnya ulangi kegiatan diatas dengan menggunakan bahan sebagai berikut : bubuk asam sitrat, garam dapur dan bubuk kina E. Hasil Pengamatan No 1 Nama Prisca Safriani Wicita Sri Fatmawati Dungga Siti Saskia Talani Riski Amalia Sukarni Cuka/det Gula/det Kina/det Garam/det +/2 det +/2 det +/1 det +/2 det

2 3 4

+/2 det +/2 det +/2 det

+/2 det +/2 det +/2 det

+/1 det +/2 det +/1 det

+/2 det -/2 det +/2 det

F. Pembahasan G. Kesimpulan H. Pertanyaan dan Jawaban 2. Jelaskan mekanisme jalannya impuls pada percobaan di atas sehingga anda dapat merasakan manis, pahit, asam, dan lain sebagainya ! Jawab :

25

KEGIATAN III A. Judul B. Tujuan : Uji Kepekaan : Mengukur kepekaan reseptor pengecap

C. Alat dan Bahan 1. Tusuk gigi 2. kain untuk menutup mata 3. Jepit kain 4. Buah apel 5. Bawang putih 6. Bawang merah D. Cara Kerja 1. Potong apel, bawang merah dan bawang putih menjadi potonganpotongan kecil yang mudah dimakan dengan ukuran yang sama.

26

2.

Mintalah teman kalian untuk membantu dalam percobaan ini. Tanpa melihat atau membaui (tutup mata dan hidung), teman tersebut akan menentukan jenis makanan hanya dari rasanya dengan cara: a) Tutup mata teman tersebut dengan kain dan pasang jepit kain pada hidungnya. Jepit pakaian yang sudah lemah pernya paling baik untuk di gunakan karena tidak akan menjepit terlalu kuat b) Gunakan tusuk gigi untuk memasukan potongan apel kedalam mulut teman, dan beri petunjuk agaria mengunyah pelan-pelan lalu menentukan jenis makanan yang ia makan. Sangat penting bagi berhasilnya percobaan, jangan sampai teman kalian tahu jenis-jenis makanan sebelum percobaan di mulai

3.

Sesudah teman tersebut menentukan jenis makanan, lepaskan jepit pakaian dari hidungnya dan ulangi lagi langkah di atas. Suruh ia membandingkan rasa makanan itu jug, setelah dan sesudah tercium baunya.

4.

Ulangi kegiatan 2 dan 3 dengan menggunakan potongan bawang merah dan bawang putih.Hasil Pengamatan

E. Hasil pengamatan No 1 2 3 4 Nama Prisca Safriani Wicita Sri Fatmawati Dungga Siti Saskia Talani Riski Amalia Sukarni 1 + + + 2 + + + 3 + + + + 4 + + + + 5 + + + + 6 + + + 7 + + 8 + + + 9 + + + + 10 + + +

F. Pembahasan G. Kesimpulan H. Pertanyaan dan Jawaban 1. Mengapa orang yang sedang pilek bila makan sesuatu tidak mempunyai rasa?

27

Jawab :

KEGIATAN IV A. Judul B. Tujuan : Reseptor visual : a. Menentukan jarak bintik buta dari mata b. Menentukan daerah bintik buta pada kertas c. Menentukan bintik pandangan dekat C. Alat dan Bahan 1. Penentu titik buta 2. Penggaris panjang 3. Kertas gambar besar 4. Pasak / jarum lurus D. Cara Kerja a) Menentukan Jarak Bintik Buta dari Mata 1. Dipegag penentu titik buta (titik hitam sebelah kanan tanda +) pada jarak 20 inch didepan wajah sejajar dengan mata kanan. 28

2.

Ditutup mata kiri, difokuskan mata pada tand positif, dengan perlahan gerakan penentu bintik buta mendekati wajah.

3.

Pada jarak tertentu bintik hitam akan menghilang dari pandangan. Tepat pada saat hilang, mengukur jarak alat penentu titik buta erbut dengaan mata (dalam cm).

4.

Dibandingkan hasil dengan tester yang lain.

b) Peta Bintik Buta 1. Dibuat pada kertas gambar garis sejajar AB dan CD sepanjang 33 cm dengan jarak 1 cm. 2. 3. Dibuat titik hitam pada titik A pada garis AB. Disediakan sepotong kertas tebal segi empat panjang dengan salah satu ujungnya diberi tanda bintik hitam seukuran titik A. 4. Ditutup mata kiri dan difokuskan mata kanan memandang titik A, sementara kertas petunjuk digerakkan perlahan sepanjang garis AB dari A ke B sehingga tidak tampak titiknya. Diukur jarak A dan 1. Dilanjutkan gerakan hingga bintik hitam terlihat kebali. Dan diukur jarak kembali. 5. 6. 7. Diulangi garis CD. Ditarik garis hubungan EF. Menghubungkan titik-titik daerah yang terlingkupi garis-garis bintik buta. c) Menentukan Titik Pandangan Dekat 1. Ditutup satu mata dengan tangan dan difokuskan satu mata yang lain pada jarum lurus yang dipegang tangan jauh-jauh. 2. 3. Didorong perlahan mendekati mata hingga tampak kabur. Diukur jarak pandang terdekat benda menjadi kabur.

E. Hasil pengamatan a) Menentukan Jarak Bintik Buta dari Mata Nama Tester Prisca Sry Fatmawaty Bagian Mata Mata Kanan Mata Kanan Jarak 7 cm 11,5 cm

29

Siti saskia Rizki amalia

Mata Kanan Mata Kanan

7 cm 9,5 cm

b) Peta Bintik Buta Data dilampirkan c) Menentukan Titik Pandangan Dekat Nama Tester Prisca Sry fatmawaty Siti Saskia Rizki amalia F. Pembahasan G. Menentukan Jarak Bintik Buta dari Mata Dalam percobaan ini ditentukan jarak bintik buta dari mata. Setiap benda yang terkena cahaya akan membiaskan cahaya tersebut melalui kornea. Hasil cahaya yang terbias tersebut masuk ke dalam mata melalui pupil lalu masuk ke dalam lensa mata, pada lensa mata difokuskan dan jatuh pada bintik kuning. Pada bintik kuning terdapat sel batang dan sel kerucut. Sel kerucut peka terhadap cahaya dan berfungsi sebagai fotoreseptor. Rangsang yang diterima sel kerucut berupa cahaya akan diubah menjaddi impuls untuk kemudian dikirim kesaraf optik diotak besar bagian belakang (Lobus oksipitalis). Kemudian impuls yang diterima diinterpretasikan menjadi kesan melihat. Dari hasil pengamatan terhadap titik buta pada masing- masing anggota kelompok dapat dilihat bahwa tester mempunyai jarak titik buta dibandingkan yang lainnya pada mata kanannya. Hal ini disebabkan lensa pada mata kanan pada jarak tersebut tidak berfugsi sebagaimana pada orang normal. Dalam hal ini tidak bisa membias dan memfokuskan cahaya dengan baik pada retina. Pada mata selain terdapat bintik kuning juga terdapat bintik buta. Bitik buta tidak peka terhadap cahaya karena tidak memiliki sel batang 30 Bagian Mata Mata Kanan Mata Kanan Mata Kanan Mata Kanan Jarak 6,8 cm 11 cm 6,9 cm 11 cm

dan sel krucut. Apabila bayangan benda jatuh pada bintik kuning, benda akan terlihat, karena pada bintik kuning terdapat sel batang dan sel kerucut yang akan menerukan rangsangan yang diterima ke saraf optik yang selanjutnya dikirim ke otak untuk diproes dan terjadilah kesan melihat. Sedangkan bila bayangan jatuh apada bintik buta, tidak akan terjadi kesan melihat karena tidak ada sel batang dan sel kerucut yang akan meneruskan rangsangan cahaya tersebut ke saraf optik. Panjangnya medan titik buta dapat diketahui dengan menghitung panjang jarak objek hilang dari penglihatan dan jarak objek uncul kembali dalam pnglihatan dengan menggunakan rumus berikut, jarak medan noda buuta = jarak objek hilang-arak objek munsul. Pada umumnya jarak bintik buta kanan dan mata kiri hampir sama untuk kebanyakan orang. Jarak hilangnya tanda pada waktu pengamatan secara keseluruhan terjadi perbedaan. Namun perbedaannya tidak selalu signifikan, hanya sedikit saja perbedaannya. Bayangan suatu benda tidak nampak pada jarak tertentu, karena pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh dibagian bintik buta pada retina. Bayangan akan nampak jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh dibagian bintik kuning pada retina. Kejelasan mata dalam melihat benda antara orang yang satu dengan yang lain pasti berbeda. Apabila rata-rata frekuensi kecil maka kejelasan mata dalam melihat benda masih baik dan apabila rata-rata frekuensi besar maka kejelasan mata dalam melihat benda kurang baik. H. Peta Bintik Buta Setelah dapat dihitung jarak bintik buta pandangan mata, dengan mengidentifikasi daerah titik buta dapat dengan perspektif peta yang digambarkan dengan sumbu-sumbu koordinat penglihatan dari jarak titik buta baik untuk mata kiri dan kanan pada tiap tester. Daerah yang melingkupi oleh hubungan garis-garis titik buta adalah daerah titik buta yang tidak dapat merefleksikan cahaya. Karena benda jatuh pada titik buta dan bukan pada titik kuning, maka tak terlihat. Daerah diluar dari hubungan garis adalah daerah kuning yang peka 31

terhadap cahaya dan benda terlihat karena terdapat sel konus dan sel batang. Gambaran pada tiap tester bervariasi dari luas dan bentuk formnya, selain itu dari tiap tester pula berbeda untuk mata kanan dan mata kiri. Keabnormalan mata dilihat dari semakin besar daerah titik buta dan klimakas garis hubungan.

I. Bintik pandangan dekat


Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan objek maka cahaya yang masuk kemata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari objek, maka sudut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar tampak paralel. Baik sinar dari objek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar objek terlihat jelas. Penglihatan terdekat hingga benda menjadi kabur didepan mata pada setiap tester memiliki data variatif, ada dengan jarak yang minim dan lebih dari itu, beberapa hal yang dapat mempengaruhi adalah kesehatan mata, usia, jenis kelamin, dan nutrisi mata. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut pemfokusan. Cahaya dibiaskan jika melewati konjugativa kornea. Cahaya dari

32

objek yang dekat membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan objek yang jauh. Mata mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah bentuk lensa. Cahaya dari objek yang jauh difokuskan oleh lensa yang tipis panjang, sedangkan cahaya dari objeek yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubaan bentuk lensa ini akibat kerja oto siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga memendekkan aperture yang mengililingi lensa. Sebagai akibatnya lensa menebal dan pendek. Saat melihat jauh, oto siliari relaksasi sehingga aperture yang mengililingi lensa membesar dan tegangan ligamen suspensor bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa sehingga lensa memanjang dan pipih. Proses pemfokusan objek pada jarak yang berbeda-beda disebut daya akomodasi. Proses meningkatnya kelengkungan lensa disebut akomodasi. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya yang diatur oleh otot siliaris. Ketika oto siliaris melemas, libamentum suspensorium tegang dan menarik lensa, sehingga lensa berbentuk gepeng. Ketika berkontraksi, garis tengah otot ini berkurang dan tegangan di ligamentum suspensorium mengendur dan lensa menigkat kelengkungannya (semakin cembung). Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapi otot siliaris akan berkontraksi sehingga lensa menjadi lebih cembung pada penglihatan dekat. Oto siliaris dikontrol oleh saraf otonom. Serat-serat saraf simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris pada penglihatan jauh, sementara system parasimpatis menyebabkan kontraksi otot untuk penglihatan dekat. Seiting dengan penigkatan usia, maka akan terjadi penurunan kelenturan lensa yang dikenal dengan presbiopia. Hal ini terjadi karena pada lensa, pergantian sel hanya terjadi pada luar lensa, sel-sel yang berada pada luar lensa tidak mengalami pergantian sehingga semakin meningkatnya usia akan menyebabkan kekakuan pada lensa. Pada orang presbiopia matanya akan terfokus secara permanen pada suatu jarak yang hamper tidak berubah-ubah. Agar dapat melihat jarak yang dekat atau jauh dengan jelas maka harus menggunakan kaca mata bifokus, bagian atas untuk penglihatan jauh dan bagian bawah untuk penglihatan dekat.

33

J.

Kesimpulan Jarak bintik buta pada mata kanan kiri manusia rata-rata adalah sama. Bayangan benda tidak terlihat pada jarak tertentu, karena pembiasan cahaya dari benda tersebut jatuh dibagian bintik buta pada retina karena cahaya yang jatuh pada bagian ini tidak mengenai sel-sel batang dan kerucut sehingga tidak ada impuls yang diteruskan ke saraf optik yang akhirnya menyebabkan tidak terjadinya kesan melihat. Sebaliknya, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh dibagian bintik kuning pada retina, maka bayangan benda akan terlihat.

34

DAFTAR PUSTAKA Elsevier Saunders, 2006.p.642-50.. 2006. Titik butamata, (online), (http://e.journal /Blind_spot_(vision), diakses Minggu, 8 Desember 2013) Sherwood, L. 2002. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem Ed 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Guyton AC. Hall CE. Sifat Optik Mata. Dalam: Hall CE, editor, Buku Ajaa Fisiologi Kedokteran. 11th edition Philadephia. Guyton, AC. 1988. Fisiologi Kedokteran. EGC : Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta

35

36

You might also like