You are on page 1of 30

METODOLOGI SEJARAH Sejarah adalah segala hal yang terjadi di masa lalu (everything in the past).

Kuntowijoyo menyebutnya sebagai rekonstruksi masa lalu. Dengan demikian peristiwa sejarah itu mencakup segala hal yang dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan dan dialami oleh manusia. Sejarah meliputi segala pengalaman manusia sehingga lukisan sejarah merupakan pengungkapan fakta mengenai siapa, kapan, dimana, dan bagaimana sesuatu telah terjadi. Sartono Kartodirjo membagi sejarah dalam dua pengertian: a. Sejarah subyektif adalah suatu konstruk, yaitu suatu bangunan yang disusun penulis sebagai suatu kesatuan atau unit yang mencakup fakta-fakta terangkaikan untuk menggambarkan suatu gejala sejarah baik proses maupun struktur. b. Sejarah obyektif adalah menunjuk kepada kejadian atau peristiwa itu sendiri yaitu proses sejarah dalam aktualisasinya. Sejarah tidak dapat dilepaskan dari fakta. Sejarah tanpa fakta adalah dongeng. akta adalah hasil seleksi data yang terpilih. Data yang terpilih dari hasil seleksi itu disebut fakta. !enurut Sartono Kartodirjo, fakta sejarah dapat persifat lunak dan dapat bersifat keras. Suatu fakta dikatakan lunak bila keberadaan fakta tersebut masih potensial diperdebatkan. !isalnya asal kedatangan "slam ke "ndonesia ada yang mengatakan abad ", ada yang mengatakan abad #"", ada juga yang berpendapat abad $""". Sedangkan fakta keras adalah suatu fakta yang telah menjadi konsensus umum. !isalnya kerjaaan "slam pertama di "ndonesia adalah Samudera %asai. Selain artefact, data sejarah dapat berbentuk sosiofact dan mentifact. Artefact adalah hasil dari pada produk budaya berupa benda-benda budaya suatu etnis atau kelompok masyarakat. Sosiofact adalah fakta yang berdimensi sosial misalnya jaringan interaksi antar manusia. Mentifact adalah fakta yang bersifat abstrak misalnya keyakinan-keyakinan dan kepercayaan-kepercayaan. Selama ini kalau kita membaca sejarah maka kita dapat mengidentifikasi empat teori sejarah. &. Sejarah adalah 'kuburan' orang-orang besar dalam arti menggali kembali riwayat peran orang-orang besar dan terkenal. (. Sejarah adalah materialisme dalam arti sejarah benda-benda.

&

). Sejarah adalah komunisme dalam arti kemenangan kaum proletar atas kaum berjouis. Dalam hal ini sejarah adalah milik orang-orang kecil yang tertindas. *. Sejarah adalah sejarah rakyat atau sejarah masyarakat.+ang diungkapkan adalah rakyat yang menjadi bagian dari kehidupan. Dua Mazhab Pendekatan Dalam tradisi penulisan sejarah "slam pada umumnya terdapat dua ma,hab besar: a. !a,hab geografis. !a,hab ini disukai oleh para penulis -arat. %enganut ma,hab ini mendasarkan kajiannya pada sejarah kawasan dalam hal ini .imur .engah. b. !a,hab kronologis. !a,hab ini disukai oleh para penulis /rab. %enganut ma,hab ini selalu membahas peristiwa sejarah pada tahun sekian dan tahun sekian, persis seperti buku agenda. Dua pendekatan yang amat populer tersebut di atas dianggap lemah dan ketinggalan ,aman. %endekatan geografis dikatakan lemah karena beberapa alasan: &. Seolah-olah "slam ini melulu .imur .engah, sedang di tempat lain tidak ada tanda-tanda kehidupan "slam. (. %endekatan geografis tidak mengandung unsur yang menyatukan wilayah. Kesan yang muncul adalah peradaban "slam terpolarisasi antar satu dengan lain wilayah. %endekatan kronologis dikatakan lemah karena pendekatan ini mengabaikan substansi yang senantiasa ada disepanjang peristiwa-peristiwa berabad-abad dan bergenerasigenerasi. 0ukup menarik diikuti teori 1ohn 2. #oll tentang Continuity and Change (kesinambungan dan perubahan3 yaitu bahwa fenomena sejarah itu berjalan sambung menyambung dan oleh generasi berikutnya diadakan perubahan di sana sini. SEJARAH UMAT ISLAM Sumber Acuan Sejarah Umat I !am " 1ika pemaknaan sejarah umat "slam juga mengacu pada informasi dari teks-teks keagamaan, maka al-4ur5an dan hadis merupakan sumber acuan utama sejarah umat "slam. %ada spektrum yang luas, berita tentang penciptaan /dam yang terdapat dalam al-4ur5an (spt 4.S . al-Baqarah [2]: 35; Ali Imrn [3]: 59; dll), adalah informasi kese arahan !an" ori"inal dari Al-#$r%an. &emikian $"a 'eri(a (en(an" se arah $ma(-$ma( (erdah$l$ )s*( ka$m +Adalah, ,sam-d, .ir/a$n, dll). (

%ada spektrum yang khusus, 6abi !uhammad saw merupakan pengukir sejarah pertama (doktrin, tradisi, dan peradaban3 umat "slam. 6abi saw7dengan beragam akti8itas keagamaan dan sosialnya7merupakan orang yang berhasil meletakkan dasar-dasar kesejarahan umat yang berperadaban.

Di samping itu, perkembangan dakwah9penyiaran "slam yang berkembang dari satu negeri ke negeri lain, juga membentuk entitas kebudayaan umat "slam yang khas dalam konteks lokal. Di "ndonesia misalnya, terdapat sejarah umat "slam yang berkembang dari para perdagangan dari :ujarath, ;ali Songo, hingga sejarah umat "slam "ndonesia kontemporer.

Pendekatan # M$de! Stud% &e ejarahan " Secara umum, pendekatan sejarah umat "slam bisa mengacu pada banyak aspek: politik, ekonomi, sosial-budaya, dan lainnya. 1ika seorang penulis lebih menekankan pada sejarah pengalihan kekuasaan dari -ani <mayyah ke -ani /bbasiyah, maka pendekatan yang digunakannya adalah =sejarah politik'. 6amun, jika seorang penulis lebih menekankan pada aspek perkembangan literasi, karya sastra, arsitektur, maka pendekatan yang digunakannya adalah =sejarah sosialbudaya'. 1ika seorang penulis ingin mengkaji keseluruhan aspek, maka dia menggunakan pendekatan =sejarah sosial-intelektual'. Sementara model yang umum ditemukan dalam sejarah umat "slam adalah: =harmoni' dan =konflik'. Sejarah harmoni biasanya mengacu pada peristiwa yang harmonis dan aman dalam perkembangan sejarah umat. Sedang sejarah konflik biasanya mengacu pada peristiwa konflik dan gejolak dalam perkembangan sejarah umat. %eristiwa seperti peperangan, peralihan kek$asaan, *er(en"karan di an(ara $ma( Islam )se*er(i *eran" 0amal [an(ara Ali ra dan Ais!ah] dan 1hiff2n [an(ara Ali ra dan 3$/a4i!ah], *eran" &i*one"oro) adalah sedere(an 5on(oh *alin" (e"as (en(an" konflik (s'. 1edan" se arah *erkem'an"an li(erasi, sastra, arsitektur, filsafat, fikih, dan lainnya, adalah contoh sejarah harmoni. /kan tetapi, model sejarah harmoni terkadang juga mendatangkan konflik, misalnya: pertentangan di antara ulama fikih, teologi (ilmu Kalam3, dan filsafat. !eskipun begitu, secara umum, perkembangan =sosialintelektual' adalah model sejarah harmoni.

'a e # Perkemban(an Sejarah Umat I !am " 1ika mengacu pada perkembangan global, sejarah umat "slam7setidaknya bila mengacu pada periodesasi yang dikemukakan >arun 6asution7dapat dibagi ke dalam ) periode: &3 %eriode Klasik (dari masa 6abi saw ?sekitar @AB !C s.d. runtuhnya -aghdad pada ?&(AB !C3D (3 %eriode %ertengahan (dari pasca runtuhnya -aghdad s.d. ekspansi 6apoleon -onaparte ke !esir ?&EFG !C3D dan )3 %eriode !odern (dari pasca ekspansi 6apoleon ?&GB&C s.d. sekarang3. Di "ndonesia, sejarah umat "slam bisa mengacu sejak penyebaran "slam pertama kali yang7menurut sebagian ahli7berasal dari /ceh, lalu menyebar di pulau Sumatera dan 1awa (yang diperankan ;ali Songo3, Kalimantan, dan Sulawesi.

METODOLOGI ILMU &ALAM ". Pengertian Ilmu Kalam !enurut ibnu Khaldun, "lmu kalam ialah ilmu yang memuat alasan-alasan yang mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaankepercayaan aliran golongan salaf dan ahlu sunnah. "lmu kalam atau teologi pada intinya adalah ilmu yang berhubungan dengan masalah ketuhanan. "". Sejarah Munculnya Ilmu Kalam %ersoalan teologi awalnya dipicu oleh persoalan politik, yaitu persaingan politik antara kelompok /li bin /bi .halib dengan kelompok !uawiyah. %endukung <stman bin /ffan menuntut agar /li mengusut siapa pembunuh <stman. Karena usul ini tidak dilakukan, muncul perselisihan berkepanjangan antara kelompok /li dan !uawiyah. %uncaknya adalah terjadinya perang siffin pada pada abad ke E !. %asukan !uawiyah hampir dikalahkan namun /mr bin /sh mengangkat al-4urHan dan meminta masalah ini diselesaikan dengan bertahkim kepada al-4urHan. <sulnya diterima dan diadakanlah perundingan. Kekalahan pasukan /li dalam perundingan menyebabkan munculnya kelompok. a. Khawarij b. SyiHah c. -ani umayyah. Secara umum terdapat berbagai macam kelompok teologi yaitu: a. 4adariyah (!aHbad bin Khalid al-1uhani3. b. 1abariyah (1ahm bin Safwan3. c. !uHta,ilah (;asil bin /thaH3 d. /syHariyah ( /bu >asan al-/syHari3 /yat yang diperpegangi oleh faham jabariah adalah surah al->adid ayat ((:

> > >7 C 9D E > >L MN 6 9 : > 9 ? @A 9 B 9 GI7 JK @A 9 B 9 ;Q> RST 9 8 9 : > <U 7 G FH G 6 > ; <= > K <8 7 8 7 8 9 7 OP @A > R>c > >] ^ > 9 [> _ ` V > > KV 9 > X 9YC Z[P \Z C 9 D <a 7 Kb W SH > 7 R> J ` 9 7

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum ami menciptakannya. !esungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi "llah. Sementara disisi yang berseberangan !uHta,ilah berpegang pada ayat yang mengindikasikan kebebasan berkehendak (free #ill) adalah surah ar IaHad ayat &&

> Y E G 7 J> e9 f <8 > 9 f <8 9 I C i > ; j7kl C 9D 7 9 dH > PLV > V > C Z[P ` G g S>hG X \= G g S>hG X B
!esungguhnya "llah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. SyiHah menampilkan diri mengambil jalan tengah dengan menolak pendapat kedua aliran teologi itu. <lama SyiHah berpendapat =jika diperhatikan konsep asyHariah jelas tidak bisa diterima, begitu juga dengan konsep kaum muHta,ilah. !enurutnya konsep muHta,ilah mencederai, bahkan meniadakan keholistikan kehendak /llah. Iasulullah pernah ditanya mengenai jimat-jimat yang beredar di masyarakat untuk tujuan penyembuhanD apakah jimat bisa menghentikan laju takdirJ -eliau menjawab ="a (jimat dan obat sendiri3 termasuk takdir /llah (!urtada !utahhari, al-"nsan, h. AF3. Suatu waktu Khalifa /li pernah duduk dibawah dinding yang miring, kemudian bangkit dan pindah ke dinding yang lain. Sahabat bertanya apakah anda mau lari dari Kadha /llahJ -eliau menjawab aku lari dari takdir /llah menuju ke takdir /llah yang lain. Ma a!ah Aka! !asalah hubungan antara akal dan wahyu, kata /.1. /rbery merupakan bahan yang paling masyhur dan paling mendalam dibicarakan dalam sejarah pemikiran manusia. >al ini terjadi karena meskipun telah dua ribu tahun menjadi bahan pembahasan, persoalan akal dan wahyu ini tetap menarik dan segar untuk dibicarakan. & !asalah akal dan wahyu telah menjadi bahan polemik yang sangat menarik diantara ulama-ulama "slam terutama pada kalangan teolog dan filosof muslim. /liran-aliran teologi "slam terutama !uHta,ilah, /syHariah dan !aturidiah menjadikan persoalan akal dan wahyu sebagai pembahasan yang menarik dalam sejarah perkembangannya. -agi !uHta,ilah, semua pengetahuan dapat diperoleh melalui akal. ( /bu al->u,ail merupakan tokoh !uHta,ilah yang pertama memberi penjelasan tentang

& Lihat >arun 6asution, "kal dan $ahyu dalam %slam (0et. (D 1akarta: <" %ress, &FG@3, h. &. ( %bid. h. E@.

kekuatan akal dalam mengetahui masalah-masalah keagamaan. !enurutnya, akal mampu mengetahui yang baik dan yang buruk walaupun tanpa petunjuk dari wahyu.) /syHariah berpendapat bahwa akal tidak dapat membuat sesuatu menjadi wajib dan tidak dapat mengetahui bahwa mengerjakan yang baik dan menjauhi yang buruk adalah wajib bagi manusia. -etul akal dapat mengetahui .uhan, tetapi wahyulah yang mewajibkan orang mengetahui .uhan dan berterima kasih kepada-6ya.* .okoh /syHariyah, al--aKillani menyatakan bahwa yang menentukan baik dan buruk adalah wahyu bukan akal. Sesuatu yang diperintahkan oleh /llah untuk dilakukan pasti baik sedangkan yang diperintahkan untuk ditinggalkan pasti buruk.A 1ika seseorang sebelum wahyu turun, sudah dapat mengetahui .uhan serta sifatsifat-6ya dan kemudian percaya kepada-6ya maka orang demikian adalah mukmin, tetapi tidak berhak mendapat pahala dari .uhan.@ 1ika orang demikian dimasukkan kedalam surga, maka itu adalah atas kemurahan .uhan, karena ia adalah kafir dan atheis tetapi tidak mesti mendapat hukuman. Kalau sekiranya .uhan memasukkannya ke dalam neraka untuk selama-lamanya, itu bukan merupakan hukuman.E %erbedaan pandangan terhadap kemampuan akal yang menjadi polemik kaum teolog telah membawa pengaruh yang besar terhadap sejarah perjalanan pemikiran umat "slam. Situasi seperti itu akan melahirkan pertanyaan tentang apa fungsi wahyu. %ertanyaan ini terutama ditujukan kepada golongan !uHta,ilah. !eskipun telah banyak dijelaskan oleh tokoh !uHta,ilah, tetapi polemik itu masih berlanjut sampai saat ini. II) Da ar Ar(umenta % Pem%k%ran Harun *a ut%$n Seorang tokoh pembaru pemikiran "slam abad ke-&F !uhammad /bduh juga mengupas masalah akal dan wahyu ini ketika ia memberikan komentar tentang keterangan al-1illi bahwa akal tidak dapat menentukan baik dan buruknya sesuatu perbuatan. G !enurut /bduh, kaum !uHta,ilah dan !aturidiah memandang perintah dan larangan .uhan erat hubungannya dengan sifat dasar (nature) perbuatan yang bersangkutan. Kaum /syHariah, kata /bduh, tidak mempunyai pendapat demikian, baik dan buruknya sesuatu tidak
) Lihat /hmad /min, &huha al %slam. 1ilid "" (0et $D -airut Libanon : Darl al Kitabi al-/rabiy, t.th.3, h. &B). * Lihat >arun 6asution, Teologi %slam "liran'"liran !e(arah "nalisa )erbandingan (0et. #D 1akarta : <" %ress, &FG@3, h. G( A "lhamuddin, )emikiran alam al *a+illani !tudi tentang )ersamaan dan )erbedaannya dengan al "sy,ari (0et. "D +ogyakarta: .iara ;acana +ogya, &FFE3, h. &&A. @ >arun 6asution, Teologi .... op. cit., h. G&. E %bid. G !uhammad /bduh, -ashiyah .ala al,"+lid al'"dudiah dalam Sulayman Dunya (Md3, "l !haykh Muhammad "bduh bayn al'/alasifah #al al' alamiyin (Kairo: "sa al--ali al->alabi, &FAF3, h. A@A.

tergantung pada perintah dan larangan .uhan.F %ada intinya, !uhammad /bduh mendukung pendapat !uHta,ilah dan !aturidiah. !anurut !uhammad /bduh, daya akal tidak sama derajatnya bagi sesama manusia, karena akal tidak mempunyai kesanggupan yagn sama. %ada diri orang kha#as' lah, akal memperoleh derajat tertinggi.&B >anya sebagian kecil manusia yang dipilih .uhan mempunyai akal sempurna dan pandangan yang tajam, sungguhpun tidak menerima hidayah seperti nabi. /bduh selanjutnya berpendapat bahwa akal orang awam tidak sanggup mengetahui hal-hal yang sangat tinggi. %erbedaan daya akal ini menurutnya disebabkan bukan hanya oleh perbedaan pendidikan tetapi juga terutama adanya perbedaan pembawaan alami.&& Suatu hal yang terdapat diluar kehendak dan kekuatan manusia. !eskipun akal kaum kha#as mempunyai daya yang kuat, tetapi tidak berarti akal dapat memperoleh seluruh pengetahuan yang wajib baginya tentang .uhan dan alam gaib. Sebagian dari sifat .uhan seperti berfirman, melihat dan mendengar, yang disebutkan !uhammad /bduh sifat-sifat yang diwajibkan, tidak dapat diketahui melalui akal. %engetahuan manusia tentang hal itu, hanya dapat diperoleh melalui informasi wahyu. &( 2leh karena itu, manusia tetap membutuhkan wahyu yang akan membantunya memperoleh pengetahuan lebih luas tentang .uhan dan masa depannya di alam gaib. Dengan demikian, tidak semua wahyu mempunyai fungsi konfirmasi bagi golongan kha#as karena akal mereka tidak sanggup mengetahui segala apa yang wajib diketahui tentang .uhan dan tentang hidup manusia di alam akhirat nanti. ;ahyulah yang enyempurnakan pengetahuan kaum kha#as tentang .uhan dan alam gaib.&) Dalam hal ini, wahyu bagi kaum kha#as sama keadaannya dengan kaum awam mempunyai fungsi informasi. Kedudukan tinggi dari akal di ,aman modern ini dapat dilihat dalam pemikiran /hmad Khan. %emimpin pembaruan pemikiran "slam di "ndia ini mengemukakan bahwa hanya /lKurHanlah yang besifat absolut dan harus dipercayai dengan kepercayaan yang kuat terhadap akal dan hukum alam.&* "slam menurutnya adalah agama yang sesuai dengan
F %bid., h. A@G. &BLihat >arun 6asution, Muhammad "bduh dan Teologi 0asional Mu,tazilah (0et. "D 1akarta : <" %ress, &FGE3, h. )*. && Lihat, ibid, h. )A. &( %bid, h. )@. &) /bduh menjelaskan bahwa wahyu datang untuk menolong dan meyakinkan akal bahwa apa yang diketahuinya melalui usahanya sendiri tentang wujud .uhan, sifat-sifat-6ya adalah benar. ;ahyu datang untuk memperkuat pengetahuan itu dan bukan untuk membawa pengetahuan baru. Lihat ibid, h. )G. &*Lihat Sir Sayid /hmad Khan, %slam "gama yang 0asional dan /itrah, dalam 1ohn, 1. Donohme dan 1ohn L. Msposito (Md3, %slam in Transition, Muslim )erpective diterjemahkan oleh !achnun >usein dengan judul %slam dan )embaruan, 1ksiklopedi Masalah'Masalah (1akarta: Iajawali, &FG*3, h. @*.

akal dan hukum alam. 2leh karena itu, pendapat-pendapat yang bertentangan dengan akal dan hukum alam timbul karena salah pemahaman terhadap ayat-ayat /lKurHan. "slam adalah agama yang sesuai dengan kemajuan yang dihasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.&A ;.0 Smith menilai bahwa pendapat /hmad Khan itu mempunyai persamaan dengan pendapat kaum !uHta,ilah.&@ 2leh karena itu dalam "slamlah, agama dan akal menjalin hubungan persaudaraan. Didalam persaudaraan itu, akal menjadi tulang punggung agama yang terkuat dan wahyu sendinya yang utama. /ntara akal dan wahyu tidak ada pertentangan. &E !ungkin agama membawa sesuatu yang diluar kemampuan manusia memahaminya, tetapi tidak mungkin agama membawa sesuatu yang mustahil menurut akal. 1ika wahyu membawa sesuatu yang pada lahirnya kelihatan bertentangan dengan akal, wajib bagi akal untuk meyakini bahwa apa yang dimaksud bukanlah arti harfiah.&G Keharusan manusia mempergunakan akalnya, bukan hanya merupakan ilham yang terdapat dalam dirnya, tetapi juga merupakan ajaran /lKurHan. Didalam /lKurHan tersimpul ayat-ayat yang menganjurkan untuk mempergunakan akal pikiran dalam mencapai hasil. /llah berfirman 4S. /l -aKarah ?(C: &@*. mInX <ofVpR[P @A qVrs @=[P ^ZI[PL N<dn[PL bS t Z[P uv=wPL MNOPL xPkoH[P yZw @A ` t D zXVTsL Qf{| b? 68 <dSA } t fL <dsk8 ~f MNOP Yf <SieA <oH[P 68 YZ[P JK 68L <n[P `kZlX jkl[ XO MNOP <oH[P 6SfV t Ho[P :<pH[PL <XV[P. .erjemahannya : =Sesungguhnya dalam penciptaan lagit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang /llah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering3 nya dan dia sebarkan di bumi ini segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi sungguh terdapat tanda-tanda keesaan dan kekuasaan /llah bagi kaum yang mempergunakan akal.&F >adis sebagai sumber kedua dari ajaran "slam, juga memberikan kedudukan pada akal.
&A!. 4uraish Shihab, Tafsir dan Tantangan 2aman dalam +ustiono dkk (ed3, %slam ini dan 1sok !erta tantangan bagi Masa &epan (1akarta : +ayasan estifal "stiKlal, &FF)3, h. AE@. &@ ;.0. Smith, Modern %slam in %ndia (Lahore: /shraf, &F@)3, h. &(. &E >arun 6asution, "kal dan $ahyu &alam %slam (0et. (D 1akarta : <" %ress, &FG@3, h. FG. &G %bid. &F Departemen /gma I", "l 3ur,an dan Ter(emahannya (Semarang : .oha %utra Semarang, &FGF3, h. *B.

Iasulullah saw bersabda

Y[ bl] B 6X| B 68L bl[P ka 6X~[P(B


/rtinya: /gama adalah penggunaan akal, tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal >arun nasution dalam memperkuat argumentasinya tentang tingginya kedudukan akal dalam ajaran "slam, dengan mengemukakan hadist Kudsi : c<]K ^fL SK ^fL @]K ^fL wK ^RA ^n8 @Z] t ]K <lZw lZw<8 @[vL @s t RA /rtinya : NDemikian kekuasaan dan keagunganKu tidaklah Kuciptakan makhluk lebih mulia dari engkau. Karena engkaulah /ku mengambil dan memberi dan karena engkaulah /ku menurunkan pahala dan menjatuhkan hukumanH. !enurut >arun, hadis Kudsi di atas mengandung makna bahwa akallah makhluk .uhan yang tertinggi dan akallah yang membedakan manusia dengan binatang dan makhluk .uhan lainnya. !anusia bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya karena akalnya. /kal yang ada dalam diri manusia itulah yang digunakan oleh .uhan sebagai pegangan dalam menentukan pemberian pahala atau hukuman kepada seseorang.(( !akhluk selain manusia karena tidak mempunyai akal, tidak bertanggung jawab atau tidak menerima hukum atau pahala atas perbuatan-perbuatannya. -egitu tingginya kedudukan akal dalam ajaran "slam, sehingga manusia pun kalau akalnya belum atau tidak berfungsi secara normal seperti anak-anak dan orang yang tidak waras pikirannya, /llah tidak akan memintai pertanggung jawaban atas perbuatannya dan tidak mendapat hukuman atas kesalahan dan kejahatan yang dilakukannya. Kedudukan tinggi bagi akal dan perintah menuntut ilmu pengetahuan seperti yang terdapat dalam /lKurHan dan hadis, bukan hanya ajaran dalam teori, tetapi ajaran yang telah diamalkan oleh cendekiawan dan ulama "slam ,aman klasik sekitar abad #""
(BLihat !uhammad 6ashirullah al-/lbani, !ilsilatu al "haditsi al &haifah al al Maudhu,ah, ju, " (0et. """D t.tp: al !aktab al "slamiy, &F)G >3, h.A (& Lihat >arun 6asution, "kal dan $ahyu..... op. cit., h. *F. (( >arun 6asution, ibid.
(&

&B

dan abad $""" !asehi.() %ada masa itulah, "slam mencapai puncak keemasannya, baik dari sudut kemajuan peradaban maupun wilayah kekuasannya.(* "slam sebagai kekuatan politik internasional pernah memiliki wilayah kekuasaan ke luar semenanjung /rabia hingga mencakup Suria, %alestina, !esir, /frika <tara, Spanyol dan Kepulauan Laut .engah seperti Sisilia di -arat dan !esopotamia, %ersia, /sia .engah dan "ndia .imur. Dalam daerah-daerah yang jatuh di bawah kekuasaan "slam ini terdapat tiga peradaban yaitu +unani, %ersia dan "ndia.(A /kal dalam ketiga kebudayaan ini mendapat kedudukan yang tinggi sehingga melahirkan banyak cendekiawan dan peradaban. /l-Kifti menyebut gelar Iaja >idmat yang diberikan kepad Iaja "ndia karena perhatiannya yang sangat besar terhadap ilmu pengetahuan.(@ "ndia memiliki kemajuan dibidang ilmu hitung, ilmu bintang, matematika dan kedokteran. /l-!asHudi juga sangat memuji ketajaman akal, ketelitian dalam pandangan, kejernihan pemikiran, dan kedalaman ilmu pengetahuan orang-orang "ndia ketika itu. Dari "ndia, cendekiawan dan ulama "slam mendapatkan ilmu astronomi dan matematika dengan angka-angka yang oleh orang /rab disebut angka "ndia dan oleh orang Mropa kemudian dikenal dengan nama angka /rab. Dari %ersia, umat "slam lebih banyak memperoleh ilmu sastra dan seni.(E Dalam perkembangan "slam dan filsafat, pengaruh terbesar yang diterima ulama "slam datang dari +unani, terutama karena kontak "slam dengan kebudayaan itu bersamaan waktunya dengan penulisan ilmu-ilmu "slam.(G %engaruh itu terutama dalam bentuk pemakaian logika. "lmu-ilmu "slam diberi warna baru, ditempa menurut pola +unani dan disusun sesuai dengan sistem +unani. %enyebutan filsafat sebagai ilmu-ilmu rasional sudah menunjukkan sifat dasar dari cabang ilmu itu, yaitu penyadaran dirinya kepada wewenang akal yang tidak dibatasi oleh jenis pemelukan agama. -erkenaan dengan itu, banyak indikasi bahwa umat "slam klasik terlibat dalam perdebatan yang cukup luas dan ramai dalam suasana intelektual yang lebih bebas dan terbuka dari masa-masa sesudahnya.(F Dalam dua abad pertama "slam, banyak beredar hadis-hadis yang menjunjung tinggi akal. Karena hadis-hadis itu lebih mendukung =kaum
()%ada masa itu banyak dilakukan ijtihad oleh ulama dalam masalah keagamaan sehingga timbul pemikiran dalam berbagai bidang keagamaan "slam seperti ilmu kalam, hukum "slam, politik, tasawuf dan filsafat. >arun 6asution, "gama yang &iperlukan Manusia "bad 44% dan !etersunya , dalam Mndang -asri /nanda (ed3, 56 Tahun )rof. &r. -.M. 0asyidi (1akarta: >arian <mum %elita, &FGA3, h. (G(. (* Lihat >arun 6asution, %slam &itin(au dari *erbagai "speknya, 1ilid " (0et, AD 1akarta : <" %ress, &FGA3, h. @G. Lihat juga >asan "brahim >assan, !e(arah dan ebudayaan %slam (+ogyakarta : %enerbit Kita Kembang, &FGF3, h. &(F. (A >arun 6asution, %slam &itin(au .... op. cit., h. @(. (@ Lihat /hmad /min, &huha %slam (Kairo: /l-6ahdah, &F@*3, jilid ", h. ()*. (E >arun 6asution, "kal dan $ahyu....op. cit., h. A@. (G /hmad /min, op. cit., h. (E*. (F 6urcholis !adjid, aki Langit )eradaban %slam (0et. "D 1akarta: %aramadina, &FFE3, h. *F.

&&

liberal', dalam perkembangan selanjutnya dikenakan prasangka sebagai hadis lemah atau tidak sah, sehingga juga tidak banyak termuat dalam kitab-kitab hadis yang dibukukan pada masa sesudahnya.)B /l->arits "bnu /rsel al-!uhasibi, seorang pemikir "slam rasionalis dalam karyakaryanya banyak menyampaikan hadis-hadis tentang akal yang sangat mengesankan. "a menolak pandangan sebagian ulama bahwa hadis-hadis tentang akal itu palsu, bikinanbikinan atau dhaif. !enurutnya, hadis itu adalah sah karena maknanya sejalan dengan gambaran dan ajaran /lKurHan.)& ;alaupun demikian, tidak semua ulama mengingkari peranan akal dalam memahami ajaran agama. "bnu .aimiyah misalnya mengemukakan bahwa sumber ilmu ialah indera dan akal, lalu gabungan antara keduanya yaitu berita suci (wahyu3.)( !enurut >arun, pemikiran atau pemakaian akal di kalangan umat "slam sekarang terdapat rasa cemas karena pemikiran akal menghasilkan pendapat-pendapat yang sepintas lalu kelihatan bertentangan dengan teks wahyu. Kecemasan ini muncul karena umat "slam dewasa ini masih banyak terikat kepada arti harfiah dari teks ayat /lKurHan. <ntuk memecahkan masalah itu, >arun memberi jalan bahwa ayat-ayat itu diberi arti metaforis sehingga pertentangan lahiriah dapat diatasi.)) !asyarakat modern senantiasa diwarnai dengan perubahan. !ereka sangat dinamis dan selalu melakukan ino8asi dan pembaruan sebab selalu bergerak maju dan kreatif. !enurut 1alaluddin Iahman, untuk melanggengkan agama agar ajarannya tetap diterima baik masyarakat modern, maka diadakan usaha pembaruan atau modernisme, reinterpretasi, ino8asi, re8i8alisme, reaktualsiasi, redefenisi, ta(did.)* Semua usaha itu dapat diwujudkan jika umat "slam mampu memberikan potensi yang besar kepada akal. >arun 6asution menilai bahwa dalam pemikiran "slam baik dalam bidang filsafat, ilmu kalam, dan bidang ilmi fiKhi, akal tidak pernah membatalkan wahyu. !enurutnya, akal tetap tunduk kepada teks wahyu dan sekali-kali tidak untuk menentang wahyu.)A /kal hanya memberi interpretasi terhadap teks wahyu sesuai dengan kecenderungan dan kesanggupan pemberi interpretasi. Dalam sejarah pemikiran "slam, sebenarnya yang dipertentangkan bukan akal dan wahyu baik oleh para teolog maupun
)B %bid. )& !enurut al-!uhasibi hadis-hadis tentang akal itu cukup menggambarkan suasana yang memberi dorongan kaum muslimin klasik untuk menjunjung tinggi akal dan pemikiran rasional. Lihat ibid, h. AB. )( Lihat ibid, h. A&. )) >arun 6asution, %slam 0asional ... op. cit., h. @B. )*1alaluddin Iahman, %slam dalam )respektif )emikiran ontemporer (0et. "D <jungpandang : <mitoha <khuwah :rafika, &FFE3, h. &&@. )A >arun 6asution, "kal... op. cit., h. &B&.

&(

filosof muslim. %ertentangan mereka dalah penafsiran tertentu dari teks wahyu dengan penafsiran yang lain dari teks wahyu yang sama. Sebenarnya, yang bertentangan dalam "slam adalah pendapat ulama tertentu dengan pendapat ulama lain tentang penafsiran terhadap ayat-ayat /lKurHan.)@ Dengan demikian, yang berbeda adalah hasil ijtihad para ulama. !enurut >arun, dalam "slam akal tidak lebih tinggi daripada wahyu. )E Kalangan umat "slam maupun penulis-penulis -arat, terkadang tidak menyadari akan kedudukan akal dan wahyu dalam "slam. Lebih lanjut, >arun mengatakan bahwa masih terdapat rasa curiga dan takut dikalangan umat "slam terhadap pendapat-pendapat !uHta,ilah dan filosoffilosof muslim, karena menganggap mereka tidak mengindahkan wahyu, bahkan tidak lagi percaya pada wahyu.)G %erbedaan penilaian itu terjadi karena kurang mempelajari pemikiran-pemikiran kaum !uHta,ilah dan filosof dari sumber aslinya.)F Dalam ajaran "slam, pemakaian akal memang tidaklah diberikan kebebasan mutlak sehingga pemikir "slam dapat melanggar garis-garis yang telah ditentukan /lKurHan dan hadis, tetapi tidak pula diikat dengan ketat, sehingga pemikiran dalam "slam hanya dibatasi oleh teks yang +at,iy al'#urud dan +at,iy al'dalalah. 2leh karena itu, >arun menegaskan bahwa kata-kata rasional, rasionalisme dan rasionalis*B dalam "slam harus dilepaskan dari arti kata sebenarnya yaitu percaya kepada rasio semata-mata dan tidak mengindahkan wahyu.*& Dalam pemikiran "slam, akal tidak pernah membatalkan wahyu, tetapi tunduk pada teks wahyu. Dalam ajaran "slam, manusia adalah makhluk /llah yang memiliki ketinggian, keutamaan dan mempunyai kelebihan dari makhluk lain. Keutamaan manusia dibandingkan dengan makhluk lain terletak pada akal yang dianugerahkan /llah kepadanya. /kallah yang membuat manusia mempunyai kebudayaan dan mengatur alam sekitarnya untuk kesejahteraan, baik pada masa kini maupun pada masa mendatang. Dalam "slam, akal diberi kedudukan yang tinggi. Dengan demikian akal mempunyai daya yang kuat sehingga manusia bukanlah makhluk yang lemah. !enurut >arun, akal adalah lambang kekuatan manusia. /kal punya kemampuan untuk
)@ %bid., h. &B(. )E %bid. )G %bid. )F -anyak pemikir yang tidak menelaah secara langsung buku-buku !uHta,ilah, tetapi berpegang pada buku-buku karangan dari laur golongan !uHta,ilah sehingga sering mengambil kesimpulan yang keliru tentang !uHta,ilah. ;.!. ;att melihat bahwa kaum !uHta,ilah bukanlah orang yang bebas berpikir dan tidak terikat pada agama tetapi benar-benar orang "slam. ;.!. ;aat, %slamic )hylosophy and Theology (Mdinburgh : Mdinburgh <ni8ersity %ress, &F@E3, h. AG. *B Iasional adalah sesuatu yang masuk akal. Iasionalisme adalah salah satu aliran filsafat yang mendewa-dewakan akal, sedangkan rasionalis adalah pengikut rasionalisme. *& >arun 6asution, "kal ... op. cit., h. &B&

&)

mempertimbangkan baik buruknya perbuatan, dapat menentukan kehendaknya sendiri dan mewujudkan yang dikehendakinya. !anusia menurutnya adalah makhluk yang dinamis lagi aktif dan bukan makhluk pasif yang menyerahkan masa depannya kepada nasib dan perkembangan ,aman. -agi >arun, wahyu tidak pernah bertentangan dengan akal. Di samping itu menurut >arun, pemakaian kata-kata rasional, rasionalisme dan rasionalis dalam "slam harus dilepaskan dari arti sebenarnya yaitu percaya kepada rasio semata-mata dan tidak mengindahkan wahyu atau membuat akal lebih tinggi dari pada wahyu, sehingga wahyu dapat dibatalkan oleh akal. !enurutnya, akal tetap tunduk kepada teks wahyu yang mutlak benar. /kal dipakai hanya untuk memahami teks wahyu.

&*

METODOLOGI 'I+HI Term%n$!$(% '%k%h da!am I !am " Secara bahasa, fikih berasal dari kata fi+h yang artinya =paham atau mengerti'. %ada perkembangan awal "slam, istilah fi+h digunakan untuk memahami ajaran agama. Seperti sabda Iasulullah saw, =!iapa yang dikehendaki "llah men(adi orang baik, &ia akan memahamkan pada dirinya tentang agama' (hadis3. Sebagian ulama ada yang mengaitkan fikih dengan syariah. Dalam konteks ini, yang dimaksud dengan syariah adalah =hukum-hukum fikih yang berkaitan dengan amaliyah (perbuatan3 yang dilakukan oleh mukallaf (orang yang diberi kewajiban melaksanakan ajaran "slam3 sehari-hari'. %ada perkembangan berikutnya, para ulama kemudian memformulasikan fi+h sebagai disiplin ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara, (syariah3 yang diperoleh dari dalil-dalil terperinci'. Perkemban(an '%k%h eba(a% D% %,!%n I!mu Secara umum, fikih (dalam pengertian asalnya3 berkembang dalam beberapa periode: &3 !asa 6abi saw (dikenal dengan masa pembentukan3D (3 %eriode Sahabat dan .abiHin (periode pertumbuhan sepanjang masa khulafah rasyidun dan -ani <mayyah3 yang berlangsung dari && >9@)( ! s.d. &B& >9E(B !D )3 %eriode %enyempurnaan (masa para mujtahid dan imam ma,hab yang berkembang selama -ani /bbasiyah3 yang berlangsung dari &B& >9E(B ! s.d. )AB >9F@& !D *3 %eriode Kemunduran (sejak pertengahan abad ke-* > atau &B !3. Perbentukan Mazhab-mazhab d!m '%k%h %asca wafatnya 6abi saw, para sahabatnya sebenarnya sudah berselisih,terutama karena permasalahan politik (lihat bahasan tentang aliran teologi3. Dalam konteks pemahaman keagamaan, para sahabat yang sudah tersebar ke berbagai daerah atau kota, membentuk madrasah-madrasah (aliran-aliran3. Secara garis besar, ada dua madrasah: madrasah hadis (membatasi hanya pada nash9teks3 dan madrasah raHy (tidak hanya teks, tetapi konteks sosial3. !adrasah hadis dipelopori oleh para sahabat seperti: Oaid, "bnu <mar, dan /bdullah bin /bbas, yang banyak mendapat pengikut di !ekkah dan !adinah.

&A

Sedangkan madrasah raHy dipelopori oleh para sahabat seperti: <mar bin Khathab, /li bin /bi .halib, /bdullah bin !asHud ?dikenal sebagai pendiri madrasah raHyC, /nas bin !alik, dan lainnya. /liran9madrasah ini banyak mendapat pengikut di "rak. %ada akhirnya, dua madrasah itu mempengaruhi lahirnya para mujtahid yang empat: /bu >anifah (di Kufah, "rak3, !alik (di >ija,, /rab saudi3, SyafiHi (di !esir, juga >ija, dan "rak3, dan >ambali (di Syiria, >ija,, +aman, dan sekitarnya3. iKhi dapat didefinisikan sebagai pengetahuan tentang hukum-hukum syariat "slam mengenai perbuatan manusia yang diambil dari dalil-dalil secara rinci. /tau dengan kata lain ilmu fiKhi adalah yurisprudensi atau kumpulan hukum-hukum syariat "slam mengenai perbuatan manusia. /dapun obyek pembahasan ilmu fiKhi adalah perbuatan orang dewasa atau mukallaf. Di samping fiKhi ada ilmu lain yang berkaitan dengannya yaitu ushul fi+h. +aitu ilmu yang membahas kaidah-kaidah mengenai metode yang harus ditempuh oleh ahli hukum "slam dalam menetapkan hukum dari dalil-dalilnya, menertibkan dalil-dalil dan menilai kekuatan dalil-dalil tersebut. !etodologi yang digunakan dalam menetapkan hukum ini disesbut ushul al'fi+h. !etodologi ini dimaksudkan untuk menetapkan kriteria 8aliditas bagi pengembangan hukum baru dari sumbernya dalam al-4urHan dan hadis. /dalah tugas ushul al'fi+h untuk membedakan antara yang dapat diubah dengan yang tidak. 7shul al'fi+h juga bertugas mengembangkan metodologi berdasarkan prinsip rele8an yang digariskan al-4urHan dan hadis untuk mengatur perubahan. iKhi adalah produk pemikiran yang diputuskan oleh mujtahid. Karena itu produk fiKhi tidak uni8ersal dan mengikat untuk semua tempat. Karena fiKhi adalah produk pemikiran maka ia akan mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan ,aman. .) Met$d$!$(% I t%mbath hukum Abu Han%/ah /bu >anifah menggunakan metode qiyas dan istihsan. Qiyas artinya menyamakan hukum sesuatu kasus yang tidak disebutkan dalam nash al4urHan dan hadis dengan sesuatu yang hukumnya telah disebutkan dalam nash secara tegas, karena ada persamaan illat. Istihsan adalah beralihdari suatu ketetapan +iyas kepada hasil +iyas yang lain yang lebih kuat, atau dengan kata lain mentakhsis +iyas dengan dalil yang lebih kuat. &@

/bu hanifah dikenal sebagai ahli hukum ma,hab ahlur ra,yi karena pemikiranpemikiran hukumnya yang rasional dan liberal. >al ini dapat dipahami karena situasi dan kondisi -agdad dimana ia hidup amat problematis yang tidak mungkin memutuskan hukum dari satu pertimbangan saja. Disamping -agdad terletak jauh dari madinah sebagai kota yang banyak terdapat dalil-dalil hadis. 0) Met$d$!$(% I t%mbath hukum Ma!%k b%n Ana !alik bin /nas dapat dikatakan kebalikan dari /bu >anifah dalam hal penggunaan hadis. Dalam hal menetapkan hukum dan berfatwa, beliau lebih banyak menggunakan hadis disamping al-4urHan dari pada menggunakan rasio. 2leh karena itu ia dikenal sebagai ahli hukum ma,hab ahlul hadis. >al itu disebabkan karena: a. Kondisi masyarakat >ija, yang tergolong homogen. b. %ermasalahan yang timbul belum begitu kompleks. c. !adinah adalah kota yang di dalamnya banyak ditemukan hadis karena nabi selama (( tahun di kota madinah. d. Situasi politik mempengaruhi sikap konsisten "mam !alik terhadap hadis dan memperlihatkan keenganannya pada penggunaan rasio. >al yang menarik dari pemikiran hukum "mam !alik adalah dalam hal pedoman penetapan hukumnya. Selain kepada al-4urHan dan hadis, "mam !alik menempatkan amal ahlul Madinah (praktek penduduk !adinah3 sebagai salah satu prinsip penetapan hukumya. /pabila ia menemukan kasus yang tidak ditemukan sumbernya baik dari al-4urHan, hadis, amal ahli madinah, maupun fatwa sahabat, maka ia berijtihad dengan menggunakan prinsip al'maslahah al'mursalah. Al-maslah al-mursalah adalah menetapkan hukum dalam hal yang sama sekali tidak disebutkan dalam nash secara jelas dengan pertimbangan untuk kepentingan hidup manusia yang bersendikan asas menarik menfaat dan menghindarkan mudarat. %emikiran menarik "mam !alik lainnya adalah syadduz zari,ah yaitu prinsip mengubah sesuatu yang hukumnya mubah menjadi haram bilamana sesuatu itu akan membawa kepada hal yang dilarang agama. hidup

&E

1) Met$d$!$(% I t%mbath Hukum Imam S2a/%3% SyafiHi adalah murid "mam !alik. "a belajar kepada "mam !alik sampai gurunya itu wafat. Setelah itu ia banyak merantau ke berbagai tempat seperti +aman, -agdad, !akkah sampai akhirnya ia menetap di !esir hingga wafatnya. Dari perantauannya ke berbagai kota tersebut muncul perubahan pendapat dari pendapat lama (+aul +adim) ke pendapat baru (+aul (adid). Dalam menetapkan hukum, "mam SyafiHi berpedoman kepada al-4urHan, hadis, i(ma dan +iyas. "a menolak prinsip istihsan dan al'maslahah al'mursalah sebagai dasar dalam menetapkan hukum. !enurutnya untuk melakukan ijtihad cukup dengan menggunakan +iyas sebagai dasar hukum. *. Met$d$!$(% I t%mbath Hukum Ahmad b%n Hamba! %edomannya dalam menetapkan hukum adalah al-4urHan, hadis, fatwa sahabat, hadis mursal dan Kiyas. Sikap /hmad bin >ambal terhadap dasar-dasar istimbath hukum yang lain adalah: a. "a tidak menolak i(ma yang dibantahnya adalah ijma setelah sahabat. b. "a sangat ketat dalam menggunakan +iyas artinya ia menggunakannya dalam kondisi terpaksa. c. "a menggunakan al'mashlah al'mursalah karena para sahabat juga menggunakannya d. "a menggunakan syadduz zari,ah. Ikt%!a/ da!am '%4h% Secara historis, perbedaan pendapat (ikhtilaf) bukan hal yang baru. Sejak ,aman 6abi saw. ikhtilaf sudah terjadi. %khtilaf terjadi karena secara instrinsik teks-teks hukum sendiri memberikan ruang-gerak bagi munculnya ikhtilaf. 0ontoh klasik yang sering dikedepankan adalah riwayat "mam al--ukhari dan !uslim tentang 6abi saw. yang mengutus beberapa sahabat untuk mendeteksi daerah musuh pada perang -ani 4urai,hah. Sebelum berangkat, beliau berpesan agar: P.idak seorang di antara kalian yang shalat /shar kecuali di -ani 4urai,hahP . -erangkatlah para sahabat. 6amun sebelum mereka tiba di tempat tujuan (-ani 4urai,hah3, waktu shalat /shar telah masuk. .erjadilah perselisihan pendapat. Sebagian memahami secara tekstualD sebagian lainnya memahaminya secara substansial.

&G

-agi mereka yang memahami perintah 6abi secara tekstual-literalis, berpendapat bahwa shalat /shar dilakukan di -ani 4urai,hah, sebagaimana instruksi 6abi. /dapun waktu shalat, bukan menjadi ukuran. +ang menjadi ukuran adalah tempat, yaitu di -ani 4urai,hah. Karena itu, meskipun sudah tiba waktu shalat, tetapi karena belum sampai di -ani 4urai,hah, maka shalat /shar pun tidak dapat dilaksanakan. 1ika dilaksanakan, jelas secara tekstual menyalahi perintah 6abi. Sebab, 6abi menegaskan untuk tidak shalat /shar kecuali di tempat -ani 4urai,hah. Karena itu, akhirnya mereka mengakhirkan /shar hingga setelah "syaQ. Sedangkan bagi mereka yang memahami hadis 6abi di atas secara substansial berpendapat bahwa yang menjadi ukuran bukan tempat, melainkan waktu shalat. Karena itu, mereka shalat /shar meskipun tidak di tempat -ani 4urai,hah. !enurut mereka, secara substansial perintah 6abi di atas (agar tidak shalat /shar kecuali di -ani 4urai,hah3 mengandung arti Pmempercepat perjalananP, sehingga ketika tiba di -ani 4uraid,ah tepat waktu /shar, atau maksimalnya sebelum !aghrib. .etapi karena kenyataannya waktu /shar telah tiba, sementara belum sampai di tempat yang dituju, -ani 4urai,hah, maka shalat /shar pun harus dilakukan di perjalanan. Tentan( Sha!at Tara5%h -elakangan salat (B rakaat menjadi ciri dari mereka yang menisbatkan dirinya kepada organisasi keagamaan dan kemasyarakatan 6ahdhatul <lama (6<3. Sementara salat G rakaat menjadi identitas diri orang-orang !uhammadiyah. %elabelan ini bukan mutlak. Karena boleh jadi mereka yang memilih shalat G rakaat bukan karena orang !uhammadiyahD dan atau yang mengamalkan shalat (B rakaat bukan karena orang 6<. Sama halnya dengan bacaan bismilllah pada surat al- atihah. -acaan (ahar (dengan suara keras3 umumnya didapati di masjid-masjid 6<. Sementara bacaan sirr (dengan suara pelan, sehingga tidak didengar oleh makmum, kecuali imam itu sendiri3 pada ghalibnya ditemukan di masjid-mesjid !uhammadiyah. Dalam masalah cabang-cabang fikih (furu,iyyat) dan sebagian masalah-masalah aKidah yang tidak +ath,i. %erbedaan dalam aspek furu,iyyah tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Di antaranya sudut pandang dalam memahami nash (teks3 dan menyimpulan hukum (istinbath) yang tidak ada nashnya (La nashsha fihi). Sebagian mereka ada yang memperluas dan mempersempit, memperketat dan memperlonggar. Sebagian ada yang memahami nash secara tekstualis, dan sebagian bersifat rasional. Di antara mereka ada yang mewajibkan semua orang untuk bertaKlid kepada !a,hab. .etapi ada juga yang melarang untuk berma,hab. &F

Di samping itu ada pula yang bersikap moderat. !ereka yang disebut terakhir, membolehkan orang awam bertaKlid tanpa membatasi ma,hab tertentu. .etapi kepada yang terpelajar mereka, dan menekankan agar menyempurnakan kekurangannya sehingga mencapai tingkatan orang yang mampu mempertimbangkan dalil-dalil dan men-tarjih (menyeleksi mana yang lebih kuat3 antara pendapat yang ada, serta me&akukan ijtihad kendatipun terbatas menyangkut beberapa masalah yang baru sama sekali. Men2entuh 6an%ta membata!kan 6udhu %endapat tentang bersentuhan dengan wanita adalah membatalkan wudhu didasarkan pada /l-4urHan Surah al-nisa ayat *):

Iedaksi ayat

sebagaimana tersebut dalam ayat di atas bahwa mul8masah

bersentuhan antara pria dan wanita membatalkan wudhu. Dalam hal ini tidak ada perbedaan pendapat dikalangan ulama. 1ika demikian maka letak perselisihannya selama ini adalah maksud dari kata mul8masah itu senidiri. Secara etimologis kata mul8masah berasal dari kata kerja l8masa, yul8misu, berbeda dengan kata lamasa, yalmisu. %ola pertama menunjukkan interaksi antara kedua belah pihak. "tu berarti l8masa, yul8misu bermakna saling menyentuh. Sementara pola kedua menunjukkan hubungan sepihak, sehingga bermakna menyentuh.

Kedua pola kata kerja di atas melahirkan implikasi hukum yang berbeda. 1ika pola pertama yang dipilih (mul8masah) maka baik yang menyentuh maupun yang disentuh, kedua-duanya batal wudhunya. Sebaliknya, bila pola kedua yang diambil (lamasa, yalmisu) maka konsekwensinya adalah siapa yang menyentuh maka dialah yang batal wudhunya. Dalam diskursus fiKhi ma,hab, interpretasi tentang =menyentuh' meluas. /pakah sentuhan yang membatalkan wudhu adalah sentuhan yang memakai alas atau tidak, menimbulkan birahi atau tidak, dan apakah yang disentuh itu termasuk muhrim atau tidak. -agaimana jika yang disentuh itu anak-anak atau nenek-nenekJ.

(B

!enurut /bu >anifah, Oufar, /bu +usuf, Sufyan al-.sauri dan al-/u,aHi memegang wanita baik dengan syahwat atau tidak, tidaklah membatalkan wudhu. Sedangkan menurut imam !alik persentuhan apapun bentuknya apabila menimbulkan rangsangan syahwat, baik terhadap istri dengan menggunakan batas atau alas seperti kain semuanya membatalkan wudhu. /kan tetapi jika tidak menimbulkan rangsangan syahwat maka wudhu tidak batal. Sedangkan menurut ma,hab SyafiHi persentuhan apapun selama terjadi antara seorang dengan lawan jenisnya yang bukan muhrim, tanpa pembatas, walaupun orang tua atau anak kecil, maka wudhu yang bersangkutan menjadi batal

(&

SPIRITUALISME ISLAM7TASA6U' Tema Ta a5u/ dan Sejarah &emuncu!ann2a " Secara bahasa, kata =tasawuf' berasal dari bahasa /rab, tasha##uf, yang berarti =menjadi jernih, bening, lembut, dsb'D akar katanya adalah shfa yashf shauf, shf. 2rang yang melaksanakan amalan tasawuf disebut sufi (shf3. -eberapa kata yang erat kaitannya dengan kata tasawuf, antara lain: shaff (barisan dalam salat3, sophos (bahasa +unanai yang berarti hikmah3, dan suf (pakaian9kain yang terbuat dari bahan wol ?kasarC sebagai simbol kesederhanaan sekaligus lawan dari kain sutera sebagai simbol kemewahan3. /da banyak pendapat tentang kemunculan praktik tasawuf dalam perkembangan sejarah "slam, antara lain : &3 %raktik tasawuf di masa Iasulullah saw, dikaitkan dengan adanya sekelompok sahabat yang tinggal di pinggiran masjid di mana mereka dikenal sebagai ahl al'shuffapenghuni emperan9pinggiran masjid3. /yat =9anganlah diusir orang' orang yang menyeru Tuhan mereka pada #aktu pagi dan petang, yang merindukan #a(ah':ya...' )#.1. al-An/m []: 2), era( 'erkai(an den"an ahl al'shuffah ini. Di antara yang masuk dalam golongan ini adalah: -ilal bin Iabah, Salman al- arisi, /bu N<baidah bin al-1arrah, Oaid bin alKhathab (saudara sahabat <mar3, >ud,aifah al-+amani, dan lainnya. (3 %ada awal perkembangannya, di masa Iasulullah saw dan sahabat, praktik tasawuf lebih menyerupai dengan sikap dan prilaku ,uhud (sederhana, tidak dikendalikan dunia, dsb3. )3 /da yang berpendapat bahwa praktik sufistik dipengaruhi ajaran Kristen. Di masa lalu (sebelum !uhammad saw diutus3, terdapat kebiasaan para rahib yang mengasingkan diri di padang pasir. Lampu yang dipasang para rahib menjadi peteliputi hal-hal seperti: takut, rendah hati, takwa, ikhlas, ins (rasa berteman9bersosial3, syukur. Ahwl atau hl bersifat temporal (datang dan pergi3.

((

Seke!um%t tentan( Ajaran Ta a5u/ Para Su/% " &. IabiHah al-/dawiyah (E&) R GB& !3, dikenal dengan ajaran mahabbah (cinta3. Karena cintanya pada .uhan, dia selalu menolak tawaran untuk kawin. -ahkan, ketika ditanya tentang cintanya pada nabi !uhammad saw, dia menjawab, =Saya cinta pada 6abi saw, tapi cintaku pada .uhan telah memalingkan diriku dari cinta pada makhluk'. Aku mengabdi pada Tuhan bukan karena takut neraka atau ingin surga, tapi aku mengabdi karena cinta pada-Nya. Tuhanku, ika kupu a !ngkau karena takut pada neraka, bakarlah daku. "an ika kupu a !ngkau karena ingin surga, auhkan daku darinya. #ika !ngkau kupu a hanya cinta pada-$u, angan sembunyikan kecantikan-$u yang kekal itu dariku. (. Ohunnun al-!ishri (w. G@B !3 dan al-:ha,ali (w. &&&& !3, dikenal dengan ajaran ma,rifah (mengetahui rahasia "lahi3. Ohunnun pernah berkata, =HAraftu %abb bi %abb, wa lau l %abb lam &araftu %abb ' (/ku mengatahui .uhanku karena .uhanku, andai tidak ada tuhanku, niscaya aku tidak mengetahui .uhanku3. ). A'- a2d al-B$s(am2 )4. 3), dikenal den"an a aran fan5 (kehancuran diri3 dan ba'5 (kekekalan diri3. Dia pernah berkata, =A(rifhu b hatt fanaitu tsumma &araftuhu buh fahayaitu' (/ku mengetahui .uhan melalui diriku hingga aku hancur, lalu megnatahui diri-6ya melalui diri-6ya hingga aku hidup3. *. $sein 'in mansh$r al-all )5 922 3). A. "bnu /rabi dikenal dengan #ahdat al'#u(ud. Sebagai seorang sufi yang memiliki karakteristik tasawwuf amali, al-:ha,ali memaparkan beberapa jalan filsafat moralnya sebagai pedoman bagi para sufi menuju /llah yang disebut dengan tahapan-tahapan (ma+amat3 yang akhirnya sampai pada ma,rifah dan mukasyafah. Dengan rinci al-:ha,ali menuangkan jalan-jalan yang dimaksud dalam kitabnya ;%hya 7lumuddin< yang terbagi atas empat bagian sekaligus sebagai tahapan-tahapan, meliputi bagian yang berkaitan dengan hubungan 8ertikal, hori,ontal, hal-hal yang dapat membahayakan serta hal-hal yang dapat menyelamatkan. Keempat bagian tersebut merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk memasuki tahapan

()

tasawuf. Sedangkan ma+amat'ma+amat yang harus ditempuh oleh seorang sufi, menurut al-:ha,ali sebagaimana dikutip oleh >arun meliputi, tobat, sabar, faKir, ,uhud, tawakkal, mahabbah, maHrifah, dan ridha.
*(

!enurut al-:ha,ali berkenaan dengan pemahaman

taubat, ada tiga hal yang saling terkait, yaitu pengetahuan seseorang akan bahaya yang diakibatkan oleh dosa-dosa. Selanjutnya pengetahuan ini akan melahirkan sikap sedih dan menyesal, kemudian giliran berikutnya akan melahirkan tindakan untuk bertaubat. Sedangkan sikap ,uhud menekankan pada seorang sufi untuk meninggalkan kesenangan dunia dengan mengharapkan kesenangan ukhrawi semata. Kemudian tawakkal lahir dari suatu keyakinan yang teguh akan kamahakuasaan .uhan sebagai pencipta, pengasih tanpa pilih kasih, untuk itu menurut al-:ha,ali selayaknya manusia berserah diri sepenuh hati kepada .uhan.*) Sedangkan ma,rifah dalam tasawwuf al-:ha,ali merupakan maKam yang tertinggi setelah melakukan upaya mu(ahadah. Secara umum ma,rifah diartikan dengan mengetahui /llah dari dekat. Dalam pandangan al-:ha,ali ma,rifah bukan hanya diartikan dengan melihat wajah .uhan, tetapi juga mengetahui rahasia-rahasia .uhan serta peraturannya tentang segala hal yang ada.** Karena dalam kondisi seperti ini /llah hadir mengisi kalbunya dengan rahmat dan nur ilahiyahnya kemudian tersingkaplah rahasia-rahasia alam malakut. 2leh karena itulah hamba yang mencapai tingkatan ma,rifat adalah hamba yang paling tinggi derajatnya dengan kata lain ma,rifat adalah tauhidnya orang shiddi+in yang tidak melihat selain keesaan /llah dalam seluruh apa yang tampak."tulah yang dikatakan sebagian ulama dengan hakikat ma,rifat dimana dalam hatinya tidak dijumpai tempat untuk yang lain kecuali /llah dan dialah orang yang benar-benar mengesakan /llah karena disamping ia tidak melihat yang selain /llah, ia juga tidak memandang dirinya dari segi predikatnya sebagai hamba /llah, inilah yang disebut fana dalam tauhid dan fana dalam dirinya sendiri. >anya dalam pandangan al-:ha,ali, ma,rifah ini akan benar-benar bisa dicapai apabila tiga syarat telah dipenuhi, yaitu ya,rif al'dunya bi al'fana, ya, rif al' akhirah bi al'ba+a, ya,rif al'nafs bi al'khata. Seseorang mengetahui dunia sebagai kehidupan yang akan sirna dan akhirat akan kekal serta menyibukkan diri dengan ibadah

*( >arun 6asution, op. cit. , h. @( *) /bu >amid /l-:ha,ali, %hyak, 7lumuddin, op. cit., h. ((B-(*B **6asution, >arun, op. cit. , h. EG Doktor <sman "sa syahim, :adzriyyah al'ma,rifat inda "l'=hazali.

(*

dan ubudiyah.*A Kalaupun demikian dalam pandangan al-:ha,ali, seseorang yang mempunyai ma,rifah kepada /llah dapat digolongkan kepada tiga tingkatan. )ertama adalah para nabi, rasul, wali dan para sufi yang siddi+in, !ereka adalah Narif bidzatillah yaitu golongan yang mempunyai ma,rifat kepada /llah, kedua adalah golongan orang-orang kha#as, mereka adalah golongan orang-orang yang .arif bishifatillah, kemudian yang terakhir adalah golongan orang-orang awam yang berbentuk Narif billahi.*@ Dengan sendirinya ma,rifat ini akan menimbulkan mahabbah yang berbentuk cinta seseorang kepada yang berbuat kepadanya. 0inta yang timbul dari kasih dan rahmat .uhan kepada manusia, yang memberi manusia hidup, re,eki, kesenangan dan lain-lain. *E Kadar dari mahabbah ini lebih ditentukan oleh kedalaman ma,rifah yang dimilikinya. Semakin kuat ma,rifatnya maka semakin kuat pula mahabbahnya. <ntuk itu menurut al-:ha,ali bahwa ma,rifat dan mahabbah inilah tingkat tertinggi yang dapat dicapai seorang sufi dan pengetahuan yang diperoleh dengan akal. *G K26SM% ;/>D/. /L-;<1<D "-6< /I/-" "nti ajaran tasawuf yang dibawah oleh "bnu /rabi*F adalah #ahdat al'#u(ud. $ahdat al'#u(ud berarti kesatuan wujud (unity of e>istence3,AB maksudnya seluruh yang ada walaupun ia nampak, sebenarnya tidak ada dan keberadaannya tergantung pada .uhan sang pencipta. +ang nampak hanya bayang-bayang dari yag satu (.uhan3. Seandainya .uhan tidak ada yang merupakan sumber bayang-bayang, maka yang lianpun tidak ada karena seluruh alam itu tidak memiliki wujud dan yang sebenarnya memiliki wujud hanya .uhan.A&

*A /bu >amid /l-:ha,ali, "l'0asail fi al'ma,rifah (Kairo: !aktKabah al-/,har, &FG(3, h. *E. *@ %bid., h. *(. *E>arun 6asution, op. cit., h. EG *G %bid. *F6ama lengkapnya adalah !uhiddin /bu /bdullah !uhammad bin /li bin !uhammad bin /hmad bin /bdullah >atimi at-.aHi. Lahir di !urcia /ndalusia &E Iamadhan A@B >9 (G 1uli &&@A. %ada usia delapan tahun keluarganya pindah ke Se8illa, tempat "bnu /rabi kecil mulai belajar /l-4urHan dan fiKhi. Karena kecerdasannya yang luar biasa, dalam usia belasan tahun ia pernah menjadi sekretaris ( khatib3 beberapa gubernur di Se8illa. Di kota ini pula ia berkenalan dengan "bnu Iusyd yang menjadi KadiH di Se8illa. "bnu /rabi berguru kepada "bnu Iusyd yang juga merupakan teman ayahnya. ilsafat "bnu Iusyd kelak akan banyak mempengaruhi filsafatnya sekalipun tidak sama dengan filsafat taswufnya. "bnu /rabi banyak berkelana menuntut ilmu, seperti ke .unisia, !aroko, 0ordo8a, /lmeira, 0airo, +erussalem, !ekkah, Konya , /natolia, -aghdad, !alatya. "a meninggal di Damaskus (G IabiHul awal @)G >9 &@ 6opember &(*B !. Lihat .eam %enyusun, 1nsiklopedi %slam, 1ilid "" (1akarta: "chtiar -aru 8an >oe8e, &FF)3, h. &AB. AB>arun 6sution, /alsafat dan Mistisisme &alam %slam (0et. #"""D 1akarta: -ulan -intang, &FFB3, h. F(. A&.eam %enyusun, 1nsiklopedi %slam, 1ilid #, op. cit., h. &AG.

(A

!eskipun doktrin #ahdat al'#u(ud dihubungkan dengan aliran tasawuf "bnu /rabi, tetapi doktrin yang senada dengan itu telah diajarkan oleh beberapa sufi jauh sebelumnya. !aHruf al-Karkhi seorang sufi terkenal di -aghdad yang hidup empat abad sebelum "bnu /rabi, dianggap pertama kali mengungkapkan syahadat dengan kata-kata: =.iada sesuatu pun dalamwujud kecuali/llah.' /bu al-/bbas 4assab (hidup pada abad ke* >3 mengungkapkan kata-kata senada: =.iada suatu pun dalam dua dunia kecuali .uhanku. Segala sesuatu yang ada (ma#(udat3, segala sesuatu selain wujud6ya adalah tiada (ma,dum3.'A( Dalam paham #ahdat al'#u(ud, nasut yang ada dalam hulul diubah oleh "bnu /rabi menjadi khal+ (makhluk3 dan lahut menjadi al'ha+ (.uhan3. "l' hal+ dan al'-a+ adalah dua aspek bagi tiap sesuatu. /spek yang sebelah luar disebut al'khal+ dan aspek yang sebelah dalam disebut al'-a+.A) Dengan kata lain dalam tiap-tiap yang berwujud itu terdapat terdapat sifat ketuhanan atau al'-a+ dan sifat kemakhlukan atau al'kha+. !enurut "bnu /rabi, /llah itu mutlak dari segi esnsi6ya, tetapi menampakkan diri pada alam semesta yang serba terbatas. /kan tetapi "bnu /rabi tidak menganggap .uhan itu adalah alam semesta dan yang terakhir ini sebagai .uhan. -aginya wujud yang hakiki hanya wujud /llah dari esensi6ya, bukan dari segi sifat-sifat6ya, sedangkan selain dari pada6ya adalah khayal belaka.A* Dalam pandangan "bnu /rabi, .uhan sebagai esensi yang mutlak R tanpa nama dan sifat R tidak mungkin dikenal, bahkan ia tidak dapat dikatakan sebagai .uhan kalau tidak ada yang bertuhan kepada6ya, dengan kata lain, .uhan itu hanya dapat dikenal melalui ta(alli6ya pada alam empiris yang seba terbatas ini. .etapi wujud6ya yang hakiki tetaplah transenden, tidak dapat diketahui oleh siapapun. "bnu /rabi tidak hanya menekankan keesaan wujud, tetapi menekankan juga keanekaan realitas. "a mengajarkan konsep tanzih (ketakdapatdibandingkan3 dan tasybih (kemiripan3D konsep al'batin (+ang tak tampak3 dan al'zahir (+ang tampak3.AA

A(Kautsar /,hari 6oer, %bn "rabi $ahdat al'$u(ud dalam )erdebatan (0et. "D 1akarta: %aramadina, &FFA3, h. )*. A)>arun 6asution, loc. cit. A*+unasril /li, Manusia Citra %lahi? )engembangan onsep %nsan amil %bn "rabi oleh al' 9illi (0et. "D 1akarta: %aramadina, &FFE3, h. AB. AAKautsar /,hari 6oer, op. cit., h. )A.

(@

-ertolak dari prinsip di atas, "bnu /rabi memandang dan menjadikan realitas tuggal itu menjadi dua aspek: pertama disebut al'-a+, yakni bila dipandang sebagai esensi dari semua fenomenaD dan kedua disebut al'khal+ yakni bila dipandang sebagai fenomena yang memanifestasikan esensi itu. "l'-a+ dan al'khal+, realitas dan penampilan, atau yang satu dan yang banyak tidak lain hanyalah sebutan-sebutan untuk dua aspek dari satu hakikat yakni .uhan.A@ Kedua aspek itu muncul hanya merupakan tanggapan akal semata, yang hakikatnya hanyalah satu. %ersoalannya adalah bagaimana hubungan antara al'-a+ dan al'khal+, antara /llah dan alam, antara sang pencipta dan ciptaan, antara yang Msa dan yang banyak, antara al'#u(ud dan al'ma#(udat. "bnu /rabi memberikan jawaban dengan ungkapan: =Dia dan bukan Dia.' (hu#a la hu#a).AE Dalam /utuhat al'Makkiyah, ia mengatakan: =!aka tidak ada dalam wujud kecuali /llah dan sifat-sifat dari entitas-entitas, dan tidak ada sesuatupun dalam alam kecuali entitas-entitas mumkinat yang dipersiapkan untuk diberi sifat dengan wujud. Karena itu dalam wujud adalah ia (entitas-entitas al'mumkinat3 dan bukan dia. Karena yang nampak (al-,ahir3 adalah sifat-sifatnya, maka itu adalah ia (dalam wujud3. .etapi ia tidak mempunyai entitas dalam wujud karena ia tidak ada (dalam wujud3. Dengan cara yang sama (itu adalah3 Dia (/llah3 dan bukan DiaD Karena Dia adalah yang nampak, maka itu adalah Dia. .etapi perbedaan antara ma#(udat ditangkap oleh akal dan indera karena adanya perbedaan sifat-sifat dari entitas-entitas, maka itu bukan Dia.AG <ntuk menjelaskan persoalan di atas "bnu /rabi merujuk kepada al-4urHan. /yat yang djadikan sebagai dasar pemikirannya mengenai hal tersebut ialah ayat yang berkenan dengan peristiwa ketika 6abi !uhammad saw., melemparkan pasir ke arah musuh dalam perang -adar yang dimenangkan oleh kaum muslimin. .entang peristiwa ini /llah swt. berfirman: /rtinya:=Mngkau tidak melempar ketika engkau melempar, tetapi /llah yang melempar.' (4.S. al-/nfaal: &E3.

A@+unasril /li, op. cit., h. A&. AEKautsar /,hari 6oer, op. cit., h. *E. AG"bn al-/rabi, al'/utuhat al'Makkiyah, 1ilid "" (-eirut: Dar al- ikr, t,th.3, h. &@B.

(E

/yat ini menegaskan realitas indi8idual 6abi !uhammad saw., lalu menafikannya dengan mengatakan bahwa /llah sebenarnya adalah satu-satunya realitas dibalik peristiwa yang tampak itu.AF %aham #ahdat al'#u(ud timbul dari filsafat bahwa .uhan ingin melihat diri6ya di luar diri6ya, kemudian diciptakanlah alam sebagai cermin yang merefleksikan gambaran diri6ya. Setiap kali ia ingin melihat diri6ya maka "a melihat alam karena pada setiap benda alam terdapat aspek al'-a+.@B 1adi, walaupun segala benda itu kelihatannya banyak, tetapi yang ada hanya satu wujud, yaitu al'-a+. ilsafat tentang keinginan .uhan melihat diri6ya dan agar dapat dikenali melalui ciptaan6ya didasarkan pada hadis +udsi yang artinya: ="ku pada mulanya adalah harta yang tersembunyi, kemudian aku ingin dikenal, maka uciptakanlah makhluk dan mereka pun kenal kepada' u melalui diri' u.< Dalam mengartikan hadis Kudsi ini "bnu /rabi mengatakan bahwa .uhan tidak akan dikenali bila tidak menciptakan alam. Selain untuk dikenal melalui ciptaan-6ya, .uhan juga ingin mengenal dan melihat diri-6ya sendiri dalam bentuk yang menampakkan sifat-sifat dan nama-nama-6ya secara detail dan sesempurnah mungkin dalam cermin alam.@& %engumpamaan .uhan dengan ciptaan-6ya seperti orang yang melihat cermin di sekelilingnya. %ada setiap cermin tersebut ia dapat melihat dirinya dan akan terlihat banyak sebanyak cermin yang diletakkan, tetapi hakikat sebenarnya adalah satu. >al demikian sama seperti sebatang pohon dengan bayangannya. -ayangan tersebut tidak akan nampak bila pohon sebagai sumber bayangan tidak ada. .etapi dapat saja terjadi pohon tanpa bayangan jika berada dalam kegelapan. /jaran ketuhanan yang dikemukakan "bnu /rabi itu seakan-akan sebagai terusan dari %lotinus yang mengajarkan bahwa +ang !aha Msa ( The @ne3 itu ada dimanamana,@( namun terdapat perbedaan fundamental antara kedua doktrin itu.

AFLihat ;.0. 0hittick, The !ufi )ath of no#ledge? %bn al'"rabi,s Metaphysics of %magination (/lbany: State <ni8ersity of 6ew +ork %ress, &FGF3, h. &&). @B.eam %enyusun, 1nsiklopedi %slam, 1ilid "", op. cit., h. &AF. @&Lihat ibid @(Samuel Mnoch Stumpf, )hilosophy? -istory and )roblems, #ol. " (6ew +ork: !c :raw >ill, &FG)3. >. &(&.

(G

%erbedaan itu adalah +ang !aha Msa-nya %lotinus ada dimana-mana dan menjadi ebab 5ujud, sedangkan +ang !aha Msa-nya "bnu /rabi ada dimana-mana sebagai e en % un%8er a! yang berada di atas semua =dimana' dan =bagaimana' dan berbeda dari segala sesuatu yang mempunyai =dimana' dan =bagaimana'@) %lotinus melihat hubungan .uhan dengan alam semesta dalam bentuk emanasi,@* sedangkan "bnu /rabi melihatnya dalam bentuk ta(alli.@A /jaran "bnu /rabi yang demikian biasa disebut #ahdat al'#u(ud (keesaan wujud3. %erbedaan mendasar antara emanasi (faid) dan ta(alli adalah, emanasi bersifat 8ertikal, karena melalui emanasi segala sesuatu mengalir dari +ang /wal secara 8ertikal dan gradual sehingga menjadi alam sesmesta yang serba gandaD sedangkan ta(alli bersifat horisontal, karena segenap fenomena maknawi dan empiris muncul dan berubah sebagai manifestasi dari al'-a+. Sebagai contoh yang bisa dikemukan untuk ta(alli ialah seperti biji kacang, jika ditanam akan tumbuh ke atas (batang3, kesamping, dan ke bawah (akar3. Sekalipun demikian "bnu /rabi juga sering memakai kata faid dalam pengertian ta(alli.@@ "ntisari dari seluruh sitem "bnu /rabi adalah adanya satu realitas yang mengungkapkan atau memanifestasikan dirinya dalam bentuk-bentuk yang tidak terbatas, bukan realitas yang menghasilkan atau menciptakan atau realitas yang mengemanasikan apa saja dari dirinya selain dari pada dirinya sendiri. >anya saja karena bawaan yang sangat puitis dan bersifat esoterik yang kuat dari "bnu /rabi sehingga sering menimbulkan pemahaman yang bermacam-macam.

@)/. M. /ffifi, " Mistical )hilosophy of Muhyiddin %bn "rabi, diterjemakan oleh Sjahrir !awi dan 6andi Iahman dengan judul /ilsafat Mistis %bnu "rabi (0et. ""D 1akarta: :aya !edia %ratama, &FFA3, h. (A-(@. @*Lihat rederick 0opleston, " -istory of )hilosophy, #ol. " (6ew +ork: /n "mage -ook, &FGA3, h. *@E. -andingkan dengan /hmad Daudy, uliah /ilsafat %slam (0et. ""D 1akarta: -ulan -intang, &FGF3, h. )G. @A/.M. /ffifi, op. cit., h. F*. @@"bnu /rabi mamakai kata faid dalam arti ta(alli seperti terlihat dalam ungkapanunhgkapannya: al'faid al'a+das, al'faid al'mu+addas. Lihat +unasril /li, op. cit., h. A(. -andinghkan pula dengan SuHad al->akim, al'Mu,(am al'!ufi (-eirut: Dandarah, &FG&3, h. (A).

(F

PER&EM9A*GA* MODER* ISLAM I*DO*ESIA

Pemetaan &e!$m,$k I !am d% Ind$ne %a "


.) I !am 'undamenta!% :ura% tt( ;Rad%ka!< # ;Ak$m$dat%/<= " 0enderung tekstual "nterpretasi teks secara skriptural !emaksimalkan fungsi wahyu Kurang apresiatif terhadap tradisi /kidah9ibadah tidak bisa diinterpretasi karena dalam wilayah absolut .idak apresiatif terhadap filsafat dan tasawuf

0) I !am M$derat :ura% tt( ;Rad%ka!< # ;Ak$m$dat%/<= " Kontekstual terbatas. Seimbang antara fungsi akal dan wahyu /presiatif tetapi selektif terhadap tradisi /presiatif tetapi selektif terhadap filsafat dan tasawuf /kidah9ibadah bisa diinterpretasi secara terbatas

1) I !am L%bera! :ura% tt( ;Rad%ka!< # ;Ak$m$dat%/<= " Kontekstual yang luas "nterpretasi teks secara substantif !emaksimalkan fungsi akal manusia /presiatif terhadap tradisi /kidah9ibadah bisa diinterpretasi karena bagian dari kebudayaan /presiatif terhadap filsafat dan tasawuf

)B

You might also like