You are on page 1of 6

Chelvianita Kusnandra

2009/280091/EK/17276 Akuntansi Internasional

Akuntansi internasional adalah akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. Latar belakang dan fenomena akuntansi internasional Globalisasi bidang ekonomi tampak dengan munculnya fenomena krisis nilai tukar di sebagian negara Asia, termasuk Indonesia yang dimulai pada tahun 1997. Industri yang bergantung kuat pada bahan baku impor sangat terpengaruh dengan kondisi ini. Nilai impor bahan baku dalam mata uang domestik -- dalam hal ini rupiah -- meningkat tajam. Industri yang bergantung kuat pada bahan baku dan sumber daya domestik mengalami hal yang sebaliknya. Penjualan barang ke luar negeri menjadi sangat menguntungkan jika dinilai dalam mata uang domestik. Penetapan harga jual baru di pasar domestik dan luar negeri menjadi tidak sesederhana sebelum terjadi krisis. Perkembangan selanjutnya di Indonesia juga menunjukkan fenomena yang menarik. Menguatnya rupiah terhadap mata uang asing, meskipun tidak kembali pada kurs nilai tukar sebelum krisis terjadi, membuat para eksportir mulai mengeluh karena pendapatannya turun jika dinilai dalam mata uang domestik. Sebaliknya terjadi bagi para importir. Menguatnya mata uang domestik -- katakanlah rupiah -- dan melemahnya mata uang asing -- katakanlah dollar Amerika Serikat -- membuat kewajiban para importir membayar dalam mata uang asing kepada produsen di negara asing menjadi lebih murah dinilai dari mata uang domestik. Akuntansi sebagai penyedia informasi bagi pengambilan keputusan yang bersifat ekonomi juga dipengaruhi oleh lingkungan bisnis yang terus menerus berubah karena adanya globalisasi, baik lingkungan bisnis yang bertumbuh bagus, dalam keadaan stagnasi maupun depresi. Adanya transaksi antar negara dan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda antar negara mengakibatkan munculnya kebutuhan akan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia.

The Anglo-American Model Model Anglo-American menyajikan adanya profesi akuntansi yang kuat, peran pemerintah yang terbatas, pentingnya pasar sekuritas untuk meningkatkan modal ekuitas, dan penekanan pada pandangan true and fair terhadap laporan keuangan auditan. True and fair view mengacu pada penggunaan judgment untuk membuat laporan keuangan menjadi berguna untuk pengambilan keputusan investasi, bukan pada pemastian bahwa mereka telah disajikan dengan benar menurut legislative fiat. Dengan kata lain, pendangan ini menekankan economics substansce over legalistic form. Untuk memenuhi true and fair view, muncullah gagasan untuk menggunakan metode atau standar yang berbeda dari apa yang telah ditetapkan untuk

Chelvianita Kusnandra
2009/280091/EK/17276 Akuntansi Internasional

memunculkan representational faithfulness. Model Anglo-American dianut oleh negara-negara UK, Persemakmuran Inggris, dan US. United Kingdom Akar akuntansi berkembang pesat di UK. Sebelum 1981, company acts yang menjadi dasar dari profesi akuntansi di Inggris sebagian besar mengatur masalah pengungkapan. Sejak 1981, company act sebelumnya digabungkan dan beberapa arahan dari EU telah diloloskan. Tidak ada organisasi sejenis SEC saat itu, namun profesi akuntansi Inggris saat itu secara umum memiliki 6 organisasi utama : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Institute of Chartered Accountants in England and Wales Institute of Chartered Accountants in Scotland Institute of Chartered Accountants in Ireland Association of Certified Accountnats Institute of Cost and Management Accountants Chartered Institute of Public Finance and Accountancy

Sebelum 1970 tidak ada badan pembuat standar di Inggris, namun karena munculnya skandalskandal yang muncul pada 1960an meningkatkan kemungkinan kendali pemerintah terhadap standar akuntansi. Namun, profesi akuntansi merespon, sehingga akhirnya pada 1970 dibentuklah organsisasi pembuat standar yang pertama, yaitu Accounting Standards Steering Committee (ASSC) oleh Institute of Chartered Accountants in England and Wales dan lima organisasi lainnya sebagai sponsor. ASSC (dan kemudian berganti nama menjadi ASC) sulit diimplementasikan karena standarnya harus diterima oleh seluruh organisasi sponsor. ASC mirip dengan APB, jika dilihat dari bagaimana anggotanya serving on part time basis dan tidak digaji. Sebagai hasil dari Dearing Committee Report pada 1988, pada 1990 ASC digantikan oleh (Accounting Standards Board) ASB yang operasinya lebih mirip dengan FASB. ASB menerbitkan peraturan dengan otoritasnya sendiri sehingga tidak ada lagi keperluan akan persetujuan organisasi sponsor. Mekanisme pelaksanaan ASB lebih kuat daripada ASC sejak Companies act tahun 1989 mensyaratkan perusahaan besar untuk mengungkapkan perubahanperubahan standar akuntansi pada laporan keuangannya. Perlengkapan pembuat standar UK banyak terpengaruh dari dan ke wilayah Atlantik, namun saat ini pengaruh yang lebih kuat adalah pengaruh kontinental dalam bentuk European Union. United States Walaupun tidak setua Inggris, namun akuntansi US dapat mempengaruhi secara lebih signifikan. Standar di US dibuat berdasarkan regulasi yang terpusat pada sektor privat. Pendekatan government/ private sector partnership approach pertama kali muncul di US dengan banyak kendali dari SEC.
2

Chelvianita Kusnandra
2009/280091/EK/17276 Akuntansi Internasional

Istilah present fairly pada akuntansi US berbeda dengan true and fair view pada akuntansi Inggris. Present fairly berarti laporan keuangan cocok dengan GAAP. Pembuatan standar US diorientasikan untuk memberikan informasi yang berguna (representational faithfulness) bagi investor dan kreditur dan mengesampingkan kepentingan legitimasi/ pemerintah untuk kepentingan pajak. Kanada Pada awalnya, Kanada lebih berkiblat pada standar akuntansi di Inggris. Namun seiring perkembangannya, negara ini mulai terpengaruh dengan standar dari US, terlihat dari bagaimana Ontario Securities Act banyak terpengaruh dari Amerika Serikat dapat melampaui Toronto Securities Act (Ontario merupakan bagian penting dari federasi Kanada). Sejak 1940, Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA) telah menggunakan sistem komite untuk membuat standar akuntansi. Tahun 1973 didirikanlah dua kelompok penting yaitu Auditing Standards Committee dan Accounting Research Committee, yang rekomendasinya seringkali sejalan dengan standar dari US. Australia Walaupun masih bergantung pada British Companies Acts, tetapi negara-negara bagian Australia juga memiliki Companies Act tersendiri yang menekankan pentingnya disclosure, bukan pengukuran. Act negara-negara bagian Australia tersebut tidak selalu saling cocok (sesuai) sehingga mereka akhirnya mengadopsi Federal Companies Act. Pandangan true and fair (representational faithfulness) pada awalnya dikedepankan tapi akhirnya mereka cenderung mengutamakan kepentingan legalistik. Sempat terdapat dualisme dalam penentuan standar (Institute of Chartered Accountants in Australia vs Australian Society of Accountants), namun akhirnya mereka bergabung menjadi Australian Accountancy Research Founcation yang bertanggung jawab untuk membuat Australian Accounting Standards. Pada 1984 pemerintah Australia membentuk satu badan lagi untuk membuat standar (Accounting Standards Review Board). Karena terjadi kebingungan terhadap standar mana yang harusdipakai, akhirnya dua organisasi itu melebur menjadi Australian Accounting Standards Board pada tahun 1991. The ASEAN Grup Negara berkembang yang terdiri dari Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam. Secara umum, pemerintah negaranegara ASEAN lebih fokus pada disclosure. Pembuatan standar akuntansi dan audit d negaranegara ASEAN dilakukan oleh organisasi swasta. Negara-negara ini mengadopsi standar dari baik dari Anglo- America,Inggris maupun IASB.

Chelvianita Kusnandra
2009/280091/EK/17276 Akuntansi Internasional

Netherlands Akuntansi di Belanda lebih banyak dipengaruhi oleh Anglo-America dimana peraturan perusahaan dan profesi akuntansi memegang peranan penting. Karena adanya pengaruh akademisi pada pelaporan keuangan, maka negara ini menjadi yang terdepan dalam pelaporan fair value. New Zealand Pembuatan standar akuntansi di Selandia Baru dipegang oleh sektor swasta. Sampai tahun 1961 standard setting dilakukan oleh NZSA, kemudian digantikan oleh Board of Research. Pada tahun 1973 council of New Zealand Society mengeluarkan Statements of Standard Accounting Practice. Pada 1991, NZSA, New Zealand Security Exchange dan Securities Commision merekomendasikan pembentukan badan mirip FASB. Selandia Baru tidak banyak menyimpang dari true and fair view. The Continental Model Model akuntansi kontinental secara umum menunjukkan profesi akuntansi yang relatif lemah dan serta kuatnya pengaruh pemerintah terhadap organisasi dan regulasi akuntansi. Model ini menekankan pengaruh pajak dan perlindungan terhadap kreditur pada penyajian laporan keuangan dan bukan untuk kepentungan investor. Pada model akuntansi ini, pinjaman lewat bank lebih diutamakan daripada peningkatan modal ekuitas. France Praktek akuntansi di Prancis paling mendekati uniform national accounting system. Praktek akuntansi diseragamkan dan cenderung bertujuan untuk memenuhi kepentingan perpajakan. Profesi akuntansi di Prancis cenderung kecil dan lemah. Bursa saham utama di Prancis tidak menekankan pentingnya pertukaran sekuritas seperti pada negara-negara Anglo America. Akuntansi lebih banyak dipengaruhi oleh pemerintah dan Uni Eropa. Germany Di Jerman, bank merupakan sumber permodalan yang paling utama. Standard setting akuntansi keuangan dan GAAP seperti di Amerika Serikat dan Inggris tidak terdapat di negara ini. Kegiatan profesi akuntansi lebih banyak dilakukan sebagai fungsi audit. Namun pada tahun 1965, Jerman mulai mengadopsi pendekatan Anglo- America dalam hal disclosure seperti pengungkapan segmen income dan capital investment serta pembuatan laporan aliran kas.

Chelvianita Kusnandra
2009/280091/EK/17276 Akuntansi Internasional

Japan Jepang merupakan negara yang cukup self-sufficient dan eksklusif seperti ditunjukkan dengan adanya kebijakan pembatasan impor. Seiring dengan perkembangan industri Jepang pasca ekspedisi Admiral Perry, konsorsium industri besar di Jepang yang (bank dan perusahaan mayor)membentuk zaibatsu yang pada masa pendudukan Sekutu banyak digantikan oleh keiretsu. Ekonomi Jepang yang lebih bersifat oligopolistik menyebabkan adanya dominasi peran pemerintah pada praktek akuntansi di Jepang. Pada abad 19, Jepang mulai mengadopsi model dari Perancis dan Jerman terutama pada masalah hukum pajak. Karena perlindungan terhadap kreditor lebih diutamakan daripada menyediakan informasi bagi investor, maka pada akuntansi Jepang neraca lebih diutamakan daripada laporan laba rugi. Namun kegagalan beberapa perusahaan pada tahun 1990an menyebabkan perubahan arah sehingga Jepang lebih menekankan pada laporan laba rugi.

Penyebab pembagian model akuntansi menjadi Anglo America dan Continental adalah karena :

Adanya perbedaan dasar pasar keuangan tiap negara. Negara yang pasar keuangannya bersifat capital-based dimana investasi jangka pajang didominasi oleh individu dan institusi investor, pelaporan keuangannya akan lebih berpihak pada pemberian informasi pada (calon) investor. Sementara negara yang pasar keuangannya lebih mengandalkan utang dimana pendanaan jangka panjang diberikan oleh pemerintah atau institusi keuangan, pelaporan keuangannya akan lebih bertujuan untuk melindungi kreditur. Adanya perbedaan mengenai apakah standard setting suatu negara ditentukan oleh pemerintah ataukah swasta, serta bagaimana peran profesi akuntansi di negara tersebut. Perbedaan sistem hukun di negara tersebut.

Menurut penelitian, national differences pada akuntansi disebabkan oleh faktor budaya dan sosial. Penelitian juga dilakukan pada dimensi politik/ekonomi/profesional dari perbedaan pada national accounting yang memiliki dampak langsung pada profesi akuntansi. Perbedaan national accounting ini menjadi penting karena mulai banyak perusahaan yang mendaftarkan sahamnya di luar negeri. Karena perdagangan internasional semakin bertambah, maka mulai ada usaha untuk mengukur perbedaan standar dan praktek akuntansi di berbagai negara dan kelompok regional yang berbeda-beda. FASB dan IASB telah memulai usaha harmonisasi standar-standar akuntansi tersebut.

Chelvianita Kusnandra
2009/280091/EK/17276 Akuntansi Internasional

International Harmonization of Accounting Standards Harmonisasi mengacu pada derajat koordinasi atau kesamaan antara beberapa set standar akuntansi serta metode pelaporan keuangan nasional. Harmonisasi dibagi menjadi dua aspek :

Material harmonization : harmonisasi antara praktek akuntansi dari perusahaan yang berbeda baik berasal maupun tidak berasal dari peraturan Formasl harmonization : proses/derajat harmonisasi yang muncul di antara peraturan atau regulasi akutansu dari kelompok atau negara yang berbeda.

Faktor yang mendasari harmonisasi adalah karena perusahaan multinasional semakin penting. Kesamaan standar dan prosedur akuntansi akan memudahkan koordinasi antar bagian dan memudahkan pelaporan keuangan konsolidasian perusahaan multinasional. Harmonisasi saat ini semakin terfasilitasi baik dalam hal koordinasi maupun efisiensi dengan adanya International Organization of Securities Commision (IOSCO). Harmonisasi sendiri sebenarnya sudah ada sejak periode 1990an, namun dengan adanya IASB dan FASBs Norwalk Agreement pada 2002, harapan perkembangan harmonisasi menjadi semakin besar.

You might also like