You are on page 1of 30

LAPORAN COLABORATIV LEARNING

DEMAM TIFOID
BLOK 13 DIGESTIF DAN NUTRISI

Oleh : kelom ok VI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU !"1"#!"11

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memelihara kehidupan kita serta selalu memberi kekuatan dan pertolonganNya sehingga makalah ini dapat diselesaikan Makalah ini berisi materi mengenai !"EMAM T#$%#"& Terima kasih penulis kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan Seperti kata pepatah &Tidak ada gading yang tidak retak& "emikian juga halnya dengan penulisan makalah ini %leh karena itu penulis siap menerima saran'saran dari pemba(a demi kesempurnaan penulisan makalah ini kedepan Akhir kata semoga makalah ini dapat diterima dan berman)aat bagi mahasis*a umumnya dan penulis khususnya

Pekanbaru+ , oktober ,-.-

Penulis

NAMA KELOMPOK VI

ARDILA USMAN AULIA $ANER DINI MA%RISDA%ANI &ERR% SAPUTRA %UNIOR KA&ILA DELFIA KAMALIA SUSANTI PUTRI PRATI'I SONA $UNIA GRATIVA TR% RA&MI SEPTRIALTI US'ATUN &ANI ASTUTI 'A&ONO

/A/ #

PEN"A0121AN

A 2ATAR /E2AKANG "emam ti)oid dan parati)oid endemik di #ndonsia Penyakit ini jarang ditemukan se(ara epidemik+ lebih bersi)at sporadis+ terpen(ar'pen(ar di suatu daerah+ dan jarang terjadi lebih dari satu kasus pada orang'orang serumah "i #ndonesia demam ti)oid dapat ditemukan sepanjang tahun dan insidens tertinggi pada daerah endemik terjadi pada anak'anak Terdapat dua sumber penularan S Typhi+ yaiut pasien dengan demam ti)oid dan yang lebih sering+ karier "i daerah endemik+ transmisi terjadi melalui air yang ter(emar S typhi+ sedangkan makanan yang ter(emar oleh karier merupaakan sumber penularan tersering di daerah nonendemik Kasus demam ti)oid di #ndonesia+ masih (ukup tinggi berkisar antara 345'6.-7 .-- --- penduduk pertahun "i Palembang dari penelitian retrospekti) selama periode 4 tahun 8 ,--3',--9: didapatkan sebanyak 63 kasus 8 ,.+4 ;: penderita demam ti)oid dengan hasil biakan darah salmonella positi) dari penderita yang dira*at dengan klinis demam ti)oid 8Ranjan 2 $ernando+,--.: Sekarang ini penyakit typhus abdominalis masih merupakan masalah yang penting bagi kesehatan anak dan masih menduduki masalah yang penting dalam pre<alensi penyakit menular hal ini dsebabkan oleh )a(tor hygine dan sanitasi yang kurang+ masih memegang peranan yang tidak boleh diabaiakan Penyakit typhus abdominalis banyak menyerang anak diatas umur satu tahun+ maka memerlukan pera*atan yang khusus karena anak masih dalam tara) perkembangan dan pertumbuhan Pera*atan di rumah sakit sangat dianjurkan untuk mendapatkan pera*atan isolasi dan menghindari komplikasi yang dapt berakibat kematian 8 Suharyo 0adisaputro+ .=6= dan Sta) Pengajar #lmu Kesehatan Anak $K1#+ .=64 : Typhus abdominalis adalah penyakit in)eksi akut pada )raktus intestinal yang di sebabkan oleh kuman salmonella typhosa seperti panas 8demam 5-->:+ sakit kepala+mual+muntah+anore?ia+perasan tidak enak di perut7nyeri Komplikasi sering terjadi pada keadaan hipertermi+ toksemia berat dan kelemahan umum agar kematian akibat komplikasi dapat dihindari 8sodarto+.==,:

Mengingat banyak masalah yang dihadapi+ maka perlu pera*atan dan penga*asan yang intensi) serta tindakan pelayanan pera*atan se(ara komprehensi) melalui proses kepera*atan+ sehingga diharapkan masalah ini dapat terpe(ahkan dan teratasi

/ T1@1AN PEN12#SAN . ti)oid , 1ntuk mengetahui diagnosis+diagnosis banding+ 1ntuk mengetahui de)inisi+etiologi+dan pato)isiologi demam

penatalaksanaan dan komplikasi dari demam ti)oid 3 1ntuk memenuhi tugas >olaborati< learning pada /lok .3 "igesti) dan Nutrisi

/A/ ##

#S#
DEMAM TIFOID A( DEFINISI "emam ti)oid 8 enteri( )e<er : adalah penyakit in)eksi akut yang biasanya mengenai saluran pen(ernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu+ gangguan pada pen(ernaan dan gangguan kesadaran 8 Nursalam dkk+,--4 A .4, : "emam ti)oid adalah penyakit in)eksi akut yang biasanya mengenai saluran pen(ernaan dengan gejala demam lebih dari . minggu+ mengganggu saluran pen(ernaan dan kesadaran 8 Masjoer+ ,---: "emam ti)oid ialah penyakit in)eksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pen(ernaan dengan gejala demam yang lebih dari . minggu+ gangguan pada saluran pen(ernaan+ dan gangguan kesadaran 8Ilmu Kesehatan Anak FKUI) "emam ti)oid adalah in)eksi demam sistemik akut yang nyata pada )agosit mononuklear 80arrison: Borld 0ealth%rganiCation 8B0%: tahun ,--3 memperkirakan terdapat sekitar .9 juta kasus demam ti)oid diseluruh dunia dengan insidensi D-- --- kasus kematian tiap tahun "emam ti)oid merupakan penyakit endemis di beberapa Negara berkembang+ dimana sanitasi lingkungan kurang dijaga dengan baik B( E )*em)olo+) a b 1murA Anak yang berumur E 4 tahun+"e*asa F 9- tahun+Pun(ak insidensA E . tahun MortalitasA 8infeksi invasif) tinggi pada yang lemah imun: /ayi+ 2anjut usia+ 0#G+ 0emoglobinopati+ Kanker ( .-; balita tanpa R? mati Salmonella typhi 8S typhi: adalah kuman penyebab demam ti)oid Penyakit ini sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan global+ termasuk #ndonesia dan negara'negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Thailand Angka kesakitan pertahun men(apai

.497.-- --- populasi pada daerah semi rural dan 6.-7.-- --- populasi di daerah urban di #ndonesia+ dan dilaporkan adanya ke(enderungan untuk meningkat setiap tahun EpidemiologiA Salmonella non-tifoid 0e*anA Ayam+ sapi+ kerbo+ binatang pemeliharaan (pets), binatang melata, melalui daging ayam7sapi+ telor+ susu Sayur'sayuran+ obat'obat+ alat' alat medis yang terkontaminasi air dari binatang ManusiaA Feko-o al dan makanan!alat yang terkontaminasi EpidemiologiA Salmonella tifoid

0anya dari Manusia melaluiA @alur )eko'oral @alur terkontaminasi dari manusia !akti)& Pengidap 7 "a ie k onis 8/aksil !tersembunyi& di empedu: 2anjutanHH #n)ekti)itiA Sangat be va iasi

Salmonella non-tifoid: Anak balita sesudah 3 bulanA 54; masih positi) Anak sekolah7de*asa setelah 3 bulanA 4; masih positi) Setelah . tahun 8pengidap:I E .; J #nkubasiA

GastroenteritisA D K 9, jam "emam Enterik 8Ti)oid:A 3 K D- hari 8biasanya # $ %& h) "emam ti)oid masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di #ndonesia Penyakit ini termasuk penyakit menular yang ter(antum dalam 1ndang'1ndang Nomor D Tahun .=D, tentang *abah Kelompok penyakit menular ini merupakan penyakit

yang mudah menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan *abah 8Sudoyo+ ,--D: #nsiden demam ti)oid antara 34- K 6.- kasus per .-- --- penduduk dan 'ase Fatality (ate ('F() be kisa )*+ ,enyakit ini be hubungan e at dengan higiene perorangan yang kurang baik+ sanitasi lingkungan yang jelek+ dan penyediaan air bersih yang kurang baik 82ubis+ ,---: Pre<alensi =.; kasus demam ti)oid di #ndonesia terjadi pada umur 3'.= tahun+ kejadian meningkat setelah umur 4 tahun Persentase penderita dengan usia .,',= tahun 9-'6-;+ usia 3-'3= tahun .-',-;+ usia F 5- tahun 4'.-; Sebanyak 4; penderita demam ti)oid kelak akan menjadi karier sementara+ sedang ,; yang lain akan menjadi karier yang menahun Kekambuhan yang ringan pada karier demam ti)oid+ terutama pada karier jenis intestinal+ sukar diketahui karena gejala dan keluhannya tidak jelas /rus(h @2+ ,--D:

C( ETIOLOGI $aktor etiologi dari demam typhoid adalah disebabkan oleh makanan yang ter(emar oleh salmonella typhi yang ditularkan melalui makanan+ jari tangan+ lalat+ )eses+ serta muntah $aktor predisposisinya adalah minum air mentah+ makan makanan yang tidak bersih+ pedas+ tidak men(u(i tangan sebelum dan sesudah makan Etiologi demam ti)oid adalah Salmonella typhi Sedangkan demam parati)oid disebabkan oleh organisme yang termasuk dalam spesies Salmonella enteritidis+ yaitu S enteritidis bioserotipe paratyphi A+ S enteritidis bioserotipe paratyphi /+ S enteritidis bioserotipe paratyphi > kuman'kuman ini lebih dikenal dengan nama S paratyphi A+ S s(hottmuelleri+ dan S hirs(h)eldii Seperti Enteroba(teria(eae yang lain Salmonella memiliki tiga ma(am antigen yaitu antigen % 8tahan panas+ terdiri dari lipopolisakarida:+ antigen Gi 8tidak tahan panas+ polisakarida:+ dan antigen 0 8dapat didenaturasi dengan panas dan alkohol: Antigen ini dapat digunakan untuk pemeriksaan penegak diagnosis 8/rooks+ ,--4:

D( P,-o+e.e/)/ Patogenesis demam ti)oid meliputi beberapa stadium Setelah tertelan dan masuk kedalam tubuh dan mampu bertahan dalam suasana p0 asam di lambung + S tphi akan segera men(apai iliurn dan menembus mukosa epitel melalui satu atau dua mekanime guna nren(apai larnina propria Pertama+ S typhi akan berinteraksi dengan mi(ro)old (ell 8M (ells:+domeLlike epithelial (ell yang menyelimuti pat (lari PeyerMs kemudian nren(apai selLsel lim)oid Mekanisme kedua+S typhi mengalami proses internalisasi melalui entero(yes rnemasuki membrane'bount <a(oules dan masuk kedalam men(apai bagian basal makro)ag+ terhindar dari proses eliminasi Sitokin mempunyai peran penting pada patogenesis demam ti)oid Terjadi peningkatan kadar #2'D+ #$N y+ TN$'R p44 dan TN$'R p9S dalam darah penderita demam ti)oid sebelum diberikan terapi antimikroba Patogenesis demam ti)oid bersi)at kompleks+ berbagai komponen pathogen bekerjaM se(ara serasi pada saat terjadai interaksi dengan host +S typhi masuk kedalam tubuh melalui mukanan atau minuman yang terpapar melalui lambung+mampu mele*ati barier lambung dengansuasana p0 asam S typhi yang berhasil lolos dari lambung akan men(apai usus halus menimbulkan enterokolitis S typhi yang berhasil menembus berbagi komponen pelindung mukosa usus seperti a(tin suatu mikro)ilamen dan protein sitoskeleton a'aktinin+ tropomiosin+dan talin kemudian memasuki jaringan mukosa dan menimbulkan kelainan menyeluruh Makro)ag merupakan target in)eksi demam ti)oid pada manusia S typhi merupakan mikroorganisme intraseluler )akultati) yang mampu bertahan hidup dan bahkanmultiplikasi di dalam makro)ag dan sel non)agositik lain Resistensi instrinsik karena adanya enCim lisosomal sehingga memungkinkan S ryphi dapat bertahan hidup (ukup lama di dalam makro)ag "idalam makro)ag S typhi berlindung didalam <akoule sehingga terhindar dari )agolisosorn 1ntuk menghambat )usi )agosomelisosom S typhi memerlukan )ungsi gen Spi> S typhi yang berhasil menembus mukosa usus tersebut setelah diperantarai oleh mi(robial binding terhadap epitel menghan(urkan mi(ro)old (ell 8M (ells: sehingga selLsel epitel mengalami diskuamasi+ menembus epitel mukosa usus masuk ke dalam lamina propria+ men(apai )olikelL)olikel limpoid+berkembang biak di plak dari pyeri bersamaan entero(ytes masuk kedalam sel )agosit Akibatnya )aktor imun host terganggu se(ara signi)ikan menimbulkan kelemahan respons imun+ terjadi translokasi S typhi dari lumen saluran (erna ke submukosa dan selanjutnya menyebar sebagai in)eksi sistemik melalui saluran lim)e dan duktus toraksikus masuk ke dalam darah+

hingga menyebabkan bakteremia dan berkembang biak se(ara sistemik @adi in)eksi sistemik bera*al dari masuknya S typhi yang kemudian ditangkap oleh gutasso(iated lymphoid tissues Patogenisitas untuk memun(ulkan mani)estasi klinis+ S typhi memerlukan beberapa kelompok kromosom dari gen penentu <irulensi yang dikenal pathogeni(ity islands SP#'# island mampu mengkode tipe ### yang diperlukan system sekresi untuk mengin<asi sel'sel non )agositik Peran SP#'l islands dalam makro)ag adalah mensekresi protein spesi)ik yang menghambat terjadinya )usi )agosomlisosom sehingga S typhi tetap mampu bertahan didalam nrakro)ag "i dalam makro)ag ada SP#'3 islands yang merupakan tempat bergerombolnya lgen yang diperlukan untuk memandu proli)erasi di dalam makro)ag "i sini S typhi hidup dalam makro)ag dan berkernbang biak sampai akhirnya menyebar ke seluruh tubuh melalui saluran lim)e dan darah+lalu berkembang di jaringan RES 8reti(ulo endothelial system: Makro)ag yang terakti<asi akan menstimulir lim)osit T untuk kemudian mensekresi sitokin Situasi tersebut mengakibatkan antibodi sisternik tidak mampu menembus sel dan tidak dapat melalukan eradikasi S tyhi yang intraseluler+dengan demikian antibody sistenrik lebih rnen(erminkan adanya in)eksi bukan imunitas 1ntuk kelangsungan hidupnya+S typhi mempunyai kemampuan menghambat )agositosi +maka untuk mengatasi in)eksi diperlukan respons imun terpadu dari berbagai unsur pertahanan nonspesi)ik dan spesi)ik Respons imun tubuh host di)ormulasikan pada respons imun sistemik dan intesiinal #munoglobulin sistemik ditandai dengan tampilnya #gM dan #gG spesi)ik terhadap S typhi Aglutinin anti'% dan anti'0 dapat diukur se(ara tidak langsung dengan E2#SA dan uji Bidal Sedangkan sekretori #gA spesi)ik diukur dari bahan (airan la<as intestinal Pada in)eksi proses perlekatan adalah target+ dan proses patologis berikutnya terjadi akibat kontak oleh endotoksin yang di produksinya Endotoksin ini merupakan )aktor <irulen dari respons imun tubuh host Endotoksin merupakan lopopolisakarida 82PS: pada permukaan sel yang merupakan bagian dari dinding sel S Typhi Endotoksin ini bertugas untuk membunuh+ merusak+ dan mengubah )ungsi sel yang merupakan pendorong laju perkembangan penyakit #nteraksi S typhi dengan tubuh host akan mendapat respon tidak saja respons imun spesi)ik tetapi juga non spesi)ik Respons imun non spesi)ik berupaya menjaga homeostasis tubuh dari serangan S typhi+ sehingga (ukup e)ekti) untuk mengatasi in<asi dan in)eksi 2eukosit )agosit+ endotel dan sel imun lain memiliki reseptor yang sangat e)ekti) untuk mengenal +S typhi Pengenalan terhadap komponen lipopolisakarida dinding bakteri 82pS: terjadi melalui molekul >"t5 permukaan leukosit yang bersi)at sebagai reseptor #katan antara

molekul >"l5 dengan 2PS merupakan ikatan dengan a)initas sangat kuat Tetapi ikatan 2PS' >"l5 saja tidak dapat merangsang leukosit )agosit untuk memproduksi sitokin karena molekul >"l tersebut dan berikatan lagi dengan kelompok molekul yang disebut Toll'like re(eptors 8T2R: Akti<asi yang ter iadi akan menstimulir produksi sitokin oleh )agosit Respons irnun spesi)ik memerlukan respons inrun se(ara spesi)ik terhadap struktur antigen #munitas hurnoral diperankan oleh sel / dengan memproduksi imunoglobulin yang akan berikatan langsung dengan bakteri se(ara spesi)ik #munitas seluler diperankan oleh sel T yang akan mengenal antigen melalui kompleks pertanda jaringan 8M0>:+ molekul petanda lim)osit 8>":+ dan reseptor sel T 8T>R: Pengenalan antigen oleh molekul M0> kelas ## merupakan mekanisme utama respons imun terhadap bakteri termasuk S typhi Akti<asi sistem imun humoral dan seluler akan menghasilkan berbagai sitokin Antibodi terhadap antigen bersi)at netralisasi dan menginakti<kan+ dan se(ara langsung meningkatkan )agositosis dan akti<asi komplemen untuk mengeliminer rnikroorganisme tesebut Antibodi #gM ber)ungsi lebih baik untuk netralisasi+sedangkan #gG lebih rnampu untuk meningkatkan )agositosis dan akti<asi komplemen peran antibodi untuk meningkatkan peran mako)ag dan menghambat perlekatan dengan reseptor sel S typhi intrasel tidak dapai diserang oleh imunitas humoral dan komplemen sehingga membutuhkan kemampuan imunitas seluler untuk mengatasinya Respons inrun seluler memerlukan peran sel T terutama sel Th yang akan bekerjasama dengan baik /erbagai sitokin diproduksi dari disekresi oleh lim)osit T+ dan beberapa sel lain serta epitel sebagai dampak dari inter<ensi +S typhi dan selama berlangsungnya in)eksi yaitu #2'l +#2'D+danTN$N Sitokin tersebut dikenal sebagai pirogen endogen pirogen S typhi terdapat pada dinding sel+ pirogen 2PS 8endotoksin: dan sedikit peptidoglikan Endotoksin merupakan pirogen eksogen sangat poten untuk merangsang respolls imun makro)ag dan sel lain untuk menginduksi sekresi sitokin+ sedangkan peptidoglikan potensinya tidak kuat untuk menginduksi sitokin Endotoksin yang merupakan 2PS dalam sirkulasi akan terikat pada prorein pengikat 2PS 82P/: 2P/ merupakan protein )ase akut yang memperkuat induksi produksi TN$N+akti<asi sel oleh 2PS diatur oleh kompleks reseptor 2PS+ diantaranya molekul >"l5 dan T2R Molekul >"l5 akan mengenal dan mengikat 2PS dalam bentuk kompleks 2PS'2/P Akti<asi berlebih dari sistem imun menginduksi sekresi berbagai mediator proin)lamasi #2'#+ #2'D+ TN$N dan pengaruhnya memun(ulkan mani)estasi septik karena sitokin tersebut menstimulir sekresi mediator sekunder dan tersier yangn akan meningkatkan dan memperluas reaksi in)lamasi Endotoksin akan mengakti<asi sel imun dan+ men(etuskan terjadinya reaksi in)lamasi sistemik karena

dihasilkan #2'.+#2'D+ TN$O dan kemudian mempengaruhi berbagai organ untuk memproduksi mediator sekunder +S typhi juga mengakti<asi makro)ag untuk memproduksi indu(ible nitri( o?ide synthase 8lnos: yang mempunyai potensi )aktor antimi(robial karena N% yang terekspresi akan menekan pertumbuhan S typhi Kadar TN$a plasma meningkat signi)ikan lebih 4-; pada penderita demam ti)oid+ peningkatannya sinergis dengan derajat beratnya penyakit Sitokin juga mempengaruhi 2PS menstimulir produksi sitokin proin)lamatori #2' #P+ TN$O selama )ase akut perjalanan penyakit dan kemudian kadarnya akan menurun selama masa penyernbuhan Pada a*al in)eksi selain terjadi sekresi sitokin proin)lamarori juga diproduksi sitokin antiin)lamatori 8l2' # ra+ # 2L # -:+ yang kemudian menurun kadarnya selama masa kon<alesen Gejala klinik yang sering terjadi merupakan dampak dari sitokin proinlamatori serta berbagai mediator kimia maka mun(ul pana yang berlangsung berkepanjangan lebih dari . minggu+berlangsung insidious+tipe panas stepladder yang men(apai > kemudian panasnya berlangsung 3=L5- derajat persisten+tipe korrtinyu atau tipe remiten bersamaan

dengan mun(ulnya gejala panas sering disertai keluharr saluran (ernaA mual muntah+ anoreksia+ nyeri abdominal+ diare atau konstipasi /akteriemia kedua terjadi setelah beberapa hari timbul gejala+ lalu diperburuk dengan timbulnya paras dingin dan anoreksia >ejala ini disebut demam ti)oid akut dan antibodi spesi)ik yang terbentuk adalah antibodi #gM yang bertahan beberapa minggu dan selanjutnya digantikan dengan antibodi #gG "isini dapat terjadi sepsis dan syok septik yang menyebabkan kematian bila tidak diobati 8.4;:+ kekambuhan 8t-;: terjadi pada penderita yang mendapatkan pengobatan tidak adekuat+ menjadi karier pada 8l'5;: Gejala yang tidak spesi)ik seperti malaise+ menggigil+ sakit kepala+ mialgia+ dan batuk sering mun(ul pada a*al perjalanan penyakit Pada pemeriksaan )isik penderita nampak sakit sedang hingga berat pada )ase toksik Apatis dan delirium terjadi pada l-'54;+ bradikardi relati) .4'.--; penderita+ lidah ti)oid ditemukan pada sebagian besar kasus+ ber(ak Ros mun(ul pada a*al penyakit pada lebih sebagian indi<idu berkulit putih sedang pada kulit hitam gambaran tersebut sering tidak terlihat 0epatomegali lebih sering daripada splenomegali+ biasanya mun(ul pada akhir minggu pertama atau a*al minggu kedua Pemeriksaan abdomen didapatkan rasa nyeri lokal maupun di)us+ terkadang disertai penurunan bising usus atau terjadi distensi abdomen 2eukopenia dengan neutropenia ditemukan pada demam ti)oid tetapi sebagian pasien jumlah leukosit normal "emam ti)oid merupakan penyakit rnultisistem dan rneliputi hampii semua

organ tubuh terlibat dengan potensi rnun(ulnya komplikasi yang serius seperti perdarahan intestinal+ per)orasi ilium+ syok septik+ miokarditis K#"+ dan kornplikasi neuropsikiatrik Singkatnya demam ti)oid itu terjadi jika S typhi masuk tubuh manusia melalui makanan dan air yang ter(emar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus dan men(apai jaringan lim)oid plak Peyeri di ileum terminalisyang hipertro)i /ila terjadi komplikasi perdarahan dan per)orasi intestinal+ kuman menembus lamina propia+ masuk aliran lim)e men(apai kelenjar lim)emesenterial+ dan masuk aliran darah melalui duktus torasikus S Typhi lain dapat men(apai hati melalui sirkulasi portal dari usus S Typhi bersarang di plak Peyeri+ limpa+ hati+ dan bagian'bagian lain sistem retikuloendotelial Endotoksin S typhi berperan dalam proses in)lamasi lokal pada jaringan tempat kuman tersebut berkembang biak S typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan Cat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang+ sehingga terjadi demam

E( D),+.o/)/ *em,m -)0o)* . Mani)estasi klinik

Mani)estasi demam ti)oid ada yang tipikal sampai dengan klasik+ada yang mulai dari ringan hingga (ompli(ated "emam ti)oid menyerang kelompok umur 4'3- tahun+ laki'laki sama dengan

*anita Masa inkubasi u umnya 3'D- hari+ biasanya pada saat masuk rumah sakit didapatkan

keluhan utama demam yang kurang lebih 4'9 hari yang tidak dapat diobati dengan antipiretika Masa tunas demam ti)oid berlangsung antara .-'.5 hari Gejala'gejala klinis yang timbul sangat ber<ariasi dari ringan sampai dengan berat+ dari asimptomatik hingga gambaran penyakit khas disertai komplikasi hingga kematian Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan gejala serupa dengan penyakit in)eksi akut pada umumnya yaitu demam+ nyeri kepala+ pusing+ nyeri otot+ anoreksia+ mual+ muntah+ obstipasi+ atau diare+ perasaan tidak enak di perut+ batuk+ dan epistaksis Pada pemeriksaan )isik hanya didapatkan suhu badan meningkat 836 6'5- 4 derajat selsius: Si)at demam adalah meningkat perlahan'perlahan dan terutama sore hingga malam hari "alam minggu kedua gejala'gejala menjadi lebih jelas berupa demam+ bradikardia relati<e+ lidah yang berseraput 8lidah kotor:+ hepatomegali+ splenomegali+ meterioismus+ gangguan mental berupa somnolen+ stupor+ koma+ delirium+ atau psikosis Gejala'gejala lain berupa tubuh menggigil+ batuk+ sakit tenggorokan , "iagnosis Adapun (riteria untuk diagnosis demam ti)oid yang dikutip dari Bardana Q+.==3+ yang lebih dikenal dengan (riteria #skandar yang isisnya A 1. demam F 9haridemamnya tinggi+pernah delirium ataupun apatis dan terdapat keluhan de)ekasi 2. terdapat , gejala 7lebih leukopeni+ kuman malaria 8':+ kelainana kemih 8':+ pendarahan usus 8J:+ bradikardi relati<e+ dan splenomegali 3. dengan kloram)enikolsuhu turun paling (epat 3'4 hari

Ada beberapa ma(am diagnosis demam ti)oid "iagnosis Klinis Meliputi kegiatan anamnesis dan pemeriksaan )isik untuk mendapatkan sindrom klinis demam ti)oid Gejala Klinis Keluhan dan gejala klinik , tahun n R ,4D 3 tahun n R356

Keluhan 7gejala klinis "emam "emam step ladder pattern Mual Muntah Malaise Sakit kepala Konstipasi "iare 2idah ti)oid /radikardi relati<e 0epatomegali

; =3+6 9.+= 95+D 4.+, 4=+5 49+3-+,4+63+D D6+6 4-+-

; .-D,+D 94+3 59+5 D6+9 34+= 34+= ,3+= 93+D D= 4,+,

Sesuai dengan S"M dan tingkat perjalanan penyakit deman ti)oid+ diagnosis klinis demam ti)oid dikasi)ikasikan atas 3 A . Possible (ase "engan anamnesis dan pemeriksaan )isik didapatkan gejala demam + gangguan saluran (erna+ gangguan pola buang air besar dan hepato7splenomegali "iagnosis possible (ase hanya untuk pelayanan kesehatan dasar , Probable (ase Tealah didapatkan gejala klinik lengkap atau hamper lengkap yang didukung oleh gambaran laboratorium yang menyokong demam ti)oid8titer Bidal % S .7.D- atau 0 S.7.D- satu kali pemeriksaan 3 "e)inite (ase "iagnosis pasti+ ditemukan S typhi pada pemeriksaan biakan atau positi) S typhi pada pemeriksaan P>R atau terdapat kenaikan titer Bidal 5 kali lipat 8 pada pemeriksaan ulang 4'9 hari : atau titer Bidal % S .73,-+ 0 S .7D5- 8pada pemeriksaan sekali

"iagnosis etiologi "iagnosis ini untuk mendeteksi kuman Salmonella+ jika ditemukan Salmonella terbukti pasien tersebut menderita demam ti)oid Ada 3 (ara menegakkan diagnosis etiologi A . , 3 /iakan salmonella typhi Pemeriksaan pela(ak "NA salmonella Typhi dengan P>R /ila hasil biakan tidak tumbuh+maka dibantu dengan tes serologi *idaldengan kenaikan titer 5kali lipatpada pemeriksaan *idal ## yang dilakukan 4'9 harikemudian atau dengan deteksi anti'Salmonell -= 8#gM:

F( Peme1)k/,,. l,2o1,-o1)3m e.3.4,.+ Pemeriksaan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis demam ti)oid dibagi dalam empat kelompok+ yaitu A 8.: pemeriksaan darah tepi 8,: pemeriksaan bakteriologis dengan isolasi dan biakan kuman 83: uji serologis+ dan 85: pemeriksaan kuman se(ara molekuler . PEMER#KSAAN "ARA0 TEP# Pada penderita demam ti)oid bisa didapatkan anemia+ jumlah leukosit normal+ bisa menurun atau meningkat+ mungkin didapatkan trombositopenia dan hitung jenis biasanya normal atau sedikit bergeser ke kiri+ mungkin didapatkan aneosino)ilia dan lim)ositosis relati)+ terutama pada )ase lanjut Anemia yang tersering adalah anemia normositik normokrom /iasanya diakibatkan oleh karena kurangnya asupan makanan Penelitian oleh beberapa ilmu*an mendapatkan bah*a hitung jumlah dan jenis leukosit serta laju endap darah tidak mempunyai nilai sensiti<itas+ spesi)isitas dan nilai ramal yang (ukup tinggi untuk dipakai dalam membedakan antara penderita demam ti)oid atau bukan+ akan tetapi adanya leukopenia dan lim)ositosis relati) menjadi dugaan kuat diagnosis demam ti)oid

, #"ENT#$#KAS# K1MAN ME2A21# #S%2AS# 7 /#AKAN

"iagnosis pasti demam ti)oid dapat ditegakkan bila ditemukan bakteri S+ typhi dalam biakan dari darah+ urine+ )eses+ sumsum tulang+ (airan duodenum atau dari rose spots /erkaitan dengan patogenesis penyakit+ maka bakteri akan lebih mudah ditemukan dalam darah dan sumsum tulang pada a*al penyakit+ sedangkan pada stadium berikutnya di dalam urine dan )eses 0asil biakan yang positi) memastikan demam ti)oid akan tetapi hasil negati) tidak menyingkirkan demam ti)oid+ karena hasilnya tergantung pada beberapa )aktor $aktor')aktor yang mempengaruhi hasil biakan meliputi . , 3 jumlah darah yang diambil perbandingan <olume darah dari media empeduI dan *aktu pengambilan darah Golume .-'.4 m2 de*asa+ sedangkan pada anak dibutuhkan ,'5 m2 Sedangkan <olume sumsum tulang yang dibutuhkan untuk kultur hanya sekitar - 4'. m2 /akteri dalam sumsum tulang ini juga lebih sedikit dipengaruhi oleh antibiotika daripada bakteri dalam darah 0al ini dapat menjelaskan teori bah*a kultur sumsum tulang lebih tinggi hasil positi)nya bila dibandingkan dengan darah *alaupun dengan <olume sampel yang lebih sedikit dan sudah mendapatkan terapi antibiotika sebelumnya Media pembiakan yang direkomendasikan untuk S typhi adalah media empedu 8gall: dari sapi dimana dikatakan media Gall ini dapat meningkatkan positi<itas hasil karena hanya S typhi dan S paratyphi yang dapat tumbuh pada media tersebut /iakan darah terhadap Salmonella juga tergantung dari saat pengambilan pada perjalanan penyakit Kegagalan dalam isolasi7biakan dapat disebabkan oleh keterbatasan media yang digunakan+ adanya penggunaan antibiotika+ jumlah bakteri yang sangat minimal dalam darah+ <olume spesimen yang tidak men(ukupi+ dan *aktu pengambilan spesimen yang tidak tepat Balaupun spesi)isitasnya tinggi+ pemeriksaan kultur mempunyai sensiti<itas yang rendah dan adanya kendala berupa lamanya *aktu yang dibutuhkan 84'9 hari: serta peralatan yang lebih (anggih untuk identi)ikasi bakteri sehingga tidak praktis dan tidak tepat untuk dipakai sebagai metode diagnosis baku dalam pelayanan penderita

3 #"ENT#$#KAS# K1MAN ME2A21# 1@# SER%2%G#S

1ji serologis digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis demam ti)oid dengan mendeteksi antibodi spesi)ik terhadap komponen antigen S typhi maupun mendeteksi antigen itu sendiri Golume darah yang diperlukan untuk uji serologis ini adalah .'3 m2 yang diinokulasikan ke dalam tabung tanpa antikoagulan /eberapa uji serologis yang dapat digunakan pada demam ti)oid ini meliputi A . , 3 5 4 uji Bidal tes T1/ETU metode enCyme immunoassay 8E#A: metode enCyme'linked immunosorbent assay 8E2#SA:+ dan pemeriksaan dipstik Metode pemeriksaan serologis imunologis ini dikatakan mempunyai nilai penting dalam proses diagnostik demam ti)oid Akan tetapi masih didapatkan adanya <ariasi yang luas dalam sensiti<itas dan spesi)isitas pada deteksi antigen spesi)ik S typhi oleh karena tergantung pada jenis antigen+ jenis spesimen yang diperiksa+ teknik yang dipakai untuk mela(ak antigen tersebut+ jenis antibodi yang digunakan dalam uji 8poliklonal atau monoklonal: dan *aktu pengambilan spesimen 8stadium dini atau lanjut dalam perjalanan penyakit: 3 . 1@# B#"A2 1ji Bidal merupakan suatu metode serologi baku dan rutin digunakan sejak tahun .6=D Prinsip uji Bidal adalah memeriksa reaksi antara antibodi aglutinin dalam serum penderita yang telah mengalami pengen(eran berbeda'beda terhadap antigen somatik 8%: dan )lagela 80: yang ditambahkan dalam jumlah yang sama sehingga terjadi aglutinasi Pengen(eran tertinggi yang masih menimbulkan aglutinasi menunjukkan titer antibodi dalam serum Teknik aglutinasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji hapusan 8slide test: atau uji tabung 8tube test: 1ji hapusan dapat dilakukan se(ara (epat dan digunakan dalam prosedur penapisan sedangkan uji tabung membutuhkan teknik yang lebih rumit tetapi dapat digunakan untuk kon)irmasi hasil dari uji hapusan #nterpretasi dari uji Bidal ini harus memperhatikan beberapa )aktor antara lain sensiti<itas+ spesi)isitas+ stadium penyakitI )aktor penderita seperti status imunitas dan status

giCi yang dapat mempengaruhi pembentukan antibodiI gambaran imunologis dari masyarakat setempat 8daerah endemis atau non'endemis:I )aktor antigenI teknik serta reagen yang digunakan Kelemahan uji Bidal yaitu rendahnya sensiti<itas dan spesi)isitas serta sulitnya melakukan interpretasi hasil membatasi penggunaannya dalam penatalaksanaan penderita demam ti)oid akan tetapi hasil uji Bidal yang positi) akan memperkuat dugaan pada tersangka penderita demam ti)oid 8penanda in)eksi: Saat ini *alaupun telah digunakan se(ara luas di seluruh dunia+ man)aatnya masih diperdebatkan dan sulit dijadikan pegangan karena belum ada kesepakatan akan nilai standar aglutinasi 8(ut'o)) point: 1ntuk men(ari standar titer uji Bidal seharusnya ditentukan titer dasar 8baseline titer: pada anak sehat di populasi dimana pada daerah endemis seperti #ndonesia akan didapatkan peningkatan titer antibodi % dan 0 pada anak'anak sehat Penelitian oleh "armo*ando*o di RS1 "r Soetomo Surabaya 8.==6: mendapatkan hasil uji Bidal dengan titer F.7,-- pada 6=; penderita

3 , TES T1/ETU Tes T1/ETU merupakan tes aglutinasi kompetiti) semi kuantitati) yang sederhana dan (epat 8kurang lebih , menit: dengan menggunakan partikel yang ber*arna untuk meningkatkan sensiti<itas Spesi)isitas ditingkatkan dengan menggunakan antigen %= yang benar'benar spesi)ik yang hanya ditemukan pada Salmonella serogrup " Tes ini sangat akurat dalam diagnosis in)eksi akut karena hanya mendeteksi adanya antibodi #gM dan tidak mendeteksi antibodi #gG dalam *aktu beberapa menit Balaupun belum banyak penelitian yang menggunakan tes T1/ETU ini+ beberapa penelitian pendahuluan menyimpulkan bah*a tes ini mempunyai sensiti<itas dan spesi)isitas yang lebih baik daripada uji Bidal Tes ini dapat menjadi pemeriksaan yang ideal+ dapat digunakan untuk pemeriksaan se(ara rutin karena (epat+ mudah dan sederhana+ terutama di negara berkembang 3 3 MET%"E ENQYME #MM1N%ASSAY 8E#A: "%T 1ji serologi ini didasarkan pada metode untuk mela(ak antibodi spesi)ik #gM dan #gG terhadap antigen %MP 4- k" S typhi "eteksi terhadap #gM menunjukkan )ase a*al in)eksi pada demam ti)oid akut sedangkan deteksi terhadap #gM dan #gG menunjukkan demam ti)oid pada )ase pertengahan in)eksi Pada daerah endemis dimana didapatkan tingkat transmisi

demam ti)oid yang tinggi akan terjadi peningkatan deteksi #gG spesi)ik akan tetapi tidak dapat membedakan antara kasus akut+ kon<alesen dan rein)eksi Pada metode Typhidot'MU yang merupakan modi)ikasi dari metode TyphidotU telah dilakukan inakti<asi dari #gG total sehingga menghilangkan pengikatan kompetiti) dan memungkinkan pengikatan antigen terhadap #g M spesi)ik 1ji dot E#A tidak mengadakan reaksi silang dengan salmonellosis non'ti)oid bila dibandingkan dengan Bidal "engan demikian bila dibandingkan dengan uji Bidal+ sensiti<itas uji dot E#A lebih tinggi oleh karena kultur positi) yang bermakna tidak selalu diikuti dengan uji Bidal positi) "ikatakan bah*a Typhidot'MU ini dapat menggantikan uji Bidal bila digunakan bersama dengan kultur untuk mendapatkan diagnosis demam ti)oid akut yang (epat dan akurat /eberapa keuntungan metode ini adalah memberikan sensiti<itas dan spesi)isitas yang tinggi dengan ke(il kemungkinan untuk terjadinya reaksi silang dengan penyakit demam lain+ murah 8karena menggunakan antigen dan membran nitroselulosa sedikit:+ tidak menggunakan alat yang khusus sehingga dapat digunakan se(ara luas di tempat yang hanya mempunyai )asilitas kesehatan sederhana dan belum tersedia sarana biakan kuman Keuntungan lain adalah bah*a antigen pada membran lempengan nitroselulosa yang belum ditandai dan diblok dapat tetap stabil selama D bulan bila disimpan pada suhu 5V> dan bila hasil didapatkan dalam *aktu 3 jam setelah penerimaan serum pasien

3 5 MET%"E ENQYME'2#NKE" #MM1N%S%R/ENT ASSAY 8E2#SA: 1ji EnCyme'2inked #mmunosorbent Assay 8E2#SA: dipakai untuk mela(ak antibodi #gG+ #gM dan #gA terhadap antigen 2PS %=+ antibodi #gG terhadap antigen )lagella d 80d: dan antibodi terhadap antigen Gi S typhi 1ji E2#SA yang sering dipakai untuk mendeteksi adanya antigen S typhi dalam spesimen klinis adalah double antibody sand*i(h E2#SA

3 4 PEMER#KSAAN "#PST#K 1ji serologis dengan pemeriksaan dipstik dikembangkan di /elanda dimana dapat mendeteksi antibodi #gM spesi)ik terhadap antigen 2PS S typhi dengan menggunakan membran nitroselulosa yang mengandung antigen S typhi sebagai pita pendeteksi dan

antibodi #gM anti'human immobiliCed sebagai reagen kontrol Pemeriksaan ini menggunakan komponen yang sudah distabilkan+ tidak memerlukan alat yang spesi)ik dan dapat digunakan di tempat yang tidak mempunyai )asilitas laboratorium yang lengkap 5 #"ENT#$#KAS# K1MAN SE>ARA M%2EK12ER Metode lain untuk identi)ikasi bakteri S typhi yang akurat adalah mendeteksi "NA 8asam nukleat: gen )lagellin bakteri S typhi dalam darah dengan teknik hibridisasi asam nukleat atau ampli)ikasi "NA dengan (ara polymerase (hain rea(tion 8P>R: melalui identi)ikasi antigen Gi yang spesi)ik untuk S typhi G( D),+.o/)/ B,.*).+ Dem,m T)0o)* Pneumonia Gastroenteritis akut 0epatitis akut "emam dengue "/" T/> Malaria Shigellosis 2eukimia 2im)oma maligna

P.e3mo.), Um3m A ' ' "emam+ skt kepala+gelisah+malaise+ makan+ ggn G#T+ in)eksi ekstrapulmoner Gejala respiratori A /atuk+ sesak+ rektraksi dada+takipnea+ (uping hidung + air hunger+ merintih+ sianosis

Dem,m *e.+3e - ias dengue: ' demam tinggi+ akut 8saddleba"k "u ve: ' nyeri anggota badan+ otot W sendi 8b eakbone feve : ' ruam mukopapular 8mo bili fo mis: Selain ituA ' pembesaran kelj getah bening+ leukopeni dg lim)ositosis relati) G,/-1oe.-e1)-)/ ,k3- 5*),1e6 ' ' ' ' "e)ekasi F 3? $eses A (air Mual Muntah 8tidak selalu:

&e ,-)-)/ ,k3' ' ' ' ' ' ' DBD ' ' #nkubasi ,'9 hari <iremia Pendarahan dpt terjadi A di kulit W jaringan ba*ah kulit+ mukosa usus hematemesis W melena Gejala G# $lu+ batuk+ )oto)obia Sakit kepala Mialgia Mun(ul mendadak "emam jarang ditemukan #kterus timbul setelah demam hilang X

TBC ' ' ' M,l,1), Trias malaria A ' ' Periode dingin 8.4'D- menit: menggigil Periode panas muka merah+ nadi (epat+ panas badan tetap tinggi beberapa jam+ diikuti dengan keadaan berkeringat ' Periode berkeringat penderita berkeringat banyak+ temperatur turun+ penderita merasa sehat D)/e.-1) ' ' ' ' ' ' Masa inkubasi A beberapa jam sampai 3 hari Timbul mendadak+ ttp bisa juga perlahan "e)ekasi sedikit,+ tetapi sering Nyeri abdomen dengan kolik Sakit kepala+ muntah, Tinja khas A lendir J darah /atuk kering 8lama, berdahak J hemoptisis:+ "emam+ malaise+ berkeringat+ EE // Radiologis 8in)iltrat apeks paru'paru: I mani)estasi organ lain

&( T,-, L,k/,., Dem,m T)0o)* Sampai saat ini masih dianut trilogi penatalaksanaan demam ti)oid+ yaitu A #stirahat dan pera*atan

diet dan terapi penunjang 8simptomatik dan suporti):+ dan pemberian medikamentosa

#stirahat dan Pera*atan #stirahat yang berupa tirah baring dan pera*atan pro)esional bertujuan untuk

men(egah komplikasi Sedangkan diet dan terapi penunjang merupakan hal yang (ukup penting dalam proses penyembuhan penyakit demam ti)oid+ karena makanan yang kurang akan menurunkan keadaan umum dan giCi penderita akan semakin turun dan proses penyembuhan akan menjadi lama b Terapi Medika Mentosa Tata laksana medikamentosa demam ti)oid dapat berupa pemberian antibiotik+ antipiretik+ dan steroid %bat antimikroba yang sering diberikan adalah kloram)enikol+ tiam)enikol+ kotrimoksaCol+ se)alosporin generasi ketiga+ ampisilin+ dan amoksisilin Kloram)enikol merupakan obat pilihan utama untuk mengobati demam ti)oid Kloram)enikol mempunyai ketersediaan biologik 6-; pada pemberian i< Baktu paruh plasmanya 3 jam pada bayi baru lahir+ dan bila terjadi sirosis hepatis diperpanjang sampai dengan D jam "osis yang diberikan se(ara per oral pada de*asa adalah ,-'3-85-: mg7kg7hari Pada anak berumur D'., tahun membutuhkan dosis 5-'4- mg7kg7hari Pada anak berumur .'3 tahun membutuhkan dosis 4-'.-- mg7kg7hari Pada pemberian se(ara intra<ena membutuhkan 5-' 6- mg7kg7hari untuk de*asa+ 4-'6- mg7kg7hari untuk anak berumur 9'., tahun+ dan 4-'.-mg7kg7hari untuk anak berumur ,'D tahun /entuk yang tersedia di masyarakat berupa kapsul ,4- mg+ 4-- mg+ suspensi .,4 mg74 ml+ sirup .,4 ml74ml+ serbuk injeksi . g7<ail Penyuntikan intramus(ular tidak dianjurkan oleh karena hirolisis ester ini tidak dapat diramalkan dan tempat suntikan terasa nyeri "ari pengalaman obat ini dapat menurunkan demam ratarata 9+, hari 1ntuk menghindari reaksi @aris(h'0er?heimer pada pengobatan demam ti)oid dengan kloram)enikol+ dosisnya adalah sebagai berikutA hari ke . A .g+ hari ke , A , g+ hari ke 3A 3 g+ hari kemudian diteruskan 3 g sampai dengan suhu badan normal /eberapa e)ek samping yang mungkin timbul pada pemberian kloram)enikol adalah mual+ muntah+ men(ret+ mulut kering+ stomatitis+ pruritus ani+ penghambatan eritropoiesis+ Gray'Syndrom pada bayi baru lahir+ anemia hemolitik+ e?anthema+ urti(aria+ demam+ gatal'gatal+ ana)ilaksis+ dan terkadang Syndrom Ste<ens'@ohnson Reaksi interaksi kloram)enikol dengan para(etamol akan

memperpanjang *aktu paruh plasma dari kloram)enikol #nteraksinya dengan obat sitostatika akan meningkatkan resiko suatu kerusakan sumsum tulang Tiam)enikol memiliki dosis dan kee)ekti)an yang hampir sama dengan kloram)enikol+ akan tetapi komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya anemia aplastik lebih rendah dibandingkan dengan kloram)enikol "osis tiam)enikol untuk orang de*asa adalah 4-- mg tiap 6 jam+ dan untuk anak 3-'4- mg7kg7hari yang dibagi menjadi 5 kali pemberian sehari /entuk yang tersedia di masyarakat berupa kapsul 4-- mg /eberapa e)ek samping yang mungkin timbul pada pemberian kloram)enikol adalah mual+ muntah+ diare+ depresi sumsum tulang yang bersi)at re<ersibel+ neuritis optis dan peri)er+ serta dapat menyebabkan Gray baby sindrom #nteraksi tiam)enikol dengan ri)ampisin dan )enobarbiton akan memper(epat metabolisme tiam)enikol "engan tiam)enikol demam pada demam ti)oid dapat turun setelah 4'D hari KotrimoksaCol adalah kombinasi dua obat antibiotik+ yaitu trimetroprim dan sul)ametoksaCol Kombinasi obat ini juga dikenal sebagai TMP7SMT+ dan beredar di masyarakat dengan beberapa nama merek dagang misalnya /a(trim %bat ini mempunyai ketersediaan biologik .--; Baktu paruh plasmanya .. jam "osis untuk pemberian per oral pada orang de*asa dan anak adalah trimetroprim 3,- mg7hari+ su)ametoksaCol .D-- mg7hari Pada anak umur D tahun trimetroprim .D- mg7hari+ su)ametoksaCol 6-- mg7hari Pada pemberian intra<ena paling baik diberikan se(ara in)us singkat dalam pemberian 6'., jam /eberapa e)ek samping yang mungkin timbul adalah sakit+ thromboplebitis+ mual+ muntah+ sakit perut+ men(ret+ ulserasi eso)agus+ leukopenia+ thrombopenia+ anemia megaloblastik+ peninggian kreatinin serum+ eksantema+ urtikaria+ gatal+ demam+ dan reaksi hipersensiti)itas akibat kandungan Natriumdisul)it dalam (airan in)us #nteraksi kotrimoksaCol degan antasida menurunkan resorbsi sul)onamid Pada pemberiaan yang bersamaan dengan diuretika thiaCid akan meningkatkan insiden thrombopenia+ terutama pada pasien usia tua Ampisilin dan amoksisilin memiliki kemampuan untuk menurunkan demam lebih rendah dibandingkan dengan kloram)enikol %bat ini mempunyai ketersediaan biologik A D-; Baktu paruh plasmanya . 4 jam 8bayi baru lahirA 3+4 jam: "osis untuk pemberian per oral dalam lambung yang kosong dibagi dalam pemberian setiap D'6 jam sekitar .7, jam sebelum makan 1ntuk orang de*asa ,'6 g7hari+ sedangkan pada anak .--',-- mg7kg7hari Pada pemberiaan se(ara intra<ena paling baik diberikan dengan in)us singkat yang dibagi dalam pemberiaan setiap D'6 jam 1ntuk de*asa ,'6 g7hari+ sedangkan pada anak .--',-mg7kg7hari( /entuk yang tersedia di masyarakat berupa kapsul ,4- mg+ 4-- mgI Kaptab ,4-

mg+ 4-- mgI Serbuk #nj ,4- mg7<ial+ 4-- mg7<ial+ .g7<ial+ , g7<ialI Sirup .,4 mg74 ml+ ,4mg74 mlI Tablet ,4- mg+ 4-- mg( /eberapa e)ek samping yang mungkin mun(ul adalah sakit+ thrombophlebitis+ men(ret+ mual+ muntah+ lambung terasa terbakar+ sakit epigastrium+ iritasi neuromuskular+ halusinasi+ neutropenia toksik+ anemia hemolitik+ eksantema makula+ dan beberapa mani)estasi alergi #nteraksinya dengan allopurinol dapat memudahkan mun(ulnya reaksi alergi pada kulit Eliminasi ampisilin diperlambat pada pemberian yang bersamaan dengan urikosuria 8misalA probeneCid:+ diuretik+ dan obat dengan asam lemah Se)alosporin generasi ketiga 8Se)uroksin+ Moksalaktan+ Se)otaksim+ dan Se)tiCoksim yang hingga saat ini masih terbukti e)ekti) untuk demam ti)oid adalah se)triakson Antibiotik ini sebaiknya hanya digunakan untuk pengobatan in)eksi berat atau yang tidak dapat diobati dengan antimikroba lain+ sesuai dengan spektrum antibakterinya 0al ini disebabkan karena selain harganya mahal juga memiliki potensi antibakteri yang tinggi "osis yang dianjurkan adalah antara 3'5 gram dalam dekstrosa .-- (( diberikan selama .7, jam perin)us sekali sehari+ diberikan selama 3 hingga 4 hari ( Pen(egahan @ika bepergian ke daerah endemik+ hindari memakan sayur7buah mentah atau tidak dikupas d Minum air yang dimasak dengan benar @aga kebersihan lingkungan dan jangan buang air sembarangan 1S (enter )or disease (ontrol and pre<entionA !boil it+ (ook it+ peel it or )orget it&

Gaksinasi Pada daerah endemik+ <aksinasi dapat mengurangi insidensi penyakit Tidak diberikan pada anak E,th Tra<eler di<aksinasi seminggu sebelum pergi ke daerah endemik @EN#S GAKS#NA

o Gi>PS 8Gi (apsular polysa((haride: antigen o Enteri( Ty,.a li<e'attenuated <a((ine o A(etone'ina(ti<ated parenteral <a((ine

/A/ ###

PEN1T1P

3 . KES#MP12AN "emam ti)oid merupakan penyakit in)eksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi 8naskah (onsensus penatalaksanaan demam ti)oid:

Penyebab demam ti)oid adalah Salmonella typhi+ Ada beberapa )aktor yang mempengaruhi angka kejadian demam ti)oid antara lain kerentanan indi<idu+ <ariasi gambaran klinis+ diagnosis yang tidak tepat+ terapi kurang optimal+ malnutrisi+ mun(ulnya multidrug resistant strain S+ thypi yang mempYengaruhi derajat beratnya penyakit+ lingkungan dan sanitasi yang kurang memadai Kerentanan indi<idu terhadap penyakit demam ti)oid dipengaruhi oleh intensitas in)eksi+ intensitas respon imun host dan )aktor geneti( Spesies Salmonella merupakan )amili .nte oba"te ia"eae menyebabkan penyakit enteri( yang popular Terdapat 5 komponen antigenik penting pada S+ thypi A a b ( d >apsular Gi Polysa((haride 2ipopolysa((haride $lagella protein %uter membrane protein

Transimisanya terjadi melalui makanan atau minuman yang terpapar kuman Salmonella thypi yang masuk kedalam tubuh manusia /ila terpapar .- S thypi Potensi serangan relati<e ringan dengan masa inkubasi panjang "engan meningkatnya jumlah organisme atau F .- potensi serangan meningkat menjadi =4; dengan dengan masa inkubasi lebih singkat Transmisi dinegara berkembang terjadi se(ara *ater'borne dan )ood' borne Transmisi penyakit in)eksi demam ti)oid terkait dengan kelemahan system imun Tingkat respons ini di pengaruhi beberapa )aktor A intensitas in)eksi+ )aktor')aktor yang berkaitan dengan intensitas respon imun dari host+ keadaan status sel T+ )ungsi sel T+ dan mungkin yang terpenting adalah )aktor geneti( yang berinteraksi dengan )aktor lain untuk menentukan hasil akhir dari suatu penyakit 0uman leuko(yte antigens 802A: mempunyai peranan penting dalam interaksi dari sel ke sel dalam kerangka system imun Tiap indi<idu mempunyai pola kerentanan geneti( terhadap suatu penyakit tertentu Ekspresi gen 02A merupakan molekul glikoprotein yang berada dipermukaan sel dan berperan dalam mengendalikan respon imun pada suatu kejadian in)eksi Gen 02A pada manusia dikenal sebagai polimor)is dan telah dinyatakan sebagai gen respon imun Tingkat beratnya penyakit serta terjadinya komplikasi seperti renjatan dan per)orasi usus berhubungan dengan pro)il sitokin dan perbedaan )ungsi imunitas seluler Antigen 02A diketahui ikut serta dalam proses respon imun+ yaitu berperan sebagai reseptor komunikasi antar sel+ yang memperkenalkan antigen asing pada permukaan sel makro)ag maupun sel sasaran kepada sel'sel system imun

You might also like