You are on page 1of 1

Hormone-hormon dalam pembentukan urin 1.

Aldosteron, hormone ini adalah hasil dari proses yang diawali pengeluaran renin oleh nefron juxtamedulla. Aldosteron ini bekerja sebagai retensi air dan NaCl yang bekerja pada tubulus koligentes dan hormone ini sebabkan peningkatan ekesresi kalium 2. ADH, hormone ini berfungsi sebagai pengatur konsentrat urin akhir pekat atau cair, karena semakin tinggi ADH semakin pekat urin dan semakin rendah ADH semakin cair urin karena proses reabsorpsi air di atur oleh hormone ini pada tubulus distal 3. Peptide natriuretic atrium, hormone ini sebagai autoregulator dalam peningktan sekresi NaCl dan penurunan reabsorpsi NaCl 4. Paratiroid hormone, hormone mengatur penurunan reabsorpsi fosfat dan peningkatan reabsorpsi kalsium

Biokimia pembentukan urin Seperti fisiologisnya diawali melalui proses filtrasi dimana dengan nilai GFR 120mL/menit dan yang di filtrasi adalah plasma dengan pemisahan dari protein. Setelah terjadi proses reabsorpsi pada tubulus kontortus proximal, pada bagian ini sekitar 80% filtrate glomerulus di reabsorpsi disini dan konsentrasi ditubulus ini masih isotonic, setelah masuk kebagian ansa henle desenden dan terjadi perubahan konsentrasi menjadi hipertonik karena disini air banyak direabsorpsi dari filtrate glomerulus. Lalu, masuk kebagian ansa henle asenden, kebalikan dari desenden, pada asenden ansa henle ini terjadi proses reabsorpsi urea dan NaCl sehingga konsentrasi menjadi hipotonik karena lebih banyak cairan yang terkandung daripada ion-ion dalam urin tersebut. Dan terakhir pada tubulus distal dimana disini diatur total oleh ADH (anti diuretic hormone), pada saat ADH meningkat maka air yang direabsorpsi akan sangat banyak dan sebabkan kepekatan pada urin, tetapi pada saat ADH sedikit maka urin akan lebih encer karena konsentrasi air lebih banyak dibanding dengan ion-ion dan zat sisa lainnya. Pada hasil akhir dari tubulus distal inilah penentu apakah konsentrasi pada duktus koligentes hipertonik atau hipotonik. Urin biasanya mempunyai pH kisaran 4.7-8.0 dan bila terjadi penurunan atau penambahan yang signifikan maka akan terjadi batu ginjal atau sampai kerusakan sel akibat keasaman yang meninggi pada urin.

You might also like