You are on page 1of 13

Kelompok 1 Adriana Virani Jeumpa Ika Febriyani Fadly Kamal Huda Junaedy Jueni

PEMBIMBING : dr. Sumono Handoyo, SpOT,FICS

Definisi Adalah penyakit metabolik tulang dimana terdapat penurunan massa tulang tanpa disertai kelainan pada matriks tulang

Insidens Prevalensi di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dgn Belanda

- Perempuan >> karena kurangnya asupan kalsium dlm makanan,pengeluaran kalsium berlebih akibat ASI yg terlalu lama serta jumlah paritas yg terlalu banyak

Penyebab Ketidak-seimbang proses osteoblastik dgn proses osteoklastik Menopause Penurunan kadar kalsitonin Penurunan kadar androgen adrenal Aktifitas fisik Penurunan absorbsi kalsium

Umur ( manula ) Etnis ( kulit putih mempunyai resiko paling tinggi ) Faktor keturunan,sejarah keluarga dgn osteoporosis Kerangka tubuh yg lemah dan skoliosis Kurang kegiatan fisik Tidak pernah melahirkan Menopause dini yaitu mulai pd umur 46 tahun

Gizi a.l protein yg berlebihan akan menurunkan kadar kalsium dlm plasma,diet garam,perokok,peminum alkohol dan kopi yg berat Endokrin,kadar estrogen dlm plasma yg kurang Obat ( misalkan kortisteroid ) Fatique damage/kerusakan tulang karena keletihan Jenis kelamin,Perempuan lbh sering dari pd laki-laki dgn perbandingan 3:1

Osteoporosis primer Tipe 1 : Pd wanita pasca menopause Tipe 2 : Akibat pertambahan usia Osteoporosis sekunder Akibat penyakit erosif (multiple myeloma, hipertiroid, hiperparatiroid) dan obat yg toksik terhadap tulang (glukokortikoid) Osteoporosis idiopatik,osteoporosis yg tdk diketahui penyebabnya dan ditemukan pada : Usia anak-anak,usia remaja,wanita pramenopause, laki-laki usia muda atau pertengahan

Pada tulang normal terjadi keseimbangan antara proses resorpsi tulang dan proses pembentukan tulang Tulang mempunyai fungsi mekanis dan metabolik ( sebagai cadangan Ca, Mg, Fosfor dan mineral lain)

Fraktur lebih sering terjadi secara spontan atau setelah trauma ringan. Lebih sering pada wanita pasca menopause dibanding pria lanjut usia Deteksi dini osteoporosis sangat penting

Ada 3 prosedur diagnostik : 1. Radiologi 2. Biopsi tulang 3. Parameter biokimia tulang terutama ditujukan untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan antara resorpsi dan pembentukan tulang

Tes laboratorium lainnya dapat dilakukan untuk menilai metabolisme kalsium antara lain : kadar kalsium total, kalsium ion, fosfat, vitamin D, dan hormon kalsitonin. Bila diduga osteoporosis sekunder tes yang dapat dilakukan antara lain tes TSH/FT4, dan kortisol

Mencegah berlanjutnya kehilangan massa tulang dan terjadinya fraktur serta nyeri. Tergantung derajat BMD. semakin rendah BMD semakin risiko terjadinya fraktur 1. BMD normal (+1 sampai -1 SD) tdk memerlukan pengobatan 2. BMD rendah (-1 sampai -2,5 SD) memerlukan terapi pencegahan osteoporosis 3. BMD kurang dari -2,5 SD tanpa atau dgn adanya fraktur hrs mendapat terapi osteoporosis

Obat dlm tatalaksana osteoporosis ,menurut fungsinya a.l : - Mencegah berlanjutnya resorpsi tulang - Merangsang pembentukan tulang - Mengurangi nyeri Beberapa obat meliputi terapi sulih hormon,kalsitonin,bifosfonat,garam florida,steoid anabolik,vitamin D serta turunannya dan kalsium tiap hari pd laki-laki 1000mg tiap hari dan 1500mg pd perempuan Terapi sulih hormon dianggap gold standar terapi saat ini tetapi penggunaannya memerlukan pengawasan oleh dokter ahli karena kemungkinan timbulnya keganasan

Selain obat,penderita harus berlatih teratur sesuai dgn kemampuan fisik dan usia penderita ( senam osteoporosis ) Memperbaiki gaya hidup dan gizi Serta mengurangi penggunaan obat yg mempengaruhi timbulnya osteoporosis Aktivitas sehari-hari serta lingkungan rumah pun harus dipastikan aman dari kemungkinan mencederai tubuh.

You might also like