You are on page 1of 7

TEORI AKUNTANSI Teori akuntansi adalah adalah cabang akuntansi yang terdiri dari pernyataan sistematik tentang prinsip

dan metodologi yang membedakan dengan praktik. Definisi lain teori akuntansi merupakan suatu susunan konsep, definisi, dan dalil yang menyajikan secure sistematis gambaran fenomena akuntansi serta menjelaskan hubungan antarvariabel dalam struktur akuntansi dengan maksud untuk dapat memprediksi fenomena yang muncul.

Fungsi Teori akuntansi adalah : 1. Sebagai pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi 2. Memberikan kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak ada standar resmi
3. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan
4. Agar laporan keuangan dapat diperbandingkan

5. Memberikan kerangka acuan dalam menilai prosedur dan praktik akuntansi Vernon kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu sistem yang komprehensif dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Dia membagi unsure teori dalam beberapa elemen: postulat dan asumsi dasar, definisi, tujuan akuntasi, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode-metode. Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori akuntansi sebagai berikut : - Menjadikan pegangan bagi lembaga penyusunan standar akuntansi dalam menyusun standarnya. - Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak adanya standar resmi. - Menentukan batas dalm hal melakukan judgment dalam penyusunan laporan keuangan. - Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang disajikan laporan keuangan. - Meningkatkan kualitas laporan yang dapat diperbandingkan.

Sedangkan Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi sebagai berikut :


1. Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktik akuntansi. 2. Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang baru.

Menurut Ahmed Belkaoui, tidak ada teori akuntansi yang lengkap pada kurun waktu. Oleh karena itu, teori akuntansi harus mencakup semua literature akuntansi yang memberikan pendekatan yang berbeda-beda satu sama lain. Tidak ada teori akuntansi yang lengkap, yang mencakup dan memenuhi keinginan dari semua keadaan dan waktu dengan efektif. Teori akuntansi harus dapat memberikan penjelasan mengenai praktik akuntansi; menjawab,dan menjelaskan semua fenomena yang melatarbelakangi penerapan suatu metode dalam praktik akuntansi. Teori akuntansi harus bisa memprediksi atau bahkan menemukan gejala akuntansi yang belum diketahui.

SEJARAH AKUNTANSI : 1. Perkembangan di Kehidupan Manusia

Akuntansi sebenarnya sudah ada sejak manusia itu mulai bisa menghitung danmembuat suatu catatan, yang pada awalnya dulu itu dengan menggunakan batu, kayu, bahkandaun menurut tingkat kebudayaan manusia waktu itu. Pada abad XV terjadilah perkembangandan perluasan perdagangan oleh pedagang-pedagang Venesia. Perkembangan perdaganganini menyebabkan orang waktu itu memerlukan suatu sistem pencatatan yang lebih baik,sehingga dengan demikian akuntansi juga mulai berkembang.Setelah itu perkembangan akuntansi juga ditandai dengan adanya seorang yang bernama Lucas Pacioli pada tahun 1494, ahli matematika mengarang sebuah buku yang berjudul Summa de Aritmatica, Geometrica, Proportioni et Propotionalita, di mana dalamsuatu bab berjudul Tractatus de Computies et Scriptoris yang memperkenalkan danmengajarkan sistem pembukuan berpasangan yang disebut juga dengan sistem kontinental Pencatatan perhitungan kekayaan mulai dibutuhkan sejak manusia mengenal arti nilai suatu barang dan alat tukar. Sebelum manusia mengenal arti suatu barang, pemenuhan kebutuhan dilakukan dengan tukar-menukar barang tanpa memperhatikan nilai suatu barang [innatura] dan pencatatan kekayaan belum diperlukan. Semenjak mengenal arti suatu barang, manusia melakukan tukar-menukar barang dengan memperhatikan nilai barang [barter] dan memerlukan pencatatan perhitungan harta kekayaannya [akuntansi]. Pencatatan awal dilakukan diatas batu, kulit kayu, dan tanah liat. Pencatatan itu telah dilakukan berabad-abad sebelum Masehi, seperti di Babilonia, Mesir, dan Yunani Kuno. Pencatatan seperti ini berkembang dari waktu-ke waktu sesuai dengan peradaban manusia ataaupun dunia usaha, walaupun belum lengkap dan sistematis. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah menggunakan jasa akuntansi. Ketika seorang pemilik warung mencatat pembelian barag dagangannya, mencatat siapa saja yang berhutang da warungnya, memisahkan kotak antara uang yang masuk dari hasil penjualan dengan kotak uang yang dialokasikan untuk belanja kebutuhan barang dagangan dan kebutuhan operasional di warungnya. Maka, pada dasarnya pemilik warung tadi telah menerpkan teknik akuntansi. Penerapan pengetahuan di bidang akuntansi tentu semakin luas dan kompleks jika dihadapkan pada bisnis dengan skala yang lebih besar. 2. Double Entry Accounting Pembukuan berpasangan adalah praktik standar untuk pencatatan transaksi keuangan. Proses pembukuan hanya meliputi pencatatan transaksi-transaksi ke dalam berbagai jurnal dan pemberian klasifikasi kode perkiraan buku besar (yaitu pengumpulan data keuangan mentah). Hal ini akan menjadi dasar untuk sistemakuntansi yang mengumpulkan dan mengorganisir data mentah menjadi informasi yang berguna. Sistem ini didasarkan pada konsep bahwa suatu bisnis dapat dijabarkan dengan menggunakan beberapa variabel atau rekening, yang masing-masing menjelaskan satu aspek dari bisnis tersebut dari sudut moneter. Setiap transaksi memiliki efek ganda yang akan dijelaskan selanjutnya. Sejarah sistem ini telah ditemukan sejak abad ke-12, dan pada akhir abad ke-15, sistem ini telah dipergunakan secara meluas oleh pedagang dari Venesia. Kodifikasi sistem dilakukan pertama kali oleh Luca Pacioli, seorang karib dari Leonardo da Vinci, pada sebuah buku teks matematika terbitan tahun 1494.

Perkembangan Akuntansi dari Sistem Pembukuan Berpasangan

Pencatatan perhitungan kekayaan mulai dibutuhkan sejak manusia mengenal arti nilai suatu barang dan alat tukar. Sebelum manusia mengenal arti suatu barang, pemenuhan kebutuhan dilakukan dengan tukar-menukar barang tanpa memperhatikan nilai suatu barang [innatura] dan pencatatan kekayaan belum diperlukan. Semenjak mengenal arti suatu barang, manusia melakukan tukar-menukar barang dengan memperhatikan nilai barang [barter] dan memerlukan pencatatan perhitungan harta kekayaannya [akuntansi]. Pencatatan awal dilakukan diatas batu, kulit kayu, dan tanah liat. Pencatatan itu telah dilakukan berabad-abad sebelum Masehi, seperti di Babilonia, Mesir, dan Yunani Kuno.

Pencatatan seperti ini berkembang dari waktu-ke waktu sesuai dengan peradaban manusia ataaupun dunia usaha, walaupun belum lengkap dan sistematis. Pencatatan yang lebih lengkap sejalan dengan perkembangan dunia usaha muncul di kota Venesia Italia. Seorang biarawan atau pastur dari ordo Fransiskus pakar matematika yang bernama lucas paciolo tahun 1494 menerbitkan buku yang berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica, dan Proporpioni et Proportionality. Buku itu yang pertama memuat dasar-dasar akuntansi. Pada bagian buku itu terdapat subjudul Tractus de Computies et Screptoria yang membahas secara khusus das ar-dasar akuntansi.Subjudul itu dikembangkan menjadi tulisan yang khusus membahas akuntansi dengan diberi judul La Scoula Perfecta de Mercaanti dan diterbitkan oleh penerbit Paganini.karena tulisannya itu, Lucas Paciolo dijuluki Bapak Akuntansi. Risalahnya mencerminkan praktik-praktik yang berlaku di venesia pada masa itu yang kemudian dikenal sebagai Metode Venesia atau Metode Italia . Oleh sebab itu ia bukanlah penemu dari pembukuan pencatatan berpasangan, tetapi menguraikan mengenai apa yang dipraktikkan pada masa itu. Ia menyatakan bahwa tujuan pembukuan adalah untuk memberikan informasi yang tidak tertunda kepada para pedagang mengenai keadaan aktiva dan utang-utangnya. Ia berkata Seluruh pencatatan harus berpasangan. Yaitu jika anda membuat seoran g kreditor, maka anda harus membuat seorang debitor. Tiga buku digunakan disini yaitu memorandum, sebuah jurnal, dan sebuah buku besar. Pencatatan-pencatatannya cukup deskriptif. Pacioli menyarankan agar tidak hanya nama dari pembeli atau penjual saja yang dicatat, begitupula deskripsi melalui barangnya dengan berat, ukuran atau hasil pengukuran.dan harganya, tetapi syarat pembayaran juga harus ditampilkan dan kapan saja uang yang diterima atau dikeluarkan,pencatatan akan menyajikan jenis mata uang yang dipergunakan dan nilai tukarnya. Pada waktu yang bersamaan, mengingat umur yang pendek dari perusahaan perusahaan bisnis, Pacioli menyarankan perhitungan dari laba suatu periode dan penutupan buku. Ciri-ciri mendasar sistem akuntansi yang dikemukakan Lucs Paciolo adalah sistem berpasangan [double entry] yaitu pencatatan peristiwa ekonomi dalam dua aspek Debet dan Kredit, sehingga diperoleh hasil pencatatan yaang sistematis dan mudah dikontrol. Sistem itu berkembang dan mendasari sistem akuntansi yang dipakai dalam dunia usaha sekarang ini.

Dibawah ini saran-saran yang diberikan; Merupakan suatu hal yang baik untuk menutup buku setiap tahun, terutama jika anda memiliki kerjasama kemitraan dengan pihak-pihak lain. Seringnya melakukan pencatatan akuntansi akan memperpanjang persahabatan.Buku Pacioli tersebut diterjemahkan kedalam beberapa bahasa, memberikan kontribusi pada merebaknya popularitas dari metode Italia ini. Menarik untuk dicatat bahwa Pacioli berteman dengan Leonardo da Vinci bahkan pernah berkolaborasi dengan Pacioli dam buku Divine Proportione dimana Pacioli membuat naskahnya dan Da Vinci membuat ilustrasimya.

Perkembangan pembukuan pencatatan berpasangan Metode Italia ini menyebar ke seluruh Eropa pada abad ke 16 dan ke 17 , yang selanjut nya menerima karakteristik-karakteristik dan perkembangan-perkembangan baru, untuk menjadi apa yang kita kenal sekarang sebagai model pencatatan berpasangan. Dalam sebuah usaha untuk menunjukkan bahwa model pencatatan berpasangan telah mengalami evolusi dengan cara yang mirip dengan ilmu pengetahuan sedara umum., Cushing mencatatkan serangkaian perkembangan. Perkembanganperkembangan tersebut meliputi hal-hal: 1. Sekitar abad ke 16 terjadi beberapa perubahan didalam tehnik-tehnik pembukuan. Perubahan yang patut dicatat adalah diperkenalkannya jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan berbagai jenis transaksi yang berbeda.Menurut Opimi Yamey: Hal ini meliputi penggunaan buku-buku tambahan khusus misalnya untuk mencatat transaksi kas, transaksi penagihan atau jenis-jenis pengukuran tertentu . Tujuannya adalah untuk menjaga agar detail berada di luar jurnal dan buku besar, dengan maksud untuk tidak membuatnya sepat penuh. Tampaknya sudah merupakan suatu praktik yang umum untuk

dimiliki paling tidak sebuah buku kas yang terpisah, dengan pencatatan-pencatatan berkala atas jumlah totalnya ke akun kas didalam buku besar, dengan ataupun tanpa sebuah rangkuman pencatatan didalam jurnal 2. Pada abad ke 16 dan ke 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan periodik. Sebagai tambahan lagi, di abad ke 17 dan ke 18 terjadi evolusi pada personifikasi dari seluruh akun dan transaksi, sebagai suatu usaha untuk merasionalisasikan aturan debet dan kredit yang digunakan pada akunakun yang tidak pasti hubungannya dan abstrak. 3. Penerapan dari sistem pencatatan berpasangan juga diperluas ke jenis-jenis organisasi yang lain.Menurut Paragllo: Dalam siklus kedua , sepanjang tahun 1559 hingga 1795, telah muncul suatu unsur baru- kritik atas pembukuan. Saat ini adalah juga periode di mana pencatatan berpasangan memperluas bidang pengaplikasiannya ke jenis-jenis organisasi yang lain, seperti biara dan negara bagian. Dengan adanya kritik dan lingkungan yang semakin melebar atas pembukuan, dimulailah pelaksanaan riset-riset teoretis atas subjek ini. 4. Abad ke 17 mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang terpisah untuk jenis barang yang berbrda.Menurut Yamey: Berbagai akun barang yang digabungkan dengan akun barang -barang lain dalam kondisinya barang pada kemitraan [perusahaan], dan akun dalam perjalanan mungkin dapat menjadi satu bagian yang besar didalam buku besar. Dan akan tidak mungkin untuk mencari sebuah akun tunggal kolektif untuk penjualan, dimana hasil dari seluruh aktivitas pembelian dan penjualan untuk satu periode dikumpulkan bersama, persiapan sebelum ditransfer ke akun laba rugi umum. Kita harus menarik kesimpulan bahwa banyak pedagang akan menerima manfaat jika tersedia banyak akun barang yang terpisah, jika tidak justru akan ada pertanyaan mengenai akuntansi kepada partner atau prinsipal atas peembuangan barang-barang mereka. 5. Dimulai dengan East India Company di abad ke 17 dan selanjutnya diikuti dengan perkembangan dari perusahaan seiring dengan revolusi industri, akuntansi mendapatkan status yang lebih baik, yang ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan akuntansi biaya, dan kepercayaan yang diberikan kepada konsep mengenai kelangsungan, periodisitas dan akrual. 6. Metode-metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi pada abad ke 18. Menurut Yamey: Petama-tama aktiva tersebut dicatat sesuai dengan biaya perolehannya, perbedan antara pembayaran pendapatan dan penerimaannya [contohnya:perbaikan rumah dan pendapatan sewa yang diterima], yang pada umumnya dimasukkan kedalam akun aktiva dipindahkan ke akun laba rugi pada saat tanggal neraca. Kedua, akun aktiva yang berisi pencatatan-pencatatan mengenai pembiayaan awal dan pengeluaran-pengeluaran serta penerimaan-penerimaan lain [termasuk penerimaan dari penjualan sebagian aktiva tersebut] ditutup pada saat tanggal neraca dan perbedaan antara total debet dan total kredit dibawa sebagai saldo akun. Tidak ada debet atau kredit yang dicatat ke akun laba rugi.Ketiga, aktiva tersebut direvaluasi, naik atau turun, pada saat tanggal neraca, nilai yang direvisi dicatat didalam akun dan perbedannya [termasuk laba atau rugi atas revaluasi] dicatat kedalam akun laba rugi untuk menyeimbangkannya. 7. Sampai dengan awal abad ke 19, depresiasi untuk aktiva tetap hanya diperhitungkan pada barang dagangan yang tidak terjual. Pada paruh kedua abad ke 19, depresiasi pada industri rel kereta api dianggap tidak dibutuhkan kecuali jika aktiva tetap tersebut dinilai memiliki kondisi yang sudah tidak dapat dipergunakan lagi. Meskipun tidak terlalu banyak dipergunakan, terdapat bukti, yang ditunjukkan oleh Saleiro pada tahun 1915, akan adanya metode-metode depresiasi berikut ini: garis lurus [straight line], metode saldo menurun [reduching method], metode dana pelunasan dan anuitas [sinking fund dan anuity method], dan metode biaya [unit cost method]. Baru setelah tahun 1930 an beban depresiasi menjadi lebih umum dipergunakan. 8. Akuntansi biaya muncul diabad ke 19 sebagai sebuah hasil dari revolusi industri.Akuntansi biaya ini diawali dengan oleh pabrik-pabrik tekstil abad ke 15.D.R Scott mencatat hasil dari perkembangan pabrik didalam bukunya, The Cultural Significance of accounts: Sebelum revolusi industri, akuntansi hanya sebuah pencatatan atas hubungan eksternal antara satu unit bisnis dengan unit bisnis yang lainnya, pencatatan atas hubungan yang ditentukan didalam pasar, Namun dengan munculnya

operasi produksi berskala besar- berkembang kebutuhan untuk lebih memberikan penekanan pada akuntansi untuk kepentingan didalam unit-unit kompetitif dan pada penggunaan catatan akuntansi sebagai salah satu cara pengendalian administratif atas perusahaan. Munculnya akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur adalah semua contoh., Catatan-catatan dari pabrik tekstil dan perusahaanperushaan manufaktur raksasa di abad ke 19 di pakai untuk mendukung kedua hipotesis berikut ini; a. Hipotesis pertama adalah meningkatnya penggunaan aktiva tetap memicu perkembangan dan akuntansi biaya pada industri. b. Hipotesis kedua adalah bahwa perubahan pada bagaimana aktivitas ekonomi diorganisasikan, dan bukan hanya untuk perubahan sementara pada struktur biaya mereka memicu perkembangan dari prosedur akuntansi biaya internal pada abad ke 19. 9. Pada paruh terakhir dari abad ke 19 terjadi perkembangan pada teknik-teknik akuntansi untuk pembayaran dibayar dimuka dan akrual, sebagai cara untuk memungkinkan dilakukannya perhitungandari laba periodik. 10. Akhir abad ke 19 dan ke 29 terjadi perkembangan pada laporan dana. 11. Di abad ke 29 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk isu-isu kompleks, mulai dari perhitungan laba persaham, akuntansi untuk perhitungan bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa jangka panjang dan pensiun, sampai kepada masalah penting dari akuntansi sebagai produk baru dari rekayasa keuangan [financial engineering]

3.

Sejarah Perkembangan Ilmu Akuntansi Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 SM. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka-angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu. Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi dan kegiatan suatu usaha, karena kehadirannya memerlukan pencatatan sehingga seluruh kegiatan akan tergambar di dalamnya. Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul Tractatus de Cumputis at Scritorio buku ini berorientasi pada pembukuan berpasangan. Pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) mencatat kedua aspek transaksi sedemikian rupa yang membentuk suatu pemikiran yang berimbang. Praktek pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian dalam double entry bookkeeping. Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence, Italia dengan judul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan Orang yang pertama-tama menulis (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada. Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa eksistensi akuntansi pada zaman itu ( 570 Masehi). Seperti yang dikemukakan oleh Russel (dalam

Rosjidi, 1999) Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh saudagar-saudagar Moslem (Moslem Merchants). Revolusi indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan baik sebagai informasi maupun sebagai

pertanggungjawaban. Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut.

- Tahun 1775

pada

tahun

ini

mulai

diperkenalkan

pembukuan

baik

yang single

entry maupun double entry.

- Tahun 1800 : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan dalam
perusahaan.

- Tahun 1825 : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing). - Tahun 1850 : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang dianggap
lebih penting.

- Tahun 1900 : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui ujian yang
dilaksanakan secara nasional.

- Tahun 1925 : banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
1. Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah; 2. Laporan keuangan mulai diseragamkan; 3. Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan 4. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya punch card record.

Tahun 1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut. 1. Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data. 2. Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP). 3. Analisis Cost Revenue semakin dikenal. 4. Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai ditawarkan profesi akuntan. 5. Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat. 6. Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan pengawasan. 7. Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.

Tahun 1975

: mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-bidang

lainnya, perkembangan itu antara lain: 1. Timbulnya management science yang mencakup analisis proses manajemen dan usahausaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangannya; 2. Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-model organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan analisis cost benefit; 3. Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics; 4. Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal; dan

5. Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.

Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuanAmphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mangenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sistem yang dianut oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli. Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon). Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun 1907, yaitu sejak seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan mengontrol pembukuan perusaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD Government Accountant Dients) yang resmi didirikan pada tahun 1915. Akuntan public pertama adalah Frese & Hogeweg, yang mendirikan kantornya di Indonesia tahun 1918. Dalam masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kusus-kursus untuk mengisi kekosongan jabatab tadi dengan tenaga-tenaga Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia, pendidikan akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1964), universitas Airlangga (1962), dan universitas Gadjah Mada (1964). Organisasi profesi yang menghimpun para akuntan Indonesia bediri 23 Desember 1957. Organisasi ini diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan pendiri lima orang akuntan Indonesia.profesi akuntan mulai berkembang dengan pesat sejak tahun 1967. Pada tahun itu juga dikeluarjannya undang-undang modal asing yang kemudian disusul dengan undang-undang penanaman modal dalam negeri tahun 1968 yang merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis ekonomi Indonesia tahun 1997, peran profesi akuntan diakui semakin signifikan mengingat profesi ini memiliki peranan strategis di dalam menciptakan iklim transparansi di Indonesia.

You might also like