You are on page 1of 64

I.

PENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA SECARA MANUAL

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dalam kehidupan suatu bangsa. Sebagian besar masyarakat indonesia mengetahui pengertian pertanian dalam arti sempit yaitu suatu kegiatan bercocok tanam suatu produk pertanian. Definisi pertanian dalam arti luas mencakup pertanian (bercocok tanam), perikanan, peternakan dan kehutanan. Kegiatan pertanian dapat berupa pembenihan, pembibitan, pemeliharaan, panen dan pascapanen. Keadaan cuaca dan iklim adalah menentukan kegiatan kehidupan manusia dalam segala aspek kehidupan. Cuaca dan iklim merupakan salah satu syarat-syarat yang sangat penting dalam pengelolaan. Ketahanan terhadap cuaca dan iklim antar tanaman berbeda-beda, ada yang tahan pada iklim yang tropis, namun ada juga yang hanya tumbuh pada iklim subtropis. Keadaan cuaca dan iklim serta cara-cara pemanfaatannya dapat dilaksanakan penanaman tanaman yang tepat untuk periode yang tepat, sehingga fluktuasi cuaca dan iklim yang sudah diketahui mengakibatkan kenegatifan dalam pertumbuhan tanaman. Cuaca dan iklim dapat pula dipergunakan untuk mengetahui kapan waktu pemupukan, pemberantasan hama penyakit ataupun tumbuhan pengganggu. Di Indonesia pengetahuan tentang cuaca dan iklim adalah sangat penting sekali karena sering adanya penyimpangan permulaan musim penghujan sangat mempengaruhi terhadap kegiatan usaha tani di Indonesia. Oleh sebab itu pengetahuan tentang iklim dan cuaca mengingat Indonesia daerah agraris maka perlu betul-betul

diperhatikan peranan iklim terhadap bidang pertanian sangat besar sekali, terutama faktor cuaca dan iklim sangat dipertimbangkan sekali dalam mengelola pertanian.

2. Tujuan Pratikum Tujuan dari pratikum ini adalah : 1. Mengetahui unsur cuaca dan iklim. 2. Mengetahui macam alat pengukur tiap unsur dan cara

penggunaannya. 3. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum Agroklimatologi acara pengamatan unsur-unsur cuaca secara manual ini dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2012. Bertempat di stasiun klimatologi Uns di jumantono. Praktikum ini dilaksanakan pada pukul 08.00 sampai selesai. B. TINJAUN PUSTAKA 1. Radiasi Surya Radiasi surya merupakan sumber energi utama kehidupan di muka bumi ini. Setiap waktu hampir terjadi perubahan penerimaan energi radiasi surya yang dapat mengaktifkan molekul gas atmosfer sehingga terjadilah pembentukan cuaca. Cuaca adalah keadaan fisik atmosfer jangka pendek dan mencakup wilayah yang relatif sempit. Perubahannya dapat dirasakan (kualitatif) dan diukur (kuantitatif). Keadaan minimum rata-rata jangka panjang kondisi cuaca

membentuk suatu pola yang dinamakan iklim. Jadi iklim adalah keadaan unsur cuaca rata-rata dalam waktu yang relatif panjang, dengan unsur-unsur sebagai berikut: radiasi surya, suhu udara, kelembaban nisbi udara, tekanan udara, angin, curah hujan, evapotranspirasi dan keawanan. Unsur cuaca/iklim bervariasi menurut waktu dan tempat, yang disebabkan adanya pengcndali iklim/cuaca (climatic controls). Radiasi surya merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan mempengaruhi keadaan unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan radiasi surya antar tempat di permukaan bumi akan menciptakan pola angin yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan, suhu udara,

kelembaban nisbi udara, dan lain-lain. Pengendali iklim suatu wilayah berbeda dari pengendali iklim di bumi secara menyeluruh. Pengendali iklim bumi yang dikenal sebagai komponen iklim terdiri dari lingkungan atmosfer, hidrosfer, litester, kriosfer, dan biosfer. Dalam hal ini akan terjadi hubungan interaksi dua arah di antara ke lima jenis lingkungan tersebut dengan unsur iklim/cuaca. Kondisi iklim/cuaca akan mempengaruhi proses-proses fisika, kimia, biologi, ekofisiologi, dan kesesuaian ekologi dari komponen lingkungan yang ada (LIPI 2008). Untuk memanfaatkan potensi energi surya, ada dua macam teknologi yang sudah diterapkan, yaitu energi surya termal dan energi surya fotovoltaik. Energi surya termal pada umumnya digunakan untuk memasak (kompor surya), mengeringkan hasil pertanian (perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan) dan

memanaskan air. Energi surya fotovoltaik

digunakan untuk

memenuhi kebutuhan listrik, pompa air, televisi, telekomunikasi, dan lemari pendingin di Puskesmas dengan kapasitas (Anonim 2008). Matahari adalah sumber energi bagi peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam atmosfer yang dianggap penting bagi sumber kehidupan. Energi matahari merupakan penyebab pokok dari perubahan-perubahan dan pergerakan-pergerakan di dalam atmosfer sehingga dapat dianggap sebagai pengendali iklim dan cuaca. Dari matahari dipancarkan senar-sinar yang pada umumnya mempunyai gelombang pendek, sedangkan dari bumi dipancarkan sinar dengan gelombang panjang. Bagian dri radiasi surya yang sampai ke permukaan bumi disebut insolasi (Kartasapoetra 1991). Radiasi surya terdiri dari spectra ultraviolet (panjang gelombang kurang dari 0.38 mikron) yang berpengaruh merusak karena daya bakarnya sangat tinggi, spectra Photosynthetically Active Radiation (PAR) yang berperan membangkitan proses fotosintesis total + 6 MW

dan spectra inframerah (lebih dari 0.74 mikron) yang merupakan pengatur suhu udara. Spectra radiasi PAR dapat dirinci lebih lanjut menjadi pita-pita spectrum yang masing-masing biru memiliki

karakteristik

tertentu.

Ternyata

spectrum

memberikan

sumbangan yang paling potensial dalam fotosintesis (Koesmaryono, 1999 ). 2. Tekanan Udara Tekanan udara disembarang titik pada atmosfer, semata-mata karena berat gas atmosfer di atas titik tersebut. Dikenal juga sebagai tekanan barometer. Satu atmosfer adlah besar tekanan yang dapat menahan kolom air raksa setinggi 76 cm di dalam suatu barometer pada 0 derajat C. Tekanan tersebut setara dengan 14,7 pound per inci persegi (psi) (Anonim 2008). Makin tinggi tempat dari permukaan air laut (latitude) maka tekanan udara makin menurun. Hal ini disebabkan karena gradien tekanan udara vertikal (gradient vertikal). Gradien vertikal ini tidak selalu tetap, sebab kerapatan udara dipengaruhi oleh faktor : suhu kadar uap air di udara dan gravitasi (Wuryatno 2000). Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara, karena geraknya tiap 1cm2 bidang mendatar dari permukaan bumi samnpai batas atmosfer satuannya 1atm=7cmHg=760mmHg.

Tekanan 1atm disebut tekanan normal. Alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer (Yonny 1999) Isobar merupakan garis yang menghubungkan titik titik yang bertekanan sama untuk menggambarkan tekanan dekat permukaan. Isobar biasanya digambarkan dengan interval 3 mb. Sedangkan daerah yang memanjang pada tekanan rendah disebut palung dan daerah memanjang pada tekanan tinggi disebut punggung (Handoko 1995). Tekanan atmosfer tidaklah seragam di semua tempat. Tidak semata terjadi permukaan yang cepat dengan naiknya ketinggian,

tetapi pada suatu ketinggian tertentupun ada varian dari suatu tempat ke tempat yang lain serta dari waktu ke waktu yang lainnya, meskipun tidak sebesar variasi yang disebabkan oleh ketinggian yang berbeda (Benyamin 1994). 3. Suhu Tanah dan Suhu Udara Pembangunan membawa kesan ke atas sistem iklim mikro. Pembangunan mengubah iklim mikro suatu kawasan; kesan utama adalah terhadap imbangan sinaran tenaga dan gangguan terhadap kitaran hidrologi. Penebangan pokok mengakibatkan kuantiti sinaran tenaga yang diserap oleh tanah lapang meningkat. Ini menyebabkan peningkatan suhu permukaan tanah dan suhu udara. Pembalikan sinar tenaga bertambah hingga menyebabkan suhu udara meningkat (Anonim 2008). Intensitas cahaya tinggi di siang hari berakibat

meningkatkan hasil fotosintesis bruto. Bila siang hari cahaya surya terik kemudian diikuti suhu udara rendah dimalam hari, hal tersebut menguntungkan bagi tanaman karena akan meningkatkan produk fotosintesis netto. Pengurangan produk fotosintesis oleh respirasi sangat ditentukan oleh suhu udara. Suhu udara yang terus menerus tinggi akan mengurangi produk fotosintesis netto (Yonny 1999). Panas dapat dinyatakan sebagai energi yang ditransfer dari benda yang satu ke benda yang lain dengan proses termal. Dalam kamus Webster temperature diartikan sebagai ukuran relatif tentang panas dan dinginnya suatu benda. Temperature merupakan ukuran intensitas panas dan bukan kuantitas .(Wisnubroto dkk 1986). Suhu tanah beraneka ragam dengan cara yang khas pada perhitungan harian dan musiman. Fluktuasi terbesar terdapat di permukaan tanah dan akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman tanah. Suhu tanah sebagai sifat tanah yang penting, digunakan untuk mengklasifikasikan tanah. Penggunaan tanah untuk

pertanian dan kehutanan berhubungan penting dengan suhu tanah karena kebutuhan tumbuhan terhadap suhu yang khas (Foth 1994). Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah Proses-peroses kimiawi dan aktivitas jasad-jasad renik yang dapat merombak hara-hara tanaman menjadi bentuk tersedia, juga sangat ditentukan oleh temperatur tanah. Dengan demikian pertumbuhan tanaman itu disamping dipengaruhi oleh sistem aerasi tanah yang baik, juga ditentukan oleh temperatur (Soekardi 1986). 4. Kelembapan Tanah dan Kelembapan Udara Koloid tanah juga menunjukkan muatan positif seperti halnya muatan negatif. Muatan positif memungkinkan terjadinya reaksi pertukaran anion dan sangat penting dalam reaksi fosfat. Muatan tersebut diperkirakan berasal dari protonasi/penambahan ion H+ ke gugus hidroksil. Mekanisme ini tergantung pada PH dan valensi dari ion logam (Agung 2009). pH tanah dapat diturunkan dan keasaman tanah dapat ditingkatkan dengan penambahan sulfur/campuran yang mengandung sulfur. Sulfur diubah menjadi asam sulfur. Perubahan pH tanah terbesar ditujukan langsung terhadap peningkatan pH dan penurunan keasaman tanah. Kapur (CaCO3) umumnya digunakan; mereka terhidrolisa untuk menghasilkan OH- dan kalsium meningkatkan kejenuhan basa (Foth 1991). Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentrasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan

sebuah pengawalembap (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan thermostat untuk suhu udara. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 oC (86 oF), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 oC (32 oF) (Anonim 2007). Kelembaban nisbi atau kelembaban relatif adalah bilangan yang menunjukkan berapa persen perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara dan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut. Kelembaban nisbi suatu tempat tergantung pada suhu yang menentukan kapasitas udara untuk menampung uap air serta kandungan uap air aktual di tempat tersebut. Kandungan uap air aktual ini ditentukan oleh ketersediaan air ditempat tersebut serta energi untuk menguapkannya (Handoko 1993). Alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban adalah hygrometer. Pengukuran kelembaban dilakukan pada lokasi yang sama dengan pengukuran temperature udara. Kelembaban udara dinyatakan oleh tekanan uap (banyaknya uap air di udara) oleh koefisien higrometrik atau kelembaban relativ atau temperatur titik embun sebab sesungguhnya tekanan uap tidaklah cukup mencirikan kelembaban sebenarnya (Anonim 2007). 5. Curah Hujan Hujan merupakan susunan kimia yang cukup kompleks dan bervariasi dari tempat yang satu ke tempat yang lain, dari musim ke musim pada tempat yang sama dan dari waktu hujan berbeda. Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Air hujan terdiri atas: ionion natrium, kalium, kalsium, khlor, karbonat dan sulfat yang merupakan jumlah yang besar bersama-sama (Wisnubroto 1986). Presipitasi (hujan) merupakan salah satu komponen hidrologi yang paling penting. Hujan adalah peristiwa jatuhnya cairan

(air) dari atmosfer ke permukaan bumi. Hujan merupakan salah satu komponen input dalam suatu proses dan menjadi faktor pengontrol yang mudah diamati dalam siklus hidrologi pada suatu kawasan (DAS). Peran hujan sangat menentukan proses yang akan terjadi dalam suatu kawasan dalam kerangka satu sistem hidrologi dan mempengaruhi proses yang terjadi di dalamnya (Anonim 2008). Penguapan berasal dari laut dan uap air diserap dalam arus udara yang bergerak melintasi permukaan laut. Udara bermuatan embun terus menyerap uap air tersebut hingga menjadi dingin mencapai temperatur di bawah temperatur titik embun, sehingga terjadilah presipitasi (hujan). Jika temperaturnya rendah, terbentuklah hujan es atau salju. Menurunnya temperatur massa udara disebabkan oleh konveksi, yaitu udara yang mengandung embun panas yang temperaturnya bertambah kemudian berkurang lagi sehingga

membentuk awan dan selanjutnya dengan cepat menimbulkan hujan. Hal ini disebut presipitasi konvektif. Presipitasi orografis berasal dari arus udara di atas lautan yang bergerak melintasi daratan dan membelok ke atas karena adanya pegunungan sepanjang pantai, dan akhirnya berubah menjadi dingin di bawah temperatur jenuh dan menjadi embun (Wilson 1993). Faktor-faktor yang menentukan jumlah rata-rata presipitasi pada beberapa bagian permukaan bumi: garis lintang, ketinggian tempat, jarak dari sumber-sumber air, posisi di dalam dan ukuran massa tanah benua atau daratan, arah angin yang umum terhadap sumber-sumber air, hubungannya dengan deretan gunung, suhu nisbi tanah dan samudra yang berbatasan (Mohr 1985). Pencatat hujan (recording garage) biasanya dibuat

sedemikian rupa, sehingga dapat bekerja secara otomatis. Dengan alat ini dimungkinkan pencatatan tinggi hujan setiap saat, sehingga intensitas hujan pada saat tertentu dapat diketahui pula. Dipasaran

telah terdapat beberapa tipe yang diproduksi antara lain pencatat jungkit dan pencatat pelampung (Soemarto 1987). 6. Angin Erosi angin pada dasarnya disebabkan pengaruh angin pada partikel-partikel yang ukurannya cocok untuk bergerak dengan saltasi. Erosi angin dapat dikendalikan : a. Bila partikel-partikel tanah dapat dibentuk ke dalam

kelompok/butiran yang terlalu besar ukurannya untuk bergerak dengan saltasi, b. Bila kecepatan angin dekat permukaan tanah dapat dikurangi melalui penggunaan tanah, oleh tanaman tertutup, c. Dengan menggunakan jalur-jalur tunggul/tanaman penutup lain yang cukup untuk menangkap dan menahan partikel-partikel yang bergerak dengan saltasi (Foth 1994). Kecepatan dan arah angin masing-masing diukur dengan anemometer dan penunjuk arah angin. Anemometer yang lazim adalah anemometer cawan yang terbentuk dari lingkaran kecil sebanyak tiga (kadang-kadang empat) cawan yang berputar mengitari sumbu tegak. Kecepatan putaran mengukur kecepatan angin dan jumlah seluruh perputaran mengitari sumbu itu memberi ukuran berapa jangkau angin, jarak tempuh kantung tertentu udara dalam waktu yang ditetapkan (Foth 1991). Variasi angina harian hanya berarti didekat tanah dan yang paling nyata adalah selama musim panas kecepatan angin permukaan berada pada suatu minimum sekitar. Sekitar matahari tersebut dan naik ke maksimum pada sore hari. Pada kira-kira 300 m diatas tanah,nilai maksimum terjadi pada malam hari dan minimumnya pada siang hari (Yandi 1986). Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Apabila

dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi (Anonim 2008). Angin adalah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Angin merupakan udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi. Angin diberi nama sesuai dengan arah mana angin datang, misalnya angin laut adalah angin yang bertiup dari laut ke darat (Tyasyono, 2004). 7. Evaporasi Evaporasi adalah perubahan air menjadi uap air. Yang merupakan suatu proses yang berlangsung hampir tanpa

gangguanselama berjam-jam pada siang hari dan sering juga selama malam hari. Air akan menguap dari permukaan baik tanah gundul maupun tanah yang ditumbuhi tanaman, dan juga dari pepohonan permukaan kedap air atap dan jalan raya air, air terbuka dan sungai yang mengalir (Wilson 1993). Penguapan cenderung untuk menjadi sangat tinggi pada daerah-daerah yang mempunyai suhu tinggi, angin kuat, dan kelembaban yang rendah. Daerah subtropik biasanya merupakan daerah yang langsung menerima insolasi (pemanasan dari matahari) tanpa terlindung oleh adanya awan. Juga merupakan daerah yang mempunyai angin yang kuat dan mempunyai nilai kelembaban yang rendah (Hutabarat 1986).

Evapotranspirasi adalah proses dimana air menjadi uap. Transpirasi yaitu proses dimana air menjadi uap melalui metabolisme tanaman. Inkorporasi adalah pemindahan air menjadi struktur fisik vegetasi pada proses pertumbuhan dan sublimasi adalah proses dimana air secara langsung berubah dari keadaan padat menjadi uap (Eagleson 1970). Evapotranspirasi (ET) adalah ukuran total kehilangan air (penggunaan air) untuk suatu luasan lahan melalui evaporasi dari permukaan tanaman. Secara potensial ET ditentukan hanya oleh unsur unsur iklim, sedangkan secara aktual ET juga ditentukan oleh kondisi tanah dan sifat tanaman (Handoko 1995). Penguapan adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi bentuk gas (uap). Ada dua macam penguapan, yaitu evaporasi (penguapan air secara langsung dari lautan, danau, sungai, dll) dan transpirasi (penguapan air dari tumbuh-tumbuhan dan lainlain, makhluk hidup). Gabungan antara evaporasi dan transpirasi disebut evapotranspirasi (Wuryanto 2000). 8. Awan Awan adalah gumpalan uap air yang terapung di atmosfer. Ia kelihatan seperti asap berwarna putih atau kelabu di langit. Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titiktitik air, maka terbentuklah awan. Penguapan ini bisa bisa terjadi dengan dua cara, yang pertama yaitu apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya. Kedua, suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air (Anonim 2008).

Awan digolongkan menurut metode pembentukan dan menurut ketinggian dasar awan. Menurut metode pembentukan awan digolongkan menjadi awan stratiform dan Cumuliform, sedangkan menurut ketinggian dasar awan awan digolongkan menjadi awan rendah, awan menengah, dan awan tinggi (Tjasyono 2004). Awan dapat terdiri dari butir-butir air, kristal-kristal es atau kombinasi keduanya. Bila awan demikian tipisnya hingga sinar matahari atau bulan menembusnya, awan tersebut sering melahirkan pengaruh-pengaruh optik yang memungkinkan dapat dibedakan antara awan kristal es dan awan butir air (Masson 1962). Awan memang terkadang menguntungkan bagi kita, namun terkadang adapula yang merugikan. Namun pada dasarnya kebutuhan hidup kita bergantung dari keberadaan awan. Awan mencegah radiasi penuh matahari mencapai permukaan bumi, akan mengurangi masukan energi dan dengan demikian memperlambat evaporasi. (Wilson 1993). Awan adalah merupakan titik-titik air yang melayanglayang tinggi diangkasa. Terjadinyta awan ini dapat disebabkan oleh adanya inti-inti kondensasi yang banyak sekali pada ruang yang basah. Adanya kenaikan tingkatan kelembaban relatif dengan disertai banyak inti-inti kondensasi atau sublimasi dan adanya pendinginan (Soepardi 1979). proses

C. Hasil Pengamatan 1. Radiasi Surya

Gambar 1 : Sunshine recorder tipe Cambell Stokes (kertas pias) a. Bagian-bagian Utama 1.) bola kaca pejal 2.) Kertas Pias 3.) celah mangkuk b. Prinsip Kerja 1.) Memasang kertas pias pada tempat yang telah disediakan (kertas pias akan terbakar jika ada sinar matahari yang jatuh ke bola kaca, fungsi bola kaca adalah memfokuskan sinar yang jatuh di atasnya sehingga dapat membakar kertas yang berada di bawahnya) 2.) Menghitung presentasi kertas pias yang terbakar 3.) Menggambar kertas pias yang telah digunakan 4.) Menentukan lama penyinaran matahari dalam satu hari pengamatan

Tabel 1 : Hasil Pengamatan dengan Sunshine recorder tipe Cambell Stokes Jam Lama Kertas Pias Presentase Terbakar
06.00-08.00 90 = 290/12 x 100% = 24,167 x 100% 09.00 50 =

10.00

60

11.00

60

12.00

20

13.00

14.00

10

3. Tekanan Udara

Gambar 2 : Barometer a. Bagian-bagian Utama

1.) Angka yang berada pada barometer 2.) Jarum Penunjuk angka b. Prinsip Kerja : 1.) Membaca angka yang berada pada barometer, yang dibaca adalah angka yang berada pada di baris kedua dari pinggir, yang paling dalam (berwarna merah). Tekanan 760 mm Hg disebut tekanan normal (standar tekanan atmosfer) yang

setara dengan 1013,3 mb. Jadi, 1 mm Hg setara dengan 4/3 mb. 2.) Untuk pengukuran tekanan udara per hari dapat dilakukan dengan mencatat angka tiap 20 menit dan menghitung rerata data yang didapat selama sehari tersebut. 3. Suhu (Suhu Udara dan Suhu Tanah)

Gambar 3 : Termometer Maksimum dan Minimum

Gambar 4 : Termometer Maksimum dan Minimum Tipe Six

Gambar 5 : Termometer Tanah Bengkok a. Bagian-Bagian Utama 1.) Temometer Maksimum Minimum a.) Angka pada skala yang bertepatan dengan ujung kanan penunjuk b.) Jarum Penunjuk 2.) Termometer Maxsimum Minimum Tipe Six a.) Angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa b.) Jarum Penunjuk 3.) Termometer Tanah Bengkok a.) b.) Termometer tanah 0 cm Termometer tanah 2 cm

c.) d.)

Termometer tanah 5 cm Termometer tanah 1 m

b. Prinsip Kerja 1.) Termometer minimum dan maksimum a.) Thermometer Bola Kering : tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya. Suhu udara didapat dari suhu pada termometer bola kering. b.) Thermometer Bola Basah : tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik

jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi. 2.) Termometer Minimum dan Maksimum Tipe Six a.) Suhu udara terendah dalam suatu periode tertentu (Termometer minimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala yang bertepatan dengan ujung kanan penunjuk b.) Suhu udara tertinggi dalam suatu periode tertentu (termometer maksimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa 3.) Termometer Tanah Bengkok a.) Letak pada permukaan tanah, ditanam ditanah pada kedalaman 2 cm, 5 cm, 10 cm, 50 cm, 100 cm. b.) Diketahui dengan mengamati angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa pada tiap kedalaman tanah

c.) Tabel 2 : Hasil Pengukuran Termometer


Waktu Pengamatan Maksimum Termometer (c ) Minimum Bola Basah 06.00-08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 29 31 34 35 33 34,5 32 29 31 34 34 33 34 32 24,2 25,3 26,5 26,2 25,8 26 24,4 28,3 30,4 33 33,5 32,4 32,8 32 Bola Kering

4. Kelembapan Udara dan Kelembapan Tanah

Gambar 6 : Termohigrograf a. Bagian-Bagian Utama 1.) Logam panjang yang terdiri dari 2 bagian, kuningan dan invar 2.) Sebelum dipakai, thermograph harus dikalibrasi terlebih dahulu. 3.) Alat ini harus ditempatkan dalam sangkar apabila dipakai untuk mengukur atmospher b. Prinsip Kerja 1.) Membaca skala pada termohigrograf.

2.) Skala pada bagian atas untuk kelembaban udara dan skala bagian bawah untuk suhu udara Tabel 3 : Hasil Pengukuran termohigraf
Waktu Pengamatan 06.00-08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 Menit 90 50 60 60 20 0 10 RH (%) 69 63 55 50 53 53 50

5. Curah Hujan

Gambar 7 : Ombrograf

Gambar 8 : Ombrometer a. Bagian-Bagian Utama 1.) Ombrograf a.) Corong b.) Tabung penampung air c.) Pelampung 2.) Ombrometer a.) Corong b.) tabung penampung air b. Prinsip Kerja 1.) Ombrograf a.) Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. b.) Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat (naik keatas). c.) Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung. d.) Gerakkan pena dicatat pada pias yang diletakkan atau digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per. e.) Jika air dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau

melewati puncak lengkungan selang gelas, air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal. f.) Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dihitung atau diamati dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias. 2.) Ombrometer a.) bila terjadi hujan yaitu air hujan yang ditampung oleh ombrometer akan diukur dengan gelas ukur yang terdapat dibawah keran ombrometer. b.) Pengamatan dilakukan perjam sekali. Jika gelas ukur tidak mampu menampung seluruh air hujan maka pengukuran dilakukan secara berkala hingga seluruh air hujan dalam waktu 1 jam yang tertampung dalam ombrometer habis. c.) Hasil akhir merupakan hasil dari seluruh pengamatan yang dijumlahkan

6. Angin

Gambar 9 : Wind Vane

Gambar 10 : Anemometer a. Bagian-Bagian Utama 1.) Wind Vane a.) Vane pada tiang wind vane. b.) Lempengan Besi c.) Skala dibaca dari lempeng besi 2.) Anemometer a.) Mangkok b.) Skala anemometer c.) Baling-baling d.) Penangkap angin e.) Batang penunjuk arah mata angin f.) Panah arah mata angin b. Prinsip Kerja 1.) Wind Vane a.) melihat dan mencatat arah panah yang menunjuk ke salah satu arah mata angin 2.) Anemometer a.) Melihat dan mencatat arah panah yang menunjuk ke salah satu arah mata angin b.) Membaca skala yang tertera pada anemometer

7. Evaporasi

Gambar 11 : Evaporimeter a. Bagian-bagian utama 1.) Panci evaporimeter 2.) Batang pancing 3.) Tabung peredam riak b. Prinsip Kerja 1.) membaca skala yang tertera pada panci evaporimeter 8. Awan

Gambar 12 : Awan cirrus saat di jumantono a. Bagian-bagian Utama 1.) Mata untuk mengamati awan b. Prinsip Kerja 1.) Mengamati awan beserta ciri-cirinya kemudian memberikan nama sesuai dengan famili awan tersebut dan ketinggiannya. 2.) Menggambar bentuk awan yang ada setiap 1 jam sekali 3.)

D. Pembahasan 1. Radiasi Surya Pengamatan radiasi surya meliputi lama penyinaran dan intensitas radiasi. Lama penyinaran adalah lamanya surya bersinar cerah sampai di permukaan bumi dalam satu hari. Satuan lama penyinaran adalah jam/hari. Satuannya adalah kalori/cm2/menit. Alat yang digunakan untuk

mengetahui/mengukur lamanya penyinaran dalam satu hari adalah Sunshine Recorder. Untuk mengetahui lama penyinaran dapat

menggunakan alat Sunshine Recorder tipe Cambell Stokes. Pada sunshine recorder ini, kertas pias akan terbakar karena sinar matahari yang difokuskan oleh bola kaca pada alat ini. Semakin besar intensitas penyinaran, maka kertas pias akan banyak yang terbakar. Pengaruh panjang hari sering disebut duration atau lamanya penyinaran matahari. Panjang siang hari di sekitar equator hampir selalu sama. Tetapi pada tempat-tempat yang jauh dari equator panjang siang hari tidak sama. Dan ini dikarenakan gerak matahari dari 23 0 LS, bolak-balik. Jika matahari tepat diatas garis balik utara (23 0 LS) maka tempat-tempat di sebelah utara equator akan menerima panas lebih banyak jika dibandingkan dengan tempat-tempat di sebelah selatan equator. Demikian sebaliknya. Besarnya energi yang diterima berbanding lurus dengan lamanya penyinaran. Karena itu, maka panjang siang hari akan memperbesar insolasi. Lama penyinaran sangat berpengaruh terhadap tumbuhan, yang menjadikan tumbuhan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu tumbuhan hari panjang, hari pendek dan tumbuhan normal. Pengaruhnya pada tumbuhan terutama dalam hal fotosintesis dan fotostimulus. Semakin tinggi intensitas radiasi, makin tinggi pula fotosintesisnya. Dalam radiasi surya ini, matahari dijadikan sebagai sumber energi yang utama. Sedangkan faktor faktor yang mempengaruhi radiasi surya adalah jarak bumi dari surya, intensitas radiasi surya dan jumlah hari. 2. Tekanan Udara

Tekanan udara pada suatu permukaan adalah gaya yang diberikan kepada suatu permuakaan atau area oleh sekolom udara di atas permukaan tersebut. Tekanan yang diberikan tersebut sebanding dengan massa udara vertikal yang terdapat di atas permukaan tersebut sampai pada batas ketinggian lapisan atmosfer terluar. Hal itu yang membuat tekanan udara di setiap tempat berbeda menurut ketinggian dari tempat tersebut. Pada kenyataannya terdapat banyak alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara, diantaranya barometer air raksa, barometer aneroid, aneroid barograph, serta bourdon tube barograph. Ketinggian suatu tempat meningkat maka besarnya tekanan udara tempat tersebut semakin meningkat. Selain itu besarnya tekanan udara juga dipengaruhi oleh suhu udara. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara disebut barometer. Tinggi angka yang ditunjukkan oleh barometer selain ditunjukkan oleh tekanan udara pada saat itu, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain seperti: altitute (tinggi tempat), latitude (letak lintang) dan gravitasi, serta suhu udara. Hal ini disebabkan karena gradien tekanan udara vertikal yang tidak selalu tetap karena kerapatan udara dipengaruhi oleh faktor-faktor: suhu, kadar uap air di udara dan gravitasi. Pengaruh letak lintang terhadap tekanan udara yaitu akibat adanya gaya gravitasi yang terkecil di khatulistiwa dan terbesar di kutub yang menyebabkan tekanan udara di sekitar khatulistiwa cenderung lebih tinggi dibandingkan di daerah kutub. Kemudian pengaruh suhu atau temperatur dalam pengukuran tekanan udara adalah apabila suhunya naik, air raksa akan mengembang dan jika suhunya turun air raksa cenderung menyusut, karena itu pengukuran tekanan udara di daerah tropis cenderung lebih tinggi. 3. Suhu Tanah dan Suhu Udara Dalam percobaan yang dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2012 terdapat dua pengukuran yaitu suhu tanah dan suhu udara. Masing-masing suhu ini berpengaruh terhadap besarnya vegetasi tanaman. Suhu udara pada sangkar 1 pengukurannya dengan menggunakan termometer bola

basah dan bola kering. Suhu rata-rata harian terendah terjadi di pagi hari dan tertinggi (maksimum) setelah siang hari atau setelah insolasi maksimum. Naik turunnya suhu udara dalam waktu satu hari disebut siklus harian. Siklus tersebut akibat dari perbandingan antara matahari dengan radiasi bumi yang diradiasikan ke atmosfer setiap saat dalam waktu satu hari. Dari perhitungan suhu udara dengan alat yaitu termometer maksimum minimum tipe six dapat diamati bahwa suhu minimum yang terjadi pada saat itu adalah 29 0C,31,34,34,33,34,32 sedangkan suhu maksimum didapat angka 310C,340C,350C,330C,34,50C, 320C. Sedangkan pada pengamatan suhu menggunakan termometer bola basah dan bola kering maka hasil pengukuran suhu pada bola basah adalah 24,20C 25,30C 26,20C 26,20C 25,80C 26 0C 24,4
0 0 0 0

C sedangkan pada pengamatan bola

kering adalah 28,3 C 30,4 C 33 C 33,50C 32,40C 32,80C 32 0C . Pengaruh suhu tanah pada tanaman yaitu pada perkecambahan biji, pada aktivitas mikroorganisme dan perkembangan penyakit tanaman. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor eksternal (radiasi matahari, keawanan, curah hujan, angin dan kelembaban udara) dan internal (tekstur tanah, struktur dan kadar air tanah, kandungan bahan organik dan warna tanah). Semakin dalam termometer tanah, semakin tinggi suhu tanah. Hal ini disebabkan oleh persebaran air di dalam tanah dan kelembaban tanah.Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan bumi ialah: a. b. c. d. Jumlah radiasi yang diterima Pengaruh daratan atau lautan Pengaruh ketinggian tempat Pengaruh angin secara tidak langsung, misalnya angin yang membawa panas dari sumbernya secara horizontal e. Penutup tanah : tanah yang ditutup vegetasi mempunyai temperatur yang kurang daripada tanah tanpa vegetasi f. Tipe tanah : tanah-tanah gelap indeks suhunya lebih tinggi.

4.

Kelembapan tanah dan Kelembapan Udara Dalam klimatologi, yang dimaksud dengan kelembaban udara adalah kelembaban nisbi udara (Relatif Humidity/RH). Dasar cara pengukuran yang biasa digunakan adalah metode perubahan ukuran benda higroskopis. Kelembaban relative udara dapat diukur langsung dengan alat Hygrometer higroskopis. Kelembaban adalah banyaknya uap air di udara. Banyaknya uap air di atmosfer antara 0-5% adalah tidak konstan. Air selalu terdapat dalam atmosfer karena adanya proses-proses kondensasi dan sublimasi. Kelembaban dapat dipakai untuk menunjukkan akan adanya presipitasi, mengisap radiasi bumi (mempengaruhi suhu) jika kadar uap air naik yang menyebabkan energi latent (potensial) naik dan dapat menyebabkan turunnya hujan badai. Kelembaban tanah merupakan keadaan atau Termohigrograf yang sensornya berupa benda

keseimbangan kandungan air dengan suhu di dalam tanah yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Penentu utamanya adalah kandungan air dan suhu. Faktor yang menpengaruhi kelembaban antara lain tajuk tanaman, sinar matahari, curah hujan, suhu udara dan tanah dan kandungan air. Dalam bidang pertanian kelembaban yang besar berpengaruh pada kondisi tanaman. Jika kelembaban tinggi maka jamur dan penyulut tumbuhtumbuhan akan menjadi subur yang dapat menyerang tanaman, serta akan mengakibatkan hasil sayuran dan buah-buahan cepat membusuk. Udara lembab akan berakibat menghambat transpirasi sehingga mengurangi laju perpindahan larutan zat hara dari tanah ke organ tanaman. Pada umumnya kelembaban berlawanan dengan suhu, kelembaban maksimum pada pagi hari dan minimum pada sore hari secara harian. 5. Curah Hujan Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah selama periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi diatas permukaan horizontal apabila tidak terjadi penghilanggan oleh proses

evaporasi, pengaliran dan peresapan. Curah hujan dinyatakan dalam mm, sebagai contoh curah hujan 1 mm berarti banyaknya hujan yang jatuh diatas sebidang tanah seluas 1 m2 adalah 1 mm x 1 m2 = 1 dm3 = 1 liter. Dan hari hujan tanaman jika air tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman yaitu sekitar 2,5 mm perhari. Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan adalah ombrograf yang mencatat secara otomatis dan ombrometer secara manual. Pada ombrometer besar curah hujan dapat diketahui dengan mengukur banyaknya air hujan yang telah tertampung digelas ukur. Sedangkan pada ombrograf hanya dengan membaca grafik pada kertas untuk mengetahui curah hujan. 6. Angin Angin merupakan pergerakan pada arah horisontal atau hampir horisontal. Pada waktu bergerak angin tersebut mengalami perubahan arah karena rotasi bumi. Sedangkan gerakan udara yang arahnya vertikal disebut arus udara, aliran udara atau current. Dan gerakan udara yang tidak tetap, arahnya tidak teratur serta dekat dengan permukaan bumi disebut turbulensi. Makin tinggi tempat (altitude) turbulensi makin berkurang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan angin antara lain : gradien barometer/gradien tekanan horisontal (perbedaan tekanan setiap satuan jarak horizontal), letak geografis/latitude, ketinggian tempat/altitude dan waktu. Penyebab utama angin karena perbedaan kerapatan atmosfer yang menimbulkan beda tekanan udara. Arah angin dapat mengalami pembelokan karena adanya rotasi bumi. Komponen yang diukur dalam pengamatan ini adalah kecepatan dan arah angin. Arah angin mengacu pada dari manakah angin itu bertiup dan dinyatakan dengan sudut kompas atau sebutan nama penjuru angin. Sudut 00 atau 3600 menunjukkan arah utara, 900 menunjukkan timur, 1800 arah selatan dan 2700 menunjukkan arah barat. Pembagian arah angin selanjutnya dengan sebutan arah timur laut, tenggara, barat daya dan barat laut. Untuk menentukan arah angin diperlukan alat penunjuk angin

yang disebut Wind Vane. Posisi vane yang menunjukkan arah angin dapat dilihat dengan mudah dan sekaligus dapat dicatat arah angin pada waktu itu. Pada saat pengamatan arah angin menunjukkan ke arah barat laut. Kecepatan angin diukur dengan alat yang disebut anemometer. Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan angin pada jangka waktu tertentu. Pada anemometer ini terdapat tiga mangkok yang menghadap ke satu jurusan dan akan berputar bila tertiup angin. Pada poros putara dipasang alat pengukur kecepatan yang dapat menunjukkan angka. Selisih angka pengamatan pertama dengan pengamatan kedua dibagi jangka waktu pengamatan merupakan angka rata-rata kecepatan angin dalam waktu tertentu. Kecepatan angin sangat berpengaruh terhadap vegetasi tanaman dan daerah di sekitarnya. Pengaruh angin pada tanaman antara lain dapat meningkatkan laju transpirasi, karena dengan kecepatan angin yang tinggi disertai dengan suhu tinggi dan kelembaban rendah maka akan ada pemasukan CO2 sehingga laju transpirasinya tinggi. 7. Evaporasi Evaporasi adalah penguapan yang terjadi pada permukaan tanah. Alat yang digunakan untuk mengukur evaporasi adalah evaporimeter. Evaporimeter yang digunakan pada praktikum kali ini adalah evaporimeter yang menggunakan bejana penguapan berupa panci tau tangki yang berisi air bersih. Dinding bejana berwarna putih atau putih metalik. Hal ini ditunjukkan untuk pengaruh radiasi. Pengukuran dilakukan pada permukaan air dalam keadaan tenang di dalam tabung riak (Still Well Cylinder). Still Well Cylinder merupakan silinder untuk mencegah terjadinya gelombang air pada ujung jarum atau batang pancing pengukur micrometer yang digunakan untuk mengukur tinggi permukaan air pada panci evaporimeter. Keuntungan penggunaan batang pancing berskala (mikrometer) ini adalah pengukuran dapat dilakukan lebih cepat dan mudah, dapat digeser turun atau naik dengan memutar sekrupnya. Batang pancing pengukur ini terletak menggantung di tabung peredam riak.

Sebagai penunjuk tinggi permukaan air adalah ujung pancing yang dibuat runcing. Kelemahannya, terkadang pengamat tidak mengembalikan tinggi permukaan dengan cermat sesuai ketentuannya sehingga proses penguapan berlangsung pada volume air yang tidak tetap. Evaporasi dapat dihitung dengan mencari selisih antara skala awal dengan skala akhir yang ditunjukkan oleh evaporimeter dan satuannya adalah milimeter. Besarnya evaporasi tidak sama setiap waktu, ini dipengaruhi: suhu udara, kekeringan udara, kecepatan angin, dan tersedianya air. Ada beberapa faktor yang menghambat dan mempercepat penguapan seperti: suhu, kelembaban nisbi, angin, susunan air, luas permukaan, tekanan udara dan panas latent penguapan (panas potensial penguapan). Faktor-faktor evaporasi antara lain adalah kadar kelembaban tanah (banyaknya air yang terdapat dalam tanah) dan macamnya tumbuh-tumbuhan. Meningkatnya suhu udara maka energi kinetik molekul airnya bertambah sehingga lepas dari permukaan air, dengan kecepatan angin yang tinggi maka laju evaporasinya bertambah sampai batas tertentu. Tekanan uap air ke atmosfer yang rendah mengakibatkan proses evaporasi lebih cepat. Evaporasi penting sebagai unsur dari siklus hidrologi dan sebagai penyedia air yang dapat mencukupi tubuh tumbuhan sepanjang waktu. Dengan mengetahui penguapan, kita dapat menetukan cara penanaman dan efektifitas tanam. 8. Awan Awan merupakan titik-titik air yang melayang-layang tinggi di atmosfer. Terjadinya awan dapat disebabkan oleh adanya inti-inti kondensasi yang banyak sekali pada ruang basah, adanya kenaikan tingkatan kelembapan relatif dengan disertai banyak inti

kondensasi/sublimasi dan adanya pendinginan. Awan terbentuk sebagai akibat naiknya udara yang lembab ke atmosfer, yang mengalami proses kondensasi sehingga butir-butir air, kristal es atau gabungan keduanya yang melayang terlihat sebagai awan. Proses pembentukan dan perkembangan butir awan akibat dari dua proses

yaitu proses dinamis dan fisis (makrofisis dan mikrofisis). Proses dinamis yaitu dengan adanya udara yng naik ke atas akan mengakibatkan penurunan suhu (kondensasi), udara tersebut naik karena adanya sistem arus angin horisontal yang konvergen, adanya paksaan karena mendapat rintangan dan konveksi karena pemanasan. Proses fisis terdiri dari proses makrofisis dan mikrofisis, makrofisis seperti pada proses dinamis yang merupakan penyebab terangkatnya uap air dari permukaan oleh sirkulasi lokal. Mikrofisis dimulai dengan kondensasi uap air, mula-mula udara mengalami pendinginan sehingga kapasitas uap air mengecil dan kelembabannya tinggi sehingga akan mengakibatkan kondensasi. Kondensasi merupakan proses utama dalam pembentukan awan. a. b. c. d. Famili awan tinggi: cirrus, cirro cumulus dan cirro stratus Famili awan sedang: alto cumulus dan alto stratus Famili awan rendah: stratus, nimbo stratus dan strato cumulus Famili awan tumbuh vertical: cumulus; cumulus nimbus dan nimbo stratus. E. Komperhensif Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, iklim di suatu wilayah tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu radiasi surya, tekanan udara, suhu, kelembaban udara, curah hujan , angin, evapotranspirasi, dan awan. Dari kedelapan faktor tersebut dinamakan unsur-unsur iklim. Dalam praktikum pengamatan unsur cuaca yang kami lakukan faktor faktor tersebut dapat diukur dengan alat-alat seperti Cambell stokes, Barometer, Termometer maksimum minimum,termometer maksimum minimum tipe six, termometer tanah bengkok, Termohigrograph, higrometer, ombrometer dan ombrograph, anemometer, wind vane, panci evaporimeter. Tetapi dalam praktikum unsur mikro kami menggunakan GPS, themohigrometer, lighmeter, soil tester, altimeter, klinometer Apabila saat pengamatan unsur cuaca alat untuk mengukur radiasi surya adalah cambell stokes yang dapat melihat radiasi surya dalam satu hari,

sedangkan pada saat pengamatan unsur mikro kami menggunakan lightmeter yang hanya digunakan dalam waktu tersebut. Saat pengamatan unsur cuaca tekanan udara menggunakan alat barometer, namun pada pengamatan unsur mikro tidak menggunakan alat tersebut. Pada pengamatan unsur cuaca suhu udara menggunakan thermometer

maksimum minimum serta thermometer maksimum minimum tipe six, sedangkan pada pengamatan unsure mikro menggunakan

thermohigrometer. Saat

Pengamatan unsure cuaca kelembaban udara

menggunakan hygrometer atau termohigrograf, namun saat pengamatan unsur mikro menggunakan termohigrometer yang hanya digunakan dalam waktu itu. Kelembaban tanah juga diamati pada pengamatan unsure mikro, yaitu dengan menggunakan soil tester. Pengamatan selanjutnya adalah unsur cuaca curah hujan yaitu dengan menggunakan panci evaporimeter, namun pada pengamatan unsure mikro tidak menggunakan alat tersebut. Pada pengamatan unsure cuaca dengan menggunakan pancaindra yaitu pengamatan awan, sedangkan pada pengamatan unsur mikro yaitu pengamatan vegetasi. Adapun pengamatan unsur mikro yang tidak termasuk dalam pengamatan unsur cuaca adalah pengamatan pH tanah dengan menggunakan soil tester, pengamatan ketinggian tempat dengan altimeter dean pengamatan kemiringan lahan dengan klinometer.Dari seluruh alat dan penggunaannya dapat membantu kita dalam mengukur dan menganalisis perkembangan agroekologi.Dari semuanya saling

berhubungan dan sangat mempengaruhi situasi dari lingkungan terutama pada pertanian. F. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Dari praktikum yang telah dilakukan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Unsur-unsur iklim yaitu radiasi surya, tekanan udara, kelembaban, angin, curah hujan, suhu, evapotranspirasi dan awan di mana setiap unsur saling mempengaruhi dengan unsur lain

b. Suhu dipengaruhi oleh intensitas radiasi surya, semakin tinggi intensitas radiasi surya maka semakin tinggi pula suhunya. c. Alatalat yang digunakan dalam praktikum di Jumantono yaitu sunshine recorder tipe cambell stokes (untuk mengukur lamanya penyinaran), termometer max dan min tipe six (untuk mengukur suhu udara), thermometer tanah bengkok (untuk mengukur suhu tanah), ombrometer dan ombrograf (untuk mengukur curah hujan), barometer (mengukur tekanan udara), Anemometer dan wind vane (mengukur kecepatan angin dan arah angin), termohigrograf (mengukur suhu dan kelembaban udara) dan evaporimeter (mengukur evapotranspirasi). d. Dalam radiasi surya matahari sebagai sumber energi yang utama, faktor faktor yang mempengaruhi radiasi surya adalah jarak bumi dari surya, intensitas radiasi surya dan jumlah hari. e. Dalam klimatologi angin berfungsi pokok memindahkan panas, uap air dan karbondioksida serta mengendalikan unsur cuaca seperti

kelembaban, udara, suhu, dan evapotranspirasi f. Peranan positive kelembaban udara bagi tumbuhan apabila kelembaban tinggi disertai intensitas cahaya tinggi memaikkan laju fotosintensis. 2.Saran Sebagian besar alat di Stasiun Iklim Jumantono tidak dapat digunakan karena kurang dirawat. Oleh karena itu sebaiknya diperlukan perhatian khusus akan hal ini agar proses praktikum bisa berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA Agung, 2009. http://agung4.wordpress.com. 2009. Iklim dan Cuaca, diakses pada tanggal 25 November 2012. Anonim, 2008. Petunjuk Praktikum Agroklimatologi. Laboratorium Teknik Sumberdaya Alam Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. UGM. Yogyakarta. http://www.faperta.ugm.ac.id/buper/lab/kuliah/fistan/7_hubungan_suhu_tanaman .ppt. Diambil pada tanggal 21 November pada pukul 10.00 WIB. http://www.jplh.or.id/elnv4/topik/artikel/pentingnya_pemahaman_preservasi_bag i_pustakawan.html Diambil pada tanggal 28 November 2012 pada pukul 10.00 WIB. http://lc.bppt.go.id/iptek/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=22. Diambil pada tanggal 28 November 2012 pada pukul 10.00 WIB. Benyamin Lakitan. 1994. Dasar-dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Foth, Henry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah edisi ke-6. Erlangga. Jakarta. Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Radja Grifindo Persada. Jakarta. Handoko. 1993. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya. Bogor.. Karim, K. 1985. Diktat Kuliah Dasar-Dasar Klimatologi. Diterbitkan dengan Biaya Proyek Peningkatan dan Pengembangan Perguruan Tinggi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Kartasapoetra, Ance Gunarsih, Ir., 1993. Klimatologi Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta : Bumi Aksara. Kartasapoetra, ddk. 2005. Teknologi Konservasi Tanah. Rineka jaya. Jakarta. Kristanto, Kensaku. Paramita.Jakarta. 2002. Hidrologi Untuk Pertanian. PT. Pradya

Masson, B. J. & Cloud. 1962. Rain And Rain Making, Cambridge. London. Martha W, Joyce. 1993. Mengenal DasarDasar Hidrologi. Nova. Bandung.

Prawiro wardoyo, Susilo 1996.Meteor ologi. ITB. Bandung. Tjasyono, Bayon. 2004. Klimatologi. Bandung : ITB. Vink, G.J. 1984. Dasar-Dasar Usaha Tani di Indonesia. PT. Midas Surya Grafindo. Jakarta. Waryono, dkk. 1987. Pengantar Meteorologi dan Klimatologi. PT Bina Ilmu. Surabaya. Wilson, E.M. 1993. Hidrologi Teknik. ITB. Bandung. Wisnubroto, Soekardi, dkk. 1981. Asas-Asas Meteorologi Pertanian. Ghalia Indonesia. Jakarta

II. PENGAMTAN UNSUR-UNSUR CUACA SECARA OTOMATIS

A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Cuaca adalah keadaan atmosfir pada suatu saat (yang pendek) dan pada tempat tertentu. Sedangkan iklim adalah ilmu yang mempelajari keadaan atmosfir dari suatu daerah dalam waktu tertentu. Iklim sangat tergantung pada posisi geografinya di permukaan bumi. Faktor iklim yang terpenting adalah presipitasi dan proses kejadiannya, kelembaban, temperatur dan angin. Perubahan cuaca dan iklim disebabkan oleh perbedaan besarnya kekuatan penyebaran dari unsur-unsur cuaca/iklim, terutama suhu dan curah hujan (presipitasi). Keadaan cuaca dan iklim adalah menentukan kegiatan kehidupan manusia dalam segala aspek kehidupan. Cuaca dan iklim merupakan salah satu syarat-syarat yang sangat penting dalam pengelolaan. Ketahanan terhadap cuaca dan iklim antar tanaman berbeda-beda, ada yang tahan pada iklim yang tropis, namun ada juga yang hanya tumbuh pada iklim subtropis. Keadaan cuaca dan iklim serta cara-cara pemanfaatannya dapat

dilaksanakan penanaman tanaman yang tepat untuk periode yang tepat, sehingga fluktuasi cuaca dan iklim yang sudah diketahui mengakibatkan kenegatifan dalam pertumbuhan tanaman. Cuaca dan iklim dapat pula dipergunakan untuk mengetahui kapan waktu pemupukan, pemberantasan hama penyakit ataupun tumbuhan pengganggu. Dalam bidang pertanian iklim sangat berguna sekali terutama dalam penentuan waktu penanaman. Dengan penentuan iklim dan cuaca yang tepat, petani dapat menentukan tanaman apa yang cocok ditanam pada suatu musim tanam tertentu. Hal ini akan sangat berpengaruh pada hasil produksi pertaniannya. Apabila petani berhasil menentukan tanaman yang cocok ditanam pada musim tertentu maka tentunya akan menghasilkan produksi yang tinggi. Maka dari itulah dibutuhkan suatu penentuan iklim

dan cuaca yang jelas. Dengan adanya cuaca dan iklim tersebut akan mempermudah petani menetukan iklim dan cuaca yang berlaku pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. 2. Tujuan Praktikum Acara pengamatan unsur cuaca ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui unsur cuaca dan iklim menggunakan alat pengamat cuaca otomatis (AWS= Automatic Weather Station). 3. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum Agroklimatologi acara pengamatan unsur-unsur cuaca secara otomatis ini dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2012. Bertempat di Stasiun Klimatologi di kebun percobaan FP UNS, Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Karanganyar (untuk mengetahui alat sensor unsurunsur cuaca) sedangkan server ada di Laboratorium Pedologi Fakultas Pertanian UNS. Praktikum ini dilaksanakan pada pukul 07.30 sampai selesai. B. Tinjauan Pustaka Topografi tanah dapat mempercepat atau menghambat iklim. Jadi, di daerah yang datar kecepatan gerak air yang berlebihan akan jauh lebih kecil daripada di daerah yang bergelombang. Topografi bergelombang akan meningkatkan erosi pada lapisan permukaan, jika erosi cukup besar, dapat meniadakan kemungkinan terjadinya tanah yang dalam. Sebaliknya, jika air berhenti di suatu daerah untuk beberapa bulan atau satu tahun penuh, pengaruh iklim relatif menjadi tidak afektif dalam perkembangan tanah. Karena itu topografi penting tidak hanya sebagai pengubah efek iklim, tetapi sering sebagai pengendali utama di daerah terbatas (Buckman 1982). AWS (Automatic Weather Stations) merupakan suatu peralatan atau sistem terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi, tekanan

udara, pyranometer, net radiometer. RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED Display, sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu (present weather) dengan mudah (Doorenbos 1977). Cuaca dan iklim merupakan salah satu syarat-syarat yang sangat penting dalam pengelolaan, tanaman tidak dapat bertahan dalam keadaan cuaca yang buruk, seandainya tanaman dapat bertahan dalam keadaan cuaca dan iklim yang buruk maka hasil akan rendah sekali bahkan tidak panen. Keadaan cuaca dan iklim serta cara-cara pemanfaatannya dapat dilaksanakan penanaman tanaman yang tepat untuk periode yang tepat, sehingga fluktuasi cuaca dan iklim yang sudah diketahui mengakibatkan kenegatifan dalam pertumbuhan tanaman. Cuaca dan iklim dapat pula dipergunakan untuk mengetahui kapan waktu pemupukan, pemberantasan hama penyakit ataupun tumbuhan pengganggu (Kurniawati 2008). Perubahan iklim terjadi akibat adanya pemanasan global yang diakibatkan meningkatnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia, seperti industri, transportasi, kebakaran hutan, perubahan tata guna lahan dan sebagainya. Pada umumnya perubahan iklim tersebut ditandai dengan terjadinya kenaikan suhu udara di permukaan bumi dan naiknya paras permukaan laut. Pada umumnya di wilayah benua maritim Indonesia memiliki variabilitas unsur iklim curah hujan yang lebih besar dibanding unsur iklim lainnya seperti suhu, tekanan, dan kelembaban udara (Bayong 2004). Automatic Weather Station (AWS), fungsi alat Sensor Pengukur Suhu udara, Kelembaban, ini lengkap dengan

Tekanan Udara, Arah angin,

kecepatan angin, curah hujan, penyinaran matahari, suhu tanah. Satuan yang digunakan Suhu udara (oC), tekanan (milibar), curah hujan (mm), penyinaran matahari (Langley), kecepatan angin (knots, km/jam), arah angin ( o). Dari sensor tersebut data disimpan didata loger dan disambung melalui kabel ke

Komputer yang

ada diruangan Observasi untuk melihat tampilan alat

tersebut (Anonim 2009).

C. Hasil Pengamatan

Gambar 1 : AWS (Automatic Weather Station) 1. Bagian bagian utama AWS a. Sensor Wind speed b. Sensor Solar radiation c. Sensor Rain gauge d. Sensor Wind direction e. Tiang untuk dudukan sensor dan data logger f. Penangkal petir 2. Prinsip kerja AWS Prinsip kerja alat ini yaitu merupakan desain yang sengaja dibuat untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. D. Pembahasan Pada praktikum pengamatan unsur-unsur cuaca secara otomatis dilakukan menggunakan alat AWS (Automatic Weather Station). Pada AWS memiliki sensor yang di sebut pyranometer. Pyranometer juga disebut solarmeter. Pyranometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur radiasi matahari broadband pada permukaan planar dan merupakan sensor yang dirancang untuk mengukur kerapatan fluks radiasi matahari (dalam watt per meter persegi) dari bidang pandang 180 0 . Alat ini membantu

untuk mengetahui seberapa besar radiasi yang terdapat pada suatu wilayah tertentu. Manfaat dari pengukuran ini, kita bisa menentukan apakah radiasi tersebut cukup kuat untuk dijadikan sumber energi alternatif atau tidak. Kelebihan pyranometer yaitu pada bagian sensornya. Sensor dari pyranometer sangat sensitif terhadap radiasi, jika sinar matahari kuat dalam pemancarannya, maka nilai dari pyranometer akan besar pula. Selain itu, pyranometer merupakan alat yang masih sederhana dimana bisa dengan mudah di baca dan ditentukan seberapa besar radiasinya. Sinyal output biasanya diperoleh oleh akurasi tinggi multi saluran data logger yang diprogram dengan kepekaan masing-masing radiometer, sehingga data dapat disimpan dalam satuan W/m. Kelebihan yang lain, pyranometer dapat diletakkan didaerah manapun, asalkan tidak tertutup dari sinar matahari agar kerja pyranometer lebih maksimal. Kekurangan dari pyranometer yaitu masalah penempatan alat ini. Alat ini harus diletakkan di tempat yang benar-benar datar dan rata, jika sedikit saja alat ini miring akan mempengaruhi kinerja pyranometer. Selain itu, karena pyranometer memiliki tingkat ke sensitifan yang tinggi, sensor pyranometer tidak bisa bekerja saat hujan atau di siang hari yang gelap, mengingat kerja alat ini bergantung pada sinar matahari yang dapat diserap. E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan a. Pyranometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur radiasi matahari broadband pada permukaan planar. b. Kerja AWS sangat bergantung pada cuaca karena alat ini tidak dapat bekerja bila tidak ada sinar matahari. 2. Saran a. Alat yang sudah ada mohon di jaga. b. Co ass diharapkan lebih detail mengetahui tentang bagian-bagian dan cara kerja alat yang di gunakan untuk praktikum DAFTAR PUSTAKA

Buckman. 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. Kurniawati. 2008. Aplikasi Tank Model dalam Penentuan Karakteristik DAS Berbasis Data AWS dan SPAS Digital Automatis di Sub DAS Cisadane Hulu.Bogor Bayong Tyasono. 2004. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program Studi Agronomi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan. Doorenbos. 1977. Peralatan Agroklimatologi dalam Menunjang Dunia Pertanian Secara Umum. Bina Insan Press. Jakarta.

III. PENGUKURAN SUHU TANAH

A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Suhu merupakan suatu konsep yang tidak mudah didefinisikan. Didalam Glossary of Meteorologi suhu disebut sebagai derajat panas atau dingin yang di ukur berdasarkan skala tertentu dengan mengunakan berbagai tipe termometer. Suhu dengan panas berbeda, menurut hukum Termodinamika panas adalah energi total dari pergerakan molekul suatu benda. Lebih besar pergerakan itu maka lebih panas benda itu sedangkan suhu merupakan ukuran energi kinetis rata-rata dari pergerakan molekul. Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu tanah adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul-molekul di dalam tanah. Suhu tanah sangat berperan penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan oleh aktifitas perakaran. Pengaruh suhu tanah pada tanaman yaitu pada perkecambahan biji, pada aktivitas mikroorganisme dan perkembangan penyakit tanaman. Suhu tanah selalu bervariasi tergantung intensitas sinar matahari dan kondisi lingkungan tempat tanaman tersbut tumbuh. Apabila suatu benda dipanaskan, maka pergerakan molekulmolekulnya semakin intensif hingga muatan energi kinetisnya bertambah dan mengakibatkansuhu naik. Jumlah muatan energi kinetis molekulmolekul benda disebut panas dandinyatakan dengan satuan calori. Suhu ialah tingkat kemampuan benda dalam hal memberikan atau menerima panas. Suhu seringkali juga diartikan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda. Satuan untuk suhu adalah derajat suhu. Oleh karena itu, diperlukan pengukuran suhu tanah karena tanaman tidak dapat tumbuh baik pada suhu tanah yang tidak optimal. Dengan pengukuran tersebut akan diketahui rata-rata suhu harian suatu tempat. Dengan begitu, kita dapat mengetahui secara pasti kondisi lingkungan yang paling cocok bagi suatu tanaman. Atau tanaman dapat hidup di tempat tertentu dengan perlakuan sebagaimana keadaan aslinya.

Sehingga produktifitas para petani tetap terus stabil, meskipun terjadi perubahan faktor lingkungan. 2. Tujuan Praktikum Tujuan dari Praktikum Agroklimatologi ini adalah untuk mengetahui variasi suhu tanah pada beberapa perlakuan. 3. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum Agroklimatologi ini dilaksanakan tanggal 20 Oktober 2012 bertempat di area Fakultas Pertanian pada pukul 10.30 sampai selesai.

B. Tinjauan Pustaka Suhu merupakan panas dingin suatu tempat. Suhu diukur berdasarkan skala tertentu dengan mengunakan termometer. Suhu dipengaruhi oleh : jumlah radiasi, pengaruh karatan atau lautan, ketinggian tempat, angin, pengaruh panas laten, penutup tanah, tipe tanah dan pengaruh suhu tergantung pada sinar matahari (Kartasapoetra 1989). Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul suatu benda. Panas adalah energi total dari pergerakan molekul suatu benda. Jadi panas adalah ukuran energi total, sedangkan suhu adalah energi rata-rata dari setiap gerakan molekul. Lebih besar pergerakan, maka lebih benda tersebut (Kadir 2006). Suhu tanah beraneka ragam dengan cara khas pada perhitungan harian dan musiman. Fluktasi terbesar dipermukaan tanah dan akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman tanah. Kelembaban waktu musiman yang jelas terjadi, karena suhu tanah musiman lambat bantuk fluktasi suhu pada peralihan suhu diudara atau dibawah tanah yang lebih besar. Suhu total untuk semalam tanaman mungkin terjadi pada tengah hari. Dibawah 6 inch atau 15 inch terdapat variasi harian pada suhu tanah (Sostrodarsono 2006). Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukur dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi simuka bumi adalah didaerah tropis (sekitar ekoator) dan makin ke kutub semakin dingin. Di lain pihak, pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa terasa dingin jika ketinggian semakin bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter maka suhu akan berkurang (turun) rata-rata 0,6 C. Penurunan suhu semacam ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, lapse rate adalah 1 C (Benyamin 1997). Pembangunan membawa kesan ke atas sistem iklim mikro. Pembangunan mengubah iklim mikro suatu kawasan; kesan utama adalah terhadap imbangan sinaran tenaga dan gangguan terhadap kitaran hidrologi.

Penebangan pokok mengakibatkan kuantiti sinaran tenaga yang diserap oleh tanah lapang meningkat. Ini menyebabkan peningkatan suhu permukaan tanah dan suhu udara. Pembalikan sinar tenaga bertambah hingga menyebabkan suhu udara meningkat (Anonim 2008). C. ALAT DAN CARA KERJA Alat : termometer tanah Cara kerja : Mengukur suhu tanah pada beberapa perlakuan, yaitu : 1. Kontrol 2. Mulsa plastik hitam 3. Mulsa plastik organik 4. Mulsa organik 5. Cover crop (rumput)

E.

Pembahasan Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu berkorelasi positif dengan radiasi matahari. Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, dan kandungan lengas tanah. Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses fisiologis tanaman. Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan lengas tanah. Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan evaporasi. Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim mikro di sekitar tajuk tanaman akan mempercepat kehilangan lengas tanah terutama pada musim kemarau. Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada daerah yang lengas tanahnya terbatas. Pada perlakuan kontrol diantara pukul 10.30-11.15 merupakan suhu paling panas dan diantara selang waktu tersebut suhu terpanas adalah 330C. Pada mulsa plastik hitam pada pukul 11.15 merupakan suhu paling panas diantara selang waktu yang tertera dalam tabel yaitu 36,50C. Pada mulsa plastik bening pada pukul 11.15 juga merupakan suhu paling panas yaitu 340C. Pada mulsa organik juga pada pukul yang sama yaitu 11.15 merupakan suhu paling panas yaitu 320C. Pada perlakuan cover crop atau rumput juga pada pukul yang sama 11.15 suhunya 320C dan suhu tersebut merupakan suhu paling panas. Dari praktikum acara pengukuran suhu tanah ini didapatkan data bahwa suhu yang paling tinggi adalah tanah yang diberi mulsa plastik hitam yaitu 36,5 dan rata-rata suhu tanah yang paling rendah pada waktu yang diatas adalah tanah yang diberi mulsa organik, yaitu 32. Dari pembahasan hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa mulsa plastik hitam merupakan mulsa yang paling baik. Warna hitam

pada bagian dalam dapat mengendalikan gulma. Hal ini dikarenakan hampir tidak ada cahaya yang dapat dimanfaatkan oleh biji-biji gulma untuk fotosintesis, sehingga gulma tidak dapat tumbuh dengan baik. F. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan a. Suhu tanah dipengaruhi oleh tutupan tanah. b. Perlakuan kontrol tidak menyebabkan suhu tanah tinggi. c. Suhu tanah yang diberi mulsa plastik hitam adalah yang paling tinggi daripada penutup mulsa lainnya 2. Saran a. Kita perlu mengetahui suhu tanah yang optimal untuk pertumbuhan vegetasi. b. Kita perlu mengetahui penutup atau tutupan tanah yang menghasilkan suhu tanah yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA Benyamin, Lakitan. 1997. Klimatologi Dasar. Radja Grafindo Persada. Jakarta. Fahrurrozi. 2009. Mulsa Plastik Hitam Perak. http://unib.ac.id/blog/fahrurrozi/2009/03/16/mulsa-plastik-hitam-perak/ diakses pada 25 November 2012 Foth, Henry D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi ke-7. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hassan, U.M, 1970, Dasar-Dasar Meteorologi Pertanian, PT Soeroengan, Jakarta. Kadir Zailani, 2006, Klimatologi dasar, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh. Karmalis Karim,dkk, 1986, Dasar-Dasar Klimatologi, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh. Kartasapoetra, A.G. 1989. Agroklimatologi. Jakarta. Bina Aksara. Monteith, J. L. 1977. Climate and Efficiency of Crop Production. Phil Trans R. Soc. Lond B. 281 : 277 - 294 Sostrodorsono. 2006. Variasi Tanah. Rineka Jaya. Bogor. Vink, G.J. 1984. Dasar-Dasar Usaha Tani di Indonesia. PT. Midas Surya Grafindo. Jakarta. Wilson, E. M. 1993. Hidrologi Teknik. ITB. Bandung.

IV. PERAN SUHU UDARA, RH DAN CAHAYA TERHADAP LAJU EVAPOTRNSPIRASI

A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Perkembangan tumbuhan pada aktifitas perakaran dipengaruhi oleh suhu tanah dan udara. Pada Suhu tanah banyak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya sinar matahari dan aktivitas mikroorganisme dalam tanah dan reaksi kimia termolekuler. Pengukuran suhu tanah dilakuakan dengan menancapkan termometer ke dalam tanah dengan kedalaman yang bervariasi yaitu 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100cm dari permukaan tanah. Makin dalam tanah maka akan semakin turun suhunya. Suhu adalah tingkat kemampuan benda dalam memberi atau menerima panas. Suhu seringkali juga dinyatakan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda yang dinyatakan dalam derajat suhu. Suhu juga dinyatakan sebagai ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakkan molekul suatu benda. Suhu menunjukkan sangkar cuaca yang dipergunakan untuk pengamatan suhu. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan thermometer air raksa dan alkohol. Kelembaban tanah merupakan keadaan keseimbangan kandungan air dengan suhu di dalam tanah yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Kelembaban relative udara dapat diukur langsung dengan alat hygrometer yang sensornya berupa higroskopis. Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang tidak dapat berpindah tempat, sehingga untuk memenuhi kebutuhan air harus mengambil dari tanah tempat tanaman tersebut tumbuh. Kondisi kering, basah, tergenang harus diterima tanaman sehingga setiap saat tanaman dihadapkan masalah air. Evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Transpirasi adalah hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan.

Evapotranspirasi adalah hubungan antara evaporasi dan transpirasi yang bertugas sama-sama untuk mengembalikan presipitasi pada atmosfer. Suhu, RH, intensitas matahari mempengaruhi laju evapotranspirasi. Dalam praktikum ini akan diketahui bagaimana pengaruh suhu, RH, intensitas matahari terhadap evapotranspirasi. 2. Tujuan Praktikum Acara peran suhu udara, rh dan cahaya terhadap laju

evapotranspirasi ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh suhu, kelembaban relative dan cahaya terhadap laju evaporasi tanah, transpirasi dan evapotrasnpirasi tanaman. 3. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum Agroklimatologi ini dilaksanakan tanggal 20 Oktober 2012 bertempat di Fakultas Pertanian pada pukul 10.00 sampai selesai.

B. Tinjauan Pustaka Penguapan merupakan proses yang melibatkan pindah panas dan pindah massa secara simultan. Dalam proses ini sebagian air akan diuapkan sehingga diperoleh suatu produk yang kental (konsentrat). Proses pindah panas dan pindah massa yang efektif akan meningkatkan kecepatan penguapan (Guslim 2009). Besaran yang sering dipakai untuk menyatakan kelembaban udara adalah kelembaban nisbi yang diukur dengan psikometer atau hygrometer. Kelembaban nisbi berubah sesuai dengan tempat danwaktu. RH rendah akan menyebabkan intensitas cahaya matahari yang mencapai permukaan bumi lebih besar sehingga fotosintesis lebih besar. Perkembangan penyakit lebih tertekan (Hanum, 2009). Suhu adalah ukuran energi kinetik yang dihasilkan oleh aktifitas pergerakan molekul yang dikandung oleh suatu benda danbiasanya dinyatakan dengan satuan 0C/0F. Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi/fluktuasi suhu. Jumlah radiasi yang diterima bumi, sudut datang reaksi, jenis permukaan, warna permukaan, struktur permukaan serta situasi vegetasi, pengaruh ketinggian tempat, angin, panes laten (Karatasapoetra 2004). Evaporasi merupakan salah satu faktor yang sangat berperan di dalam proses kehilangan air tanah. Besarnya kehilangan air melalui evaporasi sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim dan tanahnya. Sering di dalam mengendalikan kehilangan airmelalui evaporasi, orang lebih mudah memanipuler keadaan tanahnya dari pada keadaan iklimnya yang sulit dikontrol (Doronbos 1976). Udara dengan mudah menyerap dalam bentuk uap air. Banyaknya bergantung pada suhu udara dan suhu air. Makin tinggi suhu udara makin banyak uap air yang dapat dikandungnya. Uap air memberikan tekanan panggu yang biasanya diukur dalam bar atau tinggi millimeter turus raksa (Willson 1993). Neraca kelembaban atmosfer merupakan suatu bagian integral dari prosedur peneracaan komprehensif yang berskala besar, neraca tersebut menekankan pada pentingnya daya angkat massa udara dalam menentukan

ketersediaan kawasan kelembapan bagi presipitasi dan aliran energi (Lee 1988). Pengukuran langsung evapotranspirasi dengan penginderaan jauh masih belum masih belum dimungkinkan. Pendekatan penginderaan jauh terhadap penentuan evapotranspirasi terletak pada pengukuran jumlah dan lamanya gerakan air dari tanah ke atmosfer. Untuk peliputan kawasan yang luas alat yang paling tepat bagi penelitian evaporasi adalah radiometer inframerah dan pancatat citra dari udara (Handoko 1994). A. Alat dan Cara Kerja 1. Alat a. Termometer b. Higrometer c. Sangkar cuaca d. Pot berisi tanah e. Pot berisi tanaman dengan kondisi pot dan tanah dibungkus plastik f. Pot berisi tanaman. 2. Cara kerja a. Pasang termometer dan higrometer pada sangkar cuaca. Siapkan tiga buah sangkar cuaca, dan diletakkan pada 3 lokasi yang berbeda, yakni: 1.) Di dalam rumah kaca 2.) Di bawah naungan screen atau paranet, 40% 3.) Pada lingkungan terbuka tanpa naungan b. Pasang sangkar cuaca (kotak) yang berwarna ptuih tersebut pada ketinggian 120 cm di atas tanah. c. Letakkan tiga tanaman dalam pot pada masing-masing lokasi (dekat kotak), dengan ketentuan: 1.) Pot A berisi tanah saja (tanpa tanaman) kondisi terbuka 2.) Pot B berisi tanaman dengan kondisi pot dan tanah dibungkus plastik, dan 3.) Pot C kondisi biasa berisi tanaman. Tanaman pada pot A dan B diusahakan seragam

d. Lakukan pengamatan berat pot A, B, dan C serta pengamatan cuaca suhu, RH yang ada di dalam sangkar. e. Lakukan pengamatan intensitas cahaya dengan lux meter. Posisi sensor menghadap ke atas (jangan miring). Pengamatan dilakukan pada ketinggian 100 cm di atas tanah (lantai). Untuk pengamatan dengan lux alat di setel pada posisi tertinggi dan bila belum terdeteksi posisi sakelar bisa diturunkan ke posisi yang lebih rendah. Alat lux meter digital biasanya ada 3 range (skala) pengukuran f. Ulangi pengamatan suhu, RH, intensitas cahaya dan berat pot setiap 15 menit sekali g. Setelah dilakukan 4 kali pengamatan (ada 4 data) dilakukan perhitungan laju evaporasi, transpirasi, dan evaportranspirasi pada masing-masing periode percobaan (satu periode = 15 menit) h. Untuk menghitung evaporasi, transpirasi dan evapotrasnpirasi dibuat satuan gram per jam, sehingga data yang diperoleh perlu dikonversi.

E.

Pembahasan Temperatur (suhu) adalah salah satu sifat tanah yang sangat penting secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terhadap kelembapan, aerasi, stuktur, aktifitas mikroba, dan enzimetik, dekomposisi serasah atau sisa tanaman dan ketersidian hara-hara tanaman. Temperatur tanah merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting sebagaimana halnya air, udara dan unsur hara. Proses kehidupan bebijian, akar tanaman dan mikroba tanah secara langsung dipengaruhi oleh temperatur tanah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi,

diantaranya suhu, kelembaban udara dan intensitas matahari. Pengaruh suhu terhadap evapotranspirasi dapat dikatakan secara langsung berkaitan dengan intensitas dan lama waktu radiasi matahari. Kelembaban tanah juga mempunyai peran untuk mempengaruhi terjadinya evapotranspirasi. Evapotranspirasi berlangsung ketika vegetasi yang bersangkutan sedang tidak kekurangan suplai air. Pengaruh radiasi panas matahari terhadap evapotranspirasi adalah melalui proses fotosntesis. Dalam mengatur

hidupnya tanaman memerlukan sirkulasi air melalui sistem akar-batangdaun. Berdasarkan data tersebut di lokasi rumah kaca memiliki suhu paling tinggi, yaitu 41oC menghasilkan evapotranspirasi kecil dan berkurang per jamnya. Sedangkan di naungan memiliki suhu paling rendah yaitu 33,5oC menghasilkan evapotranspirasi paling besar dan berkurang per jam. Hal ini sesuai dengan teori, yaitu bahwa semakin tinggi suhu dan intensitas cahaya matahari maka kelembaban semakin rendah yang akan menyebabkan evapotranspirasi menjadi semakin tinggi. Banyak faktor yang

mempengaruhi evapotranspirasi. Hal-hal yang mempengaruhi antara lain: a. Faktor-faktor meteorologi: Radiasi matahari, Suhu udara dan permukaan, Kelembaban,Angin, Tekanan Barometer

1) Radiasi surya (Rd): Komponen sumber energi dalam memanaskan badan-badan air, tanah dan tanaman. Radiasi potensial sangat ditentukan oleh posisi geografis lokasi. Radiasi surya berpengaruh melalui proses fotosintesis. Dimana sirkulasi air melalui akar, batang, daun dipercepat dengan meningkatnya jumlah radiasi panas matahari terhadap vegetasi yang bersangkutan. 2) Kecepatan angin (v): Angin merupakan faktor yang menyebabkan terdistribusinya air yang telah diuapkan ke atmosfir, sehingga proses penguapan dapat berlangsung terus sebelum terjadinya keejenuhan kandungan uap di udara. Kecepatan angin bertambah maka evaporasi meningkat sampai batas tertentu. 3) Kelembaban relatif (RH): Parameter iklim ini memegang peranan karena udara memiliki kemampuan untuk menyerap air sesuai kondisinya termasuk temperatur udara dan tekanan udara atmosfir. Kelembaban udara membantu

memperpanjang lama waktu stomata tersebut terbuka. Kelembaban tanah juga mempengaruhi terjadinya

evapotranspirasi dimana evapotranspirasi berlangsung ketika vegetasi yang bersangkutan sedang tidak kekuranagn air. Dengan kata lain evapotranspirasi potensial berlangsung ketika kondisi kelembaban tanah berkisar antara titik wilting point dan field capacity. 4) Temperatur: Suhu merupakan komponen tak terpisah dari RH dan Radiasi. Suhu ini dapat berupa suhu badan air, tanah, dan tanaman ataupun juga suhu atmosfir. Suhu udara dapat memepengaruhi stomata. b. Faktor-faktor geografi: Kualitas air, Jeluk tubuh air, Ukuran dan bentuk permukaan air. kecepatan membuka dan menutupnya

c.

Faktor-faktor lainnya: Kandungan lengas tanah, Karakteristik kapiler tanah, Jeluk muka airtanah, Warna tanah, Tipe kerapatan dan tingginya vegetasi, Ketersediaan air. Curah hujan tinggi akan menyebabkan intensitas radiasi cahaya

matahari berkurang dan meningkatkan nilai kelembapan (RH) sehingga menyebabkan nilai evaporasi rendah. Evaporasi tertinggi terjadi pada rumah kaca pada pukul 11.00 ,hal ini dikarenakan pada perlakuan tersebut posisi matahari hampir diatas dan tidak ada angin karena ruangannya tertutup sehingga kondisi terasa panas sekali. F. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan a. Tanaman yang berada di rumah kaca, di bawah naungan dan di tempat terbuka memilki evapotranspirasi yang berbeda. b. Tanaman yang berada di rumah kaca memiliki evapotranspirasi yang paling kecil sedangkan tanaman yang berada di tempat terbuka memiliki evapotranspirasi yang paling besar. c. Rumah kaca memiliki suhu paling tinggi, yaitu 289oC menghasilkan evapotranspirasi kecil dan berkurang per jamnya.

VIII. REFLEKTOR A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia. Bagi manusia , hewan dan tumbuhan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah, sehingga ujung batang akan melekuk dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat (tidak hijau). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk penunjang sel sel tumbuhan. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang, lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh. Misalnya saja pada tanaman kacang hijau. Bagi orang Indonesia tanaman adalah tanaman yang penting, karena Indonesia terkenal dengan makanan yang bernama bubur kacang hijau yang biasanya disantap untuk menghangatkan badan. Namun dibalik segala kegunaan pertumbuhan kacang hijau yang baik itu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah cahaya. 2. Tujuan Praktikum Meningkatkan pemanfaatan cahaya matahari dengan menggunakan reflektor

3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum dilakukan pada periode bulan Oktober sampai November 2012 di Fakultas Pertanian 2012 B. Tinjauan Pustaka Matahari merupakan sumber energi untuk kehidupan yang berkelanjutan. Panas.matahari menghangatkan bumi dan membentuk iklim, sedangkan cahayanya membuat siang hari terang dan dipakai oleh tumbuhan untuk fotosintesis.Tanpa matahari, tidak akan ada kehidupan di bumi karena banyak reaksi kimia yang tidak dapat berlangsung (Lang 2006). Diameter matahari sekitar 14 x 105 km atau 109 kali diameter bumi. Massamatahari333.400 kali massa bumi atau secara pendekatan 1,99 x 1030 kg. Dengan mengetahui ukurandan massa matahari maka diperoleh densitas matahari rata-rata 1,41g/cm3yang lebih rendahseperempat kali dibandingkan densitas bumi rata-rata (Jasyono 2006). Radiasi adalah proses perpindahan panas melalui gelombang

elektromagnetik atau paket-paket energi (photon) yang dapat dibawa sampai pada jarak yang sangat jauh tanpaemerlukan interaksi dengan medium (ini yang menyebabkan mengapa perpindahan panas radiasi sangat penting pada ruang vakum), disamping itu jumlah energi yang dipancarkansebanding dengan temperatur benda tersebut. Kedua hal tersebut yang membedakan antaraperistiwa perpindahan panas konduksi dan konveksi dengan

perpindahan panas radiasi (Koestoer 2002). Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis tanaman. Tanaman C4, C3, dan CAM memiliki reaksi fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya matahari (Onrizal 2009). Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi matahari diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi. Energi matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi dikarenakan aliran energi matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan medium untuk mentransmisikannya. Energi matahari yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang

menjalar dengan kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya dinyatakan dalam mikron (Tjasjono 1995).`
Sebagian besar tanaman dari daerah sedang adalah fotoperiodik. Namun demikian, di daerah ekuator, panjang siang hari pada setiap bulan menunjukkan perbedaan yang kecil sehingga pengaruh kuantitas atau lamanya penyinaran matahari dalam satu hari tidak mempengaruhi pertumbuhandan perkembangan tanaman secara signifikan (Fitter,dkk 1991).

C. Alat dan Cara Kerja 1. Alat a.) Tanaman jagung,kacang tanah dan kacang hijau di dalam pot b.) Plastik sebagai reflektor 2. Cara Kerja a.) Dua baris tanaman dengan jarak baris 50 cm, diantara barisan dipasang dua buah reflektor b.) Dua baris tanaman dengan jarak baris 50 cm,tanpa reflektor c.) Amati setiap hari besarnya intensitas cahaya matahari diantaa barisan tanama,pada kedua perlakuan d.) Amati tinggi tanaman seminggu sekali,sampai 4 kali pengamatan e.) Bandingkan kedua perlakuan

E. Pembahasan Cahaya matahari merupakan faktor terpenting dalam pertumbuhan tanaman. Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau ). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap. Cahaya juga dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya, Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman yang menggunakan reflektor menunjukkan menyerap cahaya paling tinggi ini ditunjukkan pada tabel hari minnggu tanggal 3 november 2012 yaitu sebesar 11150 pasa R1 9800 pada R2.8000 pada R3 dan 9770 pada R4.Berbeda dengan yang tidak menggunakan reflektor tanaman ini hanya sedikit menyerap cahaya matahari sebagai contoh pada tanggal yang sama TR5 menyerap sebesar 5850 dan TR6 menyerap 9000 saja. Hal senada juga ditunjukkan pada tinggi tanaman.Tanaman yang menggunakan reflektor memiliki tinngi lebih daripada yang tidak

memggunakan reflektor.Dari hasil tersebut dikarenakan cahaya matahari sangat mempengaruhi fisiologi dan pertumbuhan tanaman.Dan juga mempengaruhi kinerja fotoasintesis pada tanaman F. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan a. Tanaman yang menggunakan reflektor menghasilkan penyerapan cahaya matahari lebih tinggi. b. Tanaman yang tidak menggunakan reflektor penyerapannya tidak bisa sebesar penyerapan yang menggunakana reflektor. c. Tinggi tanaman juga hasilnya berbanding lurus dengan penyerapan tanaman. 2. Saran a. Untuk pertanian supaya menggunakan reflektor agar menghasilkan jumlah panen yang lebih tinggi. b. Melakukan penyuluhan bagaimana penggunaan reflektor agar para petani mengerti cara penggunaaannya.

DAFTAR PUSTAKA Koestoer, Raldi Artono.2002. Perpindahan Kalor. Jakarta: Salemba teknik Lang, KR. 2003. The Cambridge Guid to The Solar System. Cambridge: Cambridge University Press Lang, Kenneth R. 2006. Departemant Lang, Kenneth R. 2006. Departemant of Physin and Astronomi.robinson hall, usa: TuftsUniversity Medford http://razkasponge.blogspot.com/2012/09/pengaruh-intensitas-cahayaterhadap.html diakses pada tanggal 29 November 2012 Fitter A.H. dan Hay R.K.M. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Jumin, H.B. 2008. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Tjasjono Bayong. 1995. Klomatologi Umum. Bandung: Penerbit ITB Bandung

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA DRAF LAPORAN 01 AGROKLIMATOLOGI

Penyusun Name : Aprilia K NIM : HO712027 Kel : 06

Co-Ass : Aditya Darmawan

You might also like