You are on page 1of 3

Bijak berbicara Salah satu isu sentral dalam kitab Amsal adalah penggunaan lidah.

Lebih dari 150 kali, Amsal menyebutkan masalah penggunaan bibir, mulut, dan lidah. Ini memperlihatkan bahwa ketiga bagian tubuh tersebut mempunyai pengaruh penting dalam kehidupan manusia. Surat Yakobus menyatakan bahwa lidah adalah api dan dapat menodai seluruh tubuh (Yak. 3:6). Bagaimana bisa terjadi demikian? TB (1974) SABDAweb Yak 3:6 BIS (1985) SABDAweb Yak 3:6 TL (1954) SABDAweb Yak 3:6 MILT (2008) Lidahpun adalah api 1 ; n ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh o dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka. p Lidah sama dengan api. Di tubuh kita, ia merupakan sumber kejahatan yang menyebarkan kejahatan ke seluruh diri kita. Dengan api yang berasal dari neraka, ia menghanguskan seluruh hidup kita. Adapun lidah itu suatu api; maka di antara segala anggota kita lidah itulah suatu dunia kejahatan, maka ialah yang mencacatkan segenap tubuh dan menghanguskan segala gerakan hidup kita, sedang ia sendiri dihanguskan oleh api neraka. Lidah pun bagaikan nyala api dunia ketidakadilan. Lidah ditempatkan sedemikian rupa di antara anggota tubuh kita, dia yang menodai seluruh tubuh dan yang membakar rangkaian kehidupan dan yang dibakar oleh api neraka. Lidah itu adalah seperti api. Lidah merupakan suatu kekuatan kejahatan di antara bagian-bagian tubuh kita. Lidah menyebarkan kejahatannya ke seluruh tubuh dan menyulut api yang mempengaruhi seluruh hidup kita. Dan api itu berasal dari neraka. Dan lidah itu adalah nyala api, penuh dengan kejahatan dan meracuni seluruh tubuh. Lidah itu dinyalakan oleh api neraka, dan dapat mengubah seluruh hidup kita menjadi api yang berkobar-kobar, yang mengakibatkan bencana dan malapetaka. Dan lidah itupun api, suatu dunia kedjahatan! Lidah adalah satu dari anggota-anggota tubuh kita jang dapat mentjemarkan segenap tubuh kita dan menghanguskan roda kehidupan kita, sedang dia sendiri hangus oleh api neraka. Adapun lidah itu suatu api: maka diantara segala anggota kita lidah itulah suatu dunia kejahatan, maka ialah yang menajiskan segenap tubuh dan menyalakan semesta 'alam; maka ia pun dinyalakan oleh jahanam.

WBTC Draft (2006) SABDAweb Yak 3:6 FAYH (1989) SABDAweb Yak 3:6 ENDE (1969) SABDAweb Yak 3:6 Shellabear Draft (1912)

SABDAweb Yak 3:6 Shellabear 2000 (2000) Lidah pun merupakan api. Di antara anggota-anggota tubuh kita, lidah itu merupakan dunia kejahatan yang dapat menajiskan seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan; sedangkan lidah itu sendiri dinyalakan oleh neraka jahanam. Melayu BABA (1913) Dan lidah itu satu api: di antara smoa kita punya anggota, lidah itu-lah satu dunia punya kjahatan, yang najiskan s-gnap badan, dan mnyalakan s bulat alam, dan dia pula kna nyalakan oleh jhannam. SABDAweb Yak 3:6 Klinkert 1879 (1879) Maka lidah itoepon soeatoe api dan soeatoe doenia kadjahatan adanja; maka di-antara segala anggota kita lidahlah jang menedjiskan sagenap SABDAweb Yak 3:6 toeboeh dan jang menjalakan djantera hidoep kita danlagi ija sendiri pon dinjalakan olih naraka. Klinkert 1863 (1863) Bahoea lidah djoega satoe api adanja, ija-itoe satoe doenia kadjahatan; maka bagitoe di-antara segala anggota kita lidah, jang menadjisken SABDAweb Yak 3:6 sagenep badan, dan menjalaken antero doenia, dan lagi ija sendiri dinjalaken olih naraka.

Lidah 'itu lagi sawatu 'apij, sawatu dunja punoh tlulamet: bagitu lidah sudah ter`ator 'antara segala 'anggawta kamij, jang mentjoringkan saganap batang tuboh, dan menjalakan djantara kadjadi`an, dan denjalakan 'awleh SABDAweb Yak 3:6 djahanam. Leydekker Draft (1733)

Fitnah dan pertengkaran yang dilontarkan lidah bagai kayu bakar bagi api unggun (ayat 20-21). 26:20 Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran. q 26:21 Seperti arang untuk bara menyala dan kayu untuk api, demikianlah orang yang suka bertengkar untuk panasnya perbantahan.

Amsal 26:21
Konteks TB (1974) SABDAweb Ams 26:21 BIS (1985) SABDAweb Ams 26:21 TL (1954) SABDAweb Ams 26:21 MILT (2008) FAYH (1989) SABDAweb Ams 26:21 ENDE (1969) SABDAweb Ams 26:21 Shellabear Draft (1912) SABDAweb Ams 26:21 Seperti arang untuk bara menyala dan kayu untuk api, demikianlah orang yang suka bertengkar untuk panasnya perbantahan. r Seperti arang dan kayu membuat api tetap menyala; begitulah orang yang suka bertengkar membakar suasana. Seperti arang di atas bara api dan kayu pada api, demikianlah orang bantahan membangkitkan perkelahian. Seperti arang untuk bara dan seperti kayu untuk api, demikianlah orang yang suka bertengkar untuk menyulut perselisihan. Orang yang suka bertengkar memulai perkelahian semudah api membakar kertas. Bara untuk kobarnja, kaju untuk apinja, tukang bantah untuk menjalakan pertengkaran. Adapun seperti arang pada bara api dan kayu pada api demikianlah juga orang bantahan pada membangkitkan perkelahian.

Akan tetapi, api akan padam jika kayu habis. Maka pertengkaran pun akan terhindar jika orang menghindari gosip dan fitnah. Lalu bagaimana jika kita harus berargumen? Bukankah kadang kala pertengkaran muncul dari adu argumentasi? Memang kita tidak bisa selalu setuju dengan semua orang. Dan mungkin saja butuh argumentasi untuk mengemukakan kebenaran. Maka untuk itu kita perlu berpikir sebelum bicara. Tentu lebih baik menghindari pertengkaran yang tidak perlu terjadi. Ternyata tidak semua perkataan yang baik lahir dari maksud yang baik pula. Dari niat melindungi diri atau untuk keuntungan sendiri, orang berdusta dan bermulut licin (ayat 28).

Amsal 26:28
Konteks TB (1974) SABDAweb Ams 26:28 BIS (1985) SABDAweb Ams 26:28 Lidah dusta membenci korbannya, dan mulut licin kehancuran.
a

mendatangkan

Mendustai orang sama saja dengan membencinya. Mulut manis mendatangkan celaka.

TL (1954) SABDAweb Ams 26:28 MILT (2008) FAYH (1989) SABDAweb Ams 26:28 ENDE (1969) SABDAweb Ams 26:28 Shellabear Draft (1912) SABDAweb Ams 26:28

Lidah bercabang itu sekali juga akan membenci cilaka yang telah diadakannya, dan mulut pengangkat-angkat itu kelak membinasakan dirinya sendiri. Lidah dusta akan membenci orang yang ditindasnya, dan mulut licin menjadi sandungan. Pujian palsu adalah semacam kebencian yang melukai dengan sangat kejam. Lidah dusta membentji kedjudjuran, dan mulut litjin mendatangkan keruntuhan. Maka lidah yang dusta itu membenci orang yang disakitinya dan mulut yang membujuk itu mendatangkan kebinasaan.

Misalnya melontarkan sanjungan dengan tujuan agar orang yang disanjung melakukan keinginan si pemberi sanjungan. Atau salesman dari produk yang tidak populer memaparkan kelebihan produk yang dijualnya secara bombastis, agar dibeli orang. Atau seorang politisi yang memperoleh banyak suara di dalam pemilu karena obral janji kepada rakyat. Atau pengajar sesat yang memakai bahasa yang indah untuk menyesatkan orang (Rm. 6:17-18). Kata-kata manis yang diucapkan dengan maksud buruk, bagaikan setetes racun di dalam sesendok madu. Maka seindah apa pun kata-kata, bila merupakan dusta, tetap saja merugikan orang (ayat 24-25).

Roma 6:17-18
Konteks 6:17 Tetapi syukurlah kepada Allah! b Dahulu memang kamu hamba dosa, c tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran d yang telah diteruskan 1 kepadamu. 6:18 Kamu telah dimerdekakan dari dosa e dan menjadi hamba kebenaran. f

Amsal 26:24-25
Konteks 26:24 Si pembenci berpura-pura dengan bibirnya, t tetapi dalam hati dikandungnya tipu daya. u 26:25 Kalau ia ramah, v janganlah percaya padanya, karena tujuh kekejian ada dalam hatinya. w Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, hendaknya kita tidak berlaku demikian. Kristus adalah Kebenaran maka sebagai pengikut-Nya, kita pun harus berkata-kata dengan jujur dan berdasarkan kebenaran.

You might also like