You are on page 1of 10

KWALITAS 1) Batu bara metalurgi Terutama dijadikan bahan baku pembuatan kokas dan gas pada industri baja.

Tiga sifat batu bara yang penting di sini adalah mampu leleh, sifat penkokasan dan fluiditas. Sifat mampu leleh (Caking property) Apabila batu bara yang mempunyai sifat mampu leleh dipanaskan, struktur dalam batu bara meleleh dan saling menempel hingga timbul gejala pemuaian. Inilah yang disebut sifat mampu leleh yang merupakan unsur penting dalam pembuatan kokas. Sebagai salah satu indeks yang menentukan sifat mampu leleh batu bara adalah indeks muai bebas ( S!). Selain itu, makin rendah kandungan abu, makin baik sebagai batu bara metalurgi, dan biasanya di ba"ah 1#$. Sifat pengkokasan (Coking property) Ini merupakan sifat yang berhubungan dengan kekuatan kokas yang dibuat dari batu bara. Sebagai salah satu indikator yang menunjukkan sifat pengkokasan adalah mean maximum reflactance (%o). Batu bara yang sifat pengkokasannya tinggi disebut sebagai batu bara bermampu leleh tinggi (%o&1,1') (luiditas Apabila batu bara mampu leleh dipanaskan, maka di sekitar )'#*+## o mengalami pelunakan, hingga menunjukkan gejala terfluida. Sifat ini disebut sebagai fluiditas batu bara. Batu bara yang mempunyai fluiditas tinggi diperlukan untuk membuat kokas homogen yang berasal dari pen,ampuran batu bara dengan fluiditas berbeda yang di,airkan. Sebagai indeks yang menunjukkan tingkat fluiditas digunakan fluiditas maksimum (maximum fluidity, d.d.p.m). -ntuk batu bara metalurgi, kandungan abu juga merupakan faktor yang penting, di mana sering kali diminta di ba"ah 1#$. .) Batu bara uap Terutama digunakan sebagai bahan bakar boiler pembangkit listrik dan pembuatan semen, dengan sifatnya sebagai berikut / !ilai kalor !ilai kalor batu bara yang diperdagangkan di pasar internasional adalah sekitar 0.###*1.### k,al2kg 3andungan air total 3andungan air total adalah kandungan air bebas ditambah kandungan air tertambat. Bertambahnya kandungan air total akan menimbulkan masalah dalam handling seperti penempelan dan pemampatan. Selain itu, juga digunakan untuk mengatur kandungan air batu bara, sehingga tidak diharapkan kandungan air yang tinggi. 4ada umumnya user meminta kandungan air total 5*1#$, di mana kalau di atas 1.$, kemungkinan terjadi masalah pada handling akan meningkat. 3andungan air tertambat akan berkurang dengan meningkatnya derajat pembatubaraan, dan akan men,apai minimum di sekitar 6#$, yang didapat dari analisis unsur (ultimat). Apabila kandungan air tertambat di ba"ah )$ akan bersifat mampu leleh, dan di ba"ah .$ akan menjadi batu bara bermampu leleh tinggi. 3andungan air menurut jenis batu bara adalah di ba"ah '$ untuk batu bara antrasit dan bituminus, 1#*.#$ untuk batu bara muda dan di atas )#$ untuk batu bara lignit.

3andungan abu 3andungan abu adalah kandungan 7at yang tersisa pada "aktu batu bara dipanaskan sampai 51'o di dalam udara. 8ebih disukai batu bara dengan kandungan abu yang rendah. 3andungan 7at terbang Ini adalah gas yang timbul pada "aktu batu bara dipanaskan, yang akan terbakar sambil menimbulkan api. 4ada pembakaran batu bara bubuk halus (pulverized coal), batu bara dengan kandungan 7at terbang di atas )#$ dikatakan mempunyai sifat nyala dan pembakaran yang baik. 3arbon tetap 4ada umumnya akan meningkat dengan meningkatnya derajat pembatubaraan. Belerang total 9enjadi penyebab pen,emaran udara pada "aktu pembakaran batu bara. 4ada umumnya user meminta #,)*1,#$. Titik ,air abu 8ebih disenangi batu bara dengan titik ,air abu yang tinggi, agar abu yang ,air tidak menempel pada permukaan dinding boiler pada "aktu pembakaran. Biasanya diharapkan di atas 1)##o . 3etergerusan (Hardgrove grindability index / :;I) Apabila batu baranya keras, maka daya penggerus ( mill) yang diperlukan untuk menghaluskan batu bara yang akan dibakar, meningkat. :;I menunjukkan kemudahan penggerusan batu bara, di mana semakin ke,il angkanya semakin sulit digerus. 4ada umumnya spesifikasi yang diminta user adalah di atas +'.

Tabel berikut ini menunjukkan sifat batu bara uap yang me"akili dunia. !ilai kalor Air total k,al2kg $ Abu $ <9 $ ( $ Belerang total ($) Titik ,air abu (o )

Australia A B Indonesia = > ( -SA ; : %% I

0.5## 0.5## 1.#5# 0.'## 0.5## 0.61' 0.'## 0.)6# 0.5##

5,# 6,# 6,# 1',# 6,0 11,# 1#,# 1#,# 5,#

1',# 1),' 1#,0 1,# ),6 ',' 1#,1 5,' 1.,#

.6,# )+,# )+,' )6,# +1,# )5,# )5,' +1,+ .0,#

'),' '#,' '.,+ +',# +),5 '#,' +0,' +#,# ?

#,'5 #,'# #,66 #,5# #,)' #,'# #,'' #,0' 1,##

1.''# 1.'0# 1.''# 1.)+# 1.+## 1.0## 1..## 1.+5# 1.)##

0.) 4enilaian 3ualitas Batu Bara Berdasarkan peruntukannya batu bara dibagi menjadi batu bara metalurgi (terutama untuk pembuatan baja) dan batu bara uap (terutama untuk pembangkit listrik). 3ualitas batu bara yang diminta untuk masing?masing berbeda, namun yang umumnya dilakukan untuk menilai kualitas batu bara adalah analisis teknis (proximate analysis) dan analisis unsur (ultimate analysis), serta nilai kalor, belerang total, indeks muai bebas ((SI, S!) dan ketergerusan (:;I). Selain itu, untuk batu bara metalurgi antara lain dilakukan analisis sifat pengkokasan dan analisis mikroskop, sedangkan untuk batu bara uap antara lain dilakukan uji keterlelehan abu dan analisis 7at penyusun abu. Analisis teknis bukanlah analisis yang menunjukkan esensi batu bara yang sesungguhnya, tetapi ia mudah dilakukan dengan tujuan memperoleh berbagai ma,am bahan pertimbangan untuk melihat ke,enderungan kualitasnya dan gambaran menyeluruh. 9ateri yang dianalisis adalah kandungan air tertambat ( inherent moisture), kandungan abu (ash), kandungan 7at terbang (volatile matter) dan karbon tertambat (fixed carbon), namun bersamanya diuji juga nilai kalor (calorific value), belerang total (total sulphur), indeks muai bebas dan ketergerusan. 0.).1 Analisis Teknis (1) 3andungan air 3andungan air terdiri dari air tertambat dan air total (total moisture). -ntuk air tertambat ada analisis dasar kering udara ( air dry basis) dan dasar air setimbang (equilibrium moisture basis), di mana biasanya digunakan dasar kering udara. 3andungan air total adalah air yang melekat se,ara sekunder, misalnya karena pen,u,ian batu bara dan hujan, ditambahkan dengan air tertambat. =isebut juga sebagai dasar terima ( as received). 3andungan air tertambat berkurang dengan makin tingginya derajat pembatubaraan, dan men,apai nilai minimum di sekitar 6#$ pada analisis unsur. 3emudian, apabila kandungan air tertambat menjadi lebih rendah dari )$, batu bara akan bersifat mampu leleh, dan di ba"ah .$ akan menjadi batu bara dengan keterlelehan yang tinggi. 3andungan air menurut jenis batu bara adalah di ba"ah '$ untuk batu bara antrasit dan bituminus, 1#*.#$ untuk batu bara muda (brown coal) serta di atas )#$ untuk batu bara lignit. 3andungan air tertambat ini erat kaitannya dengan nilai kalor, biasanya apabila kandungan air tertambat berkurang, nilai kalor akan

meningkat. 3andungan air melekat akan bertambah kalau ukuran butir batu bara menjadi ke,il. Selain itu, kandungan air melekat ini merupakan unsur terpenting dalam transaksi perdagangan, di mana kalau melebihi nilai yang disebut dalam kontrak, akan dikurangi dari nilai transaksi (kena penalti) sesuai kelebihan tersebut. (untuk batu bara metalurgi lebih rendah dari 0$ dan batu bara uap lebih rendah dari 1$) (.) 3andungan abu 3andungan abu batu bara berkaitan dengan sifat batu bara, terutama erat hubungannya dengan berat jenis, ketergerusan, nilai kalor dan sifat pengkokasan. 3andungan abu batu bara metalurgi untuk pembuatan baja dijaga di ba"ah 1#$ dan penaltinya diatur untuk setiap 1$ abu (,ontoh / -S@ 1,.21$). 3andungan abu dan nilai kalor batu bara mempunyai hubungan yang hampir merupakan garis lurus. Apabila abu berkurang, maka nilai kalor meningkat. Selain itu, kandungan abu dan berat jenis juga menunjukkan korelasi yang hampir linier, di mana kalau kandungan abu bertambah, berat jenis juga meningkat. 4emisahan berat jenis seperti pen,u,ian air dan pemisahan media berat dilakukan dengan memanfaatkan sifat tersebut. !aik turunnya kandungan abu pada batu bara metalurgi mempengaruhi sifat pengkokasan. 3emudian, untuk batu bara uap (batu bara boiler), mineral penyusun abu mempengaruhi desain boiler dan tempat pengolahan abu. ()) 3andungan 7at terbang 3andungan 7at terbang erat kaitannya dengan derajat pembatubaraan, sehingga disebut juga sebagai indeks klasifikasi batu bara. Batu bara bituminus diklasifikasikan sebagai berikut / Batu bara dengan kandungan 7at terbang rendah 1+*..$ Batu bara dengan kandungan 7at terbang sedang ..*)1$ Batu bara dengan kandungan 7at terbang tinggi )1$* :ubungan antara kandungan 7at terbang dan batu bara uap adalah sebagai berikut / (1) Apabila kandungan 7at terbang tinggi, api mudah nyala, mudah terbakar dan menghasilkan lidah api yang panjang, tetapi api tidak bertahan lama. (.) Apabila kandungan 7at terbang rendah, api susah nyala dan susah terbakar. 3emudian komponen tidak terbakar di dalam abu juga bertambah, sehingga mempengaruhi desain tungku pembakaran boiler. Tetapi, api bertahan lama. (+) 3arbon tertambat Seperti telah disebutkan di depan karbon tertambat adalah nilai yang diperoleh se,ara tidak langsung, yaitu karbon tertambat A 1##B(kandungan airCkandungan abuCkandungan 7at terbang). Dleh karena itu, kalau salah satu dari kandungan air, abu atau 7at terbang bertambah, maka karbon tertambah akan berkurang. 4ada umumnya, makin tinggi derajat pembatubaraan, 7at terbang akan berkurang, dan sebaliknya karbon tertambat akan bertambah. 3arbon tertambat adalah nilai yang diperoleh se,ara tidak langsung, sebagian besar adalah karbon, dengan sedikit hidrogen, oksigen, nitrogen dan belerang, di mana komponen minor ini diperkirakan berada dalam bentuk stabil. 3emudian, nilai karbon tertambat yang dibagi dengan 7at terbang disebut nisbah bahan bakar (fuel ratio), di mana ada yang menggunakannya untuk klasifikasi batu bara. ;abungan 7at terbang dan karbon tertambat disebut batu bara murni, namun sebenarnya kurang tepat dikatakan demikian. Sebab, air dan D. yang timbul pada dekomposisi panas mineral juga termasuk ke dalam 7at terbang. Supaya tepat, diperlukan koreksi terhadapnya, namun biasanya

hal ini tidak dilakukan. !ilai kalor batu bara murni tanpa koreksi ini disebut nilai kalor kering bebas abu (d.a.f) (') !ilai kalor (Calorific value) !ilai kalor batu bara terdiri dari nilai kalor kotor ( Gross C.V. HG) dan nilai kalor bersih ( et C.V. H ). Biasanya yang dimaksud nilai kalor batu bara adalah nilai kalor kotor, di mana di Eepang dinyatakan dalam dasar air setimbang (equilibrium moisture basis) dan di luar negeri dalam dasar kering udara (adb). Transaksi dagang biasanya dilakukan dengan nilai kalor kotor yang mempunyai berbagai satuan. =i ba"ah ini adalah tabel konFersi satuan nilai kalor. 3,al2kg 9E2kg BT-28b 1###,## .)5,56 ''',0# +,150 1,### .,).0 15## +)# 1###

0.).. Analisis -nsur Analisis unsur batu bara terdiri dari ' unsur yaitu karbon ( ), hidrogen (:), oksigen (D), nitrogen (!) dan belerang terbakar (S). Dksigen diperoleh dari analisis tidak langsung. :asil analisis dinyatakan dalam dasar kering (dry basis), di mana kandungan ' unsur C kandungan abu A 1##. (1) 3arbon 3andungan utama batu bara adalah karbon, di mana makin tinggi derajat pembatubaraan, karbon juga bertambah banyak. -ntuk batu bara antrasit menjadi lebih dari 6#$, bituminus 5#*6#$ dan brown coal 1#*5#$. =engan bertambahnya karbon, oksigen akan berkurang. (.) !itrogen !itrogen di dalam batu bara diperkirakan berasal dari nitrogen tumbuh?tumbuhan. =ari lapangan batu bara ;ondo"ana, yang berasal dari tumbuhan, tidak jarang di dapat nitrogen lebih dari .,#$. Bahkan di lapangan batu bara 3u7nets di %usia, ada yang lebih dari .,0$. 4ada "aktu pembakaran, nitrogen terutama dilepaskan dalam bentuk gas nitrogen, !D G, sehingga berpengaruh terhadap konserFasi lingkungan. -ntuk transaksi batu bara uap di Eepang sering kali dibatasi hingga 1,5$. Bagaimanapun juga, kandungan nitrogen di dalam batu bara sebaiknya sedikit. Batu bara Indonesia mengandung nitrogen sedikit, yaitu di ba"ah 1,'$ dan sebagian besar berada di sekitar 1$. =engan berkembangnya teknologi pembakaran akhir?akhir ini, dimungkinkan pembakaran yang menghasilkan !DG rendah. Antara kandungan nitrogen dan derajat pembatubaraan, kelihatannya tidak ada korelasi yang khusus. Halaupun nitrogen di dalam batu bara akan terpisahkan sebagai amoniak pada "aktu karbonisasi, namun ada juga yang tinggal di dalam tar sebagai pyridine alkalis, ':'!, dan sisanya yang sekitar '#$ tinggal di dalam kokas, sehingga tidak ada pembatasan nitrogen untuk batu bara metalurgi. ()) Belerang Iang dianalisis pada analisis unsur adalah belerang terbakar, tetapi di sini kita hiraukan seluruh belerang. 3andungan belerang di dalam batu bara digolongkan sebagai berikut. Belerang Sulfat (!ulphate !ulphur)

Belerang anorganik Belerang total ("norganic sulphur) Belerang organik ($rganic sulphur)

Belerang Sulfida (#yritic !ulphur)

(1) Belerang sulfat terutama terdapat dalam bentuk gypsum aSD+..:.D (.) Belerang sulfida terutama berupa pyrite (eS. dan marcasite (eS. yang men,apai 0#*5#$ dari belerang anorganik. Selain itu, terdapat dalam bentuk (eS. ()) Sedangkan mengenai belerang organik tidak ada pendapat yang jelas, hanya saja apabila bagian atap diselubungi oleh endapan laut, kandungan S menjadi sangat tinggi. 3emudian, kandungan belerang batu bara se,ara praktis ditunjukkan sebagai berikut. Belerang tidak terbakar (%ncombustible sulphur) Belerang Total Belerang terbakar (Combustible sulphur) Belerang yang menetap di dalam abu pada "aktu pembakaran disebut belerang tidak terbakar, sedangkan belerang terbakar adalah belerang total dikurangi belerang tidak terbakar. 4ada "aktu pembakaran, belerang di dalam batu bara akan men,emari udara dengan membentuk gas SD. dan SD). Selain itu, dapat menjadi penyebab korosi pada permukaan perpindahan panas boiler (pipa air). Dleh karena itu, belerang total untuk batu bara uap sebaiknya di ba"ah 1$. :ampir semua fasilitas pembakaran tipe besar modern dilengkapi dengan fasilitas desulfurisasi. Belerang yang terkandung di dalam batu bara metalurgi dapat menyebabkan berbagai kerugian, pada "aktu pembuatan baja (baja menjadi getas), sehingga kandungan belerang batu bara umpan diminta di ba"ah #,0$. 4enalti (denda) untuk setiap #,1$ belerang, kurang lebih -S@ #,0#2ton. 0.).) 3arakteristik Batu Bara -ap (1) 3etergerusan (Hardgrove Grindability "ndex, :;I) '#g per,ontoh yang telah diklasifikasi ukuran ( sizing), digerus dengan mesin uji ketergerusan :ardgroFe, kemudian berat material di ba"ah ayakan 1+ mikron (J) (.## mesh) ditimbang dan kemudian dihitung dengan persamaan berikut. :;I A 1) C 0,6)H, di mana H / berat material di ba"ah ayakan 1+J (g) Semakin ke,il angka :;I, ketergerusan batu bara semakin buruk. Biasanya, batu bara mampu leleh adalah yang paling mudah digerus dan batu bara muda (brown coal) adalah yang paling sulit digerus. :;I ini berubah menurut struktur dan kandungan abu batu bara. Ada ukuran butir yang paling sesuai untuk setiap peruntukan batu bara. Batu bara untuk pembangkit listrik misalnya, di dalam boiler terjadi pembakaran pulverized coal (#,' mm*#), sehingga kalau batu bara terlalu keras, yakni angka :;I ke,il, maka kemampuan penggerusan pulverizer (mill) akan turun, sehingga ada pembatasan untuk itu (+#*+'). 4ada 48T- dengan bahan bakar batu bara, daya listrik yang diperlukan untuk penggerusan batu bara, se,ara kasar men,apai sekitar +#$ dari daya penggerak di dalam 48T-. Biasanya, kapasitas pulverizer ditentukan berdasarkan batu bara dengan :;I A '#. Dleh karena itu, apabila :;I batu bara yang digunakan berbeda, kapasitas sebenarnya akan berbeda. 9isalnya, untuk batu bara dengan :;I A +#, maka kapasitas aktualnya menjadi 15$ dari nilai ran,angan. -ntuk kepentingan pulverizer, diharapkan batu bara yang mempunyai :;I merata.

(.) -kuran butir Berdasarkan ukuran butir, batu bara komersil dapat diklasifikasi sebagai berikut. Sebutan -kuran (mm) &ump Coal & 0# 'gg Coal 0#*.' ut Coal .'*1# (ine Coal +#*1# !uper (ine Coal )*#,' #ulverized Coal #,'*#

Iang digunakan sebagai bahan bakar jenis batu bara uap adalah fine coal. Eadi ukuran butirnya di ba"ah +# mm (tetapi ada juga bongkahan batu bara B. in,i atau sekitar '# mm). Standar ukuran butir batu bara untuk pembangkit listrik adalah 1##$ B+#mm, dengan ketentuan ukuran butir B.mm tidak lebih dari )#$. :al ini karena, apabila banyak terdapat super fine coal, maka sering terjadi masalah dalam penanganan batu bara (seperti masalah ,orongan pelun,ur2chute, kemampatan bunker, debu batu bara di stockyard, pen,emaran, pengaliran keluar dan pengaruh kebo,oran air setelah hujan). ()) Sifat penerakan (slagging) dan sifat abu 4enerakan (slagging) adalah gejala menempelnya abu batu bara (slag) yang leleh, pada dinding tungku permukaan radiasi panas di dalam boiler, yang kemudian mengeras dan menumpuk setelah dingin. Inilah yang menjadi masalah menurunnya efisiensi pembakaran karena pembuangan abu yang terhalang. Sifat batu bara yang berperan dalam slagging ini antara lain sebagai berikut. 3eterlelehan abu !lagging terjadi karena abu di dalam tungku meleleh dan sebelum memadat menubruk dan menempel pada permukaan perpindahan panas. Apabila temperatur leleh abu lebih tinggi dari pada temperatur gas di sekitar permukaan perpindahan panas atau abu batu bara bertitik leleh lebih dari 1)##o , jarang terjadi masalah. Standar temperatur leleh abu ditentukan sebagai berikut. Temperatur deformasi a"al (initial deformation temperature) Temperatur pelunakan abu (ash deformation temperature) soft temperature) Temperatur leleh abu (ash hemisphere temperature) Temperatur alir abu (ash flow temperature) 3eterlelehan abu berhubungan dengan kandungan 7at penyusun abu. Apabila banyak kandungan 7at penyusun abu yang bersifat asam seperti SiD., Al.D) dan TiD., titik leleh akan meningkat. Sedangkan, kalau banyak kandungan 7at penyusun alkalis seperti (e.D), aD, !a.D, 3.D dan 9gD, titik leleh akan menurun. Selain itu, abu dengan kandungan yang sama, apabila berada dalam lingkungan reduksi, titik lelehnya menjadi lebih rendah '#*1'# o dibanding bila berada di dalam lingkungan oksidasi. Apabila temperatur pelunakan dan temperatur leleh abu rendah, slagging mudah terjadi. ontoh standar penilaian temperatur leleh adalah sebagai berikut. Apabila meren,anakan penggunaan batu bara dengan sifat slagging yang jelek, maka sebagai usaha penaggulangan slagging, luas penampang tungku harus diperbesar. -ntuk menekan biaya fasilitas, sebaiknya dipilih batu bara dengan sifat slagging yang baik (batu bara dengan titik pelunakan tinggi). 4enilaian menurut titik leleh abu adalah seperti tabel di ba"ah ini. Titik 8eleh Abu (o ) & 1)+# 1)+#*1.)# 1.)#*11'# K 11'#

Sifat !lagging

Sedikit

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

=i antara batu bara Indonesia terdapat batu bara dengan titik leleh abu yang tinggi, seperti batu bara dari pantai barat Sumatera. Susunan abu Susunan abu batu bara berbeda menurut lapisan batu bara, namun berdasarkan anggapan bah"a hampir tidak berbeda dengan mineral lempung pada umumnya, maka dilakukan analisis susunan abu sebagai berikut. SiD (silikon, silika) +#$*0#$ Al.D) (aluminium, alumina) 1'$*)'$ (e.D) (besi, besi oksida) '$*.'$ aD (kalsium, kapur tohor) 1$*1'$ TiD. (titanium, titan) 9gD (magnesium, magnesia) #,'$*5$ SD) (sulphur, belerang) 1$*.#$ 4.D' (pospor) !a.D (sodium, natrium) 1$*+$ 3.D (potasium, kalium) 1$*+$ 4ada batu bara dengan sifat slagging yang tinggi, jumlah slag yang menumpuk berbanding lurus dengan jumlah abu yang dimasukkan ke dalam tungku. 3arena berbading lurus dengan jumlah abu per kalori batu bara yang dimasukkan ke dalam tungku, maka perlu perhatian untuk batu bara dengan nilai kalor rendah. !isbah alkali abu Ini adalah nilai yang menunjukkan perbandingan antara kandungan bersifat basa dan kandungan bersifat asam di dalam abu, yang dapat dinyatakan dengan rumus berikut.
(e. $) + Ca$ + -g$ + a . $ + , . $ !i$. + +l . $) + *i$.

!isbah alkali yang besar berarti mudah terbentuk oksida atau senya"a alkali dengan titik leleh rendah, sehingga meningkatkan sifat slagging. =alam hal ini dikenal ,ara penilaian sebagai berikut. !isbah alkali abu Sifat !lagging K #,1' %endah K#,1'*#,) Sedang #,.1*#,' Tinggi &#,' Sangat tinggi

9engenai "arna abu, kalau banyak terdapat SiD.CAl.D) ber"arna putih, kalau banyak aD ber"arna kuning, kalau banyak (e.D) ber"arna merah dan kalau banyak (e.D)C aD ber"arna merah jambu hingga ungu, yang mana dapat diperkirakan sifat slagging?nya meningkat. Selain itu ada standar penilaian lain yang bersifat pelengkap, seperti slagging index (%S), nisbah alkaliLS dan (e.D) 2 aD. (+) Sifat fouling dan sifat abu

(ouling adalah gejala menempelnya abu pada permukaan perpindahan panas yang dipasang di daerah temperatur gas buang di ba"ah titik pelunakan abu, dan merupakan pengotoran oleh menempelnya fly ash. 3andungan batu bara yang mempengaruhi fouling antara lain sebagai berikut. 1 3andungan alkalis di dalam abu Iang paling berpengaruh terhadap fouling adalah 7at bersifat alkalis terutama !a, yaitu batu bara yang banyak mengandung !a.D, 3.D dan aD, terutama batu bara yang mengandung banyak !a.D perlu berhati?hati. -ntuk memperkirakan fouling digunakan indeks berikut dengan penilaian seperti tabel di ba"ah.
(Ca$ + -g$ + (e . $) + a . $ + , . $) a . $ !i$. + +l . $) + *i$)

!ilai yang diperoleh dari rumus di atas disebut fouling index (%f). %f K #,. #,.*#,' #,'*1,# & 1,# Sifat (ouling Sedikit Sedang Banyak Sangat banyak . 4enilaian berdasarkan indeks alkali (A) dan !a.D A A (!a.D C #,0'6 3.D) L Ash (dry) $ 2 1## !a.D A Sifat (ouling K #,' K #,) Sedikit #,'*1,# #,)*#,+' Sedang 1,#*.,' #,+'*#,0 Banyak & .,' & #,0 Sangat banyak

(') Sifat keausan dan sifat batu bara Sifat keausan abu menjadi masalah karena adanya gejala keausan pipa konduktor pada boiler pembakar pulverized coal akibat partikel abu di dalam gas pembakaran. 3eausan dipengaruhi oleh jumlah, kekerasan, konsentrasi dan ukuran partikel abu. Selain itu perlu memperhatikan adanya mineral di dalam abu, seperti berikut ini. 1 3uarsa (M?SiD., tipe temperatur rendah, kekerasan 9ohs 1) . 9ulite ()Al.D) .SiD.) ) :ematite ((e.D)) + Anorthite ( a Al.D) SiD.) Sebagai indikator perkiraan sifat keausan abu, digunakan nisbah silika. !isbah silika (A SiD. 2 Al.D)) diharapkan di ba"ah .. 3emudian indeks keausan (>I) dari perusahaan I:I adalah sebagai berikut. >I A Nkandungan abu dalam pembakaran ($) L sifat keausan abu ($)O 2 1## Sifat keausan abu A #,)6 SiD. ($) C #,+6 (e.D) ($) C .,61 Al.D) ($) Indikator penilaian keausan adalah seperti tabel di ba"ah ini. >I 3eausan K1 3e,il 1*.) Sedang & .) Besar

(0) 3lor ( l) Tidak ada pengaturan khusus mengenai klor, tetapi sebaiknya di ba"ah #,.$. !amun, apabila air limbah yang diolah alat desulfurisasi asap buang tidak dapat dialirkan keluar karena alasan pengaturan polusi, maka sebagian besar air diolah lagi untuk disirkulasi dan dimanfaatkan kembali. Dleh karena itu, klor akan terakumulasi dan menjadi pekat, sehingga dapat menyebabkan korosi pipa pada sistem pengolahan air dan fasilitas lainnya. -ntuk men,egah korosi, dilakukan pembuangan tertentu agar konsentrasi klor di dalam air sirkulasi terjaga rendah. Apabila konsentrasi klor di dalam abu melampaui )## ppm akan menjadi masalah. (1) 3eterkumpulan abu Sebagian besar abu akan terangkut keluar bersama gas pembakaran. Dleh sebab itu, perlu menyingkirkan abu sebelum gas dibuang ke atmosfir. -ntuk keperluan tersebut, pengumpul debu listrik (electric dust collector) telah digunakan se,ara luas.

You might also like