You are on page 1of 45

Tempat Tanggal Lahir: Padang, 15 September 1989 Alamat: Jl. Bhakti No.

3 Tabing - Padang HP: 085355606068 / 081276560104 E-mail : asyhari_89@yahoo.com Status Insya ALLAH sudah harus Menikah di tahun 2014 Motto : Jangan Hanya Melakukan yang Anda Cintai, tapi Cobalah untuk Mencintai Setiap Hal yang Harus Anda Lakukan..

Riwayat Pendidikan: TK Adhiyaksa Padang 1997 1998 SDN 01 Tanah Air Padang 1998 2002 SLTPN 7 Padang 2002 2004 SMAN 3 Padang 2004 - 2007 S 1 Fakultas Hukum Unand 2007 2011
: Muhammad Al Asyhari Pekerjaan: Sekretaris Jenderal @ Pusat Advokasi Hukum dan Hak : @r_pHee_89 : 29927797

Asasi Manusia Sumatera Barat (PAHAM Sumbar) Owner RUMAH PUYUH SEHAT

To advocate = untuk membela Untuk mewakili/ merepresentasikan kepentingan orang lain Untuk memperjuangkan hak-hak tertentu
Membela (defend) Memajukan (promote) Mengemukakan (represent) Menciptakan (create) Merubah (change)

ADVOKASI MERUPAKAN SUATU USAHA SISTEMATIK DAN TERORGANISIR UNTUK MEMPENGARUHI DAN MENDESAKKAN TERJADINYA PERUBAHAN DALAM KEBIJAKAN PUBLIK SECAR BERTAHAP MAJU (INCREMENTAL)

1.

2.

3.

TIDAK SEMATA-MATA BERSIFAT CHARITY TIDAK MENJADI MONOPOLI KAUM ELIT TAPI JUGA ORGANISASI RAKYAT DI LEVEL AKAR RUMPUT ADALAH ALAT SIAPA SAJA UNTUK MEMPERJUANGKAN PERUBAHAN KEBIJAKAN DAN KEADILAN SOSIAL.

Karena ada ketidakadilan

Karena ada orang yang tak mampu (unable) dan/ atau

tak mau (unwilling) memperjuangkan hak/ kepentingannya sendiri Karena publik perlu fasilitator dan transformator untuk perubahan kebijakan publik

HAK ASASI MANUSIA :

Non diskriminatif
Kesetaraan/ persamaan Menghargai perbedaan/ pluralisme Pengakuan hak Keadilan TRANSFORMASI SOSIAL DAN EKONOMI (secara

berproses)

ADVOKASI HUKUM (litigasi/ non litigasi)

ADVOKASI SOSIAL (charity/ philanthropy/ social

action/ community development) ADVOKASI KEBIJAKAN PUBLIK / ekstra litigasi

Adalah upaya untuk memperbaiki atau merubah suatu kebijakan sesuai dengan kehendak atau kepentingan mereka yang mendesakkan terjadinya perbaikan atau perubahan tersebut.

1. Litigasi (pidana, perdata) 2. Tatap muka (eksekutif, legislatif) 3. Lobby, 4. Boykot 5. Petisi terhadap pengambil keputusan 6. Public opinion 7. Musyawarah 8. Temu Ilmiah (seminar, diskusi, lokakarya) 9. Unjuk rasa, 10.Dll.
10

TIDAK MENJADI MONOPOLI KAUM ELIT TAPI JUGA ORGANISASI RAKYAT DI LEVEL AKAR RUMPUT 2. ADALAH ALAT SIAPA SAJA UNTUK MEMPERJUANGKAN PERUBAHAN KEBIJAKAN DAN KEADILAN SOSIAL.
1.

11

ADVOKASI ADALAH JUGA PROSES YANG


MENGHUBUNGKAN ANTAR BERBAGAI UNSUR

PROGRESIF DALAM MASYARAKAT WARGA


(CIVIL SOCIETY) MELALUI TERBENTUKNYA ALIANSI-ALIANSI STRATEGIS YANG MEMPERJUANGKAN TERCIPTANYA KEADILAN SOSIAL DENGAN CARA MENDESAKKAN TERJADINYA PERUBAHANPERUBAHAN KEBIJAKAN PUBLIK.
12

MULAI DENGAN BERBAIK SANGKA GAGASKAN KEMENANGAN2 KECIL DULU 3. KERJAKAN APA YANG TELAH DIRENCANAKAN 4. TETAP PADA PERSOALAN 5. JADIKAN ISSUE ANDA TETAP RELEVAN
1. 2.

13

6. BERSEDIALAH BERMUFAKAT

JANGAN MAU DITAKUT-TAKUTI DAN MENTAKUT-TAKUTI 8. BERSIKAP KREATIF DAN TETAPLAH KREATIF
7.

14

MENYEDIAKAN DANA LOGISTIK

INFORMAS
DATA AKSES

15

ADALAH DAPUR GERAKAN ADVOKASI


MEMBANGUN BASIS MASSA PENDIDIKAN POLITIK KADER MEMBENTUK LINGKAR INTI MOBILISASI AKSI

16

MELAKSANAKAN FUNGSI JURU BICARA


PERUNDING PELOBBY

TERLIBAT DALAM PROSES LEGISLASI DAN

JURISDIKSI MENGGALANG SEKUTU

17

BENTUK LINGKAR INTI

KUMPULKAN DATA/ INFO


ANALISIS DATA/ INFO DISKUSI, SEMINAR, DLL

PILIH ISSU STRATEGIS

KEMAS ISSUE SEMENARIK MUNGKIN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT PENDIDIKAN POLITIK

GALANG SEKUTU SEBANYAK MUNGKIN

18

SIAPKAN SATUAN / BARISAN PENDUKUNG


BANGUN BASIS GERAKAN PELATIHAN TEKNIS

AJUKAN KONSEP TANDING


LAKUKAN PEMBELAAN PENGARUHI PEMBUAT DAN PELAKSANA

KEBIJAKAN

19

PENGARUHI PENDAPAT UMUM

LANCARKAN TEKANAN

PERUBAHAN KEBIJAKAN PUBLIK


20

JARINGAN KERJA ADVOKASI


KERJA PENDUKUNG
(Supporting units) Dana, logistik, informasi, data, akses

KERJA GARIS DEPAN


(Front lines) Melaksanakan fungsi juru bicara, Lobby, negosiasi, terlibat dalam Proses legislasi dan litigasi, Menggalang sekutu

KERJA BASIS
(Ground works) dapur gerakan advokasi : Membangun basis masa, Pend. Politik kader, mbtk lingkar inti Mobilisasi aksi, kampanye

21

Monitoring dan Evaluasi Umpan balik

Analisis Data

Seminar, diskusi, dll

Menyiakan Alternatif pemecahan

Legal drafting

Studi penelitian

Kumpulkan Informasi Tetapkan Issue Dan tujuan Strategis

Pengaruhi Pendapat umum

Judicial review
Kampanye, Jumpa pers

Contrent Bungkus/ Kemas Issue Pengaruhi Pembuat Keputusan


negosiasi

Bentuk Tim Inti

Bangun Aliansi

Structure Culture

Lobby

Perubahan Kebijakan

litigasi

Identifikasi Korban

Adakan pembelaan

Aksi massa, Demonstrasi, boykot

Pengorganisasian Masyarakat Pemberdayaan

Siapkan Basis Gerakan

Lancarkan Tekanan Pendidikan Politik

Siapkan Sistem Pendukung Dana, logistik, Sistem informasi

22

PROSES PROSES LEGISLASI & JURISDIKSI (pengajuan usul, konsep tanding, Dan pembelaan)

- legal drafting - Counter draft - Judicial review - litigasi

ISI/NASKAH HUKUM

PROSES-PROSES POLITIK BIROKRASI (Mempengaruhi pembuat & pelaksana putusan

- Lobby - negosiasi - mediasi - kolaborasi

TATA PEMBENTUKAN/ LAKSANA PERUBAHAN HUKUM KEBIJAKAN PUBLIK

PROSES-PROSES SOSIALISASI & MOBILISASI (Membentuk pendapat umum Dan tekanan politik)

- kampanye, siaran pers - unjuk rasa, mogok, boykot - pengorganisasian basis - pendidikan politik

BUDAYA HUKUK

23

ADVOKASI MELALUI PERADILAN

Formal (formele toetsingsrecht)


Menguji apakah suatu produk perundangan telah dibuat

secara sah. Apakah kekuasaan/organ yang membuat suatu peraturan perundangan berwenang
Material (materiele toetsingsrecht)
Apakah isi peraturan perundangan itu tidak

bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi

25

MK berwenang menguji konstitusionalitas Undang-

Undang terhadap Undang-Undang Dasar MA berwenang menguji peraturan di bawah undangundang terhadap undang-undang

26

Judicial Review

Dibawah UU

UU

Terhadap UU

Terhadap UUD

Paling lambat 180 hari

MK

MA
27

A.

Independensi MA (dijamin dalam UUD) Prinsip Independensi Peradilan merupakan salah satu prinsip penting dalam negara demokrasi. Dalam instrumen hukum internasional, asas ini bisa dilihat, misalnya di: Universal Declaration of Human Right (article 10), ICCPR (article 14), dan Universal Declaration on the Independence of Justice, Montreal

dennyindrayana@gmail.com

11/29/2013

28

23

KEKUASAAN KEHAKIMAN Mahkamah Agung

Hakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum [Pasal 24A (2)]

MA
Pasal 24A Umum Agama Militer TUN

Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan dan ditetap-kan sebagai hakim agung oleh Presiden [Pasal 24A (3)]

Wewenang 1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang [Pasal 24A (1)]; 2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)]; 3. memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi [Pasal 14 (1)];

24

KEKUASAAN KEHAKIMAN Mahkamah Konstitusi

Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabat negara [Pasal 24C (5)]

MK
Pasal 24C

mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh MA, tiga orang oleh DPR dan tiga orang oleh Presiden [Pasal 24C (3)]

Wewenang 1. berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum [Pasal 24C (1)]; 2. wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UndangUndang Dasar [Pasal 24C (2)];

B. Hubungan MA dengan Lembaga Negara Lainnya Kedudukan MA sederajat dengan lembagalembaga negara lainnya. MA merupakan muara dari badan-badan peradilan yang ada di Indonesia. MA juga merupakan badan penyelenggara kekuasaan kehakiman yang merdeka (pasal 24 ayat 1 UUD)

31

C. Fungsi Mahkamah Agung (MA) Mengadili Judicial Review Pengaturan Pengawasan dan Pembinaan Pertimbangan dan Nasihat Hukum Administratif

32

Fungsi mengadili

Fungsi ini memiliki kelemahan-kelemahan: 1. putusan yang berbeda untuk kasus yang sama (menimbulkan ketidakpastian hukum) 2. putusan yang kurang berkualitas 3. putusan yang dipalsukan 4. tidak seluruh putusan MA dapat dieksekusi 5. lamanya proses berperkara di MA

33

Fungsi Judicial Review


Fungsi ini diamanatkan oleh Undang-Undang dasar pasal 24A ayat (1) PERMA Judicial Review

34

Fungsi Pengaturan

MA dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang dibelum cukup diatur dalam Undang-Undang. Perwujudan dari fungsi ini yaitu dengan penerbitan Peraturan MA (PERMA)

35

A.

B.

Kedudukan Mahkamah Konstitusi Merupakan lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka dalam rangka menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Kedudukan MK sederajat dengan lembaga-lembaga negara lainnya. Pengawal konstitusi.

36

24

KEKUASAAN KEHAKIMAN Mahkamah Konstitusi

Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabat negara [Pasal 24C (5)]

MK
Pasal 24C

mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh MA, tiga orang oleh DPR dan tiga orang oleh Presiden [Pasal 24C (3)]

Wewenang 1. berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum [Pasal 24C (1)]; 2. wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UndangUndang Dasar [Pasal 24C (2)];

B. Kemandirian MK Sebagaimana MA, MK juga merupakan sebuah lembaga yang independen. Hal ini telah dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Pasal 24 ayat 1 dan Undang-Undang No. 24 tahun 2003 tentang MK pasal 2

38

C. Wewenang Mahkamah Konstitusi Pengujian Undang-Undang terhadap UndangUndang Dasar Memutus Sengketa Kewenangan Antarlembaga Negara Memutus Pembubaran Partai Politik Memutus Perselisihan Hasil Pemilu Memutus Dugaan Pelanggaran Presiden dan/atau Wakil Presiden

39

Pengujian UU terhadap Undang-Undang Dasar

Pengujian konstitusionalitas suatu undangundang dimungkinkan bisa dilakukan secara formal dan materiil. Pengujian secara formal terkait dengan prosedur, sedangkan pengujian secara materiil memeriksa apakah muatan undang-undang tadi dianggap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar.

40

Memutus sengketa kewenangan antarlembaga

negara Kompetensi MK: sengketa kewenangan, bukan sengketa yang lain.

41

Memutus Pembubaran Partai Politik


Di dalam UUD tidak dirumuskan syarat atau larangan

apa yang mengakibatkan partai politik dibubarkan. Alasan pembubaran secara implisit ditemukan di pasal 68 ayat (2) UU No.24 Tahun 2003: ideologi, asas, tujuan, program, dan kegiatan partai politik dianggap bertentangan dengan UUD 1945

42

Memutus Perselisihan Hasil Pemilu Perkara yang dapat dimohonkan: kesalahan hasil

perhitungan suara yang dilakukan KPU Yang dapat menjadi pihak: a) perseorangan WNI calon anggota DPD, b) pasangan calon presiden dan wakil presiden peserta Pemilu, dan c) partai politik peserta pemilihan umum d) Pemilukada

43

Memutus Dugaan Pelanggaran Presiden

dan/atau Wakil Presiden

Rasio: Impeachment terhadap presiden tak semata-mata hanya berdasarkan mekanisme politik, tetapi juga menggunakan pertimbangan hukum. Pelanggaran hukum presiden yang dapat diajukan ke MK: a) penghianatan terhadap negara, b) korupsi, c) penyuapan, d) tindak pidana berat lainnya, e) perbuatan tercela, dan f) tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan/atau wakil presiden
44

You might also like