You are on page 1of 3

Perubahan pada kalsium Gregora et al.

(1978) menggunakan spektrofotometri serapan atom memperkirakan proporsi kalium dan kalsium dalam vitreous humor dari 47 subjek. Mereka mengamati peningkatan linier dari kalium dan kalsium dengan PMI. Mereka menyimpulkan bahwa estimasi bersamaan dari kedua kalium dan kalsium dapat membantu meningkatkan presisi dalam estimasi PMI dibandingkan dengan estimasi dari konstituen tunggal saja. Gregora dan rekan menyampaikan pada penggunaan konsentrasi kalsium dalam penentuan estimasi kematian akibat gangguan metabolisme, cedera otak dan strangulations hanya perubahan kalium saja yang ditemukan. Nowak dan Balabanova4 (1989) juga menyimpulkan adanya hubungan konsentrasi kasium pada sampel acak dari 19 kasus yang menderita penyakit jantung (oklusi koroner) dan (a. c. Namun beberapa peneliti lain tidak sepakat akan penggunaan kalsium dalam estimais kematian. Coe (1969) dan Blumenfeld et al. (1979) melaporkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan dari konsentrasi kalsium dalam vitreus seiring meningkatnya waktu kematian. Sebuah kurva horisontal dekat dari garis regresi dilaporkan untuk kalsium postmortem dimana tidak ada perubahan signifikan dengan meningkatnya selang waktu postmortem (Dufour, 1982). Madea et al. (1990) tidak setuju pada kesimpulan konsentrasi kalsium vitreous dalam menentukan PMI. Mereka membantah studi sebelumnya (Nowak dan Balabonova, 1989) yang telah melaporkana hubungan yang signifikan antara konsentrasi kalsium vitreous dan PMI pada kematian asphyxial. Madea et al. berargumen bahwa meskipun sebuah korelasi

yang signifikan (R = 0,356) ada antara dua parameter, namun terlalu terbatas kegunaan praktisnya. (a. c. Perubahan pada Asam Laktat Asam laktat berdifusi postmortem kedalam Vitreus dari retina karena hilangnya permeabilitas selektif membran, maka ditemukan pemerataan konsentrasi antara cairan intra dan ekstraseluler. Sebagai akibat dari tidak adanya oksigen setelah kematian (selama periode supravital), glikolisis anaerob menghasilkan energi dalam bentuk ATP (adenosin tri-fosfat). untuk tujuan ini, NADH harus kembali teroksidasi dalam sel dengan mengurangi piruvat yang merupakan produk akhir dari glikolisis dengan formasi asam laktat dikatalisis oleh laktat dehidrogenase (LDH). Sebagai hasil dari proses ini yang terjadi di sitosol, tingkat laktat jaringan meningkat dengan cepat, menunjukkan perubahan tajam dari metabolisme aerob ke anaerob (b. Tidak seperti parameter lain dalam Vitreus (misalnya kalium), penggunaan konsentrasi laktat untuk memperkirakan interval postmortem (PMI) belum banyak diteliti. Talah diketahui bahwa laktat meningkat setelah kematian. sejauh ini, tidak ada kesepakatan diusulkan untuk memperkirakan PMI dengan menggunakan laktat. Namun Mihailovic dan rekan dalam penelitiannya yang menganalisa kadar asma laktat pada 567 subjek menemukan adanya perubahan yang sifnifikan dalam konsetrasi asam laktat dalam vitreus setelah kematian (b.

a.

International j. Of healthcare & biomedical research, volume:

1, issue: 3, april 2013, pages 141-146 b. Mihailovic et al. 2011. Could lactates in vitreous humour be

used to estimate the time since death?.. University of belgrade. Belgrade c. Mulla a. 2005. Role of vitreous humor biochemistry in forensic

pathology. University of saskatchewan. Saskatchewan

You might also like