You are on page 1of 125

'. .

ftilfiilrfit|m[t[fiffidiffuntalr

trdomrnltnmlthtnten

Kata Pengantar

Rumah sakit (RS) sebagai salahsatusararapelayanankeseharan bagi masyarakat,menghasilkanI im bah/bahanb uangan dari kegiaranp.l"y, n "-, kesehatanyang dilakukannya. Limbah yang dihasilk"., ol.h rumah sakit memiliki kekhususantersendiriyaitu limbah medis karena memerlukan penanganan khusus. Limbah medis yang dihasilkandari seluruh kegiatanpelayananmedis dapat berupa limbah medis padat, cair dan gas,yang dalam penanganannya memerlukan suaru taralaksana dan teknologi pengelolaankhusus. Hal ini dikarenakan limbah medis rumah sakir mengandung bahan-bahan yang bersifat infeksius dan radioaktif, yang dapat mencemari lingkungai sekitarnyadan berbahayabagikesehatan manusia(tergolongtimbah 83). Sistempengelolaan limbah medisrumah sakitini menjadi lebih penting Iagi, dikarenakan meningkatnya prevalensiberbagaijenis penyakit menular yang a.rgkakesakitandan kematiannya tinggi sepertiHIV/AIDS, avian influenza,dan lainnya. Penderitapenyakit-penyakir infelai ini u.mumnyadirawat di rumah sakir.Khususunruk perawatan pasien HIV/AIDS, pemerintah telah menetapkan75 rumah sakit rujukan ODHA di seluruh Indonesia.Hal ini memerlukan perhatian khusustidak hanyadari segiperawaranpenderitarrya, nalnun dari segi penanganan limbah medisyangdihasilkannya, sehingga tingkar penularanakibatpenanganan Iimbah yangkurangmemadaidapatditurunkan. Untukpelaksanaan pengelolaan limbah padat dan cair di rumah sakit dibutuhkan suatu pedoman, maka disusunlah buku ini. Buku pedoman Penatalaksanaan Limbah Padat dan cair di Rumah Sakit ini, yang diharapkan bermanfaatsebagai salahsatu acuan dala,mpengelolaanlimbah di Rumah Sakit di seluruh Indonesia.

Tim Penvusun
PedomanLimbah Padardan Cair

Tim Penyusun

]. Dr. Ratna Rosira,MPHM 2. Dr. Luwiharsih,MSc 3. Drg. Rarit Gernpari, MARS 4. Ir. H. Farouk Mansyur 5. Ir. Sukirman 6. Ir. Moh. Nasir, MSi 7. Drs. Sunardi,MSi 8. Iwan Nefawan, BSc 9- Drs. \farmo SuCraiatBSc,MKes 10.'$Tidodo I l. Henny Damayanti,SPsi 12. dr. Rudy Rusli 13. Sri lVahy.uni I 4. Febrindah\}Zidiastuti

(DirekturBinaYanmed Spesialistik) (KepalaSekpokjaHIV/AIDS) (BinaPelayanan Medik Dasar) (PSPPK) (PSPPK) (RS Persahabatan) (MIPA - UI) (P2PL)

(BBTKr,)
(BBTKLIPM Jakarta) (SekpokjaHIV/AIDS) (SekpokjaHIV/AIDS) (SekpokjaHIV/AIDS) (SekpokjaHIV/AIDS)

Daftar Kontributor

l. 2. 3. 4.

Dra. Yanri Thomas Patria Sumarsono 'S(/'awan Kurniawan

(Dit. Bina Penunjang Meciik) (PSPPK) (BPLJH DKI Jakarta) (BPLHD DKI Jakarta)

Pedoman Limbah Padat dan Cair

5. Budi Setiawan,DKM 6. Dini Wardiani,SKM, MKes 7. Dr. Titi P. B. Dr. Joice Tirmbelaka,MARs 9. Alaidin 10.Artiningsih I l. Ketut Astiti,SKM 12. Titik Vahyudijati 13. Veronica 14. Atiek Ananrtati 15. JeanneUktolseja 16. ZslQraMaharani 17. Agus Suyanto

(RS.Sardj ito, Jogjakarta) (SudinkesJakarta Pusat) (Sudinkes JakartaBarat) (SudinkesJakarta TimurT (Sudinkes JakarraSelaran) (Sudinyaakes Jakarta Timur) (RSPI Sulianti Suroso) (RS. Dr.Soeromo,Surabaya) (RS. Dr.Soetomo, Surabaya) (FHI) (P2ML) (RSCM) (Sekpokja HIV/AIDS)

Pedoman Limbah Padatdan Cair

Daftar Isi

Kata Pengantar Daf t ar K on tri b u to r Daf t ar I s i ..............

.......................2 ........................4

BAB i. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang................ .......................8 1.2. Tirjuan ..............9 1.2.1. TirjuanlJmum ...........9 I.2.2. Tujuan Khusus ....... 1.3. Manfaat 10 1.4. RuangLingkup ................ 10 1.5 Pengertian ...... l0 1.6. DasarHukum .................. 12 BAB II. LIMBAH PADAT DAN CAIR DI RUMAH SAKIT ...........14 2.1. JenisLimbah dan asal limbah ............. 14 2.2. KarakteristikLimbah ........ 17 2.3. Persyaratan Thtalaksana Limbah .........17 2.3.1.Limbah lv{edis Padat......... ......... t7 2.3.2.Limbah Cair........... .................. 20 2.4 Thta LaL<sana Limbah ........2l 2.4.1.Limbah lledis Padat......... ......... Zt 2.4.2.Limbah Cair........... .................. 28 BAB III. PENATALAKSANAAN PENGOLAFIAN LIMBAH......... 31 3.1. TeknologiPengolahan Limbah Medis Padat............................. 3l (Pengabuan)......... 3.1.1 lnsinerasi ......34 3.1.2 DesorpsiPana^s ........46 3.1.3.Otoklaf ..... ............. 50 3. 1.4 Pengolahan Limbah Medis secra Kimia ........ ................. 54

PedomanLimbah Pa&t dan Cair

3.1.5.Radiasi Gelombang Elektromagnetik.............................. 55 3"1.6. Keunrungandan Kerugian dari Masing-masing TeknologiPengolahan Limbah Padar Medis ................... 57 3.2. TeknologiPengolahan Limbah Cair ........... ........... 59 3.2.1.TirjuanPengolahan LimbahCair ........... .......j9 3.2.2.Jenis Pengolahan Limbah Cair........... ........... 59 3.2.3.Pengolahan Limbah Cair Secara Fisik-Kimia.................. 65 3.2.4. Pengolahan Limbah Cair Secara Biclogi .......70 3.2.5.Pengolahan Lumpur .........-........94 3.2.6. PertimbanganPemilihanJenis Pengolahan Limbah Cair di RS ............. .......g6 3.2.8.ProgramMinimisasiLimbah Cair RS ...........99 BAB W. PEMELIHARAAN FASILITAS PENGOIAHAN LIMBAH .. PADAT DAN CAIR ...... 106 4.1. Tirjuan .......... 106 4.2. Pengeniandan JenisPemeliharaan ..... 106 4.3. Fasilitas Pengolahan Limbah Padat......... .............. 107 4.4. Fasilitas Pengelolaan Limbah Cair ........... ............. 110 4.5. Monitoring dan Evaluasi ................ ... 115 BAB V KESEH,{IAN DAN KESETAMATAN KERJA PETUGAS .. 119 5.1. Prinsip-prinsip............. ... l l9 5.2. Perlindungan Perugas...... ................... 120 Daftar Pustaka ......... tZ4

Pedoman Limbah Pedatdan Cair

Da-ftar Thbel

Thbel 1: Model Sterilisasi untuk Limbah yang DimanFaatkan Kembali ........ lB Tabel2: Jenis'S?.adah dan Label Limbah Medis Padat SesuaiKategorinya ..... 19 Thbel 3: Prediksi anraraTipe RS dan Kapasiras Mesin Pengolah Limbah Padat......... ....-..32 Thbel 4: Macam Gknologi Pengolahan Limbah PadatMedis...........33 Tabel 5: PerbandinganJenis Insineraror dan Kemampuan dalam Pengolahan Limbah ......-..43 Tabel 6: Kelebihan dan Kekurangan dari Masing-masing TeknologiPengolahan Limbah Padar.......... ..... 58 Tabel 7: Efisiensi PengolahanBerdasarkan Unit Operasi cian lJnit Proses Pengolahan LimbahCair ........... ...................... 64 Thbel 8: Jenis Rak/Para-parayang Dibersihkan Secara MekanisMaupun Manual ....... .............. 66 Tabel 9: Penggunaan Proses Pengolahan Biologi unruk Limbah Cur ... 72 Tabel 10: Baku Mutu Limbah Cair bagi KegiatanRumah Sakir ........ 98 Thbel 11: Kegiatan dan FrekuensiPengoperasian dan Pemeliharaan Fasilitas Pengelolaan Limbah Padat......... .... 107 Tabel 12: Kegiatan dan FrekuensiPengoperasian dan Pemeliharaan Fasilitas Pengelolaan Limbah Cair...............I 1 I

PcdomanLimbah Padatdan Cait

Daftar Gambar

AsaILimbah dalam RumahSakit.......... ........ 15 JenisLimbah dalamRumah Sakit.......... ....... 16 Alur Penatalaksanaan Limbah Rumah Sakit ................... 30 AIur Pengolahan Limbah padatdi Rumah Sakir............. 32 Rumus Molekul Diolain dan Furan .............35 Kurva Suhu pembentukan Dioksin...... .........36 SkemaPeralatan Scrubber.... ...... 39 Insinerator RuanganTir"gg"l (A) bentuk (B) Bentuk Thbung Gambar9: Insineraror Multi Ruang................ ............... 42 Gambar 10: Insinerator denganpemb"ka.yang Berpurar............. ..... 43 Gambar 11: SistemDesorpsipanaspengolahLimbah ...... 4g Gambar 12: Otoklaf Uap panasuntuk ii-U"h padatlv{ediu.............. 51 Gambar l3:JerujilPara-para(bar screen) ....... 67 Gambar 14: Grir Separator(unruk memisahkanpengoror pasirpadalimbah) ..................... 68 pengolahan Gambar l5: Diagram Proses Limbah Cair Sistem Lumpur Aktif .......... .......79 Cambar 16: Conroh Desa_in Unit pengolafian Limbah Cair Sisrem Lumpur Aktif .......... .......7g Gambar 17: Diagrrm ProsespengorahanLimbah cair sistem RBC... g3 . Gambar 18: Diagram ProsespengolahanLimbah Cair denganAerasiKontak g6 ................ Gambar 19: Diagram ProsespengolahanLimbah Cair SisremAnAerob Biofilter - Up Flota, ............g0 Gambar 20: Diagram ProsespengolahanLimbah Cair Sistem AnAerob-Aerob............ ...................." 94 Gambar 21: Strarcgi Pengelolaan Limbah Cair........... .... f 00 Gambar 22:Bagan Alir MinimisasiLimbah ................... I02 pelindungDiri........... Gambar 23: Nat dan Pakaian .... . L2l
Pedoman Limbah Padat dan Cair

Gambar 1: Gambar 2: Gambar 3: Gambar 4: Gambar 5: Gambar 6: Gambar 7: Gambar 8:

BAB I PENDAHULUAN
1..1. Latar Belakang Dalam pemberian pelayanankesehatan kepada masyarakar,institusi Rumah Sakit (RS) secaralangsungmenghasilkanlimbah. Sumber dari limbah tersebutantaralain dari pelayananmedis (Rawat Inap, Rawat JaJan/ Poliklinik, Rawat Intensif, Rawat Darurar, Haemodialisa, Kamar Jenazah dan Bedah Sentral). Dari penun.iang medis (Dapur Pusar, Binatu, Laboratorium Klinik, LaboratoriumPatologi Anatomi dan Radiologi.)dan dari pericantoransertafasilitassosial(Perkantorandan administrasi, asrama pegawai, Rumah Dinas dan Kafetaria)dan lainJain. Limbah Rumah Sakit adalah buangan hasil prosesyang berbentuk padat, cair, dan gas dimana sebagian limbah tersebutmerupakanlimbah B 3 yang mengandungmikro organismepatogen, bersifatinfeksiusdan radioaktif. Limbah tersebut sebagian dapatdimanFaarkan ulangdenganteknologi rerrenrudan sebagian lainnya sudah tidak dapardimanFaatkan kembali (PP No 18 tahun 1999). Dengandemikian yangdimaksuddengan limbah rumah sakit adalahsemua limbah yang dihasilkanoleh seluruhkegiatanRumah Sakir. yaitu lirnbah padar Jenis limbah Rumah Sakit bermacam-macarn, mcdis, non limbah paciat medis,limbah cairdan limbah gas.Limbahlimbah tersebut terdiri dari limbah yang infeksius, non -infelaius dan radioaktif. Limbah infeksrus dan non infeksius akan diolah meirurut pedoman baku yangada,oleh pihak rumah sakit, sedangkanuntuk pengolahan radioaktif menjadi kewenanganBatan, sedangkan pedoman penyimpanan semenrara sudah ada dari Bina Sarana dan prasana. Limbah 83 yangtidak dapat diolah harus ada tempat penyimpanan sementara di rumah sakit untuk kemudian dikirim untuk pengolahan akhir kc instansi/lembagapengolahan limbah rumah sakit yang telah memiliki sertifikasi/rekomendasi.

Pedoman Limbah Padatdan Cair

Dalam rangka pelaksanaan PeraturanPemerintah nomor 27 tahun 1999 tentang amdal, bahwa setiap usahaatau kegiaranpada dasarnya menimbulkan dampak terhadaplingkungan hidup, sehingga di perlukan Iangkah pengendalian dampak negatif sedini mungkin. Kemudian sesuai dengan keputusanMenteri Kesehatan RI nomor 286 tahun 1990, tentang keharusankegiatan dibidang kesehatan wajib membuat amdal, maka perlu dilakukan pengelolaanlimbah RS secara memadai.Manajemenpengelolaan limbah merupakan salah saru upaya pengendalian infeksi nosokomial di RS yang di tujukan untuk mencegah terjadinyapenyebaran infeksi sekaligus melindungi pasien, petugas, dan pengunjung serta masyarakatdi sekitar Rumah Sakit. Berdasarkan hasil mon ito ringke 25 RS ruj ukan ODHA yang tersebar di 13 Provinsi didapatkan bahwa hanyabeberapaRS sajayang mempunyai sarana dan prasarana penatalaksanaan pengelolaan limbah padatdan limbah cair yang memadai. Sehubungan dengan permasalahandi atas, maka direktorat pelayananmedik memfasilitasipedomanpenatalaksanaan limbah padat dan limbah cair di RS unruk memberi u/awasantentang teknologi pengolahan limbah padat dan cair. Setiap Rumah Sakit mempunyai kondisi lingkungan, kemampuan finansial dan sumberdtye menusia yang berbeda, sehingga dalam menentukan teknologi pengolah limbah mana yang sesuaiuntuk suatu RS, sangatbcrganrung pada hal-hal tersebut.Atas dasarpemikiran itu maka perlu di berikan banyak pilihan teknologi pcngolahlimbah dimana masingmasing RS dapat menentukan sendiri teknologi mana yang akan dipilih sesuaidengan kondisi RS itu sendiri. Mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Up"y" Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan KeputusanMenteri Kesehatan Republik IndonesiaNom or 1204 tahun 2004 tentang Pcrsy-aratan KesehatanLingkungan Rumah Sakit, dengan melihat latar belakangdiatas, perlu suatu pedoman ddam menatalaksana pengolahan

PedomanLimbah Padatdan Cair

lirnbah padat dan cair di rumah sakit. 1.2. Tujuan 1.2.1. fujuan Umum sebagaipedoman dalam penatalaksanaan pengolahan limbah padat dan limbah cair di rumah sakir l.2.2.Tujuan Khusus l. Menjadi pedoman dalam pengelolaan limbah padat dan cair RS di seluruh Indonesia. 2- Meningkatkan pengetahuan tentangteknologi dan pemeliharaan pengolahanlimbah padat dan cair di RS. 3. Meningkatkan pengetahuan bagi manajemen RS da-lam pengambilan keputusan pada pemilihan teknologi pengolahan limbah padar dan cair 4. Meningkarkan pengetahuanmengenaikesehatandan keselamatan kerja bagi perugas pengelolalimbah 1.3. Manfaat Pedoman penatalaksanaan limbah padat dan cair dibuar sebagai tuntunan bagi pihak rurnah sakit dalam mengelola limbah medis paJat dan cair, dan dapat bermanFaat untuk pelai<sanaan tugas berkaitan dengan lingkup kerja dalam rangka peningkatan muru pelayananyang aman bagi manusia dan lingkungan. 1.4. Ruang Lird-p

Lingkup pedoman pengelolaanlimbah padat dan cair meliputi teknologi, pemdiharaan, pengawasan dan tatalaksanapengolahan limbah padat dan cair rumah sakit pada umumnya. Pedomanini hanya membahas limbah medis saja,sedangkan limbah norr medis dalam pedoman ini tidak

PedomanLimbah Padatdan Cair

dibahas secarakhusus karena tidak membahayakan. Limbah radioaktif, karenasifat-sifatnya yang khasdalam pedomanini tidak dibahassamasekali. 1.5. Pengertian 1. 2. Limbah rumah sakit adalahsemualimbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit akibat kegiatan rurnah sakit yang yang berbentuk padat sebagai terdiri dari limbah rnedis padat dan non medis. Limbah medis padatadalahlimbah padatyang terdiri dari limbah infeksius,limbah patologi, limbah benda t4"*, limbah farmasi, limbah sitotoksis,limbah kimiawi, limbah radioaktifi,limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi. Limbah padat non medis adalahlimbah padat yang dihasilkan dari dapur, dari kegiatandi rumah sakit di luar medisyang berasal perkantoran, taman dan halaman yang dapat dirnanfaatkan kembali apabilaada teknologinya. Lirnbah cair adalahsemuaair buangan termasukrinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,bahan kimia beracun dan radioaktifserta darah yang berbahayabagi kesehatan. Limbah gasadalahsemualimbah yang berbenuk gasyang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesidan pembuatan obat sitotoksik. Limbah infeksiusadalahlimbah yang terkontaminasi organisme rutin adadi lingkungan dan organisme patogenyang tidak secara tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan. Limbah sangat infeksius adalah limbah berasaldari pembiakan

3.

4.

5.

6.

7.

8.

t2

PedomanUmbah Pa&t dan Cair

I"V"J \:rZ
dan stock bahan sangarinFeksius, otopsi, organ binatang percobaandan bahanlain yang telah diinokulasi, rerinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangarinfeksius. 9. Limbah sitotoksisadalahlimbah dari bahanyang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksik unruk kemorerapi kanker yang mempunya-ikema-mpuanunruk membunuh atau menghambatpertumbuhansel hidup. 10. Limbah 83 adalahlimbah yang mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun bagi kesehatan manusia dan lingkungan. 11. Minimisasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce), menggunakankembali limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recyctz) 12. MSDS (Mateial SafetyData SheetllLembarDara keselamatan Bahan (LDKB) merupakankumpulan data keselamaran dan petunjuk dalam penggunaanbahan-bahan kimia berbahaya. Pembuatan LDKB dimaksudkan sebagaiinFormasi acuan bagi para pekerja dan supervisoryang menangani langsrrngdan mengelola bahan kimia berbahayadalam industri maupun laboraroriumkimia 13. spongioform encephalopathies adalah penyakit infeksi yang disebabkanoleh prion menyerangSSP,dan menyebabkan gangguan neurologis yang berat 14. Kapsulisasiadalah pengemasan seqra rapat menyerupai kapsul obat. 15. Rotary klin merupakan pembakar berbentuk silinder yang berputar. 16. Agen antineoplastik adalah agenlzat yang digunakan untuk menghambat perrumbuhan kanker/neoplasma 17. Insenerasi pirolitik adalah pembakaran yang mengakibatkan reaksi penguraian.

/A\

Pedoman Umbah Padardan Cair

1.6. Dasar Hukum l. Undang-undangNomor 23'lahun 1992 tentangKesehatan ; 2. Undang-undang Nomor 23 Thhun 1997 rcntane Pengelolaan Lingkungan Hidup; 3. PeraturanPemerintahNomor 40ll99l tentangPenanggulangan Penyakit Menular; 4. Peraturan Pemerintah Nomor l8ll999 jo Peraturan Pemerintah Limbah Berbahaya Nomor 85 vThhun 1999 tentangPengelolaan dan Beracun; 5. Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Irmbaran Negara Nomor 59 Thhun 1999, TambahanLembaranNegaraNomor 3838) 6. Peraturan Pemerintah No.74 Thhun 2001 'lentang Pengelolaan Bahan Berbahayadan Beracun 7. PeraturanPemerintahNo.82 Thhun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan PengendalianPencemaranAir (Lembaran Negara Thhun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4l5l) Republik IndonesiaNomor 875l 8. KeputusanMenteri Kesehatan Upaya Pengelolaan Men.Kes/SK/VlIIi200 I TentangPenyusunan Lingkungan dan Upaya PemantauanLingkungan Hidup Kegiatan Bidang Kesehatan) 9. Keputusan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor 876l Men.Kes/SIg'r'III/200 I Tentang Pedoman Teknis Andisis Dampak KesehatanLingkungan; Republik IndonesiaNomor 1204i 10. Keputusan Menteri Kesehatan KesehatanLingkungan Menkes/SK/X .| 2004 Tenttng Persyaratan Rumah Sakit; 11. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 58/ Men.LH/l211995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit

r4

PedomanLimbah Padatdm Cair

12. KeputusanMenteri NegaraLingkungan Hidup Nomor g6l Merr.LH/ l0lZO0Z Tentang pedoman pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya pemantiuan Lingkungan Hidup tl KepurusanMenteri NegaraLingkungan Hidup Nomor l l2l Men.LH/7/2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik r 4 . Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45l Men.LH/412005 Tentang pedoman penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana PengelolaanLingkungan Hidup (RKL) dan RencanaPemantauanLingkungan Hidup (RpL).

Pedoman Limbah Padardan Cair

l5

BAB II LIMBAH PADAT DAN CAIR RUMAH SAKIT

2.1. Jenis dan asallimbah Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (3tr4 maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme patogen, bersifat infeksius, bahan kimia beracun dan sebagianbersifat radioaktif. Untuk limbah yang berbentuk pasta atau gel kadang agak sulit menggolongkan jenis limbah padat atau cair. Untuk limbah yang berbentuk limbah ini sebagai pasta(gel, cream)contohnya salepatau oli bekas.Untuk rnemudahkan (insinerasi atau desorpsipanas) maka jenis limbah ini pengolahannya sebaiknyadicampur dengan serbuk gergaji atau pasir dengan jumlah yang cukup sehinggasetelahdicampur (diaduk) secaramerata maka limbah padat. Selanjutnyauntuk iimbah ini dapat digolongkansebagai pengolahannya dapat dilakukan di Instalasi Pengolah Limbah Padat iIPLP) fual limbah antaralain dari Unit pelayananmedis, meliputi : Rawat Inap, Rawat Jalan/ Poliklinik, Rawat Intensif, Rawat Darurat, Haemodialisa,Kamar Jenazah dan BedahSentral.Unit penunjang medis meliputi : Dapur Pusat,Binatu , Laboratorium Klinik, Laboratorittm Patologi anatomi dan Radiologi. Sedangkan Unit penunjang non medis meliputi : Perkantoran dan administrasi, Asiama pegawai, Ruinah Dinas dan Kafetaria.

lu

PedomanLimbah Pa&t dan Catr

Aral limbeh RS

.3il;;L\,

. r . . . . r

Rawat Inap Rawat lalan Rav,rat Darurat Rawat Intensif Haemodialisa Kamar Jenazah Bedah sentraln

o Laboratorium o Ra<Jiologi e Farmasi . Dapur Gizi . ste r ilisa si . Anestesi . Kanrar ODerasi

. Logistik ' Laundry Rekamedis ' . sarana dan prasarana fi si k ' !:armasi ' Mekanikal + Elektrikal Kesekcrtariatan . Kesehatan Lingkungan

Gambarl. Asal limbah dalam rumah sakit.

Berdasarkan bentuk fisiknya ma-ka limbah rumah sakit dapat dibedakan menjadi 3 jenis,yaitu limbah padat,limbah cairdan limbah gas.Unruk limbah padat, dibedakanmenjadi limbah padatmedisdan limbah padat non medis. 2.l.l.I-imbah padat rumah sakit Limbah padat rumah sakit adalahsemua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagaiakibar kegiatan rumah sakit yang rerdiri dari limbah medis padat dan non medis 1. Limbah non medis pa&t adalahlimbah padat yang dihesilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasaldari dapur, perkantoran, taman dari halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya. 2. Limbah medispadatadalahlimbah padaryang rerdiri dari limbah infelaius, limbah patologi, limbah benda t"J"-, limbah 6rmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.

Pedoman Limbah Pa&r dan Cair

IT

J,

4.

Limbah infeksius adalah limbah yang terkonta-minasi organisme patogen yang tidak secararutin ada di lingkungan dan organisme te rs c b u t d a l a m j u ml a h d an vi rul ensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan. Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan dan stoch(sediaan) bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lain yang relah diinokul'si, terinfelsi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.

1 a j I

2.1.2. Limbah cair rumah sakit Limbah cair rumah sakit adalah semuaair buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit, yang kemungkinan mengandung mikro-organisme,bahankimia beracun dan radio aktif sertadarah yang berbahryabagikesehatan.

I
il

I
1

;
]EIIIS LIMBAH RS

LIMBAiJ PADAT

:::l --, I LIMBAH pADrr I


I
. Lhbah Dapur . Umbah Perkantoran . Umbah Taman g. flalanlan . . . o . . . r .

r'tEprs

Limbah lnbksirrs Lfnbah Patologl UmbahAnEnomi Benda T6Jam Umbah Farmasl umbah sitotoksls LtmbEhKimla Umbah Radlo Akttf Limbah mengandung Log6m Berdt

semua limbahcalr termasr.ik Can : . WC/ Toilet . Laundry , Dapur

Semu.rlimbahyang berben[rk Gas termasukhasil pembakar6n p6da . Inslnerator . Dapur . Generatcr . Anastesl . Obat Sitotoksis

Gambar 2. Jenis limbah dalam rumah sakit.

Pedoman Limbah Padardan Cair

Karakteristik Limbah Limbah rumah sakit bisa mengandungbermacam _ macam mikro.organisme, rerganrungpada jenis rumah sikir, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelumdibuang dan jenis saranayangada. LimbJ padat rumah sakit terdiri dari limbah padatnon rnedisian limbah padat medis. Limbah padat non medis dibuang ke lokasipembuanganakhir iang dikelola oleh pemerinrah daerah (pemda) atau badan rain seluai d.rg; peraruran perundangan yang berlaku, dan untuk limba,hpadat medis ,Jb"gai tempar penampungan semenraraharus diolah dengan Instalasi pengolah rimbah Padat (IPLP) selambat-lambamya24 jam. Limbah cair rumah sakir menurut sumbe rlkegiatan yang menghasilkanlimbah cair dapat dibagi menjadi 3 (tiga) keloipok, yakni; pelayanan medik, penunjang medik, administrasi dan fasiliras sosial Adapun parameter limbah cair yangperrudiolah adalahBoD, coD, TSS, NH, bebas,suhu, pH dan pOn , sesuaidengan persyaratan Baku Mutu Cair bagi Kegiatan Rumah Sakit, k.p,r,rro., Menteri Negara fi-!S Lingkungan Hidup No : Kep.58/MENLH/t21t995. 2.3. Persyaratan Thtalaksana Limbah 2.3.1. Limbah Medis padat 2.3.1.1. MinimisasiLimbah 1) Setiap rumah sakit harus melakukan redulsi limbah dimulai dari sumber. 2) Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasi pengguna:rn bahankimia yang berbahaya dan beracun. 3) Setiap rumah sakit harus melakukan pengeroraan stok bahan kimia dan farmasi. 4) Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan Iimbah medih mulai dari pengumpularr,p.ng*gk,rt*, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi d"ri pihak yang berwenang(KLH dan Departemen perhubungan)
Pedoman Limbah Padardan Cair

2.2

l9

2.3.1"2. Pemilahan, Pewadahan' Pemanfaatan Kembali dan

Daur Ulang 1) Pemilahanlimbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkanlimbah' 2) Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah Yang tidak dimanfaatkan kembali. 3) Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanPa memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. \ir"d"h tersebut harus anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak berkepentingantidak dapat membukanya'Jarumharus dipisahkan sehingga tida'k dapat dan syri.nges
4l

digunakan kembali. f-i-U"lt medis padat yang akan dimanfaatkan kembali Thbel 1' Untuk harus melalui prosessterilisasisesuai dilakukan tes harus panas menguji efektifitassterilisasi kimia dan unruk sterilisasi Bacillusstearothermophilus harus dilakukantes BacillussuL'tilis'

Tabel l. Metode SterilisasiUnruk Limbah yang.Dimanhatkan Kembali * ----\f"kt"-K";;"k S"h" Metode Sterilisasi . Sterilisasi denganpanas l7O"C "Poupinel" lzl'C basahdalam otoklaf - Srcrilisasi . Stcrilisasi kimia bahan dengan 50"C- 60'C - fthfene oxide (gas) Gluaraldehyde (cair) 60 menit 30 menit

3-8 jam 30 menit

20

PedomanUmbah Pa&r dan Carr

5) Limbah jarum hipodermik tidak dianjurkan untuk dimanfaatkan kembali. Apabila rumah sakit tidak mempunyai jarum yang sekdi pakai ldisposabl.),limbah jarum hipodermik dapat dimanfaatkan kembali setelah mela.lui proses salah sau metode sterilisasi pada Tabel l. Thbei 2. Jenis'W'adah dan Label Limbah Medis PadatSesuai Kategorinya 'Warna No Kategori Lambang Keterangan kontainer/
Radioaktif Sangat Infelsius Merah Kuning

4rr

- Kantong boks timbal dengan simbol radioaldf - Kantong plastik kuat, anti bocor, atau kontainer yang dapat disterilisasi dengan otoklaf

6b

-,

Limbah Kuning infeksiu-s, patologi dan anatomi Sitotoksis Ungu 5 Limbah kimia dan farmasi Coklat

- Plastik kuat dan anti bocor atau kontainer

- Kontainer plastik kuat dan anti bocor - Kanong plasdk atau kontainer

7) Pewadahanlimbah medis padat harus memenuhi wadah dan label sepefti persyaratan denganpenggunaan pada Thbel 2.

PedomanUmbah Padatdan Cair

8) Daur ulang tidak bisadilakukan oleh rumah sakit kecuali film untuk pemulihanperakyangdihasilkandari proses sinar X. 9) Limbah sitotoksisdikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti bocor, dan diberi label bertuliskan "Limbah Sitotoksis". 2.3.1.3. Pengumpulan, Penganglirrtan, dan Penyimpanan Limbah Media Padat di Linglcungan Rumah Sakit 1) Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan penghasil limbah menggunakantroli khusus yang tertutuP. 2) Penyimpananlimbah medis padat harus sesuaiiklim tropis yaitu padamusim hujan paling lama 48 jam dan musim kemaraupaling lama 24 jam. 2.3.1.4. Pengumpulan, Pengemasandan Pengangkutan ke Luar Rumah Sakit 1) Pengelolaharus mengumpulkan dan mengemaspada tempat yang kuat. limbah ke luar rumah sakit menggunakan 2) Pengangkutan kendaraan khusus. 2.3.1.5. Pengolahan dan Pemusnahan l) Limbah medis padat tidak diperbolehkan dibuang langsungke tempat pembuanganakhir limbah domestik sebelum aman bagi kesehatan. 2) Care dan teknologi pengolahan atau pemusnahan dengan kemampuan limbah medis padat disesrraikan jenis padat yang ada. limbah medis dan rumah sakit

PedomanLimbah Padatdan Cair

2.3.3.

Limbah Cair Kualitas limbah (efluen) rumah sakit yang akan dibuang ke badanair ataulingkunganharusmemenuhipersl'araran baku mutu efluen sesuaiKeputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep-5B/MENLH/ 12/ I 995 arauperaruran daerahsrempar.

2.4. Tata,l.aksana Limbah 2.4.1. Limbah Medis Padat 2.4.1.1. MinimisasiLimbah 1) Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelummembelinya. 2) Iv{enggunakansedikit mungkin bahan-bahankimia. fisik daripada 3) Mengutamakan metode pembersihansecara secarakimiawi. 4) Mencegahbahan-bahan yang dapat menjadi lirnbah seperti dala-mkegiatan perawarandan kebersihan. 5) Memonitor alur penggunaanbahan kimia dari bahan baku sampai menjadi limbah bahan berbahayadan beracun. 6) Memesanbahan-bahan sesuai kebutuhan. 7) Menggunakan bahan-bahan yang diproduksi lebih awal untuk menghindari kadduarsa. 8) Menghabiskan bahan dari setiapkemasan(isi dari kemasan tersebut harus habis di pergunakan sebelum kemasannya di buang) 9) Mengecek tanggal kadaluarsa bahan-bahan pada saat diantar oleh distributor.

Pedoman Limbah Padat dan Cair

23

2.4,1.2. Pemilahan, Pewadahan, PernanFaatan Kembali dan Daur Ulang 1) Diiakukan pemilahanjenis lirnbah medis padat mulai dari sumberyangterdiri dari limbah infeksius,limbahpatologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, iimbah kimiawi, limbah radioaktii limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berar yang tinggi. 2) Tempat pewadahanlimbah medis padat: a) Terbuat dari bahanyang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya fi berglass. b) Di setiapsumberpenghasil limbah medis harus tersedia tempat pewadahanyang terpisahdengan limbah padat non-medis. c) Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang sehari apabila 213 6agan telah terisi limbah. pada d) Untuk benda-benda tajamhendaknyadita-mpung tempat khusus (safefybox) seperti botol atau karton yang aman. e) Tempat pewadahanlimbah medis padat infelsius dan sitotoksik yang tidak langsungkontak dengan limbah hartts segeradibersihkandengan larutan disinfektan apabila akan dipergunalan kembali, sedangkan unruk kantong plastikyang telahdipakai dan kontak langsung dengan limbah tersebuttidak boleh digunakan lagi. 3) Bahan atau dat yang dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui sterilisasimeliputi pisau bedah (scapel),jarum hipodermik, syringes,botol gelas,dan kontainer. 4) Alat-alat lain yang dapat dimanfaatkan kembali setelah telah diatur melalui sterilisasiadalah radionukleida y ^g

Pedoman Limbah Padat dan Cair

5)

6)

tahan lama untuk radioterapiseperri pins, needles,arau seeds. Apabila steriiisasi yang dilakukan adalahsterilisasi dengan ethylene oxide, maka tangki reaktor harus dikeringkan sebelumdilakukan injeksi ethyleneoxide. Oleh karena gas tersebutsangarberbahaya maka sterilisasiharus dilakukan oleh petugasyang terlatih. Sedangkansrerilisasidengan glutaraldehydelebih aman dalam pengoperasiannya tetapi kurang efektif secaramikrobiologi. Upaya khusus harus dilakukan apabila terbukti ada kasus pencemaranspongioform encephalopathies

2.4.r.3.Tempat Penampungan Seinentara


1) Bagi rumah sakit yang mempunyai Instalasi Pengolah Limbah Padat (IPLP) di lingkungannya harus mengolah limbahnya selambat-lambatnya 24 jam. Bagi rumah sakit yang ddak mempunyai InstalasiPengolah Limbah Padat(IPLP), maka limbah medispadatnyaharus dimusnahkan melalui kerjasamadengan rumah sakit lain atau pihak lain yang mempunyai InstalasiPengolahLimbah Padat (IPLP) untuk dilakukan pemusnahanselambatlambatnya 24 jam apabiladisimpan pada suhu ruang.

?)

2.4.r.4.Tiansportasi
1 ) Kantong limbah medis padat sebelum dimasukkan ke
kendaraan pengangkut harus diletakkan dalam kontainer yang kuat dan terturup. 2) Kantong limbah medis padat harus aman dari jangkauan manusia maupun binatang. 3) Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat pelindung diri yang terdiri:

PedomanLimbah Padatdan Cair

25

d ,a

ti

s
a) b) c) d) e) f) g) Topi/helm; Masker; Pelindung mata; Pakaianpanjang (coverall): Apron untuk indusrri; Pelindung kaki/sepatu boot; dan Sarungtangankhusus(disposable atau heavyduty gloves gloves').
g

:i:

f,

2.4.1.5. Pengolahan, Pemusnahan dan Pembuangan Akhir Limbah Padat 1) Limbah Infeksius dan BendaTaiam a) Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan persediaanagen infeksius dari laboratorium harus disterilisasi denganpengolahan panasdan basahseperti dalam autoclafsedini mungkin. Untuk limbah infeksius yang lain cukup dengan caradisinfelsi. b) Benda tajam harus diolah dengan Instalasi Pengolah Limbah Padat(IPLP) bila memungkinkan, dan dapat diolah bersamadengan limbah infeksius lainnya. juga cocok untuk benda tajam. Kapsulisasi c) Setelah insinerasi atau disinfeksi, residunya dapat dibuang ke tempat pembuangan83 atau dibuang ke Izndfll jika residunyasudah aman. 2) Limbah Farmasi a) Limbah farmasi dalam jumlah kecil dapat di olal, dengan insinerator pirolitik (pyro lytic incinerato r), rotary kiln, desorpsipanasatau dikubur secara arnan,sanitary kndf.ll, dibuangke saranaair limbah atau insinerasi.Tetapi dalam jumlah besar harus menggunakan fasilitas pengolahanyang khusus sepertirotary kiln, kapsulisasi dalam drum logam, dan inersisasi.
26
PedomanLimbah Padatdan Cait

fl
I i

b) Limbah padat farmasi dalam jumlah besar harus dikembalikankepada distributor,sedangkan bila dalam jumlah sedikitdan tidak memungkinkandikembalikan, supayadimusnahkanmelalui insineratorpada suhu di atas1.000 "C ataudengandesorpsi termal dengansuhu

600"c

3)

Limbah Sitotoksis a) l,imbah sitotoksissangat berbahayadan tidak boleh dibuang dengan penimbunan (kndftD atau ke saluran limbah umum. b) Pembuanganyang dianjurkan adalah dikembalikan ke perusahaanpenghasil atau distriburornya, insinerasi pada suhu tinggi, dan degradasikimia. Bahan yang belum dipakai dan kemasannya masih urr.rhkar.rrl kadaluarsaharus dikembalikan ke distributor apabila tidak ada InstalasiPengolahLimbah padat (Ipl-pj, dan diberi keterangan bahwaobat tersebut sudahkedaluarsa atau tidak lagi dipakai. c) Insinerasi padasuhu tinggi sekitar 1.200"C dibutuhkan untuk menghancurkan semua bahan sirotoksik. Insinerasipada suhu rendah dapat nrenghasiikanuap sitotoksik yang berbahayake udara. d) Insineratorpirolirikdengaa2 (dua) rungku pembakaran pada suhu 1.200"C denganminimum waktu tinggal2 dedk atau suhu 1.000.C dengan waktu tirgg"l 5 Jetik di tungku kedua sangat cocok untuk b"ha" ini dan dilengkapi dengan penyaring debu. e) Insinerator juga harus dilengkapi dengan peralatan pembersih gas. Insinerasijuga memungkinkan dengan rorary kiln yang didesain untuk dekomposisi panas limbah kimiawi yang beroperasidengan baik pada suhu di atas850.C.

PedomanLimbah Padatdan Cair

a1

:i

,'{
.d

-q

f) Insinerator dengan satu tungku atau pembakaran terbuka tidak tepat untuk pembuangan limbah sitotoksis. g) Metode degradasikimia yang mengubah senyawa sitotoksik meniadi senyawatidak beracun dapat digunakantidak hanyauntuk residuobat tapi juga untuk pencucian tempat urin, tumpahan dan pakaian pelindung. h) Cara kimia relatif mudah dan aman meliputi oksidasi oleh kalium permanganat (KMnOn) atau asam sulfat (H2SO4),penghilangannitrogen denganasambromida (HBr), atau redul<si dengan nikel dan aluminium' kimia tidak merupakan degradasi mauPun i) Insinerasi solusi yang semPurnauntuk pengolahanlirnbah, tumpahan ataucairanbiologisyang terkontaminasiagen antinoeplastik. Oleh karena itu, rumah sakit harus berhati-hati dalam menanganiobat sitotoksik' kimia tidak j) Apabila cara insinerasimaupun degrada-si dipenimbangkan dapat atauinersisasi kapsulisasi tersedia, sebagai c^ra y ng dapat diPilih. Limbah Bahan Kimiawi a) PembuanganLimbah Kimia Biasa Limbah kimia biasayang tidak bisa didaur ulang seperti gula, asam amino, dan garam tertentu dapat dibuang ke saluran air kotor' Namun demikian, pembuangan tersebutharusmemenuhi pirsyaratankonsentrasibahan pencemar yang ada sepertibahan melayang,suhu, dan

d
3

.,*
J

{ {

+)

pH.
Dalamlumlah Kecil Limbah KimiaBerbahaya b) Pembuangan jumlah kecil seperti Limbah bahan berbahayadalam residu yang terdapat dalam kemasansebaiknya dibuang

28

Pedoman Limbah Padat dan Cait

denganinsinerasi pirolitik, kapsulisasi, atau ditimbun

(kndftt).

c) Pembuangan limbah kimia berbahaya dalamjumlah besar Tidak ada cara pembuanganyang a.mandan sekaligus murah untuk limbah berbahaya. pembuanganrry"l.bih ditenrukan kepadasifat bahayayang dikirdung oleh limbah tersebut.Limbah rertenru yang bisa dib"k", sepertibanyakbahanpelarut dapat diinsinerasi.Namun bahan pelarut dalam jumlah besar seperri pelarut halogenidayang mengandung klorin florin oid"k "r.,. boleh diinsinerasi kecuali insineratornya dilengkapi dengan alat pembersihS"r. d) Cara lain adalahdengan mengembalikan bahan kimia berbahayatersebut ke distriburornya yang akan menanganinya dengan aman, atau dikirim ke negara lain yang mempunyai peralatan yang cocok r'rntr.rk mengolahnya.Beberapahal yang perlu diperhatikan dalam penanganan limbah kimia terbah.ya, . Limbah berbahaya yang komposisinya berbeda harus dipisahkan untuk menghindari reaksi kimra yang tidak diinginkan. . Limbah kimia berbahaya dalam iumlah besartidak boleh ditimbun karena d"p"t m.rr.emari air tanah. . Limbah kimia disinfektan dalam jumlah besar tidak boleh dikapsulisasi karena sifatnya yang korosif dan mudah terbakar. . Limbah padat bahan kimia berbahaya cara -terlebih pembuangannya harus dikonsultasikan

5)

t'ahulu

kepada instansi yang berwenang.

a) Umbah dengankandungan mercuri atau kadmium tidak

Pedoman Umbah Padat dan Cair

29

6)

boleh dibakar atau diinsinerasi karena berisiko mencemari udara dengan uap beracun dan tidak boleh dibuang ke landfili karenaoapat mencemariair tanah. b) Cara yang disarankan adalah dikirirn ke negara yang limbah dengankandungan mempunyai fasilitas pengolah logam berat dnggi. Bila tidak memungkinkan, limbah baku dibuang ke tempat penyimpananyang aman (sesuai pembuanganakhir mutu limbah 82 dari KLH) sebegai unnrk limbah industri yang berbahaya" C-an lain yang paling sederhanaadalah dengan kapsulisasikemudian dilanjutkan dengan landfill hanya dalam jumlah kecil dapat dibuang denganlimbah biasa. Kontainer Bertel&nan a) Cara yang terbaik untuk menangani limbah kontainer bertekananadaiahdengandaur ulang atau penggurraan kembali. Apabila masih dalam kondisi utuh dapat dikembdikan ke distributor untuk pengisian ulang gas. Agen halogenidadaiam benruk cair dan dikemasdalam botol harus diperlakukan sebagailimbah bahan kimia berbahayaunruk pembuangannya. b) Cara pembuanganyang tidak diperbolehkan adalah 'pembaicaran karenadapat meledak. atau insinerasi . Kontainer yan1 masih utuh Kontainer-kontainer yang harus dikembdikan ke penjudnya addah: - Thbung atausilinder nitrogen oksidayang biasanya disatukan dengan peralatananestesi. - Tabung atau silinder etilen oksid^yang biasanya disatukan dengan peralatansterilisasi : Tabung bemekanan untuk gaslain sepertioksigen, nitrogcn, karbon dioksida, udara bertekanan. siklopropana, hidrogen, gaselpiji, dan asetilin.
PedomanLimbah Padatdm Carr

30

'

Kontainer yang sudah rusak Kontainer yang rusak tidak dapat diisi ulang harus dihancurkan setelahdikosongkan kemudian baru dibuang ke landfill. Kalengaerosol kecil harusdikumpulkan dan dibuang bersama dengan limbah biasa drlam kantongplastik hitam dan tidak unruk dibakar atau diinsinerasi. Limbah ini tidak boleh dimasukkan ke dalam kantong kuning karena akan dikirim ke lnstalasi PengolahLimbah Padat (IPLP). Kaleng aerosol dalam jumlah banyak sebaiknya dikembalikan ke peniualnya atau ke instalasidaur ulang bila ada.

2.4.2. Limbah Medi.sCair a- Limbah medis cair harus dikumpulkan dalam kontainer yang sesuaidengan karakteristik bahan kimia dan radiologi, ,rolum", dan prosedur penanganandan penyimpanannya. b. saluranpembuangan limbah harusmenggunakan sisremsaruran rerrurup' kedap air dan limbah harus mengalir dengan lancar, serta terpisahdengansaluranair huian. c' Rumah sakit harus memiliki instalasipengolahanlimbah cair sendiri atau bersama-sarna seanra kolektif dengan bangunan di sekitarnyayang memenuhi persyaratan reknis, apabilabelum ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan air limbah perkotaan. d- Perlu dipasangdat pengukur debitlimbah cair untukLengetahui debit harian limbah yang dihasilkan. e. Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air limbah harus dilengkapi/ditutup dengin gritt. f. Air limbah yang berasal dari laboratorium h".,rr dior"h di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), bila tidak mempunyai IPAL harus dikelola sesuaiketentuan yang beriaku melalui kerjasamadengan pihak tain atau pihak yang berwenang.
Pedoman Limbah Padat den Cair

r* q

g.

h.

Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (ffiuent) dilakukan setiap bulan sekali untuk swapantau dan minimal 3 bulan sekali uji petik sesuaidengan ketentuan yang berlaku. Rumah sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandung atau terkena zat radioaktif, pengeiolaannya dilakukan sesuai ketentuan BAfAN. Parameter radioaktif diberlakukan bagi rumah sakit sesuai dengan bahan radioaktif yang dipergunakan oieh rumah sakir yang bersangkutan.

.'a

= ::;

i.

Untuk memudahkan pemahaman penatalaksanaan limbah rumah sakit dapat dilihat alur pengelolaan limbah rumah sakit seperti pada gambar 2 dibawah ini.

'Lrr{BAtt Rs

Limboh coir IPLG ( Ins tdl .r l Pengol .h Limbah Gds)

IPLP ( Ir6t ltti Peooohh Umbrh Padrt)l

limbah rumah sakit. Gambar 3. Alur penatalalcsanaan

32

Pedomen Limbah Padat dan Cair

BAB III PENATALAKSANAAN PENGOI-A,HAN LIMBAH


3.1. Teknologi Pengolahan Limbah Medis Padat

Limbah medispadatadalahlimbah padat yang bersifatinfeksius, sangat infeksius atau sirotoksis. Limbah medis padat sebelum ditempatkan dipenampungan sementara harus diolah dengan Instalasi Pengolah Limbah Padat (IPLP) selambat-lambatnya24 jarn. perlu penangananyang cparagarsifat infeksiusdari limbah tersebut tidak menyebar ke lingkungan. Maka pemilihan reknologi IpLp dan Kapasitas pengolahannya, merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilansuatu rumah sakit mengelola limbahnya. Untuk menghitung kapasitas IPLP yang diperlukan suaru rumah sakit belum ada rumusan yang tepat, karena ridak ada data yang clapat dijadikan acuanunruk menenrukan jumlah limbah yang dihasilkanrumah sakit di Indonesia.Jumlah limbah medis suatu rumah sakit tidak hanya bergantung dari jumlah tempat tidurnya saja, tetapi juga sangar dipengaruhi oleh jumlah pasien dan jenis penyakit yang dideritanya. Didalam rabel 3 dibawah ini termuat perhitu'gan sederhana renrang kapasitas IPLP yang diperlukan oleh rumah sakit pada berbagai kelas. Perhitungan kapasitasIPLP hanya berdasarkan pada jumlah tempat tidur di dalam suetu rumah sakit dan mengabaikan jumlah pasien dan kondisinya. Dalam tabel tersebut diasumsikan I tempat tidur didalam suatu rumah sakit n:enghasilkan limbah padat rata-rata sebanyak 250 gram perhari , maka predilai untuk masing-masing kelas rumah sakit dan kapasitasmesin pengolah limbah padat yang diperlukan dihitung dengan asumsi 6 jr- kerja dalam sehari.

Pedoman Limbah Padatdan Cair

33

Thbel 3. Prediksi antaratipe RS dan kapasitas mesin pengolahlimbah padat ii,p. RS li"rhh ,.mfr*idrt > 400 KelasA KelasB 300- 400 < 300 KelasC Jr"rlrh Ltt"brh I'"d"t-K"p*'t,* M.rtn futiar*,Li> 100kg / hari 16,7kgljam 75 - 100 kg / hari <75 kg I hari

r2,5- 16,7kgtjan < 12,5kgljam

1
g .:

Pengolahanlirnbah medis padat pada prinsipnya ialah menghilangkan Agar proses limbah medisdapat pengolahan sifatinfeksiusdan meminimisasinya. cepat dan efuien maka limbah medis tersebutharus sudah dipilah-pilah dari warna kantong yang berbdadan disetiap sumbemya dengan menggunalxan kantong diberi peringaan dan lambangnya-Diperlukan suatu disiplin tinggi dan kemauanyang sunguh-sunguh dari selunrh i4aran pengelolamrrrah sakit untuk mewujudlan suatu nunah sakit yang benih &bas dari tumpuican limbah alur pemilahan medis maupun non medis. Padagambar/r dibawahini tendapat limbah sakit, dengan memahami alur pemilahan didalam rumah lirnbah padat limbah madat menjadi lebih cepatdan efuien. padat ini maka pengelolaan
LIMBAH PAOAT RS

I I
_4

:!

.l

{ * t .=
a

:e

RADIO AKT IF

Gambar 4. Alur pengolahan limbah padat di rumah sakit

34

Pcdoman Umbah Padat dan C,arr

Limbah padatmedisdapatdiolah denganbeberapa cara,pengolahan _ ini bertujuan untuk menghilangkan sifatinfeksius d"., p"tog.., iari limbah se rtarneminimisasinya sehingga dapatdibuangke tempatpenimbunan atau landfill dengan mudah dan aman. Banyaktersediat.t""togi pengorahan limbah padat medis, dala-mTabel4 memuarjenis teknologi r".r" macam limbah padat medis yang dapat diolah.
Tabel 4. Macam telcnologipengolahanlimbah padat medis

TEKNOLOGI

Limbah Limbah infeksius sangar

Limbah Limbah Limbah Lim patologi sitotoksis kimia radio infel<sius anacomi dan aktif farmasi

INSINEMSI DESORPSI PANAS OTOKI.AF UAP PANAS PENGOI"{HAN KIMIA }IICRO\rAVE FREKUENSI RADIO RADIASI GAMMA

/2

/2

{2

Keterangan: / : Teknologi dapar untuk mengoiahlimbah tersebut /t : Teknologi insinerasi dan desorpsipanas tidak dapar mengubah bahan yang bersifar radio aktif menjadi tidak radio akti[, unruk bahan kimia dan farmasi yang beracun reknologi ini belum rentu dapat menghirangkan/mengubah sifat-sifarracunnya. r'2 : Teknologi ini trdak disarankanuncuk mengolah limbah medis yang berupa porongan-poronganbagian tubuh kecuali porongan-potongantubuh tersebut dihancurkan lebih dulu (digiling/diporong) agarukurannyamenjadi lebih kecil.

PedomanLimbah Padatdan Cair

35

.:|

,ij
-; ,-s
:g

3.1.1 Insinerasi (Pengabuan) 3"1.1.1UraianUmum Insinerasi adalah suaru prosesdi mana limbah padat medis dibakar denganoksigendari udaradan diubah menjadi gashasil pembakaran serta residu yang berupa abu. Gas hasil pembakarandibuang seqrralangsungke udaraaraudiproses lebih dulu melaluisuatualatpengendalian polusi udara. Residu (abu) yang ddak dapat dibakar selanjurnyadipindahkan dari tempat pembakaranke tempat pembuanganyang disebur landfill. Insinerasisangat mengurangi volume dan berat limbah medis padat yang jumlahnya besar hingga tinggal kira-kira kurang dari 5 o/o nya sert. dap"t menghilangkan mikroba di dalam sisalimbah. Banyak senyawaankimia sangat beracurr terbenruk pada proses pembakaranlimbah medis yang tidak terkontrol, apalagijika limbah medis yang dibakar adalahlimbah medisyang heterogen.campuran material yang beragammenyebabkan adanyatemperaturbakar dan suhu penguapanyang berbedauntuk tiap material, sehinggahampir tidak mungkin terjadi pembakaran sempurna untuk semuamaterial limbah medis. pembakaran tidak sempurnainilah yang kemudian akan menghasilkanemisi seperricarbon monoksida dan yang paling berbahayaialah terbentuknya seiryawa dioh-sin dan furan.

:,.. :r:

;GD:::qp::
9l0t

654

tliorin

*-'l'etrachlorxlibrnzo(pfdiorin 1..1.7J1

C:I
]-rran ]-1.7,8 -'l ctrachlorudihenzofuran

Gambar 5. Rumus molekul Diolain dan Furan. 36

Pcdoman Limbah Padatdan Cair

Dioksin dan furanadalah sekelompoksenyawa kimia (rebih dai75 va'an yang dibedakanoleh posisidan jumlah atom krornya) iang tidak berwarna dan tidal<berbautetapisangat beracun dan merupakan p.^il., timburnyaser, pelqaruh dioksinpadamanusi" selkanker (karsinogen). t r"h banyakmenjadi perbincangandalam dua dekadeterakhirlni, karena sampai,r , irri dioksin merupakan senyawa paling beracunyang pernah dir.,,'i.,.r, manusia. Dari seluruhgolongansenyawa diolain y*.tg prli"g beracuniarahsenyawa 2,3,7,8-disingka Te tra- c hloro-D i benm-para-D i oxin atau t z, 3, 7,a- TCi D yang oreh Badan KesehatanDunia (\7Ho) diberi nirai tingrt bahaya ncun (TEF!Toxic EquiuabncyFacton) adatah1 Gatu)dan ini nilai yang paring tinggi dibandingkan dengan strychnine(racun tikus) -.r,rl"k* hanya ttiood dan sianida (banyak digunakan untuk meracuniikan) yang hanya r/150.000. pengaruh racun dari dioxin sangarmengerikan karena d"p"a *.r,y.babkan kerusakan organ sequa luas seperti gagg"* fungsi hati, j"rrurg, paru, ginjal sera : fungsi metabolismedan menyebabkan k.Jus;k- ;d" sistem T:"FTgg" kekebalanrubuh. Padapercobaan terhadap ti.,".rt g di laborarorium,diolsin menunjukkan karsinogenik (p..ry.b"b r.-r...1, teratogenik(penyebab Slbukti kelahiran cacat)dan mutagenik(penyebab kerusakan g"netiki_
2.500,oo0 2

t*

?,000,0@

()
-? z
f'{

alj

t,500.000

6t IJ o ctl a

1.000.000

1t0

t00

Kn

g|o

lr0

l|oo

450

TEilPERATURE("C) Gambar6. IGtnre suhupembentukan Diolain.


Pedoman Limbah Padat dan Cair

500

irro

37

li .E

Baik dioksin mauPun furan tidak mempunyai nilai komersial, ini terbentuk secaratidak sengajakarena akibat aktifitas sn1ra1y""n atattproduk sampingpada sampah misalnyapadapembakaran marlusia, (PCP). Pada proses Pentachlorophenol seperti pembuatan pestisida pembakaran sampah, terutama jika sampah yang dibakar adalah campuranmaterialorganik yang kompleks(lignin, kayu, kertas,plastik, yang mengandungatom Klor misalnya: dan lainnya) dengan senyawaan garam dapur /natrium klorida, asam klorida' senyawaanorganik yang mengandung klor, plastik/PVC, dll. Campuran material tersebut jika dibakar padasuhu antara25|"Csampai dengan600'C sangatberpotensi terbentuk dioksin, apalagi jika pembakarannyatidak sempurna, tidak merata. Dioksin sebagian kekuranganoksigen dan pemanasannya besar (98olo)terbentuk di fty ash (abu hasil pembakaran) dan bukan di lebih besardari 1200"C maka Tetapi jika suhu pembakarannya asapnya. dioksin akan hancur terurai membentuk karbon dioksida (COr), air (HrO) dan asam klorida (HCl). suhu pembakaranlimbah medis Perlu dicermati bahwa persyaratan ini pada insineratorharusdiatas1200 "C, yangdimaksudoleh persyaratan dan bukan suhu titik api adalah suhu gas buang hasil pembakarannya ternyatatermometer insinerator peralatan terjadi pada Sering pembakaran. rupasehingg^yanlterukur adalah pengukursuhu di tempatkansedemikian titik api pembakarnyadan bukan suhu gas buang hasil pembakaran. Tentunya ini sangatironis, karenapembentukandiolain ada didalam gas buang hasil pernbakaran terutarna di dalam fb-*h (abu terbang). Suhu tinggi ini harus tetap dapat dipertahankan ketika material baru limbah medis padat dimasukkan ke ddam insinerator. Biasanyaketika diberikan input baru limbah medis padat, maka suhu insinerator akan turun drastis, jika terjadi flukruasi suhu maka insinerator tersebut merupakan penghasil dioksin. Pada beberapa insinerator ada yang sudah dilengkapi dengan sistemsirkulasithermal, suhu operasidapatdinaikkan hingga lebih besar

-: ,t *

4il

q
.it

.;;

PedomanLimbah Padatdan Carr

dari 1200'C, namun berarti diperlukan biaya operasionalyang jauh lebih besar,karena bahan bakar yang diperlukan juga lebih banyak. Disamping hal tersebutperalataninsineratornyajuga sangat mahal karena bahan konstruksi logam harustahan panasdan karat pada operasi temperatur ringgi. Isolasi thcrmal dengan batu-tahan api juga sangar sulit perawatannyakarena mudah pecah pada fluktuasi remperatur dan getaran. Selaindioksin dan furan, insinerator juga merupakansumberurama pencemarlogam berat misalnya,raksa(Hg), timbal (Pb), kadmium(Cd), arsen(As),kromium(Cr). Padasuhu insinerasiyang sangattinggi logam berat tersebur menjadi mudah sekali menguap, membentuk senyawa oksida yang sifat racunnya ddak kalah berbahaya.Misalnya logam raksa, merupakan racon yang sangatkuat menggangu sistemsaraf,panca indera dan menurunkan kecerdasan, demikian pula pengaruhlogam-logamberat Iain pada umumrlya. Padaproses juga ticiakdapatdihindarkan pembakaran terbentuknya oksida nitrogen (NO,) dan oksida sulfur (SO.), yang jika banyak terdapatdiudara dan bercampurdenganhujan maka airnya akan bersifatasam.Hujan asamini dapatmenyebabkan korosif padabangunan/ gedung , ranah menjadi tandus dan gatal-gatal jika rerkena kulit, sedangkangasnyasendiri dapat menyebabkan kerusakanpada sistern pernafasan. Limbah yang semulabegitu besar volurnenya,serelah mengalami jumlahnya hanyatinggalseonggok insinerasi abu. Bukan berarri limbah tersebut musnah, yang terjadi sebenarnyapada proses pembakaran adalah mengubah limbah menjadi gas hasil pembakaran dan partikelpartikel abu yang kemudian dipidahkan atau disebarkan ke udara. Maka pada insinerator mutlak diperlukan alat pemroses atau pengendali pencemaran udara agar insinerator tidak disebut sebagai alat penyebar racun ke udara.

Pedoman Limbah Padatdan Cair

39

3.1.1.2 Parameter Operasional 3.1.1.2.1 . Paramerer Tbmpatpembakaran Beberapaparameter mempengaruhi efisiensi pengabuan limbah , yang berupa bahanorganik, mencakupremperarur, pengurangantekanan drop) , keburuhan oksigen, karakteristit ti-u"rt, kecepatan Qtresyure pembakaran dan konsumsi bahan bakar atau energi yang diperlik"n. Pressure drop adalahselisihtekanandiluar dan didalam t,r"rrg p.-bakaran, jtl<apressuredrop tingg,i berarti prosespembakaran k.k,.rring*n oksigen, hd ini merupakan indikasi terjadinya p.or., pembakaran tidlk sempurna dimana pada prosesini banyak dihasilkan gas karbon monoksida (co) dan dioftsin. Temperatur danpressure drop sebagaisuatu indikaror proses pembakaran secararutin harus diawasi. Selain hal tersebur paramerer seperti karbon monoksida dan sifar taktembus cahayadari emisi udara (opasitas) harus diawasi unruk informasi tambahan bagi operator dalam memelihara sisremperalataninsinerator. Parameter untuk operasi alat pengendalian polusi udara juga harus diawasi' diantaranya ialah pressuredrop, kecipat.n alir"r,, pft dan temperarur cairan scrubbes, kebersihanfilter dll. Scrubberadalah suatu alat pencuci asap yang berbentuk tabung dan didalamnya terdapat alat penyemprot air. Asap dari hasil pemtakaraan dialirkan dari bawah ke dalam suaru ruangan, dari bagian atas ruangan disemprotkan cairan yang bersifar basa. Gas hasir pembakaran yang bersifat asamkarena mengandung HCl, so, dan No^ dinetralkan oleh larutan basa sehingga asap menjadi berrih. Disamping gas hasil pembakaran scrubberjuga dapat menangkappartikurat-pariikulat hasil pembakaran.

40

Pedoman Limbah Padardan Cair

A LJ

Udara bersih

FllterUdara Perryemprotair Kisi-kisi sarrng lebah

Gas hasll pembakaran

Kontrol Kontrol pH kekeruhan

3ambar7. Skema peralatan Scrubber

3.1.1.2.2 Karakreristik limbah Sifat-sifat kimia dan fisika dari limbah medis sangar beragam. Limbah medis yang dibuang oleh rumah sakit selaluberubah-ubahsifat dan jumlahnya seriapsaat,hd ini akansangatmenyulitkan ketika dilakukan pengabuan.Jika kondisi limbahnya sangarbasahbanyak mengandung air maka diperlukan bahan bakar yang jumlahnya sangarbesarhanya untuk menguapkan atrnya dan ini merupakan pemborosan biaya. sifat limbah yang sangatheterogenmenyebabkanfluktuasi temperaruryang sangatbesar ketika dilakukan pembakaran hd ini menyebabkanpecahnya batu rahan api penyekat dinding ruang pembakarsehinggaalat insinerator juga cepar rusak.

Pedoman Limbah Pa&t darr Cair

4l

Bahan yang bersifatradioakrif bageimanapun juga sangat beresiko jika dilakukan pengabuan karena radioaktifnya sifat akantetaptida-kberubah. Demikian juga jika yang diabukan ba-han kimia yurg sangarberacun perlu dilakukan pemantauanrerusmenerusunruk mengamatiapakahsifat racun dari bahan tersebutdapar hilang ketika dilakukan pengabuan,logam-logam berat sifat racunnyatidak berubahwalaupun relah berubah rnenjadi abu. Abu sisapembakaran 3.1-1.2.3. Pembakaranlimbah pada insinerator selalu menghasilkan abu, abu ini secara berkala harus dibersihkan dari ruang pembakaran. Untuk membersihkan abu dari dalam ruang pembakaranmaka incenerator harus dipadamkan dan didinginkan, prosesini memerlukan waktu sekitar 8 jam sebeluminceneratordapat dioperasikanlagi. Perludibuat suatujadual yang ketat agar proses pembakaran limbah tidak rerganggu,kecuali jika inceneratornya bekerja secara otomarispenuhsehingga abu sisa pembakaraa dapat terbuang dengan sendirinya. 3.1.L.3lenis Insinerator jenisinsinerator Adar' beberapa yangdapar digunakan untuk nrengolah limbah medis, diantaranya ialah : ruanganrunggal. 3.1.1.3.1 Insinerator Insineratorjenis ini merupakaninsinerator yang paling sederhana, bentuknya seperti oven kue yang diberi cerobong asap. Ruang bakarnya berbentuk datar sehinggalimbah yang beradadibagian dasarcenderung ddak terbakar dan perluwaktu yangcukup lama agarseluruh limbah habis terbakar.. Pembakaran yang dihasilkan cenderung tidak sempurna karena kurangnya pamasokan oksigen.Jika pasokanolaigen dari udara ditambahkan, mal<a temperatur pembakaranakan turun secara drastisdan diperlukan waktu yang cukup lama unnrk menstabillan lagi temperaturn,ya.Pemakaianinsinerator jenis ini untuk membakarlimbah medis sebaiknya dihindarkan.

+i
ts:t

.ji

:.+

fl
#

'a:

.1

42

Pedoman Limbah Padat dan Carr

@
Ccrobongarep * Rumg brku Oinding bal! trhrn apl Alas pcmbaku Lobang udua RuuO rbu

(A)

Gambar 8. Insinerator ruangan runggal (A) bentuk kotak (B) bentuk hbung

3-1.1.3'2Insineraror multi ruang (Mutti chamber)denganudara yang dikendalikan Insinerator multi ruang denganudarayang dikendalikan mempunyai dua tempat pembakaranyang terpisah.Ruangpembakaranpertama (pri-r, chamber) merupakanremparmemasukkan limbah med.is, iiruangan inilah pembakara' dimulai. Jumlah udara yang masuk dalam ruangan ini dikendalikan sehinggajumlahnya kurang dari yang dibutuhkan secara stokiometris. Pe.mbakaran limbah di ruang pertama ini terjadi dalam tiga pertama penguapancairan yang terdapardalam il-U"lr. Kedua, lalrapan, bahan-bahan yang mudah menguap akan diuapkan dan dimasukkan ke ruang pembakaran kedua (sehunder chamber).Tahap ketiga, karbon yang merupakan sisa pembakaran limbah dalam .u"ng p.mb"karan perrama mulai dibakar. Ruang pembakaran kedua menerima masukan semua gas hasil pembakaran tak sempurna dari ruang pembakar pertama. Dalam ruang pembakarankedua semuagasyang dapatterbakar,dibakar dalam temperarur yang tinggi dengan jumlah udara yang berlebihan, sehingga diharapkan semua gas terbakar dengan sempurna. Insinerator multi ruang siring
PedomanLimbah Padatdan Cair

43

:i:!

:* * t.1 ia dirancang dan digunakan secarakhusus untuk membakar limbah medis yang kadar cairannya tinggi arau sebagianbesar limbah berupa cairan. Lobang tempat memasukkan limbah yang akan dibakar diletakkan lebih tinggi dari pada tempat pembakaran,hal ini dimaksudkan untuk mencegah agar cairan yang dibakar ddak meleleh arau tumpah keluar dari tempat pembakaran.Jika hanya digunakan satu buah alat pembakar (burner) sqa maka panas yang dihasilk-antidak cukup, biasanyaperlu ditambahkan pembakar ta-mbahan untuk membancumenguapkancairan yang jumlahnya sangat besar rersebut.
Cerobong asap

1#

-.r=l

Ruang

Gambar 9. Insinerator multi ruang.

3.I.l.3.3Insinerator dengantemparpembakaryang berputar (RotdryKiln) Insinerator dengan tempat pembakaryang berputar mempunyai dua ruang pembakaran.Ruangpembakarpertama(primer) berupa suatusilinder yang berputar, sedangkan ruang pembakarkedua (sekunder)berupa silinder atau kotak yang tetap tidak dapat berputar. Limbah dimasukkan ke dalam ruang pembakar yang pertama dan dibakar dengan sejumlah oksigen dari udara, setelah volume limbahnya berkurang dilanjutkan pembakaran di ruang pembakar yang kedua-

44

Pedoman Limbah Padatdan Cair

Karena pembakarnya berputar maka limbah yang dibakar mengala-mi . pengadukan sehingga pemt'akaran terjadi secara merara diseluruh bagian limbah. Insinerator jenis ini harganya mahal karena sistem mekaniknya cukup rumit"

Tempat memasukkan
limbah

K ilen Ternpatpembakar yang berputar r"\^ \


Lj d2\

Cerobong //asap

Gambar 10. Insinerator denganpembakaryang beipurar.

Dari kctiga jenis insineraror tersebut jika diperbandingkan dalam hal harga, kemampuan dalam pengolahan limbah serra da-mpak pencemaran yang dihasilkan dapat dilihat dalam Thbel 5 berikut ini. Tabel 5. Perbandinganjenis insinerator dan kemampuan dalam pengolahan limbah

'Jenis

H-g" insinerator
Medium

Kapasitas pengolahan

Kemampuan pembakaran

Ruangan tunggal

Kecil (tidak dapat dibuar Pembakaran ddak merata sebab dengan kapasitasbesar, limbah dirumpuk, bagianbawah s e ma k i n b e s a r j u m l a h sering tidak rerbakar.Sangat limbahnya pembakarannyapotensialpenghasil gaspencemar semakinti&k merata) udara

Pedoman Limbah Padatdan Cair

4)

@
Thbel 5. Perbandingan jenis insinerator dan kemampuan dalam pengolahan limbah (Lanjutan)

,in
'i

':

-s

+#
,i :

Harga Jenis insinerator Multi Mahal ruang

Kapasiras pengolahan

Kemampuan pembakaran

Dapat dir anc ang s e s u a i Jika keburuhan oksigen unruk kapasitasyang dibutuhkan. pembakarannya diatur dengan

baikmakakualitas pembakarannya cukup baik Sangptcocok unnrk timbah yang kadar airnya dnggi. Pembakar Sangat berputar mahal Dapat dirancang sesuai Pembakaran yang dihasilkan kapasitas yang diburuhkan. sangatbaik merara diseluruh Pembakaran dapat dilaku- bagian limbahkarena limbahyang kan secaraterus rnenerus dibakar mengalamipengadukan (kontinyu) (diputar). Perlu perawaranyang teliti agarsistemmekanik yang

3.1.I -4 Pemeliharaan Insinerator Pemeliharaanpada insinerator terurarnapada rempar penrbakaran dan alat pengendali polusi udara. pemelihara". y".,g- baik akan memperpanjang hidup komponenremparpembakaran, mngurangipolusi dan mengurangi biayaperbaikansebab pekerjaan perbaikanliayanyamahal. Ruang pembakar selalu bekerjapada suhu ringgi maka komponen_ komponen yang terbuat dari logam akan cepatrusak atau karatan terkena asaphasil pembakaran yang bersifatasam.Jika ruang pembakaran dilapisi batu tahan api, maka fluktuasi suhu pembakarandan p.**rrkk"r, rimbah cair dimana ruang pembakaran masih bersuhutinggi dapat menyebabkan batu tahan api pecah. Jika insinerator dilengkapi denganscnrbber maka pH cairan scrubber harus selalu dikontrol jika pHnya rendah (asarn)maka komponenkomponen scrubberyang terbuat dari logam akancepatrusakrerkenakarat.
46

# *

$ .c
r!

PedornanLimbah Padat dan Cair

Demikianjugafilter debuyangterdapat dalamscrubber, jika filter jarang dibersihkan penl'umbaran pa.r"firtermenyebabkan rli* i.-cu"'gg". hasil
pembakaran tergaaggu cian prosespembakaranjuga^terhambat. 3.1.1.5 Keunggulan trnsinerator K"r.rggulan digunakan insineratorsebagai pengorahlimbah rerutarna . . adalahsusurnyavolumelimbah setelahdilakuian p..ig"bu".,, dari sejumlah besar.volume limbah padat dapat menjadi abu yangjumrahnya hanyasedikit sekali. 3.1.1.6 KekuranganInsineraror Kekurangan insinerator sebagaipengolah limbah 1) Insinerator bekerja pada suhu tin-ggi maka peralatannyacepat menjadi rusak karena karatan aan ha ini menyebabkan biaya perawaranjuga tinggi. 2) Gas-gas hasil pembakarannya dapat mencemari udara, menggunakan insinerator sarnasaja dengan mengubah rimbah padat menjadi gasdan menyebarka.,.y" k. ,.d".".1i"ka limbahny,a mengandung unsur_unsuryang berbahaya dan beracun maka asapdan abunya harus seraludiawasi dan dikendalikan karena bisa saja justru bahan-bahan beracun tersebut disebarkan kemana-mana. 3) Biaya operasionalnyabesar terurama bahan bakar yang digunakan unluk mencapai suhu tinggi, Cemikian juga biay; bahan-bahan kimia yang digun"k* u"t"k sistem iengendali pencemaran udaranya (scrubber, absorber, filter dan lain_ lainnya). 4) Harganya relatif mahar dibandingkan sistem pengolah rimbah padat yang lain,- apalagrjika insinerarornya dilenfkrpi dengan sistem pengendali pencemaran udara maka harganyl ,"r,g". "L"r, mahal.

PedomanUmbah Padatdan Cair

1"I.1.7. Faktor resiko bagi pengelola Insinerator Lingkungan tempat pengolahan limbah medis n'risalnyalingkungan tempat beroperasinya insinerator rnerupakan daerah yang berbahayapekerja yang berada di daerah tersebut potensial untuk terkena bahan kimia berbahaya, terinfeksi penyakit atau terbakar, terkena soda cairan scrubber ketika rnelakukan perawatan scrubber, terkena bahaya beracun dari senyawa organik dan logam berat dari partikulat asapnya, orang yang bere.siko paling besar terutama adalah operator dan teknisi yang merawat peralatan tersebut. Ketika sedang dilakukan pembersihan filter sebaiknya diberikan "Hypoventilation" yaitu dengan mengali rkan ol<sigensecaraperlahan kepada para teknisi yang sedang bekerja untuk mengurangi resiko terhisapnya partikulat*partikulat yang mengandung bahan yang berbahaya dan beracun tersebut. Resiko yang lain ialah terkena bagian insinerator yang bergerak misalnya sabuk penggerak (belt), srlinder hidrolik, lengan pengumpan atau poros ban berjalan (conueyor). Potensi ttrjadinya infeksi/peradangan dari bakteri pathogin yang terdapat dalam limbah medis dan kemungl.jnan terjadinya ledakan atau kobaran api karena adanya bahan yang muciah meledak atau terbakar y^ng terdapat dalam limbah medis merupakan dua resiko yang selalu dihadapi jika menggunakan teknologi incinerator untuk mengolah limbah medis. 3.1.2 Desorpsi Panas

3.1.2.1Uraian Umum Desorpsi adalah lawan kata dari adsorpsi(penyerapan),pada proses adsorpsidihasilkan panassebaliknya padaproses desorpsidiperlukan panas, jika tetapi proses desorpsi dilakukan pada tekanan rendah, maka panas yang diperlukan alsn jauh lebih rendah. Dalam desorpsipmas, peristiwayang terjadi addah prosesfisika jadi bukan realsi kimia seperti pada prosespemba.karan dimana terjadi reaksi oksidasi. Karena tidak terjadi realsi kimia maka pada proses ini tidak

48

PedomanLimbah Padat dan Cair

dihasilkan gas-gas pencemarudara, misarnyaoksida nitogen atau oksida sulfur penyebab hujan asamdan karbon monoksidayrrg blrn..rn. Dioksin Gelrawl kimia penye.bab kanker) dalam prosesd.*rp!r panas juga tidak terbenruk, karenadioksin hanya t .b..,t,ri p"d" p.oro pembakaranpada suhu sekitar300 - 600'c. Desorpsi panas sangar eiektif untuk memisahkan bahan-bahan organik dan anorgarrik y"rrg mudah menguap misalnya: minyak, pestisidadan beberapa logam kadmium, air raksar..,* ,ro' logam misal arsen,sulfur dan klor. Material yang terah terdesorpsi, beradadalam bentuk uapnya akan lebih mudah ,rn.,rk dikumpulkan^ kembari dengan cara didinginkan, uap akan rerkondensasi sehingia tcrkurnpul dan tidak rersebarkemana-manasehinggatidak mencemari udara. Dengan sisrem desorpsipanasmareriaryang berbahayadan mudah menguap dipisahkan lebih dulu sehinggalebih mudah ,r.rt,-rk ditangani, entah akan dibuang atau dimanfaatkan-tmbali. Sedangkanbahan-bahan organik yang sukar menguap akan te.urai (terkarbonisJi) menladi arang. AI*g yang dihasilkan dalam prosesini berupa serbuk ar.ng'd.., perL, dilakukan uji laboratorium untuk me.,yimp,rlkan bahwa ,J.b.rk ,.".rg tersebutbersifattoksik arau non roksik. Selanjutnya jika serbuk ara,'gnya bersifatnon toksik makaarangrersebut a-man untuk dimanFaatkan, misJny. dicetak menjadi bahan bakaryang bernamabriket arang.

3.t . 2 . 2
Padaprosesdesorpsipanas,material limbah dip".rrrk"r, pada suhu sekitar 300'c diddam suatusilinder yangberputardengankondisi tekanan udara vang rendah. melakukan pemutaran fiengadukan) maka lengan menjadi efisien karena Pemanasan panasmenyebar secara kesemua bagian material limbah dan prosesdesoqpsi -.r","secaralebih dapat berlangsung cepat.. Dalam hd pemanasanini, rimbah tiaak aiuat<a,f*rrgl,rrrg dengan tetapi hanya dialiri udara panas sambir dilakukan"pengadukl. f)r{a-api Padakondisi normd, tekanan udara I atmosfer,proses p.rrg.r."i"r, limbah organik menjadi karbon (karbonisasi)terjadi prd".,rh,r refi,"r 400 - 600

Pedoman Limbah Padat dan Cair

49

'c, tetapi jika karbonisasidilakukan dalarn kondisi tekanan udara lebih kecil dari I atmosfer,penguraianlimbah organik dapat terjadi pada suhu sekitar20a - 400 'c. selanra proses pemanasan awal,materiallimbah yang mudah menguap akan keluar dari limbah. uap ini jika didinginkan berubahbennrk menjadicairanyang setelah, melaluibeberapa tahappemisahan, cairanini dapatdimanfaatkan unrukbahani
bakar atau bahan pengawet. sisa material padat akan terkarbonisasimembentuk

serbuk arang. Sedangkanlimbah plastik pada prosesini tidak mengalami perubahan,plastik hanya akan melelehdan menggumpalmenjadi plasdk, yang mudah dipisahkan dari serbuk arang dengan cara pengalakan. Bola-bolaplastik ini masih dapat didaur-rl*g lebih lanjut unnrk keperluan lain.
Lama prosses pengolahan limbah dengan cara ini sangar berganrung dengan karakter limbah yang diolah, jika limbahnya banyak mengandung air maka perlu waktu yang iebih lama dibandingkan limbah yang kering. Sebagai ga-mbaran kasar, unruk sampel padat dengan 6erar 25 kg dengan kadar air'25 o/o dapat diproses dalam *'aktu I jam dengan konsumsi bahan bakar solar sekitar 2,8 lirer/iam.
C erobongasap

BanberJalan
Pengumpan limhah

Unit dsorpsi panas gak

["";ffi'":ln :,:?ilff"n
Gamb.ar 11. Sistem desorpsipanaspengolahlimbah

50

PedomanLimbah Padardan Cair

3.1.2.3 Parameter Operasional Keberhasilan pengolahan limbah dengandesorpsi panasberganrung pada suhu, wakru dan rendahnyarekananudara craram 1n..g* d"rorpJ panas'Rendahnyatekananudaradalam ruangandesorpsip*", ,.r.r,rp"L"" faktor penting karena sangar membanrudalamh"l p"ng,rr"ian bahanlimbah terhadap suhu yang diperlukan" semakin rendah ,.k*r,"., udara dalam desorpsipanas maka suhu yang diperlukan untuk menguraikan :uangan bahan limbah semakin rendah sehinggakonsumsi pemakaian bahan bakar alat menjadi semakin sedikit dan biaya operasionJ alat dapat ditekan. 3.I.2,4 Keunggulanteknologi desorpsi panas Desorpsipanasberoperasi padasuhu rendah sekitar 300 .c, sehingga . harga peralaranmenjadi relatif murah karena ridak diperlukl batu rahan api. Peralatanmenjadi iebih awet, ridak mudah rusak dan karatan. Biaya perawatan dan operasionaluntuk bahan bakar lebih rendah ya-itu sekitar 20o/o apabila dibandingkan dengan pengolahan limbah dengan sistem (insinerasi) pernbakaran yang beroperasi pada suhu sekitar 1200.c. Tidak menghasilkan bahangaspencemar berbahaya seperti oksidanitrogen,oksida sulfur dan rerutamatidak terbentukdioksin , karenadalam sirtem desorpsi panascidak rerjadi reaksipembakaran. Serbuk karbon hasil prosesini masih dapar diolah menjadi briket aranguntuk keperluanmemasak atauindusrrikecil yangmemerlukanarang untuk prosespemanasan atau pengolahan yang memerlukan parras.Limbah plasik masih tetap utuh tidak terbakarsehinggakemungkinan masih dapat dldaurulang. cairan hasil kondensasiuap jika dilakukan pemisahan dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar cair. 3.1.2.5 Kekurangan teknologi desorpsipanas Kekurangan dari teknologi ini adalah pengurangan vorume bahan Iimbah yang relatif kecil. Dari kira-kira I meter kubik bahan limbah medis padat setelahdilakukan pengolahandengancaradesoqpsi panastersisaserbuk karbon kira-kira 0,1 meter kubik atau I0 o/oPedomanLimbah Padatdan Cair
<l

'Walaupun dalam sistemdesorpsipanasdikatakan bebaspolusi tetapi mengingatsifat limbah medisyangsangat beragam, makauntuk menjamin keamanan lingkungan, lebih baik dalam sistem ini tetap ditambahkan perdatan pendukung misalnya filter atau scraberyang berfungsi untuk menyaring emisi udara dan debu (fly asb) yang dihasilkan oleh proses desorpsipanas. 3.1.2.6. Faktor resikobagi pengeloladesorpsi panas Desorpsi panas memiliki unit-unit yaitu pembakar, penampung arang, kondensat, scrubber dan cerobong asap. Flasil sisa desorpsi panas terutama adalah debu dan sisa pembakaranyang terdapat pada bagian penampung arangdan cerobong asap. Bagrpengeloladesorpsipanas,risiko yang mungkin didapat adalah terpapar dengan debu dan sisa hasil pembakaran limbah berupa karbon yang bila terhirup dapat mengganggu sistem pernafasan. 3.1.3 Otoklaf 3.I.3.1(JraianUmum Pengolahanlimbah dengan teknologi Otoklaf dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : Otoklaf Uap Panas(Steam Autoclaue) dan Otoklaf Udara Panx (Dry Heat Autoclaue) . Pada Otoklaf Uap Panaspenghancuran jasad renik dilakukan dengankombinasi uap, panasdan tekanan. Uap air dalam otoklaf uap panas dihasilkan dari suatu wadah dari logam yang dipanaskan sebagai penghasil uap panas.Tekanan, waktu dan temperatur uap air dapat diatur sesuaikeperluan, pemanasanbiasanyadilakukan pada temperatur 121 oC (250 'F) selama20 - 30 menit *au 132 "C (27O "F) selama3 - 10 menit untuk rnemastikaninaktifnya bakteri, jamur, virus, mycobacieria,dan spora bakteri. Sedangkan pada Otoklaf Udara Panas penghancuran jasad renik dilakukan dengan udara kering atau gasCO, yang dipanaskan hingga suhu 160 - 180 'C (320 - 356 "F) selama60-120 menit.
PedomanLimbah Padardan Cair

K edua pr o s e s i n i te l a h l a m a d i g u n akan untuk mensteri l kan peralatan medis di rumah sakit selama bertahun-tahun. Otoklaf Udara Fanas (Dry IIeat Autoclaue) hanya sesuai untuk rnensterilkan bahan yang terbuat dari logam, gelas/kerarnik atau material lain yang tahan panas dan tidak mengandung air, sedangkan untuk mengolah limbah rn e dis hany a O to k l a f U a p Pa n a s (S te a m A utocl aue) yang dapat digunakan. Limbah padat medis yang diolah dengan Otoklaf Uap Panas boleh mengandung bahan yang pathogin bersama-sama dengan peralatan atau instrumen medis. Limbah medis boleh mengandung suatu organisma dengan konsentrasi tinggi dalam suatu campuran yang kompleks, dengan demikian otoklaf uap panas merupakan suatu teknologi pengolahan limbah medis yang efektif. Otoklaf uap panas sangat cocok untuk mengolah limbah medis yang masih dapat didaur ulang, misalnya botol plastik bekas infus, selang karet atau plastik, bekas peralatan suntik , botol gelas dan lain-lainnya.

Limbahditempatkan khusus dalamkontainer

Gambar 12. Otoklaf uap panasunnrk limbah padat medic

Pedoman Umbah Padatdan Cair

53

3. 1.3.2 Parameter Operasional Faktor yang mempengaruhikeberhasilan dala-motoklaf uap panas mengolahlimbah medis adalahremperarur internal limbah, penetrasi uap air ke dalam limbah, dan wakru pengolahan. Faktor ini meliputi: 1) Temperaturdan tekananyang dicapaioleh otoklaf. Steamotoklaf biasabekerjapadasuhu lZ!'C arau 132 "C, pada sutruini uap air mempunyaitekanandan suhu yang cukup besar untuk penetrasi ke dalam inti limbah padar sehinggaproses pemhancuran jasad renik efektie 2) Ukuran limbah. Ukuran limbah sangar mempengaruhi hasil pengolahan dengan otoklaf uap panas rerurama kerebalan materi limbahnya, misalnya potongan tubuh atau limbah patologi anatomi. Jika limbahnya tebal maka sulit bagi uap air untuk penetrasike dalarn pusat limbah, sehinggalimbah perlu dipotong-porong agar ukurannya lebih kecil. 3) Penetrasiuap air ke dalam limbah Penetrasi uap air ke dalampusarlimbah sangatdipengaruhioleh kara-kter dan bentuk (ketebalan) limbah. Limbah yangcende rung kedap air atau terbungkus oleh bahan yang kedap air (plastik) akan menyulitkan penetrasiuap air kepusatlimbah. 4) Pengemasan limbah yang akan diolah. Kantong yang digunakan untuk mengemas limbah tidak boleh terturup samasekali sehinggatidak ada celah bagi uap air untuk penetrasi ke dalam isi kantong. Kantong-kanrong yang berisi limbah harus dilobangi sebelum kantong limbah dimasukkan ke dalam otoklaf. 5) Orientasi limbah di dalam otoklaf Posisi limbah didalam mesin otoklaf harus diatur sedemikian rupa sehinggatidak ada limbah yang terjepit dan terturup rapar sehinggamengganggupenetrasiuap air kcdalam pusat limbah.

54

PedomanLimbah Padardan Cair

3.1.3.3 Karateristik Limbah Tidak semuajenis limbah medis dapat diolah dengan otoklaf uap panas,porongan-porongan rubuh ataubinatangtidak dapatdi olah dengan sistem ini sebabrerlalu rebal sehingga penetrasiuap air tidak sampai ke pusat limbah tersebut.Demikian juga limbah yang bersifatradio aktif dan bahan kimia beracun dan bcrbahayatidak dapat di olah dengan otoklaf uaP Panas. 3.I.3.4 Uap Air SisaProses Otoklaf Uap air sisa proses Otoklaf bukan merupakan uap air yang telah digunakan untuk prosespenghancuran, walaupun demikian aicanlebih baik jika sisauap a-irini bersama-sama denganhasil kondensasi cairan limbah dialirkan ke unit pengolahanlimbah cair untuk dilakukan pengolahan. Limbah padat setelahprosespengolahandengan otoklaf uap panas masih dapat dimanfaatkan kembali jika memang limbah tersebut masih bermanfaat, karena dalam prosesini hanya terjadi penghancuran tcrhadap semua jenis jasad renik, termasukspora hasil bakteri sedangkanlimbah padatnya sendiri relatif masih tetap utuh tidak berubah sehinggaotoklaf peralatanmedis. uap panasbanyak digunakanuntuk mensterilkan 3.1.3.5. Keunggulan Otoklaf Uap Panas Keunggulan oroldaf uap panasrerurarra adalahmasih rrluhnya material yang telahdiolah dengancaraini, bolehdikaakan hampir tidak rerjadi perubahan fisik samasekaliterhadaplimbah medisyang telah diolah dengan teknologi ini. Jadi untuk limbah medis yang masih dapat di daur ulang maka cara ini sangatmenguntungkan. 3.1.3.6. KekuranganOtoklaf Uap Panas Kekurangan cara mengolahlimbah medis dengan otoklaf uap panas terutama adalah tidak rerjadi penguranganvolume sama sekali terhadap lirnbah medis yang diolah dengan teknologi ini. Tidak semuajenis limbah

Pedoman Limbah Padatdan Cair

))

@
jika yang diolah adalahlimbah medis dapat diolah denganotoklaf uap panas, yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi, misalnya sisa makanan, kain perban yang terkenadarah ataupotongan tubuh hasiloperasimakahasilnya akan tetap sama seperti sebelum dilakukan pengolahan sehinggaakan menimbulkan efek psikologis. otoklaf 3.1.3.7. Faktor resikobagi pengelola Semua steam autoclavesmemerlukan operator yang secaramanual menangani pemasukkandan pengeluaranlirnbah yang akan dan telah diolah dengan steamautockves.Yang perlu diperhatikan adalahpenggunakansarung tangan dan maskerketika memasukkandan mengeluarkanbarang dari dalam steamautoclaues, kebanyakan operator melakukan semuanyadengan tangan telanjang sehinggaberesikoterkena bahan infelsius tnelalui penetrasikulit atau tertusuk benda-benda tajam (misaljarum suntik). Jika tangan operator tercemar limbah rumah medis penularan penyakit dapat melalui selaput lendir. Jik mtg* opera,tortak terlindungi dapat pula tersengatpanasjika kontak dengan dinding atau pintu steamautoklaf yang masih panas. 3.1.4 Pengolahan Limbah Medis SecaraKimia 3.1.4.I Uraian Umum Pengolahanlimbah medis denganbahan kimia misalnya denganza;t a atau ko mbinasi antimikroba dapat dilakukan hanyadenganbahankimia saj antara sistem mekanik dengan bahan kimia- Sistem mekanik yang biasa digunakan misalnya pemotong, pemukul, penggerus dan lain-lainya. Efektivitas pengolahan teigantung pada karakteristik bahan kimia, konsentrasi bahan aktif, waktu kontak dengan limbah dan karakteristik limbah yang diolah. Pada umumnya bahan kimia yang digunakan sebagai pengolah limbah hanyalah bersifat sebagaipembunuh mikroorganisma dan tidak menghancurkan limbah medis itu sendiri, sedangkanpemotongan atau penggerusanbersifat membanru penetrasibahan kimia ke dalam limbah
56
Pcdoman Limbah Padat dan Cair

*rt+!

("N1./ \<i9l
yangdiolah. Yang perlu diwaspadai ialahkemungkinan mikroo rganism anya kebal terhadap bahan kimia yang digunakan secararerus menerus dalam jangka wakru vang lama.

/A

3 .r.4 .2
Kcunggulan bahan kimia sebagai pengolah limbah rerurama adalah masih utuhnya material yang telah diolah dengancara ini, boleh dikatakan hampir tidak terjadi perubahan fisik sama s&ali rerhadap limbah medis yang telah diolah dengan reknologi ini kecuali jika limbah med.isnya mengdami pemotongan atau penggerusan. Jadi untuk limbah medis yang masih dapat di daur ulang maka cara ini sangatmenguntungkan. 3.1.4.3 Kekurangan cara mengolah limbah medis dengan bahan kimia terutama adalah tidak terjadi penguranganvolume sama sekali terhadap ljm?ah,medis yang diolah dengan teknologi ini. Biaya y*r,g h"r.r, dikeluarkan untuk membeli bahanl.imia secara rurin cukup b.r* d*., y..rg sangatmenjadi masalah adalahpembuangan limbah dari hasil pengolahan medis denganbahan kimia itu sendiri. pada umumnya sifat-sifat fimbah bahan kimianya yang mungkin berbahaya dan beracun masih rerdapatpada limbah hasil pengolahan limbah medis.

3.r.4.4.
Jika pengolahan limbah medis menggunakan sistcm kimia atau ' mekanik untuk menonaktifkan mikroba, pekerjayang raemasukkanlimbah kedalam peralatan pengolahlimbah beresikor.rken. bahan yang infeksius. Demikian pula ketika limbah rersebut ditransporrasikan, kemungkinan terjadinya penularan levrat udara sangarmemungkinkan. Resiko terinfeksi melalui udara araupenetrasimelalui kulir ketika rerjadikontak antarapekerja dengan limbah medis.Terhirup udarayang telah mengandung bakteri p"rog.t ketika memL'uka kanrung limbah medis arau kontak dengan b"n Le4J"tt (conuqnr) atau wadah tempat mmasukkanlimbah (serokan)sangatmungkin
Pedoman Limbah Padardan Cair

57

terjadi. HaI ini juga kemungkinan dapatterjadipadapekerjayang melakukan pemeliharaandan reparasiperalatanpengolahlimbah secara kiinia. 3.1.5 Radiasi Gelombang Elektromagnetik 3.L5.1Uraian ljmum Pengolahan limbah medisdenganradiasigerombang elektro magnetik pada limbah medis secara prinsip samadenganmemberikan p".,", t.rt"d"p limbah medis sehingga mikro organisma menjadi tidak aktifi ,.d*gloi sgbagai sumber panasnyaadalahgelombangelektromaknetik. Radiasi i*g digunakan dapat berupa frekwensigelombangm il<ro(microuaze),frelcwenJ radio gelombang pendek (shornuaue radiofequencies) arau radiasi sinar garnma. Perbedaan penggunaan frekwensi gelombang mikro, frekwensi radio atau radiasisinar gamma rerletakpada energihasil radiasinya. Sinar garnma mempunyai energiya'g sangarbesarsehingga penetrasike dalam Iimbah dan daya rusaknyalebih besardibandingkan pad" gelombangmikro atau radio gelombangpendek. 3.1.5.2. Karakteristiklimbah Pengolahan denganradiasi gelombang elektromaknetiksangat cocok untuk limbah organik yang jumlahnya kecil retapi me.,jand,rng mikroorganisma yang sangar parogen misalnya sisa-sisa prep"..i biologi sisamakanan dari pasienyang berpenyakitmenular arau darah,porongan ,{"h hasiloperasipada orangyang berpenvfit sangatmenular. c.lo-blg elektromaknetik tidak dapat digunakan jika material limbahnya b.rupl logam, bahan logam dapat memantulkan gelombangelektromagnetik dan sangat fatal jika mengenai operatornya. Limbah yang akan diolah dengan teknologi ini harus dipilah-pilah lebih dulu untuk memisahkan limbah organik dan limbah ro, org*ik y" terutarna logam. Limbah medis yang akan diradiasi ditempatkan dalam suatu kontainer khusus limbah kemudian sumber raciiasi diarahkan pada
PedomanLimbah Padatdan Cair

permukaanataslimbah, setelah diradiasidan organismepatogennyamari limbah dapat di tumpuk di tempat penimbunan unruk jangka waktu tertentu sebelumdibuang ke landfll.

Keunggulan radiasi gelombang elekrro maknetik rerurarna adalah

masih utuhnya marerialyang telahdiolah dengancaraini, boleh dikatakan hampir ddak terjadi perubahan fisik sama sekali terhadap limbah medis yang telah diolah denganteknologi ini. Jadi untuk limbah medisyang masih dapat di daur ulang maka caraini sangat menguntungkan.

3 .r.5 .3 .
Kekurangan cara mengolah limbah medis dengan

sekaliterhadaplimbah medisyangdiolah denganteknologi ini. Tidak sernua jenis limbah medisdapatdiolah denganteknologiini terutamalimbah logam. Investasiawal pembelianalamyasangar mahal terurar'a untuk sinar gamma dan diburuhkan seorarrg operaroryang ahli dalam mengoparasika peraiatan jenis ini. Biayaoperasional dan perawarannya juga mahal karenadiperlukan tenaga yangahli dan terampil.Jika terjadikerusakan, unruk mencaripenggand bagiankomponen yang rusak,sangar sulit didapatkan di Indonesia. 3.1.5.4.Faktorresikobagipengelola limbahdengan gelombang elektromagnetik Pengolahandengan microwavemungkin,tidak memerlukan cara manual untuk memlsukkan limbah kedalam alat tetapi para pekerja opmicrowave dapat rerinfelai ketika kontak dengan pisau pemotong :ralor limbah yang digunakan untuk memperkecilukuran limbah yang akan diolah dengan microwave. Luka bakar mungkin dapat terjadi pada operator jika tersentuh pada bagian penyuntik uap panas (steaminjecmr) atau rerkena bocoran uap dari microwave. Disarankan untuk dilakukan dekontaminasi jika alat microwave akan dilakukan pemeliharaanatau reparasi.

PedomanLimbah Padatdan Cair

59

3.1.6. Keuntungan dan kerugian dari masing-masing teknologi pengolahan limbah padat medis limbah teknologisistempengolahan Pemahaman terhadap beragamnya kebijakan padat sangatdiperlukan, sehinggakedka kita harus mengambil untuk menentukan pilihan, kita sudah mempunyai gambaran yang jelas tentang resiko terhadap pilihan yang diambil. Banyak faktor yang dapat limbah manayang harusdipilih, digunakanunruk menilai sistempengolahan faktor tersebutdiantaranyaialah teknologi, harga,pelayananPurna jual dan tersedianyasuku cadangyang menjamin umur dari sistem yang dipilih dan faktor-faktor lain yang diantaranya dapat dilihat dalam Tabel 6 dibawah ini. teknologipengolahan dari masing-masing Tabel6. Kelebihan dan kekurangan limbahpadat. TEKNOLOGI
Biaya Minimisasi Resiko volume pencemaran Perawatan lnvestasi Operasional lingkungan limbah Biaya Biaya lr4ahal Sedang Mahal Mahal Murah Murah Mahal Mahal Mahal Murah Murah Murah Mahal
Banyak Sedang Tetap -fetap Tinggi' Rendah Rendah Tinggi2 Rendah

INSINEMSI DESORPSI PANAS STEAM AUTOCIAVE PENGOLAHAN KIMTA MICRO\flAVE FREKUENSIMDIO MDIASI GAMMA l.

Murah
Mahal

Tetap

Mahal Mahal

Mahal Mahal

Mahat Mahal

Tetap TbtaP

Rendah BesaC

Emisi gashasil pembakarannyamengandung SO, dan NO, penyebab hujan asam,gr" CO dan logam-logamberat yang sangatberacun serta Dioksin yang dapat menyebabkan kanker, jika insineratornya tidak dilengkapi dengan sistem pengendali Pencemaranudara.

Pedoman Limbah Padat dan Cair

2 . Sisa bahan kimia yang tidak ikut bereaksi dapat menyebabkan 3.


pencemaran lingkungan jika tidak dikeloia dengan seksama. Limbah yang telah mengalami perlakukan dengan racliasi gamma kemungkinan dapat menjadi bersifat radioaktifl

Thbel 6 diatasbukan merupakanfaktor mutrak yang dapat digunakan untuk acuan penenruan pilihan, tetapi hanya g"-b"."r, krr", yang -.r,rp"k"i penentuan pilihan, sebab faktor_faktor lain yang -membantu berhubungan de'gan geografis,finansial dan tersedian ya rcnagaoperaror dilapangan sangarmenentukan pengambilan keputusan. Bagi rumah sakit yang tidak memiliki fasilitias pengolahan limbah padat disarankan untuk bekerjasamadengan institusi p."!ohh"n limbah padat yang mempunyai ijin operasises,railengan k t r,.,rJ. yang berlaku

3.2. Teknologi Pengolahan Limbah Cair 3.2.I. Tirjuan Pengolahan Prinsip dasar pengolaha' limbah cair adalah menghirangkanarau mengurangi kontaminan yang terdapatdi ddam limbah cair sehinggahasil olahan limbah dapat dimar'faatkan kembali atau tidak menBganggu lingkungan apabila dibuang ke ranah atau ke badan air penerima. secara spesifik pengolahan limbah cair berujuan untuk: a. Mengurangi jumlah padatan tersuspensi b. Mengurangi j""rl"h padatan rerapung c. Mengurangi juml"h bahan organik d. Menghilangkan mikroorganisme patogen e. Mengurangi jumlah bahan kimia yang berbahayadan beracun f. Mengurangi unsur nutrisi (N dan p) yang berlebihan
Pedoman Limbah Padatdan Cair

g. Mengurangi unsurlain yangdianggapdapat menimbulkan dampak negatif terhadapekosistem 3.2.2- Jenis Pengolahan Limbah Cair 3.2.2.1. Pengolahan menurut ringkatperlakuan Dalam terminologi pengolahan makadikenalururan penge! pengolahan; pengohhan pertama, pengokhan kedua dan pengolahan Pengolahanpeftama atau "pimary trea*nen/' dimaksudkan sebagaip; fisik. Pengolahan kedua "secondary treAtment" dimaksudkan seb pengolahan dengan menggunakanproseskimia atau biologis.
pengolahan ketiga atau " tertiary treatmenf' pengolahan dengan

ketiga kombinasi terseburdiatas. lJnit proseslanjutan (aduanced biasanyadigunakan unruk mengolah limbah yang mempunyai su khususyang tidak dapar diolah denganpengolahantahap kedua. Menurut Qasirr' (1985), pengolahanlimbah cair menurur tingkat perlakuannya addah sebagaiberikut : Pre- Tieatm ent (Pra -Penge lolaan) Merupakan proses pendahuluanyang berlangsung dan dilakukan untuk menghilangkanbenda-benda kasar/sampah dalam limbah cair yangberukuran besardan rnudah terlihat oleh mata. Sampah tersebut antara lain kayu, plastik, sisakain, pasir dan lain-lain. Pada tahap ini digunakan filter yang disebut bar scteenuntuk menyaring semuasampahtersebut.Untuk meningkatkan kualitas Iirnbah air, barsaeen dapat disusun2-3 lapis bersamaan. 2, Primary Treatment (Pengelolaan Primer) Merupakan prosesyang berlanpung sec:rra fisik. pada tahap ini padatan dibiarkan mengendapatau terapung untuk kemudian dipisahkan. Pengolahanini pada umumnya mampu mereduksi I.

62

I'edoman Limbah Padat dan Cair

kadar BoD sebanyak25'30o/odan kadar suspended sotid (SS) sebanyak50-600/o 3. Secondary Tieatrnent (pengelohan Sehunder) Pada rahap in-i umumnya terjadi prosesbiologis yang mampu mereduksikadar BoD sebanyak g}-9oo/odank;da; str.b"ny.k 50-600/o. Unit-unir pengolahan yang terdapatdalam ,..o'd"ry rrearment meliputi Actiuated Sludge,AeratedLagoon, Srqorri_ ing Reactor,_Aerobic Digestion process,Ti,ichling Flttrr, noutng Biological Contactor,Rotating Filter dan pach Eed Reactor. 4. Tertiary fieatrnent (pengeLlaan Tersier) Merupakan suaru pengolahantersendiri untuk memperoleh s/udgedaripimarry dansecondary neatment.Dengan pengolahan ini maka bahan-bahanpelarut yang tetap tinggJ setelah proses primer dan sekunderdapat dihilangkan 5. Advance Tieatment (pengelolaanTingkat Lanjut) Merupakan pengolahanlebih lanjut rrr,*k kadar senyawa-senyawa -.r,ghilangkan kimia rertenru. Biasanya digunakan untuk pengolahanlimbah cair industri yang lebih ,p.rifik. 3.2.2.2. Pengolahan menurut sifatnya Pengolahan limbah cair menurut sifatnyaadarahsebagai berikuc l. . Satuan proses fisik Merupakan prosesy:rng digunakan dalam pengolahanlimbah cair dengan menggunakah gaya fisika atau mekanika fisik. Saruan operasi ini digunakan untuk menghilangkan zzt padatkasar dan terapungdalam limbah cair.unit-unit pengorahannya antararain: a. Bar screen Berfungsi unruk menyaring benda-bendakasar yang mengambangmaupun tersuspensi yang tidak adakait*"p

Pcdoman Limbah Padardan Cair

63

b.

c.

d.

e.

didalam proses limbah cair. Selainitw barscreen pengolahan juga berfungsimelindungi peralatan mekanis dalam bangunanpengolahandan menghindari terjadi oya cloging dalam saluranpembawaComminutor Berfiungsiuntuk memecah, memotong dan menghancurkan kotoran/sampah yang lolos dari bar screen sehinggaukurannya menjadi kecil dan tidak mengganggu prosespengolahanlimbah cair. Grit chamber Berfungsiuntuk menangkapsejumlah pasir/grit yang yang terjadi samadengan terdapatdalamlimbah cair.Proses sedimentasi, tetapi nilai Td (wakru endap) lebih kecil dan memerlukan aliran yang tenang. Aiat ukur debit Berfungsi untuk mengukur dan memonitor debit yang mengalir.Alat ukur ini adadua macam,yaitu ParshallFlume dan Pro p or t i onaI lVe i r. Equalization tank Berfungsiuntuk meredam variasi laju aliran sehingga menjadi konstan Primary sedimentation Berfungsi untuk menurunkan kadar partikel diskrit yang terdapatddam limbah cair dengancruamengendapkannya secua gravitasi.

2. Satuan proseskimia
Merupakan metode pengolahanuntuk menghilangkan atau merubah kontaminan dengan qrra penarnbahan bahan kimia atau terjadinya reaksikimia. Satuanprosesini digunakan untuk menghilangkan partikel tersuspensidan koloid. Unit-unit pengolahannyaantara lain presipitasikimia dan desinfel,rsi.
64
Pcdoman Limbah Pe&t dan Carr

3.

Satuan proses biologi Merupakan proses dalam pengolahan limbah cair dengan memanfaarkan aktivitas biologi/mikroorganisme untuk menghilangkan kontaminan dan senyawaorganik merugikan dalam limbah cair. Ada 4 macun pengolahanbiologis, yaitu: a. Aerobic suspendcd-groutb treatruent: I) Actiuated sludge 2) Aerated lagoon 3) Sequencingbatch reactor 4) Aerobic digestionprocess b. Anobic atuched-groutth tTeatmentprocess: I) Tiichlingfiher 2) Rotating fber 3) Rotating biohgical contactor 4) Pack bed reactor c. Anaerobic nrpended-grouth treatment: 1) Anaerobic digestion 2) Anaerobic contactprocess S) Up-fu* anaerobicsludgeblznhet d. Ananobic attached-groutth treatment process: I) Anaerobicflter process 2) Expandzd bedprocess

Setiap tahap pengolahan limbah maka dihasilkan lumpur yang harus diolah secarakhusus untuk memisahkan padatan dari air untuk kemudian airnya dapat dibuang atau dipergunakan kembali. Padatan yang dihasilkan apabila mempunyai unsur hara dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, namun untuk limbah infeksius maka padaean yang dihasilkan harus dibakar.

Pedoman Limbah Pa&t dan Cair

65

3.2.2.3. Kriteria Penerapan Tbknologi Pengolahan Limbah Cair Penjelasan diaras digunakan unruk memilih/prose.s berdasarkan tingkat penyisihan pengolahan (oh remoual) dari sistem pengolahan yang direncanakan, sesuai dengan perhirungan penyisihan total yang diinginkai (Moersidik,1999). Secara teknis kriteria yang digunakan adalah : a. Tingkat pengolahan yang dinyarakan dalam %o pengurangan BOD, COD, SS -serta organik N dan P cukup tinggi. b. Stabilitas unit proses rerutarna terhadap beban kejut (shochhad_ inp dan bahan toksik c. Sistem sederhana dengan tahapan proses sedikit mungkin,l mudah dioperasikan narnun fleksibel terhadap pengembangan. d. lJmur teknis unit ddak menghasilkan produk sampingan yang membahayakan atau berdampak negatif. Berdasarkan acuan dari literatur maupun penelirian yang telah dilakukan di Inconesia maka jenis operasidan prosesmenghasilkan efisiensi pengolahan sepemi disajikan pada Thbel 7.

TabelT. Efisiensi Pengolahan Berdasarkan Unit Operasi dan Unit proses Pengolahan Limbah Cair. Unit Pengolahan Primary T|eatment Chcmical Processes Coagw k ti on-fl ocuIat i on Biological procettes a. Aoiuated slidgc b. Orydation ditch c. Tiikling filter d. RBC
o/o Penghilangan

BOD 30-40 60-80

COD 30-40 80-90

SS 50-65 80-90

ORG-N 10-20

80-95 80-95 65-80 80-95

80-95 80-95 60-80 80-95

LO-25 ro-25 60-85 80-95

15-50 15-50 15-50 15-50

66

PedomanLimbah Padatdan Cair

3.2.2.4.P.dotr"r D"l"- P...t"p"n Tbkrologi P".gohh"n li-b"h c"i. rumah sakit Beberapa hal yang dijadikan pedomandi dalam pemilihanreknologi pengolahan limbah cair rumah sakit : 1. Didnjau dari konsenrrasi rata-rataBOD menunjukan renrang bebanlimbah domestik,namun apabila ditinjau dari sebarannya maka bebanpuncak ada pada kategorilimbah industri dengan beban medium. 2. Ditinjau dari konsentrasi rara-rara COD, kecualiunruk laundy dan dapur menunjukanrenrang bebanlimbah domestik. Beban puncak pengolah dari data sebaran konsentrasi COD menunjukan dngkat bebanringgi denganCCD > 1500 mg/l 3. Fraksi terbiodegradasi dari limbah organik selain dari limbah dapur umumnya sangatrendah (BOD/COD rasio< 0.5). 4. Segregasilimbah berdasarkan asalsumbernyadilaksanakan unruk memisahkan limbah klinis dan non klinis, selain untuk mendapatkankondisi optimum sebelumpengolahanbersama dilaftsanakan. 5. Penanganan effluen dari sisrempengolahan limbah cair rumah sakitharusselalumelaluiproses desinfeksi untuk menapis bakteri patogen pada air sebelumdibuang ke badan air penerima. 3.2.3. Pengolahan Limbah Cair SecaraFisik-Kimia Pengolahanlimbah rumah sakit rerdiri antaralain berdasarkan proses fisik dan proseskirnia. a. Proses Fisik Prosesfisik merupakan prosespemisahan antara cairan dan padatan dengan cara pengendapan dan penyaringan b. Proses Kimia ProsesKimia merupakan prosespengikatan unsur-unsur kimia yang ddak dikehendaki dan tidak dapat terpisah dalam proses fisik dengan cara membubuhkan bahan kimia sebagai koagulan,
Pedoman Limbah Padardan Cair

l.

Pengolahan Pendahuluan (I-\e Tieatment) Pengolahan pendahuluandilakukan rerutama unruk meringankan prosesselanjutnyadala.mrangka-ian pengolahan, yaitu agar benda - benda kasar tidak masuk ke instalasi. Pengolahan ini menggunakan Frika, yaitu perbedaanberat 'iE":t* proses i.jF1 i :7::. , I jenis, gaya grafitasi,pencampuranmekanis, dsb. Pengolahanpendahuluan bertujuan anrara lain untuk : Menyaring benda- benda kasar. Memisahkan minyak / lemak yang terdapat dalam limbah. Menangkap pasir Meratakan konsentrasi / kualitas dan aliran / kuantitas limbah cair yang akan diolah Pengolahanpendahuluan untuk menghilangkan benda-benda kasar. Prosesyang digunakan dengan melewatkan air limbah !in:;,:j melalui para-paraatau saringankasar ;.,:i.::: ?. Jeruji/Para-para (Bar scteen) Para-parayangdipergunakandapat berupa para-pa;rayant ''t { ; ri .+ dibersihkan denganpembersihmekanisatau pembersihansecara j manual.
,i

Thbel 8. Jenis Ralc/Para-para yang dibersihkansecaramekanis maupun manual.


Bagian-bagiannya

Pembersihan secara Pembersihan manual Mekanis

Ukuran Jeruji . kbar (mm) Dalam (mm) Jarakbersih antarajeruji (mm) Kemiringan dari aras(derajat) Kecepatan yang diharapkan (m/d&)

5-r5
25-27 25-50 30-45 0,3-0,6

5-r5 25-27 15-75 0-30 0,6-l

68

PedomanLimbah Padatdan Cair

P a ra -p a ra y a n g d i b e rs i h k a n secara manual bi asanya dilet a k k a n s e b e l u m a l i ra n a i r l i mbah mencapai pusar pemompaan dan sebelum bangunan / instalasi pengolahan air limbah. Karena dibersihkan secaramanual, maka kelemahan cara ini adalah harus tersediatenagakhusus untuk mengawasi apakah rak tersebut sudah penuh dengan kotoran yang menyangkut atau belum. Jeruji di desain berbentuk bulat diameter + I0 mm atau plat yang dipotong memanjang dengan bahan logam tahan karat dengan lebar antar kisi para-para maksimal 150 mm. Bak saringan sebaiknya dapat dijangkau tangan operator untuk memudahkan pembersihan sampah. Untuk menjaga saringan ini dipergunakan pelat 6qa yang berlulrang di atas jeruji. Untuk menjaga agar hasil penyaringan dapat terkumpul scara baik kecepatan aliran hendaknya diperlarnbat. Agar aliran air dapat diperlambat dapar dibuar dasar saluran yang datar dan bertambah lebar pada daerah penyaringan

Gambar 13. Jeruji/Para-para(Bar sctem)

PedomanLimbah Padatdan Cair

69

Bak PenangkapPasir Bak penangkap carapengendapan pasirmerupakan dengan mengatur kecepatan aliran.Keceparan aliran diatur berkisar0,3 m/detik dan partikel yang haius dapar mengendapdi sekitar salurankeluar bak penangkappasir.Bak ini direncanakanuntuk mengendapkansemua btrtiran,dan butiran yang ditangkap berukuran diameter0,15-0,21mm. Panjang bak dipengaruhi oleh kedala-man yang ada serta kecepatan,sedangkan lebar bak ditentukan oleh rata-rata aliran dan banyaknya bak yang dibuat. Aliran pada bak ini sebaiknya dibuat memutar pada daerahmasuk dan keluar.
,;lf,; 5;
..a ,4 fn:.

b.

:;_

Gambar 14. Grit Separator (untuk memisahkan pengotor pasir pada limbah)

2.

Pengolahan Pertama (Piitnary Ti,eatnent) Pengolahanpertarna berguna untuk mengrrrangi benda-benda atau pertikel-partikel padat dan terdiri dari unit pengendapan dengan prosessedimentasi. Pengolahanpertama dapat berupa: Pengendapan dengan kondisi sangattenang (sedimentasi) Penambahanbahan kimia untuk menetralkan limbah PedomanLimbah Padat dan Cair

Prosesnetralisasilimbah adalahprosesyang dilakukan unruk membuar derajat keasaman air limbah yang terlalu asamarau terlalu basamenjadi netral (biasanya berkisarantarapH 7 * 9). Proses netralisasidapat dilakukan dengan mengatur pH dengan rnenambahkan senyawa asamarau basa(misalnya: NaOH) Proses sedimentasi adalah pemisahan suspensisecaragrafitasi ke dalam komponen padatan dan cairan. Sedimentasi diburuhkan untuk mengurangibebanpadainstalasi pengolahan sekunder (biologicat) akibat beban padatan sudah terkurangi, sehinggaproseslanjutannya dapat berjalan lebih optimal. 3. Pengolahan Kimia Pengolahanse....a kimia berguna untuk mengikat unsur-unsur kimia dalam limbah cair yang ridak dikehendaki dan untuk mengendapkanzat padat rersuspensi. Pengolahan kimia dapat berupa: Koagulasi dengan mena,mbahan bahan koagulan Flokulasi dengan menambahbahan flokulan Desinfeksi dengan menambah bahan desinfektan Pengolahan kimia dilakukan padaunit koagulasi dan unir flokulasi Unit Koagulasi : belguna unruk mencampurkan bahan kimia dengan air buangan sehingga merara dan terbentuk flok inti dengan cara pengadukan cepat. Unit koagulasi biasanya di temparkan sebelum proses biologi Unit Flokulasi : bergunauntuk memberi kesempatan flok inti membesar dengan cara pengad.ukan Iambat.Unit flokulasi biasanya di tempatkan
PedomanLimbeh Padat dan Cair

7l

b e rg una untuk membunuh bakteri , m e n g urangi atau membunuh mi kro_ oganisme parhogen yang ada di dalarn air limbah. Unit disinfeksi ditempatkan pada akhir pengolahan limbah cair.

KebutuhanKaporit yangakandigunakan dapatdihirung denganrumus:

Contoh: i. Kebutuhan kaporir untuk debit 20 m3/hari dengan konsentrasi yang diinginkan dalam proses adalahr0 mg/L, dan dibuat dari kaporit dengan kadar 650/o,maka kebutuhan kaporit adalah: Kebutuhan kaporit = 20.000 ltr/hari x l0 mg/Ltr x I

65troo
= 307,7 grlhari 2. Kebutuhan kaporit untuk debir 20 mj/hari dengan konsentrasi yang diinginkan dalam proses adalahl0 mg/L, dan dibuar dari kaporit dengan kadar 95o/o,maka kebutuhan kaporit adalah: Keburuhan kaporit = fQ.000 ltr/hari x l0 mg/Ltr x I

95/r00
= 210.5 grlhari

a)

Pedoman Limbah Padat dan Cair

3.2.4. Pengolahan Limbah Cair SecaraBiologi Dasardari pengolahan biologi adalahmengurangiataumenghilangkan pencemar organik yang terdapat dalam limbah cair dengan banruan mikroorganisme khususnya bakreri. Dalam aktivitasnya miliroorganisme memerlukansumberrenaga, karbon dan zat anorganikuntuk vitamin seperti nitrogen, sulfur, kalsium, fosfor dan karbon diolaida. Semua air buangan dapat diolah secarabiologi (biodzgrddabtz), Se6ag^r pengolahan ,.k.rrJ.., pengolahanbiologi dipandang sebagai pengolahanyttg pai"g murah dan efisien. 3.2.4.1. JenisPengolahan Biologi Pengolahan secara biologi dapat dibedakanmenjadi dua jenis, yaitu : ?- Reaktor pert.mbuhan tersuspensi (suspendcd grotatb reactor) Pada prosespengolahanini, mikroorganisme yang berperan rerhadapkonversi kaadungan organik serta kandu.rgan l"i.rrrya menjadi biosolid dan gas, terdapat dalam keadaan rersuspensi cairan. b. Reaktor pernrmbuhan melekat (Attached grouttb reactor) Adalah prosespengolahandimana mikroorganisme yang berperan terhadapkonversi kandungan tersebut diatas, merekat padamediasaringsepertibatu, kerikil, keramik maupun plastik. Prosespengolahanini dikenal juga sebagai fxed-ftm process. pengolahanbiologi limbah cair diidentifikasikan sebagai proses _ Jenis , aerobik, anoksik, anaerobik dan kombinasi dari ketiga proses tersebut. Dalam proses rersebut dibedakan lagi menurut keadaan populasi mikroorganismenya' yutu susp endedgroutth ystern (sistem pertumbuhan bakteri tersuspensi) dan attached grotutb s-lstem(sistem fertumbuhan bakteri melekat). Jenis pengolahan biologi limbah cair tersebur disajikan pada (Thbel 9).

PedomanLimbah Padatdan Cair

73

Tabel 9. PenggunaanProses Pengolahan Biologi untuk limbah cair.

Tip. Jenis A-EROBIC PROCESS: Suspended growth Activated sludgeprocess :


Conventiond (plug flow) Continuous-fiow srirred-rank Sequencing batch reactor Pure orygen

Kegunaan /Proses

Carbonaceous BOD removal (nitrificadon) Modified aeration Contact sabilization Extended aeration Oxidation dich Suspended growtll nurrification Aerated lagoon Aerobic digesdon . Coventional air Pure orygen Thermophilic High-rare aerobicalgalpon& Atachcd growth Trickling filrers Low rate High rate Scabiiization, carboneous BOD removal Carbcnaceous BOD renroval Nutrification Carbonaceous BOD removal(nitrification)

CarbonaceousBOD removal (nirificadon) Carbonaceous BOD removal Carbonaceous BOD removal

74

PedomanLimbah Padatdan Cair

Thbel 9. Penggunaan ProsespengolahanBiologi untuk limbah cair. (taniutan) Romting biological conracrors Packed-bed reacrors Combined processtickling fiker - activated sludge Acdvated sludge - rickling filrer
Carbonaceous BOD removal (nitrificadon) Nutrification Carbonaceous BOD removal (nirification) Carbonaceous BOD removal (nirrificadon)

ANO)OC PROCESS: Suspended growrh Suspended-growth Atachedgrowrh


denitrification Fixed-film denitrificarion Denitrificarion Denitrificarion

ANAER.OBIC PROCESS: Suspended growrh Anaerobicdigestion:


Smndardrare,singlestage High rare,singlesrage Anaerobicconractprocess Aaached growth Anerobic filter

Sabilization,Carbonaceous BOD removal

Carbonaceous BOD removal Carbonaceous BOD removd, Srabilization (denitrification) Carbonaceous BOD (Srabilization) removal

Anaerobic lagoon (ponds)

PedomanLimbah Padatdan Cair

75

;i4

ii
:= :1t

Thbel 9. PenggunaanProsesPengolahan Biologi untuk limbah cair. (tanjutan)

AEROBIC / ANOXIC OR ANAEROBIC PROCESS Suspended solid

Singlescage nicrificariondenitrification Biological phosphorusremoval

Carbonaceous BOD removal, nitrification Denitrification, phosphateremoval Nitrification, denitrification

Attached growth

Nitrifi cation-denitrifi cation Land treatment Slow rate Rapid infilration

Carbonaceous BOD removal(nitrificacion, Denitrification) Carbonaceous BOD removal Carbonaceous BOD removal(bactaerial, Decay,nitrification) Carbonaceous BOD removal BOD removal Qarbonaceous Tieatment and disposal of wastewater from Individual residence and aotherbuilding in Areasnot served with sewers

Overlandflow Combined process Facultative lagoon(ponds) Maluration or tertiaryponds

Anaerobic-facultativelagoon Anaerobic-6cultative On-sicesystems aerobic lagoon Septic tankJeachfields Sepdk tank-mounds Sepdk mnk-wapotranspiration

76

PedomanLimbah Padatdan Cair

1 I
I

3.2.4.2. Persyaratan dan Faktor Yang Mempengaruhi PengolahanAir Limbah Secara Biologi Untuk mencapai kinerjayangba,ik, makametodepengolahan limbah cair secara biologi harusmemenuhiketenruansebaga-i berikut: a. Konsentrasimikroorgani.sme yang tinggi dalam reaktor b. Kontak yang cukup anrara influen limbah cair dengan mikroorganisme c. Kondisi yang sesuai untuk bereaksi denganmikroorganisme d. Kemudahan pemisahanmikroorganisme dari effluen Kondisi lingkungan sangar mempengaruhikinerja prosespengolahan secarabiologi, terurama pada prosesbioiogi aerob. Fakror-faktor yang mempengaruhi secara dominan adalahsebagaiberikut : a. Kadar oksigen terlarut b. pH air buangan c. Kandungan nutrien d. Kondisi penibebanan(organik maupun hidraulik) e. Senyawa-senyawa beracun (inhibitor) Limbah Cair secara 3.2.4.3. Pengolahan Aerob Salahsatu contoh proses aerobyang dikenal adalahreaktor biologis tipe film (Fixed Film Aerobic). Reaktor ini banyak dipergunakan karena mempunyai banyak kelebihandibanding reaktor yang tidak menggunakan media (suspended grouth). Kelebihan utama dari sistem ini ialah mikroorganisme yang menernpelpada media tidak tergusur/terbuang akibat beban hidraulik yang terlalu tinggi, sehinggapemeliharannyamenjadi mudah. Ada bermacam-macalnreaktor aerob dengan tipe pertumbuhan melekat (attached growth). Beberapa yang rerkenal adalah tichling flter dan rotating biological contactrr. Reaktor dengan ripe fxed-flrn aerobic termasuk salah satu reaktor aerob dengan tipe pertumbuhan rnelekat. Beberapaprosespengolahanlimbah cair aerob yang banyak di gunakan di rumah sakit adalah :
PedomanLimbah Padatdan Cair

Proses lumpur aki| (actiuated sludg) Pengolahan limbah cair denganproseslumpur aktif di rumah sakii, umumnya rerdiri dari unir prosesdan unit operasiyang terdiri dari : Saringan kasar Bak pengendapawal Bak Aerasi Bak Pengendapakhir Bak klorinasi Bak smbilisasilumpur Sebelum limbah cair rumah sakit rnasuk ke sistem pengolahan ini, sebaiknyadilakukan prerrearment terhadap limbah cair bersumber dari dapur dan laundry. Limbah dapur perlu dilengkapi bak penangkaplemak (grrase trap) danlimbah cair laundry perlu dinetralkantingkatpH nyasehingga mencapai kisaran 6,5 - 8,5. Saringan kasar (bar screen) berlJngsi u.r*k menyaring padatan kasarberupa sampah-samprhy*g rerbawa aliran limbah cair dari sumber. padatankasaryang masuk ke prosespengolahanair limbah dapat mengganggu optimalisasi proses,sehinggaperlu dilakukan penghilangan.padatankasar ini secaraperiodik harus diangkat oleh petugassecara manual untuk dibuang ke rempat penampungansampah, biasanya pengangkaransampah dilakukan setiap I kalil2 hari. Bak pengendapan awal berfungsi untuk memisahkan padalan yang tidak dikehendaki, sepertipasir dan lumpur padat untuk ootimalisasi proses.Pengendapanawal bisa juga unruk mengendapkan padatan tersuspensi(suspendzd solid), namun efesien penghilangannya masih rendah berkisar 3040o/o bak. bakpengendalanawal ini, maka bebanpengolahanpada P:"g"" balc selanjutnya yaitu bak ekualisasi dan blk l..ari dapat dikurangi. Limbah cair dari bak pengendapan awal ini ,.."." ouerJhut selanjutnya masuk ke bak ekualisasi.
PedomanLimbah Padatdan Cair

I I
I I
I

, :

Kegunaanbak ekualisasi dalam sistem ini adalah untuk mengarur debit yang akan masuk bak aerasi,merarakan konsentrasiseny?waorganik, terutarna Proses yang terjadi dalambak aerasi adalahprosesbiologi yarrg bekerja dengan memanfaarkanpertumbuhan mikro_..g;ir-; secara rersusp ensi(swpen,/cd grotuthsystem)daLam limbah cair unnrk mendekomposisi materi organik khususnya, dalam badanlimbah cair. Untuk keberlanpungan prosesaerasi,dilakukan suplai udara untuk menransfer oksigenke dalam limbah cair dengan bantuan mesin blower (aaaar) dengantenagalistrik yang be.lnjsung selama 24 jarn. Unnrk mencapaitransferoksigeny"r,g pada -"Lri-Il, bak aerasi dipasan difrater g yang dihubu{k"" d.r,g"r, pip" {asar dari mesin blower. Diffrser ini akan memecah yrrrg-dir,rpi"i "a"." menjadi ukuran kecil-kecilberbentuk bubbte. Hasil prosesini terbennrkflok-flok biologi (biofu) yangterbe'tuk dari sisa padaan yang ddak rerproses dan mikro-organisme.Semakin baik proses aerasi,semakin banyak terbentuk biofloc yang berarti semakin rnencapai kinerja pengolahan limbah cair yang diinginkan.Bioflok yang terbennrkselanjutnya secara ouerfow akandiendapkandi bak pengendapanakhir. Padabak pengendapan akhir ini, bioflok yang rerbentuk secaragravitasi akan mengendapke dasar bak yang efesiensi pengendapannyatergantung dari waktu endap (fudriuiic reten_ tion time)- Akibatnya akan terjadi pemisahanantara rimbah cair yang sudah jernih dengan padatan yang eda. padatan yang mengendap ini sering dikenal dengan lumpur aktif (actiuate-d t yTgmengandung konsenrat mikroorganisme. Lumpur ?d.S?, aktif ini selanjutnyadikembdikan denganmenggunak* poip" atau air lift pump unruk di kembalikan ke bak aerasisebagai r:tarn sludge,biasanya berkisar 60026, sedang sisanya d"p"t dibuang kalau dianggap aman sebagai taastesludge.

Pcdoman Limbah Padat dan Cair

79

Air yang sudah bening dipisahkan dengandialirkan ke bak klorinasiuntuk dilakukanproses pembunuhanmikro-organisme. Karena air limbah hasil olahan dalam sisremini diperkirakan masih mengandung bakteri pathogen. Bahan klorinasi yang sering digunakan adalahkaporit/hipoklorit. Contoh bagal alir proses dan desain pengolahan sistemlumpur aktifdisajikanpada gambar 11. Keunggulanproseslumpur aktif ini adalahdapat mengolah limbah cair dengan beban BOD yang besar sehingga dengan tidak memerlukan tempar yang besar. Proses ini cocok digunakan untuk mengolahlimbah cair dala-m jumlah besarsepertirumah sakit. Sedangbeberapakelemahannya antarala"inkemungkinan dapat terjadinya bulking pada lumpur akrifnya, terjadi buih, serta jumlah lumpur vang dihasilkan cukup besar.

,i,it : ":, t,t


'.i* ,

'ri.j

:'

j:

- - - f .:[;

ii

Bak Slnblblei L!n|put

Gambar 15. Diagram ProsesPengolahanLimbah Cait Sistem Lumpur Aktif

PedomanLimbah Padat dan Cair


I

Q*-*

Bak Pengendap

Baf, Std* Lumpur

Bak Kbtisi

Gambar16. ContohDesain Unit Pengolahan LimbahCair SistemLumpurAktif

b.

Proses realdor biologis ptft^r (Rotating Biological Contactor) Proses awal pengolahanlimbah cair denga reaktir biologis putar ini samasepertipengolahan lumpur aktif diatas,sedangrangkaian unit operasida unit prosesnya, yaitu terdiri dari : Saringan kasar Bak pengendapanawal Bak kontak bilogis putar Rotating Biological Contactor (RBC) Bak Pengendandapan akhir Bak clorinasi Bak stabilisasi lumpur Pengolahanlimbah cair sistem ini merupakan teknologi pengolahan limbah cair dengan sistem pertumbuhan milnoorganisme melekat (anachedgrowth rystem). Prinsip kerja

Pedoman Limbah Padatdan Cair

pengolahan ini limbah cair dengan reaktor biologi putar ini adalahlimbah catry angmengand u ng mareri organik (pencemar) dikontakkan dengan lapisan mikroorganisme (bicrobialfilm) yang melekat pada permukaan media di dalam suatu reaktor. Tfiapan prosesawal dimulai dengan megalirkan limbah cair melalui saringan kasar (bar steen), kemudian diendapkan dalam bak pengendapawal untuk mengurangi beban olah pada 'Waktu endap dalam bak prosesselanjumya. pengendal awal ini 2-4 jam. Lurnpur yang dihasilkan nantinya akan dipompa ke bak pengering lumpur untuk di stabilisasi. Air limbah dari bak pengendal awal dialirkan ke bakreaktor biologis putrr (RotatingBiohgical Contactor)yang berisi piringan (disk) yang berjajar dengan putaran merlggunakan motor sebagai porosnya.Padabak inilah prosesbiologi untuk menguraikanbahan-bahan organikdari limbah cair berlangsung dengan lama waktu endap minimal 2,5 jam. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bak ini ditandai dengan tumbuhnya biofilm yang melekat pada permukaan piringan. piringan (disk) dapat tersusun dari bahanpolimer atau plastik yang ringan dan disusun secara berjalarpada suatu poros sehinggamembentuk suatu modul atau paket, selanjutnyamodul tersebut diputar ke dalam limbah tercelupsebagian seclra berlahandalamkeadaan kontinyu ke dalam reaktor tersebut. cair yang mengalir secara Dengan carasepertiini mikroorganisme misalnya bakteri, alga, protozoa, fungi dan lainnya tumbuh melekat peda permukaan media yang berputar tersebut membentuk suatu lapisan yang terdiri dari mikroorganisme yang disebut biofilm (lapisan biologis). Mikroorganisme ini akan menguraikan / mendekomposisi senyawaorganik yang ada dalam limbah cair serta mengatnbil oksigen yang larut dalam air atau dari udara untuk proses metabolismenya, sehingga kandungan senyawa organik dalam limbah cair akan dapat berkurang.
82
PedomanLimbah Padatdan Cair

rig-' ::?

Padasaatbiofilm yang saratdengan miliroorganisme yang melekat pada media yang berupapiringan tipis tersebuttercelup ke dalarn limbah cair, maka mikroorganismeakan mengura,ikan senyawaorganik yang komplek menjadi lebih sederhana. Kemudian padasaatpiringan denganbiofilm berputarpadaposisi diatas permukaan (udara bebas),maka mikroorganisme akan menyerapoksigendi udarabebas sebagai energi.Kondisi ini akan terus berulangsehinggamikrorganismemelakukan metabolisme untuk melakukan pembelahanuntuk memperbanyak diri. Peningkatan populasi mikroorganisme ini akan semakin menguntungkan bagi peningaktankinerja IPAL sistemRBC ini. Padasaatrerrentulapisanbiofilm ini akan semakinrebal,namun dengan:adanya g ya beratyang ada,lapisanrersebutakan luruh/ jatuh dan terbawaluapan (ouerflaut) limbah cair. Proses selanjutnya limbah cair hasilolahanreaktorbiologis putar ini dialirkan ke bak pengendap akhir, unruk dilakukan pemisahan padatan (bioflok) dengan cairan limbah secara gravitasidenganwaktu endap+ 3 jam. Dibanding proses lumpur aktif, lumpur yang dihasilkandari reaktor ini lebih mudah mengendap,karena ukurannya lebih besardan lebih berat. Lumpur ini selanjutnya dipompakanke bak pengeringlumpur unruk diprosesstabilisasi lebih lanjur. Air dari bak pengendap akhir ini selanjutnya dilakukan prosespembunuhan mikroorganismemelalui kontak dengan bahan desinfektan seperti kaporit dalam bak klorinasi dengan waktu endap + 0,5 jam. Bagan alir prosesdan contoh desain sistem ini disajikan pada gambar 13. Keunggulan pengolahan limbah cair dengan sistem RBC ini adalah : Pengoperasian alat dan perawatannyamudah -

Pedoman Limbah Padat dan Cair

83

Untuk kapasitas kecil/paket, dibandingkan dengan proses lumpur aktif konsumsienergilebih rendah Dapat dipasang beberapa tahap (multi stag), sehinggatahan terhaCapfluktuasi beban pengolahan Reakti nutrifikasi lebih mudah terjadi, sehinggaefesiensi penghilangan ammonium lebih besar Tidak terjadi bulkingataubuih (foam)sepertipadalumpur aktif. Sedangkelemahannyaadalah : Pengonrrolan jumlah mikroorganismesulit dilakukaa Sensitif terhadap perubahan remperarur Kadang-kadangkonsentrasiBOD air olahan masih tinggi Dapat menimbulkan perrumbuhan cacing rambut, serta kadang-kadangdmbul bau yang kurang sedap.
E r<Pbyrs^r{FAsrS
6{< Pr.6Fi0aP AWA

::ett.

3::

8AXrCtLOnSl

FW

8A|( Pl'rGEfi]r'rc tu[4arR

Gambar 17. Diagram ProsesPengolahanLimbah Cair Sistem RBC

84

Pedoman Limbah Padat dan Cair

c.

ProsesAerasi Kontak Prosesaerasikontak merupakanmodel pengolahandengan sistem dari pengembangan prosespengoiahan limbah cair lumpur aktif (actiaatedsladge).Yang membedakan sistem ini addah adanya penggunaan biofilter (media) pada bak proses biologi tempat berlangsungnya prosesmenghilangansenyawa organik berupa bak anolaik dan bak aerasi . Sehinggaadanya konrak aerasidengan biofiler ini maka disebut prosesaerasi kontak. Prosesawal pengolahanlimbah cair denga aerasi kontak ini sama seperti pengolahanlainnya, sedang rangkaian unit yaitu terdiri dari : operasi da unit prosesnya, Saringan kasar Bak pengendapanawal Bak kontak anoksik Bak kontak aerasidenganbiofilter Bak Pengcndandapan akhir Bak ldorinasi Bak stabilisasi lumpur Seperti prosespengolahanlimbah cair lainnya, tahapan proses awal dimulai dengan mengalirkan limbah cair melalui saringan kasar (bar screen), kemudian diendapkandalam bak pengendap awal untuk mengurangi beban olah pada proses 'Waktu endap dalam bak pengendal awal ni 2-4 selanjutnya. jam. Lumpur yang dihasilkan nantinya akan dipompa ke bak pengering lumpur untuk distabilisasi. Limbah cair dari bak pengendapan awal sebelum dimasukkan ke bak aerasi kontak, di lakukan prosesbiologi dulu dalam bak kontak anoksik (anoxic chamber)unruk dilakukan kontak pada biofilter yang dipasang didalamnya.Dalam biofilter ini akan tumbuh bakteriyangbersifatfakultatif (aeraob-anaerob), untuk melakukan penguraian senyawaorganik dalam limbah

Pedoman Limbah Padatdan Cair

cair. Proses kontak limbah cair rerhadapbiofilter ini dilakukan secara up flotu denganmengalirkanlimbah ca_ir dari bawah ke atas.Biofilter ini bisaterbuardari bahanplastik atau krikil/batu split. Dalam biofilter inilah mikroorganismeakan tumbuh membentuk biofilm untuk mengurangibeban organik dalam Iimbah cair. Limbah cair yang sudahterkurangi bebannya,kemudian di olah lagi dalam bak aerasi yang dilengkapi biofilter. Bahan biofilter ini sama dengan bak anoksik. Prosesbiologi dalam bak ini dilakukan oleh mikroorganisme aerob dengan dibantu suplai oksigen dari mesin blower yang di pecah membentuk bubble(gelembung-gelembung kecil) denganbantuan diffuser. Hasil prosesini adalah rumbuhnya biofilm mikroorganisme pada permukaan biofilter (attachedgrotath system).Kontak limbah cair,oksigen(udara)denganbiofilter ini diakukan secara rneratadengan melakukanpengadukanmenggunakantiupan udara mesin blower. Mikroorganisme aerob ini akan menguraikan senyawaorganik dalam limbah cair melalui kontak dalam biofilter, sehingga beban organik iimbah cair akan semakin kecil. Proses selanjutnya limbah cair hasil olahan kontak aerasi ini dialirkan ke bak pengendapakhir, unruk dilakukan pemisahanpadatan (bioflok) dengan cairan limbah secara gravitasidengan waktu endap + 3 jam. Lumpur ini selanjutnya dipompa-kanke bak pengeringlumpur untuk diprosesstabilisasi lebih lanjur Air dari bak pengenal akhir ini selanjutnyadilakukan proses pembunuhan mikroorganisme melalui kontak dengan bahan desinfektan seperri kaporit dalam bak klorinasi dengan waktu endap + 0,5 jam. Baganalir prosesdan conroh desainsistem ini disajikan pada gambar

:si

;-i.l

86

PedomanLimbah Fadat dan Cair

Keunggulan proseskontak aerasiini adalah : Lahan yang dibutuhkan relatif lebih kecil. Pengelolaanya sangaimudah Biaya operasionalrendah Dibandingkan dengan lumpur aktif, lumpur yang dihasilkan relatif lebih sedikit Dapat menghilangkannitrogen dan phospor yang dapat menyebabkan eutrofikasi pertumbuhan yang tidak terkendali pada tanaman air (gulma) Suplai udara untuk aerasilebih sedikit Dapat digunakan untuk limbah cair dengan beban BOD yang cukup besar Kelemahannya yangscring diperolah adalah : berupa biofilter Dalam proses diperlukanbahantambahar, Biaya invetasi relatif lebih besar jenuh denganbiofilm yang sudah tebal, maka Padakeadaan biofilter harus dibersihkanagar bekerjaopdmum.
Pornpa Lumput Daut Anteroh 8ai Kontakot
Salutm AirLimbah

Alhir Pe;gendrp Bak Khlorinxi r fAirOtahan

hmpr Airlimbah Pcnanqung Bak (inlah A.ir

: i ff^Yfrl--i \-/,"/i

8lm:t Gambar 18. Diagram ProsesPengolahan Limbah Cair Dengan Aerasi l6ntak

Pedoman Limbah Padat dan Cair

3.2.4.4. Pengolahan Limbah Cair secara AnAerob Pengolahanlimbah cair anaerobkonvensional yang sudah lama dikenal umum adalah sepdk tank. Pengolahanlimbah cair dengan septik tank banyakmemiliki kelemahan dari aspeklingkungan, karena dengan konstruksi tangki seprik yang dibagi menjadi 2 ruangan denganwakru endap + l-3jam tidak mampu menurunkan senyawa organik secarasignifikan. Sehinggauntuk pengolahan limbah cair dengan septik rank tidak direkomendasikan,meskipun biaya investasinya relatif lebih murah. Sistem pengolahan limbah cair secaraanaerob seiring dengan perkembanganteknologi telah dikembangkanoleh para ahli dengan berbagaijenis modifikasi. Salahsatu modifikasi yang dikenal adalah prcses anerob dengan proses Biofber " (Jp FIou,". Prosespengolahanlimbah cair dengan biofilter upflow ini terdiri dari 2 bak pengendap yang dilengkapidenganbiofilter atau media berupa plastik, keriki atau batu splir dll. Penguraiansenyawaorganik ddam limbah cair dilakukan oleh bakteri fakultatif dan anaerob. Proses awal pengolahan limbah cair denganbioflter "up Flo#' ini sanra seperti pengolahanlainnya,sedangrangkaianunit operasida unit prosesnya,yaitu terdiri dari : Saringan kasar Bak pengendapan 1 Bak pengendapan2 Bak anaerob biofilter 1 Bak anaerob biofilter 2 Bak anaerob biofilter 3 Bak anaerob biofilter 4 Bak Pengendandapan akhir Bak clorinasi Bak stabilisasilumpur

PedomanLimbah Padat dan Cair

Seperti prosspengolahanlimbah cair lainnya, tahapanprosesawal dimulai dengan mengalirkan limbah cair melalui saringankasar (bar screen),kemuciian diendapkandalam bak pengendapI dan 2 yang (pengurailumpur) unilk mengurangi berfungsi sebagai sludge digestion bebanolah padaproses selanjutnya. Vakru endapdalam bak pengendap mencapai 1-3 hari. Efek produk bak penampung 1 dan 2 adalahlumpur endap (sludge) danlumpur apung(sarm).Lumpur endapyangdihasilkan nantinya akan dipompa ke bak pengeringlumpur untuk distabilisasi, sedanglumpur apung yang dihasilkan diangkat secara periodik unnrk dibuang, biasanyadibakar dengaainsinerator. Limbah cair dari bak pengendapini selanjutnyadi alirkan ke bak biofilter "up flow" dengan beberapatahap proses. Biofilter ini mempunyai fungsi selainsebagai tempat tumbuhnya mikroorganisme yang membentuk film untu,kmefirpercepat proses penguraian senyawa juga organik berfungsisebagai penyaringuntuk padatantersuspensi termasuk bakteri E. Coli. Prosesup flou adalah cara pengaliran limbah cair Cari bawah keatas mengikuti tekanan air akibat debit limbah cair yang terus menerus memasukisistem. Limbah cair dari bak pengendap diatas, akan masuk ke bak biofilter up flow unruk melakukanprosespenguraian senyawa organik denganmemanfaatkan bakteri anaerob. Dalam bak ini dipasang biofilter berupa media tersusun dari plastik,atau kerikil atau batu split dll. Bakteri anaerobyang tumbuh membentuk biofilm denganpopulasi yang dnggi di permukaan media ini akan secua cepat menguraikan senyawa organik dalam limbah cair.Denganbeberapa tahappenyaringan secara konmk upflow denganmediaini, secara bertahapsenyawa organik ddarn limbah cair (surfactant) akan diuraikan pula secarabertahap, sehinggahasil akhir akandiperolehlimbah cairyanglebih beningdengan bebanorganik kecil. Makin luasbidangkontak makacfesiensi penurunan konsentrasisenyawa organik (BOD) makin besar. Selainmenghilangkan BOD, sistem ini mampu pula mengurangi kandungan padatan tersuspensi(suspendedsolid) dan total nitrogen dan phospor. Desain
PedomanLimbah Padatdan Cair

fi

teknis waktu endap dalam bak biofilter up flow ini adarah 6-9 jam. Proses selanj u rnyalimbah cairhasilolahanini dialirkan ke bak pengendap akhir, untuk dilakukan pemisahan sisa-sisa padaan y".,g r',rrih tl.b"*" dengan ca-iranlimbah secara gravitasidengan wakru ..,d"p + 3 jatn. Lumpur ini selanjutnyadipompakanke bak pengeringlumpur untuk diprosesstabilisasilebih lanjut. Air dari bak pengenapakhir ini selanjurnyadilakukan proses pembunuhan mikroorganisme melaluikontak denganbahandeslnfektan sepertikaporit dalamhak klorinasidengan waktu endap+ 0,5 jam. Bagan alir prosesdan contoh desainsistemini disajikanpaJa gambar 15 Beberapakriteria reknis yang perlu diperhatian adalah : - Konstruksi tahan rekananbebandan tahan asam 'Waktu tinggd total di sarankanatas3 hari - Dasar bak dapat dibuar horizontalataudengankemiringan terrenru untuk memudahkan pengurasan lumpur - Pengurasan lumpr dilakukanminimd setiap2-3 tahun - Tinggi biofilter (lapisan media) I - 1,5 meter Keunrungan sisrem ini adalah: - Prosesnya sangarsederhana - Tidak diperlukan mesinbloweryangmemerlukanbiayaoperasional dan pemeliharaan yang relatif tinggi - Tidak menggunakan bahan-bahan kimia Adapun kelemahannyaadalah: - Memerlukan lahan yang cukup luas - Hanya diterapkan untuk limbah cair dengandebit yang terlalu besar - Menghasilkan gas pembusukan(metan dan sulfida) y"ng d"p"t mengganggu estetika - Dihasilkan scam (endapanrerapung)yang harus dibersihkan dari sistem.
90

=ttF ;t

Pedoman Lirnbah Padar dan Cair

4r Llrnbai l.lii:+;

J
I BiofUE

E,fii:-.{N:

i-:rii:r rv

Gambar19. Diagram Proses Pengolahan LimbahCair Sistem AnAerobBiofilter " IJp Fhw"

3.2.4.5. PengolahanLimbah Cair secaraGabungan Aerob-1^rr.Aerob Sistem pengolahan limbah cair gabungan antara prosesaerob dan anaerob merupakan prosespengolahandengan mengkombinasikan kedua prosesuntuk tujuan optimalisasi proses denganmemanfaatkan aktivitas bakteri anaerobdan anaerobdalam limbah cair. Pengkondisian lingkungan aerob dalam sistem ini menggunakan suplai oksigen bersumber mesin blower. Mengingat sistem ini memerlukan waktu endap (retentiontime) yang panjang, maka implikasinya pada keburuhan luas lahan yang semakin luas,yang seringkali menjadi kendalateknis pada pembangunan IPAL terutarna di rumah sakit di perkoraan.Uncuk iru, penggunaanbiofilter (media) pertumbuhan bakreri dalam sistem ini merupakan alternati{: terbaik untuk menfasati luas lahan, karena luas permukaan biofiker dapat meningkatkan populasi bakteri yang jauh lebih banyak dalam bentuk biohgic flm, sehingga kebutuhan luas kontak permukaan dalam sistem ini dapat diperkecil, yang berarti luas lahan yang

PedomanLimbah Padat dan Cair

9l

dibutuhkanpun menjadi kecil. Proses awal pengolahanlimbah cair dengangabunganprosesaerobik cian anae'obik ini terdiri dari rangkaianunit operasidan unir proses sebagaiberikut : Saringan kasar Bak pengendapanawal Bak anaerobbiofilter 1 Bak anaerobbiofilter 2 Bak aerob biofilter I Bak aerob biofilter 2 Bak Pengendandapan akhir Bak klorinasi Bak stabilisasi lumpur

Seperti prosespengolahanlimbah cair lainnya, tahapan prosesawal dimulai dengan mengalirkaa limbah cair rnelalui saringan kasar(bar screen),kemudian diendapkan dalam bak pengendap awal yang berfungsi sebagai sludge digestion (pengurai lumpur) unruk mengurangi beban olah pada prosesselanjutnya.'W'aktuenciapdalam bak pengendapawal ini l-3 jam. Efek produk bak penampung awal ini adalah lumpur endap (sludge) dan lumur apung (scum). Lumpur endap yang dihasilkan nantinya akan dipompa ke bak pengering lumpur unruk distabilisasi,sedanglumpur apung yang dihasilkan diangkat secaraperiodik untuk dibuang, biasanyadibakar dengan incinerator. Limbah cair dari bak pengendap ini selanjutnya di alirkan ke bak anaerob biofilter dengan sistem aliran'upflota" dengan2 (dua) tahap proses.Penggunaanbakteri anaerobdalam proscspengolatranini dapat menurunkan secara optimal limbah cair dengankandungan COD yang tinggi. Untuk dirumah sakit, biasanya limbah cair denganCOD tinggi

* t' , ir
ii E &
g

I 3
d

fl q
Pedoman Limbah Padat dan Cair

$ ?

fi

g
I

ini bersumber dari limbah cair laundry laboratorium dan kamar operasi. Uraian selanjutnya prosesini samasepertipengolahan limbah cair srstem anaerob biofilter up flou seperti dijelaskan diatas. Selanjutnya, limbah cair hasil olahan proses anaerob ini memasuki bak aerob yang dilengkapi biofilter untuk dilakukan proses biologis lanjutan terhadap senyawa organik yang masih tersisa dari proses s ebelum ny a . P e n g g u n a a n b i o fi l te r i ni sangar efekti f untuk mempertahankan populasi bakteri secarastabil dalam bak aerob, karena dengan biofilter, sistem akan tahan terhadap shock loading rerurarna terhadap masuknya bahan toksik, pH tinggi dan debit limbah cair yang dnggi secara tiba-tiba ke dalam sisrem, karena populasi bakteri tetap dapat dipertahankan dalam sistem dengan terbetuknya bioflm yang menempel pada permtrkaannya. Proses selanjurnya sama seperri penjelasan proses limbah cair aerasi kontak (contact aeration) diaras. Proses selanjutnya limbah cair hasil olahan proses aerob ini dialirkan ke bak pengendap akhir, untuk dilakukan pemisahan padatan (bioflok) dengan cairan limbah secara gravirasi dengan waktu endap + 3 jam. B iof lc k ber b e n tu k l u mp u r i n i s e l a n j utnya di pompakan ke bak pengering lumpur untuk diproses stabilisasilebih lanjut. Bagan alir proses dan contoh desain sistem ini disajikan pada gambar 16. Yang perlu diperhatikan dalam penerapan proses pengolahan limbah cair gabungan sistem anaerob dan aerob ini adalah :

Penggunaanfilter berfungsi media tumbuhnya mikroorganisme dan sebagai sebagai penyaringbiologi untuk padatan tersuspensi termasuk bakteri E. Coli, sehingga keceparan partikel dapat dikendalikan, dengan kecenderunagnmengendap ke dasarbak Efesiensi biofilter terganrung pada luas kontak antara limbah cair dengan mikroorganisme yang menempel pada permukaan biofilter Sistemini selaindapat mcngurangi konsentrasiBOD dan COD,

Pedoman Limbah Padatdan Cair

93

juga dapat mengurangi konsentrasi padatan tersuspensi (SS), detergen (MBAS), ammonium dan phospor Efisiensi penghilangan phospor dalam sistenr akan lebih besar bila dibandingkan dengan proses anaeron saja atau aerob saja Keunggulan sistem ini adalah prosesnyasederhana, operasinya m u d a h d a n ta n p a m e n g gunakan bahan ki mi a dan dapat mengolahan limbah cair dengan beban organik tinggi, dapat menghilangkan nitrogen dan phospor, suplai olsigen relatif kecil dan lumpur yang dihasilkan relatif sedikit serta tahan terhadap shock loading Sedang kerugiannya, memerlukan biaya investasi yang relatif Iebih mahd, akan menghasilkan 6au methan dan sulfida pada bak anaerob.
: r:it

'!4.
:r

AIR OI, AHAN

BAxPEN6ENOAP A*AL

ZONAANAEROa

zoNaAERos

SAKPENeNL|aP AXt{lR

AERAToR

Gambar20. Diagam ProsesPengolahanLimbah Cair SistemAnaerob-Aerob

94

PedomanUmbah Padatdan Cait

3.2.5. Pengolahanlumpur Prosespengolahanfisik-kimia dan biologi pada limbah cair rumah sakit, akan dihasilkan lumpur (studge) dan agregaryang berupa endapan suspendedsolid. Pada pengolahan biologi, lumpur yang terbenruk berupa bioflok hasil aktivitas mikroorganismedalam limbah cair. Lumpur dan agregatini bisa mengandung bahan cemaran, rergantung dari jenis limbah cairnya. Untuk itu perlu dilakukan pengolahan lanjutan, agar prosespenanganannyatidak menimbulkan pencemaran tanah dan lingkungan. Beberapalangkah untuk mengolah lumpur dan agregatjni adalah : a.. Bak pengering lumpur (SludgeDrying Bed) Berupa bak yang rersusunatas media-media saring seperri kerikil, pasir dan ijuk. Media ini disusun secaraberurutan dari bawah bak mulai dari ijuk, kerikil dan pasir dengan ketebalan berimbang tergantung pada keringgian dinding bak. Proses pengeringandilakuan dengan cara memindahkan lumpur dari bak sedimenrasidan presedimentasidengan pompa (sentrifugalpump) dan disebarkan diatas media bak pengering lumpur. Pada lumpur yang terhampar di permukaan media bak ini, maka kandungan air akan terpisahkan secara gravitasi, rurun ke dasar bak, dan selanjutnya dengan pipa yang rerpasang air hasil saringan rersebutdikembalikan lagi ke bak IPAL (Aerasi). Sementara dengan bantuan pans matahari, lumpur yang terhampar tadi akan mengering membentuk cake (lapisan lumpur kering). Cake ini selanjutnya dilakukan pengolahan dengan cara dilakukan pembakaran denga incinerator, atau dengan cara lain dapat di buang ke TPA sampah dan dijadikan media

PedomanLimbah Padatdan Cair

95

ta n a m b i l a d i p a s ti k a n tidak mengandung (ma te ri B 3 ).

l ogam berat

b. Bak staLrilisasi lumpur (Sludge Stabilization)


Berupa bak yang berfungsiuntuk nrenampungsludgecair dari sumber (IPAL) yang dipindahkan menggunak"., po-p" (sentrifugal pump). Prcsessrabilisasidi lakukan d..gr. .".. memberikan suplai udara (oksigen)menggunakanmesin blower ke dalam badaa lumpur secaramerara. pemberian oksigen ini akan menciptakan proses penguraian senyawa org*.rik d"r, anorga,niksehinggastruktur materi lumpur akan lebih stabil, dalam arri aman untuk dibuang ke lingkungan. Biasanyadi daerah perkotaan, lumpurini disedot keluar RS menggunakan truk tinja. Mesin pengering lumpur. Pengering lumpur ini berupamesin press yang secara mekanik menggu'akan energilistrik. lv{erodeini memerlukan investasi tinggi dan pengoperasian dan pemeliharaansecarakhusus. Proses kerjanya,lumpur cair dimasukkanke dalam mesin press ini menggunakanpompa. Padamesin ini, lumpur cair akan dipress secara mekanik, sehingga kandungan airnya terpisahkan, sementara lumpur akan mengeringmembentuk cake. Cake ini di proses lanjut dengan lembakaran menggunakan incinerator atau dapat dibuang ke TpA arau di ajdikan media tanam apabiladipastikan tidak mengandung materi berbahaya (materi B3).

g
f g PedomanLimbah Padatdan Cair
E

il

@
\<riz
3,2.6. Pertimbangan Pemilihan Jenis Pengolahan Limbah Cair RS jenis pengolahanlimbah cair di Dengan di rumuskannyaberbagai atasdengan berbagaikelebihandan kekuranganddam prosesdan operasional/pemeliharaanya, maka untuk memilih jenis pengolahan limbah cur yang tepat sesua-i kebutuhan rumah sakit, maka dapat dirumuskan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : Ketersediaan lahan Apabila rumah sakit terbataspenyediaan lahan yang akan jenis IPAI yang dipasangadalah dibangun IPAL, makasebaiknya IPAL dengan pengolahansecaraaerobik. Luas lahan yang dibutuhkan biasanya berl.isar2 m2 lahan per I m3 linrbah cair per hari yang akan diolah. Di Perkotaan,IPAI dapat dibangun di bawah lahan parkir atau tarnan. Untuk lokasi IFAL di bawah laha parkir, maka struktur dinding dan pondasi IPAL harus mampu mengimbangibeban berat mal<simalkendaraanyang parkir diatasnya. Untuk rumah sakitdi daerah, yang bisanyamemiliki lahanyang cukup luas. sebaiknyamenggunakanIPAI dengan sistem an aerobik atau gabungan aerobik dan aerobik. Karena dengan waktu endaplebih dari 2hari,jenis IPAL ini memerlukanlahan yang sangatluas, kisarannya 4 m2 lahan per 1 m3 limbah cair per hari yang akan diolah. Kelebihan IPAL jenis ini adalah tidak memerlukan peralatan mekanikal dan elektrikal , sehingga mudah dasi segi pengoperasian dan pemeliharaannya. Ketersediaan operator Ketersediaanoperator diperlukan untuk mengimbangi penggunaan rnesin mekanikal dan elektrikal seperti pompa, mesin blower, panel lisrrik dll. Operaror bertugas unruk melakukan operasional dan pemeliharaan operator. Untuk

Pedoman Limbah Padat dan Cair

97

rumah sakit yang memilih jenis IPAI dengan sistem aerobik, maka penyediaan operator merupakan kewajiban, sehinggaIPAL akan beroperasi secaraberkelanjutan. Ketersediaan bahan dan suku cadang Ketersediaan bahan dan suku cadang terganrung pada lokasi rumah sakit. Rumah sakit di daerah terpencil atau didaerah yang jauh dari perkotaan, biasanya akan mengalami kesuliran bahan dan suku cadang peralaran mekanikal dan elektrikal IPAL apabila mengalami kerusakan. Sehingga di daerah terpencil disarankan IPAL yang akan dibangun menggunakan sistem anaerobik. Lain halnya untuk daerah perkotaan, dengan kemudahan untuk mendapatkan bahan dan suku cadang IPAI, maka kerusakan peralaran mekanikal dan elektrikal IPAI yang terjadi akan mudah diarasi.

.:. ,*
ari'.t 6:

:iF::

.'ii4.ri

: -;..

3.2.7. Bal<u Mutu Limbah Cair RS Berdasarkan Undang-undang No. 23 Tahun 1997 rentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, baku muru lingkungan hidup didefinisikan sebagaiukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang aCa atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggangkeberadaannya dalam suatusumber daya tertentu sebagaiunsur lingkungan hidup. Terkait dengan kegiatan rumah sakit, Menreri Negara Lingkungan Hidup (MenLH) telah mengeluarkan baku mutu limbah cair kegiatan rumah sakit dengan keputusannyaNomor: Kep-058/MENLH/12l1995. Dalam keputusan ini Baku Muru Limbah Cair Rumah Sakit didefinisikan sebagai maksimum ba-tas limbah cair yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari suatu kegiatan rumah sakit. Baku mutu rersebut disajikan pada Thbel berikut.

PedomanUmbah Padatdan Cair

ft

Thbel l0 . Baku Mutu Limbah Cair Bagi lGgiatan Rumah Sakit


Parameter

Kadar Maksimum

FISIKA: - Suhu KIMIA: -pH - BOD5 - COD . TSS - NH3 bebas -PO4 MIKROBIOLOGIK: - MPN golongan Koli/100 - Kuman ml RADIOAKTTVITAS :
t2ft

30 "C 6_9 30 mg/l 80 mg/l 30 mg/l 0.1mg/l 2 mgll

10.000 7x 1O' zB q/L 2x 1O' ?B q/L 3x 1O'zBq/L 7x 1O'?Bq/L lx 1O' ?B q/L 4x 1O' ?B q/L 3x 1O' ?B q/L 1x 10'?Bq/L 7x lO'?Bq/L lx 10'zBq/L lx 10' ?B q/L

- 3ts asCa t - r Cr
67Ga tsSr _ ilrsn t25r
tS tI

re2Jr _ 20rf'I

Pedoman Limbah Pa&t dan Cair

99

3.2.8. Program minimisasi limbah cair RS 3.2.8.1. Strategi Pengelolaan limbah rumah sakit Dengal perkembangan reknologipengolahanlimbah cair rumah sakit yang semakin meningkar, maka berbagai kelebihan sistem yang ditawarkan pada dasarnyamerupakan penyelesaian scsaar yang merupakanjawaban dari pendekatanpenangananlimbah dengan end ofpipe treatment. Victoria - EPA ( 1993 ) telah menetapkan beberapaelemen penring dalam rangka pengelolaanlimbah rumah sakit, yaitu antara lain denganminimisasi limbah dan segregasi Limbah. Sehubungandengan pengelolaan limbah rersebur,Holmes (1981) merumuskan strategi penangananlimbah cair seperti disajikan pada Gambar berikur.

...::
.ja;j

.:.F

PrioritasTinggi

Reduksi Limbah Cair P ada S umber

DaurUlangdan DaurPakai

Prioritas Rendah
Gambar 21. Strategi Pengelolaan Limbah Cair

PedomanLimbah Padatdan Cair

3.2.8.2. Pendekatan Pengelolaan Limbah Cair Berkenaan dengan pengelolaan limbah, terdapat 2 cara pendekatan, yaitu: 1. P end e k a ta n s e c a ra ' tra d i s i o n a l ' arau di sebut pul a dengan pengelolaan secara end of pipe treatment. Melalui pendekaran ini, limbah yang telah dihasilkan kemudian diolah hingga memenuhi standar yang berlaku. Jadi pendekatan ini lebih cenderung kepada upaya pengendalian pencemaran (pollut ion c o n tro fi . P e n d e k a ta n i n i seri ngkal i ti dak dapat menyelesaikan masalah pencemaran dan pada prinsipnya hany a b e ru p a y a u n tu k m e n g u bah dan memi ndahkan pencemar dari saru media ke media lain. Artinya, pendekatan ini tidak menyelesaikan masalah, namun hanya memindahkan masalah. Akibatnya, pendekaran ini secara lingkungan tidak 2. menguntungkan. Pendekatan secara terpadu, yaitu melalui upaya minimisasi limbah. Upaya ini bertujuan untuk mengurangi limbah yang har us d i o l a h d i te m p a t p e n g e l o l aan l i mbah maupun yang dibuang ke lingkungan, dengan jalan mengurangi jumlah linibah

yang dihasilkan oleh suatu prosesproduksi pada sumbernyadanl atau dengan jalan memanfaatkan-nya kembali. Berbagai istilah dan terminologi digunakan dala-mupaya pelaksanaan pendekatan minimisasi limbah, namun pada prinsipnya memiliki pengertian dan metode yang sama (Freeman, 1988). US-EPA menggunakan istilah'Pencegahan Pencemaran' (Pollution Preamtion). Selain itu, ada pula istilah 'Reduksi Limbah' (Vl'aste Reduction), 'Teknologi Bersih' (Clean Technohgl dan di sektor industri dikenal istila-h'Produksi Bersih (Clean Production). Adapun bagan alir prinsip minimisasi limbah pada sebuah Droses kegiatan disajikan pada Gambar berikut.

PedomanLimbah Padatdan Cair

l 0!

Gambar 22. Bagan Alir Minimisasi Limbah

3.2.8.3. Manfaat Penerapan Minimisasi Limbah Cair Definisi konsep Minimisasi Limbah yang digunakan di Indonesia (Bapedal, 1992) adelahsebagaiberikut: Minimisasi limbah (unte minimization) adalah uparya mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkar bahaya limbah yang berasaldari prosesproduksi, dengan jalan redulai pada sumbernya dan atau pemanfaatan limbah.

PedomanLimbah Padatdan Cair

Reduksi limbah pada sumbernya (source reduction) adalah upaya mengurangi volume, konsenrrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang akan menyebar di lingkungan, secaraprevendf langsung pada surnber pencemar. Pemanfaatan limbah adalah upaya mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang akan menyebar di Iingkungan, dengan cara memanfaatkannya melalui care-cara penggunaan kembali (reuse), daur ulang (rerycle), serta perolehan kembali (recouery). Untuk kasus di rumah sakir, limbah cair hasil olahan uang telah memenuhi syarar dapat digunakan untuk penyiraman ta.rlan, penyiraman kendaraan (ambulance), pencucian linen kotor (membersihkan kotoran di awal proses pencucian), ruater cooling dan lainnya. Dalam k a i ta n n y a d e n g a n p e n g e l o laan l i mbah rumah saki t, pendekatan minimisasi limbah rnemiliki berbagai keuntungan (Topleni994), yaitu: a. Mengurangi porensi bahaya limbah dalam kaitannya dengan kesehatan manusia dan lingkungan dengan cara meminimisasi limbah berbahaya dan beracun. Penggunaan sumber daya secara rasional dan efisien. Mengurangi biaya pengolahan limbah serempar (on- sit) Mengurangi biaya transporr dan pengolahan limbah terpusar

b. c. d.

e.

(offs;te) Menguran-giresiko terjadinya kecelakaan kerja.

Keuntungan lain dari penerapan minimisasilimbah (Roekmijaa,l997) adalah : e. Penggunaansumberdayaalam yang efektif dan efisien b. Efisiensi produksi meningkar c. Mencegah atau mengurangi terbentuknya limbah dan bahan Pencemar umumnya
Pedoman Umbah Padatdan Cair

103

d. e f. g. h.

Mencegaharau menguraflgiberpindahn)'a pencemaranrarmedia Mengurangiterjadinya resikokeseharan manusiadanlingkungan Mendorong dikembangkannya dan dilalaanakannyateknologi bersih dan produk akrab lingkungan Mengurangi biaya penraaranhukum Mengurangi atau menghindar dari 6iaya pembersihan lingkungan Meningkatkan daya saing dipasar internasional Pendekatanpengaruranbersifat flelsibel dan sukarela

Dalam dunia bisnisrermasukrumah sakit, strategiproduksi bersih/ penerapanminimisasi limbah dilaksanakandalam pengembangan bisnisnya (Bratasida, 1996), karena : a. d a y a s a i n g dan kegi atan usahanya dapar berkelanjutan, mengingat semakin besarnya peranan lingkungan hidup dalam kebijakan perdagangan internasional D e n g a n m e m p e rri mb a n g kan aspek i i ngkungan dan seti ap M e n i n g k a tk a n

b.

c.

d.

kegiatanprosesproduksi secaraberkesinambungan, maka perusahaan memperolehkeuntunganekonornisdengan adanya peningkatanefbktifitasdan efesiensi disegala aspek Berartidenganmenjdankanproduksibersih/minimisasilimbah perusahaandapar menurunkan biaya produksi dan biaya pengolahan limbah serta sekaligusmengurangi terjadinya kerusakan dan pencemaranlingkungan Strategiproduksi bersihini juga merupakan metode kunci untuk mengharmoniskan kepentingan ekonomi dan pemeliharaan lingkungan

PedomanLimbah Padatdan Cair

@
BAB TV PEMELIFIARAAN FASILITAS PENGOI-AHAN LIMBAH PADAT DAN CAIR
4.1 Ti.rjuan Dalam sistem pengelolaan limbah secarautuh banyak menggunakan peralatan, rerurama peralatan mekanikal dan elektrikal. penggunaan peralatan tersebut perlu memperhatikan kinerja yang konsisten dalam menunjang kerersediaan pengelolaan secaraterus menerus sesuai kebutuhan. untuk itu, diperlukan adanya pengoperxian dan pemeliharaan yang baik agar tujuan dari upaya pengelolaan limbah dapat tercapai. Adapun tujuan dari terselenggar'.nya pengoperasian <ian pemeliharaan yang baik adalah sebagai berikut: . lJnruk memperpanjang usia kegunaan peralatan pengelolaan limbah yang ada. ' Untuk menjamin ketersediaan optimal peralatan pengelolaan limbah yang dipasang, sehir,ggadapar mencapai efektivitas dan efisiensi yang optimal. Ljntuk menjamin kesiapan pengoperasian peralatan pengelolaan limbah dalam rangka mcnjaga kesinambungan pelayanan rumah sakit. lJntuk menjamin limbah. kesehatan dan keselamaran petugas pengelolaan

'

'

4.2

Pengertian dan Jenis Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah suatu kombinasi tindakan yang ciilakukan untuk menjaga peralatan atau memperbaiki hingga kondisinya dapat

Pedoman Limbah Padatdan Cair

l 0t

I(egtatan.

diterima. Pemeliharaandapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni Pemeliharaanrerencanadan pemeriharaan tak rerencana.pemeliharaan terencanadapat dibedakan pura menjadi pemeriharaan pencegahan dan pemeliharaan korektif. sedangkan pemeliharaar t"k t....rcana berupa pemeliharaandarurat. Pemeliharaan pencegahan adarahpemelihara an yang dirakukan denganpemikiran ke masadepan,p..rg..,d"li"n dan p..."i"."r, sesuai dengan rencana yang telah ait"t -,_,k"., ,.U.t.,_.,y", meliputl pemeriksaan (termasuk penyetelan dan pelumasan)' tanpa harus menghentikankegiatandan pengganrian komponen minor (pekerjaan yang berasaldari pem..iks"an) yang perru menghentikan ll_"qt"tt

Pemeliharaan.korektif addah pemeliharaanyang dirakukan untuk nremperbaiki suatu bagian (termasuk penyerelan d"r, ,Ip"r"ri) yang telah terhenri untuk memenuhi ,,r"t,, ko.,disi Tang dapar diterima, meliputi reparasinrinor yang tidak ditemukan waktu pemeriksaan dan overhaul atau perbaikan menyeluruh yang rerencrna.

4.3 Fasilitas Pengolahan Limbah padat Pengelolaan lim^bah padat pada setiap tahapnya menggunakan berbagai peralatan/ fasilitas y"r,g h"..r, iij"g" p.r,gop.r*sian dan pemeliharaanagar tercapaitujuan pengeloraannya secaraopdmal. Tahapan yang dimaksud adalah pemilahan dan pengumpulan, p.rg".gk.r*rr, penyimpanan sementara dan pengorahan. Berikut i"i aig",'f"r6,' kegiatan jl frfuelsi pengoperasiandan femeriharaan terhadap"fasilitas pengeloraan limbah padat rumah sakit.

r06

PedomanUmbah Padatdan Cair

Thbel 11. KEGI{TAN DAN FRTKUENSI PENGOPERASI,AN DAN PEMELIH AITT{u{N FASILITAS PENGELO IAAN LIMBAH PADAT NO KEGIATAN
Pemilahan & Pengumpulan 'Wadah Limbah Padar a) Pembersihan b) Pendisinfeksian Pengangkutan Gerobak/troli a) PembersihanX b) PedisinFek ian c) Pemeriksaan roda d) Pembersihan roda e) Pernberian oli Penampurgan Sementara TemparPenampungan Semenrara a) Pembersihan b) Pendisinfeksian c) Pemeriksaan kebocoran d) Pemeriksaan fungsitutup Pengolahan Insinerator a) b) c) d) Pemerilsaan& pembenihan abu X Pembersihan lubang abu X Pemeriksaan opacitTmonitor X Pemeriksaan oksigenmonitor X e) Pemcriksaa.r :hermocoupic f) Pemerilsaan ruang bakar g) Pembersihan ruang bakar

FREKUENSI M2MB38T

Sp

X X

X X X

X X

X X
X

Pedoman Umbah Padat dan Cair

@ Vr/
Tabel ll. (I^anjutan)

KEGIATANDAN FREKUENSI PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARMN FASILITAS PENGELOI,AAN LIN{BAH PAD,{T


h) Pemeriksaa;G;Gi. i) Penambahan air j) Pemeriksaan kran air k) Pemeriksaan fungsi burner I) Pemeriksaan fungsi blower m) Pemeriksaan dinding

X X
X X X x X X X X

n) Pemeriksaan fungsi scrubber o) Pembersihan scrubber p) Pemeriksaan cerobong q) Pemeriksaan levelsolar X r) Penambahan solar Desolpsi panas a) Pemeriksaan dan pembersihan karbon b) Pembersihan lubanginlec X c) Pemeriksaan rhermocouple d) Pemeriksaan ruang desorpsi e) Pembersihan ruangdesorpsi i) Pemeriksaan fungsiburner X j) Pemeriksaan fungsi pompa vakum X l) Pemeriksaan fungsi scrubber Q Pemerilsaan level air padascrubber X g) Penambahan air padascrubber h) Pemeriksaan kran air padascrubber X m) Pemeriksaan cerobong n) Pemeriksaan levelsolar X o) Penambahan solai

X X X X X

Steam Otoklaf a) Pemeriksaan steammonitor

1 08

PedomanLimbah Padat dm Cair

Tibel ll. (Lanjutan) KEGIAIAN DAN FREKUENSI PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN FASILITAS PEN GELOLAANLIM BAH PADAT
b) Penambahan aliran steam c) Pemeriksaan fungsi vacuum d) Pemeriksaan ruang proses e) Pembersihan ruang proses F) Pemeriksaan pipa sream g) Pemeriksaan level air h) Penambahan air
Y

X X X X X X X X X

i) Pemeriksaan fungsi schredder j) Pemerilsaanpisau schredder k) Pembersihan pisauschredder l) Pemeriksaan kontrol suhu X m) Pemeriksaan kontrol tekanan X 4 Microwave a) Pemeriksaan pengaturwaktu b) Pemerilsaanmicrowavegenerator X d) Pemeriksaan ruangproses e) Pembersihan ruangproses f) Pemeriksaan pipa pembuangan cairan i) Pemeriksaan monitor suhu monitor rekanan f) Pemeriksaan Keterangan: H 2M 38 Sp : Harian : Dua mingguan : Tiga Bulanan : Spesifik(Accidential'1

X X X

M: B: T:

Mingguan Bulanan Thhunan

PedomanUmbah Padatdan Cair

4.4

Fasilitas PengelolaanLimbah Cair

Pengelolaanlimbah cair merupakan kegiaran penanganan pada sumber,penyalurandan peng^olahan. Kegiarana.i fr.n pJnfperrsian dan pemeliharaanterhad"p frrilir", pe.ierolaan "r,si rimbah ..iiaigtu"rt * sebagaiberikut.

PEMFI TFTARAAN FASILITAS PENGELOI.AAN LIMBAH CAIR NO KEGI,{IAN


a. Penanganan p"dniurnb.. AIar saniter a) Pembersihan alarsanirer b) Pemeriksaan fungsi Penyaluran Saluran

KEGrdraN o^ r"r#K'ri ?r*"oormsrAN DAN


FREKUENSI M2MB38T

Sp

l)

X X

b. l)

a) Pembersihan saluran b) Pemeriksaan fungsi c) Pemeriksaan aliran 2) Bak konrol a) Pembersihan b) Pemerilsaan fungsi 3) Bak Penangkaplcmak a) Pembersihan bak 4) b) Pemeriksaanlemak Bak Pengangkat a) Pembersihan bak b) Pemeril.rsaan fungsi Pompa Pengangkat a) Pembersihan

X
Y

X X X X X

5)

PedomanLimbafi Padatdan Cair

Iabel 12. (Lanjutan)

KEGI TAN DAN FREKUENSI PENGOPERASTAN DAN PEMELIHARAAN FASI LITAS PENGELOLAANLIMBAH CAIR
b) Pemerilaaanfungsi c) Pemeriksaan oli/gemuk d) Pemerilcsaanipenggancian oli e) Penambahan/penggantian gemuk kebisingan d) Pemeriksaan e) Pemerilsaangetaran Screen a) PembersihanX kondisi b) Pemeriksaan Grit Chambei a) Pembersihan dinding bak b) Pengangkatan limbah padat 8) Comminutor a) Pemeriksaan Fungsi b) Pemeriksaan oli 6c gemuk c) Penambahan/penggantian oli d) Penambahan/penggantian gemuk e) Pemeriksaan alat pmotong F) Pembersihan alat pemotong Aw"aI Sedimentasi a) Pembenihan limbah padat alat mekanik b) Pemeriksaan c) d) e) f) Pemeriksaan level lumpur motor elektrik Pemeriksaan level oli Pemeriksaan Penambahan/penggantian oli

X X X X

6)

7\

X X

X X X X X

e)

X X
X X X X

g) Penambahan/penggantian gemuk fisik bak h) Pemeriksaan

Pedoman Umbah Padat dan Cair

Thbel12.(Lanjutan) KEGTATAN DAN FREKUENSI PENGOPERASIAN DAN PEMELIFIARAAN FASILITAS PENGELOL{AN LIMBAH CAIR
i) Pembersihan fisik bak j) Pemeriksaan dan pembersihan weir h) Pemeriksaan efluen box i) Pemerilsaanmoror elekrrikal j) Pemeriksaan leveloli/gemuk k) Penambahan/pengganrian oli l) Penambahan/pengganrian gemuk m) Pembuangan lemak n) Pemeriksaan pengumpulan lumpur L3) Disinfeksi a) Pemeriksaan pompa injeksi X b) Pemeriksaan oli&gemuk pompa c) Pemeriksaan level disinfekran X d) Penambahan disinfekran e) Pemeriksaan aliran disinfekran F) Pemeriksaan aliran kontrol dosis 14) Bak pengering lumpur a) Pemeriksaan levellumpur b) Pengambilan lumpur c) Pemeriksaan aliran air d) Pengangkaran lumpur 15) Pengukurdebir limbah cair 16) Perawaran Filcer (pasir dan karbon akriF) Keterangpn: : Harian : Dua mingguan 38 : Tiga Bulanan Sp : Spesifik ( Accidzntiat ) H 2M tt2

X X X X
]t

X X X

.)t

M: B: t:

Mingguan Bulanan Thhunan

PedomanUmbah Padatdan Cair

A ("v.J
\E/
4.5 Monitoring dan Evaluasi 4.5.1. Monitoring Pemantauan (Monitoring) adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memantau kinerja suatu sistemyang sedangberlangsung. Pemantauan kinerja suatu sistem ada yang perlu dilakukan secara terus-menerus (kontinyu) tetapi ada jugayanghanya perlu dilakukan secaraberkala dalam periode waktu tertentu misalnya: mingguan, bulanan bahkan mungkin tahunan. Hal ini sangat bergantung pada seberapabesar pengaruh bagian tersebut terhadap kinerja seluruh bagian sistem itu sendiri. Pada bagianbagian yang sangat penting perlu dilakukan pemantauan secara terusmenerus tetapi pada bagian sistem yang kurang penting dapat dilakukan secaraberkala. Jika pada sistem diterapkan sistem auiomatisasi, maka fungsi pemantauan yang terus menerus dapat dikurangi atau diubah menjadi pemantauan berkala, bahkan mungkin dapat dihilangkan sama sekali karena pemantauannya telah dilakukan oleh sistem itu sendiri. Dalam sistem pengolahan limbah, monitoring perlu dilakukan terhadap peralatan pengolah limbah (aspek teknis) dan limL,ah yang akan diolah maupun limbah yang telah diolah (aspek non teknis). Pemantauan aspek teknis telah tercantum dalam tabel IV. I untuk limbah padat dan tabel IV.2 untuk limbah cair. Sedangkan aspek non teknis adalah parameter-parameter baku mutu yang disesuaikan dengan karakteristik masingmasing sistem pengolah limbah bergantung pada jenis limbah dan metode pengolahannya. a. Limbah Padat

Pemantauan pengolahan limbah padat dilakukan terhadap aspek teknis IPLP dan aspek non teknis terhadap limbah padat J'ang akan diolah dan hasil olahannya. Pemantauan aspek teknis IPLP sangat bergantung pada metode yang dipilih untuk mengolah lirnbah padat tersebut seperti yang tercantum ddam tabel IV.1. Sedangkan pemantauan terhadap limbah

Pedoman Limbah Padatdan Cair

l13

yang akan diolah perlu dilakukan sebabtidak semua jenis limbah padat dapat langsung diolah dengan metode yang digunakan, misalnya perlu penyesuaianukuran dengan cara dipotong , karena ukuran limbah harus dapat masuk ke dalam ruangansistempengolahlimbah. Tujuan pe'golahan limbah padat rnedisadalah menghilangkansiFat infeksiusnya,yaitu dengan cara menghancurkanbakteri-bakreri yang ada didalamnya. untuk melihar keberhasilan sistempengolahanlimbah padat medis perlu dilakukan pemanrauanterhadapsifat infelaius terhadaplimbah yang telah diolah, yaitu denganqua memantaukeberadaan bakreri rerrentu yang dapat dijadikan acuan. Bakteri yang biasa digunakan sebagaiacuan dalam pengolahanlimbah padarmedisadalahSporadari B.stearothennophihs ATCC I29Bo dan B.sabtilis (glob;gOArcc 9372, sporadari kedua bakreri ini dapat bertahan hidup_padasuhu tinggi melebihi daya tahan dari bakteri jenis lain yang lebih patogen. Pemantauan dapat dilakukan pada abu dan asaphasil insinerasiatau limbah yang telah mengalamipengolahandengan metode lain yang bukan insirrerasi. Sporakeduabakteri ini telah dijual secara komersiai dan dapar cibeli jika <iiperlukan sebagai bakteri pembanding. Selain sifat infeksiusnyaperlu dipantau aspekrerhadappencemaran Iingkungan, unruk maksud ini dapat digunakanacuan-acuarl ya-ngtelah ditetapkan oleh pihak yang kompeten,yaitu acuan yanB disusun oleh KLH misalnya : PeraruranPemerintahNomor r9lrggg jo peraruran Pemerintah Nomor 85 v Tahun 1999 tentang pengelolaanLimbah Berbahayadan Beracun, dan KeputusanMenreri Lingkungan Hidup No : KEP-13/MENLH/3/1995 rentangBaku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak. Limbah Cair Monitoring penanganan limbah cair dilakukan terhadap aspek teknis IPAL dan aspek kualitas air limbah. Aspek teknis IpAL yang dilaporkan meliputi kegiatan-kegiataa yang sudah dijelaskan pada tabel M2. Sedangaspek kualitas limbah cair yangdimonitor meliputi : b.

PedomanUmbah Pa&r dan Cair

Monitoring Berkala : Monitoring yang dimaksud adalah melakukan pengabilan sampel/contohlimbah cair pada inlet dan oudet IPAL untuk dilakukan pemeriksaandi laboratorium lingkungan (misal BTKL, LabKesdan lainnya).Monitoring berkalaini dilakukan berkaladengan frekuensiminimal I kali setiap 3bulan, secara denganpararneter yarrgdiperiksa sesuai denganSK menlH No. Kep-58/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi kegiatan Rumah Sakit, atau mengikuti baku mutu limbah cair sesuai peraturandaerahyang berlaku. Monitoring Monitoring lapangan(in rarneterpH, 4.5.2. Evaluasi Limbah Padat Hasil analisislaboratorium terhadappemantauanhasil pengolahan limbah perlu dilakukan evaluasiuntuk memberikan penilaian terhadap kinerja sistem.Jika hasilnyamenunjukkan ketidak sesuaian dengan nilai baku mutu yang disepakatimaka perlu dilakukan perubahanatau perbaikan pada sistempengolah limbah sehinggakinerjanya meningkat sesuaidengan yang diharapkan.Jika hasil evaluasimenunjukkan nilai penyimpanganyang sedemikian besar mungkin perlu dilakukan pemeriksaanyang tiliti (ouerhaul) terhadap sistem seclra keseluruhan. a. Limbah Cair Hasi! analisis iimbah cair yang diperoleh dari laboratorium lingkungan perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui kinerja IPAL b. rutin (swa pantau) : yang dimal<sudadalah melakukan pengukuran situ) setiaphari pada ktralitasair limbah denganpasuhu, Dissolued Oxygen(DO), KMnO4 dan TSS.

Pedoman Limbah Padardan Cair

@
sekaligus untuk mengukur pentaatan air limbah hasil olahan terhadap baku mutu yang berlaku. Untuk mengetahui tingkat pentaatan terhadap baku mutll, maka setiap paralneter air limbah hasil pemeriksaan laboratorium, konsentrasinya dibandingkan dengan baku mutu limbah cair yang berlaku. Apabila konsentrasi seluruh parameter limbah cair berada di bawah baku mutu limbah cair, maka IPAL di nilai memiliki kinerja olah yang baik, dan sebaliknya. Sementara hasil pengukuran moniroring rutin digunakan sebagai peringatan dini (early uarning) terhadap kinerja olah IPAL. Apabila di ketahui hasil pernerilsaan harian (swa pantau) melebihi standar, maka perlu segera di lakukan upaya perbaikan agar tidak mengganggu sistem secara keseluruhan. Atas hasil analisis pemeriksaan limbah cair rumah sakit ini, maka perlu dilakukan penyusunan laporan, baik secarainternal terhadap direksi/ manaiemen RS maupun secaraeksternal terhadap instansi terkait, sePerti Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup/Bapedalda dil. Sistem pelaporan akan dilaksanakan secara periodik/berkala yang berisi kondisi kualitas dan kuantitas lingkungan Rumah Sakit selama tahap operasi beserta kegiatan rumah sakit yang terkait dengan lingkungan. Vaktu pelaporan disesuaikan dengan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Pelaporan ditujukan kepada Kepala Dinas KesehatanPropinsi sebagai instansi pembina dengan tembusan kepada Kepala BPLHD dan Kepala Suku Dinas Kesehatan setempat. Seluruh informasi kegiatan pengawasan dan pemeliharaan harus disimpan secara rapi dan teratur sebagai bahan rencana tindak lanjut. Selain itu, data tersebut dapat dijadikan sebagai bahan analisis kinerja dan barang bukti dalam proses penataax regulasi. Seluruh informasi kegiatan pengawasan dan pemeliharaan harus disimpan secara rapi dan teratur sebagai bahan rencana tindak lanjut. Selain itu, data tersebut dapat dijadikan sebagai bahan analisis kinerja dan barang bukti dalam proses penaatan regulasi.

l16

PedomanLimbah Padatdan Cair

BAB V KESEFIAIAN DAN KESEI..AMATAN IGRJA PETUGAS PENGELOIA LIMBAH

5.1

Prinsip- prinsip

Pengelolaanlimbah rumah sakit harus menyertakan upaya perlindungan dan pemantauan kesehatandan keselamatankerja bagi petugas rumatr sakit, baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsungdenganlimbah secara menyeluruhdan terus menerus.Beberapa aspekyang perlu dicakup dalam upaya ini meliputi: . Pelatihan yang tepat untuk petugas(pelatihan K3 dan instrunentasi limbah padat dan cair ) penanganan . Penyediaan perdatan dan pakaianunruk perlindungan petugas . . Pembuatan program kesehatan kesehatan bagi petugaskhusus minimal 1 Dilakukan pemeriksaan tahun satu kali (medicalChecbUp) yairu pemeriksaandarah lengkap, HBsAg. Pemberianimunisasihepatitisbila diperlukan MSDS (Material Safe,rData Penang2rr?.n pascapajanansesuaidengan Sheet)

. .

Pelatihan bagi petugassangatpenring agar mereka mengeuhui dan memahami risiko potensid yang berasaldari limbah, sehinggaPetugas akan sangatmengerti perlunyaperalatandan pakaianpelindung. Demikian pula dengan imunisasi yang tenilnya sangatbermanfaat bagi pencegahan penularan penyakit, khususnyayang disebabkanoleh virus hepatitis B. Petugasrumah sakit yang memiliki risiko dampak limbah antara [ain petugas keperawatan, kebersihan,laboratorium, operator dan teknisi pemeliharaan perdatan pengolah limbah.

PedomanLimbah Padatdan Cair

tt7

tw.) \r,/
5.2 Perlindungan Petugas Pemilahan, transporrasi,penanganandan pembuanganlimbah rumah sakit mencakup penangananterhadapmarcri yang beroorensi membahayakan manusia.oleh sebabitu, perlindunganuntuk mencegah cederasangatpenting unruk semuaperugas ya.g berisiko. petugasyang bertanggungjawab dalam pengelolaanlimbah harus memastikanbahwa semua risiko sudah teridentifikasidan perlindunganyang cepartelah tersedia. AIar Pelindung diri : terganrungkepadabesarnya Jenis alat pelindung yang dipakai-sangat risiko yang berkaitan dengan limbah rumah sakir. Berikut ini perincian alat pelindung yang perlu disediakanbagi perugaspengumpulan arau penangananlimbah: . Helm, denganarau ranpapenurup wajah,penggunaannya terganrung pada jenis kegiatannya. ' . Masker wajah, yang diiengkapidenganfilter untuk mengabsorbsi gas. Pelindung mara (t&ry gogle), penggunaannya rerganrungpada jenis kegiatan. ouerall (coverall, seperti pakaian bengkel),wajib sesuaiperundangan. Sarung tangax sekali pakai (bagi saf medis) atau sarung rangan untuk tugasberat (bagi tenagapenanganan limbah), wajib sesuai perundangan. Celemek kedap air unruk rumah sakit, wajib sesuaiperundangan. Pelindung kaki dan/atau sepatuboot unruk rumah sakir, wajib sesuai perundangan.

/"-:\,

' ' . '

Di bawah ini pakaian pelindung untuk ransportasi limbah rumah sakit yang direkomendasikan.

PcdomanLimbah Padatdan Cair

Gambar 23. Nat dan pakaianpelindung diri

PedomanLimbah Padatdan Cair

l 19

dilengkapi d.ng.r, sabunharusdisediakan bagisemua ,.#f berhubunganlangsung

Higiene Perorangan : Higiene perorangan yg.t pendng untuk menurunkan risiko yang muncul akibat penangananlimbah .,r-"f, sakir. Fasiliras cuci ta maupun tidak langsungdenganlimbah.

iil;

Imunisasi Infeksi oleh virus. hepatitis B dilaporkan telah menyerang perugas dan pengolahlimbah, ,.hinggape.ru dirakukan p-;; IT*":* imunisasi. Selaini,', semuapetugaspnangananlimbah perlu diimunil*i ,.."r*. PelaksanaanPengelolaan Seluruh kegiatan pengelolaanyang digambarkan dalam pedoman ini merupakan upayap.ng.nd"li* .irit o"y"ng harus dilakukan secara baik dan benar' Beberapaperar,s"na"np.ng"lol""r yang perlu mendapatkan perhatian meliputi: limbah (taas.te segregation), yakni memilah beberapa jenis lnl*"t dengan seriapkemasanlimbahnia. Pengemasanyang sesuai pachaging), yakni mencegah ,\apTripriate

;", *ll'::la,_cermar fe menggambarkan berbeda dan khusus da-n risiko yang berkaitan

dalam *ad.ah_*"dah ;;

;;;;;

fe;ilJ;"" l*TllU*t yang jelas, pelabelan jenis dan sumber limbah lebih -.-,rngki.k"r, mudah dikenali. *TP",.O."ampungan yang limbah yang sesuai(appropiate udstestorage)' yakni membatasi akseshanyai"d"*o.*g y*g L..k pentingan, menjaga agar tidak menjadi sarang ,..*gg" ir' b]rr*r'r; p;;g:r"., dan mencegah konraminasi r.-ki."rrrfr Tiansportasi yang sesuai"r." (al,propriite tranrportation), yakni mengurangi risiko yang dihadapi petugas yang terpajan limbah.

I:l*1f

ti:o,1rym.linJ""!i-p.r,,g,,a-jr."","iJ;;l;;;T.
limlih (taaste ;d,rltf,ntiinr melarui

PedomanLimbah Padatdar Cair

Tindakan Khusus Dalam Kejadian Tirmpahan Zat betbahaya Bila terjadi tumpahan cakan zar berbahaya, khususnyabila terjadi percikan, petugasyang membersihkanharus menggunakanalat pelindung mata, masker,sarung rangandan overall. Respirator (masker gas) sangat dibutuhkan jika kegiatan yang dilakukan sangat berbahaya, misalnya kegiatan yang melibatkan debu toksik, pembersihanresidu insinerator atau pencucian aiat terkontaminasi. Residu harus dikumpulkan semuanya dengan menggunakan peralatan tangan (misalnyasekop),kemudian dimasukkan ke ddam wadah yang aman. Tetesan merkuri metalik yang tumpah harus segera dikumpulkan. Jika bocoranatau tumpahan mengandung materi infelcsius, lantai harus dibersihkandan didisinfeksi setelahsemualimbah terkumpul. Dalam mengantisipasikejadian cedera dan pajana^ zat y^ng berbahayadiperlukan adanyaprogram penanganandan disosialisasikan kepadaseluruhpetugas rumah sakit.Programdibuat denganmengarrdung unsur-unsursebagai berikut: . Melakukan tindakan P3K (PertolonganPertama Pada Kecelakaan) segera, seperdmembersihkan luka dan kulir, membilas mata dengan air bersih, dan sebagainya. . Segera melaporkankejadianyang terjadi pada petugasyang ditunjuk jawab. (Menyimpan segala khusus bertanggung sesuatuyang terkait dengan kejadian,menjelaskan secaraterinci sumber nya'untuk mengidenrifikasi masalahkesehatan yang mungkin terjadi. . ' . . Melakukan surveilanskesehatan. Melakukan pemeriksaan darah atau pemeriksaanlain yang dianjurkan. Melakukan pencatatankejadian. Investigasi kejadian, mengidentifikasi dan menerapkan tindakan perbaikan untuk mencegahkejadian di masayang akan datang.

Pedoman Limbah Padardan Cair

DAFTAR PUSTAKA
l.

2.

GUIDANCE FOR EVALUATING MEDICAI \'ASTE TREATMENT TECHNOLOGIES. Final Report, prepared by: office of Solid waste u.S. EnvironmenralProtectionAgenry.\Tashington,D.C 20460. January1993 chlorinated Dioxin and Furan Formation, Conrrol and Moniroring presentedar II ccR Meeriing Research riiangre park September 17, 1997 Dr. Brian Gullett EpA (9r9) 54r_rfia O.. @ Randy Seeker EER Corporation (7|4) g59-ggj I RSeeker@comp,rr.ru...oIncineration and Dioxins Review of Formation processes A consurrancy funded by Environmenr Australia Deparrment of the Environmenr and Herimge Preparedby Environmentar and Saferyseriices @ commonwealth ofAusrralia 1999

4.

ResearchDevelopment and Design of a simpre Sorid waste Incineraror DepartmenrFor InternarionalDevelopmentUK projecr to be implemented by InrermediateTechnology ConsultanmLimited schumacher centre for Technology and Developmen r, Bourron Hall, Bourton-on-Dunsmore, Rugby cv23 9QZ uK Inregratedskills Limired l0 Broadbenr Close, 2o-22 Highgate High Street,London, N6 jJW. operating Experience of a Dry scrubber/Baghouseat the Shulin '$?'asre-toEnerry Incineration Plent , Liang chia chang.w. L. Gore (Far & Associares East)Ltd. (Thiwan Branch) 4t}r Flooa No. 136 Secrion 3, Nanking Fast Road, Thipei, Thiwan, Republic of China ; Keith Fritsky ; John R. Darrow; \( L. Gore &Associares, Inc. l100 trwisville Road,po. Box l100, Erkton, M"rjland21922-1100, u.s.A. @ copyrighr 200r ]J(4L. Gore & Associates, Inc. Thermal Desorption Technolory Tieatment oFobsolete pesticides Folrowed by Integrated Revitalisation Edward Somius THERMAL DEsoRprIoN TECHNOLOGY GROUP LLC. of North AmericaTERRA HUMANA Clean Technolory Engineering Ltci. of Hungary

5.

6.

Pcdoman Limbah Padatdm Cair

\"M' .{jY
a

/rfd\

TECHNICAL REQUIREMENTS FOR ON-SITE LO\T TEMPERATURE THERMAL TREATMENT OF NON-HAZARDOUS SOILS CONTA.I.IINATED VT{TH PETROLEIJMI COAL TAR/ GAS PII.NT \TASTES -Final-May 29, 1996 preparedby The InterstareTechnorogy and Regulatorycooperation Low tmperature Thermal Desorption Task Group TECHNICAL REQUIREMENTS FOR ON-SITE THERMAL DESORP. TION OF SOLID MEDIA CONTAMINATED \NTH HAZARDOUS CHLORINATED ORGINICS -FINAL-September 18, 1997 prepared by The InterstateTechnolog;r and Reguratorycooperacion \zork Group Low Temperature.Thermal Desorption \ffork Team GUIDELINES FOR ON-SITE THERMAL DESORP. TION OF SOLID MEDIA AND LO\r LEVEL MIXED \VASTE CONTAlv{I NATED'srITH MERCURY AN D/oR FTAZARDO us c H Lo zuNATED ORGANICS -FINAI- Sepcember 2, r99B preparedbyThe InterstateTechnologyand Regulatorycooperation vork Group Low Temperature Thermal Desorprion'Work Team Universiqvof Pennsylvania National Environrnenral Educarion and riain, ing cenrer (IUP-NEETC) Gordon Hall, 301 Easr'walkIndiana,pA 1570i> TECHNICAL REQUIREMENTS FOR ON-SITE LO\f TEMPERA. TURE THERMAL TREATMENT OF NON-HAZARDOUS SOILS CONTAMINATED \flTH PETROLEUM/ COALTAR/ GAS PLANT \TASTES - Final- May 29, 1996 preparedby The InrersrateTechnology and Regularory cooperation Low Temperacure Thermal Desorption Task Group. TECHNICAL

10. THERMAL DESORPTION rsDs prEarer: Dr. Karhleen Miezi. Indiana

I l.

t2. Thermal Desorption FederalRemediationTechnologies Roundtable, uSA.


hmp://www.frtr.gov Published:October I 997

1 3 . Badan Pengkajiandan Penerapan Dampak Lingkungan. 1999. pelayanan


Informasi Elektrcnik Untuk paket Teknologi pengolahanAir. Direktorar Teknologi Lingkungkungan. Bpp! Jakarra.

Pedoman Limbah Padatdan Cair

14. Depertemin Kesehaan.t999. PedomanSanitasiRumah sakir Di Indonesia. Ditjen PPM dan PL. Jakarta.

t5. Djajadiningrat A. T 1998. Perencanaan Pengolahan Air Buangan. Modul


Kuliah Universitas Sahid. Jakarra.

16. McKane, larry and Kandel Judy. 1996. Micobiologi Essentials and ApplicaL /.

tions. McGraw-Hill Book Company. New York. Metcalf & Eddy. 1991. 'Wastewarer Engineering Treatment, Reuse.3'd ed. McGraw-Hill, Inc., New York.

Disposal and

18. Moersidik, SS. 1993. Penanganan Limbah Rumah Sakit SebagaiUpaya


Mcngurangi Beban Pencemaran Lingkungan, Seminar Limbah Rumah Sakit, PPST dan FT Universitas Indonesia.Jakarta.

19. Qasim S.R1985. 'Wasre'W'ater TiearmenrPlanc,Pianning, Design and Operation. CBS College Publishing.America.

'20. Sugiharto. 1987. Dasar-dasa-r Pengelolaan Air Limbah. Penerbit Uni',.ersiras


Indonesia, Jakarta.

21. Tchobanoglous.G.l99l . Vasrewarer Engineering: Treatment,Disposd and


Reuse(Metcalf & Eddy, Inc.3 rd, revised). McGraw-Hill.Inc. NewYork

22. Badan Pengkajiancian Penerapan Dampak Lingkungan. 1999. Pelayanan


Informasi Elektronik Untuk Paket Teknologi Pengolahan Air. Direkrorat Teknologi Lingkungan. BPPI Jakarra.

23. McKane, Larry and KancielJudy. 1996.Micobiologi Essentials and Applications. McGraw-Hill Book Company. New York.

24. Metcalf & Eddy. 1991. WasrewarerEngineering Ti.eatment, Disposal and


Reuse.3 ^ded. McGraw-Hill, Inc., New York.

25. Moersidik, SS. 1993. PenangananLimbah Rumah Sakir SebagaiUpaya


Mengurangi Beban Pencemaran Lingkungan, Seminar Limba,\ Rumah Sakit. PPST dan FT Universitas Indonesia.Jakarra.

26. Qasim S.R1985. Vasre'WarerTiearmentPlant, Planning, Design and Operation. CBS College Publishing. America.

t24

Pcdoman Limbah Padat dan Cair

Tchobanoglous'G'199l 'wastewater Engineering : Tieatment,Disposaland Reuse(Metcalf S<EddX Inc. 3 rd, revised). McGraw_Hill.Inc. Ne,,vyork. 28. Pengelolaan Aman Limbah Layanan Kesehatan, editor: A. pruss,E. Girourr, P Rushbrock; Alih Bahasa: Munaya Fauziah,Mulia Sugiarti, Ela iaeiasari; Ediror edisi Bahasa Indonesia:palupi Vidyasruri; Jakarra;EGC, 200j. )ct Reinhardt, PeterA. and Judirh G. Gorrion; Infectious and Medical \Vasre Management;Chelsea, Lewis publishers, Inc; 1991.
)7

30. Cameron, \Tilliam & Frank L. cross operadon & Maintenance of SewJr,

3 r.

l976,.W.estport corder A.s.' Alih BahasaKusnul Hadi, Teknik Mana.iemen pemeliharaan, Penerbit Erlangga, 1992, Jakara Noyes Data Corporation,-I 991, New

ageTieatment Plants,'.lechnomicpublishing Co.,

32. l.andrum, VJ. & R.G. Banrorr, Medical \7aste Managemenr and Disposal,
Jersey.

33. Q.im, Syed R, Vasrewarer Tieatmenc plants, planning, Design and Op_
eration, CBS Collegepublishing, 19g5, Newyork.

Pedoman Limbah Padat dan Cair

125

You might also like