You are on page 1of 66

BAB II

DASAR-DASAR RESERVOIR PANASBUMI


Usaha untuk membuat klasifikasi sistem panasbumi telah lama dilakukan
oleh para ahli dengan mempelajari karakteristik berbagai reservoir panasbumi yang
terdapat diseluruh dunia. Parameter-parameter yang digunakan sebagai dasar
klasifikasi sangat beraneka ragam, diantaranya adalah berdasarkan sistem panas.
Berdasarkan sistem panasnya, reservoir panasbumi dapat digolongkan menjadi :
Sistem Hidrothermal, Sistem Hot ry !o"k, #eopressure dan Sistem $agma. Sistem
Hidrothermal itu sendiri berdasarkan fasa fluida yang dikandungnya dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu : sistem fasa %Liquid Dominated& dan sistem fasa %Liquid
Dominated dan Water Dominated&.
2.1. Pembentukan Reservoir Panasbumi
!eservoir panasbumi biasanya terdapat didaerah gunung api purba %post
volcanic&. 'arena proses post volcanic tersebut menyebabkan dinginnya "airan
magma yang kemudian akan menjadikannya sebagai salah satu komponen reservoir
panasbumi yang disebut sumber panas.
(kibat dari pross gunung api terbentuklah sistem panasbumi yang
dipengaruhi oleh proses-proses geologi yang baik yang sedang berlangsung atau
yang telah berlangsung didaerah post vol"ani", sehingga memungkinkan
terbentuknya suatu lapangan panasbumi yang potensial untuk diproduksikan.
2.1.1. eori !em"en# ektonik
)eori ini membagi kerak bumi menjadi dua jenis, yaitu kerak benua dan
kerak samudera. apat dikatakan bah*a bahan yang membentuk kerak benua terdiri
dari batuan yang mengandung unsure sili"a dan alumina, sedangkan kerak samudera
terdiri dari batuan yang padat, ber*arna gelap dan banyak mengandung sili"a dan
magnesium.
Batasan antara masing-masing lempeng, merupakan tempat-tempat dimana
terdapat daerah-daerah bergempa dan gejala pembentukan pegunungan. 'erak benua
disebut lapisan granites, karena batuan yang membentuk kerak utama bersifat granit,
sedangkan kerak samudera disebut lapisan basaltis.
2.1.2. Mo$e% Sistem umbukan !em"en#
$odel sistem pergerakan lempeng yang dikenal ada tiga ma"am berdasarkan
pergerakannya, yaitu pergerakan saling menjauh %divergen&, pergerakan saling
mendekat %konvergen& dan pergerakan yang saling berpasangan. $odel pergerakan
yang berbeda akan menghasilkan peristi*a dan lingkungan+batas yang berbeda-beda
antara lempeng-lempeng litosfer tersebut, tergantung pada pergerakan relative serta
jenis lempeng yang bertumbukan tersebut. isinilah biasanya terjadi pembentukan
daerah reservoir panasbumi.
2.2. &om"onen Reservoir Panasbumi
Syarat terbentuknya suatu reservoir panasbumi dari beberapa komponen,
antara lain adanya sumber panas, batuan reservoir, batuan penutup, air dan sistem
re"harge dan dis"harge.
2.2.1. Sumber Panas
i dalam pembentukannya, reservoar panasbumi memiliki persyaratan yaitu
tersedianya sumber panas atau batuan panas. Biasanya sebaran sumber panasbumi
terdapat di dalam jalur gunung api. alam sistim panasbumi, salah satu sumber
panas adalah berupa magma. Se"ara umum magma dapat diartikan sebagai "airan
panas atau larutan silikat pijar yang terbentuk se"ara alamiah, bersifat mudah
bergerak, bersuhu antara ,-- . / 00-- . dan terbentuk pada kerak bumi bagian
ba*ah hingga selubung bagian atas.
Batuan tersebut berfungsi sebagai pemanas a1uifer, yang nantinya akan
berubah menjadi "ampuran uap dua fasa. Batuan tersebut dapat berupa granit atau
tubuh batuan ploton yang menyebar disekitar pegunungan. apat juga dari panas
yang ditimbulkan oleh pergeseran sesar aktif disepanjang bidang sesar.
2.2.2. Batuan Reservoir
Batuan reservoir berfungsi sebagai penampung air yang telah dipanasi atau
uap yang telah terbentuk sehingga sesuai dengan fungsinya batuan ini harus
mempunyai sifat-sifat fisik antara lain permeabilitas, dimana dapat meluluskan fluida
pada gradient tekanan tertentu dan adanya porositas serta konduktivitas panas.
#ambar 2.0.
Sebuah $odel Sistim Panasbumi
3&
Bahan lepas gunung api %pyroclastic-pyroclast : S.H$4, 0,50& dihasilkan
oleh serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunung api. 4stilah lain yang
sering dijumpai adalah bahan hamburan %ejacta&, yang merupakan keratin batuan
yang dikeluarkan pada saat terjadinya letusan gunung api. an berdasarkan asal
mulanya bahan hamburan dibedakan menjadi bahan juvenile %essential, cognate,
juvenil&, bahan tambahan %accessories& dan bahan asing %accidential&.
Bahan juvenile adalah bahan yang dikeluarkan dari magma terdiri dari
padatan atau partikel tertekan dari suatu "airan yang mendingin dan kristal
%pyrogenic crystal&, bahan tambahan adalah bahan yang berasal dari letupan
sebelumnya pada gunung api yang sama %gunung api tua& sedangkan bahan asing
merupakan bahan hamburan yang berasal dari batuan non gunung api atau batuan
dasar, sehingga mempunyai komposisi beragam.
Seperti halnya lava pengendapan bahan lepas gunung api dapat didaratan
maupun dilaut. Bahan lepas gunung api yang jatuh kedalam "ekungan pengendapan,
dimana saat itu sedang terjadi pengendapan normal, maka kemungkinan besar bahan
lepas akan ber"ampur dengan lempung, lanau, pasir, kerikil. Batuan yang terbentuk
akibat proses demikian disebut dengan sediment abuan %ashy sediment& apabila
belum mengalami pengompakan atau batuan sediment tufran, apabila telah
mengalami pembatuan sehingga dikenal lempung tufran, pasir tufran dan kerikil
tufran.
Per"ampuran piroklastik dengan sediment dapat pula terjadi 'aren aproses
erosi dan pengendapan kembali. 6nggokan bahan lepas gunung api ditempatnya
semula apabila terkena proses erosi, terangkat dan kemudian terendapkan kembali
didalam suatu "ekungan tentunya akan mengalami proses pengotoran selama
pengangkutannya. 7ndapan yang terjadi karena proses demikian disebut batu
lempung gunung-apian %volcanic claystone&, serpih gunning-apian %volcanic shale&,
batu pasir gunung-apian %volcanic sandstone&, konglomertar gunung-apian %volcanic
conglomerate& dan sebagainya.
2.2.'. Batuan Penutu"
Syarat dari batuan penutup adalah sifatnya yang tidak mudah ditembus atau
dilalui "airan atau uap %Impermeable&. Batuan ini adalah hasil letusan gunung api
seperti lava dan piroklastik. Selain itu lapisan batuan yang impermeable ini dapat
terbentuk juga oleh proses kimia yang disebut self sealing sebagai berikut :
0. Pengendapan mineral-mineral dari larutannya, terutama sili"a.
2. (lterasi hydrothermal batuan-batuan permukaan yang menghasilkan kaolinisasi
2.2.(. Sistem Re)*ar#e $an Dis)*ar#e
Sistem recharge merupakan suatu siklus air yang dibutuhkan bagi suatu
reservoir panasbumi untuk tetap mempertahankan kondisi produksi uap panas
%steam& suatu reservoir panasbumi. (danya sistem re"harge ini terbentuk dari sumber
air %sungai, mata air dan hujan& dan dapat pula dengan mengunakan penginjeksian.
$a"am-ma"am tipe air yang ada pada panasbumi menurut 8H4)7 0,9:, yaitu :
- (ir ;uvenil %Juvenile ater& merupakan air baru yang berasal dari magma batuan
utama dan yang sebelumnya bukan merupakan bagian dari lithosfer.
- (ir magmatik %magmatic ater& merupakan air yang berasal dari magma saat
magma menggabungkan air meteorik dari sirkulasi yang dalam atau air dari
bahan-bahan+material-material pengendapan.
- (ir meteorik %meteorik ater& merupakan air yang terakhir terlihat dalam
sirkulasi atmosfer.
- (ir purba %connate ater& merupakan air fosil yang telah keluar dari hubungan
dengan atmosfer untuk periode geologi yang panjang. (ir tertutup oleh formasi
batuan yang dalam.
- (ir metamorfis %metamorfis ater& merupakan perubahan khusus dari air purba
yang berasal dari mineral hydrous selama rekristalisasinya untuk mengurangi
mineral hydrous selama proses perubahan bentuk.
Sistem re"harge dapat dibedakan menjadi dua sistem natural recharge dan
sistem artificial recharge! Sistem natural re"harge merupakan sistem alami, dimana
sistem ini berasal dari sumber air disekaliling reservoir panasbumi. Sampai sekarang
sistem ini masih banyak diteliti baik dari segi kelangsungannya maupun kondisi
sistemnya. Sedangkan sistem artifi"ial re"harge merupakan sistem buatan, pada
kondisi ini umumnya menggunakan injeksi dimana melalui sumur-sumur tertentu
dilakukan penginjeksian air kedalam reservoir panasbumi yang diharapkan dapat
menambah atau mempertahankan sistem re"harge yang ada dalam reservoir. (ir
yang diinjeksikan merupakan air yang berasal dari kegiatan produksi baik dari
pembangkit tenaga listrik maupun kegitan sumur. .ara tersebut sudah banyak
dilakukan pada lapangan-lapangan panasbumi termasuk 4ndonesia.
2.'. +eo%o#i Sumber Panasbumi
Pada umumnya proses geologi men"akup perubahan struktur perlapisan dan
stratigrafi pada daerah vulaknik. Proses pengangkatan mengakibatkan terbentuknya
struktur yang potensial untuk sistem panasbumi seperti graben, sesar dan kaldera.
2.'.1. Petro%o#i
Petrologi adlah ilmu yang mempelajari batuan pembentuk kulit bumi, yang
men"akup "ara terjadinya, komposisi, klasifikasi dan hubungannya dengan proses-
proses sejarah geologinya.
Batuan merupakan semua bahan yang menyusun kerak bumi dan suatu
agregat %kumpulan& mineral-mineral yang telah menghablur. Se"ara genesanya
batuan dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu :
0. Batuan Beku %Igneous "ock&
$erupakan kumpulan interlocking agregat mineral-mineral silikat hasil
penghabluran magma yang mendingin.
2. Batuan Sedimen %#edimentery "ock&
$erupakan batuan hasil lithifikasi bahan rombakan batuan hasil denudasi atau
hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan organisme.
3. Batuan $etamorfosa %$etamorphic "ock&
$erupakan batuan yang berasal dari batuan induk yang mengalami perubahan
tekstur dan komposisi mineral pada fasa padat sebagai akibat perubahan kondisi
fisika %tekanan, temperature, tekanan dan temparatur&.
2.'.2. Strati#ra,i
idalam penyelidikan stratigrafi ada tiga unsure penting pembentuk
stratigrafi yang perlu diketahui, yaitu unsure batuan, perlapisan dan struktur
sediment.
0. Unsur Batuan
Unsur batuan terpenting pembentuk stratigrafi yaitu sediment. Batuan sediment
yang berlapis-lapis menunjukkan urutan-urutan perlapisan ditinjau dari kejadian
dan *aktu pengendapannya maupun umur setiap lapisan.
2. Unsur Perlapisan
$erupakan sifat utama dari batuan sediment yang memperlihatkan bidang sejajar
yang diakibatkan oleh proses sedimentasi. Perlapisan batuan sediment dibentuk
oleh proses pengendapan pada lingkungan pengendapan tertentu.
3. Bidang Perlapisan
$erupakan bidang yang di*ujudkan dari kenampakan suatu mineral tertentu,
besar butir, dan bidang sentuhan yang tajam antara dua lithologi yang berbeda.
Suatu bidang yang bersedimentasikan sesuai bidang kesamaan *aktu disebut
<isochron surface=. >apisan merupakan stratigrafi yang terke"il dengan ketebalan
beberapa milmeter sampai dengan puluhan meter terdiri dari satu ma"am batuan
yang homogen, dibatasi bagian atas dan ba*ah oleh bidang perlapisan se"ar tajam
atau se"ara berangsur.
Pada daerah vulkanik pembentukan juga dikontrol oleh proses sedimentasi
yang terjadi jutaan tahun yang lampau. imana pada daerah ini reservoir panasbumi
terbentuk akibat proses sedimentasi hasil letusan gunung api. Perlapisan batuan pada
lapangan panasbumi se"ara umum merupakan endapan terulang yang terdiri dari
porfiritik andesitan dengan hasil piroklastik, tuffa lapili dan beberapa lapisan breksi.
Stratigrafi daerah vulkanik disusun berdasarkan satuan lithologi %lithostratgrafi&
dengan mengadakan korelasi dari sumur-sumur yang ada.
2.'.'. Struktur +eo%o#i
alam pengamatan struktur kulit bumi untuk mendapatkan data struktur
perlapisan sangat bergantung pada pengetahuan geologi struktur. #eologi struktur
didefinisikan sebagai studi yang membahas bangunan arsitektur dari kulit bumi dan
gejala yang menyebabkan terjadinya perubahan pada kulit bumi.
alam mempelajari struktur geologi, terdapat beberapa masalah antara lain
bentuk, kondisi fisik yang mempengaruhi pembentukan serta bagaimana
mekanismenya. ;adi inti dari geologi struktur adalah deformasi dari bumi, apa yang
menyebabkan, serta apa akibatnya.
Pembentukan struktur kulit bumi dipengaruhi oleh tekanan dan temperature
pada saat pembentukan serta gaya distribusi yang menyebabkan bentuk akhir %akan
mempengaruhi hasilnya&. Pada umumnya gaya yang menyebabkan bentuk struktur
adalah gaya-gaya compression, tension, couple dan torsion, sehingga dapat terjadi
tiga fase atau perubahan.
Struktur batuan adalah bentuk dan kedudukan yang dilihat dilapangan
sekarang. Hal ini merupakan hasil dari proses, yaitu :
0. Proses pembentukan batuan, dimana saat itu akan dibentuk struktur-struktur
primer.
2. Proses yang bekerja kemudian, berupa deformasi mekanis maupun pengubahan
kimia*i batuan setelah batuan terbentuk.
Struktur primer yang terbentuk pada batuan beku berupa struktur aliran %flo
structur& yang sering dijumpai pada lava. (da beberapa hal yang dapat digunakan
untuk menentukan bentuk struktur geologi pada kulit bumi :
a. $elihat langsung dilapangan
b. $elakukan pengeboran pada beberapa tempat kemudian dilakukan korelasi dan
interpretasi
". engan metode geofisika.
Pada daerah vulkanik ada beberapa struktur yang bias aterjadi selama dan
sesudah erupsi gunung api, diantaranya adalah struktur amblesan. Struktur ini
sebagai akibat pengaruh kegiatan magmatik dan semi magmatik, dengan atau tanpa
pengaruh sesar. Struktur amblesan meliputi ka*ah, kaldera, graben serta struktur
yang terjadi se"ara lateral yaitu lipatan dansesar.
1. &a-a*
$erupakan bentuk negative yang terjadi karena kegiatan gunung api.
Berdasarkan asal mulanya dibedakan menjadi ka*ah letusan dan ka*ah runtuhan.
Sedangkan berdasarkan letaknya terhadap pusat kegiatan, dikelompokkan ka*ah
kepundan dan ka*ah samping parasiter. Pengisian ka*ah oleh air hujan akan
menyebabkan terbentuknya danau ka*ah. an letusan gunung api yang mempunyai
danau ka*ah akan menyebabkan terjadinya letusan yang suhunya tinggi.
2. &a%$era
'aldera diklasifiksikan menjadi beberapa jenis berdasarkan proses yang
membentuknya, yaitu :
a. 'aldera >etusan
?aitu kaldera yang disebabkan oleh letusan gunung api yang sangat kuat,
menghan"urkan bagian pun"ak keru"ut dan menyemburkan massa batuan dalam
jumlah yang sangat besar. )ermasuk dalam jenis ini adalah kaldera Badai-San di
;epang serta )ara*era di @e* Aealand.
b. 'aldera !untuhan
isebabkan letusan yang berjalan "epat memuntahkan batuan apung dalam jumlah
banyak, sehingga menyebabkan runtuhnya bagian pun"ak gunung api.
'ebanyakan kaldera terbentuk melalui proses ini. #ambar 2.2. memperlihatkan
kejadian kaldera akibat runtuhan setelah letusan gunung api.
". 'aldera 7rosi
imana erosi yang berkepanjangan akan mampu mengikis bagian pun"ak gunung
api. Ban Bemmelen %0,2,& membuat hipotesis pembentukan kaldera, ia
men"irikan untuk menentukan suatu kaldera diperlukan peletusan tipe peret yang
sangat keras. an letak dari sumur magma tidak perlu dalam tetapi "enderung
mempunyai dapur magma yang sangat dangkal. #as yang sangat berlimpah
didalam magma akan menutup magma menjadi magma yang sangat halus. Selama
terjadi peletusan, permukaan magma akan turun hingga dapur magma, dan terjadi
perluasan garis tengah diaterma.
iaterma yang melebar kearah ba*ah akan menyebabkan kekosongan dapur
magma, sebagai akibatnya akan terjadi penurunan atap dari dapur magma dan
akhirnya terbentuk kaldera.
'. +raben $an .orst
#raben adalah struktur runtuhan yang berdinding lurus yang terjadi dibagian
pun"ak atau keru"ut lereng gunung api. .elah gunung api %volcanic fissure through&
adalah bentuk lekukan memanjang akibat pen"elahan pada tubuh gunung api, terjadi
karena pelengseran salah satu sisi bongkah akibat terobosan tekanan magma+
pembebanan bahan keru"ut yang berlebihan diatas suatu lapisan yang lemah.
>ekukan tektonik gunung api %major volcano tectonic depression& adalah
suatu lekukan yang sangat besar berbentuk memanjang, dipengaruhi oleh proses serta
#ambar 2.2.
Penampang Skematis yang $elukiskan )ahapan Pembentukan (mblesan Bul"ano
)ektonik atau #raben Bemmelen.
0-&
gunung api. Pembemntukannya ditafsirkan berkaitan dengan pengembusan besar-
besaran batu apung saat terjadi letusan, hingga men"apai datran tinggi yang
mempunyai landasan fondasi lemah.
Pada suatu saat akan melengser dan berkumpul pada kaki gunung api dan
membentuk pola kipas alluvial, maka terbentuklah apa yang dinamakan <#ector
%raben=. ;enjang dari pembentukan graben ini dapat dilihat pada #ambar 2.2.
Sedangkan horst merupakan struktur tonjolan yang dibatsi sesar normal pararel.
)erbentuk ketika bidang tonjolan bergerak relatif keatas terhadap bidang hanging
all, #ambar 2.3.
#ambar 2.3.
&orst
0-&
(. &ekar
'ekar adalah rekahan dalam batuan, terjadi karena rekahan atau tarikan yang
disebabkan oleh gaya yang bekerja dalam kerak bumi atau pengurangan dan
hilangnya tekanan dimana pergeseran dianggap tidak ada. 'ekar termasuk dalam
struktur sekunder.
'ekar merupakan struktur paling banyak dijumpai dan pembentukannya
tidak mengenal *aktu. 'ekar dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk, ukuran, dan
"ara terjadinya.
0. Berdasarkan Bentuknya
'ekar Sistematik : selalu dijumpai berpasangan merupakan satu set, arahnya
salaing sejajar.
'ekar tak Sistematik : dapat saling bertemu dan tidak saling memotong
kekar lainnya.
2. Berdasarkan Ukurannya
$icro Joint, ukurannya 0 in"hi %hanya dapat dilihat dengan mikroskop&.
$ajor Joint, ukurannya dapat dilihat pada "ontoh setangan %hand specimen&.
$aster Joint, ukurannya kurang lebih 0-- ft, hanya dapat dilihat melalui foto
udara.
3. Berdasarkan .ara )erjadinya
#hear Joint, kekar yang terjadi akibat tekanan
'ension Joint, kekar pada batuan yang terjadi akibat tarikan
"eleaseJoint, kekar pada batuan yang terjadi akibat pengurangan+hilangnya
tekanan , seperti pada #ambar 2.C.
#ambar 2.C.
'ekar Berdasarkan Bentuknya
2C&
#ambar 2.9.
'ekar Berdasarkan )erjadinya
2C&
Pada lapangan pansbumi di"irikan dengan adanya kekar+joint yang
diakibatkan oleh adanya tekanan dan proses lainnya selama terjadi gunung berapi.
Ukurannya sangat besar bisa men"apai ratusan meter, yang merupakan sumber
panasbumi.
/. Sesar
Sesaradalah suatu rekahan dalam kulit bumi yang mengalami pergeseran,
yang arahnya sejajar dengan biodang rekahannya satu terhadap yang lainnya.
Biasanya terjadi padalapisan yang keras dan lapuk, sehingga sesar merupakan jalur
yang lemah. Banyak dijumpai pada daerah vulkanik yang berumur jutaan tahun.
Bahan yang han"ur pada jalur sesar berkisar antara gauge sampai breksi
sesar. %auge adalah bahan halus+lumat akibat gesekan. alam sesar terdapat
beberapa bagian, diantaranya :
0!&angging Wall %atap&, adalah bongkah yang terdapat dibagian atas bidang sesar.
(!)oot Wall %alas&, adalah bongkah patahan yang berada dibagian ba*ah bidang
sesar.
3. *idang #esar, adalah bidang yang terbentuk akibat pergeseran.
itinjau dari kedudukan sesar terhadap struktur batuan disekitarnya sesar
dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
0. #trik )ault, yaitu sesar yang arah jurusnya sejajar dengan jurus batuan
disekitarnya.
2. Dip )ault, yaitu jurus sesar yang sejajar dengan kemiringan lapisan batuan
disekitarnya.
3. Longitudinal )ault, yaitu arah sesar pararel+sejajar dengan arah utama dari struktur
regional.
C. iogonal atau +blique )ault, yaitu sesar yang memotong struktur batuan di
sekitarnya.
9. 'ransverse )ault, yaitu sesar yang memotong tegak lurus atau miring terhadap
struktur regional, dijumpai pada struktur+ daerah yang terlipat, memotong
sumbu+poros terhadap antiklin.
2.'.(. A%terasi +eot*erma% 0Batuan Reservoir1
Dluida dan batuan reservoir dalam sustu sistem panasbumi saling berinteraksi,
sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi fasa padat atau komposisi
fasa "airnya. Perubahan komposisi ini merupakan hasil nyata dari proses reaksi
kimia*i. (da beberapa definisi dari ahli mengenai alterasi, antara lain :
0. Perubahan komposisi mineralogy dari suatu batuan karena aktivitas hydrothermal
%.ourty,0,C9&.
2. ipakai dalam klasifikasi pada fasa metamorfosa yang bersifat lokal %;im, 0,9:&.
3. imaksudkan sebagai gejala ubahan pada batuan dan mineral sekunder
%#upergene& seperti : replacement, oksidasi dan hidrasi.
;enis-jenis mineral yang terbentuk selama fluida dan batuan berinteraksi
sangat tergantung dari beberapa faktor, yaitu :
Perubahan )emperatur
Perubahan )ekanan
'omponen Dluida
'omposisi Batuan
>aju (liran (ir dan Uap
Permeabilitas Batuan
'onsentrasi .6
2
dan H
2
S dalam fluida mempunyai pangaruh yang terpenting pada
tiap mineralogy sekunder
(sal usul terjadinya pemanasan
)erdapat beberapa tipe alterasi se"ara hydrothermal, menurut Ho"hstein
adalah sebagi berikut :
0. (lterasi >angsung %Pengendapan&
Untuk dapat terbentuk se"ara langsung, maka batuan reservoir harus memiliki
"elah saluran, dari saluran ini fluida %larutan& dapat mengalir. Saluran ini antara lain :
joint, fracture, fault, vug pore dan fissure!
2. (lterasi "eplacement %Penggantian&
'ebanyakan batuan mengandung mineral utama yang tidak stabil. $ineral ini
memiliki ke"endrungan untuk digantikan dengan mineral yang stabil pada kondisi
yang baru. )abel 44-0. memperlihatkan penggantian relative dari mineral primer pada
sistem hydrothermal, serta )abel 44-2. memperlihatkan produk penggantinya.
3. (lterasi Leaching %Pelepasan&
)erjadinya uap terasamkan se"ara oksidasi dari gas H
2
S, batuan yang
memiliki mineral pengganti %attacks rock& yang melarutkan mineral primer tanpa
mengganggu lubang-lubang. (lterasi ini dapat dikelompokkan berdasarkan mineral
yang dihasilkan yaitu :
)abel 44-0
Penggantian !elatif dari $ineral Primer pada Sistem Hidrothermal
09&
a. (lbitisasi
(lterasi yang dihasilkan dari perubahan mineral lain terutama ' feldspar oleh
larutan yang kaya akan @a.
b. (lunitisasi
ijumpai pada batuan beku berbutir halus yang terdapat disekeliling ,ein
epithermal, dihasilkan oleh aktivitas air yang bersifat sulfat.
". (rgilitisasi
Biasa ditemukan pada batuan samping dari ,ein dimana "airan pembentuk akan
mengubah mineral feldspar menjadi lempung
d. 'arbonitisasi
ihasilkan oleh intrusi atau pembentukan mineral karbonat setempat.
e. .hloritisasi
$ineral sebelumnya, umumnya mineral -lluminous )erromagnesian #ilicate
f. 7pidotisasi
Perubahan mineral -lluminous )erromagnesian #ilicate menjadi epidot terdapat
pada "hlorite.
g. Silifikasi
ihasilkan oleh introduksi sili"a dari larutan magmati" akhir.
h. Piritisasi
Suatu perubahan mineral )erromagnesian menjadi Pirit.
)abel 44-2
)ipe Produk Pengganti $ineral Primer karena (lterasi Hidrothermal
09&
2. (lterasi Penghasil 'umpulan $ineral Sekunder
a. Sausiritisasi
Perubahan dari .a-Plagioklas menjadi mineral (lbite atau 6ligoklas, 7pidot,
'alsit, Serisit dan mineral Aeolit.
b. Propilitisasi
(lterasi di"irikan oleh introduksi dan pembentukan setempat mineral 'arbon,
Silika, .hlorite, Sulfida dan 7pidote.
Bentuk-bentuk mineral akibat alterasi :
Beinlet, mineralnya di"irikan urat ber*arna kehijauan
.luster, mineralnya berkelompok menjadi Satu
Stringer, mineralnya berbentuk struktur benang yang terputus
Pada daerah yang dipengaruhi oleh aktivitas hydrothermal, hasil alterasi
batuan diharapkan memberikan informasi kondisi fisik dan kimia selama proses
alterasi berlangsung. 'eadaan ini di"erminkan oleh asosiasi mineral sekunder yang
terbentuk. Hayashi %0,:5&, mengelompokkan proses alterasi berdasarkan mineral
sekunder juga gambaran fisik dan kimi*i selama proses berlangsung, hal ini dapat
dilihat pada )abel 44- 3.
Hasil studi resistivity melalui alterasi hydrothermal %Ho"hstein dan Sharms,
0,52& mengestimitkan alterasi hydrothermal berdasarkan perubahan fisik pada "ore
dan "utting untuk mengetahui tingkat alterasi, antara lain :
0! ,ery Lo atau analter : batuan belum teralterasi dan masih fresh
2. Lo : 2- / C- E
3. $edium : C- - :- E
C. &igh : :- - 5- E
9. ,ery &igh : 5- / 0-- E
Batuan reservoir yang mengalami alterasi akan mengalami perubahan fisik,
seperti :
0. ensitas
Pengendapan mineral se"ara langsung dan solution menjadikan batuan
reservoir akan meningkat densitasnya, sedangkan proses pelepasan akan mengurangi
densitas. Penambahan densitas paling banyak dijumpai dengan porositas asli lebih
ke"il dari 9E.
2. Porositas dan Permeabilitas
Proses pelepasan akan mengurangi porositas, sedang efek terhadap
permeabilitas hanya perubahan ke"il, teratur dan kontinyu. Penurunan permeabilitas
lebih "epat karena banyak dan "epatnya proses pengendapan mineral pada proses
pelepasan.
)abel 44- 3
#ambaran Sifat Disik dan 'imia*i pada Proses (lterasi
09&
3. Sifat $agnetis
Pada sebagian lapangan pansbumi kedua fasa %magnetite dan titomagnetite&
"epat berubah menjadi mineral non magnetis seperti pyrite, hematite ini
menyebabkan batuan mereservoir menjadi <de-magnetised= seperti ditunjukkan
Ho"hstein dan Hunt, 0,F-. Survei-survei magnetometer adalah metode terbaik untuk
menentukan lokasi dan batas areal geothermal, tetapi metode ini sangat sulit
diterapkan dilapangan.
2.(. &arakteristik Batuan Reservoir Panasbumi
Untuk dapat memanfaatkan reservoir panasbumi perlu diketahui karakteristik
batuan reservoir. Hal ini penting untuk dapat memanfaatkan se"ara optimal.
2.(.1. Batuan Reservoir Panasbumi
Batuan penyusun bumidapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : batuan
beku, batuan sediment, dan batuan metamorf. Batuan Beku adalah kumpulan
interlocking agregat mineral silikat hasil penghabluran dari magma yang mendingin
%8.). Huang, 0,:2&. Batuan sediment adalah batuan hasil litifikasi bahan rombakan
batuan, hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan organisme %Pettijhon, 0,:C-.
Batuan metamorf adalah batuaan yang berasal dari batuan induk yang mengalami
perubahan tekstur, komposisi mineral dan kondisi fisika %tekanan, temperature atau
tekanan dan temperature& se"ara terus menerus %8inkler, 0,:F&.
Pada dasarnya ketiga jenis batuan tersebut merupakan batuan yang berubah
sehingga mempunyai tingkat ubahan tertentu %alterate rock&. Proses tersebut
terutama terjadi pada batuan metamorfosa dimana batuan beku, batuan sediment, dan
metamorf berubah dan membentuk reservoir panasbumi.
2.(.1.1. Batuan Beku
Batuan beku terbentuk dari pembekuan langsung magma yang mempunyai
temperature serta mobilitas tinggi. alam proses pendinginan, magma tidak langsung
membeku semuanya, tetapi mengalami penurunan temperature yang disertai
pembentukan dan pengendapan mineral tertentu sesuai dengan temperaturnya.
Pembentukan mineral berdasarkan penurunan temperature disusun oleh Bo*en,
dikenal dengan istilah *oen.s "eaction #eries seperti pada #ambar 2.:.
Batuan beku diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : batuan 4ntrusif dan 7kstrusif.
Batuan 4ntrusif yang umum adalah granit yang ber*arna "erah, serta "ampuran
mineral 6rto"las, Dieldspar, dan GuartH. Sedangkan batuan 7kstrusif yang umum
adalah Basalt ber*arna abu-abu gelap dan lava hitam.
#ambar 2.:.
Skema *oen.s "eaction #eries
2C&
2.(.1.2. Batuan Se$imen
Batuan sediment merupakan batuan yang tersusun dari material hasil
pelapukan batuan induk. 'omposisi batuan ini tergantung pada material asalnya.
$aterialnya karena pengendapan yang berlangsung terus-menberus, menyebabkan
terbentuknya tekanan %+verbuerden /ressure& serta temperature ini akan bertambah
sehingga terjadi proses diagenesa %kompaksi dan sementasi&.
'omposisi batuan sediment dipengaruhi oleh beberapa aspek, antara lain :
0. Sumber material pembentuk sedimentasi
2. Proses erosi
3. 'ondisi fisik dan kimia*i tempat pengendapan
C. Proses lanjutan setelah mineral terendapkan
Berbagai penggolongan dan penamaan batuan sediment dikemukakan baik
se"ara genesa maupun se"ara deskripsi. Se"ara geneti" antara lain Pettijohn %0,F9&
dan 8.). Huang %0,:2&. 'edua ahli ini menyimpulkan sebagai berikut :
0. Batuan Sedimen 'lastik
)erbentuk dari pengendapan kembali detritur+pe"ahan batuan asal. Dregmentasi
batuan asal dimulai dari pelapukan se"ara mekanik maupun se"ara kimia*i,
kemudian tererosi dan tertransportasi menuju "ekungan pengendapan. Setelah itu
mengalami diagenesa yaitu proses perubahan yang berlangsung pada temperature
rendah dalam suatu sediment selama dan sesudah lithifikasi terjadi. Proses
diagenesa antara lain kompaksi, sedimentasi, sementasi, rekristalisasi, autogenesis
dan metasomatis.
)abel 44- C
Prosen Berat 6ksida dalam Batuan Beku
3&
0ompaksi merupakan termampatnya batuan sediment satu terhadap lainnya akibat
tekanan dari beban diatasnya. #ementasi merupakan turunnya material diruang
antar butir sediment dan se"ara kimia*i mengikat butir sediment. Sementasi ini
akan semakin efektif bila derajat kelurusan larutan %permeabilitas relative& pada
ruang antar butir makin besar. "ekristalisasi merupakan pengkristalan kembali
mineral dari suatu larutan kimia selama genesa. Biasanya banyak terjadi pada
batuan karbonat. -utigenesis adalah terbentuknya mineral baru dilingkungan
diagenetik sehingga mineral tersebut merupakan partikel baru dalam suatu
sediment. Umumnya diketahui sebagai karbonat, sili"a, klorit illit dan gypsum.
$etasomatik adalah pergantian mineral sediment oleh berbagai mineral autinetik
tanpa pengurangan volume asal.
2. Batuan Sedimen @on 'lastik
)erbentuk dari hasil reaksi kimia atau kegiatan organisme. !eaksi kimia yang
dimaksud adalah kristalisasi langsung atau penggaraman unsure laut,
pertumbuhan kristal dari agregat suatu kristal yang terpresipitasi dan replacement
%8.). Huang, 0,:2&.
Pemilahan batuan sediment didasarkan oleh : struktur, tekstur, komposisi
mineral, grain si1e, sorting, roundness, matriks, sementasi serta bidang
perlapisannya. Se"ara geneti" batuan sediment dibagi menjadi batuan piroklastik,
sediment tufaan dan epiklastik.
0. Batuan Piroklastik
Batuan vulkanik yang bertekstur klastik hasil erupsi gunung api ekaplosif dengan
material penyusunan yang berbeda %). Disher dan 8illiams, 0,52&.
2. Batuan Sedimen )ufaan
ebu vulkanik jatuh pada "ekungan sediment dimana sedimentasi berlangsung,
sehingga terjadi per"ampuran dan membentuk batuan sediment tufaan. Bila
terkonsolidasi akan membentuk sediment tufaan.
3. Batuan 7piklastik
)erbentuk dari sedimentasi "ampuran bahan rombakan batuan piroklastik dengan
batuan sediment lain %batuan epiklastik& baik yang bersifat vulkanik maipun non
vulkanik, oleh 8illiam %0,9C& diberi nama sesuai dengan ukurannya dan masing-
masing diberi kata-kata vulkanik. Batuan epiklastik dapat juga terjadi karena
per"ampuran batuan sediment vulkanik dengan batuan vulkanik dengan proses
aliran langsung dari pusat erupsi gunung api dan hasil per"ampuran masih segar
teronggokan pada suatu tempat dipermukaan bumi.
2.(.1.'. Batuan Metamor,
Batuan yang berasal dari batuan induk, bisa batuan beku, sediment maupun
metamorf sendiri. Batuan ini telah mengalami perubahan mineralogy, tekstur
maupun struktur akibat pengaruh tekanan dan temperature sangat tinggi. )emperatur
berkisar 2--
o
. / :--
o
..
$enurut H.#.D. 8inkler %0,:F&, metamorfosa adalah proses yang merubah
mineral batuan pada fasa padat karena pengaruh kondisi fisika dan kimia kerak bumi
yang berbeda pada kondisi sebelumnya.
)ipe metamorfosa digolongkan menjadi :
0. $etamorfosa >okal
Penyebarannya hanya beberapa kilometer. )ipe ini meliputi :
a. $etamorfosa 'ontak %'hermal&
)erjadi kontak atau sentuhan langsung dengan tubuh magma, dengan lebar 2-3
km. Daktor yang memepengaruhi adalah temperature tinggi.
b. $etamorfosa dislokasi %dynamo+kinematik&
ijumpai pada daerah yang mengalami dislokasi, daerah sesar besar dan
lokasi dimana massa batuannya mengalami penggerusan.
2. $etamorfosa !egional
apat men"apai ribuan kilometer bahkan didalam bumi. )ipe metamorfosa ini
meliputi :
a. $etamorfosa regional %dinamothermal&
)erjadi pada kulit bagian dalam, faktor yang berpengaruh adaIah temperature
dan tekanan tinggi dan akan lebih intensif jika diikuti orogenesa.
b. $etamorfosa beban %burial&
)idak ada hubungannya dengan orogenesa dan intrusi. )erjadi didaerah
geosinklin akibat pembebanan sediment tebal dibagian atas, maka lapisan
sediment yang berada dibagian ba*ah "ekungan akan mengalami proses
metamorfosa.
Batuan metamorfosa yang terdapat pada lapangan panasbumi adalah
Serpentinitedan )al". Batuan ini terbentuk akibat alterasi hydrothermal pada mineral
Derromagnesian oleh magma dan biasa disebut sebagai <-utometamorphise=. Batuan
ini terbentuk didaerah dimana terjadi pen"airan kembali dan membentuk batuan beku
metamorf.
Proses metamorfosa dilapangan panasbumi dikenal sebagai alterasi. $ineral
batuan mengalami perubahan akibat temperature dan tekanan sangat tinggi sehingga
terbentuk mineral baru yang dapat dijadikan indikasi daerah temperature tinggi,
misalnya epidot, piroksin dan lain sebagainya.
)abel 44-:
'lasifikasi Batuan Sedimen
%Pattijohn dan Huang, 0,:2&
3&
2.(.2. &om"osisi &imia Batuan Reservoir Panasbumi
Batuan reservoir lapangan panasbumi pada umumnya adalah batuan beku.
Batuan beku ini tersusun dari : Si, (l, $g, De, .a, @a dan ' serta $n, P dan )i
dalam jumlah yang sedikit. 7lemen tersebut didampingi oleh oksigen dansejumlah
batuan dan biasanya dilaporkan dalam bentuk komponen oksida %Si6
2
dan (l
2
6
3
&.
ari hasil analisa kimia batuan reservoir menunjukkan Si6
2
merupakan
komponen terbanyak berkisar antara 39E - F9E, (l
2
6
3
sekitar 02E - 05E pada
batuan beku men"apai 2-E pada batuan intermediet.
)abel 44 / 9
'lasifikasi Batuan Beku
%Hussel travis, 0,99&
25&
#ambar 2.F.
Dasies $etamorfosa Berdasarkan P dan )
5&
2.(.2.1. Ber$asarkan Si%ika
Berdasarkan kandungan sili"a %Si6
2
&, menurut 6.Hiraka*a dapat
diklasifikasikan menjadi :
0. Batuan (sam %acidic2silicic rock&
$erupakan batauan dasar reservoir yang mempunyai kandungan sili"anya "ukup
tinggi %lebih dari :-E&. .ontohnya granit dan riolit.
2. Batuan Basa %basic rock&
$erupakan batuan reservoir beku yang mempunyai kandungan silikanya antara
C9E - 92E kaya $g, De dan .a. .ontoh gabro dan basalt.
3. Batuan $enengah %intermediate rock&
$erupakan batuan beku peralihan antara batuan beku asam dan basa dengan
kandungan sili"a antara 92E - ::E. .ontohnya andesit dan diorite.
C. Batuan 3ltrabasa
$erupakan batuan reservoir dengan kandungan sili"a rendah berkisar antara C-E
- C9E.
2.(.2.2. Ber$asarkan Oksi$a
Setiap batuan beku disusun oleh senya*a kimia yang berbeda-beda
komposisinya, salah satunya adalah senya*a seperti Si6
2
, )i6
2
, (l
2
6
3
dan
sebagainya. ari prosentase setiap senya*a kimia dapat men"erminkan jenis batuan
beku itu dan fJdapat pula men"erminkan beberapa lingkungan pembentukan mineral.
)abel 44- F
'eidentikan Batuan Beku 4ntrusi 7kstrusi
5&
'andungan senya*a kimia batuan ekstrusi identik dengan batuan intrusinya,
asalkan dalam satu kelompok. Hal ini hanya berbeda tempat pembentukannya saja,
sehingga menimbulkan perbedaan didalam besar butir dari setiap jenis mineral.
2.(.'. Si,at 2isik Batuan Reservoir Panasbumi
Sifat fisik batuan reservoir terdiri dari densitas, porositas, *ettabilitas,
tekanan kapiler, saturasi, permeabilitas, kompresibilitas batuan, spesifik panas
batuan, dan konduktivitas panas batuan.
2.(.'.1. Densitas Batuan
ensitas batuan berpori adalah perbandingan antara berat terhadap volume
%rata-rata dari material&. ensitas spesifik adalh perbandingan densitas batuan pada
tekanan dan temperature normal, yaitu kurang dari 0-
3
kg+m
3
. Biasanya sebagai
"ontoh densitas spesifik di 8airakei yaitu 0 / 3. ensitas spesifik batuan %bagian
solid& antara 2,2 / 3.
ensitas batuan lapangan pansbumi umumnya sangat berpengaruh terhadap
heat content yang dikandung, dimana terdapat hubungan yang berbanding lurus
antara heat content dengan densitas batuan. Semakin besar densitas batuan semakin
besar heat "onten yang dikandung batuan. ensitas batuan pada lapangan panasbumi
umumnya sangat besar disbanding daerah non vulkanik.
2.(.'.2. Porositas
Porositas batuan didefinisikan sebagai perbandingan volume pori %volume
pori-pori yang ditempati fluida& terhadap volume total batuan. alam reservoir
panasbumi dikenal dua ma"am porositas, yaitu : porositas antar butir dan porositas
rekahan. Pada umumnya reservoir panasbumi mempunyai porositas rekahan. Se"ara
matematis porositas dapat dituliskan sebagai berikut:
lbatuan volumetota
batuan volumepori

KK.KKKKKKKKKKKKKKK...
%2.0&
Porositas diklasifikasikan menjadi :
0. Porositas Primer, yaitu porositas yang terbentuk selama proses pengendapan
berlangsung. Porositas jenis ini lebih seragam.
2. Porositas Sekunder, yaitu porositas yang terbentuk oleh proses-proses geologi
setelah pengendapan selesai. Porositas jenis ini relative kurang seragam.
Porositas yang biasanya terdapat dalam reservoir panasbumi adlah porositas
sekunder, karena porositas ini berupa rekahan-rekahan %fracture& yang timbul akibat
proses geologi seperti lipatan,sesar, atau patahan. Porositas reservoir lapangan
panasbumi dihitung dengan mempertimbangkan 3bentuk porositas, yaitu:
Porositas fracture %

f & didefinisikan sebagai perbandingan volume fra"ture


yang kurang teratur dengan volume total batuan yang mengalami rekah.
Porositas matris batuan %

m & didefinisikan sebagai perbandingan volume antar


butir dari matriks batuan dengan volume bulk matriks batuan %tidak termasuk
rekahan&.
Porositas bidang fault %

fp & didefinisikan sebagai perbandingan volume bidang


fault yang terbuka dengan volume total bidang fault.
Peralatan logging akan mengukur porositas total %

t & yang kemudian dapat


dihubungkan dengan bentuk-bentuk porositasnya dengan mengikuti persamaan :
( ) ( ) ( ) { } m 4 fp f ,fp fp ,fp t + + 0 0
KKKKKKKKK..
KK...%2.2&
dimana :
B
fp
merupakan volume bidang fault dan perbandingan dari volume total.
Bolume ini dapat dihitung dari ukuran reservoir, ketebalan bidang fault dan
banyaknya bidang fault yang ada.

fp
dapat berharga sangat tinggi jika bidang faultnya terbuka. Hal ini adalah normal,
sebab bidang fault umumnya terdiri dari han"uran batuan konglomerat dan rongga-
rongga yang sangat permeable. ;ika porositas bidang fault harganya 9-E masih
dianggap normal.
Porositas matriks analog dengan porositas pada batuan sediment, pengukuran
porositas dilakukan dilaboratorium dengan menganalisa sample "ore. Pada batuan
vulkanik umumnya porositas matriks batuannya relative ke"il kurang dari 0-E.
Porositas rekah sulit ditentukan dengan sample "ore sebab sample "ore tidak dapat
men"erminkan adanya pe"ahan batuan. )etapi untuk perkiraan, porositas total
reservoir dapat dihitung dengan menggunakan persamaan diatas. Porositas total
batuan yang terekah dapat dihitung dengan persamaan :

t

fra"tured ro"k
J

f
L %0 -

f
& M

m
KKKKKKKKKKKKKKKKKK
%2.3&
Porositas dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Porositas total, yaitu perbandingan antara volume ruang kosong seluruhnya
dengan volume batuan seluruhnya.
Porositas efektif, yaitu perbandingan antara volume ruang kosong yang saling
berhubungan dengan volume batuan seluruhnya.
Harga porositas yang digunakan dalam perhitungan adalah porositas efektif. Pada
umumnya porositas rata-rata dari sistem media berpori berharga rata-rata 9E - 3-E.
2.(.'.'. 3ettabi%itas
8ettabilitas atau derajat kebasahan batuan didefinisikan sebagai sifat dari
batuan yang menyatakan mudah tidaknya permukaan batuan dibasahi fluida.
'e"endrungan fluida untuk menyebar atau menempel pada permukaan batuan
dikarenakan adanya adhesi yang merupakan faktor tegangan permukaan antara
batuan dengan fluida. Daktor ini pula yang menentukan fluida mana yang akan
membasahi suatu padatan.
)egangan antar permukaan akan timbul pada batas permukaan antara fluida
yang tidak saling larut, misalnya pada reservoir panasbumi yaitu uap dan air, dimana
air akan "enderung melekat pada permukaan batuan, sedangkan uap berada diatas
fasa "air, jadi uap tidak mempunyai gaya tarik-menarik dengan batuan dan akan
mudah mengalir.
Pada *aktu reservoir mulai berproduksi dimana saturasi "ukup tinggi,
sedangkan air hanya berupa "in"in yang melekat pada batuan formasi, butir-butir air
tidak dapat bergerak pada saat demikian uap merupakan fasa yang kontinyu dan
bersifat mobile, lalu setelah produksi mulai berjalan uap akan terus diproduksikan
dan apabila temperature reservoir mengalami penurunan, maka saturasi uap akan
semakin menurun dan saturasi air akan bertambah.
2.(.'.(. ekanan &a"i%er
alam suatu sistem pipa tekanan kapiler didapatkan jika dua fluida yang
tidak saling larut berada dalam persentuhan, dalam hal ini air dan uap. Hubungan
tekanan kapiler dinyatakan dalam pengertian tegangan permukaan sudut-sudut
kontak dan radius dari pipa kapiler.
Se"ara umum tekanan kapiler dapat dinyatakan dalam hubungan persamaan
sebagai berikut :
r
/c
"os 2

KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK...
%2.C&
dimana :
P" J tekanan kapiler
J tegangan antar permukaan uap dan air
J sudut kontak pada permukaan uap dan air
r J radius efektif pipa kapiler
alam pori-pori jenuh air ditambah lagi adanya batuan reservoir panasbumi
yang mempunyai kondisi panas tinggi, maka akan terjadi uap dalam pori-pori batuan
sehingga tekanan uapnya akan bertambah, dimana tekanan ini entry pressure atau
displacement pressure. )ekanan tersebut adalah tekanan kapiler minimum yang
mampu mendorong masuknya uap kedalam rongga-rongga pori batuan yang tidak
diisi air. Displacement pressure ini berbanding terbalik dengan diameter pori, yang
berarti bah*a fluida mempunyai tegangan antar muka sama, sehingga untuk batuan
yang berbutir halus serta porositas dan permeabilitas yang lebih rendah maka
diperlukan tekanan kapiler yang lebih besar untuk dapat mendorong masuk fluida
kedalam pori-pori batuan yang tidak dijenuhi fluida.
2.(.'./. Saturasi
Saturasi merupakan fraksi fluida yang menempati pori-pori batuan reservoir.
Pada *aktu sistem mengandung fasa "air dan uap dalam keadaan setimbang, maka
kedua fasa tersebut akan terjenuhi. alam keadaan demikian sifat tekanan dan
temperature tidak dapat berdiri sendiri. Hubungan tekanan dan temperature pada
kondisi saturasi, masing-masing fasa tunggal. 'etika tekanan dan temperature ini
diplotlkan maka akan diperoleh suatu kurva saturasi, kurva itu akan berakhir pada
titik-titik kritis karena densitas dari fasa uap dan fasa "air adalah sama dengan
keadaan fluida dua fasa tidak terdapat
Se"ara matematis untuk saturasi masing-masing fasa dapat dihitung sebagai
berikut :
( )
( ) ( ) h hs 4 s 4 h h 4
h hs 4 s
#I

KKK..KKKKKKKKKKKKK..%2.9&
Sv J 0 / S4 KKKKKKKKKKKKKKKK..KKKKKKKKKK. %2.:&
imana :
,pori
4 ,uap
#v
E 0--

KKKKKKKKKKKKKKKK.KKKKKKK... %2.F&
,pori
4 ,air
#I
E 0--

KKKKKKKKKKKKKKKKKK.KKKKKK %2.5&
Ns J densitas uap
N* J densitas air
h J enthalpy "ampuran
hs J enthalpy uap
h* J enthalpy air
2.(.'.4. Permeabi%itas
Permeabilitas didefinisikan sebagai bilangan yang menunjukkan kemampuan
batuan untuk mengalirkan fluida pada media berpori. efinisi kuantitatif pertama
kali dikembangkan oleh Henry ar"y %0,9:& dalam bentuk sebagai berikut :
1
]
1


d4
d/ k
v

..KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK.
%2.,&
dimana :
v J ke"epatan aliran, "m+se"
J viskositas fluida yang mengalir,"p
dP+dM J gradient tekanan dalam arah aliran, atm+"m
k J permeabilitas media berpori, ar"y
ari persamaan %2.,& dapat dinyatakan ke"epatan alir fluida %ke"epatan fluM&
berbanding lurus dengan k+ %permeabilitas dibagi viskositas dinamis&, dalam teknik
perminyakan k+ dikenal dengan mobility ratio.
Permeabilitas merupakan ukuran lubang berhubungan dengan pori,
sedangkan porositas merupakan ukuran ruang pori. Permeabilitas ini dapat dibedakan
menjadi :
/ermeabilitas -bsolute, yaitu permeabilitas batuan dimana fluida yang mengalir
satu fasa %air atau uap saja&.
/ermeabilitas 5fektif, yaitu permeabilitas dimana fluida yang mengalir lebih dari
satu fasa %air dan uap yang mengalir bersamaan&.
Permeabilitas yang mempunyai arah yang berbeda dimana ke arah M dan y
lebih besar disbanding kearah H, maka sistem ini disebut <anisotropic=. (pabila
permeabilitas seragam kearah horiHontal maupun verti"al disebut sistem <isotropic=.
Satuan permeabilitas adalah m
2
. Umumnya pada reservoir panasbumi
permeabilitas verti"al berkisar antara 0-
-0C
m
2
, sedangkan permeabilitas horiHontal
men"apai 0- kali lebih besar dibanding permeabilitas vertikalnya.
2.(.'.5. &om"resibi%itas Batuan
'ompresibilitas batuan didefinisikan sebagai perubahan volume akibat
perubahan tekanan per satuan volume. Batuan yang berada pada kedalaman tertentu
akan mengalami dua ma"am tekanan, yaitu tekanan dalam %internal stress& yang
disebabkan tekanan hidrostatik fluida yang terkandung dalam pori-pori batuan,
sedangkan untuk tekanan luar %e4ternal stress& disebabkan oleh beban batuan yang
berada diatasnya %overbourden pressure&.
'ompresibilitas batuan dapat dibedakan menjadi :
0. 'ompresibilitas matrik batuan, .r
2. 'ompresibilitas bulk batuan, .b
3. 'ompresibilitas pori-pori, .p
)abel 44- 5
'onduktivitas Panas Batuan pada )emperatur 'amar
3&
2.(.'.6. S"esi,ik Panas Batuan
Spesifik panas batuan adalah banyaknya energi yang diperlukan untuk
menaikkan suhu satu satuan massa batuan dengan satu derajat 'elvin. ;adi satuannya
adalah satuan per massa per derajat 'elvin %energi+massa+
o
'&. Pada umumnya .r
rata-rata barharga 0--- ;+kg'.
2.(.'.7. &on$uktivitas Panas Batuan
'onduktivitas panas batuan adalah kemampuan batuan untuk menghantarkan
energi hanya dengan konduksi pada gradient thermal. 'onduktivitas diberi symbol '
dan satuannya adalah %energi+*aktu+luas&+ %temperature+jarak& atau 8+%m'&. Harga
yang umum berkisar antara 2 / 2.9 8+%m'&.
'onduktivitas panas pada media yang jenuh, jika suatu thermal conductivity
batuan yang jenuh air bergantung pada konduktivitas panas batuan dan fluida.
'onduktivitas panas "ampuran dapat dirumuskan dengan persamaan :
' J % 0 -

& M 'r L

M 'f KKKKKKKKKKKKKKKKKKK.
%2.0-&
imana :
' J konduktivitas panas
'r J konduktivitas panas batuan

J porositas
'f J konduktivitas panas fluida
2./. &arakteristik 2%ui$a Reservoir Panasbumi
2./.1. &om"osisi &imia 2%ui$a Reservoir
Dluida pada reservoir panasbumi terdiri dari mineral-mineral seperti
kombinasi alkali, alkali tanah, sulfur, oksida besi dan alluminium. Bahan-bahan
tersebut tersusun dari ion-ion yang sejenis dan kandungannya tertentu disamping itu
juga terdapat impurities.
Dluida yang keluar dari sumur panasbumi umumnya disertai beberapa gas
yang terlarut dalam air. #as .6
2
jumlahnya berkisar :3E - ,FE, berat H
2
S berkisar
0E - 20E sedangkan komponen yang terker"il adalah .H
C
, H
2
dan @
2
, kadang-
kadang terdapat pula @H
3
, H
3
B6
3
.
2./.1.1. Ber$asarkan Anion $an &ation
ari hasil penelitian kandungan geothermal brine berdasarkan anion-kation
menunjukkan bah*a :
0. Hampir semua air bersifat asam
2. 'onsentrasi sulfat %S6
C
& tinggi yaitu 2-- / 9-- ppm dan konsentrasi klorida
rendah yaitu kurang dari 3- ppm.
3. Pada elevasi O 0C-- m diatas permukaan laut, airnya mengandung konsentrasi
sulfat tinggi yaitu 3-- / C-- ppm dan konsentrasi klorida rendah yaitu 0- / 3-
ppm.
Dumarola mengandung .6
2
%,:,9E volume&, asam sulfat, hydrogen metana,
nitrogen dan amoniak. ari hasil pemboran, menyatakan :
0. (ir bersifat asam
2. 'ation yang didapat adalah kalium, natrium dan kalsium
3. (nion yang didapat adalah sulfat, bikarbonat dan kadang-kadang dijumpai klorida.
Pengaruh thermodinamika terhadap sirkulasi aliran dalam batuan *adah dan
perambatan panas kepermukaan bumi membentuk dua ma"am sistem
hydrothermal, yaitu :
0. Sistem air Panas
Sirkulasi air didalam *adah dalamkondisi "air dan perambatan panas
kepermukaan terba*a oleh aliran "airan, disebabkan kelulusan batuan *adah
terlalu tinggi. $anifestasi dipermukaan adalah mata air panas dengan kandungan
klorida lebih besar disbanding kandungan sulfat.
2. Sistem Uap 'ering
Sirkulasi dalam batuan *adah serta perambatan panas kepermukaan terjadi pada
kondisi uap dengan tingkat kelulusan batuan *adah relative rendah. $anifestasi
dipermukaan adalah fumarol dengan kadar asan sulfat lebih besar disbanding
klorida.
2./.1.2. Ber$asarkan &an$un#an Air
Berdasarkan komposisi kimianya, maka air dapat dibagi menjadi empat
kategori, yaitu : alkali chloride ater, acid sulphat ater, acid sulphat 6 chloride
ater dan bicarbonate ater!
2./.1.2.1. A%ka%i 8*%ori$e 3ater
#aram terlarut dalam air ini umumnya berupa sodium dan potassium "hloride
*alaupun kadang-kadang ditemukan "al"ium dalam konsentrasi yang ke"il. (ir ini
juga mengandung sili"a dalam konsentrasi yang tinggi, dan terdapat pula dalam
konsentrasi yang "ukup berarti seperti sulfat, bi"arbonate, fluoride, aminia, arseni",
lithium, rubidium, "ae"ium dan asam borate.
Perbandingan "hloride dan sulfat biasanya "ukup tinggi dan pH berkisar dari
daerah yang asam sampai kedaerah yang "ukup basa % pH 9 / , &. #as yang terIlarut
dalam air ini terutama karbondioksida dan hydrogen sulfide. (ir ini seringkali
didapatkan didaerah-daerah yang terdapat spring %mata air& atau daerah yang ada
aktivitas geiser dan daerah yang banyak terdiri dari batuan volkanik dan sedimen.
2./.1.2.2. A)i$ Su%"*ate 3ater
("id sulphate *ater mengandung "hloride dengan kadar yang rendah dan
dapat terbentuk pada daerah vulkanik, dimana uap diba*ah C--
o
. mengembun
kepermukaan air. Hidrogen sulfide dari uap kemudian teroksidasi menjadi sulphate.
("id sulphate *ater didapat didaerah-daerah dimana uap akan naik dari air ba*ah
tanah dengan temperature tinggi dan didaerah vulkanik dimana pada fasa
pendinginan hanya karbondioksida dan gas sulfur tetap akan naik bersama uap
melalui batuan. Unsur-unsur yang terdapat dalam air ini biasanya lepas dari dinding-
dinding batuan disekelilingnya.
2./.1.2.'. A)i$ Su%"*ate 8*%ori$e 3ater
(ir dari mata air panas %hot spring *ater& mengandung "hloride dan sulphate
dengan konsentrasi yang sebanding. (ir ini umumnya bersifat asam %pH 2 / 9& dan
dapat terjadi dalam beberapa "ara :
a. .ampuran air alkali "hloride *ater dan a"id sulphate *ater
b. Sulfida dalam air alkali "hloride dapat teroksidasi dikedalaman menjadi ion
bisulfat dan mungkin berasosiasi dengan lava. (ir tersebut dapat mempunyai pH
mendekati normal dikedalaman disebabkan oleh netralisasi batuan disekitarnya.
". (ir jenis ini dapat juga terbentuk ketika "hloride *ater dengan temperature tinggi
mengalami kontak dikedalaman dengan sulfur yang dikandung oleh batuan.
Hidrolisis sulfur menjadi sulfide dan suphuri" a"id ini akan mengahasilkan larutan
yang asam.
d. idaerah vulkanik aktif, uap temperature tinggi dapat naik dari batuan "air pada
kedalaman yang dangkal, kemudian mengembun dipermukaan air, akibatnya air
panas ini akan mengandung "hloride dan suphate dengan konsentrasi yang tinggi
yang berasal dari uap vulkanik.
2./.1.2.(. Bi)arbonate 3ater
(ir panas yang mengandung "hloride dengan kadar yang rendah dapat terjadi
dekat permukaan didaerah vulkanik dimana uap yang mengandung karbondioksida
dan hydrogen sulfide mengembun kedalam a1uifer. Pada kondisi yang diam air
bereaksi dengan batuan mengahasilkan larutan bi"arbonate atau bi"arbonate sulphate
dengan pH netral.
2./.1.'. Ber$asarkan Ua"
Uap adalah bagian dari "airan yang duapkan dan terdiri dari suatu gas sejati
yang masih mengandung partikel-partikel "airan didalamnya sehingga akan memiliki
komposisi yang kompleks. engan pemanasan, partikel-pertikel "airan ini akan
teruapkan, ke"uali untuk gas-gas tertentu yang tidak dapat terkondensasikan setelah
mengalami proses perubahan fasa.
Uap panas lanjut %superheated steam& mempunyai sifat-sifat seperti suatu gas
diba*ah suhu kritisnya, sehingga dalam perhitungan sering dianggap sebagai suatu
gas ideal dengan pertimbangan-pertimbangan bah*a sifat tersebut hanya dalam
asumsi.
Beberapa metode dan proses sehingga terjadi suatu fluida yang disebut
dengan uap adalah karena proses ekspansi dari "airan yang mengikuti kejadian
sebagai berikut :
Bolume konstan
)ekanan dan temperature konstan
7ntropi konstan
7kspansi bebas
(kan tetapi dalam penelaahan ilmu pengetahuan bidang panasbumi, yang
sering dijumpai adalah suatu proses dengan perubahan tekanan dan temperature yang
selalu mengikuti diagram fasa pembentukan uap dengan harga enthalpy tertentu.
Uap dihasilkan dalam sebuah tempat tertutup seperti reservoir dengan
tekanan didalam ruang+ reservoir yang sangat tinggi, sehingga "airan yang masuk
melalui rekahan dengan tekanan dan gaya yang sangat tinggi pula. #ejala
terbentuknya uap dimulai dengan pemanasan "airan sehingga ada kalor yang akan
mengalir kedalam "airan se"ara kontinyu, sehingga akan ter"apai temperature t
o
. dan
volume spesifiknya akan meningkat menjadi vf yang akan menyebabkan tekanan air
menjadi tinggi dan "airan akan berubah menjadi uap.
2./.1.(. Ber$asarkan Im"uritis
4mpuritis adalah unsur-unsur kimia yang tidak diharapkan kehadirannya,
karena mengganggu pengoperasian lapangan. Aat impuritis dapat berupa padatan
atau gas. Aat yang berupa padatan sering menyebabkan scale, karena jika bereaksi
dengan air akan menyebabkan pH naik. 4mpuritis yang berbentuk gas dapat
dibedakan menjadi non-condensible gas dan condensable gas.
2./.1.(.1. 8on$ensib%e +as
7ondensible gas adalah gas yang timbul saat flashing dan bersatu dengan uap
air. 'etika temperature dan tekanan turun, gas terkondensasi dan ber"ampur kembali
dengan air. 'ondensat dari gas ini sebagian akan terus terproduksi bersama uap dan
sebagian lagi akan mengendap pada pipa-pipa + peralatan produksi. (pabila
kondensat fluida bersifat asam akan "enderung menyebabkan terjadinya korosi pada
material sebaliknya bila bersifat basa akan "enderung menyebabkan terjadinya scale.
2./.1.(.2. Non -8on$ensab%e +as
@on-"ondensable adalah gas yang terjadi setelah proses flashing kemudian
meninggalkan air dan bergabung bersama uap menuju kepermukaan. Saat
temperature turun, gas tersebut tidak ikut terkondensasi. ?ang termasuk gas non-
"ondensabel gas adalah : .6
2
, H
2
S, .H
C
, H
2
, @
2
dan @H
3.
2./.2. Si,at 2isik 2%ui$a Reservoir
?ang termasuk sifat fisik fluida reservoir adalah densitas, volume spesifik,
viskositas, energi dalam, floing enthalpy dan entropy!
)abel 44 / ,
Hasil (nalisa 'imia Sumber $ata (ir Panas dari
Beberapa >apangan Panasbumi %mg+kg&
05&
2./.2.1. Densitas
ensitas merupakan salah satu sifat fisik fluida reservoir panasbumi, dimana
didalamnya terdapat dua fasa yaitu fasa "air dan fasa uap. Satuan densitas adalah
massa+ volume, biasanya kg+m
3
. Dluida panasbumi umumnya terdiri dari F-E atau
lebih Sodium "hlorite dan unsure lainnya adalah Potasium .hloride yang mempunyai
efek pada suhu, maka densitas fluida dapat diperkirakan dengan mengkoreksi
densitas air murni dengan persamaan :
N J N L -,--F3 KKKKKKKKKKKKKKKKK.KKKKK...KK%2.00&
Harga -,--F3 menyatakan rata-rata harga slope untuk ketiga senya*a fluida
panasbumi. #ambar 2.5 menunjukan harga densitas pada suhu yang berbeda.
Selain itu densitas dapat juga di"ari dengan rumus :
C 3 + 0
3 + 0
0
ct bt at ,c
et dt
v
+ + +
+ +
KKKKKKKKKKKKKKKKKK..KK%2.02&
dimana :
B" J 3,0,F9 "m
a J - -,30909C5
b J - 0,2-33FC M 0-
" J F,C5,-5 M 0-
e J - 3.,C:2:3 M 0-
t J :CF,00 atau I t J 3CF,00 / )
d J -,03C2C5,
)abel 44 / 0-
ensitas Liquid dan #team sebagai Dungsi )ekanan dan )emperatur
0F&
iatas suhu 2--
o
. slope densitas versus konsentrasi adalah tidak konstan. Pada
#ambar 2.5. harga slope untuk @a.l ke"il pada suhu 2--
o
. adalah -.--F, dan 3--
o
.
adalah -.-0-F. ;adi persamaan %2.00& harus dikoreksi menjadi :
N J Nv L P-,--F3 %0 L 0,:& M 0-
-:
%) / 3F3&
2
QKKKKKKKKKKKKK%2.03&
Pada suhu dan tekanan saturasi harga densitas tiap fasa berbeda-beda.
ensitas fluida dibagi menjadi densitas liquid, steam dan "ampuran. )abel 44-00
menjelaskan pengaruh suhu dan tekanan terhadap densitas liquid dan steam.
Untuk densitas "ampuran antara li1uid dan steam dapat dihitung dengan
persamaan :
N J Nv Sv L Nl Sl KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK..KK%2.0C&
P 0bar1 0
o
81 9% : 9v 0k#;m
'
1 9v : 9s 0k#;m
'
1
0.- ,,.: ,95 -.9,-
2-.- 20C.C 59- 0-.-
0--.- 300.- :55 99-9
2--.- 3:9.F C,0 0F0.-
220.2 3FC.09 309 309.-
#ambar 2.5
ensitas >arutan #aram dalam (ir pada Dormasi Panasbumi
00&
2./.2.2. Vo%ume S"esi,ik
#pesific volume adalah kebalikan dari densitas yang mempunayi satuan
volume per satuan massa dalam m
3
+kg. Bolume spesifik mempunyai symbol v,
dimana dari volume spesifik dapat ditentukan densitas pada temperature saturasi
yang diperoleh dengan analisa dimensinya. alam steam table dapat di"ari dari suhu
dan tekanan dengan harga 0+N.
2./.2.'. Viskositas
Biskositas merupakan ukuran keengganan fluida untuk mengalir yang
berhubungan langsung dengan tipe, ukuran dan struktur molekul yang menyusun
fluida. Bila suatu fluida mengalir dengan mudah berarti mempunyai viskositas yang
ke"il demikian pula sebaliknya. #rafik viskositas versus temperature dapat dilihat
pada #ambar 2.,.
#ambar 2.,.
Biskositas (ir dan Uap Bs )emperatur
00&
Biskositas dapat dibagi menjadi :
0. Biskositas inamik
@e*ton dalam hukumnya menyatakan tegangan geser dihasilkan gerakan
relatifnya yang berbanding langsung terhadap gradient ke"epatan.
'onstanta perbandingan yang dikenal sebagai coefficient of dynamic viscosity yang
dirumuskan :

,
_

dy
dv
a
KKKKKKKKK..KKKKKKKKKKKKKKKK..%2.09&
dimana :
Ra J viskositas dinamik, dalam %kg+m.s&, @s+m
2
v J ke"epatan fluida, sejajar terhadap dinding
y J koordinat, diukur normal terhadap dinding
2. Biskositas 'inematik
Biskositas kinematik didefinisikan sebagai perbandingan dari viskositas
dinamik terhadap densitas massa fluida. Biskositas kinematik dinotasikan dan
dirumuskan sebagai :
/
v

KKKKKKKKKKKKKK..KKKKKKKKKKKKKK
%2.0:&
2./.2.(. e#an#an Antar Muka
)egangan antar muka air formasi panasbumi dipengaruhi oleh keadaan
reservoir seperti tekanan dan temperature. Sedangkan pengaruh dari takanan sangat
ke"il sekali. )egangan antar permukaan berbagai larutan mendekati nol pada
temperature kritiknya karena tegangan antar permukaan gas adalah nol.
#rafik tegangan antar permukaan air murni terhadap temperature diba*ah
titik kritik pada kertas log-log merupakan garis lurus seperti #ambar 2.0-. Sesuai
dengan gambar tersebut maka hubungan antara tegangan antar permukaan dengan
%)"-)& adalah sebagai berikut :
8 J -,--F9F %)" / )&
-,FF:
KKKKKKKKK.KKKKKKKKKKK..%2.0F&
imana :
)" J temperature kritik air %3FC.00
o
.&
Pengaruh unsure-unsur yang terlarut dalam air formasi panasbumi
mempengaruhi tegangan antar permukaan, yaitu semakin besar konsentrasi unsure-
unsur terlarut maka makin besar pula tegangan antar permukaannya. Hal ini
ditunjukkan pada #ambar 2.0-.
)abel 44- 00
Bis"ositas inamis pada )emperatur Saturasi
29&

0
o
81
3
1<
4
0Pa.s1
S
1<
4
0m
2
;s1
-
1<
4
0m
2
;s1
s
1<
4
0Pa.s1
0-- 253 02.- -.2,9 2-.2-
09- 0:- 03., -.0,: 9.CF
2-- 03C 09.F -.099 2.--
3-- ,- 0,.5 -.02F -.C2F
'etiga kurva penambahan tegangan antar permukaan pada temperature 3-
o
. dapat
didekati dengan persamaan :
8 J -,2F5 8t L -,--30 8t
2
KKKKKK.KKKKKKKKKKKKK..%2.05&
Sedangkan untuk temperature diatas 3-
o
., tegangan antar permukaan
dihitung sebagai penjumlahan tegangan antar permukaan air murni dengan
perbandingan antara pertambahan tegangan antar permukaan pada suhu 3-
o
. dari
persamaan %2.0,& dengan tegangan antar permukaan air pada suhu 3-
o
. yaitu sebagai
berikut :
S J 8 %0 L %3-+*
3-
&& KKKKKKKKK..KKKKKKKKKKK.%2.0,&
dimana :
S
*3-
J diperoleh dari persamaan %2.05& dengan memasukkan harga temperature sama
dengan 3-
o
..
#ambar 2.0-.
)egangan (ntar Permukaan (ir-Uap sebagai Dungsi )emperatur )"
00&
engan memasukkan harga tempertur sebesar 3-
o
. kedalam persamaan %2.0F& dan
persamaan %2.05& disubstitusikan kedalam persamaan %2.0,&, maka diperoleh :
S J -,--F9F %)" /)&
-,FF:
%0 L -,--3, 8t L C,39 . 0-
-9
8t
2
& KKK...KK%2.2-&
dimana :
S J tegangan antar permukaan, dyne+"m.
2./.2./. &a"asitas Panas
'apasitas panas didefinisikan sebagi panas yang terkandung didalam suatu
material atau dapat dikatakan sebagi sejumlah panas yang dibutuhkan untuk
menambah temperature material 0
o
.. Hal ini dinyatakan sebagai berikut:
. J dG+d) KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK..KK.%2.20&
imana :
. J kapasitas panas
dG J perubahan panas
d) J perubahan temperature
;ika kapasitas panas ini dibagi dengan satuan massa maka diperoleh spesific heat.
'apasitas panas garam-garam padat seperti Sodium "hloride adalah -,2
dibandingkan terhadap air yang mempunyai kapasitas panas 0,- dalam larutan en"er,
atom-atom garam terionisasi tersebar dan tiap-tiap ion dikelilingi oleh molekul air.
'apasitas panas larutan en"er diperkirakan dengan mengasumsikan bah*a kapasitas
panas larutan garam diabaikan. ;adi brine yang mengandung 0-E berat garam akan
mempunyai kapasitas panas -,- sedangkan 2-E berat larutan akan mempunyai
kapasitas panas -,5 yang menurut persamaan :
.b J .* %0 / 8t+0--& KKKKKKKKKKKKKKKKK..KKKK...%2.22&
imana :
.b J kapasitas pans air formasi, Btu+>b
o
D
.* J kapasitas panas air murni, Btu+>b
o
D
8t J prosen berat garam
;ika tidak ada pengaruh panas pada garam terlarut dalam air maka kapasitas
panas akan diperoleh dengan menambahkan jumlah perkalian berat dengan kapasitas
panas tiap komponen, dimana persamaan menjadi :
.b J .* %0 / 8t+0--& L T %.i8i+0--& KKKKKKKKKKKKK..KK.%2.23&
imana :
.i J kapasitas panas komponen utama, Btu+>b
o
D
8i J berat komponen utama,gr
&eat 7apasity dari masing-masing unsure adalah :
@a.l : .
0
J -,05: L F,2C M0-
-9
)
'.l : .
2
J -,0C: L 9,-5 M 0-
-9
)
.a.l : .
3
J -,092 L 3,C5 M 0-
-9
)
'arena heat "apa"ity dari garam padat dalam )abel 44- 03 mendekati harga -,2
terutama untuk perbandingan @a+' 0- : 0 maka heat "apa"ity untuk brine didapatkan
dari total padatan terlarut, yaitu :
.b J %0 / 8t+0--& L -,--2 8t KKKKKKKKKKKK..KKKKKK..%2.2C&
#ambar 2.00.
Pertambahan )egangan (ntar Permukaan (ir-Uap yang )erjadi pada
#aram )erlarut untuk Dungsi 'onsentrasi #aram )erlarut
dengan )egangan (ntar Permukaan
00&
)abel 44-02
Haet .apa"ity %Btu+>b
o
D& #aram 'ristal
$urni pada Berbagai )emperatur
0C&
P 0Bar1 *%: *- 0&=;&#1 Panas !aten *v : *s 0&=;&#1
0.- C0F 2F95 2:F9
2- ,-, 05,- 2F,,
0-- 0C-5 030F 2F29
2-- 052F 95C 2C00
202.2 2-5C - 2-5C
2./.2.4. &on$uktivitas Panas 2%ui$a
'onduktivitas panas adalah kemampuan suatu material untuk memindahkan
energi panas se"ara konduktif yang dipengaruhi gradient thermalnya. Satuannya
adalah %energi+time+area&%temp+jarak& dan dapat diubah menjadi 8+m'. Harga
konduktivitas panas air lebih rendah dari batuan.
Selain perpindahan panas se"ara konduksi masih ada perpindahan panas
se"ara radiasi dan se"ara konveksi. Pada sistem reservoir panasbumi hanya terjadi
perpindahan panas se"ara konduksi dan konveksi. Perpindahan panas se"ara
konduksi adalah perpindahan energi panas sebagai panas melalui medium stasioner
%misalnya melalui batuan& sedangkan perpindahan panas se"ara konveksi adalah
perpindahan energi panas sebagai panas diantara benda-benda padat dengan fluida
yang bergerak %misalnya panas se"ara konveksi yang terjadi karena adanya kontak
antara air dengan suatu sumber panas&.
2./.2.5. &ua%itas Ua"
'ualitas uap dinyatakan sebagai perbandingan laju alir massa uap dengan laju
alir massa total %uap dan air&.
total massa alir Laju
uap fasa massa alir Laju
8
KKKKKKKKKK.KKKKKKKKK
%2.29&
hfg
h h
8

KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK..KKKK...
%2.2:&
dimana :
hfg J hv / h*
J panas laten, Btu+>b
o
D
h* J enthalpy air, btu+lb
hv J enthalpi uap jenuh, btu+lb
h J miM enthalpy, btu+lb
2./.2.6. &ua%itas &arbon$ioksi$a 08O
2
1
'ualitas .6
2
dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
total 7+ massa Laju
uap dalam 7+ massa Laju
9
2
2

KKKKKKKKKKKK...KKKK
%2.2F&
Berdasarkan dua persamaan diatas dapat diturunkan rumus :
8
l
J 8
t
%0 / U& KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK...K..%2.25&
.
l
J 8
t
%0 / ?& KKKKKKKKKKKKKKKKKKKK...KK..%2.2,&
imana :
? J kualitas .6
2
8
l
J laju alir massa "air
.
l
J laju alir massa .6
2
fasa "air
8t J laju alir massa total %uap dan air&
2./.'. Si,at *ermo$inamika 2%ui$a Reservoir Panasbumi
Sifat thermodinamika yang akan dibahas dalam sub ini adalah enthalpy dan
energi dalam, entropi dan flo*ing enthalpy, yang kesemuanya memegang peranan
penting dalam perhitungan-perhitungan aliran fluida serta penentuan "adangan dan
lainnya.
2./.'.1. Ener#i Da%am> Ent*a%"i
4ntenal energi atau energi dalam %U& adalah ukuran jumlah total panas yang
disimpan dalam material per unit massa %U
v
, U
l
&. Sedangkan enthalpy adalah
penjumlahan dari internal energi dengan kerja yang tersimpan dalam material akibat
adanya tekanan %h
v
, h
l
&.
h
v
J U
v
L %P+N
v
& KKKKKKKKKKKKKKKK..KKKKK%2.3-&
h
l
J U
l
L %P+N
l
& KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK....%2.30&
'eduanya mempunyai satuannya yang sama, yaitu energi per massa %;+'g, 'j+'g&.
Harga enthalpy untuk uap adalah enthalpy air dijumlahkan dengan panas latent
penguapan %h
lv
&.
Hal ini dapat dilihat pada #ambar 2.02. yang menerangkan harga enthalpy
pada kondisi saturasi. )abel 44- 0C. memperlihatkan harga enthalpy pada kondisi
saturasi.
2./.'.2. Entro"i
7ntropi adalah perbandingan panas yang ditransfer selama proses reversible
dengan temperature absolute. Sedangkan se"ara matematis entropi didefinisikan
sebagai :
rev
'
d:
d#
,
_

.KKKKKKKKKKKKKKKKK..KKKKK.........%2.32&
Untuk proses adiabati" reversible G J -,m
-
,
_

rev
'
d:
d#
KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK..K.%2.33&
#ambar 2.02.
7nthalpi pada 'ondisi Saturasi
29&
7ntropi dapat dihubungkan dengan hokum kedua thermodinamika yaitu:
0. )idak ada satupun alat yang dapat dioperasikan untuk mengubah panas yang
diserap oleh suatu sistem menjadi kerja seluruhnya.
2. )idak mungkin ada sembarang proses yang dapat memindahkan panas dari suatu
temperature ketemperatur lain yang lebih tinggi.
$aka dapat dikatakan bah*a setiap proses pada suatu sistem yang tersolir entropinya
akan selalu bertambah atau tetap. ari kenyataan bah*a panas yang diserap oleh
suatu sistem tidak dapat dirubah seluruhnya menjadi kerja mekanik pada suatu proses
melingkar. an ini berarti ada panas yang terbuang keselilingnya se"ara per"uma.
2./.'.'. 2%o-in# Ent*a%"i
7nthalpi aliran adalah harga rata-rata untuk "ampuran rata-rata enthalpy %uap
dan air&.
N
l
h
l
v
l
L N
v
h
v
v
v
hf J VVVVVVVVVVVVV KKKKKKKKKKKK.KKKKKKKKK.%2.3C&
N
l
v
l
L N
v
v
v
h
l
G
ml
L h
v
G
mv

hf J VVVVVVVVVVVVV KKKKKKKKKKKKKKKKKKK.KK.%2.39&
G
ml
L G
mv
imana :
v
l
,v
v
J ke"epatan dar"y %untuk air dan uap&
G
m
J laju aliran massa fluida, 'g+m
2
.s
2.4. &on$isi Reservoir Panasbumi
'ondisi reservoar panasbumi adalah meliputi tekanan, temperatur dan
diagram fasa, parameter-parameter ini men"iptakan suatu kondisi di dalam reservoar
yang akan menentukan apakah reservoar tersebut dapat dieksploitasi atau tidak.
'etiga parameter tersebut juga mempengaruhi semua kegiatan eksploitasi, seperti
teknik pemboran dan teknik produksi.
2.4.1. ekanan Reservoir
)ekanan reservoir adalah tekanan yang diberikan oleh fluida yang mengisi
rongga reservoir, baik uap, air ataupun gas. )ekanan ini juga sering disebut tekanan
formasi. )ekanan reservoar ini disebabkan oleh tekanan overburden dan tekanan
hidrostatik.
)ekanan overburden merupakan berat dari berbagai jenis batuan dan fluida
yang berada di dalam ruang pori. Beban tersebut mengakibatkan tekanan pada batuan
yang ada di ba*ahnya. Se"ara umum tekanan overburden meningkat sebanding
dengan kedalaman. )ekanan hidrostatik disebabkan oleh kolom fluida yang ada
dalam formasi. )ekanan ini dapat dihitung dengan rumus :
Ph J -,--92h KKKKKKKKKKKKKKK.KKKKKK.%2.3:&
dimana :
Ph : tekanan hidrostatik,psi
: densitas fluida yang mengisi pori, ppg
h : tinggi kolom fluida,ft
#radient tekanan hidrostatik ini dipengaruhi oleh padatan-padatan terlarut
%misal garam& dan gas yang ada dalam kolom fluida serta oleh gradient temperatur.
Peningkatan padatan terlarut "enderung menaikkan gradient tekanan, sementara
kenaikan jumlah gas larutan dan kenaikkan temperatur akan menurunkan gradient
tekanan hidrostatik.
?ang dimaksud dengan takanan formasi yang abnormal adalah tekanan
formasi yang lebih tinggi dari yang diperhitungkan dari gradient tekanan hidrostatik.
Selain tekanan tinggi sering kali ditemukan pula tekanan formasi yang sangat rendah
di ba*ah tekanan hidrostatik. )ekanan ini disebut sebagai tekanan sub normal. Pada
lapangan panasbumi, fenomena ini terjadi pada daerah yang mengalami subsiden"e,
dimana jumlah air isian %recharge& yang masuk lebih ke"il dibanding fluida yang
terproduksi di sumur-sumur produksi lainnya.
)ekanan reservoar pada lapangan panasbumi pada umumnya adalah tekanan
normal sampai sub normal, nilainya berkisar -,C33 psi+ft atau mengikuti gradient
kolom air.
$enurut en"h %0,5-&, tekanan reservoir harus diukur pada kedalaman yang
mempunyai permeabilitas tinggi. engan pengukuran tekanan setelah pemboran
eksplorasi, akan didapatkan data yang sangat akurat. (lat yang digunakan untuk
mengukur tekanan di reservoir panasbumi adalah 'P# %0uster /ressure %ange&,
yang dimasukkan ke dalam lubang bor setelah pemboran selesai. (lat ini dapat juga
mengukur tekanan pada tiap interval kedalaman.
2.4.2. em"eratur Reservoar
)emperatur reservoir akan naik dengan bertambahnya kedalaman, hal ini
dikenal sebagai fenomena gradient geothermal. Besar gradient geothermal ini
bervariasi antara satu tempat dengan tempat yang lain, tergantung pada keadaan
topografi daerah dan didukung pula oleh konduktivitas panas batuan yang ada.
#radient geothermal yang normal biasanya adalah 3 W.+0-- meter kedalaman.
>apangan panasbumi memiliki gradient geothermal yang abnormal yang disebabkan
oleh peristi*a-peristi*a geologi yang mendangkalkan daerah tersebut, misalnya
aktivitas tektonik.
Hubungan temperatur terhadap kedalaman dapat dinyatakan sebagai berikut :
)d J )a L X KKKKKKKKKK..KKKKKK.KKK..K. %2.3F&
dimana :
)d : temperatur reservoar pada kedalaman d ft, WD
)a : temperatur permukaan, WD
X : gradient temperatur, WD+0-- ft
: kedalaman, ft.
Pengukuran temperatur reservoir dilakukan setelah komplesi dan temperatur
formasi ini dapat dianggap konstan selama kehidupan reservoir, ke"uali bila
dilakukan proses injeksi.
Pada lapangan panasbumi, temperatur ba*ah permukaan didapat dari open
hole ell log, namun hasil yang diperoleh lebih ke"il dari temperatur yang
sebenarnya karena pada saat itu lubang bor temperatur turun akibat fluida pemboran.
!ekaman *ottom &ole 'emperatur %BH)& dapat lebih ke"il dari temperatur
sebanarnya berkisar 2- WD sampai 5- WD.
'arena temperatur statik formasi merupakan parameter yang penting bagi
eksplorasi, pemboran, logging , ell completion dan teknik reservoar maka di"ari
sebuah metoda yang memungkinkan penentuan temperatur statik formasi dari data
rekaman thermometer maksimum %BH)& yang diperoleh selama operasi logging.
'onsep dasar yang digunakan adalah hubungan garis lurus pada kertas semi
log, BH) dalam WD versus %)+%)L)&&, dimana ) adalah *aktu yang dibutuhkan
untuk sirkulasi dalam sumur. ) adalah *aktu dalam jam setelah sirkulasi berhenti.
'emudian hasil eksplorasi dari garis lurus pada saat harga %)+%)L)&& sama
dengan satu menunjukkan 'rue )ormation 'emperatur, #ambar 2.03.
memperlihatkan "ara ekstrapolasi untuk memperoleh temperatur statis formasi yang
sebenarnya.
)emperatur sebagai salah satu parameter kun"i pada sumur panasbumi :
0. $en"erminkan variasi lithologi, overpressure, kualitas uap dan air
2. $endefinisikan Hone-Hone produktif
3. $endefinisikan batasan-batasan bagi peralatan logging.
2.4.2.1. Boi%in# Point De"t*
Pada #ambar 2.0C. memperlihatkan lengkungan garis titik didih terhadap
kedalaman dari beberapa lapangan, yaitu P: 8airakei, 'a*erau, Broadlands, 7ltatio
dan 4"eland. #aris ini disebut dengan boilling hydrostat adalah distribusi temperature
terhadap *aktu yang menggambarkan kolom air yang terletak pada titik didih %pada
tekanan ditempat yang sama& disetiap kedalaman.
#ambar 2.03.
)eknik 7kstrapolasi Penentuan 'rue #tatic )ormation'emperatur
:&
#ambar 2.0C.
Beberapa profil #radient )emperatur
:&
(pabila temperature yang diukur terletak disebelah kiri garis lengkung, maka
reservoir tersebut adalah liquid system. (pabila terletak disebelah kanan garis
lengkung, maka reservoir tersebut merupakan sistem uap %vapour&.
2.5. ?enis Reservoar Panasbumi
'lasifikasi reservoir panasbumi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
0. Berdasarkan sumber panas.
2. Berdasarkan fasa fluida.
3. Berdasarkan temperatur.
2.5.1. Ber$asar Sumber Panas
Berdasarkan sumber panasnya, reservoir panasbumi dibagi menjadi :
geopressured system, hydrothermal system, magmatic system dan hot dry rock
system
2.5.1.1. Geopressure System
%eopressure reservoar biasanya ditemukan pada sedimen basin yang "ukup
dalam, dimana sedimennya tidak kompak terjadi dalam *aktu geologi dan terdapat
cap rock yang efektif seperti shale. 'ompaksi yang melebihi keadaan normal akan
menyebabkan keluarnya air dari pori-pori lempung.
Pada beberapa sistem geopressured tekanan fluida mendekati berat
keseluruhan batuan penutup ;lithostatic pressured<. Sistem air dengan tekanan tinggi
dapat disetarakan dengan gradien temperatur di atas batas normal karena
bertambahnya kapasitas panas jenis batuan yang menekan air. Dluida geopressure
biasanya mempunyai konsentrasi gas terlarut yang tinggi. Hampir seluruh sinclinal
basin yang besar di dunia merupakan Hona geopressure!
2.5.1.2. Hydrothermal System
Sistem ini terdiri dari air dan atau uap bertemperatur tinggi yang tersimpan
dalam batuan permeabel dan porous. (kibat sirkulasi se"ara konveksi, air dan atau
uap akan mengalir melalui patahan-patahan atau rekahan dan tertranportasikan ke
dekat permukaan, dimana gaya yang menyebabkan aliran ini adaah gaya gravitasi
karena perbedaan densitasnya.
&ot ater system biasanya ditemukan pada daerah-daerah yang berbatuan
sedimen permeabel dan batuan. vulkanik, dan umumnya batuannya adalah granit.
4ndikasi sistim ini diketahui dengan melihat aktivitas vulkanik yang masih muda,
kemudian aliran panas se"ara konduksi. Skema hydrothermal system dapat dilihat
pada #ambar 2.09.
(.;. 7llis dan 8.(.;. $ahon %0,FF&

mengklasifikasikan hydrothermal system
menjadi :
0. 7yclic system
(1uifer ini berasal dari air meteorik selama periode yang panjang pada
kedalaman formasi mengalami pemanasan dan keluar kepermukaan. 7yclic
system harus memenuhi syarat sebagai berikut :
(danya formasi batuan yang menjamin sirkulasi air pada kedalaman
tertentu.
(danya sumber panas.
)ersedianya air dalam jumlah yang "ukup
8aktu yang "ukup serta adanya daerah sirkulasi panas yang memungkinkan
air terpanasi.
(danya struktur rekahan pada batuan sampai permukaan
2. $empunyai "iri khas tersendiri dan dapat diperkirakan mendekati %eopressure
system. Sistem ini dibagi menjadi dua yaitu :
a. Sestim "ekungan sedimen.
.iri khasnya adalah komposisi air formasinya sangat komplek karena
adanya reaksi antar lapisan. !eservoar ini umumnya sangat dalam.
b. Sestim metamorfik pada proses metamorfosa
iperkirakan ditemukan di beberapa lokasi seperti .alifornia yang
ditemukan endapan air raksa sebagai petunjuk adanya daerah
metamorfosa.
2.5.1.'. Magmatic System
Sistem ini didapatkan pada kedalaman minimal 3 kilometer di daerah
vulkanik. ;ika pemboran di daerah vulkanik dengan kedalaman 3 - : kilometer, akan
diperoleh sumber panas dengan temperatur antara :9- - 02--
o
.. )eknologi untuk
menentukan lokasi, pengeboran dan memproduksi "adangan belum dikembangkan.
#ambar 2.09.
#ambaran $engenai !eservoar &ydrothermal dan &ot Dry "ock
#ystem #torage #ystem.
:&
2.5.1.(. Hot Dry Rock System
Sistem ini tidak mengandung air namun dapat diusahakan diproduksi dengan
kualitas yang baik. Pada sistem ini panas diambil dari batuan kristalin yang
permeabilitasnya rendah yang disebut dengan hot dry rock. Panas ini menyebabkan
terjadinya gradient geothermal sebesar 2
o
.+0-- m. )emperatur bumi atau gradient
geothermal ini akan naik terhadap kedalaman. @amun teknologi yang ada sekarang
belum mampu untuk mengeksploitasi sistem ini.
2.5.2 Ber$asar 2asa 2%ui$a
'lasifikasi reservoir panasbumi berdasarkan fasa fluida yang dihasilkan dapat
dibagi menjadi : liquid system, to phase system dan superheated system!
2.5.2.1. Reservoir Satu 2asa
!eservoir ini mempunyai temperatur di ba*ah 29-
o
. dengan tekanan tidak
terlalu tinggi karena reservoir ini sebagian tidak mempunyai "ap ro"k yang dapat
menahan temperatur dan tekanan, sebagian lagi mempunyai cap rock namun air
panas menjadi turun temperaturnya. Sehingga reservoir satu fasa ;liquid system<
dapat dibagi menjadi dua yaitu : sistem air hangat ;arm ater system< dan sistem
air panas ;hot ater system<.
0. Sistem air hangat ;arm ater system<.
)emperatur berkisar antara ,- - 05-
o
., pendidihan tidak akan terjadi sampai
dieksploitasi. Penggunaannya untuk keperluan non elektronik. .ontoh sistem ini
adalah di )ianjin %!!.& dan 8ai*era %Selandia Baru&.
2. Sistem air panas ;hot ater system<!
Dluida reservoir ini berupa air panas se"ara keseluruhan akan tetapi pendidihan
terjadi setelah eksploitasi se"ara ekstensif. )emperaturnya berkisar antara 2-- -
29-
o
.. )emperatur tersebut kadang-kadang terjadi pendidihan yang disebabkan
kandungan gas di reservoir yang bersangkutan. .ontoh sistem ini adalah di
("hua"hapan Salton Sea dan 'rafla.
iagram tekanan dan temperatur untuk reservoir berdasar fasa ini, dapat dilihat pada
#ambar 2.0: berada pada titik . dengan turunnya tekanan fluida ini bisa menjadi
uap berkadar air tinggi, sehingga densitasnya menjadi turun.
2.5.2.2. Reservoir Dua 2asa
!eservoir sistem dua fasa berisi "ampuran air dan uap. (pabila produksi air
lebih banyak daripada uap disebut liquid dominated system, apabila sebaliknya
disebut vapour dominated system.
#ambar 2.0:
iagram )ekanan dan )emperatur untuk (ir $urni
29&
2.5.2.2.1. Liquid dominated system!
Pada sistem ini uap yang keluar adalah uap basah. Uap ini dihasilkan oleh
proses flashing pada saat tekanan turun. alam reservoir dua fasa bagian terdalam
terdapat lapisan "airan panas pada keadaan netral. )emperatur bervariasi antara 22-
/3--
o
.. Pada kondisi ini gradien temperatur akan relatif tetap setelah men"apai titik
didihnya, sehingga fluida yang terdapat pada reservoir sudah ber*ujud uap, seperti
pada #ambar 2.0F.
2.5.2.2.2. Vapour dominated system.
Pada sistem ini tekanan tidak terlalu tinggi namun masih di atas tekanan
atmosfer jadi memungkinkan fluida ini seluruhnya menjadi uap. )erdapat pada
bagian atas lapisan dua fasa.ada bagian ini fasa "air sangat jarang, menyebar luas dan
immobile. .ontoh sistem ini adalah >arderello dan (miata %4talia&, 'amojang.
)emperatur fluida berkisar antara 29--32-
o
.. 6leh karena itu untuk sistem ini
fluida reservoir masih ber*ujud air panas seperti pada #ambar 2.05.
#ambar 2.0F.
Skema 'ondisi )ekanan dan )emperatur
untuk !eservoar Liquid Dominated
0,&
2.5.2.'. Su"er*eate$ S@stem
Pada reservoir ini uapnya berupa uap panas lanjut, dalam diagram fasa
berada pada titik dan 7, seperti pada #ambar 2.0,. ;ika terjadi hubungan dengan
permukaan, tekanan akan turun dan menjadi uap %dalam bentuk uap basah&.
Pada titik uap telah melampaui titik kritis baik tekanan dan temperaturnya
dan jika diproduksikan maka tekanan akan turun dan uap menjadi uap kering jenuh
ber"ampur dengan uap superheated.
Sedang titik 7 temperaturnya tidak setinggi pada titik namun tekanannya
tinggi dan di dalam reservoir berbentuk air dan jika terjadi hubungan dengan
permukaan maka tekanan akan turun dan seluruhnya menjadi uap namun dalam
bentuk uap basah.
2.5.' Ber$asarkan em"eratur
2.5.'.1. Semi Thermal Field
!eservoir semi thermal mempunyai temperatur sampai 0--
o
. dengan
kedalaman antara 0 - 2 km. Panas reservoir ini tidak "ukup tinggi karena sebagian
besar tidak mempunyai cap rock sehingga fluida mudah menerobos ke permukaan.

#ambar 2.05.
Skema 'ondisi )ekanan )emperatur
untuk !eservoar ,apour Dominated
0,&
'hermal gradient dan kedalaman aquifer yang permeabel pada semithermal
field seharusnya "ukup untuk menimbulkan arus sirkulasi konvektif, tetapi suhu
bagian atas reservoir tidak mungkin lebih dari 0--
o
. karena tidak adanya "ap ro"k
untuk menekan pressure build up di atas tekanan atmosfer dan mungkin karena
ter"ampur dengan air tanah yang dingin.
#ambar 2.0,.
iagram )ekanan dan )emperatur untuk (ir $urni
:&
2.5.'.2. Hyper Thermal Field
&yperthermal field membutuhkan lima unsur dasar yaitu : sumber panas, bed
rock, aquifer atau Hona permeabel, sumber air dan 7ap rock! &yper thermal reservoir
dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu : Dry &yperthermal dan Wet
&yperthermal )ield, model hyperthermal field dapat dilihat dalam #ambar 2.2-.
#ambar 2.2-.
$odel &yerthermal )ield
9&
2.5.'.2.1. et Hyperthermal Field
Wet hyperthermal field menghasilkan "ampuran air panas dan uap, maka
variabel 8HP dan 8H) serta enthalpi dan k*alitas fluida saling bergantung. Dluida
yang terproduksi %uap dan air& pada suatu sumur dipengaruhi oleh tekanan kepala
sumurnya %8HP& dan juga tergantung pada suhu dan tekanan reservoir serta
permeabilitasnya, maka setiap sumur memiliki suatu sifat aliran tersendiri, seperti
pada #ambar 2.2-.
Dluida yang terproduksi %uap dan air& pada suatu sumur dipengaruhi oleh
tekanan kepala sumurnya %8HP& dan juga tergantung pada suhu dan tekanan
reservoar serta peremeabilitasnya, maka setiap sumur akan memiliki suatu sifat aliran
tersendiri, seperti pada #ambar 2.20.
'arakteristik dari setiap sumur tidak tetap dan produksinya selalu "enderung
menurun sebagai fungsi dari *aktu. 'urva-kurva pada #ambar tersebut, semuanya
menggambarkan keadaan a*al pengembangan masing-masing lapangan.
Bila aliran sumur ditutup, aliran %flo& uap dan air akan turun men"apai nol.
)ekanan yang segera di"atat pada saat penutupan disebut shut in pressure yang
kemudian akan turun karena fuida sumur mendingin.
#ambar 2.20.
Hubungan (ntara 7nthalpi, )emperatur dan 'ualitasnya
untuk .ampuran Uap+(ir ?ang ;enuh
9&
2.5.'.2.2. Dry Hyperthermal Field
!eservoir ini mempunyai temperatur sangat tinggi, namun tekanannya tidak
setinggi tekanan pada et hyperthermal yang memungkinkan air berubah menjadi
uap seluruhnya. ;ika terjadi hubungan antara permukaan dengan reservoir melalui
lubang bor, maka sebagian uap jenuh akan berubah menjadi uap superheated.
Uap dari lapangan ini agak superheated maka tidak ada hubungan antara
8HP dan 8H), serta enthalpy merupakan fungsi dari 8HP dan 8H) ini.
#ambaran sifat aliran uap dan enthalpi dari sumur dapat dilihat pada #ambar 2.23.
yang menunjukkan steam flo dan enthalpi terhadap kepala sumur.
#ambar 2.22.
Hubungan antara )ekanan dan Suhu untuk Uap ;enuh
9&
2.6. Per"in$a*an Panas $an Massa "a$a Reservoir Panasbumi
2.6.1. Per"in$a*an Panas
Pada dasarnya sistem panasbumi terbentuk dari hasil perpindahan panas suatu
sumber panas %intrusi magma& keselilingnya yang terjadi se"ara konduksi dan se"ara
konveksi.
2.6.1.1. rans,er Panas &on$uksi
Sistem geothermal konduksi mempunyai karakteristik adanya panas yang
terjadi akibat konduksi saja dan biasanya pada kondisi yang tetap %steady state& saja.
'arakteristik pada endapan sediment adalah a1uifer bertemperatur diba*ah 09-
o
.
%lo enthalpy&. (1uifer tersebut pada umumnya berisi air "onnate yang mempunyai
salinitas tinggi. Sedangkan produktivitas a1uifer didefinisikan sebagai transmissivity.
)ransfer panas konduksi memegang peranan penting pada pemanfaatan
sumber panasbumi dipermukaan. Bahkan pada daerah yang memiliki anomaly
panasbumi yang kuat, aliran panas yang melalui Hona impermeable, seperti halnya
pada "ap ro"k diatas reservoir sistem dominasi uap, ditransfer se"ara konduksi.
Selain itu juga karena adanya variasi sifat thermal, seperti konduktifitas panas
batuan dan variasi sumber panasnya. alam hal in adalah gangguan pada sumbernya,
seperti intrusi batuan beku, sumber yang tetap atau pembentukan panas akibat
radioaktif.
#ambar 2.23.
Bentuk Sifat (liran, 'ualitas dan 7nthalpi Sehubungan dengan
)ekanan 'epala Sumur %8HP&
9&
2.6.1.2. rans,er Panas &onveksi
Pada sistem hydrothermal, air permukaan akan masuk kedalam bumi melalui
lorong porous dan permeable, sehingga akan bertemu dengan batuan panas di
kedalaman. Dluida yang terpanaskan, kemudian akan bergerak keatas berdasarkan
gaya buoyancy. engan demikian akan terjadi convection cell, dimana fluida akan
keluar ke permukaan atau keluar dari formasi. Pada permukaan, sistem ini biasanya
akan dijumpai kenampakan berupa geyser atau hot springs.
'ebanyakan panas yang dalam hal ini dinyatakan sebagai massa, akan
tertransportasikan melalui sistem konveksi air atau uap pada batuan porous dan
permeable. engan demikian sistem ini berbeda dengan sistem hot dry ro"k atau pun
geopressured yang panasnya berpindah se"ara konduksi. 8alaupun ada beberapa
sistem hydrothermal berasosiasi dengan batuan sedimen ataupun batuan beku porous
dan permebel, akan tetapi bila adanya pada formasi tersebut adalah yang terbaik.
!ekahan tersebut akan berfungsi sebagai penghantar panas pada fluida panas bumi.
Pada beberapa hal, rekahan yang melalui batuan terekah memiliki perbedaan, karena
permeabilitas rekahan pada umumnya lebih besar dibandingkan permeabilitas antar
butir. Biasanya permebilitas rekahan adalah anisotropi" dan porositas rekahannya
lebih sensitive terhadap tekanan fluida dan tekanan batuan, dibangdingkan dengan
permebilitas antar butir %8ittke etal, 0,F3&.
Pada sistem panasbumi, geometri rekahan umumnya sulit untuk dikenal
sehingga aliran fluida pada rekahan se"ara detail tidak begitu diketahui. 6leh sebab
itu rekahannya dianggap merupakan media yang meerus dengan permeabilitas
anisotropi". Panas yang diterima oleh fluida diteruskan oleh fluida itu sendiri se"ara
konveksi. #aya konveksi ini terjadi karena perbedaan densitas air yang terpanasi.
Berat jenis dan densitas air akan menjadi lebih ke"il sehingga akan naik dan setelah
diatas air tersebut akan dingin dan densitasnya akan membesar lagi, kemudian akan
turun kembali. Begitu se"ara terus-menerus.
2.6.1.'. rans,er Panas Ra$iasi
)ransfer panas radiasi adalah "ara perpindahan panas tanpa memerlukan
medium perantara. Panas dipan"arkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik
kesegala arah oleh benda yang sangat panas. .ontoh : panas atau kalor matahari yang
sampai kebumi adalah se"ara radiasi.
Perpindahan panas radiasi umumnya berlaku dalam tiga tahap, yaitu :
0. Perubahan energi panas dari suatu sumber panas kedalam bentuk energi dari
gerakan gelombang elektromagnetik
2. Perjalanan gerakan gelombang elektromagnetik tersebut melalui ruang perantara
3. Perubahan kembali energi dalam bentuk gelombang kedalam bentuk semula
%energi panas& oleh benda penerima.
7nergi radiasi yang dipan"arkan oleh suatu permukaan persamaan satuan
*aktu dan per satuan luas bergantung pada sifat permukaan yang bersangkutan
dengan temperature, pada tiap temperature energi radiasi yang dipan"arkan
merupakan "ampuran beberapa gelombang yang panjang gelombangnya berlainan.
Pada temperature 3--
o
. yang terkuat diantara gelombang-gelombang itu
mempunyai panjang gelombang 9 M 0-
-C
"m. Untuk panjang gelombang baik yang
lebih besar maupun yang lebih ke"il, kuatnya berkurang bersesuaian pada suhu yang
lebih tinggi di perlihatkan pada #ambarK.
;umlah energi yang dipan"arkan per satuan luas setiap detik dirumuskan sebagai :
8 J e Y )
C
KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK..%2.35&
imana :
8 J kekuatan pan"ar
e J energi pan"ar per satuan *aktu luas
Y J tetapan Stefan BoltHmann
Untuk benda hitam sempurna harga e J 0, karena benda hitam merupakan
peman"ar atau penyerap kalor yang baik. Sedangkan permukaan yang mengkilap
termasuk peman"ar kalor yang buruk.
2.6.2. rans,er Massa
Berdasarkan persamaan konversi energi pada elemen volume, persamaan
perpindahan panas adalah sebagai berikut :
qm :m
t
-m
+
,
_


KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK
%2.3,&
qe :e
t
-e
+
,
_


KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK...
%2.C-&
dimana :
(m,(e J massa dan energi per satuan volume
Gm,Ge J fluM massa dan energi persatuan luas
G*, 1e Jmassa dan energi persatuan volume yang diinjeksikan atau
diproduksikan
Pada suatu kasus, pada aliran panasbumi berlaku hubungan :
( ) #v v #l l -m +
KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK.
%2.C0&
an berlaku :
Sl L Sv J 0 KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK...%2.C2&
Persamaan untuk menghitung (e adalah sebagai berikut :
( ) ( ) #v 3v v #l 3l l ' 7r r -e + + 0
KKKKKKKKKKK.
KK.%2.C3&
imana :

r J densitas batuan
.r J panas spesifik batuan
U
l
J energi dalam spesifik air
Uv J energi dalam spesifik uap
ensitas "ampuran dan energi dapat didefinisikan sebagai :
#v v #l l mi4 +
KKKKKKKKKKKKKKKKKKKK...KK.
%2.CC&
( )
mi4
#v 3v v #l 3l l
3mi4

KKKKKKKKKKKKKKKKKKK...
%2.C9&
>aju alir massa dari suatu sumur adalah 1m, ditentukan berdasarkan apakah
sumur produksi atau injeksi. 7nergi yang didapatkan %Ge& dihitung dari persamaan :
G
e
J G
m
. h
f
KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK%2.C:&
imana h
f
adalah flo*ing enthalpy yaitu laju alir enthalpy atau laju injeksi enthalpy
per satuan volume reservoir.
Pada beberapa reservoir adanya kandungan gas dan fluida panasbumi penting
dalam menentukan pergerakan garam-garam seperti @a.l atau Si6
2
untuk penentuan
struktur reservoir panasbumi. Untuk setiap komponen kimia, harus ditambahkan
persamaan konversi sebagai berikut :
qe :e
t
-e
+
,
_


KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK..%2.CF&
A. Ener#i &inetik
7nergi kineti" adalah besaran energi suatu sistem yang bergantung pada
ke"epatan sistem tersebut. (ir yang mengalir dalam pipa horiHontal mempunyai
energi kineti" sebesar :
7k J Z mv
2
KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK....%2.C5&
imana :
7k J energi kineti", ;oule
m J massa, kg
v J ke"epatan, m+dt
B. Ener#i Potensia%
7nergi potensial adalah besaran energi suatu sistem yang bergantung pada
letak sistem tersebut terhadap level. Dluida yang berada pada pipa verti"al akan
mempunyai potensial yang memenuhi persamaan sebagai berikut:
7p J m g h KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK...%2.C,&
imana :
7p J energi potensial, ;oule
m J massa, kg
g J gaya gravitasi, m+dt
2
h J tinggi elevasi, meter

You might also like