You are on page 1of 18

STRUKTUR ALJABAR 1 Kristiana Wijaya

ii

Daftar Isi
Judul Daftar Isi 1 Himpunan 2 Partisi dan Relasi Ekuivalen 3 Grup i iii 1 3 6

4 Koset Dan Teorema Lagrange, Homomorphisma Grup Dan Grup Faktor 11 Indeks 14

iii

BAB 1 Himpunan
Himpunan adalah koleksi dari objek yang well-dened. Himpunan S terdiri dari elemen-elemen. Jika a adalah elemen di S maka kita tulis a S. Himpunan yang tidak mempunyai elemen dinamakan himpunan kosong dan dinotasikan dengan .

Denisi 1.1 Himpunan B adalah subset dari himpunan A dinotasikan B A atau A B jika setiap elemen di B ada di A. Notasi B A digunakan jika B A tetapi B = A.

Denisi 1.2 Jika A himpunan maka A adalah improper subset dari A. Setiap subset dari A adalah subset sejati dari A.

Contoh 1.1 Misalkan S = {1, 2, 3}. Hipunan S mempunyai 8 subset, yaitu , {1}, {2}, {3}, {1, 2}, {1, 3}, {2, 3} dan {1, 2, 3}

Beberapa himpunan yang digunakan dalam buku ini akan dinotasikan dengan simbol standart, sebagai berikut: Himpunan bilangan bulat Z := {0, 1, 1, 2, 2, },

Himpunan bilangan bulat positif Z+ := {1, , 2, 3, }, Himpunan bilangan rasional Q := { m | m, n Z dan n = 0}, n Himpunan bilangan rasional positif Q+ := { m | m, n Z+ dan n = 0}, n Himpunan bilangan real R. Himpunan bilangan real positif R+ . Himpunan bilangan real yang tidak 0 R . Himpunan bilangan komplek C. Himpunan bilangan komplek yang tidak 0 C .

BAB 2 Partisi dan Relasi Ekuivalen


Telah kita ketahui bahwa himpunan bilangan rasional Q dapat digambarkan sebagai himpunan S dari semua ekspresi quotient demikian kita mempunyai
2 3 m n

dengan m, n Z dan n = 0. Dengan

dan

4 6

adalah ekspresi dari quotient yang sama. Faktanya

setiap elemen dari Q dapat direpresentasikan oleh sejumlah tak hingga dari elemen berbeda di S . Ilustrasi di atas membawa kita pada fakta bahwa himpunan Q dapat di partisi ke dalam subset yang dapat dipandang sebagai single arithmetic. Jika b adalah elemen dari sebuah himpunan partisi maka b mereprensentasikan subset dari semua elemen yang sama dengan b.
2 3 2 2 4 4 6 6 = {3 , 3 , 6 , 6 , 9 , 9 , }

Contoh 2.1

Denisi 2.1 Partisi dari himpunan S adalah decomposisi dari S ke dalam subset tak kosong sehingga setiap elemen dari himpunan adalah satu dan hanya satu dari subset. Subset ini kita namakan cells dari partisi.

Contoh 2.2 Misalkan S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}. Satu partisi dari S diberikan oleh cells {1, 6}, {3}, {2, 4, 5}.

Subset {1, 2, 3, 4} dan {4, 5, 6} bukan partisi dari S karena 4 menjadi anggota dari kedua subset. Subset {1, 2, 3} dan {5, 6} juga bukan partisi dari S karena 4 bukan anggota dari keduanya.

Dua himpunan yang tidak mempunyai elemen bersama dikatakan disjoint. Dengan demikian cells dari partisi suatu himpunan adalah disjoint. Bagaimana kita mengetahui apakah dua quotient
m n

dan

r s

dalam himpunan partisi

S pada contoh 2.1 adalah cell yang sama, yaitu merepresentasikan bilangan rasional yang sama? Salah satu cara untuk mengetahuinya adalah dengan menyederhanakan kedua pecahan. Hal ini mungkin tidak mudah dikerjakan; sebagai contoh,
1403 3599 1909 4897

dan

merepresentasikan bilangan rasional yang sama, karena 23 83 1909 = 4897 59 83 dan


m n

1403 23 61 = . 3599 59 61 =
r s

Pada pecahan aritmatik kita mempunyai

jika dan hanya jika ms = nr. Ini

memberikan kepada kita kriteria yang lebih esien dari masalah kita, yaitu (1999)(3599) = (4897)(1403) = 6870491. Misalkan a b menotasikan bahwa a ada dalam cell yang sama dengan b untuk partisi dari himpunan S yang memuat a dan b. Jelas sifat berikut selalu dipenuhi: a a. Elemen a ada dalam cell yang sama dengan dirinya sendiri. Jika a b maka b a. Jika a ada dalam cell yang sama dengan b maka b ada dalam cell yang sama dengan a.

Jika a b dan b c maka a c. Jika a ada dalam cell yang sama dengan b dan b ada dalam cell yang sama dengan c maka a ada dalam cell yang sama dengan c.

Teorema 2.1 Misalkan S himpunan tak kosong dan adalah relasi antara elemen di S yang memenuhi sifat-sifat bahwa untuk setiap a, b, c S 1. (Reeksif ) a a 2. (Symetrik) Jika a b maka b a. 3. (Transitif ) Jika a b dan b c maka a c. Maka membentuk partisi natural dari S , dimana a = {a S |x a} adalah cell yang memuat a untuk setiap a S . Sebaliknya setiap partisi S memberikan relasi natural yang memenuhi sifat reeksif, symetrik dan transitif dengan a b jika dan hanya jika a b.

Bukti:

BAB 3 Grup
Denisi 3.1 (Grup) Suatu grup (G, ) adalah sebuah himpunan tak kosong G

dengan satu operasi biner , yang didenisikan pada G, dimana untuk setiap a, b, c G memenuhi aksioma-aksioma berikut. 1. a b G, 2. a (b c) = (a b) c, 3. Terdapat unsur e G, sehingga untuk setiap a G, berlaku e a = a e = a (unsur e ini dinamakan unsur identitas dari grup G), 4. Untuk setiap a G, terdapat unsur a1 R, sehingga a a1 = (a1 a = e, Grup G dikatakan komutatif jika a b = b a untuk setiap a, b G.

Selanjutnya notasi untuk grup (G, ) kita tulis G saja. Contoh 3.1 Himpunan Z = (Z, +) dan M2 = (M2 , ) merupakan grup. Dalam hal ini Z merupakan grup komutatif, sedangkan M2 bukan.

Banyaknya unsur yang terkandung dalam suatu grup dinamakan order.

Teorema 3.1 Suatu grup G hanya memuat satu unsur identitas.

Bukti: Misalkan e dan d adalah unsur identitas di G maka untuk setiap g G berlaku ge = eg = g dan gd = dg = g . Jadi e = ed = d.

Teorema 3.2 Setiap unsur di G hanya mempunyai satu unsur invers.

Bukti: Misalkan unsur a G mempunyai invers b dan c. Maka berlaku ab = ba = e dan ac = ca = e. Sehingga kita punya b = be = b(ac) = (ba)c = ec = c. Teorema 3.3 Untuk setiap a dan b di G berlaku (a1 )1 = a dan (ab)1 = b1 a1 . Bukti: Untuk setiap unsur a G berlaku aa1 = a1 a = e. Karena unsur a1 hanya mempunyai satu invers maka (a1 )1 = a. Untuk unsur a dan b dengan menerapkan sifat assosiatif kita peroleh (ab)(b1 a1 ) = e dan (b1 a1 )(ab) = e. Karena invers unsur ab tunggal maka (ab)1 = b1 a1 .

Denisi 3.2 (Subgrup)

Misal G grup dan H subhimpunan tak kosong dari G.

Maka H dikatakan subgrup dari G jika H merupakan grup terhadap operasi biner yang sama pada G.

Teorema 3.4 Sebuah subset H pada suatu grup G disebut subgrup dari G jika dan hanya jika e H dan untuk setiap a, b H memenuhi ab1 H .

Denisi 3.3 Misalkan G grup dan a G. Subgrup yang dibangun oleh unsur a dinotasikan (a) dinamakan grup siklik, yaitu (a) = {an |n Z. Unsur a dinamakan generator dari G.

Contoh 3.2

1. Z = (Z, +) adalah grup siklik dengan generator 1 dan 1.

2. Z4 adalah grup siklik dengan genarator 1 dan 3, yaitu (1) = (3) = Z4 . 3. Grup 4-Klein V yang dgambarkan dalam Tabel Cayley berikut adalah tidak siklik. e a e e a a a e c b b b c e a c c b a e

b b c c

Semua subgrup tak trivial dari V adalah {e, a}, {e, b}, {e, c}. Diagram Lattice dari grup 4-Klein diperlihatkan pada Gambar ??.

Misalkan G grup dan a G. Jika subgrup siklik (a) dari G nite maka order dari a adalah |(a)|. Jika tidak maka a mempunyai order innite. Dengan demikian jika a G mempunyai order nite m, maka m adalah bilangan bulat positif terkecil sehingga am = e. Dapat dibuktikan bahwa grup siklik adalah grup yang komutatif.

Teorema 3.5 (Algoritma Pembagian) Misalkan a, b Z dengan a > 0. Maka terdapat secara tunggal q, r Z sehingga b = qa + r dengan 0 r < a. Contoh 3.3 Dapatkan q, r Z jika

1. 38 dibagi 7. Jawab: 38 = (5)7 + 3. Jadi q = 5 dan r = 3. 2. 38 dibagi 7. Jawab: 38 = (6)7 + 4. Jadi q = 6 dan r = 4.

Denisi 3.4 Permutasi dari himpunan A ke A adalah fungsi : A A, : 1 1, pada.

Contoh 3.4 A = {1, 2, 3}. Fungsi : A A yang didenisikan oleh (1) = 2, (2) (3) = 1 mrupakan permutasi karena : 1 1, pada, dan ditulis = 3 dan 1 2 3 . = 2 3 1 Denisikan operasi perkalian permutasi pada A sebagai berikut. Misal dan adalah permutasi pada A. Maka fungsi komposisi ) adalah permutasi di A jika : 1 1, pada. Contoh 3.5 Misal A = {1, 2, 3, 4} dan = 1 2 3 4 1 2 3 4 3 1 4 2 .

4 2 1 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 = . Maka = 4 2 1 3 3 1 4 2 1 4 3 2

dan =

Teorema 3.6 Misal A himpunan tak kosong dan SA adalah himpunan dari semua permutasi pada A. Maka SA membentuk grup terhadap operasi perkalian permutasi. Denisi 3.5 Misal A = {1, 2, , n}. Grup semua permutasi pada A dinamakan grup symetric pada n letter dan dinotasikan Sn . Sn mempunyai n! unsur dengan n! = 1 2 3 n.

Denisi 3.6 Misal permutasi pada A. Kelas ekivalensi dalam A yang ditentukan oleh relasi ekivalensi, untuk setiap a, b A berlaku a b jika dan hanya jika b = n (a) untuk suatu n Z adalah orbit dari . Denisi 3.7 Permutasi Sn adalah cycle jika mempunyai paling banyak 1 orbit yang memuat lebih dari satu unsur. Panjang cycle adalah banyaknya unsur dalam orbit terpanjang. Permutasi dapat ditulis sebagai hasil kali ganda cycle-cycle. Contoh 3.6 Orbit dari permutasi = 1 2 3 4 5 6 7 8 dalam S8 adalah

4 7 8 6 1 5 2 3 {1, 4, 6, 5}, {2, 7}, {3, 8}. Permutasi ini bisa kita tuliskan sebagai 1 2 3 4 5 6 7 8 = (1, 4, 6, 5)(2, 7)(3. 8). = 4 7 8 6 1 5 2 3

Denisi 3.8 Cycle dengan panjang 2 dinamakan transposisi. Permutasi dikatakan genap (atau ganjil) tergantung apakah ia dapat dinyatakan sebagai hasil kali ganda transposisi-transposisi sebanyak genap (atau ganjil).

Contoh 3.7 Dalam S6 , = (1, 4, 5, 6)(2, 1, 5) = (1, 6)(1, 5)(1, 4)(2, 5)(2, 1). Jadi merupakan permutasi ganjil.

Jika n 2, koleksi dari semua permutasi genap dari {1, 2, , n} membentuk


1 subgrup dengan order 2 n! dari grup symetric Sn . Jadi banyaknya permutasi genap

dalam Sn sama dengan banyaknya permutasi ganjil dalam Sn .

10

BAB 4 Koset Dan Teorema Lagrange, Homomorphisma Grup Dan Grup Faktor
Teorema 4.1 Di dalam grup G terhadap subgrup H dari G, relasi ( mod H ) adalah sutu relasi ekivalensi.

Relasi ( mod H ) pada grup G mengakibatkan suatu partisi pada grup. Denisi 4.1 (Koset Kanan) Misal G grup, a G dan H subgrup dari G. Subhimpunan Ha = {ha | h H } disebut koset kanan terhadap subgrup H . Sedangkan koset kiri terhadap subgrup H adalah aH = {ah | h H }. Perlu kita perhatikan bahwa a b( mod H ) didenisikan oleh persyaratan ab1 H . Pengertian koset kanan Ha = {ha | h H } pada hakekatnya ditimbulkan oleh persyaratan ab1 H ini. Dengan demikian, di dalam grup G untuk setiap subgrup H dari G kita punya

11

himpunan koset kanan K = {Ha | a G} dan himpunan koset kiri L = {aH | a G}. Catatan: Misal G grup dan H subgrup dari G. Banyaknya koset kanan dan koset kiri di grup G terhadap suatu subgrup H selalu sama, kita namakan indeks subgrup H di G yang dinotasikan dengan [G : H ] Himpunan koset kanan (kiri) membentuk partisi di G, yaitu untuk setiap a, b G berlaku Ha = Hb atau Ha Hb = dan
a G

Ha = G.

Teorema 4.2 (Teorema Lagrange) Misal G grup dengan order hingga dan H subgrup G. Maka order H adalah pembagi order G, yaitu |H |\|G|. Akibatnya grup dengan order prim selalu siklis.

Denisi 4.2 Subgrup H dari grup G dikatakan normal jika Hg = gH untuk setiap g G.

Teorema 4.3 Misalkan G grup dan H subgrup G. Maka pernyataan berikut ekivalen: 1. H subgrup normal di G. 2. gHg 1 H untuk setiap g G. 3. gHg 1 = H untuk setiap g G.

Denisi 4.3 (Homomorphisma Grup)

Suatu pemetaan dari grup G ke

grup G disebut homomorphisma grup jika untuk setiap a, b G memenuhi (ab) = (a)(b). Teorema 4.4 Misalkan : G G suatu homomorphisma grup, maka:

12

1. (e) = e . 2. (a1 ) = ((a))1 untuk setiap a G Denisi 4.4 (Kernel) Misalkan : G G merupakan homomorphisma grup, maka kernel dari dinotasikan Ker(), didenisikan sebagai Ker() = 1 [e ] = {a G | (a) = e } dengan e adalah identitas di G . Teorema 4.5 Misalkan : G G suatu homomorphisma grup, maka : 1 1 jika dan hanya jika Ker() = e. Jika : G G adalah homomorphisma

Denisi 4.5 (Isomorphisma Grup)

yang satu-satu dan pada, maka disebut isomorphisma. Grup G dan G dikatakan isomorphic jika ada isomorphisma dari G ke G , dan dinotasikan dengan G =G. Langkah-langkah untuk menunjukkan grup G dan G isomorphic adalah: 1. Denisikan fungsi dari G ke G . 2. Tunjukkan bahwa fungsi satu-satu dan pada. 3. Tunjukkan bahwa homomorphisma. Sedangkan untuk menunjukkan dua grup G dan G tidak isomorphic, pada prinsipnya adalah menunjukkan bahwa tidak ada homomorphisma yang bersifat satu-satu dan pada dari G ke G . Namun tidak mungkin kita mencoba setiap kemungkinan yang ada, kecuali jika pemetaan satu-satu memang tidak bisa dibuat. Cara praktis untuk menunjukkan dua grup G dan G tidak isomorphic adalah dengan mendapatkan sifat aljabar yang tidak dipenuhi oleh kedua grup.

13

Contoh 4.1 Grup Z tidak isomorphic dengan grup Q karena Z adalah siklik sedangkan Q tidak. Misal G grup dan N subgrup normal dari G. Himpunan semua koset terhadap N di G kita nyatakan dengan G/N . Operasi pada G/N yaitu pemetaan : G/N G/N (N a, N b) G/N untuk setiap (N a, N b) G/N G/N . N (ab)

Teorema 4.6 Sistem matematika G/N = (G/N, ) membentuk grup. Grup ini kita namakan grup kuosien atau grup faktor di G terhadap subgrup normal N .

Koset N a = aN di G/N kita tuliskan juga dengan a. Dengan notasi ini kita punya ab = ab dan N = N e + eN = e dan (a)1 = (a1 ).

Contoh 4.2 Karena Z grup komutatif, maka semua subgrup dari Z bersifat normal. Misalkan n Z dengan n > 1 dan H = {kn | k Z}, maka H subgrup normal di Z. Grup fakor di Z terhadap H adalah: Z/H = {0, 1, 2, , n 1}. Grup Z/H ini tidak lain adalah Zn .

14

Indeks
assosiatif, 6 bilangan bulat, 1, 2 rasional, 2 real, 2 grup, 6 homomorphisma, 12 isomorphisma, 13 homomorphisma, 12 identitas, 6 invers, 6 isomorphisma, 13 kernel, 13 tertutup, 6

15

You might also like