You are on page 1of 4

akibat diare akut

(Y Nugraha Sukarna/078115038)
Diare akut adalah diare yang waktu terjadinya gejala tiba-tiba dan berlangsung singkat (< 48-72 jam) disebabkan oleh infeksi (virus dan bakteri), keracunan makanan atau obat, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu (orang dewasa) sedangkan pada bayi dan anak 2 minggu, merupakan fase lanjut dari diare akut. Bakteri penyebab diare antara lain: Shigella, Salmonella, Campylobacter, Staphylococcus, V. dan EIEC), sedangkan virus antara

cholerae serta E.

Coli (ETEC

lain: Adenovirusdan Rotavirus.

Secara

klinis

diare dengan

akut diare

karena yang

infeksi

dibagi

menjadi atas

golongan. saja.

Pertama, koleriform,

terutama

terdiri

cairan

Kedua, disentriform, pada diare didapatkan lendir kental dan kadang-kadang darah. Pasien dengan diare akut akibat infeksi akan sering mengalami mual, muntah, nyeri perut, dan demam. Kekurangan cairan akan menyebabkan pasien akan merasa haus, lidah kering, tulang pipi menonjol, kulit menjadi keriput serta suara menjadi serak. Kekurangan kalium dapat menimbulkan aritmia jantung. Perfusi ginjal dapat menurun yang menimbulkan anuria sehingga bila kekurangan cairan tak segera diatasi dapat menyebabkan dehidrasi dan nekrosis tubular akut. Tujuan pengobatan diare akibat infeksi yaitu memperbaiki kehilangan cairan dan elektrolit, menghilangkan simtom (gejala), menghilangkan penyebab utama dan menghindari terjadinya gangguan kedua

fMekanisme pada sakit perut http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23391/4/Chapter%20II.pdf


2.1.2 Epidemiologi Sakit perut biasanya terjadi pada anak usia 5 hingga 14 tahun, sementara frekuensi tertinggi pada usia 5-10 tahun. Apley menemukan bahwa nyeri perut terjadi pada 10-12% anak laki-laki usia 5-10 tahun dan menurun setelah usia itu. Anak perempuan cenderung lebih sering menderita sakit ini dibandingkan anak laki-laki (Perempuan:Laki-laki = 5:3). Sakit perut ini jarang terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun dan di atas 15 tahun (Boediarso, 2010 dan Wiryati, 2007).

2.1.3 Klasifikasi Pada garis besarnya sakit perut dapat dibagi menurut datangnya serangan dan lamanya serangan, yaitu akut atau kronik (berulang), yang kemudian dibagi lagi atas kasus bedah dan non bedah (pediatrik). Selanjutnya dapat dibagi lagi berdasarkan umur penderita, yang di bawah 2 tahun dan di atas 2 tahun, yang masing-masing dapat dikelompokkan menjadi penyebab gastrointestinal dan luar gastrointestinal (Boediarso, 2009). Universitas Sumatera UtaraKonsep yang klasik membagi sakit perut berulang ke dalam 2 golongan: organik (fungsional) dan psikogenik (psikosomatik). Biasanya harus dicari dulu penyebab organik, bila tidak ditemukan bisa dipikirkan kemungkinan penyebab psikogenik. Cara pendekatan seperti ini tentu akan banyak memakan waktu dan biaya (Boediarso, 2009). Barr mengajukan konsep yang agak berbeda. Sakit perut berulang digolongkan atas 3 kelompok, yaitu: organik, disfungsional, dan psikogenik. Nyeri organik disebabkan oleh suatu penyakit, misalnya infeksi saluran kemih. Nyeri disfungsional disebabkan oleh berbagai variasi fisiologi normal dan dibagi dalam dua kategori, yaitu sindrom nyeri spesifik (yang mekanisme penyebab nyerinya diketahui, misalnya defisiensi laktase dan konstipasi) dan sindrom nyeri nonspesifik (mekanisme penyebab nyeri tidak jelas atau tidak diketahui). Nyeri psikogenik disebabkan oleh tekanan emosional atau psikososial tanpa adanya kelainan organik atau disfungsi (Boediarso, 2009). Untuk memastikan diagnosis kelompok nyeri psikogenik maka ada tiga kriteria yang harus dipenuhi yaitu: 1. Ada bukti yang cukup kuat untuk menghilangkan penyebab kelainan organik. 2. Bukti positif bahwa ada gangguan emosional dan ada kaitan waktu antara timbulnya sakit perut dengan periode meningkatnya stress yang dialami

anak. 3. Sakit perut ini akan bereaksi langsung dengan hilangnya ketegangan emosional meskipun kemungkinan hal ini tidak selalu terjadi Konsep ketiga diajukan oleh Levine dan Rappaport (1984) yang menekankan adanya penyebab multifaktor. Sakit perut berulang merupakan perpaduan dari empat faktor, yaitu: 1. Predisposisi somatik, disfungsi, atau penyakit 2. Kebiasaan dan cara hidup 3. Watak dan pola respons 4. Lingkungan dan peristiwa pencetus Universitas Sumatera UtaraFaktor-faktor tersebut berperan meningkatkan atau meredakan rasa sakit. Dengan demikian dapat diterangkan mengapa beberapa anak menderita konstipasi tanpa sakit perut berulang. Demikian pula halnya dengan kondisi psikososial yang buruk akan menimbulkan sakit perut berulang pada anak tertentu, tetapi tidak pada anak lain (Boediarso, 2010). 2.1.4 Etiologi Dari penelitian terdahulu hanya 7% kasus yang disebabkan oleh kelainan organik yang akan menimbulkan sakit perut (Apley, 1959), hal ini meningkat terhadap berbagai kondisi seperti konstipasi, abdominal, gastritis, ulkus peptikum dihubungkan dengan Helycobacter pylori dan irritable bowel syndrome. Penyebab intra-abdominal dapat diklasifikasikan lagi menurut penyebab dari dalam saluran cerna, ginjal, dan lain-lain. Penyebab sakit perut berulang yang terbesar adalah faktor psikofisiologi (Boediarso, 2009).

Prosedur pemberian oralit (wikipedia)

Oralit tersedia dalam bentuk serbuk untuk dilarutkan dan dalam bentuk larutan diminum perlahan-lahan. Takaran pemberian oralit untuk mengatasi diare (1 jam pertama) umur < 1 tahun 300 ml dalam 1,5 gelas 1 - 4 tahun 600 ml dalam 3 gelas 5 - 12 tahun 1,2 l dalam 6 gelas dewasa 2,4 l dalam 12 gelas

Takaran pemberian oralit untuk mengatasi diare (setiap habis buang air) umur < 1 tahun 100 ml dalam 0,5 gelas 1 - 4 tahun 200 ml dalam 1 gelas 5 - 12 tahun 300 ml dalam 1,5 gelas dewasa 400 ml dalam 5 gelas

Anti septik yang digunakann untuk luka lecet (majalah kesehatan) Jenis antiseptik yang di gunakan bisa saja alkohol, karena Alkohol

adalah antiseptik yang kuat. Alkohol membunuh kuman dengan cara menggumpalkan protein dalam selnya. Kuman dari jenis bakteri, jamur, protozoa dan virus dapat terbunuh oleh alkohol. Alkohol (yang biasanya dicampur yodium) sangat umum digunakan oleh dokter untuk mensterilkan kulit sebelum dan sesudah pemberian suntikan dan tindakan medis lain. Alkohol kurang cocok untuk diterapkan pada luka terbuka karena menimbulkan rasa terbakar.

You might also like