You are on page 1of 16

RESUME

AGAMA
A. Pengertian Menurut bahasa: a : tidak

1. Sansekerta

gama : rusak ( tidak rusak / teratur ) Maksudnya adalah sesuatu yang menjaga suatu tatanan agar tidak rusak atau tetap (teratur) sesuai ketentuan-ketentuan. 2. Arab : Al-Din = dal , ya, nun ( dibaca dain ) : hutang Din : agama, menguasai, menundukan, patuh, kebiasaan ,hari kiamat. Din (bahasa semit) : UU/hukum Allah swt. Menetapkan suatu hukum yang harus dipatuhi agar tatanan kehidupan tetap terjaga yaitu agama Menurut istilah: Sampai saat ini masih belum ada kesepakatan tentang definisi agama. Dimulai dari manusia purba (primitif), bahwa manusia dalam posisi yang lemah dan mengakui serta mencari adanya kekuatan di luar kekuatan manusia. Harun Nasution menyebutkan ada empat unsur penting dalam agama yaitu a. Kekuatan ghaib manusia : manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada kekuatan ghaib, sebagai tempat minta tolong atau berlindung. b. Keyakinan manusia bahwa kesejahteraan di dunia ini dan hidup di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik itu kesejahteraan dan kebahagian itu akan hilang pula. c. Respon yang bersifat emosional dari manusia : perasaan takut dan bentuk penyenbahan dalam agama-agama primitif, perasaan cinta dan pemujaan dalam agama monotheisme. d. Paham adanya yang kudus ( seced ) dan suci, dalam bentuk kekuatan ghaib, kitab yang mengandung ajaran agama dan tempat-tempat tertentu. Banyak para ahli yang menafsirkan pengertian agama dimana, secara umum, agama mengandung arti ikatan-ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan ini 1

berpengaruuh besar terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Ikatan itu bersala dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia. Sesuatun kekuatan ghaib yang tidak dapat ditangkap dengan panca indera. Berikut kesimpulan pengertian agama menurut para ahli Suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal memegang peraturan tuhan itu dengan kehendaknya sendiri, untuk mencapai kebhagiaan hidup di dunia dan diakhirat. B. FUNGSI DAN TUJUAN. Tiga alasan perlunya manusia terhadap agama : 1. Latar belakang fitrah manusia 2. Kelemahan dan kekurangan manusia 3. Tantangan manusia dalam kehidupan Agama berfungsi sebagai pedoman untuk membimbing umat manusia dengan tata nilai yang diakui kebenarannya agar hidup tenang di dunia dan akhirat. Tujuan utamanya secara jelas adalah menjaga tatanan kehidupan agar manusia mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. C. PENGGOLONGAN AGAMA. Berdasarkan kepercayaan nya agama dibagi menjadi 4bagian, yaitu : 1. Dinamisme, agama yang mengandung kepercayaan kepada kekuatan ghaibyabng misterius ( benda benda tertentu ). 2. Animisme, agama yang mengajarkan tiap tiap benda yang bernyawa atau tidak menyerupai roh ( materi menyerupai udara atau uap ). 3. Polytheisme, agama yang mnempunyai tuhan yang banyak. 4. Monotheisme, yaitu agama yang mempunyai tuhan satu. : Bedasarkan turunannya agama dibagi menjadidua, yaitu : 1. Agama samawi, agama yang turun dari langit atau melalui agama wahyu, seperti : islam, nasrani, yahusi. 2. Agama ardhi, agama yang diturunkan di bumi, seperti : hindu, budha, Shinto. Dan ada agama yang memiliki kitab suci dan tidak memiliki kitab suci ( majusi ).

D. RUANG LINGKUP 1. Kepercayaan atau akidah . Setiap agama memiliki kepercayaan atau keyakinan tertentu . 2. Aturan atau syariah. setiap agama memiliki peraturan yang dianut dan diamalkan. 3. Pelaksanaan atau ibadah. setiap agama memiliki pengamalan atau ibadah yang mengikat. MENGAPA DAN PERLUKAN MANUSIA BERAGAMA Perlukah manusia beragama? 1. Manusia lahir tanpa sesuatu. 2. Dengan panca indera akal, dan jiwanya sedikit demi sedikit pengetahuan nya bertambah. 3. Dengan pengamatan, pemikiran yang logis, dan pengalamannya yang menemukan pengetahuan. Definisi agama. Agama adalah suatu aturan Tuhan yang mendorong umat manusia yang berakal untuk mau mengikuti dengan baik dan benar agar hidupnya bahagia dunia dan akhirat. Keterbatasan panca indera dan akal manusia menjadikan banyak tanda tanya dan jiwa nya semakin mendesak apabila pertanyaan itu tidak terjawab, karean naluri manusia yang ingin tahu. Manusia membutuhkan informasi yang tak diketahuiuntuk ketenangan jiw, keamanan, dan kebahagiaan hidup. Disinilah informasi tuhan dating berupa Al-Quran. Segi psikologis : 1. Manusia memerlukan ketentraman, kedamaian, kebahagiaan dalam hidupnya di dunia dan akhirat. 2. Untuk memperoleh ketentraman, kedamaian, kesejahteraan, kebahagiaan, manusia memerlukan kebahagiaan. 3. Aturan yang dapat memberikan atau menjamin ketentraman dan kebahagiaan. 4. Aturan yang terdapat dalam agama dapat diterima akal manusia.

5. Akhirnya secara psikologis manusia mau menerima dan memerlukan agama dengan reasa yakin, percaya tunduk dan patuh. Secara sosiologis : Sejak keberadaan manusia dari zaman purba sampai abad modern manusia selalu memiliki aturan sebagai pedoman dalam kehidupan beragama. HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK AGAMA ISLAM Perkataan aslama dapat juga diterjemahkan berislam ( hidup pasrah, dan tunduk kepada tuhan ). Inti dari islam : ketundukan, ketaatan, dan sikap pasrah seorang ham,ba terhadap khalik-Nya yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri secara menyeluruh ( kaffah dan universal ), sehingga diperoleh suatu kebahagiaan akhirat (QS. Al-Baqarah : 112). Hai orang orang yang beriman masuklah kamu dalam agama Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu turuti langkah langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu adalah nyata bagimu . Istilah : 1. Harun Nasution. Agama yang ajaran ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat melalui Nabi Muhammad SAW yang berisi ajaran yang bukan hanya mengenal segi, tapi mengenal berbagai segi kehidupan manusia 2. Maulana Muhammad Ali. Islam adalah agama perdamaian . 3. Kalangan Barat. Islam sering identik dengan istilah Muhammadinism dan Muhammamedan, karena kebiasaan diluar islam nama disandarkan pada dirinya seperti studisme, yuroaster, pemahaman yang benar bahwa islam adalah

Agama yang bersumber dari Allah SWT (QS. Al-Maidah : 163). Pada hari ini telah aku sempurnakan untukmu, agamamu, dan telah aku cukupkan nikmat-Ku dan telahKu ridhoi Islam sebagai Agama mu Nabi Muhammad menyatakan dirinya sebagai orang muslim ( QS. Al-Anam : 163 ). Dan aku adalah orang yang pertama tama menyerahkan diri ( Muslim ). Karakteristik Islam : 1. Islam memiliki visi rahmatan lilalamin. 4

2. Islam adalah pengakuan terhadap adanya pluralism beragama. 3. Islam bersifat autentikdan orisinal, yaitu agama yang lahir atas dasar wahyu Allah. 4. Islam agama yang selalu mengedepankan sikap progresivitas, dinamis, dan inovatif. KONTRIBUSI UMAT ISLAM TERHADAP PEMBINAAN MASYARAKAT, BANGSA DAN NEGARA Kehadiran Islam di Indonesia mendorong terjadinya perubahan pola kekuasaan dan melahirkan kesatuan politik Islam dalam bentuk Kesultanan. Islam dalam bidang ekonomi dan social membuka masyarakat untuk berperilaku adil, tak curang, kesepakatan pembeli dan penjual dan konsep keseimbangan. Sebelum kemerdekaan. Islam tidak serta merta menolak agama terdahulu, dan dianggap sebagai penghormatan. Dalam kancah politik, Islam memiliki doktrin rasa mencintai tanah airnya sehingga menimbulkan rasa nasionalisme. Banyak pejuang dalam tokoh Islam secara fisik menjadi pelopor pengusiran penjajah. Kearifan para ulama tokoh agama islam melahirkan falsafah pancasila sebagai haluan NKRI. Dalam bidang pendidikan para ulama turut berkontribusi dalam adanya madrasah dan pesantren. Setelah kemerdekaan. Banyak para cendikiawan muslim yang berperan dalam penyelenggaraan Negara baik yudikatif, eksekutif maupun legislative. Lahirnya departemen agama sebagai wadah pengatur kelembagaan, pendidikan, dan pembinaan umat dalam hal keagamaan. Banyak dan eksisnya lembaga pendidikan agama islam secara formal dari tingkat ibtidaiyah sampai perguruan tinggi, dan lemnaga non formal seperti

Muhammadiyah, NU, Alwasliyah, Majelis Talim sebagai tegaknya basis islam di Nusantara.

PENGAMALAN AJARAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN Aqidah. Mengetahui dan meyakini aqidah Islam ( memperoleh informasi secara benar, mempelajari, mendalami dan meyakini ). Meyakini aqidah Islam, umat islam pada umumnya. Meyakini Islam bukan karena ikut ikutan. Syariah. Mengetahui, mempelajari, mendalami, dan menjalani syariah Islam secara benar. Sedikit pengetahuan, meyakini dan menjalankan syariah Islam. Meyakini dan menjalankan syariah Islam. Meyakini dan menjalankan syariah Islam. ISLAM SEBAGAI RAHMATAN LILALAMIN Visi

Islam pembawa rahmat bagi seluruh umat manusia di duni: Tidak kuutus hai Muhammad kecuali membawa rahmat dunia (QS. Al-Anbiyya) Misi Islam pembawa kesejahteraan umat ( arti islam : sejahtera, kebahagiaan, selamat, sentosa ). Islam pembawa kedamaian, yang menghendaki seluruh umat hidup damai dan tenteram. Islam mengajarkan persamaan : disisi Allah semua umat manusia sama kecuali taqwa nya kepada Allah. Islam merupakan penegak keadilan, yaitu kebenaran harus dijunjung sangat tinggi, dan yang salah harus dipersalahkan.

AKHLAK A. Pendahuluan Akhlak secara bahasa atau etimologi memiliki kemiripan arti dengan kata adab, budi pekerti, perilaku, sikap, kelakuan, etiket, karakter, moral, perbuatan, dll. Dari kemiripan katakata tersebut terdapat penggolongan perilaku yakni akhlak, etiket, moral, dan mental. Kata etiket sendiri berarti tata cara dalam melakukan sesuatu, menentukan nilai sopan santun yang bersifat lahiriah. Kata moral mengandung arti nilai batin, nilai kejiwaan, dan nilai kepriadian. Sedangkan kata mental mengacu kepada attitude, kecerdasan, kecerdikan bahkan kelicikan. Namun ketiga kata ini lebih bersifat general dan universal, yang dalam arti tidak mengenal agama dalam pelaksanaannya.

B. Isi Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata al-khuluq atau al-khulq, yang secara etimologis berarti (1) tabiat, budi pekerti, (2) kebiasaan atau adat, (3) keperwiraan, kesatriaan, kejantanan, (4) agama, dan (5) kemarahan (al-gadab). Bentuk lain dari kata dasar tersebut yaitu khaliq yang artinya pencipta (Allah) dan makhluq yang artinya yang diciptakan. Dalam hal ini penerapan akhlak tidak lepas dari nilai-nilai agama. Akhlak dapat diartikan sebagai sesuatu yang terdapat dalam hati dan sanubari yang kontak dengan akal fikiran tanpa sulit-sulit berfikir dan menimbulkan refleks bertindak tanpa keraguan. Ibnu Maskawaih mendefenisikan akhlak dengan keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran. Sebagai contoh, keyakinan akan hal baik yang telah diyakini oleh batin dan fikiran bahwa hal itu baik, maka akan menimbulkan tindakan yang baik pula. Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat di dalam jiwa, maka suatu

perbuatan baru disebut akhlak kalau terpenuhi beberapa syarat 1. Perbuatan itu dilakukan berulang-ulang Kalau suatu perbuatan hanya dilakukan sesekali saja, maka tidak dapat disebut akhlak. Misalnya, pada suatu saat orang yang jarang berderma tiba-tiba memberikan uang kepada orang lain karena alasan tertentu. Dengan tindakan ini ia tidak dapt disebut murah hati atau berakhlak dermawan karena hal itu tidak melekat pada jiwanya.

2. Perbuatan itu timbul dengan mudah tanpa dipikirkan atau diteliti lebih dahulu sehingga ia benar-benar merupakan suatu kebiasaan. Jika perbuatan itu timbul karena terpaksa atau setelah dipikirkan dan dipertimbangkan secara matang, tidak disebut akhlak. Rasulullah Muhammad SAW diutus ke bumi ini untuk menyempurnakan akhlak manusia. Tugas yang diberikan Allah kepada Rasullullah ini dapat dikatakan sebagai suatu ujian, karena akhlak merupakan suatu yang vital bagi pencerminan perilaku manusia dan tugas menyempurnakan atau memperbiki akhlak manusia bukanlah hal yang mudah. Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, sehingga setiap aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia, yang disebut alakhlaq al-karimah. Hal ini tercantum antara lain dalam sabda Rasulullah SAW: Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. (HR. Ahmad *Baihaqi, dan *Malik); Mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya. (HR. *Tirmidzi); Orang yang paling baik keislamannya ialah orang yang paling baik akhlaknya. (HR. Ahmad); Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik adalah sesuatu yang paling banyak membawa manusia ke dalam surga. (HR. Tirmidzi); dan Tidak ada sesuatu yang lebih berat dari timbangan orang mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang baik. (HR. Tirmidzi) Akhlak Nabi Muhammad SAW disebut juga akhlak Islam, karena akhlak ini bersumber dari Al-Quran, dan Al-Quran datang dari Allah SWT, maka akhlak Islam mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan akhlak wadiah(ciptaan manusia). Ciri-ciri tersebut antara lain: 1. Kebaikannya bersifat mutlak (al-khairiyyah al mutlaqah), yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam merupakan kebaikan murni, baik untuk individu maupun untuk masyarakat, di dalam lingkungan, keadaan, waktu, dan tempat apapun;

2. Kebaikannya bersifat menyeluruh (as-salahiyyah al-ammah), yaitukebaikan yang terkandung didalamnyamerupakan kebaikan untuk seluruh umat manusia di segala zaman dan di semua tempat; 3. Tetap, langgeng, dan mantap, yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya bersifat tetap, tidak berubah oleh perubahan waktu dan tempat atau perubahan kehidupan masyarakat; 4. Kewajiban yang harus dipatuhi (al-izlam al-mustajab), yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam merupakan hukum yang harus dilaksanakan sehingga ada sanksi hukum tertentu bagi orang yang tidak melaksanakannya; 5. Pengawasan yang menyeluruh (ar-rabaqah al-muhitah). Dalam akhlak dibicarakan tatacara hablumminallah (hubungan dengan Allah) dan hablumminannas (hubungan dengan manusia) yang baik sesuai ajaran islam. Terkait hal ini, terdapat istilah akhlak mahmudah yakni akhlak terpuji dan akhlak mazmumah yakni akhlak yang tercela. Dalam membina hubungan dengan Allah dan ciptaan Nya dibutuhkan akhlak atau perilaku yang baik. Dalam AI-Quran surat An-Nisa Allah Menjelaskan: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu, Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membamggabanggakan diri. (QS An-Nisa[4]: 36). Jadi, dalam menjalin hubungan dengan Allah dan ciptaan Nya dibutuhkan akhlak manusia yang baik dan terpuji.

Zat Allah: Tidak ada satupun yang menyerupai Allah Tauhid Allah Sifat Allah: Sifat wajib Allah yang 20 Asma Allah: nama nama Allah yang 98 Afal: berperilaku terhadap Allah Ibadah ( doa, dzikir, syahadat, sholat, puasa, zakat, haji, dll) Sesama (Nabi, orang tua, kerabat, teman, guru pemimpin, orang yang meninggal)

Akhlak manusia yang terpuji terhadap

Fauna Alam Flora Benda mati Dalam kehidupan terdapat beberapa kriteria dasar yang penting diterapkan sebagai nilai dasar keislaman yang disebut Ushulul Khomsah, yakni: 1. Hifzuddin, yang artinya memelihara nilai keyakinan dan keagamaan. Dalam kehidupan penerapan nilai ini dapat dilakukan dengan memelihara ibadah dan menjaga pengamalan rukun islam. 2. Hifzunnafs, yang artinya memelihara jiwa dan kehidupan. Penerapan nilai ini dapat dilakukan dengan adanya upaya atau ikhtiyar untuk menyembuhkan diri dari berbagai penyakit dengan tidak menyerah pada takdir kematian. 3. Hifzunnasl, yang artinya memelihara keturunan. Dalam islam, diharamkannya berzina merupakan suatu bentuk upaya menjaga keturunan agar tetap berada dalam garis keturunan yang sah sehingga setiap individu yang dilahirkan ke bumi ini dapat merasakan kasih sayang orang tua yang sesungguhnya. 4. Hifzulaqli, yang artinya memelihara akal fikiran. Akal merupakan suatu nikmat luar biasa dari Allah yang diberikanNya khusus untuk manusia, oleh karena itu, akal harus dipelihara dari hal-hal buruk dan maksiat yang tidak diridhai Allah agar tidak merusak fitrah akal. 10

5. Hifzulmaal, yang artinya memelihara harta kekayaan. Harta kekayaan merupakan rezeki yang diberikan Allah untuk hamba-hambaNya. Keberadaan harta harus dipelihara dari segala bentuk maksiat seperti korupsi, perjudian, riba, dan lain sebagainya dengan memperbanyak zakat, wakaf, sedekah kepada saudara kita yang membutuhkan. Kelima nilai diatas merupakan dasar-dasar untuk beragama yang baik. Selain itu terdapat pula nilai dasar beragama yang disebut Qowaidul Fiqhiyyah atau kaidah-kaidah fiqih yang penting dilaksanakan dalam penerapan akhlak manusia, diantaranya: 1. Prinsip niat, pada dasarnya segala tindakan yang kita lakukan harus berdasarkan pada niat. 2. Yakin 3. Al-masaqqah, dalam melakukan tindakan hendaknya menghindari berbagai kesulitan yang menghambat 4. Ad-dar, dalam melakukan tindakan hendaknya menjauhkan hal-hal yang dapat mengakibatkan kemudharatan (bahaya) 5. Al-urfi, dalam melakukan tindakan hendaknya mengedepankan adab kebiasaan dan perilaku baik

Nilai-nilai diatas merupakan nilai vital yang harus diperhatikan dalam menjalankan akhlak islamiyah yang mahmudah.

11

PENGANTAR FIQIH ISLAM Pengertian fiqih Fiqih berasal dari bahasa arab, secara etimologi artinya adalah paham dan bisa memahami. Secara terminologi fiqih diartikan menajdi dua yakni yang pertama pengetahuan tentang hukum-hukum syariat sehingga memahami hukum-hukum tersebut yang diambil dari sumber-sumber misalnya Al-quran, hadis, qias, dan ijma. Contohnya: hukum sholat 5 waktu adalah wajib hukumnya dan sholat-sholat lainnya adalah sunnah. Yang kedua adalah hukum syariat itu sendiri, apa yang terkandung dalam hukum shalat, shalat dibedakan dalam sholat wajib dan sholat yang sunnah. Hubungan fiqih dan akidah islam Akidah adalah keimanan kita, kita sebagai umat muslim tentunya mempercayai tahlil yakni lailahailallah. Seorang yang beriman akan memikirkan fiqh suatu ibadah, selalu ingin mengetahui hukum syariat suatu ibadah. Seorang yang imannya kuat, pasti menyadari kewajibannya kepada Allah. Contohnya adalah dalam keseharian kita menjalankan ibadah sholat yang hukumnya wajib, jika akidah kita kuat maka kita sebagai sebagai umat tidak mau meninggalkan sholat. Dalam QS. Al Maidah ayat 6 tentang perintah shalat, terdapat kalimat Hai orang-orang yang beriman.. Di sini diketahui bahwa seruan itu hanya ditujukan hanya kepada orang-orang yang memiliki akidah. Fiqh banyak macamnya. Fiqh dibuat bukan oleh Allah SWT tetapi sumbernya dari Allah. Maka dari pada suatu kasus banyak taerdapat pendapat karena menurut orang yang berbeda-beda. Misalnya orang yang merokok ada yang bilang hukumnya haram dan ada yang mengatakan hukumnya makruh Ada 7 rincian fiqih, yaitu : 1. Fiqih ibadah Yaitu hukum-hukum yang terkait dengan ibadah. Contohnya wudhu, sholat, puasa, haji, dan lain sebagainya 2. Fiqih Ahwalussakhsiyah (munakahat) Yaitu hukum-hukum yang terkait dengan kekeluargaan. Contohnya mengenai pernikahan, hak waris dan nasab

12

3. Fiqih muamalah Yaitu hukum-hukum yang terkait dengan perbuatan manusia. Misalnya masalah jualbeli, sewa-menyewa dan masih banyak lagi 4. Fiqih Siyasah Syariyah Yaitu hukum-hukum yang terkait dengan kewajiban-kewajiban Negara. Contohnya kepemimpinan dan berantas kezaliman 5. Fiqih al-uqubad Yaitu hukum-hukum yang terkait dengan pelaku-pelaku kejahatan. Misalnya untuk menjaga keamanan, menjaga ketertiban, mencegah perzinahan, pemabuk dan pencuri 6. Fiqih Assyiar Yaitu hukum-hukum yan terkait dengan Negara-negara lain. Contohnya mengenai perdamaian, batas-batas Negara dan lain sebagainya 7. Fiqih adab Yaitu hukum-hukum yang terkait dengan adab dan perilaku seseorang. Contohnya maslaah sopan santun, baik dan buruknya perbuatan manusia. Sumber fiqih berasal dari Allah yakni dalam bentuk Al-quran, sunnah, ijma dan qiyas 1. Al-quran Al-quran merupakan sumber hukum islam yang pertama dan utama. Al-quran itu sendiri terdiri dari 30 juz, 114 surat, dan 6000 ayat. Al-quran pasti sama semua di dunia ini, yang berbeda hanyalah terjemahannya. Al-quran memiliki mukjizat yang dapat dihapal oleh umat nabi Muhammad. Al-quran jika dibaca salah maka akan langsung kelihatan. Al quran adalah firman yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penerang dalam kegelapan. Al quran merupakan hukum Islam yang pertama dan utama.

13

2. Sunnah
Perkataan, perbuatan, dan diamnya (kesepakatan) Nabi Muhammad SAW. Jumlahnya banyak sekali, dan para ulama telah mengklasifikasikannya. Hadits menempati posisi yang penting dalam kajian keislaman. Kedudukan dan keberadaannya tidak diragukan lagi. Pembukuan hadits baru dilakukan ratusan tahun setelah nabi wafat, ditambah lagi dalam kenyataan sejarah banyak hadits yang dipalkan, maka keabsahan hadits-hadits yang beredar diperdebatkan oleh para ulama hadits. Hadits juga merupakan sumber hukum Islam yang kedua. Contih klasifikasi hadits misalnya kutubu sitta dan kutubu tisa.

3. Ijma
Ijma merupakan kesepakatan para ulama berdasarkan Al quran dan Al Hadits. Dalam memutuskan hukum suatu hal, kadang-terjadi perbedaan pendapat antara para ulama, misalnya hukum merokok ada yang mengatakan haram dan ada yang mengatakan makruh. Ijma merupakan sumber rujukan ketiga. Jika kita tidak mendapatkan didalam Al Quran dan demikian pula sunnah, maka untuk hal yang seperti ini kita melihat, apakah hal tersebut telah disepakatai oleh para ulama muslimin, apabila sudah, maka wajib bagi kita mengambilnya dan beramal dengannya. 4. Qiyas Qiyas yaitu menyamakan atau membandingkan sesuatu yang belum diketahui hukumnya dengan sesuatu yang lain yang sudah diketahui hukumnya. Contoh qiyas : hukum meminum khamar adalah haram, maka hal-hal apapun yang memabukkan dihukumi haram. Anggur fermentasi diqiyaskan dengan khamar, maka anggur fermentasi haram. Pada qiyas inilah kita meruju apabila kita tidak mendapatkan nash dalam suatu hukum dari suatu permasalahan, baik di dalam Al Quran, sunnah maupun ijma. Ia merupakan sumber rujukan keempat setelah Al Quran, as Sunnah dan Ijma.

Qiyas memiliki empat rukun: a) Dasar (dalil). b) Masalah yang akan diqiyaskan. c) Hukum yang terdapat pada dalil. d) Kesamaan sebab/alasan antara dalil dan masalah yang diqiyaskan.

14

Maqasid Assariyah Maqasid Assariyah yaitu tujuan hukum yang diturunkan oleh Allah SWT. setiap tindakan-tindakan yang kita lakukan pasti ada maqasit assariyah. Hukum itu bertujuan mewujudkan kemashalahatan manusia di dunia dan di akhirat. Tidak seorangpun dapat menyangkal bahwa semua yang dibawa nabi untuk

kemashlahatan umat bukan untuk kemudaratan, yang membuat syariat adalah Allah karena yang menciptakan manusia adalah Allah. Menurut Imam Al Ghazali Maqasid Assariyah dibagi menjadi:
1. Dhoruriyah (primer) Definisinya adalah tingkat kebutuhan yang harus ada atau disebut juga kebutuhan primer. Apabila tingkat kebutuhan ini tidak terpenuhi maka keselamatan umat manui akan terancam, baik di dunia maupun di akhirat. 2. Haajiyah (sekunder) Kebutuhan ini disebut juga sebagai kebutuhan sekunder. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi maka keselamatan manusia tidak sampai terancam. Namun ia akan mengalami kesulitan, dan syariat islam menghilangkan segala kesulitan tersebut. Adanya hokum rukhshah (keringanan) merupakan penjelasan dalam kebutuhan haajiyah. Contohnya adalah pembolehan tidak berpuasa bagi musafir, hukum diyat (denda) bagi seseorang yang membunuh secara tidak sengaja. 3. Tahsiniyah (suplemen) Definisinya adalah kebutuhan yang tidak mengancam eksistensi umat manusia dan tidak pula menimbulkan kesulitan apabila tidak terpenuhi. Tingkat kebutuhan ini berupa pelengkap. Allah SWT telah mensyariatkan hal yang berhubungan dengan kebutuhan tahsiniyat, contohnya adalah anjuran berhias ketika hendak ke masjid, anjuran memperbanyak ibadah sunnah, larangan penyiksaan mayat dalam peperangan.

Lima kategori fiqh:


1. Hifdzuddin : menjaga dan menghargai agama,sebagai dasar toleransi. 2. Hifdzunafs : bentuk penjagaan jiwa-jiwa yang lain. 3. Hifdzunasl : menjaga keturunan,sebagai dasar pernikahan. 4. Hifdzuaql : melindungi akal pikiran. 5. Hifdzumal : menjaga harta kekayaan.

Contoh : Setiap orang berhak mendapat pekerjaan, Setiap orang berhak dilindungi kekayaannya

15

DAFTAR PUSTAKA
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. 1999. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Wahyuddin, Achmad etal. 2007. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. Surabaya: Grasindo Kurniawan, Beni. 2009. Pendidikan Agama Islam. Surabaya: Grasindo

16

You might also like