You are on page 1of 14

GANGGUAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN OPIOID

Disusun oleh: Gita Amelia Sinta Yuliantini Ferdhisa Noviar Rahma Novianti Ase !P Praset"a

Pem#im#in$ : dr% Prasila Dar&in S %'(

'EPANI!ERAAN ')INI' I)*U 'ESEHA!AN (I+A RU*AH SA'! IS)A* (I+A ')ENDER ,- AGUS!US ,./0 1 ,2 SEP!E*BER ,./0
(A'AR!A

GANGGUAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN 3A! OPIOID

'E!ERGAN!UNGAN 3A! Ketergantungan zat dibagi menjadi dua konsep, ketergantungan fisik dan ketergantungan perilaku. Ketergantungan perilaku telah menekankan aktivitas mencari-cari zat (subtance-seeking behaviour) dan bukti-bukti pola pengunaan patologis. Ketergantungan fisik adalah menekankan pada efek fisik (yaitu, fisiologis) dari episode multiple penggunaan zat. Kriteria Diagnostik untuk ketergantungan zat berdasarkan D ! "# adalah sebagai berikut $ uatu pola penggunaan zat maladaptif, yang menyebabkan gangguan atau penderitaan yang bermakna secara klinis, seperti yang dimanifestasikan oleh tiga (atau lebih) hal berikut, terjadi pada setiap saar dalam periode %& bulan yang sama. %. 'oleransi, seperti yang didefinisikan oleh berikut $ a. Kebutuhan untuk meningkatkan jumlah zat secara jelas untuk mencapai intoksikasi atau efek yang diinginkan b. (enurunan efek yang bermakna pada pemakaian berlanjut dengan jumlah yang sama &. (utus, seperti yang dimanifestasikan oleh berikut $ a. indom putus yang karakteristik bagi zat (lihat kriteria ) dan * dari kumpulan kriteria untuk putus dari zat spesifik) b. +at yang sama (atau yang berhubungan erat) digunakan untuk menghilangkan atau menghindari gejala putus ,. +at seringkali digunakan dalam jumlah yang lebih besar atau selama periode yang lebih lama dari yang diinginkan -. 'erdapat keinginan terus menerus atau usaha yang gagal untuk menghentikan atau mengendalikan penggunaan zat .. Dihabiskan banyak /aktu dalam aktivitas untuk mendapatkan zat (misalnya,

mengunjungi banyak dokter atau pergi jarak jauh), menggunakan zat (misalnya, chain-smoking), atau pulih dari efeknya 0. )ktivitas sosial, pekerjaan, atau rekreasional yang penting dihentikan atau dikurangi karena penggunaan zat 1. (emakaian zat dilanjutkan /alaupun mengetahui memiliki fisik dan psikologis yang menetap atau rekuren yang kemungkinan telah disebabkan atau di eksaserbasi oleh zat (misalnya, baru saja menggunakan kokain /alaupun menyadari adanya depresi akibat kokain, atau terus minum /alaupun mengetahui bah/a ulkus memburuk oleh konsumsi alkohol) ebutkan jika $ Dengan ketergantungan fisiologis $ tanda-tanda toleransi atau putus (yaitu, terdapat butir % maupun &). 'anpa ketergantungan fisiologis $ tidak ada tanda-tanda toleransi atau putus (yaitu, tidak terdapat butir % maupun &) (enentu perjalanan $ 2emisi penuh a/al 2emisi parsial a/al 2emisi penuh bertahan 2emisi parsial bertahan (ada terapi agonis Dalam lingkungan terkendali

Kriteria diagnostik untuk intoksikasi zat berdasarkan D ! "# adalah sebagai berikut ). (erkembangan sindrom spesifik zat yang reversibel karena ingesti (atau pemaparan) suatu zat yang belum lama terjadi. 3atatan $ zat yang berbeda dapat menimbulkan sindrom yang mirip atau identik *. (erilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara klinis yang disebabkan oleh efek zat pada sistem saraf pusat (misalnya, kenakalan, labilitas mood, gangguan kognitif, gangguan pertimbangan, gangguan fungsi sosial atau pekerjaan) dan berkembangan selama atau segera setelah penggunaan zat 3. 4ejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain

Kriteria diagnostik untuk putus zat berdasarkan D ! "# adalah sebagai berikut ). (erkembangan suatu sindrom spesifik zat karena penghentian (atau penurunan) pemakaian zat yang telah digunakan lama dan berat *. indrom spesifik zat menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya 3. 4ejala tidak disebabkan oleh kondisi umum dan tidak lebih baik diterangkan oleg gangguan mental lain

GANGGUAN BERHUBUNGAN DENGAN OPIOID Kata opiat dan opioid berasal dari kata opium, jus dari bunga opium. D ! "# menggunakan kata opioid untuk mencakup opiat suatu preparat atau derivat dari opium, dan guna opioid, suatu narkotik sinteteik yang kerjanya menyerupai opiat tetapi tidak didapatkan dari opium. 5eroin yang secara farmakologis mirip dengan morfin, menyebabkan analgesia, mengantuk, dan perubahan mood. ejumlah besar narkotik sinteteik (opioid) telah dibuat, termasuk meperidine (Demerol), methadone (Darvon), pentazocine ('al/in) dan propocyphene (Darvon). !etahdone ada6ah standard emas saat ini untuk mengobati ketergantungan opioid. )ntagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan ketergantungan opioid, dan obat kelas tersebut adalah nalo7one (8arcan), naltre7one ('re7an), nalorphine, levallorphan dan apomorphine. 9piat atau opioid dapat digunakan peroral, dihirup intranasal, dintunikan intravena atau disuntikan subkutan. 9piat atau opioid adalah adiktif secara subjektif karena euforik yang tinggi (:rush;) yang dialami oeleh pemakaian opiat dan opioid, khususnya mereka yang menggunakan secara intravena. 4ejala penyerta adalah perasaan hangat, rasa berat pada anggota gerak, mulut kering, /ajah gatal dan kemerahan pada /ajah. <ufroia a/al diikuti oleh suatu periode sedasi, dikenal dengan istilah jalanan sebagai :nodding off;. =ntuk orang yang a/am, dapat menyebabkan disforia, mual dan muntah. <fek fisik dari opiat dan opioid adalah depresi pernafasan, konstriksi pupil, konstraksi otot polos (termasuk ureter dan saluran

empedu), konstipasi, dan perubahan tekanan darah, kecepatan denyut jantung, dan temperatur tubuh. <fek depresan pernafasan diperantai pada tingkat batang otak dan aditif terhadap efek pheneothiazine dan monoaminr o7idase inhibitors. <fek merugikan yang paling sering adalah transmisi hepatitis dan 5"#>)"D . 4ejala overdosis dari opioid adalah hilangnya responsivitas yang nyata, koma, pernafasan lambat, hipotermia, hipotensi dan bradikardia. 'rias klinisnya berupa koma, pupil yang kecil dan depresi pernafasan. Dapat terjadi kematian karena efek depresi pernafasan. 4angguan yang mugkin timbul akibat penggunaan opioid adalah gangguan akibat opioid, intoksikasi opioid, putus opioid, deliriummintoksikasi opioid, gangguan psikotik dengan /aham, gangguan psikotik dengan halusinasi, gangguan mood, disfungsi seksual, gangguan tidur dan gangguan berhubungan opioid yang tidak ditentukan.

IN!O'SI'ASI OPIOID *eberapa tanda intoksikasi opioid adalah perubahan mood, retardasi psikomotor, mengantuk,bicara cadel (slurred speech), dan gangguan daya ingat dan perhatian. Kriteria diagnosis intoksikasi opioid berdasarkan D ! "# adalah sebagai berikut $ ). (emakaian opioid yang belum lama *. (erilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang ebrmakna secara klinis (misalnya, euforia a/al diikuti oleh apati,, disforia, agitasi atau retardasi psikomotor, gangguan pertimbangan, atau gangguan fungsi sosial atau pekerjaan) yang berkembang selama, atau segera setelag, epmakaian opioid 3. Konstriksi pupil (atau dilatasi pupil karena anoksia akibat overdosis berat) dan satu ?atau lebih) tanda berikut, yang berkembang selama, atau segera setelah, pemakaian opioid D. 4ejala tidak karena kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain ebutkan jika $

Dengan gangguan persepsi

PU!US OPIOID 4ejala putus opioid berupa kram otot parah, nyeri tulang, diare berat, kram abdomen, rinorea, lakrimasi, piloreksi, demam, dilatasi pupil, hipertensi, takikardia dan disregulasi temperatur termasuk hipertermia dan hipotermia. 4ambaran penyerta putus opioid adalah kegelisahan, iritabilitas, depresi, tremor, kelemahan, mual dan muntah. !orfin dan heroin 4ejala di mulai 0 @ A jam setelah dosis terakhir, biasanya setelah suatu periode % @ & minggu pemakaian kontinu atau pemberian antagonis narkotik. !ecapai puncak intensitasnya selama hari kedua dan ketiga dan menghilang selama 1 @ %B hari setelahnya. 4ejala bisa menetap selama 0 bulan atau lebih. !eperidine indrom putus zat dimulai dengan cepat, mencapai puncak A @ %& jam dan selesai dalam - @ . hari. !etadon (utus methadone biasanya dimulai %-, hari setelah dosis terakhir dan selesai %B @ %hari. Kriteria diagnosis putus opioid berdasarkan D ! "# adalah sebagai berikut $ ). alah satu berikut ini %. (enghentian (atau penurunan) pemakaian opioid yang telah lama dan berat (beberapa minggu atau lebih) &. (emberian antagonis opioid setelah suatu periode pemakaian opioid *. 'iga (atau lebih) berikut ini, yang berkembang dalam beberapa menit sampai beberapa hari setelah kriteria ) $ %. !ood dismorfik

&. !ual atau muntah ,. 8yeri otot -. Cakrimasi atau rinorea .. Dilatasi pupil, piloereksi atau berkeringat 0. Diare 1. !enguap A. Demam ?. "nsomnia

3. 4ejala dalam kriteria * menyebabkan penderitaan yang ebrmakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan dan fungsi penting lain D. 4ejala bukan karena kondisi medis umum dan tidak lebih baik di terangkan oleh gangguan mental lain

Delirium Into4si4asi O ioid )dalah suatu kategori diagnostic di dalam D ! "#. Delirium intoksikasi opioid paling mungkin terjadi jika opiate atau opioid digunakan dalam dosis tinggi , dicampur dengan senya/a psikoaktif lainnya, atau digunakan oleh orang dengan cedera otak atau gangguan sistem saraf pusat yang telah ada sebelumnya Gan$$uan Psi4oti4 A4i#at O ioid 3riteria diagnostic D ! "# adalah berada dalam bagian skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya. Klinisi dapat menentukan apakah gejala predominan adalah halusinasi atau /aham Gan$$uan *ood A4i#at O ioid

4angguan mood akibat opioid, yang dapat dimulai selama intoksikasi opioid, adalah suatu kriteria dalam D ! "#. 4ejala gangguan mood akibat opioid mungkin bersifat manic, depresi atau campuran, tergantung pada respon seseorang terhadap opiate atau opioid. Gan$$uan !idur A4i#at O ioid dan Dis5un$si Se4sual A4i#at O ioid 'ermasuk dalam kirteria diagnostic dalam D ! "#. 5ipersomnia kemungkinan merupakan gangguan tidur yang paling sering pada opiate atau opioid dibandingkan insomnia. Disfungsi seksual yang paling sering kemungkinan adalah impotensi Gan$$uan Berhu#un$an den$an O ioid "an$ !ida4 Ditentu4an ituasi klinis yang tidak memenuhi kriteria diatas adalah contoh tepat untuk kasus yang menggunakan diagnosis D ! "# gangguan berhubungan dengan opioid yang tidak ditentukan.

GA*BARAN ')INIS 9piat dan opioid dapat digunakkan peroral, hirup intranasal, injeksi intravena atau subkutan. +at tersebut adalah adiktif secara subjektif karena euforik yang tinggi (:rush;) yang dialami oleh pemakai zat tersebut, khususnya pemakaian intravena. 4ejala penyerta adalah perasaan hangat, rasa berat pada anggota gerak, mulut kering, /ajah gatal (khususnya hidung), dan kemerahan pada /ajah. <uphoria a/al diikuti oleh suatu periode sedasi (: nodding off;). <fek fisik berupa depresi pernafasan, konstriksi pupil, kontraksi otot polos (ureter, saluran empedu), konstipasi, perubahan tekanan darah, denyut jantung, dan suhu tubuh. <fek depresan diperantarai pada tingkat batang otak dan aditif terhadap efek phenothiazine dan monoamine o7idase inhibitors (!)9")

<fek merugikan (aling sering berkaitan dengan transmisi hepatitis dan 5"# melalui penggunaaan jarum suntik yang terkontaminasi oleh lebih dari satu orang. <fek merugikan lainnya adalah interaksi obat idiosinkratik antara meperidine dan !)9" yang menyebabkan ketidakstabilan otonomik yang jelas, agitasi perilaku parah, koma, kejang, kematian. 9verdosis Kematian akibat overdosis hamper selalu karena henti pernafasan. 4ejala overdosis adalah hilangnya responsivitas yang nyata, koma, pernafasan lambat, hipotermia, hipotensi dan bradikardia. !rias klinis berupa koma, pupil yang kecil (pinpoint pupil), dan depresi pernafasan. 9verdosis zat ini adalah suatu kega/atdaruratan medis. 'ugas pertama adalah memastikan jalan nafas yang terbuka dan tanda vital terjaga. uatu antagonis opiate, nalo7one dapat diberikan B.-mg "#6 dosis tersebut dapat diulang empat sampai lima kali dalam ,B @ -. menit pertama. (asien biasanya responsif, tapi karena nalo7one memiliki lama kerja yang singkat, pasien relaps ke keadaan koma dalam - @ . jam, sehingga membutuhkan observasi ketat. )ntagonis harus digunakan scara berhati-hati karena dapat mencetuskan reaksi putus zat yang parah. )ntagonis lain yang berguna untuk pengobatan overdosis adalah nalorphine dan lovallorphan. (arkinsonisme akibat !('(

uatu

opioid

yang

terkontaminasi

8-methyl---phenyl

%,&,,,0

tetrahydropyridine (!('() mempunyai efek neurotoksi, dengan mekanisme !('( dikonversi menjadi %.methyl---phenylpyridine (!((D) oleh enzim monoamine oksidase dan diambil oleh neuron dopaminergik. Karena !((D berikatan dengan melanin di neuron substansia nigra, !((D terkonsentrasi di dalam neuron tersebut dan akhirnya membunuh sel. (emeriksaan tomografik emisi positron ((<') menunjukkan suatu penurunan jumlah ikatan dopamine di substansi nigra, sehingga timbulah suatu sindroma parkinsonisme yang ireversibel.

PENGOBA!AN

Pendidi4an dan Penu4aran (arum Ealaupun pengobatan inti untuk gangguan penggunaan opioid adalah mendorong abstinensi dari opiate dan opioid, pendidikan mengenai penularan 5"# harus mendapatkan prioritas yang sama. (rogram penukaran jarum bebas (free needle exchange) dimana dimungkinkan, harus tersedia bagi orang dengan ketergantungan opioid. *eberapa penelitian telah menunjukkan bah/a menggunakan jarum secara bersama-sama yang tidak aman adalah sering dilakukan dimana sulit untuk mendapatkan pasokan jarum yang bersih dan cukup dan sering terjadi pada orang dengan kesulitan hokum, masalah zat yang berat, dan gejala psikiatrik.

Pen$$anti O ioid

!etadon adalah suatu narkotik sintetik (suatu opioid) yang menggantikan heroin dan dapat digunakan peroral. 9bat ini diberikan pada pasien kecanduan untuk menggantikan zat yang biasanya disalahgunakannya, dan obat ini menekan gejala putus zat. Dosis &B @ AB mg perhari sudah cukup menstabilkan seorang pasien. Cama kerja metadon melebihi &- jam, jadi dosis sekali sehari cukup adekuat. Keuntungan penggunaan metadon adalah menunrunkan kemungkinan penularan 5"#>)"D melalui penggunaan jarum yang terkontaminasi, metadon menyebabkan euforia yang minimal dan jarang menyebabkan mengantuk atau depresi jika digunakan untuk jangka /aktu yang lama. !etadon juga memungkinkan pasien mengikuti pekerjaan yang bermanfaat, bukannya aktivitas kriminal. )kan tetapi, kerugian utama metadon adalah pasien tetap tergantung pada narkotik. Cevo-acetylmethadol (C)!!), suatu opioid dengan kerja lebih lama dari methadone, juga digunakan untuk pengobatan orang dengan ketergantungan opioid. C)!! dapat diberikan dosis ,B @ AB mg tiga kali seminggu.

Anta$onis O iat )ntagonis opiate menghambat efek opiate dan opioid. 'idak seperti methadone, obat ini tidak memiliki efek narkotik dan tidak menyebabkan ketergantungan. Nalo6one, yang digunakan dalam pengobatan overdosis zat opioid dan naltre6one, yang merupakan antagonis dengan lama kerja paling panjang (1&jam). (enghambatan efek agonis opiate, khususnya euphoria menjauhkan seseorang dengan ketergantungan opioid untuk selalu mencari zat dan dengan demikian menghilangkan kebiasaan perilaku tersebut.

+anita Hamil den$an 'eter$antun$an O ioid )diksi neonatal adalah suatu masalah yang penting. (utus opioid berbahay bagi janinbdan dapat menyebabkan keguguran atau kematian janin. (enggunaan metadon dosis kecil (%B--B mg perhari) merupakan cara yang paling tidak berbahaya untuk mempertahan ibu hamil dengan ketergantungan opioid. Fika kehamilan dimulai saat /anita menggunakan dosis tinggi metadon, dosis harus diturunkan perlahan-lahan dan pergerakan janin harus dimonitor. 2isiko utama lainnya /anita hamil dengan ketergantungan opioid adalah 5"#>)"D yang dapat ditularkan ke janin melalui sirkulasi plasenta dan melalui air susu ibu.

Psi4otera i (sikoterapi individual, terapi perilaku, terapi kognitif-perilaku, terapi keluarga, kelompok pendukung, dan latihan keterampilan social semuanya terbukti merupakan pengobatan yang efektif.

'omunitas !era eti4 Komunitas terapetik adalah suatu tempat tinggal yang anggotanya semua memiliki masalah penyalahgunaan zat yang sama. )bstinensia diharuskan6 untuk dapat memasuki komunitas, seorang harus menunjukkan motivasi yang tinggi. 'ujuannya adalah untuk mendapatkan pergantian gaya hidup yang lengkap, termasuk abstinensi dari zat6 mengembangkan kejujuran pribadi, tanggung ja/ab, dan keterampilan social yang berguna6 dan menghilangkan sikap antisocial dan perilaku kriminal. Komunitas terapetik adalah efektif, tapi memerlukan staf

yang banyak dan fasilitas yang luas. elain itu, angka dropout adalah tinggi yaitu 1.G yang memasuki komunitas tersebut, meninggalkannnya dalam bulan pertama.

DAF!AR PUS!A'A

Kaplan, 5alod l.%??1.KAPLAN DAN SADOCK SINOPSIS PSIKIATRI ILMU P N! TA"UAN P RILAKU PSIKIATRI KLINIS di#i Ketu$uh %ilid Satu.Fakarta,*inarupa )ksara

You might also like