Professional Documents
Culture Documents
IDENTITAS PASIEN
Nama Jenis kelamin Umur Alamat Pekerjaan Masuk RS : : : : : : Tn. MK Laki-laki 57 tahun jl.B Pensiunan 29 Oktober 2013
ANAMNESIS
KU
RPD
Hipertensi dari tahun 2006 (minum obat tidak teratur) DM disangkal Penyakit jantung disangkal Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada. Hipertensi disangkal Diabetes mellitus disangkal Pasien sudah ke berobat ke RSCM dan hanya diberikan obat, tidak disarankan untuk operasi.
RPK
RPO
R Alergi
RPsiko
Dahulu Pasien minum air sumur yang dimasak < 2 L/hari dan dari 2 bulan terakhir > 3 L/hari Merokok + Alkohol disangkal
19/04/2011
Keadaan Umum
Kesadaran
Tanda Vital
RR : 20 x/menit S : 36.3 C
Status Generalis
Hidung
Deviasi septum (-), sekret (-/-), darah (-/-)
Thorak Inspeksi : normochest, pergerakan dada simetris kanan kiri Palpasi : vocal fremitus sama kiri dan kanan, nyeri tekan -/Perkusi paru : sonor pada seluruh lapang paru Auskultasi Paru : vesikuler, wheezing (-) ronki (-) Jantung : BJ I & II murni regular, murmur (-) , gallop (-)
Abdomen
: : : :
Distensi abdomen (-), asites (-) Bising usus (+) Nyeri perut (+) di kuadran tengah kanan dan kiri Timpani
Ekstremitas
Status Urologis
CVA Bulging Nyeri tekan Nyeri ketok
OUE : Dalam batas normal Pemeriksaan Rectal Inspeksi : kulit perineum tanda inflamasi (-), lesi (-),anus : fissura ani (-),hemorrhoid (-) fistel (-) Rectal Toucher : hangat, tonus sphincter ani cukup,mukosa licin, benjolan(-), ampula rekti tidak kolaps,nyeri tekan (-), nodul (-) Sarung tangan : feses (-),lendir (-), darah (-)
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
Hematologi
Darah Perifer Lengkap Hemoglobin Hematokrit Eritrosit MCV/VER MCH/HER MCHC/KHER L 12,4 L 37,4 L 4,12 90,8 30,1 33,2 g/dL % 106 /L L Pg g/dL 13,0 17,0 40,0 50,0 4,50 5,50 80,0 90,0 27,0 31,0 32,0 36,0
Jumlah Trombosit
Jumlah Leukosit
249
H 14,46
103/L
103/L
150 400
5,00 10,00
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
Basofil
Eosinofil Neutrofil
L 0,4
H 8,1 L 42,5
%
% %
0,5 1,0
14 55,0 70,0
Limfosit
Monosit
39,6
H 9,4
%
%
20 40
28
H 55
mm
0 - 10
H 3,70 117,5 H 80
Hasil
Nilai rujukan
Kuning Jernih
12 13 /LPB 55 60 /LPB
Negatif 1+
Negatif Negatif Negatif
Jenis pemeriksaan
Berat jenis pH Protein Glukosa Keton Darah /Hb Bilirubin
Hasil
1.010 6,0 1+ Negatif Negatif 3+ Negatif
Nilai rujukan
1.005 1.030 4,5 8,0 Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
Urobilinogen
Nitrit Leukosit esterase
3,2 mol/L
Negatif 1+
3,2 16,0
Negatif negatif
Deskripsi : Tampak lesi hiperdens yang mengikuti kontur pelviokalises di ginjal kanan berukuran 5,2 x 2,8 cm dan lesi hiperdens multipel pole bawah ginjal kanan berukuran 2,9 x 1,5 cm. Tampak pula lesi hiperdens multipel kecil-kecil di pole atas dan bawah ginjal kiri berukuran terbesar 0,6 cm. Hepar bentuk dan ukuran baik. Densitas parenkhim homogen. Tak tampak lesi fokal patologis yang jelas maupun klasifikasi. Tak tampak asites maupun efusi pleura. Kandung empedu bentuk dan ukuran baik, tak tampak batu. Pankreas bentuk dan ukuran baik, tak tampak klasifikasi. Kedua ginjal bentuk dan ukuran baik. Tak tampak batu maupun klasifikasi. Gaster dan usus-usus tak tampak dilatasi patologis. Aorta kaliber baik, tampak klasifikasi aorta abdominalis dan arteri iliaka. Kelenjar limfe para aorta dan para iliaka sulit dinilai, kesan tidak membesar. Vesika urinaria bentuk dan ukuran baik, tak tampak batu. Kelenjar prostat tak tampak klasifikasi Tulang-tulang tak tampak kelainan. Kesimpulan : Batu cetak ginjal kanan yang menyebabkan hidronefrosis kanan. Nefrolithiasis bilateral.
Anamnesis Nyeri pinggang kanan sejak tahun 2002, hilang timbul. BAK yang disertai keluar batu 1-3 bulan sekali, yang berukuran kurang lebih sebesar kacang hijau yang disertai darah, nyeri perut, dan demam. Dan terakhir keluar batu 3 bulan yang lalu sebesar biji pepaya berwarna abu-abu dan keras. BAK sering tidak tuntas dan terkadang pancaran lemah. Tetapi BAK masih bisa ditahan. 2 hari SMRS Os mengeluh mual dan muntah 2 kali. BAB lancar. Pemeriksaan Fisik TD : 150/90, N : 95 x/menit, S : 36,3 C, RR : 20 x/menit. Status generalis dan status urologis dalam batas normal.
Pemeriksaan Penunjang - CT urografi : Hidronefrosis ginjal kanan. Nefrolithiasis bilateral. - Pemeriksaan fungsi ginjal : kreatinin >3 x nilai normal. - Pemeriksaan urinalisa : warna kuning kemerahan dan keruh
Pyelonephritis dextra
Uricemia
ISK
Hipertensi
Diet rendah Ca. Diet rendah purin, oksalat, lemak dan kolesterol
TINJAUAN PUSTAKA
Nephrolithiasis, adalah Massa keras seperti batu yang berada di ginjal dan salurannya, yang dapat menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih, atau infeksi.
etiologi
Idiopatik
Intrinsik
Ekstrinsik
Stasis urine
Presipitasi kristal
Agregasi
Nukleasi
Kondisi metastabel dipengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam urine, laju aliran urine di dalam saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu
Retensi kristal
BATU KALSIUM
BATU STRUVIT
BATU KALSIUM
70-80 % dari seluruh batu saluran kemih. Kandungan batu jenis ini terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat atau campuran dari kedua unsur itu. Faktor pembentukan batu kalsium : Hiperkalsiuri Hiperoksaluri Hiperurikosuria Hipositraturia Hipomagnesuria
BATU STRUVIT
Disebut juga sebagai batu infeksi, karena terbentuknya batu ini disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman-kuman pemecah urea (urea splitter ) diantaranya adalah Proteus spp, dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak
pH urin yang terlalu asam (Ph < 6) Volume urin sedikit ( < 2 L/ hari ) atau dehidarasi Hiperurikosuria (kadar asam urat meningkat) Bentuknya halus dan bulat, sering keluar spontan. Pada foto IVP tampak bayangan radiolucent : gambaran filling deffect
STAGHORN
Komposisi batunya adalah matriks struvit-karbonat-apatit atau disebut juga batu struvit atau batu triple phosphate, batu fosfat, batu infeksi, atau batu urease, dapat pula terbentuk dari campuran antara kalsium oksalat dan kalsium fosfat
Gejala timbul akibat adanya obstruksi atau infeksi. Berat ringannya klinis bergantung pada posisi atau letak batu, besar batu dan adanya penyulit
Nyeri kolik : kolik terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih
Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis atau infeksi pada ginjal. Nyeri ketok CVA, Ballotement (+), terlihat tanda-tanda gagal ginjal, retensi urine
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan LABORATORIUM diperlukan untuk menentukan adanya infeksi dan gangguan faal ginjal, kelainan urin yang dapat menunjang adanya batu di saluran kemih (obstruksi saluran kemih), menentukan fungsi ginjal, dan menentukan sebab terjadinya batu DPL, ureum, kreatinin, elektrolit, kalsium, fosfat, urat, protein, fosfatase alkali serum Pemeriksaan mikroskopik urin untuk mencari hematuria dan kristal Renogram dapat diindikasikan pada batu staghorn untuk menilai fungsi ginjal Analisis batu untuk mengetahui asal terbentuknya Kultur urin untuk mecari adanya infeksi sekunder
Pemeriksaan radiologi
FOTO POLOS ABDOMEN (BNO) Melihat kemungkinan adanya batu radioopak di traktus urinarius.
Jenis Batu
Kalsium MAP (Magnesium Amonium Fosfat) Urat/Sistin Non opak (Lusen)
Radioopasitas
Opak Semiopak
Pemeriksaan radiologi INTRAVENOUS PYELOGRAPHY (IVP) - Menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal - Mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu non opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen - Jika IVP belum dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi ginjal, dilakukan pemeriksaan pielografi retrograd
Pemeriksaan radiologi ULTRASONOGRAFI (USG) - Dilakukan apabila alergi terhadap kontras, faal ginjal menurun atau pada wanita hamil - Menilai adanya batu ginjal atau batu buli-buli (echoic shadow), hidronefrosis atau atrofi ginjal
penatalaksanaan
TERAPI KONSERVATIF Batu ureter mempunyai diameter < 5 mm. Berat ringannya keluhan pasien, ada tidaknya infeksi dan obstruksi. Terapi bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin dengan pemberian diuretikum, berupa : Minum sehingga diuresis 2 liter/ hari
Alfa blocker
NSAID
penatalaksanaan
BATU CALCIUM
Diuretika tiazid. Diet rendah Ca. Diet rendah purin, oksalat, lemak dan kolesterol
Calcium and vitamin D supplements
Loop diuretics
Antacids
Increase urinary
High-dose vitamin C
penatalaksanaan
TINDAKAN ENDOUROLOGI Tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu di traktus urinarius PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) Litotripsi Ureteroskopi ureterorenoskopi Ekstraksi dormia
preventif
Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan produksi urin 2-3 liter per hari Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu Aktivitas harian yang cukup Pemberian medikamentosa
DIET - Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam - Rendah oksalat - Rendah garam, karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri - Rendah purin
komplikasi
prognosis
Gagal ginjal Sepsis
Prognosis batu ginjal tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, dan adanya infeksi serta obstruksi
REFFERENSI
1. 2. 3. 4.
5. 6.
Stoller, Marshall.Urinary Stone Disease in Smiths General Urology.Mc Graw-Hill Company Inc. North America. 17th Ed;2008.p.246-275 Asplin, John R, et al. Nephrolithiasis in Harrisons Principle of Internal Medicine. Mc GrawHill. 16th Ed; 2000.p.1710 Potts, J.M. Essential Urology: A Guide to Clinical Practice. Humana Press Inc., Totowa, NJ. Pg 117-147. Medscape Reference, Categories of Urology Articles, Stones, Subject of Bladder Stones. Last modified on 17th November 2009 by Joseph Basler, MD, PhD , downloaded from http://emedicine.medscape.com/article/440657-overview on 19th April 2011. Snell, Richard S. Clinical Anatomy For Medical Students 6th edition in Cavitas Pelvis Part II.Lippincot William & Wilkins Inc. 2006. USA. Pg.339-370. Kim L Hyung and Belldregun. A, Urology. Schwartzs Principles of Surgery, eight edition, Mcgraw-Hill : USA. 2005.