You are on page 1of 38

PENGUKURAN TEMPERATUR PADA ANAK DENGAN KANKER : SEBUAH EVALUASI

(Disusun sebagai tugas pada mata Ajar Keperawatan Anak Lanjut II (Kronik))

OLEH : KELOMPOK 1

1. SULISTIYAWATI 2. ANDI FATMAWATI 3. DERA ALFIYANTI 4. DIAN RAMAWATI 5. DINI MARIANI

PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2010

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Di Indonesia, sekitar 10 persen kematian pada anak disebabkan ole kanker. Kanker pada anak ter!atat sekitar "#$ persen dari seluru angka kejadian kanker pada manusia. Antara "#% persen dari jumla kasus kanker di Indonesia terjadi pada anak#anak. Data organisasi kese atan dunia (&'() men)ebutkan, setiap ta un penderita kanker di dunia bertamba *,"+ juta orang, Dari jumla tersebut, empat persen atau sekitar "+0.000 penderita adala anak#anak ( ttp,--www.untukku.!om). Kanker adala membela pen)akit dimana kondisi sel#sel abnormal tumbu

tak terkontrol dan dapat men)erang jaringan lain pada tubu . .el#sel lainn)a melalui aliran dara dan sistem

kanker dapat men)ebar ke bagian tubu

kelenjar geta bening. /en)ebaran ini disebut dengan 0metastasis1 atau 0 metasti! disease1. /ada anak )ang menderita kanker, anak menjadi sangat rentan ter adap terjadin)a episode demam. Demam pada pasien anak )ang menderita kanker seringkali disebabkan ole in2eksi bakteri, )ang menjadi pen)ebab kematian pada pasien tersebut. Demam terutama disebabkan karena proses in2eksi, tetapi dapat juga disebabkan ole proses dari kanker (underlying malignancy), trans2usi dara serta pyrogenic medication. .ala adala satu kondisi )ang sangat berba a)a pada pasien ini

fever neutropenia (demam neutropenia). 3eutropenia dide2inisikan sebagai pasien dimana jumla n)a 4 +00ml

penurunan komponen neutrop il dalam dara

(Absolute neutrphil count). 3eutropenia pada kasus kanker merupakan indikasi terjadin)a sepsis )ang jika tidak tertangani dengan baik dapat men)ebabkan kematian.

"

Beberapa keputusan ber2okus pada penatalaksanaan anak )ang menderita kanker (misaln)a , terapi antibiotik) ber2okus pada asil pengukuran su u tubu saja. Keputusan untuk menjalani ospitalisasi dan pemberian antibiotik intra5ena seringkali berdasarkan pada adan)a demam saja. Kelompok ini membutu kan keakuratan dengan memper atikan pengukuran su u tubu . /engukuran su u tubu )ang tidak tepat dapat men)ebabkan kesala an mendeteksi pen)akit )ang serius atau menganggap ba wa tidak perlu ospitalisasi dan mengabaikan kemungkinan-prediksi terjadin)a sepsis pada anak. Ada kesepakatan ba wa pengukuran su u tubu arus

akurat. Derajat demam memiliki korelasi dengan insiden pen)akit karena bakteri (6l 7ad i, 188*). Ketidaksetujuan tetap ada terkait termometer )ang paling tepat digunakan dan lokasi anatomis )ang paling baik untuk mengukur su u tubu pada anak.

B.

9ujuan 9ujuan :mum , ;engeta ui keakuratan pengukuran su u tubu mengalami episode demam. pada anak penderita kanker )ang

9ujuan K usus , 1. ;engidenti2ikasi konsep termoregulasi ". ;engidenti2ikasi kaitan antara kanker dan insiden demam pada anak penderita kanker %. ;enjelaskan ma!am#ma!am area dan t ermometer untuk mengukur temperatur tubu anak penderita kanker

$. ;emaparkan

asil penelitian tentang keakuratan pengukuran temperatur tubu

anak penderita kanker +. ;en)impulkan teknik dan t ermometer )ang paling akurat untuk mengukur temperatur tubu anak penderita kanker

BAB II TINJAUAN TEORI

A. TEMPERATUR TUBUH 1. T !" #$%&# %&'&( 9emperatur atau su u tubu mengeta ui kemampuan tubu adala ukuran )ang digunakan untuk

merespon ter adap panas atau meng ilangkan

panas. 9ubu manusia mampu beradaptasi se!ara baik dengan memperta ankan su u tubu tetap stabil atau dalam rentang normal dibandingkan su u lingkungan. Ketika tubu merasakan panas )ang berlebi an maka pembulu dara pada area dibawa kulit akan berdilatasi dan sekaligus melebarkan pori#pori kulit untuk mengeluarkan panas, kemudian tubu akan mulai mengeluarkan keringat se ingga dapat membuat tubu terasa lebi dingin. .ebalikn)a, ketika tubu merasakan dingin )ang berlebi an, pembulu dara akan ber5asokontriksi se ingga 5olume aliran dara pada kulit akan berkurang untuk memperta ankan panas dalam tubu . 9ubu dapat melakukan kompensasi lain dalam memperta ankan panas, )aitu dengan gemetar. ;ekanisme ini melibatkan kontraksi otot#otot se ingga dapat meng asilkan panas )ang lebi ban)ak. /ada kondisi normal, mekanisme ini dapat memperta ankan su u tubu tetap dalam batas )ang normal.

2. P )*&+&#$) ,&(& %&'&( /engukuran su u tubu dapat diketa ui atau diukur pada beberapa area tubu , seperti pada mulut, telinga, lipat lengan atau re!tum. .u u tubu juga dapat diukur melalui da i, area ini adala area ideal untuk mengukur su u tubu karena

adan)a arteri temporal )ang mendapat suplai dara dari aorta dan arteri karotis dan merupakan area terdekat dari otak )ang tidak ditumbu i rambut, se ingga memuda kan pengukuran. .u u tubu )ang normal adala sekitar 8<,*= > atau %*,*= ?. .u u tubu manusia dapat beruba #uba lebi renda 1= ? atau lebi tinggi 1= ?, tergantung pada akti5itas arian )ang dilakukan. 'asil pengukuran su u dapat saja berbeda, walaupun dilakukan pada indi5idu )ang sama. 'al ini tergantun pada area atau tempat dilakukann)a pengukuran dan dipengaru i ole peruba an su u serta 2aktor eksternal lainn)a. .u u tubu sangat sensiti5e ter adap peruba an ormone )ang terjadi didalam tubu , misaln)a pada wanita )ang sedang mengalami o5ulasi atau menstruasi, maka akan terjadi peningkatan su u basal tubu atau tubu akan terasa lebi angat atau panas.

3. R )%$)* )-#!$. ,&(& %&'&( /er atikan tabel berikut ini , T$' . 1. /$#$ " )*&+&#$) 0$) # )%$)* ,&(& )-#!$.

?ara /engukuran 7ektal 9elinga ;ulut Aksila (lipat lengan) 9emporal-Da i

.u u 3ormal %*,* ? @ %< ? (8A,8 > @ 100,$ >) %+,< ? @ %< ? (8*.$=> to 100.$=>) %+,+ ? @ %A,+ ? (8+.8=> to 88.+=>) %$,A ? @ %A,% ? (8$.+=> to 88.1=>) %+ ? @ %< ?(8+.0=> to 100.$=>)

Karena ada panas )ang ilang pada bagian tubu )ang tidak ditutupi ole pakaian, maka asil pengukuran su u tubu normal pada da i lebi renda dibandingkan pada bagian tubu lainn)a )ang tertutup ole pakaian. T$' . 2: R1)*+$,$) R +-! )0$,1 T ()1+ P )*&+&#$) S&(& T&'&(

U,1$ La ir # " ta un 3 " ta un # + ta un

T +)1+ 2$)* D1# +-! )0$,1+$) 1. 7e!tal (sangat dianjurkan) ". Aksila (diutamakan pada ba)i dengan risiko )ang renda ) 1. 7e!tal (sangat dianjurkan) ". Aksila, 9)mpani! (9emporal Arter) bila di ruma sakit

B + ta un

atau s!reening) 1. (ral (sangat dianjurkan) ". Aksila, 9)mpani! (9emporal Arter) i2 bila di ruma sakit atau s!reening)

Sumber: Canadian Task Force on Preventive Health - Strength of "#$$%&'

ecommendation !

4. M %-0 " )*&+&#$) ,&(& %&'&( $. T !"-#$. A#% #2 T( #!-! %#2 Berdasarkan Community Paediatrics Committee of the Canadian Paediatric Society,ba wa temperatur arteri temporal dapat diukur dengan menggunakan suatu alat )ang diletakkan pada area temporal kepala. Ini merupakan metode pengukuran su u tubu )ang terbaru dan terbukti lebi akurat dibandingkan t ermometer timpani atau lebi disukai daripada t ermometer re!tal. '. O#$. %( #!-! %#2 A

;ulut adala

area )ang umum digunakan untuk mengukur su u tubu .

&alaupun demikian, pengukuran su u melalui mulut juga dapat dipengaru i ole makanan atau minuman )ang dikonsumsi atau penggunaan perna2asan mulut. ;etode pengukuran su u melalui oral-mulut tidak dapat digunakan pada anak#anak )ang masi sangat ke!il (ba)i @ toddler), pasien )ang tidak sadar atau tidak kooperati2. :ntuk mendapatkan asil pengukuran )ang akurat maka pasien arus dapat berna2as melalui idung. .e!ara umum, akurasi asil

pengukuran menggunakan t ermometer oral berada diantara t ermometer aksila dan re!tal. Dan akan semakin meningkat akurasin)a sesuai dengan pertamba an usia dan kemampuan untuk menggunakan te nik )ang sesuai dengan kondisi pasien. 4. R 4%$. %( #!-! %#2 9ermometer re!tal tela lama dianggap sebagai alat pengukuran su u )ang paling baik, namun pada penelitian )ang terbaru ditemukan ba wa terdapat beberapa keterbatasan terutama pada asil pengukuran )ang terlalu lama

beruba kepada su u )ang sebenarn)a pada pasien (misaln)a, asil pengukuran su u didapatkan tetap tinggi walaupun su u tubu ba kan menjadi lebi pasien tela turun atau

buruk). 'asil pengukuran su u melalui re!tal juga

dipengaru i ole kedalaman letak t ermometer saat pengukuran, kondisi pasien terkait dengan aliran dara pada re!tum, dan adan)a 2eses. Dibutu kan te nik sterilisasi )ang baik untuk men!ega terjadin)a per2orasi re!tal dan

kontaminasi karena adan)a 2eses. Lebi penting untuk diingat adala ban)ak orangtua )ang merasa tidak n)aman bila dilakukan pengukuran su u melalui re!tal pada anak serta adan)a penolakkan pada anak sendiri saat akan dilakukan pengukuran. Ketika melakukan pengukuran su u melalui re!tal, jangan

<

memasukkan t ermometer re!tal lebi dari 0,+ in! i (1,% !m) @ 1 in! i (",+ !m) karena dapat men)ebabkan n)eri dan robekan pada dinding re!tum. 0. A51..$#2 6$#!"1%7 %( #!-! %#2 /engukuran su u melalui aksila dinilai lebi muda untuk dilakukan, walaupun ban)ak penelitian membuktikan ba wa melalui metode ini adala asil pengukuran )ang didapatkan

asil )ang paling buruk atau insensiti5e ter adap

su u tubu pasien. 3amun, karena adan)a risiko per2orasi re!tal, maka ban)ak doketr anak masi menggunakan metode ini untuk mengukur su u anak. . T2!"($)14 %( #!-! %#2 Alat pertama kali )ang digunakan untuk mengukur su u pada membrane timpani adala t ermistors. Alat ini terbukti mendeteksi demam lebi baik

dibandingkan dengan t ermometer re!tal. 3amun demikian, t ermistor )ang kontak langsung dengan membrane t)mp ani sangat tidak praktis untuk dipenggunaan setiap ari. .aat ini tela ditemukan t ermometer timpani )ang dapat mengukur su u pada membrane timpani tanpa bersentu an langsung dengan membrann)a, )aitu dengan mengukur radiasi panas pada liang telinga dengan menggunakan sinar in2ra mera (In2rared 7adiation 6mission

Dete!tors-I76D). Karena aliran dara pada membrane timpani sama dengan aliran dara pada ipotalamus (pusat termoregulator), maka metode ini menjadi metode )ang paling ideal dalam mengukur su u tubu . 9ermometer membrane telinga arus dibersi kan dan dipersiapkan lebi dulu sebelum digunakan.

Langka #langka berikut ini dapat dilakukan saat pengukuran su u melalui membrane timpani telinga,

1) /astikan probe selalu bersi

dari kotoran. Bila terli at kotor, maka

bersi kan dengan menggunakan ba an )ang lembut dan bersi , jangan bersi kan probe dengan air. ") :ntuk menjaga agar probe tetap bersi , gunakan selalu penutup probe dan gantila penutup tersebut setiap akan melakukan pengukuran. %) 3)alakan t ermometer telinga tersebut. $) /ada ba)i usia kurang dari 1" bulan, tarik daun telinga kebawa dan agak ke belakang, al ini membantu untuk meletakkan probe termeter pada liang telinga. /osisikan ujung probe di tanga dan dorong perla an masuk ke dalam gendang telinga. +) /ada anak lebi dari 1" bulan dan orang dewasa, tarik daun telinga keatas dan agak ke belakang, letakkan ujung probe di tenga dan dorong perla an ke dalam gendang telinga. *) 9ekan tombol ConD untuk meli at asil pengukuran. A) Keluarkan t ermometer dari liang telinga dan buang penutup probe )ang tela digunakan. ;elakukan pengukuran su u melalui telinga men)ebabkan rasa

ketidakn)amanan )ang lebi

renda

dibandingkan metode lain. Eangan

masukkan t ermometer terlalu dalam dan an)a membutu kan beberapa detik untuk mengeta ui asiln)a (F % detik). Berdasarkan alas an ini, ban)ak tenaga kese atan pro2essional dan ruma mengukur su u tubu pasien. 8. F-# ( $0 ,%#1", 6"$4181 #,7 /engukuran su u tubu dengan menggunakan lembaran plasti! )ang diletakkan pada da i (t ermometer da i atau 2e5er strip) dan pa!i2ier term ometer tidak sakit menggunakan metode ini untuk

10

realibel bila dibandingkan dengan metode )ang lain. Apabila didapatkan su u tubu anak lebi dari 10"=> (%<.8=?), lakukan pengukuran su u kembali

menggunakan t ermometer )ang lain. ;etode ini memang )ang paling n)aman untuk digunakan, namun sering didapatkan asil pengukuran )ang abnormal atau kurang s a i .

B. DEMAM 9ujuan dari pengaturan su u adala memperta ankan su u inti tubu

sebenarn)a pada set le5el sekitar %A= ?. /ada ipertermia pasi2 set le5el meningkat, ole karena itu mekanisme pengaturan su u berperan untuk memperta ankan su u )ang meningkat ini. Ketika demam meningkat, pengeluaran panas dikurangi melalui penurunan aliran dara ke kulit se ingga kulit menjadi dingin (.ibernagl G Lang, "00A). /ada orang dewasa su u tubu diatas 100 => (%A.< =?) per oral atau su u tubu diatas 101 => (%<.% =?) melalui telinga tela dianggap mengalami demam. /ada anak#anak su u tubu diatas 100.$ => (%< =?) dianggap demam. Demam dapat

disebabkan beberapa 2aktor, antara lain, 1. In2eksi, merupakan pen)ebab utama demam. In2eksi dapat terjadi pada seluru tubu atau spesi2ik pada area tertentu tubu . ". ;edikasi, seperti obat#obat pada golongan antibioti!, narkotik, barbiturate, atau anti istamin. Beberapa obat, seperti antibioti! dapat meningkatkan su u tubu dengan !epat dan tergantung pada tubu untuk men)esuaikan dengan kenaikan su u )ang terjadi. %. ?edera berat atau luka, seperti serangan jantung, stroke, serangan panas atau luka bakar.

11

$. Kondisi medis lainn)a, misaln)a art ritis, ipertiroidisme, kanker seperti leukemia, lim2oma 'odgkins dan kanker paru#paru.

.u u tubu

)ang renda

atau

ipotermia dapat menjadi kondisi )ang )ang renda dapat terjadi dari

berba a)a dan mengan!am ke idupan. .u u tubu

paparan dingin )ang lama, kondisi s)ok, penggunaan Hat )ang mengandung alko ol atau kondisi gangguan metabolik seperti diabetes dan ipotiroidisme. .u u tubu

renda juga dapat terjadi bersamaan dengan proses in2eksi, terutama pada neonatus, lansia, atau orang mengalami kelema an tubu se!ara umum. In2eksi )ang tidak

teratasi dengan baik juga dapat men)ebabkan peneurunan su u tubu . (tak merupakan organ )ang paling penting dan sangat rentan serta organ pertama )ang mengalami kerusakan apabila terjadi kenaikan su u se!ara ekstrem pada tubu manusia. Area kepala merupakan area pertama pada tubu )ang beradaptasi ter adap su u bila terjadi demam. 9ujuan pengukuran su u adala untuk, 1) ;endeteksi terjadin)a demam ") ;endeteksi su u tubu )ang renda pada orang )ang terpapar dengan lingkungan dingin %) ;endeteksi terjadin)a su u tingi pada orang )ang terpapar dengan lingkungan panas $) ;embantu monitoring e2ekti2itas penggunaan obat pereda demam +) ;embantu peren!anaan ke amilan dengan menentukan masa o5ulasi seorang wanita *) ;endeteksi progresi2itas sel#sel kanker )ang mengara pada proses keganasan.

1"

Demam )ang disebabkan ole

keganasan ( ipertemia maligna) dapat

berakibat pada kematian, akibat de2ek genetik )ang eterogen pada transport ?a "I di sarkoplasma, dengan mempengaru i kanal pelepas ?a"I (reseptor rianodin). /elepasan ?a"I )ang tiba#tiba dan berlebi an dari retikulum sarkoplasma se ingga terjadi kontraksi otot men)eluru dan tidak terkoordinasi, dengan pemakaian (" )ang sangat tinggi dan menimbulkan panas )ang luar biasa. Akibatn)a terjadi asidosis, iperkalemia, takikardi, aritmia, dan ipertermia )ang meningkat se!ara !epat. Bila dikenali se!ara !epat, ipertermia maligna dapat diobati dengan baik melalui

peng entian obat#obat )ang mempun)ai e2ek anestesi-pelemas otot dan disertai pemberian dantrolen se ingga meng ambat pelepasan ?a"I pada sel otot lurik, serta dapat mendinginkan tubu (.ilbernagl G Lang, "00A).

?. KANKER9TUMOR 1. T1):$&$) U!&! K$)+ # P$0$ A)$+ a. Kanker merupakan pen)ebab utama kematian pada anak#anak antara usia 1 dan 1$ ta un. Kematian akibat kanker an)a dapat dikala kan ole kematian akibat !edera. b. Leukemia merupakan jenis kanker )ang paling umum terjadi pada anak#anak, diikuti ole tumor otak, lim2oma, dan tumor ginjal. !. /rognosis kanker pada masa kanak#kanak tela membaik sepanjang ta un.

1%

d. Lebi dari A0J anak#anak )ang ditangani di pusat kanker rujukan utama akan berta an idup lebi dari + ta un. e. Kanker dengan peningkatan angka kelangsungan idup paling besar antara lain leukemia akut, lim2oma, tumor &ilm, rabdomiosarkoma, dan sar!oma 6wing. 2. Kriteria untuk pen)embu an kanker antara lain , i. /eng entian terapi ii. Din)atakan bebas kanker berdasarkan pemeriksaan klinis dan laboratorium iii. 7isiko kambu minimal atau tidak ada, seperti )ang ditentukan berdasarkan pengalaman sebelumn)a dengan pen)akit. i5. &aktu kejadian dua sampai lima ta un sebelumn)a

/itot (18<*) membedakan kanker dan neoplasma berdasarkan gejala klinis kanker dan proses biolgis )ang men)ebabkann)a terjadi atau neoplasia. Kata tumor berarti pembengkakan atau pembesaran (.tedman, 18<") dan juga berarti pembengkakan )ang terjadi akibat proses in2lamasi (?otran, Kumar, G 7obbins, 188$b, p."$1). 3eoplasma juga dapat men)ebabkan terjadin)a pembengkakan atau tumor, namun saat ini lebi )ang dikenal tumor adala neoplasma. De2inisi spesi2ik dari /itot tentang neoplasma adala ,Dneoplasma adala pertumbu an jaringan )ang terjadi relati5e spontan, !epat, dan tidak

terkendaliD (/itot, 18<*). /itot menekankan pada konsep jaringan, otonom spontan dan pertumbu an. (tonom mengindikasikan tidak adan)a mekanisme !ontrol )ang meng ambat pertumbu an dan pembela an sel. K$%$ # .$%1;

1$

! #&:&+ "$0$ , . +$)+ # 2$)* %10$+ , " )&()2$ % #*$)%&)* "$0$ ! +$)1,! "#-, , # *&.$#1%$, 2$)* $0$. B-)81*.1- 0$) T ##2 61<=37> ! )0 81)1,1+$) +$)+ # , '$*$1 ,&$%& " )2$+1% , . 2$)* % #:$01 $+1'$% $0$)2$ *$)**&$) "$0$ ! +$)1,! +-)%#-. " #%&!'&($) 0$) "#-.18 #$,1 , .. P #)2$%$$) 1)1 ! ):$01 #&:&+$) "$#$ $(.1 "$%-.-*1 0$.$! ! !' 0$+$) !-#8-.-*1 , . % )%$)* $0$)2$ + *$)$,$) "$0$ , . 2$)* % #+ )$ +$)+ #. W$.$&"&) % .$( 01+ !&+$+$) ' ' #$"$ 0 81)1,1 % )%$)* +$)+ #> )$!&) % #!1)-.-*1 +$)+ # 0$) ) -".$,1$ ' #*$)%&)* "$0$ + #$)*+$ + #:$ , , -#$)* 0$.$! ! ) )%&+$) +$)+ # $%$& ) -".$,1$ ' #0$,$#+$) "#-, , % #:$01)2$. a. /embentukkan sel kanker-tumor /embela an sel (mitosis) normaln)a disesuaikan se!ara tepat sesuai kebutu an sel melalui pelepasan 2aktor pertumbu an setempat. :ntuk memi!u proli2erasi sel dibutu kan ikatan antara 2aktor pertumbu an (K>s) dan ormon )ang

meningkatkan pertumbu an (misaln)a insulin) dengan reseptor spesi2ik, )ang biasan)a berada di permukaan sel (akti5itas tirosin kinase) menimbulkan 2os2orilasi disejumla protein. Ak irn)a, rangkaian sin)al men!apai inti sel, timbul rangsangan untuk sintesis D3A, dan sel membela (.ibernagl G Lang, "00A). ;ekanisme )ang mendorog proli2erasi dilawan ole 2aktor peng ambat pertumbu an )ang normaln)a meng entikan pembela an sel )ang berlebi an. /ada sel tumor terdapat onkogen, )aitu )ang berasal dari mutasi gen )ang berperan dalam proli2erasi sel. /roduk dari onkogen adala onkoprotein, )ang tetap akti2 ba kan tanpa perangsangan 2isiologis se ingga dapat memi!u mitosis tanpa bergantung pada 2aktor pertumbu an )ang 2isiologis. ;utasi )ang terjadi pada sel tumor dapat dipi!u ole :

1+

b. K$#,1)-* ) +1!1$?1 $%$& #$01$,1 0 )*$) ! )**$)**& " #'$1+$) DNA 2$)* ! !'$)%& % #:$01)2$ !&%$,1> $#%1)2$ :$#1)*$) 2$)* ' #"#-.18 #$,1 . '1( , #1)* ! )*$.$!1 !&%$,1. H$. 1)1 % #&%$!$ % #:$01 "$0$ "#-, , 1)8.$!$,1 0$) . ,1 :$#1)*$)> +$# )$ + $0$$) 1)1 ! #$)*,$)* " !' .$($) , .. !. Bersi2at diturunkan atau genetik d. Lirus )ang membawa onkogen ke dalam sel inang ( ost) se ingga mendorong degenerasi maligna pada protein spesi2ik sel inang. ;utasi tunggal tidak !ukup untuk perkembangan tumor, diperlukan beberapa mutasi sampai sel beruba menjadi sel tumor. /romotor tumor (misaln)a 2orol ester) meningkatkan replikasi sel )ang bermutasi dan menimbulkan perkembangan tumor tanpa men)ebabkan mutasi se!ara langsung (.ibernagl G Lang, "00A). ". E%1-.-*1 a. /en)ebab kanker tetap belum diketa ui b. 9eori paling berta an adala ba wa peruba an geneti! mengakibatkan

proli2erasi sel )ang tidak teratur, /enelitian terkini tela menunjukkan adan)a gen mengakti5asi tumor, )ang mampu men)ebabkan proli2erasi sel tidak terkendali jika ditransmisikan ke sel organ. !. Beberapa kanker pada masa kanak#kanak dapat menunjukkan pola pewarisan )ang diduga menjadi dasar geneti! gangguan. 'al ini men!akup tumor &ilm, retinoblastoma dan neuroblastoma

1*

d. Anak#anak )ang menderita gangguan imun, seperti 'IL-AID. dan sindrom &iskott#Aldri! , dan gangguan kromosom tertentu, seperti sindrom down dan sindrom Kline22elter, beresiko tinggi ter adap perkembangan kanker tertentu. e. Beberapa agens di lingkungan diduga bersi2at karsinogenik, antra lain radiasi, kimia toksik, medan eletromagnetik, dan kemoterapi. /en)akit 5irus juga tela terkait sebagai 2aktor pen)ebab. 2. /er atian utama adala peningkatan risiko sekunder kanker pada beberapa

anak#anak tela ber asil ditangani untuk keganasan primer.

%. K$#$+% #1,%1+ K$)+ # P$0$ M$,$ K$)$+@K$)$+ a. Kanker pada anak#anak sangat berbeda dengan kanker orang dewasa b. .ebagian besar kanker berasal dari lapisan mesodermal. 1) /ada 2etus, lapisan mesodermal menjadi jaringan pen)ambung tulang, otot, kartilago, ginjal, dara , pembulu dara , organ#organ seksual, lim2atik dan organ lim2oid ") (le sebab itu, 8"J kanker pada masa kanak#kanak merupakan jaringan embrional primiti5e, sar!oma, leukemia dan lim2oma. !. Kanker lainn)a berasal dari jaringan neuroektodermal dan memungkinkan timbuln)a tumor s)stem sara2 pusat (../) $. P$%(?$2, K$)+ # 9erlampir +. A+1'$% S . K$)+ #9T&!-# 1A

Eika terjadi pembela an sel )ang tidak terkontrol, akan semakin ban)ak sel )ang mengalami dedi2erensiasi. Eika al ini terjadi, sel )ang beruba tadi

seringkali dapat dikenali dan dimusna kan ole sistem imun. 3amun, sel tumor dapat ter indar dari al tersebut, dengan mengekspresikan ligan untuk reseptor ?D8+ pada permukaan seln)a se ingga mendorong lim2osit untuk melakukan apoptosis (kematian sel )ang terprogram). 7espon imun )ang lema juga

memuda kan sel tumor untuk tetap berta an idup. Bila sel tumor berproli2erasi, tumor )ang terbentuk mungkin akan menimbulkan akibat )ang ebat walau an)a melalui pendesakkan setempat. .emakin ban)ak terli at tumor )ang mengalami dedi2erensiasi, semakin besar kemampuan sel tumor untuk men)ebar ke jaringan lain. Agar terjadi metastasis, sel tumor akan melepaskan diri dari ikatan dengan sel didekatn)a, lalu masuk ke pembulu dara dan ak irn)a meninggalkan aliran dara untuk masuk ke organ lain dan membentuk koloni baru di tempat tersebut. /eningkatan ukuran tumor atau metastasis memerlukan kapilarisasi )ang memadai se ingga sel tumor disuplai dengan ( 2 0$) A$% .$1))2$. P#-, , % #, '&% 01!&.$1 0 )*$) $)*1-* ) ,1, 01#$)*,$)* ! .$.&1 " . "$,$) ! 01$%-# 0$) 0$"$% 01($!'$% -. ( " )*($!'$% $)*1-* ) ,1, 6!1,$.)2$> $)*1-,%$%1) $%$& )-,%$%1)7. J1+$ &+&#$) %&!-# % #.$.& ' ,$#> 01" #.&+$) $.1#$) 0$#$( %$!'$($) 2$)* $+$) ! )1)*+$%+$) ' '$) ,1#+&.$,1 $%$& ' #$+1'$% "$0$ " )1)*+$%$) 4&#$( :$)%&)*. K '&%&($) , . %&!-# , #1)*+$.1 01" )&(1 -. ( *.1+-.1,1, $)$ #-' ! ,+1"&) ,&".$1 O2 % .$( $0 +&$% + 0$.$! , .. E) #*1 2$)* 01($,1.+$) " # !-. +&. *.&+-,$ ($)2$ 5B 0$#1 " ! 4$($) *.&+-,$ , 4$#$ -+,10$%18. A+1'$%)2$> % #:$01 (1"-*.1+ !1$ 0$) $,10-,1,. A,10-,1, ! )2 '$'+$) " . "$,$) ?a"I )ang tiba#tiba dan berlebi an se ingga mengakibatkan pemakaian (2 2$)* ,$)*$% %1)**1 0$) " !' )%&++$) "$)$, 2$)* .&$# '1$,$.

1<

C. T1):$&$) P )*+$:1$) P$0$ A)$+ P )0 #1%$ K$)+ # a. 7iwa)at kese atan 1) Dapatkan gambaran gejala#gejala men!akup awitan, durasi lokasi, dan presipitasi. Kejala utama kanker pada anak#anak antara lain , a) ;assa atau pembengkakan )ang tidak wajar b) /u!at )ang tidak dapat dijelaskan dan ke abisan tenaga !) Ke!enderungan mengalami memar atau berdara )ang tiba#tiba d) /in!ang atau n)eri lokal )ang persisten e) Demam atau pen)akit )ang tidak dapat dijelaskan dan berlangsung lama 2) /eruba an mata atau peng eliatan )ang mendadak g) /enurunan berat badan )ang !epat dan berlebi an ") Kaji 7iwa)at prenatal, indi5idu, dan keluarga untuk 2aktor resiko kanker a) >aktor risiko pranatalmen!akup pajanan ter adap radiasi ionisasi, in2eksi maternal, obat#obatan dan penggunaan Hat. b) >aktor#2aktor kromosom, risiko gangguan indi5idu antara lain riwa)at abnormalitas pajanan

kekebalan,keganasan

sebelumn)a,

ter adap radiasi ionisasi, masala kese atan sebelumn)a, obat#obatan, alergi, status imunisasi, status nutrisi, pajanan ter adap elemen )ang toksik dan riwa)at perkembangan. !) >aktor risiko keluarga men!akup riwa)at keluarga ter adap kanker. b. /emeriksaan 2isik 18

1) 9anda#tanda 5ital a) /antau adan)a peningkatan merupakan gejala awal b) /antau dan buat peta berat badan anakM penurunan berat badan )ang !epat merupakan tanda pen)akit serius. !) 9ekanan dara dapat renda (sepsis) atau tinggi (tumor ginjal-tumor terkait lainn)a seperti &ilm atau neuroblastoma) ") Inspeksi a) Kaji penampilan umum untuk adan)a kelesu an atau iritabilitas b) Amati kulit untuk adan)a pu!at, memar, petekia atau lesi. !) Kaji mata ter adap adan)a warna )ang tidak umumn)aMkaji pupil dan abnormalitas otot ekstraokular d) Kaji idung ter adap tanda#tanda perdara an atau drainage. e) In2eksi mulit kemungkinan adan)a perdara an dan lesi 2) Kaji sikap ekstremitasdan !ara berjalan g) Kaji 2ungsi re2leks ) Kaji ter adap adan)a perdara an 5agina dan rektum, kemera an dan drainase i) 9anda#tanda utama in2eksi, rabas purulen-pus, kemungkinan tidak ada pada anak penderita kanker (terutama leukemia). /asien tanpasel dara puti )ang ber2ungsi (leukemia) tidak dapat meng asilkan "0 su u akibat demam kemungkinan

pus.Kemera an kemungkinan satu#satun)a tanda in2eksi )ang potensial mengan!am idup. %) /alpasi a) /alpasi adan)a pembesaran nodus lim2e b) /alpasi abdomen untuk adan)a n)eri tekan, massa dan argonomegali. /alpasi abdomen dikontraindikasikan pada tumor &ilm karena dapat men)ebabkan tumor ruptur dan men)ebar. !) /alpasi ekstremitas untuk adan)a n)eri tekan dan massa

$) Auskultasi a) Auskultasi paru untuk adan)a suara na2as abnormal dan suara na2as tamba an b) Auskultasi jantung untuk adan)a murmur.

"1

BAB III RINGKASAN JURNAL PENELITIAN

T !" #$%&# M $,&# ! )% 1) /(1.0# ) W1%( /$)4 # : $) E;$.&$%1-) 6A S($(1' .@R$0(1> S?$% P P$% . : B#1%1,( J-&#)$. -8 N&#,1)*> 200D> V-..1C> N-.217

A. A',%#$+ 9erdapat an)a sedikit kesepakatan tentang termometer )ang tepat serta pemili an lokasi anatomis )ang sesuai untuk mengukur su u tubu pada anak )ang menderita kanker, atau tipe termometer )ang sesuai untuk pasien. /enulis melakukan penelitian ini untuk mengkaji pengukuran su u tubu pada anak dengan kanker )ang dirawat pada periode antara Eanuari dan (ktober "00+ di unit rawat pediatrik karena mengalami episode demam. .u u tubu diukur selama lebi dari "$#%* jam dengan menggunakan sebua termometer elektronik se!ara sublingual sebagai lokasi standar )ang dire2erensikan. /engukuran ini akan dibandingkan dengan pengukuran menggunakan termometer telinga, termometer da i, dan dengan termometer aNilla (menga!u pada praktik sekarang ini). (rang tua ditan)a tentang termometer )ang digunakann)a di ruma dan anak ditan)a tentang termometer )ang disukain)a. 9otal pengukuran pada penelitian ini adala +$0 pengukuran. /engukuran dengan

menggunakan termometer telinga pada anak )ang demam men!apai sensiti5itas lebi tinggi daripada pengukuran di da i dan aNilla. 9ermometer telinga merupakan tipe termometer )ang paling ban)ak digunakan di ruma sementara termometer da i

merupakan sala satu tipe )ang disukai ole anak#anak. Kesimpulann)a, pengukuran su u tubu di telinga pada anak )ang demam lebi akurat daripada pengukuran su u

"1

tubu di da i dan aNilla. /raktik pengukuran su u tubu melalui aNilla )ang ban)ak digunakan saat ini perlu untuk dipertimbangkan kembali. Kata kun!i , pasien kanker, anak, demam, pengukuran su u tubu , termometer

B. L$%$# B .$+$)* P ) .1%1$) Beberapa keputusan ber2okus pada penatalaksanaan anak )ang menderita kanker (misaln)a , terapi antibiotik) ber2okus pada asil pengukuran su u tubu saja. /engukuran su u tubu )ang tidak tepat dapat men)ebabkan kesala an mendeteksi pen)akit )ang serius atau menganggap ba wa tidak perlu ospitalisasi dan

mengabaikan kemungkinan-prediksi terjadin)a sepsis pada anak. Ada kesepakatan ba wa pengukuran su u tubu arus akurat. Derajat demam memiliki korelasi dengan

insiden pen)akit karena bakteri (6l 7ad i, 188*). Ketidaksetujuan tetap ada terkait termometer )ang paling tepat digunakan dan lokasi anatomis )ang paling baik untuk mengukur su u tubu pada anak. Demam pada pasien anak )ang menderita kanker seringkali disebabkan ole in2eksi bakteri, )ang menjadi pen)ebab kematian pada pasien tersebut. Keputusan untuk menjalani ospitalisasi dan pemberian antibiotik intra5ena seringkali

berdasarkan pada adan)a demam saja. Kelompok ini membutu kan keakuratan dengan memper atikan pengukuran su u tubu . /engukuran su u tubu di sublingual tidak dipengaru i ole su u

lingkungan, muda dilakukan, dan akurat (Kiuliano, "000). ;eskipun demikian, ada beberapa kerugian pengukuran su u tubu di lokasi ini , pengukuran membutu kan sikap kooperati2 anak, dan al ini tidak mungkin dilakukan pada anak )ang mengalami demam tinggi. ANilla merupakan area )ang muda dilakukan pengukuran su u tubu dan aman, tetapi akurasin)a bermasala ('addo!k, "00*).

""

9ermometer arteri temporal merupakan alat pengukuran non#in5asi2 )ang merekam su u permukaan dengan sinar in2ramera di area arteri temporalis (Oiedel, "00"). ;eskipun alat ini muda digunakan, tetapi akurasin)a belum ada kejelasan (;iner5a, "001). .ebagaimana ketika membran timpani menerima suplai dara dari arteri karotis, su un)a mungkin mere2leksikan ba wa dara mengalir ke ipotalamus, )ang mana berkaitan dekat dengan su u tubu . 9eknik ini !epat dan aman digunakan tanpa risiko in2eksi silang dan tidak terpengaru ole su u lingkungan. /enelitian )ang menganalisa keakuratan termometer timpani pada ba)i dan neonatus, sebagian mengatakan ba wa pengukuran ini memiliki akurasi )ang tinggi (Amoateng#Adjepong et.al, 1888 M Eo nson et.al, 1888), dan sebagian lagi tidak (7os, 18<8 M Da5is, 188%).

/. M %-0 P ) .1%1$) /enelitian ini menggunakan metode eksperimental, )aitu uji !oba pengukuran su u pada klien anak dengan kanker. Dilakukan pada Eanuari @ (ktober "00+ pada unir rawat anak dengan kriteria inklusi anak#anak )ang mengalami demam dengan su u tubu asil pengukuran awal P %<,+=? pada sekali pengukuran atau P%<=

pada " kali pengukuran. /engukuran dilakukan sendiri ole peneliti (6l#7ad i) untuk mendapatkan konsistensi. /engukuran dilakukan pada waktu antara pukul 0<.00 dan 10.00, kemudian dilakukan pengukuran berikutn)a se!ara random selama "$#%* jam. .etiap partisipan penelitian diukur seban)ak "#+ set pengukuran su u. 9iap set terdiri dari + metode pengukuran, )aitu 1 pengukuran melalui oral (sebagai standar pengukuran berdasarkan literatur), " kali pengukuran melalui telinga (setiap kali pengukuran menggunakan termometer )ang berbeda), 1 kali pengukuran melalui aksila, dan 1 kali pengukuran melalui da i.

"%

.aat dilakukan pengukuran, orangtua ditan)a tentang tipe termometer )ang )ang digunakan di ruma dan pada awal pemeriksaan anak ditan)a tentang tipe

termometer )ang disukai. /ertan)aan tersebut tidak diulangi lagi saat pengukuran berikutn)a.

D. K ,1!"&.$) /eneliti men)impulkan ba wa dibutu kan adan)a pengukuran temperatur )ang akurat, terutama pada anak dengan pen)akit kanker. /engukuran temperatur melalui re!tal tidak bias dilakukan karena merupakan kontraindikasi pada kanker neutropenik dan pengukuran su u se!ara oral sebaikn)a tidak dilakukan pada anak# anak. /ili an biasan)a antara pengukuran melalui aksila dan membrane timpani telinga. 9erdapat bukti )ang kuat ba wa pengukuran melalui aksila sangat tidak sensiti5e untuk mendeteksi ternjadin)a demam dan tidak dapat diandalkan pada anak# anak ke!uali bila lingkungan disekitar anak diperta ankan tetap stabil seperti di unit neonatalogi. /eneliti tidak merekomendasikan pengukuran melalui aksila sebagai metode - !ara untuk mendeteksi demam dan sangat tidak men)arankann)a ketika dibutu kan pengukuran su u )ang akurat. 'asil ini menunjukkan ba wa pengukuran temperatur melalui membrane timpani telinga lebi akurat dibandingkan pengukuran su u melalui aksila atau da i. /engukuran temperatur melalui membrane timpani ditemukan lebi !epat dibandingkan pengukuran lainn)a, se ingga dapat lebi

meng emat waktu untuk melakukan tindakan keperawatan lainn)a.

"$

BAB IV PEMBAHASAN

/engukuran temperatur atau su u pada anak )ang sakit merupakan parameter pengkajian )ang sangat penting. .e!ara umum, pengukuran su u tubu dilakukan untuk menentukan terjadin)a demam. Demam dapat digunakan sebagai sala satu indi!ator

tingkat kepara an suatu pen)akit pada anak baik ole tenaga kese atan maupun orangtua. ;enurut pern)ataan ole American Academy of Pediatric (AA/) pada Desember "00*, ban)ak demam )ang tidak memerlukan tindakan medis atau pengobatan )ang spesi2ik dan an)a sebagai indi!ator ba wa s)stem imunitas tela terakti5asi sebagai akibat adan)a pen)akit )ang disebabkan ole bakteri atau 5irus. ;etode pengukuran su u tubu )ang baik dan sesuai untuk mendeteksi demam pada anak tela menjadi per atian selama beberapa dekade. /enggunaan t ermometer )ang memakai merkuri tela lama ditinggalkan karena ban)ak timbul masala kese atan akibat pe!a n)a t ermometer dan merkuri )ang keluar. .ebagai alternati5e metode pengukuran su u )ang tela lama digunakan, )aitu melalui oral, re!tal dan aksila, kini ada " metode baru )ang dianggap lebi akurat )aitu melalui membrane timpani telinga dan arteri

temporal. 3amun demikian, tern)ata adan)a metode baru ini menimbulkan kebingungan tentang metode pengukuran )ang paling baik dan sesuai pada anak. /enelitian )ang dilakukan ole /atel dan 6l#7ad i ("00A) adala untuk

mengeta ui metode pengukuran su u )ang tepat untuk mendeteksi demam pada anak )ang mengalami kanker. Demam pada anak )ang mengidap kanker dapat disebabkan ole ban)ak 2aktor, empat terban)ak diantaran)a adala , 1) non neutropeni, ") pemasangan kateter, %) neutropeni, $) tindakan splenektomi. Dari keempat 2aktor terbesar tersebut )ang paling berba a)a adala demam )ang disebabkan ole kondisi neutropeni (penurunan

"+

neutro2il se!ara !epat se ingga menimbulkan demam )ang tiba#tiba) karena sering tidak terdeteksi ole tenaga kese atan maupun orangtua. Demam )ang disebabkan ole kondisi neutropeni pada anak dengan pen)akit kanker sering disebabkan ole in2eksi bakteri )ang kemudian berak ir pada kematian. Keputusan ospitalisasi atau perawatan anak di ruma sakit dan pemberian medikasi melalui intra5ena dilakukan berdasarkan ada tidakn)a demam pada anak, ole sebab itu diperlukan pengukuran )ang tepat untuk mendeteksi adan)a peningkatan su u tubu pada anak dengan kanker (/atel G 6l#7ad i, "00A). /enelitian ini melibatkan "" anak penderita kanker, $ anak keluar dari

penelitian karena adan)a penolakan orang tua dalam keterlibatan dalam proses (1 kasus) dan penolakan se ubungan dengan kurangn)a kooperati2 dengan pengukuran temperatur oral ( % kasus). Dari %$ pasien )ang dirawat didapatkan +$0 total pengukuran , a. 10<,%* (%%,%J) , asil 2ebris pada pengukuran oral b. A" ( **,AJ) , tidak 2ebris /ada penelitian /atel G 6l#7ad i didapatkan asil , 1. 691 (ear thermometry) men!apai sensiti5itas )ang paling tinggi dalam deteksi demam (8A,"J) diikuti ole thermometry). ". 691 an)a gagal satu kali dalam pengukuran demam M (9 ( oral thermometry) 69", A9 (a(illary thermometry) dan 9A9 (temporal artery

mengukur %A,*? ketika 691 mengukur %A,+ ? terdapat perbedaan 0,1 ?. %. .emua pengukuran demam ole A9 <*J asil pengukuran dengan 9A9 lebi renda dibandingkan dengan pengukuran dengan (9.

"*

$. &aktu )ang dibutu kan untuk pengukuran su u masing#masing )aitu pada empat tempat selama % menit untuk (9 dan A9 , * detik untuk 9A9 dan % detik untuk 691 dan 69". +. (rang tua dengan anak kanker menggunakan t)pe t ermometer )ang berbeda, di mana 1" anak (*AJ) diukur dengan menggunakan temporal artery thermometer dan * (%%J) diukur dengan ear based thermometer *. /ada anak memerlukan te nik pengukuran su u )ang !epat, muda penggunaannn)a dan akurat terutama pada anak )ang mengalami kanker A. /engukuran su u lewat aksila tidak begitu akurat karena dipengaru i ole lingkungan ke!uali di limgkungan )ang stabil misaln)a ruang neonatus. <. /engukuran lewat re!tal merupakan kontraindikasi pada pasien )ang mengalami neutrpenic oncology, kelompok ini membutu kan pengukuran )ang sangat akurat untuk mendapatkan asil pengukuran su u karena anak diberikan terapi intra5ena dalam

untuk pemberian antibioti! 8. (ral temperatur tidak digunakan pada anak di bawa $ atau + ta un di mana pada usia ini merupakan insiden tertinggi terjadin)a demam 10. 'asil pengukuran su u basal telinga akurat untuk mendeteksi demam 11. .u u aksilla dan temporal memiliki sensiti5itas )ang renda dan ma)oritas demam pada anak tidak teridenti2ikasi 1". Demam pada anak )ang mengalami kanker arus mendapatkan asil )ang akurat

karena ber2ungsi sebagai e5aluasi manajemen pen)akit pen)erta atau )ang ber ubungan dengan kondisi kankern)a ( underlying malignancy)

"A

1%. /ada pengukuran aksilla biasan)a didapatkan

asil

)ang lebi

renda

karena

dipengaru i ole keringat dan penguapan panas melalui kulit se ingga asiln)a lebi renda dari pada su u inti. 1$. Baru baru ini dikembangkan Temporal Artery Thermometer ( 9A9) )ang tela dikaji dalam beberapa penelitian ( Kreenes and >leis er,"001M .iberr) et al,"00"M .uleman et al,"00") )ang men)impulkan t ermometer tersebut kurang akurat dalam mendeteksi demam 1+. Keluarga )ang memiliki anak kanker di arapkan memiliki t ermometer di ruma , meskipun anak @anak dengan pen)akit kanker lebi dianjurkan , karena untuk kasus neutropeni on!olog) men)ukai 9A9 tetapi tidak arus didapatkan asil )ang

betul#betul akurat karena terkait dengan manajemen selanjutn)a, karena kalau demam pada anak kanker tidak teraatasi bisa men)ebabkan sepsis )ang berujung pada kematian 691 men!apai sensiti5itas )ang paling tinggi dalam deteksi demam (8A,"J) diikuti ole 69",A9 dan 9A9. 691 an)a gagal satu kali dalam pengukuran demam M (9 mengukur %A,*? ketika 691 mengukur %A,+ ? terdapat perbedaan 0,1 ?. .emua pengukuran demam ole A9 <*J asil pengukuran dengan 9A9 lebi renda

dibandingkan dengan pengukuran dengan (9. &aktu )ang dibutu kan untuk pengukuran su u masing#masing )aitu pada empat tempat selama % menit untuk (9 dan A9 , * detik untuk 9A9 dan % detik untuk 691 dan 69". (rang tua dengan anak kanker menggunakan t)pe t ermometer )ang berbeda, di mana 1" anak (*AJ) diukur dengan menggunakan temporal arter) t ermometer dan * (%%J) diukur dengan ear based thermometer' 'asil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian )ang dilakukan ole ? ilds, 'arrison, G 'odkinson (1888), ba wa pengukuran su u melalui membran timpani an)a

"<

meng asilkan kesala an pengukuran sekitar 0,1 @ 0,"=?. 3amun, didapatkan juga ba wa pengukuran melalui telinga arus dilakukan pada kedua telinga untuk membandingkan dan mendapatkan asil pengukuran )ang lebi akurat. Dianjurkan pula untuk melakukan

pengukuran dengan metode )ang lain agar asil pengukuran dianggap lebi terper!a)a. Berdasarkan 7us G &et erall ("00%) dalam Temperatur measurement :

practice guidelines, didapatkan kesimpulan ba wa penggunaan t ermometer ka!a dengan merkuri sebaikn)a tidak lagi digunakan karena adan)a resiko pe!a n)a termometer dan mengakibatkan kera!unan merkuri pada anak. 9ermometer digital melalui aksila didapatkan lebi aman dan akurat untuk digunakan pada anak, dan diperlukan penelitian lebi lanjut tentang pemakaian termometer )ang sesuai untuk pengukuran su u ba)i. Lebi jau lagi, 7us G &et erall ("00%) merekomendasikan beberapa al, diantaran)a adala , 1) penggunaan termometer timpani ke!uali pada kondisi kritis, ") penggunaan termometer aksila, %) tidak lagi digunakann)a termometer ka!a )ang menggunakan merkuri. /ada penggunaan termometer timpani ada beberapa al )ang perlu diper atikan, )aitu 7us G &et erall tidak merekomendasikan penggunaan termometer ini di area klinik, al ini juga disampaikan ole Qaw, Del ;undo G ;ant ous (1888) )ang men)atakan ba wa

penggunaan termometer timpani sebaikn)a tidak digunakan di area klinik karena dapat menjadi kurang akurat apabila digunakan se!ara terus menerus atau rutin. Ditamba kan lagi ole .o!iet) o2 /ediatri! 3urses ("00<), penggunaan termometer timpani perawat )ang tela terlati arus

dilakukan ole memperole

dalam penggunaan alat tersebut se ingga

asil pengukuran sesuai dengan kondisi anak. 3amun, .o!iet) o2 /ediatri!

3urses ("00<) juga merekomendasikan agar menggunakan termometer timpani pada anak# anak dan temporal artery termometer pada ba)i berusia lebi dari 80 ari atau % bulan )ang arus disertai dengan penempatan posisi )ang tepat didalam liang telinga atau di da i ba)i dan anak.

"8

/engukuran derajat demam pada anak )ang mengalami kanker

arus

didapatkan asil )ang akurat untuk in5estigasi dan manajemen pen)akit pen)erta atau )ang ber ubungan dengan kondisi kankern)a ( underlying malignancy). .uatu studi )ang sistematik pada "0 penelitian )ang membandingkan pengukuran su u aksilla dan re!tal melaporkan 5ariasi )ang luas ( ?raig et al, "000 ). /ada pengukuran aksilla biasan)a didapatkan asil )ang lebi renda karena dipengaru i ole keringat dan penguapan

se ingga asiln)a lebi renda dari pada su u inti. Baru baru ini dikembangkan Temporal Artery Thermometer ( 9A9) )ang tela dikaji dalam beberapa penelitian ( Kreenes and >leis er,"001M .iberr) et al,"00"M.uleman et al,"00") )ang men)impulkan t ermometer tersebut kurang akurat dalam mendeteksi demam Ban)akn)a rekomendasi )ang disarankan ole beberapa penelitian untuk

penggunaan termometer timpani pada pengukuran su u tubu anak terutama pada anak )ang mengalami kanker atau demam agar dapat mendeteksi lebi awal terjadin)a demam pada klien anak. 3amun, beberapa al )ang perlu diper atikan adala ketrampilan perawat atau orangtua dalam penggunaan dan pemeli araan alat termometer timpani serta ketepatan dalam memba!a asil pengukuran se ingga demam )ang terjadi pada anak dapat segera mendapatkan penanganan dan tidak berlanjut kepada kondisi )ang lebi buruk.

A".1+$,1 01 I)0-) ,1$ /enggunaan termometer ka!a dengan merkuri masi merupakan metode

pengukuran su u )ang ban)ak dilakukan pada klien anak di Indonesia. &alaupun, saat ini metode tersebut tela sedikit tergantikan ole penggunaan termometer digital melalui

aksila )ang dinilai lebi !epat dan praktis. 9ermometer rektal juga masi dianggap metode pengukuran su u )ang paling akurat untuk mengeta ui su u inti pada anak#anak. 'al ini tentu saja se arusn)a menjadi kepri atinan dalam pro2esi keperawatan di Indonesia, karena

%0

masi belum ban)akn)a penelitian terkait penggunaan metode pengukuran su u )ang lain untuk mendeteksi demam pada anak di Indonesia. 7ekomendasi dari beberapa penelitian tentang metode pengukuran su u tubu anak )ang dilakukan ole para perawat dan rekomendasi )ang diberikan ole organisasi perawat anak, tentu saja akan menguatkan pembuktian metode pengukuran su u )ang paling baik dan sesuai pada anak. 3amun penerapann)a di Indonesia membutu kan

per atian dan persiapan terlebi dulu terutama pada pen)ediaan alat, standar opersional prosedur )ang muda tersedia. /enggunaan termometer timpani membutu keterampilan k usus dari perawat agar posisi probe termometer terletak tepat di liang telinga se ingga memuda kan sinar in2ra mera untuk mendeteksi panas. Demikian juga, !ara memba!a asil pengukuran dan e5aluasi keadaan umum anak. Diperlukan pelati an dan penelitian terkait dengan beberapa metode baru dalam pengukuran su u di Indonesia, karena tentu saja sangat terkait dengan kebijakan ruma sakit dan dukungan dana )ang tersedia. 9erlepas dari dibutu kann)a pelati an atau peningkatan ketrampilan pada para perawat anak, penggunaan termometer aksila )ang terbuat dari ka!a dan menggunakan merkuri sebaikn)a tidak lagi digunakan di Indonesia, al ini dilakukan untuk melindungi klien anak dari resiko kera!unan merkuri. Demikian pula tentang penggunaan termometer aksila )ang dinilai kurang akurat serta termometer rektal )ang dapat men!ederai anak. dipa ami dan diaplikasikan, serta pemeli araan alat )ang tela

%1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. 1.

K ,1!"&.$) Kanker merupakan pen)ebab utama kematian pada anak#anak antara usia 1 dan 1$ ta un. ". /en)ebab kanker tetap belum diketa ui, beberapa agens di lingkungan diduga bersi2at karsinogenik, antra lain radiasi, kimia toksik, medan eletromagnetik, dan kemoterapi. /en)akit 5irus juga tela terkait sebagai 2aktor pen)ebab. %. /er atian utama adala peningkatan risiko sekunder kanker pada beberapa

anak#anak tela ber asil ditangani untuk keganasan primer. $. Demam pada pasien anak )ang menderita kanker seringkali disebabkan ole in2eksi bakteri, )ang menjadi pen)ebab kematian pada pasien tersebut. +. /engukuran su u atau mendeteksi terjadin)a demam pada anak dengan kanker dapat dilakukan melalui beberapa !ara, diantaran)a adala mengggunakan

termometer digital aksila, termometer arteri temporal di da i anak, atau termometer timpani )ang diletakkan di liang telinga dan meman2aatkan sinar in2ra mera , agar didapatkan asil )ang lebi !epat dan akurat. *. /enggunaan termometer timpani membutu keterampilan k usus dari perawat agar posisi probe termometer terletak tepat di liang telinga se ingga memuda kan sinar in2ra mera untuk mendeteksi panas. A. /enggunaan termometer aksila )ang terbuat dari ka!a dan menggunakan merkuri sebaikn)a tidak lagi digunakan di Indonesia, al ini dilakukan untuk

melindungi klien anak dari resiko kera!unan merkuri, demikian pula tentang %"

penggunaan termometer )ang dapat men!ederai anak sebaikn)a menjadi pertimbangan perawat dan tenaga kese atan )ang lain serta ruma sakit. <. Dibutu kan lebi ban)ak lagi studi literatur dan penelitian terkait pengukuran su u )ang sesuai dan tepat pada ba)i dan anak#anak di Indonesia, se ingga dapat mendeteksi demam lebi awal dan meminimalkan terjadin)a kepara an suatu

pen)akit terutama pada anak dengan kanker.

2.

S$#$) 1. Di arapkan setiap keluarga )ang memiliki anak dengan pen)akit kanker mempun)ai termometer di ruma agar dapat mendeteksi demam pada anak. Eenis termometer )ang dianjurkan adala termometer digital aksila karena muda

digunakan dan tidak berba a)a untuk anak. ". /ada la an klinik atau ruma sakit disarankan untuk menggunakan termometer timpani atau termometer arteri temporal karena dapat mengukur su u inti tubu se!ara lebi akurat dan !epat. %. Dibutu kan ketrampilan )ang memadai untuk menggunakan termometer timpani pada anak#anak. $. Dibutu kan penelitian lebi ban)ak lagi terkait penggunaan beberapa metode

pengukuran su u pada anak di Indonesia untuk mendapatkan metode pengukuran su u )ang tepat dan !epat dalam mendeteksi demam pada anak terutama klien anak dengan pen)akit kanker.

%%

DAFTAR PUSTAKA

Ap a. ("00A). .el2 ?are 2or >e5er, ?oug , ?old, and Allerg)M A ?ontinuing 6du!ation 2or p arma!ists, 3urse /ra!titioners, and / )si!ian Assisstants, Ameri!an / arma!ist Asso!iation. :.A As er, ?, 3ort ington, L. K. ("00<). Position statement for measurement of temperature)fever in children, .o!iet) o2 /ediatri! 3urses o2 Ameri!a. Ball, Eane. & .,G Bindler, ?. 7ut . ("00%), Pediatric *ursing Caring for Childreen' /earson 6du!ation In!. 3ew Eerse). ? ilds, ?, 'arrison, 7, 'odkinson, ?. (1888). 9)mpani! membrane temperature as a measure o2 !ore temperature, Arch +is Child, <0, "*"#"**. ?ommunit) /ediatri!s ?ommittee, ?anadian /ediatri! .o!iet). ("008). 9emperature measurement in paediatri!s. 6laine 9ooke. "00". /romoting 65iden!e#Based 3ursing /ra!ti!e in Disabilities ;anagement, Eournal o2 7D3. :nit, Issue 3o. +. Diambil dari ttp,--www.rdns.net.au pada "+ April "00<. 'a), &. &., Le5in, ;. E., .ond eimer, E. ;., Deterding, 7. 7. ("00+). Current pediatric diagnosis , treatment, 1At 6d., 3ew Qork, Lange ;edi!al Book. 'o!kenberr), ;ar)lin E ("00A). -ong.s nursing care of infants and children . .t Louis, ;issouri, ;osb) In!. EBI6B3; ("001). ;anagement o2 9 e ? ild wit >e5er, Best /ra!ti!e Lol + Iss +, Bla!kwell .!ien!e#Asia, Australia LanHkowsk), /. ("00+). Pediatric hematology and oncology, $t 6d., London, 6lse5ier A!ademi! /ress.

%$

;!?orkle, 7., Krant, ;., .tromborg, ;. >., Baird, .. B. (188*). Cancer nursing: a comprehensive textbook> 2)0 E0.> V-.. 1> ". 150@151> P(1.$0 ."(1$: W.B. S$&)0 #,. ;us!ari 6, ;,("00+) , Panduan belajar keperawatan pediatrik, 01,1 3> " ) #'1% '&+& + 0-+% #$)> EG/> J$+$#%$ 7us , ;, &et erall, A. ("00%). 9emperature measurement, pra!ti!e guidelines, Pediatric *ursing, 5ol 1+, no. 8, "+# "<. .ibernagl, ., Lang, >. ("00A). Teks dan atlas berwarna: patofisiologi > I?$) S %1$?$) E IF'$. M&4(%$# 6T#$),.7> J$+$#%$: EG/ P ) #'1% B&+& K 0-+% #$). .ta2 /engajar Bagian /atologi Anatomik >K:I. (188<). Patologi, .utisna 'imawan (6ds), Eakarta, Bagian /atologi Anatomik >K:I. &ats, 7obin., 7obertson, Eeannet., G 9 omas, Kail. ("001). 9 e 3ursing ;anagement o2 >e5er in ? ildren. 9 e Eoanna Briggs Institute 2or 65iden!e Based 3ursing and ;idwi2er), &estern Australia. &ikipedia. ("008). ?an!er, diperole pada ttp,--en.wikipedia.org--wiki-!an!er tanggal "% April "010. &ong, Donna L .("00$). Pedoman /linis Pera0atan Pedriatik. /enerbit Buku Kedokteran 6K?. Eakarta. Qaw, A. A., Del ;undo, E, ;ant ous, ?., A. (1888). A!!ura!) o2 an in2rared t)mpani! t ermometer, American Collage of Chest Physicians, 11+, $, 100"#100+.

%+

L$!"1#$) PATHWAY KANKER

Agen in2eksi

Agen mutasi sel

Kenetik

Kangguan ormonal

Dis2ungsi imun

Lirus # erpes #'ep.B G ? #6pstein#Barr

Oat karsinogen #alko ol #Hat kimia #sinar :L

Kerusakan sel #kelainan kromosom #Down s)ndrom

non mutagenik#

'IL, De2. I*A

#papiloma 5irus #tembakau

# eliba!ter p)lori #?9 s!an @T ."., .&.$# #7>

KANKER

/ertumbu an sel#sel )ang tidak terkontrol-terus#menerus

;utasi gen tingkat sel ole onkogen

T#$),8-#!$,1 , . ! ):$01 , . +$)+ #

/engeluaran enHim

9ranslokasi kromosom

/roli2erasi sel

In2iltrasi sel kanker

Delesi rantai kromosom

9ekanan pada sel

;etastase sel kanker

membentuk batas tegas ;elalui pembulu dara kelenjar lim2e transplantasi langsung sel kanker

Ka eksia in5aginasi /roduksi ormon membentuk massa komplikasi sekunder perdara an N2 #1 In2eksi

BB turun anemia ipertermia

%*

S&!' # "$%(?$2, : ?ommunit) /ediatri!s ?ommittee, ?anadian /ediatri! .o!iet). ("008). 9emperature measurement in paediatri!s. ;!?orkle, 7., Krant, ;., .tromborg, ;. >., Baird, .. B. (188*). Cancer nursing: a comprehensive te(tbook, "nd 6d., Lol. 1, ". 150@151> P(1.$0 ."(1$: W.B. S$&)0 #,. S1' #)$*.> S> L$)*> F. 6200D7. Teks dan atlas berwarna: patofisiologi> I?$) S %1$?$) E IF'$. M&4(%$# 6T#$),.7> J$+$#%$: EG/ P ) #'1% B&+& K 0-+% #$).

%A

You might also like