You are on page 1of 5

Bagikan

Lainnya

Blog Berikut

Buat Blog

Masuk

Berlina
B e r a n d a B e t o n
TOTAL TAYANGAN LAMAN

Beton
RINGKASAN MATERI

1 2 5 0
MENGENAI SAYA

Berli na

Beton adalah campuran dari Semen sebagai bahan pengikat, Agregat halus (pasir) dan Agregat kasar (kerikil) sebagai bahan pengisi dan air sebagai bahan pencampur/pelumas. Bahan bahan yang digunakan dalam campuran beton harus memenuhi syarat standar yaitu SK.SNI.504-1989.F AIR. Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam alkali,zat organic atau bahan lainnya yang dapat merusak beton atau tulangan, sebaiknya dipakai air tawar yang dapat diminum. SEMEN. Didalam konstruksi Beton semen sebagai bahan pengikat memegang peranan penting sekali dalam menentukan mutu konstruksi. Penggunaan semen yang bermutu rendah tidak saja menghasilkan pekerjaan beton yang buruk, tetapi juga mengakibatkan kecelakaan. Berhubung semen adalah suatu bahan yang sulit diuji secara visual, maka pengujian di laboratorium yang seksama dapat diperlukan, sebelum semen dipakai dalam pelaksanaan. Pengujian semen yang harus dilaksanakan adalah kehalusan butiran dan berat jenis, karena : Semakin halus butiran semen, maka semakin cepat pula pengikatannya dengan demikian kekuatannya juga semakin cepat tercapai. (semakin halus butirannya semakin tinggi kekuatannya) Semen yang mempunyai berat jenis tinggi tentu akan mempunyai kekuatan lebih tinggi dan sebaliknya.

L i hat profi l lengk apk u

RINGKASAN MATERI . AGREGAT Sifat-sifat agregat sangat berpengaruh pada mutu campuran beton.Untuk menghasilkan beton yang mempunyai kekuatan seperti yang diinginkan,maka sifat-sifat agregat harus diketahui dan diuji. Sifat-sifat tersebut antara lain :
1. Serapan air.

Serapan air dihitung dari banyaknya air yang mampu diserap oleh agregat pada kondisi jenuh permukaan kering (JPK) atau Saturated Surface Dry (SSD). Kadar air adalah banyaknya air yang terkandung dalam suatu agregat. Berat jenis digunakan untuk menentukan Volume yang diisi oleh agregat. Berat jenis dari agregat pada akhirnya akan menentukan berat jenis dari beton sehingga secara langsung menentukan banyaknya campuran agregat dalam campuran beton. Hubungan antara berat jenis dengan daya serap adalah jika semakin tinggi nilai berat jenis agregat maka semakin kecil daya serap air agregat tersebut.
Gradasi A gregat Berat jenis dan D aya serap agregat. Kadar A ir

2. 3.

4.

SK.SNI T-15-1990-03 memberikan syarat-syarat untuk agregat halus, dimana agregat halus dikelompokan dalam empat zone( daerah) yaitu : Daerah Gradasi I = Pasir kasar

Daerah Gradasi II = Pasir agak kasar Daerah Gradasi III = Pasir Halus Daerah Gradasi IV = Pasir agak halus
5. Mo dulus H alus Butir

Modulus halus butir ialah suatu indek yang dipakai untuk mengukur kehalusan atau kekasaran butir-butir agregat.MBH didefinisikan sebagai jumlah persen komulatif dari butir agregat yang tertinggal diatas satu set ayakan(38, 19, 9.6, 4.8, 2.4, 1.2, 0.6, 0.3, dan 0.15) kemudian nilai tersebut dibagi dengan seratus(Ilsley,1942:232) RINGKASAN MATERI

Perancangan Beton Perancangan campuran beton dimaksudkan untuk mengetahui komposisi atau proporsi bahan bahan penyusun beton.Proporsi campuran dari bahan bahan penyusun beton ini ditentukan melalui sebuah perancangan beton (Mix design). Biasanya beton dirancang untuk mencapai : 1. Mudahnya pengerjaan (workability) adukan beton yang dalam praktek ditentukan dengan tingginya Slump
2. Kekuatan tekan (Compressive Strength) pada umur tertentu

(biasanya 28 hari) bagi beton

yang sudah mengeras. 3 . Keawetan (Durability) bagi beton yang sudah mengeras Ada beberapa metode yang dikenal dalam perancangan beton, antara lain : 1. Metode American Concrete Institute (ACI) 2. Portland Cement Association
3 . Road Note No.4 4. British Standard atau Departement of Enviroment 5. Metode Standar Nasional Indonesia (SK.SNI.T-15-1990-03)

Metode Standar Nasional Indonesia adalah Perancangan cara Inggris atau dikenal dengan metode Departemen Pekerjaan Umum yang tertuang dalam SK.SNI.T-15-1990-03 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal merupakan adopsi dari cara Departement of Environment (DOE), Building Research Establisment,Britain. Langkah-langkah hitungan menurut SK.SNI.T-15-1990-03 terbagi dalam 22 langkah. Adapun langkahnya dibuat kedalam format/formulir rancangan campuran beton ( terlampir ).

RINGKASAN MATERI KOREKSI PROPORSI CAMPURAN Apabila agregat tidak dalam keadaan jenuh kering Permukaan (SSD), proporsi campuran harus dikoreksi terhadap kandungan dalam agregat. Koreksi proporsi campuran dilakukan terhadap kadar air dalam agregat minimum satu kali dalam sehari dan dihitung menurut rumus sebagai berikut : Air = B-(Ck -Ca)xC/100-(Dk -Da)xD/100 Agregat = C+(Ck -Ca)xC/100 Agregat kasar = D+-(Dk -Da)xC/100 Dimana : B = Jumlah air (kg/m3 ) C = Jumlah agregat halus ( kg/m3 ) D = Jumlah kerikil ( kg/m3 ) Ca= Absorsi air pada agregat halus (%) Da= Absorsi air pada agreagat kasar (%) Ck = Kandungan air dalam agregat halus (%) Dk = Kandungan air dalam agregat kasar (%)

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

FORMULIR PERANCANGAN CAMPURAN BETON (SK.SNI.T-15-1990-03) Uraian Nilai Kuat tekan beton yang direncanakan/ fc Defiasi standar (s) Nilai tambah (margin, m) Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan (fcr = fc+m) di mana langkah (1) + langkah (2) Jenis semen yang digunakan Jenis agregat yang digunakan Faktor air semen (gambar 8.41/ 8.42) Faktor air semen maksimum (tabel 8.19) Nilai slump (tabel 8.19), pilih yang terendah langkah (7) dan (8) Ukuran butiran nominal agregat maksimum Nilai kadar air bebas (tabel 8.21) Jumlah semen yaitu langkah (11) : (12) Jumlah semen maksimum Jumlah semen minimum (tabel 8.19) VAS yang disesuaikan Susunan butir agregat halus Persentase agregat halus terhadap campuran (grafik 8.5.1 sampai 8.5.3) Berat jenis relatif agregat Berat jenis beton (gambar 8.6 berdasarkan langkah 11) Kadar agregat gabungan. Langkah (19) [(15)+(11)] Kadar agregat halus. Langkah (20) x langkah (16) Kadar agregat kasar. Langkah (20) langkah (21) ... ... ... ... Tipe . . . Alami/ batu pecah ... ... ... ... ... ... ... ... ... I, II, III, IV ... ... ... ... ... ...

Kesimpulan : Proporsi campuran per meter kubik segar secara teoritis: Semen. Langkah (15) = ... kg Air. Agregat halus Agregat kasar Langkah (11) Langkah (21) Langkah (22) = = = ... ... ... Liter kg kg

RINGKASAN MATERI PERHITUNGAN JUMLAH BAHAN ADUKAN BETON Guna menghitung jumlah banyak bahan yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan beton, harus dihitung terlebih dahulu banyaknya bahan yang diperlukan untuk 1 M 3 beton. Dalam perbandingan berat secara teoritis, kita harus mengetahui berat jenis bahan padat dari masingmasing bahan dan f.a.s yang digunakan.Disamping itu, harus diperkirakan juga kandungan udara didalam adukan beton tersebut. Contoh : Berdasarkan hasil pengujian dan rancangan campuran beton diperoleh data sbb: Berat jenis PC = 3,15, pasir = 2,6 dan kerikil = 2,6 Perbandingan campuran = 1 PC : 2 Pasir : kerikil f.a.s = 0,5, kandungan air + 1 % BI/Berat volume PC = 1,25 t/m3 BI/Berat volume Pasir = 1,35 t/m3 BI/Berat Volume Kerikil = 1,60 t/m3

Perhitungan dalam perbandingan berat :


_ _ 1_ _

Volume padat 1 ton semen

= 3,15
_ _ 2_ _

= 0,318m3

Volume padat 2 ton pasir

= 2,60
__3__

= 0,769m3

Volume padat 3 ton kerikil f.a.s = 0,5 Kandungan udara + 1 %

= 2,60

= 1,153m3

0,50 x 1 = 0,50m3 = 2,741m3 = 0,027m3

Jumlah = 2,768m3 Berarti jika kita mencampur 1 ton semen, 2 ton pasir, 3 ton kerikil dan 0,50 air ditambah kira-kira 1 % kandungan udara, hanya menghasilkan 2,768 m3 beton. Untuk 1 m3 beton, bahan-bahan yang diperlukan menjadi :
_ _ 1_ _

Semen = 2,768 x 1 ton = 0,362 ton


_ _ 1_ _

Pasir = 2,768 x 2 ton = 0,722 ton


_ _ 1_ _

Kerikil = 2,768 x 3 ton = 1,083 ton


_ _ 1_ _

Air

= 2,768 x 0,50

= 0,181 ton

Perhitungan dalam perbandingan volume : 1x1,25 Volume padat 1 m3 semen = 3,15 = 0,397 m3

2 x 1,35

Volume padat 2

m3

pasir

2,60

= 1,039 m3

3 x 1,60 Volume padat 3 m3 kerikil f.a.s = 0,5 x 1,25 = 2,60 = 1,846 m3 = 0,625 m3 3,907 m3 Kandungan udara 1 % Jumlah Berarti jika kita mencampur 1 m3 = 0,039 m3 = 3,946 m3 semen, 2 m3 pasir, 3 m3 kerikil dan 0,5 m3 air ditambah kira-kira 1 %

kandungan udara, hanya menghasilkan beton 3,946 m3 . Untuk 1 M 3 beton, bahan-bahan yang dipakai menjadi : __1__ Semen = 3,946 x 1 m3 = 0,253 m3 , 0,253 x 1250 = 316 kg. __1__ Pasir = 3,946 x 2 m3 = 0,506 m3 __1__ Kerikil = 3,946 x 3 m3 = 0,759 m3

Air

= 0,5 x 316 kg = 158 kg = 0,158 m3


Rekomendasikan ini di Google

Beranda
L angganan: E nt ri (At om)

ARSIP BLOG

2011 (1) D esember (1) S elamat D at ang

Templat e P i ct u re W i ndow. Gambar t emplat e oleh lu oman. D i berdayak an oleh Blogger.

You might also like