You are on page 1of 1

TEKNIK

Midazolam untuk sedasi di UGD


uatu studi telah dilakukan untuk menilai efektivitas propofol dibandingkan midazolam selama dan setelah procedural sedation and analgesia (PSA) pada unit gawat darurat. Kedua obat digunakan dalam kombinasi dengan fentanyl. PSA merupakan suatu teknik yang sering diperlukan di unit gawat darurat. PSA (sebelumnya disebut conscious sedation), merupakan suatu teknik pemberian sedatif dengan atau tanpa analgesik yang bertujuan agar pasien dapat mentoleransi prosedur yang menyakitkan dengan tetap mempertahankan fungsi kardiorespirasi. Prosedur yang dapat dilakukan dengan PSA di unit gawat darurat atau ruang tindakan minor antara lain pada kasus reduksi fraktur, dislokasi, insisi dan drainase abses, perbaikan laserasi pada anak, dan pengangkatan benda asing. Studi tersebut dilakukan secara acak, tersamar tunggal dengan kontrol yang dilakukan di unit gawat darurat dari suatu rumah sakit universitas. Sebanyak 40 pasien secara acak dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok
REFERENSI: 1. Rahman NHNA, Hashim A. The use of propofol for procedural sedation and analgesia in the emergency department: a comparison with midazolam. Emerg Med J 2011;28:861-865 doi:10.1136/emj.2009.085019. 2. Hohl C.M, Sadatsafavi M, Nosyk B. Safety and clinical effectiveness of midazolam versus propofol for procedural sedation in the emergency department: a systematic review. Acad Emerg Med.2008;15(1):1-8.

A (n=20) yang mendapat fentanyl 3 mcg/kg bolus dan dosis bolus propofol 1 mg/kg diikuti dengan penambahan 0,5 mg/kg jika diperlukan, dan kelompok B (n=20) yang mendapat fentanyl 3 mcg/kg bolus dan dosis bolus midazolam 0,1 mg/kg dan penambahan 0,1 mg/ kg jika diperlukan. Target tingkat sedasi skor Ramsai adalah 3 atau 4. Outcome meliputi adanya efek kejadian yang tidak diharapkan terkait PSA dan waktu untuk dapat pulang dari rumah sakit. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada pasien yang mengalami kejadian yang tidak diharapkan selama dan setelah PSA. Rata-rata lama rawat di rumah sakit lebih singkat pada kelompok propofol (rata-rata 29,25 menit) vs midazolam (rata-rata 71,75 menit), p<0,001. Dari hasil studi tersebut disimpulkan bahwa baik propofol dan midazolam yang diberikan dengan dosis yang direkomendasikan sama efektif dan aman untuk PSA di unit gawat darurat, namun kelompok propofol dapat pulang dari rumah sakit lebih dini dibanding kelompok midazolam.

Sebelumnya juga telah dilakukan suatu review yang membandingkan midazolam dengan propofol untuk sedasi di unit gawat darurat yang menunjukkan bahwa dari 28 artikel yang memenuhi kriteria inklusi untuk analisis adverse event, hanya ditemukan satu adverse event mayor dan tidak ada perbedaan bermakna secara statistik dalam proporsi pasien antara kedua obat. Sebanyak 4 studi RCT memenuhi kriteria inklusi untuk analisis efektivitas klinis dan 2 studi memenuhi kriteria untuk kualitas yang baik. Studi RCT tersebut dilakukan pada 32-86 pasien dan indikasi paling sering untuk sedasi prosedural adalah reduksi ortopedi dan kardioversi. Tidak terdapat perbedaan bermakna dalam proporsi pasien dengan keberhasilan sedasi prosedural. Dari hasil review tersebut disimpulkan tidak ada perbedaan profil keamanan dan proporsi keberhasilan sedasi prosedural antara midazolam dan propofol untuk pasien dewasa di UGD. (EKM)

624
CDK-196_vol39_no8_th2012 ok.indd 624

CDK-196/ vol. 39 no. 8, th. 2012

8/6/2012 3:26:32 PM

You might also like