Professional Documents
Culture Documents
Dari hasil analisis struktur, elemen-elemen pada struktur memikul gaya tarik atau gaya tekan. Gaya aksial tarik menyebabkan putusnya batang, sedangkan gaya aksial tekan menyebabkan hancur atau lelehnya batang. Pada batang tekan panjang, terdapat kemungkinan terjadinya kegagalan akibat (buckling failure), sebelum hancur atau melelehnya bahan. akan dapat dapat yang tekuk
Putusnya Batang Pada Jembatan Truss Batang tarik, pada umumnya didesain berdasarkan persyaratan kekuatan, yaitu tegangan tarik yang terjadi akibat gaya yang bekerja, tidak boleh melebihi tegangan ijin dari bahan :
P+ An
P = Gaya aksial tarik yang bekerja pada batang An = Luas netto penampang batang
siku rangkap 2-L.70.70.7, yang saling dihubungkan pada titik-titik buhul dengan pelat dan baut baja berdiameter 19 mm. Sebagai contoh akan didesain batang T, dari struktur rangka batang. Mutu baja yang digunakan adalah B.J. 37, dengan tegangan ijin sebesar 1600 kg/cm2.
2ton 4m Baut
Penyambun
5ton 4m
5ton 4m 4m
5ton 4m
Dari hasil perhitungan gaya batang, didapat besarnya gaya aksial tarik yang bekerja pada batang T adalah 5 ton (P+ = 5 ton = 5000 kg.). Dari Tabel Profil Baja, diketahui karakteristik dari penampang profil siku L.70.70.7 adalah :
e
: : : :
a. Pemeriksaan kekuatan batang Untuk pemeriksaan kekuatan dari batang tarik, digunakan luas netto penampang profil (An). Luas netto penampang adalah luas profil dikurangi luas perlemahan akibat lubang-lubang pemasangan baut. Pada struktur baja, luas netto penampang yang disyaratkan adalah harus lebih besar dari 85% luas penampang profil. Luas netto penampang profil (An) = Luas profil (A) luas lubang baut An = A (diameter baut + 0,1).(tebal profil) = 9,4 (1,9 + 0,1).(0,7) = 8 cm2 > 0,85.(9,4) = 7,99 cm2 . Untuk 2 buah profil siku tersusun, An = 2.(8) = 16 cm2
Kuliah AS2 : Batang Tekan dan Batang Tarik
Tegangan tarik pada batang : = P+/An = 5000/16 = 312,5 kg/cm2 ini lebih kecil dari = 1600 kg/cm2. Dengan demikian ukuran profil siku yang dipilih, cukup kuat. b. Pemeriksaan kekakuan batang Momen inersia penampang batang : I = 2.(42,4) = 84,8 cm 4 dan luas penampang batang : A = 2.(9,4) = 18,8 cm2. Jari-jari inersia batang : i =I/A = Tegangan tarik yang terjadi pada batang : = 312,5 kg/cm2, harga
Untuk panjang batang : Lk = 400 cm, maka nilai kelangsingan batang adalah : = Lk/i = 400/2,12 = 189. Karena nilai kelangsingan batang ini lebih kecil dari kelangsingan batang yang disyaratkan untuk batang tarik yaitu = 300, maka kekakuan batang memenuhi persyaratan.
Tekuk (Buckling) Pada Struktur Jembatan Solusi numerik dari masalah tekuk, pertama kali dapat dipecahkan oleh ahli matematika bernama Leonard Euler (1707-1783). Sampai saat ini rumus tekuk dari Euler masih digunakan di bidang Teknik Sipil.
2.E.I L k2 x
Pcr
y
Pcr : Beban kritis tekuk dari batang ( besarnya beban tekan, tepat dimana batang akan menekuk ) E : Modulus elastisitas bahan I : Momen inersia penampang Lk : Panjang tekuk batang = k.L dimana L = panjang batang dan k = faktor panjang efektif batang
Kuliah AS2 : Batang Tekan dan Batang Tarik
arah tekuk
Harga k tergantung dari kondisi ujung tumpuan, besarnya harga k dapat diambil sbb. : Kedua tumpuan sendi, tidak dapat bergerak kesamping Kedua tumpuan jepit, tidak dapat bergerak kesamping Satu ujung tumpuan terjepit, ujung lain sendi Satu ujung tumpuan terjepit, ujung lain bebas Kedua tumpuan jepit, dapat bergerak kesamping : : : : : k=1,0 k=0,5 k=0,7 k=2,0 k=1,0
Adanya tahanan ujung pada tumpuan, akan menambah kekakuan dari batang, sehingga akan meningkatkan kestabilan batang untuk mencegah terjadinya tekuk.
Faktor Panjang Efektif Batang (k) Suatu elemen struktur yang tertekan dapat mengalami kegagalan/ keruntuhan yang berupa kegagalan bahan atau kegagalan tekuk. Semakin panjang suatu batang tekan, maka akan semakin mudah batang tersebut untuk tertekuk. Agar tidak terjadi kegagalan akibat tekuk, beban tekan maksimum yang diijinkan bekerja pada batang harus lebih kecil dari P cr. Berdasarkan kelangsingannya, elemen struktur yang mengalami gaya tekan, seperti kolom pada struktur rangka kaku ( frame structure) atau batang tekan pada struktur rangka batang, dapat dikelompokkan menjadi batang pendek dan batang panjang.
Batang pendek, adalah elemen struktur yang kegagalannya berupa hancurnya material (pada beton) atau lelehnya material (pada baja), dengan demikian kekuatan dari elemen/kolom pendek sangat tergantung pada kekuatan material yang digunakan. Elemen/kolom pendek umumnya sangat kaku, sehingga pengaruh kelangsingan tidak perlu dievaluasi di dalam proses desain. Batang panjang, adalah elemen struktur yang kegagalannya disebabkan karena tertekuknya batang. Jadi kegagalannya disebabkan karena terjadinya ketidakstabilan. Karena adanya kecenderungan dari elemen untuk menekuk, maka kapasitas pikul bebannya menjadi berkurang. Jika suatu elemen telah menekuk, maka elemen tersebut tidak mempunyai kemampuan lagi untuk menerima beban tambahan. Sedikit saja terjadi penambahan beban, akan menyebabkan terjadinya keruntuhan. P
Kegagalan bahan Kegagalan Tekuk
Beban ijin
Faktor keamanan
L
Batang pendek Batang panjang
Gambar 1. Hubungan antara panjang batang (L) dengan gaya tekan (P)
Dari gambar di atas terlihat bahwa, semakin panjang suatu batang, maka akan semakin berkurang kapasitas pikulnya terhadap gaya aksial tekan. Agar tidak terjadi kegagalan struktur, maka untuk keperluan desain, pada umumnya digunakan beban ijin dengan menggunakan faktor keamanan yang cukup. Untuk keperluan desain, batang tekan harus direncanakan ukurannya sedemikian rupa, sehingga tegangan hancur atau tegangan leleh (pada batang pendek), atau tegangan kritis (pada batang panjang), tidak dilampaui. Batang dari struktur baja yang terbuat dari profil-profil, pada umumnya merupakan batang yang langsing, sehingga pengaruh tekuk perlu ditinjau dalam proses desain.
Batang tekan pada umumnya didesain berdasarkan syarat kekuatan, dengan meninjau pengaruh tekuk di dalam perhitungan. Pengaruh tekuk diperhitungkan dengan mengalikan gaya tekan yang bekerja pada batang (P ) dengan suatu faktor tekuk (). Tegangan tekan yang terjadi pada batang (), tidak boleh melebihi tegangan ijin bahan ( ). Tegangan tekan yang terjadi pada batang dihitung sbb. :
-
.P
A
Pada rumus di atas, A : luas utuh penampang batang, dan : faktor tekuk, yang besarnya ditentukan dengan prosedur perhitungan sbb. :
1. Hitung jari-jari inersia minimum penampang : imin =Imin/A 2. 3. 4. 5.
Hitung kelangsingan batang : = Lk/imin Hitung : g = 3,14.E/(0,7.fy) Hitung : s = /g Harga faktor tekuk dihitung, ditentukan sbb: Untuk s 0,183, harga = 1 Untuk 0,183 < s 1, harga = 1,41/(1,593 - s) Untuk s > 1, harga = 2,381.s2
Pada perhitungan di atas, E = modulus elastisitas baja, dan fy = tegangan leleh baja.
2,5m m
6 ton
2,5m m
2,5m m
a. Pemeriksaan kekuatan batang Dari tabel profil, untuk siku 100.100.10 didapat A = 19,2 cm 2, Ix = Iy = 177 cm4, dan imin = 1,95 cm. Panjang batang : L = 3,54 m. Karena ujung batang merupakan sendi, maka harga faktor panjang efektif batang (k) = 1, sehingga panjang tekuk batang : Lk = k.L = 1.(3,54) = 3,54 m = 354 cm. Kelangsingan batang : = Lk/imin = 354/1,95 = 182
g = 3,14.E/(0,7.fy) = 3,14 2100000/(0,7.2400) = 111 s = /g = 182/111 = 1,64 Untuk s > 1, harga = 2,381. (1,64)2 = 6,4
Dari perhitungan gaya batang, didapatkan gaya normal tekan yang bekerja pada batang adalah : P = 4243 kg. Tegangan tekan pada batang : = = 6,4.(4243) A 19,2 = 1414 kg/cm2
-
.P
Karena tegangan tekan yang terjadi (1414 kg/cm 2) lebih kecil dari tegangan ijin baja (1600 kg/cm 2), maka batang tersebut kuat menahan gaya tekan yang bekerja, dan tidak mengalami tekuk.
Kuliah AS2 : Batang Tekan dan Batang Tarik
b. Pemeriksaan kekakuan batang Seperti halnya pada batang tarik, kelangsingan dari batang tekan juga harus dibatasi. Kelangsingan maksimum dari batang tekan yang diijinkan adalah = 200. Dari conroh di atas, didapat kelangsingan batang = 182, dimana harga ini lebih kecil dari 200. Dengan demikian, kekakuan batang memenuhi persyaratan
Penyamb ung
5ton 4m 4m 5ton 4m 5ton 4m
Dari hasil perhitungan gaya batang, didapat besarnya gaya tekan yang bekerja pada batang C adalah 7 ton ( 7000 kg ). Dari Tabel Profil Baja, diketahui karakteristik dari penampang profil siku L.70.70.7 adalah : Luas profil Momen inersia Jari-jari inersia Tebal profil Letak titik berat : : : : : : A = 9,4 cm2 Ix = Iy = 43,2 cm4 ix = iy = 1,97 cm imin = 1,37 cm ts = 0,7 cm e = 1,97 cm
Profil tersusun yang digunakan, siku rangkap 2-L.70.70.7 a = 2.e + t = 2.(1,97) + 1,2 = 5,14 cm. e Y
a Penyelesaian : a. Perhitungan terhadap sumbu bahan (sumbu X-X) Luas profil tersusun : At = 2.(A) = 2.(9,4) = 18,8 cm2 Momen inersia profil tersusun : Ix-t = 2.(Ix) = 2.(42,4) = 84,8 cm 4 Jari-jari inersia profil tersusun : ix-t = Ix-t/At = = 2,12 cm Panjang tekuk batang : Lk = 400 cm Kelangsingan batang : x = Lk/ix-t = 400/2,12 = 188,7
(84,8/18,8)
x = 2,381.(s)2 = 2,381.(1,7)2
= 6,88 Px = .(At)/x = 1600.(18,8)/6,88 = 4372 kg.
b. Perhitungan terhadap sumbu bebas bahan (sumbu Y-Y) Luas profil tersusun : At = 2.(A) = 2.(9,4) = 18,8 cm2 Momen inersia profil tersusun : Iy-t = 2.(Iy) + 2.(A).(a/2) 2
10
= 2.(42,4) + 2.(9,4).(5,14/2)2 = 209 cm4 Jari-jari inersia profil tersusun : iy-t = Iy-t/At = = 3,33 cm Panjang tekuk batang : Lk = 400 cm Kelangsingan batang : y = Lk/iy-t = 400/3,33 = 120
(209/18,8)
y = 2,381.(s)2
`Py
Dari hasil perhitungan didapatkan gaya tekan yang dapat dipikul batang adalah : Px = 4372 kg dan Py = 10820 kg. Jadi gaya tekan maksimum yang dapat dipikul oleh profil siku rangkap 2-L.70.70.7 panjang 4m adalah P = 4372 kg. Karena gaya tekan yang bekerja pada batang C adalah 7000 kg, sedangkan gaya tekan maksimum yang dapat dipikul adalah P = 4372 kg, maka dapat disimpulkan bahwa batang profil tersusun dari profil siku rangkap 2-L.70.70.7, tidak mampu menahan gaya tekan yang bekerja. Untuk itu profil siku yang digunakan harus diperbesar.
11
12
13