Professional Documents
Culture Documents
KUMPULAN PRAKTEK PENGELOLAAN LINGKUNGAN TERBAIK PERUSAHAAN PERAIH PERINGKAT PROPER HIJAU TAHUN 2012
GREEN
Diterbitkan Oleh :
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Gedung B Lantai 4 Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24 Jakarta 13410 Telp/Fax: 021-858 0081 Email : sekretariatproper@menlh.go.id
Pelindung :
Prof. Dr, Balthasar Kambuaya, MBA, Menteri Lingkungan Hidup
Pengarah :
Drs. M.R. Karliansyah, MS, Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Penanggung Jawab :
Ir. Sigit Reliantoro, M.Sc, Asisten Deputi Pengendalian Pencemaran Pertambangan, Energi dan Migas; Sekretariat PROPER
Penyusun :
Qipra Galang Kualita, yang terdiri dari: Rudy Yuwono, Deasy Sekar T. Sari dan Paulus Londo (Konsep dan Tulisan); M. Taufik S (Tata Letak, dan Desain Grafis).
KUMPULAN PRAKTEK PENGELOLAAN LINGKUNGAN TERBAIK PERUSAHAAN PERAIH PERINGKAT PROPER HIJAU TAHUN 2012
GREEN
Kontributor foto:
Iswahyudi - PT. Pertamina EP; Johan Kurniawan - PT. Pertamina (Persero) Direktorat Pemasaran Niaga; Machfud PT Pertamina Hulu Energi ONWJ (PHE ONJW); Riezqi Fajar - PT. Pertamina (Persero) TBBM Tanjung Wangi; Widiawati Wiadi PT. Chevron; Putri Beryanti Kaltim Prima Coal; Sari Kusuma Kaltim Prima Coal; Hans Darwis
KATA PENGANTAR
Buku ini berisi tentang dokumentasi praktek pengelolaan lingkungan terbaik, untuk menyebarkan kebaikan dan menyemaikan kebaikan baru di perusahaan-perusahaan lain yang terinpirasi. Nanang Untung, CEO LNG Badak pernah mengatakan, bahwa PROPER itu adalah forum untuk menyontek, menyontek hal-hal baik yang dilakukan oleh perusahaan lain untuk diadopsi dan dikembangkan di dalam perusahaan masing masing. Ungkapan tersebut sangat tepat, karena proses pembelajaran yang paling cepat adalah langsung dari yang melakukan. Sam Warlton, pendiri jaringan ritel raksasa Wall Mart, sangat rajin mendatangi langsung toko-toko ritel untuk mempelajari konsep pemasaran yang baru. Dengan proses belajar ini, Wall Mart menjadi jaringan ritel yang sangat efisien sehingga memiliki daya saing yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan lain sejenis. Buku ini juga memberikan contoh bahwa lingkungan ternyata dapat digunakan sebagai faktor pendorong bagi perusahaan untuk melakukan inovasi, menciptakan nilai-nilai dan membangun keuntungan kompetitif. Manajemen dapat mengurangi risiko berusaha dengan mengkontrol risiko lingkungan. Perusahaan juga dapat mengurangi biaya dengan menerapkan Eco-Eciency, Eco-Expense Reduction dan Value Chain EcoEciency. Di sisi lain, perusahaan dapat meningkatkan keuntungan atau menciptakan pasar baru dengan jalan menerapkan Eco Design, Eco-Sales and marketing, menciptakan pangsa pasar baru dengan mengusung isu lingkungan. Kriteria penilaian PROPER didesain untuk mendorong perusahaan mencapai keuntungan kompetitif tersebut. Efisiensi penggunaan sumberdaya didorong dengan kriteria efisiensi energi, penurunan emisi, konservasi dan penurunan beban pencemaran air, 3R (reduce, reuse dan recycle) limbah B3 dan limbah padat non B3 dan perlindungan keanekaragaman hayati. Dengan semakin efisiennya pemanfaatan sumberdaya, maka PROPER mendorong perusahaan untuk menyisihkan sebagian sumberdaya tersebut untuk masyarakat sekitarnya dengan program pemberdayaan masyarakat. Jika dicermati, kriteria penilaian PROPER merupakan komponen-komponen dari Ekonomi Hijau. UNEP mendifinisikan ekonomi hijau sebagai rekonfigurasi bisnis & infrastruktur untuk menghasilkan imbal balik yang lebih baik dari investasi sumber daya alam, manusia, modal ekonomi sembari mengurangi emisi gas rumah kaca, mengurangi limbah, mengurangi ekstraksi SDA dan mengurangi kesenjangan sosial. Ekonomi hijau bermakna efisiensi pemakaian sumberdaya, pengurangan pencemaran dan kerusakan kerusakan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Hal-hal tersebut merupakan prinsipprinsip dasar kriteria penilaian PROPER. Kami sangat berterimakasih kepada perusahaan-perusahaan yang telah berpartisipasi dalam penilaian PROPER Hijau dan Emas. Karena secara tidak langsung telah membantu memberikan pembelajaran tentang upaya pengelolaan lingkungan yang baik. Pengalamanpengalaman perusahaan peraih peringkat emas PROPER 2012 telah kita dokumentasikan dalam Buku A Journey to Gold, Meraih PROPER Emas, Menyemai Kebajikan dan Melindungi Lingkungan. Sedangkan pengalaman perusahaan-perusahaan peraih peringkat Hijau dibukukan dalam tiga buku GREEN ini. Buku pertama akan menghimpun pengalaman dari perusahaan peraih peringkat hijau sektor Pertambangan Energi dan Migas, buku kedua dari sektor Manufaktur Prasarana dan Jasa sendangkan buku ketiga dari sektor Agroindustri. Saya juga sangat berterimakasih kepada Dewan Pertimbangan PROPER, Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup dan Provinsi serta tim pendukung penilaian dari Universitas Gajah Mada dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang telah mampu mengekstraksi 500 GB informasi dari 1317 perusahaan peserta PROPER tahun 2012 menjadi 108 perusahaan peraih peringkat hijau. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada para penulis buku dan Sekretariat PROPER yang telah mampu mengintisarikan kurang lebih 2160 halaman kinerja pengelolaan perusahaan hijau menjadi buku yang ringkas dan mudah dibaca. Harapan saya buku ini menjadi sumber inspirasi dan acuan bagi perusahaan perusahaan lain, baik yang telah mengikuti PROPER maupun yang belum terjangkau oleh program ini untuk mengelola lingkungan dengan lebih baik. Dengan demikian paradigma pengelolaan lingkungan berkelanjutan seperti ekonomi hijau dapat diimplementasikan secara nyata sehingga kualitas lingkungan hidup dan kualitas hidup rakyat Indonesia menjadi semakin baik. Jakarta, Juni 2013 Menteri Lingkungan Hidup
ii
iii
DAFTAR ISI
PROPER
KONSERVASI ENERGI
44 48
Pertamina EP, Region Sumatera Field Jambi Area Selatan Arutmin Indonesia Tambang Senakin,
46 50
3 7 14
52
56
54 58
EFISIENSI ENERGI
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
60
Medco E & P Indonesia, Blok SSE (South Sumatera Extension) DPPU Sepinggan, Pertamina (Persero) S&D Region IV
16
62
20
18
68
28 Terminal BBM Tanjung Wangi, Pertamina (Persero) S&D Region III 30 DPPU Ngurah Rai, Pertamina Aviasi Region III 32 Energi Mega Persada (EMP) Semberah, TAC Pertamina 34 36 40
PLTGU Grati, Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Perak Grati Terminal BBM Kertapati, Pertamina (Persero) S&D Region I
38 42
iv
PROPER
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) merupakan salah satu upaya Kementerian Negara Lingkungan Hidup untuk mendorong penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen informasi.
vi
PROPER adalah salah satu sarana yang dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) yang bertujuan untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan dalam melakukan pengelolaan lingkungan. PROPER dalam bahasa Inggris berarti layak atau tepat, namun ada pula yang mengartikannya sebagai singkatan dari Performance Rating Appraisal of the Company in Environmental Management. PROPER adalah Public Disclosure Program for Environmental Compliance. Oleh karena itu, penyebaran informasi mengenai kinerja perusahaan merupakan hal yang esensial bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders). Melalui pemaparan informasi tentang ketaatan perusahaan, masyarakat dapat memberikan respon (baik atau buruk) terhadap perusahaan. Disisi lain, perusahaan juga dapat mengetahui penilaian publik terhadap keberadaannya. Dengan ini diharapkan perusahaan dapat memperbaiki atau lebih meningkatkan kinerjanya dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan amanat undang-undang.
Peringkat kinerja PROPER dibedakan menjadi 5 warna dengan pengertian sebagai berikut :
Perusahaan yang telah konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental excellency) dalam proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat. Perusahaan yang telah melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan dan mencapai hasil lebih baik dari persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan. Perusahaan yang telah melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan dan telah mencapai hasil sesuai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan. Perusahaan yang telah melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan tetapi belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan.
Passing Grade
HITAM
2002-2003
Aspek ketaatan dinilai dari pelaksanaan dokumen lingkungan, upaya pengendalian pencemaran air dan udara, pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan penanggulangan kerusakan lingkungan khusus bagi kegiatan pertambangan. Bagi perusahaan yang memenuhi kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond compliance) akan memperoleh predikat hijau dan emas.
Passing Grade
2003-2004
TIDAK TAAT
MERAH
2004-2005
2006-2007
TAAT
BIRU
2008-2009
2009-2010
PPROPER berhasil mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungannya. Hal ini bisa dilihat dari grafik yang menunjukkan peningkatan jumlah penerima predikat hijau setiap periodenya, kecuali pada periode 2008/2009 yang sempat turun menjadi 40 perusahaan dari 45 perusaahaan pada periode 2006/2007. Pada periode 2011/2012 perusahaan penerima predikat hijau naik menjadi 119 perusahaan naik dari periode 2010/2011 dengan jumlah peraih peringkat hijau sebanyak 106 perusahaan. Dengan demikian, PROPER merupakan program yang dinilai cukup efektif dalam membina dan mendorong tingkat penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan.
2010-20011
HIJAU
2011-2012
12 119 806 295 79
Sistem penilaian PROPER mendorong perusahaan untuk melakukan perbandingan dengan industri industri sejenis. Penilaian dilakukan berdasarkan karakteristik masing-masing sektor industri, sehingga dari masing-masing sektor akan muncul perusahaan yang telah mengelola lingkungan dengan baik.
Perusahaan yang belum atau tidak melakukan upaya pengelolaan lingkungan sebagaimana dipersyaratkan, serta berpotensi mencemari lingkungan, melakukan pelanggaran terhadap undang-undang atau tidak melakukan sanksi administrasi.
skore
Nilai
EMAS
0 8 52 20 2
0 9 99 64 22
0 21 182 116 41
0 45 305 73 9
1 40 385 118 32
2 54 433 154 47
Peringkat Emas Peringkat Hijau Peringkat Biru Peringkat Merah Peringkat Hitam
Sektor pertambangan, energi dan migas memegang peranan yang sangat penting dalam menjalankan roda pembangunan. Termasuk didalamnya sebagai salah satu penyumbang devisa negara. Kementerian ESDM mencatat total penerimaan negara dari sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di tahun 2011 sebesar Rp 352 triliun. Penerimaan tersebut terdiri dari sektor migas sebesar Rp 272 triliun, sektor pertambangan umum Rp 77,3 triliun, panas bumi Rp 551 miliar dan penerimaan lain-lain sebesar Rp1,7 triliun. Indonesia sebagai negara yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak ke empat di dunia ternyata juga merupakan kelima terbesar dalam mengkonsumsi energi di dunia. Hal tersebut seialan dengan makin meningkatnya aktivitas perekonomian di lndonesia selama tiga dasawarsa terakhir.
Namun tidak bisa dipungkiri kegiatannya dalam mengekplorasi dan mengeksploitasi sumber daya alam turut berdampak besar dalam kerusakan lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya-upaya pengelolaan lingkungan untuk meminimalisasinya. Terkait dengan hal tersebut, Kementarian Lingkungan Hidup pun membuat suatu sistem penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkunganyang kita kenal dengan PROPER. Cara ini ternyata efektif untuk mendorong sektor industri khususnya pertambangan, energi dan migas untuk mencapai inovasi, peciptaan nilai dan keunggulan lingkungan.
JENIS INDUSTRI
Migas Distribusi Migas Distribusi Migas EP Migas LNG/LPG Migas EP Migas EP Migas EP Migas EP Migas Distribusi Migas EP Migas EP Migas EP Migas EP Migas UP Migas Distribusi Migas Distribusi Migas EP Migas EP Migas EP Migas EP Tambang Batubara Migas Distribusi Migas Distribusi Migas Distribusi
PROVINSI
Aceh Aceh Aceh Aceh Jambi Jambi Jambi Jambi Lampung Riau Riau Riau Riau Riau Sumatera Barat Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara
4 3
5 4 6
12 1
1 2 4 3 1
NO
JENIS INDUSTRI
Migas Distribusi
PROVINSI
Bali
1 1 7
JENIS INDUSTRI
Migas Distribusi Migas Distribusi Migas Distribusi Pengolahan Mineral Migas EP Migas Distribusi Migas EP Migas EP Migas EP Energi PLTP Energi PLTP Migas Distribusi Migas UP Energi PLTGU Energi PLTU Migas Distribusi Migas EP
PROVINSI
Banten DI. Yogyakarta DI. Yogyakarta DKI Jakarta Jawa barat Jawa barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur
NAMA PERUSAHAAN
JENIS INDUSTRI
Tambang Batubara Tambang Batubara Tambang Mineral Migas Distribusi Migas Distribusi Migas EP Migas EP Migas EP Migas EP Migas EP Tambang Batubara Tambang Batubara Tambang Batubara Tambang Batubara Tambang Batubara
PROVINSI
Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Timur
NO
NAMA PERUSAHAAN
JENIS INDUSTRI
Migas EP
PROVINSI
Papua Barat
NO
NAMA PERUSAHAAN
JENIS INDUSTRI
Migas Distribusi Migas Distribusi
PROVINSI
Sulawesi Barat Sulawesi Barat
SULAWESI 1. PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Makassar 2. PT. Pertamina (Persero) S&D Reg IV Terminal BBM Pare-Pare
KALIMANTAN 1. PT. Arutmin Indonesia Tambang Batulicin 2. PT. Arutmin Indonesia Tambang Senakin 3. PT. Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) 4. PT. Pertamina (Persero) S&D Reg IV DPPU Sepinggan 5. PT. Pertamina (Persero) S&D Reg IV TBBM Balikpapan 6. Chevron Makassar Ltd Daerah Operasi Laut Dalam (West Seno) 7. TAC Pertamina PT. Sembrani Persada Oil (EMP Semberah) 8. PT. Medco E&P Indonesia Tarakan 9. PT. Medco E&P Sembakung 10. Total E&P Indonesie Lapangan Handil CPA 11. PT. Berau Coal Site Binungan 12. PT. Berau Coal Site Lati 13. PT. Berau Coal Site Sambarata 14. PT. Kaltim Prima Coal 15. PT. Kideco Jaya Agung
EFISIENSI ENERGI
Efisiensi energi didefinisikan sebagai semua metode, teknik, dan prinsip-prinsip yang digunakan supaya penggunaan energi bisa lebih efisien. Saat ini, sekitar 44% dari total energi di Indonesia digunakan oleh sektor industri, oleh karena itu efisiensi energi di sektor ini sangatlah penting dan berdampak besar. Walaupun metode, teknik, dan prinsip-prinsip efisiensi energi pada sektor industri terus mengalami perkembangan dan perbaikan dalam beberapa tahun terakhir, namun masih terdapat banyak potensi penghematan energi yang dapat digali. Efisiensi energi dapat dilakukan dengan pemilihan sumber energi yang ramah lingkungan, dan lebih baik lagi jika dari sumber terbarukan (renewable), pemakaian sarana dan prasarana yang hemat energi, melakukan optimalisasi proses produksi, pengendalian tempo pemakaian energi, penurunan emisi CO2 baik pada sarana produksi dan sarana transportasi dan tidak lagi menggunakan bahan yang dapat merusak ozon. 3 perusahaan di bawah ini telah melakukan manajemen energi yang baik untuk melakukan pengawasan dalam dalam penggunaan energi.
Foto :Istimewa
PERTAMINA EP
REGION KTI FIELD PAPUA
Wilayah kerja kegiatan penambangan minyak dan gas bumi PT Pertamina EP Region KTI Field Papua meliputi 3 area, yaitu: lapangan produksi Klamono, SP Mini Salawati dan penimbunan produksi Tank Farm di Kota Sorong. Kegiatan perusahaan pada saat ini termasuk dalam tahap operasional dengan kegiatan utamanya adalah memproduksi minyak mentah dengan cara mengoperasikan sumur-sumur produksi, perawatan/perbaikan sumur dan pengoperasian fasilitas produksi, serta pemboran sumur pengembangan. PT Pertamina EP Region KTI Field Papua menyadari bahwa daya dukung lingkungan sangat diperlukan untuk menjalankan roda bisnis perusahaan, oleh karena itu perusahaan telah mengidentifikasi potensi dampak lalu menyusun sebuah rencana strategi. Tujuannya untuk menjaga dan meningkatkan daya dukung lingkungan sekitar perusahaan.
Utilitis Klamono
11%
48%
15%
Fasprod Klamono
Kontribusi konsumsi energi terbesar berasar dari fasilitas produksi lapangan Klamono. Seiring dengan upaya peningkatan produksi akan diikuti dengan peningkatan konsumsi energi dengan listik. Hal ini berimbas pada peningkatan konsumsi solar karena 85% kebutuhan listrik dipasok oleh PLTD.
WIP Klamono
26%
Kegiatan usaha minyak PT Pertamina EP Region KTI Field Papua sangat tergantung pada ketersediaan energi terutama energi listrik. Sumbernya berasal dari PLTD yang digunakan untuk fasilitas produksi dan PLN untuk operasional kantor dan utilis area Sorong. Karena peningkatan konsumsi energi maka, kebijakan konservasi energi pun ditetapkan dengan target sebesar 7.5 %.. Pelaksanaan konservasi energi diterapkan pada pengusahaan energi baik langsung maupun tidak lansung.
MANAJEMEN ENERGI
Kebijakan Energi. Kebijakan Lindungan Lingkungan disusun dengan konservasi energi sebagai salah satu isinya. Untuk megimplementasikannya, Manajemen membuat target pelaksanaan dan dicantumkan pada Key performance Indicator Manajemen Audit Energi. Dilakukan sebagai proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi di lingkungan perusahaan. Audit dilakukan oleh PT. Tracon Industri.
1,139,337 L 943,989 L
2011
2012
Peningkatan Kompetensi Pekerja. Selain memiliki beberapa pekerja dengan latar pendidikan yang sesuai dengan kompetensi energi, sebanyak 25 pekerja juga telah mengikuti pelatihan di bidang audit dan konservasi energi. PENGUSAHAAN ENERGI EFISIEN Peremajaan Mesin Generator. Dilakukan dengan mengganti mesin tipe lama dengan tipe baru yang memiliki efisiensi lebih besar.
Foto : Koleksi KLH
Optimasi PLTD. Dilakukan dengan melakukan perbaikan fasilitas sinkron baik pada panel maupun pada genset. Proses operasi optimal dengan pembebanan 70 - 80% bisa dicapai sehingga dihasilkan efisiensi pemakaian solar.
10
11
2011 2012
0
45197 25597
65998 52634
Perhitungan penghematan data dari Subsitusi PC ke Laptop Daya laptop : 60 Watt Daya PC : 300 Watt Penghematan : 240 Watt Penggunaan per hari : 8 Jam Total penghematan : 58 x 240 watt x 8 jam = 114.4/hari Realisasi Konsumsi Listrik PC-Laptop per Tahun (s/d Agustus 2012)
kWh/boe
11.63
18.32
23.21
Upaya optimasi produksi tersebut telah dilakukan dari tahun 2001. Hingga saat ini 59 ESP telah terpasang dengan beberapa variasi kapasitas. Penghematan energi ysng signifikanpun terlihat.
PENGENDALIAN PEMANFAATAN ENERGY Pemanfaatan Fotocell Sebagai Saklar Otomatis. Alat ini bekerja karena cahaya, sehingga sering digunakan sebagai pengganti saklar untuk menghidupkan lampu malam secara otomatis. hal ini dilakukan untuk memilimalisasi kelalaian operator untuk mematikan dan menghidupkan lampu. Penggunannya telah mampu menghemat konsumsi listrik sampai 304 kwh/hari atau setara 111.069 kWh/tahun.
2,618,815 2,266,781
Proyeksi Konsumsi Daya Listrik Fasprod (tanpa Optimasi) Realisasi Konsumsi Daya Listrik Fasprod
Proyeksi Konsumsi Daya Listrik Tanpa Optimasi Realisasi Konsumsi Daya Listrik penerangan
5.00
4,500,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
3,500,000
4,000,000
Kwh
0.0
2010
2011
2012
Perbandingan Konsumsi Listrik tanpa Optimasi realisasi konsumsi Listrik Fasprod (s/d Agustus 2012)
60000
90000
12000
15000 Kwh
Optimasi Water Injection Plant. Upaya peningkatan produksi dengan strategi groos up menyebabkan peningkatan jumlah ait terproduksi. Diperlukan pengelolaan dengan penambahan jumlah pompa injeksi sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Akibat lain yang ditimbulkan adalah peningkatan konsumsi listrik yang dibutuhkan untuk menggerakkan motor pompa. Untuk mengantisipasinya maka dilakukan beberapa upaya penanggulangan. Pelakukan penggantian jaringan listik PLTD water injection plan dari tegangan 400 V ke 6600 V. Pengoperasian free water knock out dengan kapasitas 80m3 yang dipasng auntuk mengurangi beban pompa.
Pengendalian Konsumsi Energi Lainnya. Upaya penghematan energi juga dilakukan dengan pembatasa konsumsi di perumahan dan kampanye hemat energi. PEMANFAATAN ENERGY TERBARUKAN Pemanfaatan Solar Cell. Telah dilakukan pemasangan sebanyak 2 unit untuk kebutuhan penerangan. Dengan pemasangan Solar Cell tersebut telah dilakukan penghematan sebesar 1.6 kWh/hari atai setara 584 kWh/tahun.
Kwh
Penguranggan beban listrik dengan Optimasi Water Injection Plan dapat melakukan penghematan listrik sebesar 435kWh/hari.
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 12 12 12
Mengganti PC dengan Laptop. Kebijakantersebut diterapkan karena PC rata-rata mengkonsumsi daya lebih tinggi dibandingkan laptop sehingga layak jadikan sebagai salah satu pertimbangan. Menurut sebuah penelitian, laptop dapat menghemat rata-rata 80% energi listrik
160.000.00 142,662.81Realisasi BTU/BOE 140.000.00 127,792.57 120.000.00 100.000.00 86,678.75 88,473.67 92,236.03 BTU/BOE jika Program Konservasi tidak Terlaksana 80.000.00 60.000.00 Upaya Konservasi Pemanfaatan energi telah 69,479.86 menghasilkan penghematan konsumsi energi 40.000.00 dengan trend penghematan semakin naik dari 20.000.00 tahun 2010 sampai dengan 2012. 0.00
2010
2011
2012
12
13
PT MEDCO E&P INDONESIA BLOK SSE termasuk dalam jajaran perusahaan yang telah menjalankan efisiensi energy dengan baik. Sebagai perusahaan minyak dan gas yang memiliki wilayah kerja seluas 391.750 ha di Sumatera Selatan, semua aktivitasnya menganut konsep dasar sustainable development. Karena itu segala kegiatan produksi sedapat mungkin bersinergi dengan lingkungan dan masyarakat. Tidak sekedar mengejar produksi semata, tapi lebih penting berusaha menyediakannya dengan cara yang ramah lingkungan. Sejak tahun 2009, PT MEDCO E&P INDONESIA BLOK SSE telah masuk dalam jajaran green company. Artinya telah mengelola lingkungan sesuai dengan kaidah lingkungan hidup. Warna hijau yang melekat padanya berdasarkan penilaian PROPER menunjukkan ia telah melakukan berbagai hal yang lebih dari dipersyaratkan. Efisiensi energi menjadi salah satu kelebihan yang dimiliki dalam melakukan pengelolaan lingkungan hidup. Mereka telah berkomitmen untuk mengupayakan secara optimal penghematan energi dan efisiensi penggunaan sumber air dalam penggunaannya.
No 1 2 3 4
Program Efisiensi Energi Penggunaan Solar Cell untuk Penerangan Penggunaan solar water heater Pemanfaatan panas AC untuk waterheater Konversi pompa elektrik ke pompa mekanik
Hasil Efisiensi Menghasilkan efisiensi pemakaian listrik sebesar 3000 kWH per hari/unit. Menghasilkan efisiensi penggunaan solar sebesar 1440 L dalam setahun. Menghasilkan efisiensi pemakaian listrik sekitar 1.095 kWH/unit water heater dalam setahun Mengurangi pemakaian BBG dalam 1 tahun mencapai 0,127 MMSCF.
Additionality (kenilaitambahan) dari tiga program tersebut murni bersifat beyond compliance karena: 1. Hingga saat ini tidak ada regulasi yang mengharuskan industry menggunakan solar cell, pemanfaatan panas dan penggunaan pompa elektrik 2. Pembelian solar cell, AC-water heater combo unit dan pompa mekanik, membutuhkan biaya tambahan karena harga unit-unit tersebut secara umum lebih tinggi 30-50% dari unit konvensionalnya
14
Konsekuen dengan motto tersebut, PT MEDCO E&P INDONESIA BLOK SSE sedapat mungkin bersinergi dengan lingkungan dan masyarakat. Tidak sekedar mengejar produksi semata, tapi lebih penting berusaha menyediakannya dengan cara yang ramah lingkungan.
3. Upaya yang dilakukan untuk menurunkan biaya listrik, namun untuk mengurangi pemakaian listrik. Untuk memetakan penggunaan energi dalam kegiatan operasinya, Blok SSE telah melakukan audit energi dengan laporan lengkap yang mendefinisikan tujuan, fasilitas yang diaudit, status energi aktual, potensi efisiensi energi serta rencana kerja audit. Untuk menjamin pelaksanaan program konservasi energi dilakukan dengan baik, Blok SSE telah membentuk tim konservasi energy yang bersifat lebih operasional yang diketuai oleh personil yang telah mendapatkan pelatihan audit energi. Tim tersebut beranggotakan personil yang membawahi disiplin ilmu sesuai dengan latar belakang pendidikan terkait yaitu Mekanik (Teknik Mesin), Elektrik (Teknik Elektro) dan Utilities (Teknik Kimia). Medco E&P Indonesia mengajukan kegiatan-kegiatan konservasi dan diversifikasi energi. Atas upaya itu pemerintah memberikan penghargaan energi Pratama 2011, untuk Medco Energi Internasional (Holding) yang diberikan oleh Kementerian ESDM
Konversi dari pemanas konvensional ke solar water heater di mess Soka dan penggunaan solar lamp untuk penerangan di fasilitas jumper Indralaya menjadi salah satu bukti penggunakan sumber energi terbarukan. Solar lamp digunakan untuk penerangan di fasilitas jumper Indralaya
15
DPPU SEPINGGAN
PERTAMINA (Persero) S&D REGION IV
DPPU Sepinggan berkomitmen dalam melakukan efesiensi energi listrik dalam kegiatan operasionalnya sebagai wujud kepedulian perusahan dalam mendukung program pemerintah dan bukti kepedulian terhadap lingkungan
PT Pertamina (Persero), Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Sepinggan, Balikpapan Kalimantan Timur adalah salah satu Perusahaan BUMN yang bergerak dibidang jasa penyaluran bahan bakar minyak jenis avtur. Perusahaan ini merupakan satu-satunya penyalur bahan bakar pesawat terbang di Bandara Sepinggan, kota Balikpapan. Di DPPU Sepinggan, energi listrik yang disuplai dari PLN menjadi sumber energi primer yang digunakan oleh seluruh peralatan pengguna energi seperti motor pompa listrik, sistem pendingin, sistem penerangan, dan peralatan kantor lainnya. Sebagai wujud kepedulian perusahan dalam mendukung kepedulian terhadap lingkungan dan program pemerintah, PT. Pertamina DPPU Sepinggan berkomitmen dalam melakukan efesiensi energi listrik dalam kegiatan operasionalnya. Efisiensi dilakukan dengan menekan pemakaian listrik baik dengan menggunakan teknologi baru yang lebih efisien ataupun pengaturan pemakaian suatu peralatan. Kegiatan yang telah dilakukan dalam menekan pemakaian energi listrik sebagai berikut :
Foto : Koleksu DPPU Sepinggan
Pemakaian Energi Pemakaian Energi awal (KWH/KL) akhir (KWH/KL) 2.27 2.02 1.40 2.00 1.38 1.28
Dari usaha penghematan yang dilakukan maka didapat penghematan energi seperti data berikut Faktor emisi dari mesin pembangkit tenaga listrik sebesar 0,719 kg CO2/Kwh. Penghematan energi selama 3 tahun sebesar 17,38%, sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan dan sasaran dengan target sebesar 7,5% telah dicapai. Selain menerapkan efisiensi energi di Perusahaan, PT . Pertamina DPPU Sepinggan juga membantu masyarakat sekitar untuk melakukan hal yang sama. Pertamina DPPU Sepinggan melalui program CSR bekerjasama dengan Kelurahan Manggar, warga, Dinas Peternakan dan BMH (Baitul Maal Hidayatullah) Balikpapan melaksanakan program pengembangan biogas yang merupakan sumber energi alternatif.
Masyarakat menggunakan Biogas sebagai sumber energi untuk penerangan dan Kompor. Penghematan yang dilakukan pun cupkup signifikan. Untuk penerangan sebesar 108 Kwh (tiap tahun) sedangkan untuk penggunaan minyak tanah untuk kompor sebesar 1140 l/tahun (asumsi 2 l/ hari).
16
17
Bahan berbahaya dan beracun (B3) didefinisikan sebagai bahan yang karena sifat, konsentrasinya atau jumlahnya, dapat merusak dan membahayakan lingkungan hidup baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagaimana Pasal 59 Undangundang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang menyebutkan bahwa: Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya. Kegiatan pengelolaan limbah B3 memerlukan keseriusan, memiliki kapasitas dan kredibilitas, tidak hanya mempertimbangkan bisnis dan keuntungan semata tanpa menghitung dan mengkalkulasi resikonya. Cara setiap perusahaan dalam memanfaatkan dan mengurangi limbah B3 tentu tidak sama. Namun harus tetap pada koridornya. Berikut adalah tiga perusahaan yang telah melakukan pengurangan dan pemanfaatan limbah B3nya dengan baik.
18
19
PENGURANGAN LIMBAH B3
Limbah B3 Dominan. Upaya yang dilakukan KPC untuk mengurangi limbah B3 dominan adalah dengan memperpanjang usia penggunaan oli (extend oil life) dan pembelian unit yang lebih hemat oli, yaitu electric truck. Dari dua upaya tersebut, maka jumlah oli bekas yang dapat dikurangi ditahun 2011 sebesar 19.17% dari total konsumsi oli yang semestinya. Selain itu, bila dilihat dari data 2009-2011 terdapat peningkatan jumlah oli yang dihemat pada setiap juta ton batubara diproduksi.
Tahun 2010 2011 2012 Penghematan Oli Liter 1,023,610 1,184,219 1,397,022 Produksi batu bara Juta Ton 40.27 39.30 40.98 Penghematan Oli/Produksi batubara Liter/Juta Ton 25,419 30,133 34,090
Limbah B3 Non Dominan. Selain upaya untuk mengurangi timbulan oli bekas, KPC juga melakukan upaya untuk mengurangi timbulan limbah Fixer dan Developer. Kedua bahan kimia ini digunakan pada mesin pengolah X-Ray yang digunakan di klinik perusahaan KPC. Setiap pemeriksaan akan menimbulkan kurang lebih 28.43 mL Fixer dan 24.2 mL Developer. Untuk mengurangi limbah B3 tersebut, pengolah X-Ray diganti dengan jenis X-Ray Digital FCR Fuji (Film Computed Radiography) yang tidak memberlukan kedua bahan kimia tersebut. Dengan demikian, KPC telah mengurangi bahkan meniadakan sejumlah 572.72 L limbah Fixer dan 489.06 L limbah Developer.
PEMANFAATAN LIMBAH B3
Limbah B3 Dominan. Pemanfaatan limbah B3 Dominan jenis oli bekas dilakukan internal dan eksternal berdasarkan izin pemanfaatan yakni yaitu Keputusan MENLH No. 185/2010. Oli bekas dimanfaatan sebagai pencampur bahan peledak (ANFO-Emulsi). Komposisi campuran oli bekas dan solar adalah 80 : 20. Pemanfaatan oli bekas sebagai campuran emulsi yang dilakukan sejak tahun 2010 ini memberikan kontribusi yang besar untuk meningkatkan pemanfaatan oli bekas di intenal KPC. Selain pemanfaatan internal, oli bekas juga dimanfaatkan secara eksternal, yaitu dengan dikirim ke pihak ketiga berizin, yaitu AGIP Pasuruan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku oli sintetis. Dengan demikian, pemanfaatan oli bekas pada tahun 2008 sampai dengan Q2 2012 sebesar 100%, yaitu 36% pemanfaatan secara internal dan 64% pemanfaatan secara eksternal. Jenis limbah B3 Dominan lainnya yang juga telah dimanfaatkan adalah abu batubara baik fly ash maupun bottom ash. Rata-rata pemanfaatan abu batubara-fly ash selama 3 tahun terakhir (2010 2012) di wilayah operasional KPC sudah mencapai lebih dari 50% dibandingkan dengan timbulan fly ash pada periode tersebut. Pemanfaatan Fly Ash
Tahun 2008 2009 2010 2011 Q1 - Q2 2012 Timbulan Ton 6.621 6.976 6.892 4.894 1.762 Pemanfaatan Ton 926 3.842 2.418 972 % 14% Campuran semen, road base 0% 56% Campuran semen, road base 49% Campuran semen, road base, paving block 55% Campuran paving block, road base Jenis Pemanfaatan
Mencegah pencemaran lingkungan yang mencakup pengurangan pencemaran udara, pengurangan dan pemanfaatan limbah B3, dan penerapan konsep 3R adalah contoh kebijakan lingkungan yang diterapkan oleh Kaltim Prima Coal
PT. Kaltim Prima Coal (KPC), perusahaan pertambangan batubara yang beroperasi di wilayah PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara) J2/JiDu/16/82. Luas daerah kerjanya 90.938 hektar meliputi wilayah tambang Sangatta dan Bengalon Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur. Penambangannya menggunakan sistem open pit (tambang terbuka) dan memiliki fasilitas pemrosesan batu bara di Sangatta, fasilitas penimbunan di Tanjung Bara.Pemuatan dari tempat penimbunan ke kapal menggunakan OLC (Over Land Conveyor) dengan panjang 13 km. Tapi sebagian juga dengan menggunakan tongkang. Kebijakan pengelolaan Limbah B3 pada garis besarnya bertujuan untuk mengurangi (reduce) dan pemanfaatan ulang (reuse) limbah B3. Secara umum KPC telah menerapkan sistem manajemen lingkungan sesuai bahkan melampaui dengan yang dipersyaratkan. Untuk Pengelolaah Limbah, bahkan diuraikan dengan lebih detil dan rinci dalam Buku Pedoman Pengelolaaan Limbah KPC. Aturan dan pedoman tersebut untuk memastikan pengolahan limbah B3 di seluruh wilayah operasi KPC sudah sesuai peraturan yang berlaku sekaligus untuk mendorong optimalisasi kegiatan pengurangan dan pemanfaatan limbah B3.
KPC juga telah memanfaatkan majun beroli yang ditimbulkan di wilayah Sangatta secara eksternal. Sejak tahun 2011, 100% majun beroli yang ditimbulkan telah dikirim ke Holcim untuk dimanfaatkan sebagai subtitusi bahan bakar di kiln. Pemanfaatan limbah B3 non dominan. Pemanfaatan toner bekas dilakukan oleh Xerox untuk diisi-ulang (refill). Sejak Q3 2010 sampai dengan Q2 2012, jumlah toner bekas yang dimanfaatkan sebesar 1,977.58 kg atau sekitar 64% dari total toner bekas yang ditimbulkan, sedangkan sisanya (36%) dikirim ke PPLI untuk dikelola lebih lanjut,
20
21
JAWA POWER
PLTU PAITON UNIT 5 & 6
Di Paiton, kami bertekad untuk meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan dengan mendorong adanya sistem pengelolaan limbah yang efektif dengan mengutamakan konsep Reduce, Reuse, Recycle, termasuk untuk jenis limbah B3.
PT Jawa Power adalah perusahaan yang mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton 5 & 6 di Jawa Timur. Dalam aspek pengelolaan lingkungan perusahaan ini telah menerapkan sistem manajemen lingkungan dengan baik. Sudah banyak penghargaan yang diperoleh perusahaan ini, termasuk sudah 6 kali mendapat penghargaan PROPER peringkat hijau Ini berarti dalam pengelolaan lingkungan PT Jawa Power sudah berada diatas batas yang dipersyaratkan. Keberhasilan tersebut diantaranya dalam pengelolaan Limbah B3. Kebijakan melakukan pengurangan dan pemanfaatan limbah B3 di PT. Jawa Power memang tercantum dalam dokumen kebijakan lingkungan perusahaan. Kebijakan ini juga telah disosialisasikan ke seluruh karyawan maupun kontraktor melalui poster-poster, buku saku, leaflet, dan awareness training. Konsisten dengan komitmen tersebut, maka dalam struktur organisasi perusahaan terdapat unit khusus membidangi pengelolaan limbah B3 dengan personil yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya. Sebagai PLTU berbahan bakar batu bara, maka limbah paling dominan yang dihasilkan oleh PLTU abu sisa pembakaran berupa fly ash dan bottom ash. Limbah B3 lainnya adalah adalah oli bekas. Pengelolaan limbah abu batu bara (fly ash dan bottom ash) di PLTU Paiton Unit 5&6 dilaksanakan oleh Plant Operation, sedangkan semua jenis limbah B3 yang lain dilakukan oleh Site Services. Jenis limbah B3 lainnya itu antara lain lumpur dari Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL), oli bekas pakai dan sisa bahan-bahan terkontaminasi.
Pemanfaatan Fly ash PLTU Paiton Unit 5 & 6 (PT Jawa Power)
Produksi Ditimbun Dimanfaatkan
Untuk fly ash, PT Jawa Power bekerja sama dengan pihak ketiga yaitu industri semen (pabrik semen Gresik) dan industri ready mix (PT. Jaya Ready mix, PT. Monier) dan industri beton (PT. Wijaya Karya Beton Pasuruan Jawa Timur).
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012(Sep)
Pemanfaatan Sludge IPAL PLTU Paiton Unit 5 & 6 (PT Jawa Power)
600 500 400 300 200 100
Foto : Koleksi Jawa Power
Ton
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012(Sept)
Ijin pemanfaatan sludge untuk PT. Jawa Power dikeluarkan oleh KLH pada 19 Juli 2011 (KEPMENLH No.133/2011), maka sludge cake Dihasilkan Dimanfaatkan yang dihasilkan pada periode sebelumnya (termasuk juga periode 2009-2010) yang ditimbun di area penimbunan batu bara kemudian direcycle sebagai campuran batu bara untuk dibakar dalam boiler, sehingga pada periode 2011 jumlah sludge yang direcycle lebih besar dari pada jumlah produksinya.
22
23
PLTU Paiton Unit 5 & 6 dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan kapasitas 70 m3/jam, untuk mengolah air buangan dari pembangkit dan juga air limpasan air hujan dari tempat penampungan batu bara. Hasil sampingnya berupa lumpur (sludge) dimanfaatkan jadi campuran batu bara untuk di bakar di dalam boiler. Sedangkan untuk waste disposal limbah B3 yang belum bisa dimanfaatkan (majun bekas yang terkontaminasi, glass wool, dan lain-lain), untuk pemanfaatannya bekerja sama dengan PT. Prasada Pamunah Limbah Industri (PPLI),
7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012(Sept)
Liter
Jumlah Produksi Limbah bahan terkontaminasi PLTU Paiton Unit 5 & 6 (PT Jawa Power)
Ton
Pemanfaatan Limbah Oli PLTU Paiton Unit 5 & 6 (PT Jawa Power)
30 25
Periode 2011, jumlah bahan terkontaminasi yang dihasilkan berkurang -> 16.76%
Limbah oli bekas untuk diproses ulang, bekerja sama dengan pihak ketiga yang sudah mendapatkan ijin dari instansi terkait yakni PT.Wiraswasta Gemilang Indonesia, Depo Sidoarjo, selaku perusahaan yang sudah mendapat izin dari pemerintah.
20 15 10 5 0
22
18
15
13
Khusus dalam pemanfaatan abu batu bara (coal combustion product), yang telah dilakukan oleh PT Jawa Power, PLTU Paiton Unit 5 & 6 jika dipersandingkan (benchmarking) dengan kegiatan yang sama oleh beberapa perusahaan pembangkit listrik berbahan batu bara lainnya di dunia, maka PLTU Paiton sudah berada pada urutan ke-4. Ia masih berada di bawah perusahaan: 1. J-Power (Jepang); 2. Transalta (Canada); 3. Exelon Corporation (Amerika Serikat). Tapi berada diatas perusahaan-perusahaan 5. Drax Power (Inggris); Fortum Coorporation (Finlandia); 7. Eraring Energy (Australia); 8. American Electric Power (Amerika Serikat); 9. Delta Electricity(Australia).
2009
2010
2011
2012(Sept)
Untuk menunjang program-program pengelolaan limbah B3, perusahaan telah mengalokasikan anggaran dalam jumlah memadai. Kebutuhan dana yang spesifik untuk pemanfaatan sludge IPAL adalah cost untuk pengujian emisi cerobong misalnya besarnya sekitar Rp. 50 juta per tahun. Selain itu PT Jawa Power juga mengalokasikan anggaran untuk waste disposal limbah B3 yang belum bisa dimanfaatkan (majun bekas yang terkontaminasi, glass wool, dll) Budget untuk waste disposal limbah B3 PT. Jawa Power ke PT. PPLI pada tahun 2012 sekitar 17,365 USD. Untuk mengelola limbah B3, kompetensi personil mendapat perhatian serius. Karyawan yang menangani bidang ini selain memiliki basis pengetahuan yang relevan, juga diberi pelatihan secara terus menerus. Terutama mengenai pengelolaan limbah B3 (waste management). Pelatihan mengenai penanganan B3 dan Limbah B3 dilakukan secara internal, oleh bagian Technical Service PT YTL Jawa Timur. Jenis pelatihan dan durasi serta perlu tidaknya penyegaran (refresh) dapat diketahui melalui Training Need Analysis (TNA) yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan. Semua aktivitas pengelolaan limbah B3 di verifikasi oleh External Auditor ISO 14001 dari Badan Seritifikasi Moody International Malaysia pada setiap akhir tahun.
Ton
Jumlah Bottom Ash PLTU Paiton Unit 5 & 6 (PT Jawa Power)
Sebelum Sesudah
41349
Periode 2011, jumlah bottom ash yang dihasilkan berkurang -> 26.26%
Grafik Jumlah limbah Bottom Ash yang dihasilkan PLTU Paiton Unit 5&6 (PT Jawa Power) pada periode 2009-2012 (sept)
2011
2011
2011
24
25
HIRARKI PENGELOLAAN
PRINSIP PENGELOLAAN LIMBAH B3 PENGENDALIAN SEBAGAI PENCEMARAN SUMBER DAYA PENCAPAIAN PROGRAM
1. Pemilahan dan pencucian limbah sarung tangan bekas 2. Perbaikan sistem transfer chemical dan penetapan dedicated tote tank Limbah Non Dominan 3. Pengaturan minimal maksimal stock obat untuk mengurangi jumlah obat kadaluarsa yang akan menjadi limbah klinis di station Limbah Dominan 4. Memasukkan kembali limbah berbasis hidrokarbon ke sistem / jalur pipa minyak
Tahun 2012, rata-rata limbah majun, rag dan sarung tangan bekas yang dihasilkan setiap bulan turun 2,73 ton atau 69,4 % dibanding tahun 2011 Tahun 2012, rata-rata limbah cair bekas pencucian tank yang dihasilkan setiap bulan turun 0,87 ton atau 71,3 % dibanding tahun 2011 Tahun 2012, rata-rata limbah klinis yang dihasilkan setiap bulan turun0,02 ton atau 41,1 % dibanding tahun 2011
Ditahun 2012 limbah berbasis hidrokarbon yang berhasil direcovery ke sistem setiap bulan sebanyak 528,2 ton atau 97% dari rata-rata total limbah yang dihasilkan ONWJ setiap bulan Ditahun 2012 limbah aki bekas yang berhasil direcovery PT NFU setiap bulan sebanyak 0,84 ton atau 0,2% dari rata-rata total limbah yang dihasilkan ONWJ setiap bulan Ditahun 2012 limbah glycol bekas yang berhasil direcoveryPT Holcim setiap bulan sebanyak 1,5 ton atau 16% dari rata-rata total limbah yang dihasilkan ONWJ setiap bulan
Limbah Non Dominan 5. Recovery nikel dalam limbah aki bekas di pihak PT Non Ferindo Utama (PT NFU) 6. Mengirimkan limbah glycol bekas ke PT Holcim untuk digunakan sebagai alternatif bahan bakar
26
27
28
29
Program-program pemanfaatan sampah yang sudah berjalan antara lain: 1. Program pemanfaatan sampah rumput sebagai pakan ternak. Implementasinya, sekitar 20 Kg rumput yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi maupun kambing dalam rangka pemberdayaan masyarakat di Dusun Remuk. Program ini dapat mengurangi jumlah sampah organik jenis rumput hingga 30%. 2. Program pemanfaatan sampah rumput dan organik untuk lubang biopori. Implementasinya mampu mengurangi 25% sampah organik lainnya sehingga dapat membantu menambah kemampuan daya serap air di lokasi Terminal BBM 3. Program efisiensi penggunaan kertas. Program ini mampu mereduksi timbulan pencemar udara Gas Rumah Kaca secara tidak langsung. Implementasinya mampu menghemat pemakaian kertas hingga 282,4 rim kertas selama periode 2011-2012, mereduksi perkiraan timbulan pencemaran emisi karbon setara 0,08 ton CO2 ekuivalen. 4. Program pemanfaatan sampah bungkus rokok. Bungkus rokok dimanfaatkan kembali menjadi topeng main anak-anak. Implementasinya mampu mengembalikan nilai ekonomis sampah bungkus rokok. 5. Program pembuatan lubang resapan biopori. Fungsinya untuk mereduksi sampah organik dan menambah tingkat infiltrasi tanah. Adanya 81 buah lubang resapan biopori mampu mengurangi timbulan sampah organik hingga 50% dan menambah daya serap tanah terhadap air hingga sebesar 1,5 liter / jam. Pemanfaatan Rumput dari TBBM Tanjung Wangi Sebagai Pakan Ternak di Dusun Gunung Remuk, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
6. Program pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk kompos. Implementasinya, mampu mengurangi 25% sampah organik karena diolah menjadi kompos. Hasil akhirnya, dapat membantu menambah kesuburan dan infiltrasi tanah di lokasi Terminal BBM Tanjung Wangi. Semua kegiatan tersebut selalu dilaporkan kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Banyuwangi yang dijadikan dasar verifikasi di lapangan. Dengan itu pula perusahaan ini mendapat apresiasi sebagai Perusahaan Pertama yang mendapatkan Predikat Taat Pengelolaan Sampah yang tertuang dalam Rekomendasi SK Bupati dari Dinas DKP no 660/1400/429.107/2012. TBBM Tanjung Wangi mendapatkan predikat kinerja terbaik dan peringkat ke-2 terbaik dalam hal pengelolaan limbah padat non B3 dari hasil benchmarking yang dilakukan oleh PT. LAPI ITB terhadap 27 depot PT. Pertamina yang masuk ke dalam daftar kandidat Hijau PROPER 2012. Dengan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan secara konsisten maka beberapa penghargaan yang diperoleh antara lain: a. PROPER peringkat Hijau. b. Audit POSE dengan Predikat Silver. c. Sertifikat ISO 9001 dan ISPS Code.
30
31
DPPU NGURAHRAI
PERTAMINA AVIASI REGION III
Dengan dukungan sumber daya dan dana yang memadai, DPPU Ngurah Rai berkomitmen untuk melaksanakan program 3R limbah padat non B3.
Dalam pengelolaan lingkungan, DPPU Ngurah Rai telah memiliki kebijakan tertulis yang antara lain tentang pengelolaan limbah padat baik non B3 (Bahan Berbahaya Beracun) dan sampah maupun limbah B3, yakni Kebijakan Konservasi Sumber Daya. Untuk pelaksanaan kebijakan tersebut, perusahaan juga telah memiliki unit khusus di dalam struktur organisasi perusahaan dengan personil yang memiliki keahlian pada bidangnya serta alokasi dana yang memadai. Bahkan, secara rutin, perusahaan juga menyelenggarakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi personil dalam pengelolaan limbah non B3 dan sampah dengan mengikut sertakan masyarakat sekitar. Pengelolaan limbah padat non B3 dan sampah yang dimulai pada tahun 2010 diawali dengan inventarisasi sampah yang kemudian diikuti dengan penyusunan rencana pengelolaannya. Ada dua program yang menonjol dalam pengelolaan Limbah Non B3 dan Sampah yakni: 1. Komposting Sampah Organik. Dimulai sejak awal tahun 2011. Sampah itu dikelola dengan menggunakan Biophosko type S60 dan sebagian dengan biopori. 2. Digitilasisasi Arsip Dokumen File. Merupakan pengembangan dari program pengurangan pemakaian kertas yang sudah dilakukan sejak awal 2011. Selain membiasakan pemakaian kertas secara bolak-balik, juga disampaikan himbauan dengan poster dan stiker agar hemat memakai kertas. Mulai awal tahun 2012 dilaksanakan digitilasisasi arsip dokumen, sehingga menghemat kertas hingga minimal 1 rim tiap bulan. Ratarata penggunaan kertas di tahun 2010 adalah 12 rim/bulan, pada tahun 2011 turun menjadi 8 rim/bulan. Artinya terjadi penghematan sekitar 33%. Sedangkan pada 2012 (hingga Juli) pemakaian kertas turun menjadi sekitar 7 rim/bulan atau penghematan kertas bertambah12,5%.
PT Pertamina DPPU (Depot Pengisian Pesawat Udara) NGURAH RAI adalah DPPU terbesar kedua di Indonesia setelah DPPU Soekarno Hatta Cengkareng. Tetapi jika dilihat dari fungsinya mengelola penerimaan dan penimbunan sekaligus penyaluran, ia menjadi terbesar pertama di Indonesia. Sebab di DPPU Soekarno Hatta fungsi penerimaan dan penimbunan avtur telah dipisah dengan fungsi penyalurannya. Total penjualan avtur pada tahun 2011 mencapai 452.210.7710 Liter, dan ratarata frekuensi pengisian 1300 pesawat per hari. Bahan bakar untuk pesawat terbang itu di DPPU Ngurah Rai didatangkan dari kilang milik Pertamina Cilacap dan Balikpapan. Pengirimannya menggunakan kapal kapal tanker. Dari tanker, avtur dan gas dimasukkan ke tanki penimbunan berkapasitas sekitar 1.981 kilo liter. Penyalurannya ke pesawat terbang menggunakan kendaraan truk tangki, maupun kendaraan dengan sistem hidrant.
Foto : Koleksi Hans Darwis
25 Sampah Organik Anorganik 20 Komposting TPA 15 10 5 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Kg
Dari aspek administratif, DPPU Ngurah Rai juga telah melakukan pencatatan dan pelaporan pemantauan limbah padat non B3 setiap bulan. Dengan demikian validitas dan aktualitas data tentang pengelolaan lingkungan tetap terjaga sehingga mudah untuk melakukan pembandingan (benchmarking) dan pihak lain yang menjalankan kegiatan usaha sejenis. Langkah-langkah yang tampak sederhana tersebut, sesungguhnya telah memberikan kontribusi bagi perusahaan sehingga mendapat beragam penghargaan atas kinerja organisasinya. PROPER hijau sudah berhasil diraih selama 2 kali berturut-turut sejak tahun 2010. Jaminan kepatuhan terhadap mutu dan K3LL yang diaudit Internasional dan Domestik. DPPU Ngurah Rai berlokasi di bandara internasional dengan kunjungan wisata kelas dunia yang sering disebut pintu gerbang Indonesia. Oleh karena itu DPPU Ngurah Rai rutin diaudit tiap tahun tidak hanya oleh Maskapai Domestik tetapi juga oleh Internasional. Internal Pertamina Aviasi Pusat pun rutin melakukan Audit Sarfas dan SMK3LL. Selain Customer dan Internal Pertamina Aviasi tersebut, DPPU Ngurah Rai juga diaudit oleh lembaga internasional seperti IATA (International Air Transport Asosiation) dan otoritas luar negeri seperti CASA (Civil Aviation Safety Authority) - Australia. Dalam penilaian kinerja, DPPU Ngurah Rai telah menjadikan hasil PROPER sebagai salah satu parameter dalam Key Performance Indicator (KPII) tahunan perusahaan. Dengan kata lain baik tidaknya tingkat kinerja perusahaan salah satunya ditentukan dari hasil penilaian PROPER. Karena itu pihak manajemen selalu memberikan dukungan, baik sumber daya manusia, dana dan sarana agar bobot penilaian PROPER terus meningkat
32
33
Pada tahun 2012, EMP Semberah termasuk salah satu perusahaan yang mendapat penghargaan PROPER peringkat HIJAU. Ini berarti perusahaan telah melakukan sesuatu yang melebihi persyaratan pengelolaan lingkungan hidup yang ditentukan oleh undang-undang dan peraturan bidang lingkungan hidup. Salah satu yang menonjol dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah aspek pengelolaan limbah padat non B3 (Bahan Berbahaya Beracun) dan sampah. Dalam kebijakan resmi perusahaan, pengelolaan sampah juga tercantum di dalam pernyataan Kebijakan K3LL (Keselamatan Kesehatan Kerja serta Lindungan Lingkungan) perusahaan. Dalam pernyataan kebijakan ini ditegaskan bahwa: Perusahaan menyediakan sumberdaya yang memadai untuk melaksanakan pemanfaatan limbah non B3 berupa sampah dan juga menyediakan personel dengan latar belakang pendidikan dan pelatihan yang relevan untuk pelaksanaan pemanfaatan limbah non B3) serta menyediakan dana untuk pelaksanaan tersebut. Untuk melaksanakan kebijakan tersebut perusahaan adalah membentuk unit yang mengelola lingkungan dalam struktur organisasi perusahaan, termasuk pengelolaan sampah. Langkah pertama adalah melakukan inventarisasi sampah organik dan anorganik (plastic,kaleng, stereoform dan sebagainya) yang pembuangannya dilakukan oleh pekerja perusahaan dan pekerja kontraktor harian. Dengan itu pula maka manajemen program disusun mencakup kegiatan pemanfaatan limbah dengan cara, jadwal dan pemberian tanggung jawab. Hasilnya cukup efektif baik dari segi pengurangan sampah maupun dalam pemanfaatan sampah. Ini terlihat pada data persampahan dalam tiga tahun terakhir sebagai berikut:
JENIS LIMBAH Sampah Organik Sampah yang diolah Kompos Yang Dihasilkan Sampah Anorganik SATUAN Kg Kg Kg Kg JUMLAH 2010 1340 360 66 526 2011 1029 432 82 397 2012 632.8 483.2 215.9 224 KETERANGAN Sampah yang dihasilkan Sampah yang diolah Sampah yang menjadi kompos Dibawa oleh jasa katering (Extended Produces Responsible)
Untuk meningkatkan kompetensi di bidang pengelolaan sampah perusahaan mengadakan pelatihan untuk Pengelolaan Limbah (Waste Management). Perusahaan juga menyampaikan data neraca sampah selama 2 tahun terakhir. Pemanfaatan limbah non B3 telah dilaporkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup pada periode 20092010. Implementasi dari berbagai program tersebut telah dirasakan manfaatnya baik oleh perusahaan maupun oleh warga sekitarnya. Sebab dengan program ini, terjadi penurunan jumlah sampah hingga 38% dan ini berdampak positif dalam pembiayaan. Pemanfaatan limbah sampah organik dengan cara komposting yang mencapai 76, 36% dari sampah yang ada dapat mendorong terjadinya penambahan sumber pendapatan melalui penjualan kompos. Masyarakat pun diuntungkan sebab dengan melaksanakan training pemanfaatan sampah composting terhadap masyarakat juga berkontribusi secara signifikan terhadap upaya pemberdayaan masyarakat. Sedangkan pengelolaan sampah non organik yang dibebankan kepada pelaku usaha jasa catering mengimplementasikan kebijakan Extended Producer Responsible untuk pengelolaan sampah dari hasil kegiatannya. Hal ini secara tidak langsung dapat mendorong terjadinya perubahan dalam pengelolaan sampah. Tentu dengan melakukan benchmarkin dengan perusahaan yang melakukan kegiatan sejenis akan kian mendorong perusahaan berusaha meningkatkan kompetensi personil pengelola sampah secara berkesinambungan.
34
35
Berikut adalah tiga perusahaan yang telah melakukan penurunan emisi dan pencemaran udara yang dihasilkannya dengan baik.
36
37
PLTGU GRATI
5.00 4.50 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0
4.53
BE SO2 BE NO2 BE TP
1.6956
1.4892 0.9036
Penurunan beban emisi pencemaran karena penggantian BBM dengan Gas Alam
0.17 2009
0.10
0.0562 2010
0.0166
Dengan penggunaan gas alam sebagai bahan bakar utama, PLTGU Grati merupakan pilihan utama PT PLN P3B untuk dioperasikan karena berbahan bakar murah dan memiliki efisiensi thermal yang baik pada sistem kelistrikan JawaMadura-Bali. Pemakaian BBM HSD mengalami penurunan drastis sebesar 96%, yaitu 261.508.980 liter pada tahun 2009 menjadi 10.463.930 liter s.d September 2012 sejalan dengan program pemerintah untuk menurunkan subsidi listrik dengan penggunaan bahan bakar murah berupa batubara dan gas alam. PLTGU Grati sudah melakukan penggantian refrigerant AC secara bertahap mulai tahun 2011 dan 2012. Data-data KWh Meter menunjukkan bahwa dengan penggantian ini pemakaian listrik berkurang hingga 10,30 % dari bulan sebelumnya. Penggantian ini juga mengurangi pamakaian Freon R 22 yang merupakan Gas Rumah Kaca konvensional sebesar 84,2 % dari total Freon yang terdapat di PLTGU Grati. Sehingga diperoleh pengurangan emisi CO2 sebesar 173,94 Ton/tahun dari penurunan pemakaian listrik dan sebesar 358,78 Ton saat penggantian Freon (1 kg Freon = 510 kg CO2). Untuk gas perusak ozon yaitu Freon dengan kandungan Freon = 0,75 kg/PK maka penghapusannya sebesar 216,75 kg (Tahap I) dan 486,75 kg (Tahap II) atau total sebesar 703,5 kg Freon s.d tahun 2012. Upaya ini mendapatkan penghargaan dari PT Pertamina (Persero) atas upaya konversi Freon ke Hidrokarbon ramah lingkungan. Kegiatan akan dilanjutkan ditahun 2013 hingga100%. Implementasi program pengurangan emisi di PLTGU Grati dapat berjalan sesuai dengan rencana karena menjadi bagian dari Program Manajemen Tepadu perusahaan dan tertuang juga dalam surat keputusan tentang kebijakan Konservasi Sumber Daya Alam yang ditanda tangani oleh General Manager. Sedangkan unit serta personil yang menanganinya ditetapkan dalam surat keputusan general manager tentang Tim Efisiensi Sumber Dalam Alam. Dengan adanya tim tersebut, maka pengelolaan program, pelaporan dan juga pelatihan bagi personil untuk peningkatan kompetensi dapat dijalankan dengan baik. Berbagai pernghargaan antara lain PROPER Hijau telah diraih oleh perusaaan ini. Namun paling menarik adalah penghargaan dari Gubernur Jawa Timur di tahun 2012 yang menyebabkan PLTGU Grati menjadi acuan bagi perusahaan lain se Provinsi Jawa Timur dalam hal pelaporan RKL-RPL dan sekaligus menjadi pembimbing teknis tentang pelaporan tersebut kepada BLH kota/kabupaten dan berbagai perusahaan di Jawa Timur di tahun 2011 dan 2012.
38
39
pimpinan dan karyawan dalam memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan lingkungan untuk menjadi lebih baik. TBBM Kertapati telah memiliki Kebijakan Lingkungan dan Konservasi Sumber Daya, yang didalamnya termasuk kebijakan serta program pengurangan emisi serta pencemaran udara konvensional. Target penurunan Gas Rumah Kaca (GRK) yakni 26% pada tahun 2026 juga telah ditetapkan.
Upaya pengurangan emisi serta pencemaran udara konvensional juga masuk dalam Rencana Strategis Jangka Panjang. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan energi terbarukan untuk operasioanal mobil tangki. Rata-rata penggunaan bahan bakar solar mencapai 1200 KL per bulan. Untuk itu terminal BBM Kertapati berupaya untuk menggunakan BBM terbarukan yaitu BioSolar. BioSolar merupakan campuran dari Solar 95% dan FAME (Bahan Bakar Nabati) 5%. Kemudian di tahun 2012, penggunaan FAME sebagai campuran dinaikan menjadi 7.5%. Pemantauan terhadap emisi yang dihasilkan oleh mobil tangki juga selaku dilakukan untuk menjaganya tetap dibawah baku mutu. Program Pengelolaan Emisi dan Pencemaran Udara
Judul Program Jumlah Reduksi CO2 - eq (ton/tahun) 2009 0.46 972.92 802.85 114,370.15 2010 0.46 1,359.50 902.99 0.0000022 186,276.30 2011 0.24 1.045,35 1.077,96 0.0000026 99,637.39 2012 (Q1) 0.23 925,67 534,13 0.00020 74,643.57 0.0065 4.45 16.65 3,212.77 5.22 1.17612 Jumlah Foto : Koleksi TBBM Kertapati Thruput Reduksi Emisi CO2 (Ton CO2 - eq/KL) 1,798.63 722.069,68 2,279.62 3,212.77 2.27 0.69696 4,675.77 1.322.153,94
Pengelolaan Beban Emisi Fugitive Equipment Leak Operasional Tangki Loading/Unloading BBM Program Biosolar Konversi Minyak Tanah ke LPG Penggantian Freon R-22 dengan Musicool Penghijauan Upaya Paperless Pemanfaatan Sampah Organik
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
0,002470 0,001538 0,003056 0,003536
Keterangan : BAU (Business as Usual/ Kegiatan nor,al tanpa ada program penurunan emisi)
Untuk menunjang pelaksanaan program, telah dibentuk tim yang terdiri dari pekerja terkait yang ditunjuk untuk melakukan perhitungan beban emisi. Sebagian anggota tim telah mendapatkan pelatihan perhitungan beban emisi dan upaya reduksi emisi gas rumah kaca (GRK). Perhitungan emisi yang dihasilkan Terminal BBM Kertapati dijadikan bahan laporan ke berbagai pihak terkait setelah di verifikasi oleh LAPI ITB. Benchmarking juga telah dilakukan terhadap beberapa Terminal BBM yang telah melakukan pengelolaan Emisi oleh lembaga independen.
40
41
Menciptakan Harmoni Pengelolaan Pembangkit Listrik Panas Bumi Dengan Alam dan Masyarakat.
Oktober 2009
Janiari 2010
September 2010
Janiari 2011
Desember 2010
Februari 2011
maret 2011
April 2011
Mei 2011
Upgrade Capacity Unit PLTP Gunung Salak merupakan pembangkit panas bumi pertama di Indonesia yang melakukan sesuai dengan dengan surat dari Asosiasi Panas Bumi Indonesia kepada kepada TUV Nord India no 076/PP-API/2007. Begitu juga untuk validasi di Indonesia, project capacity upgrade ini merupakan peringkat pertama yang memvalidasi project VCSnya sebagai salah satu upaya pengurangan emisi.Secara khusus Pogram VCS Capacity Upgrade VCS Project 2008 - 2011 mendapat penghargaan dari TUV Nord Gmbh Germany Pengurangaan emisi Gas Rumah Kaca juga dilakukan melalui program efisiensi dan inovasi pemakaian listrik. Program ini selain menyebabkan produksi Unit PLTP Gunung Salak melebihi target yang ditentukan yaitu mencapai 1.511.942.503 KWH (116,25 %) telah melampaui target sebesar 1.300.568.100 KWH. Artinya deviasi produksi terhadap target sebesar 211.374.403 KWH (16,25 %) ini setara pengurangan emisi CO2 sebesar 83.070.140 ton CO2. Tabel Penurunan Emisi melalui Efisiensi Listrik
Progam Efisiensi Pengoperasian ATC Penggantian Monitor CRT Pemasangan VSD Perubahan Schedule Pemeliharaan Fan CT Rotor Spare Interchangeble Penggantian lampu PJU Balancing pengisian basin cooling tower Karya inovasi pembangkit Penurunan emisi daari peningkatan produksi TOTAL PENGURANGAN EMISI Satuan Ton CO2 Ton CO2 Ton CO2 Ton CO2 Ton CO2 Ton CO2 Ton CO2 Ton CO2 Ton CO2 Ton CO2 Tahun 2010 68,04 372,64 185,05 0,78 204,88 79.445.880,26 79.445.880,26 2011 69,88 1,44 5.289,56 184,89 3.803,33 0,78 1.125.527,57 139.571.518,30 139.571.518,30 2012 35,74 2,59 2.392,25 93,41 **) 0,2446 **) 1.232,32 7.990.669,43 7.994.425,99
Untuk mewujudkan visi dan kebijakan tersebut PLTP Gunung Salak memiliki tim yang khusus menangani pengelolaan lingkungan hidup yang terdiri dari orang-orang yang memiliki kompetensi memadai di bidang ini. Karena itu, dalam pengelolaan lingkungan perusahaan ini memiliki banyak keunggulan, antara lain pada aspek pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) juga dalam perdagangan karbon. PLTP Gunung Salak sendiri adalah unit bisnis PT Indonesia Power yang bergerak di bidang ketenagalistrikan berbahan baku panas bumi, yakni sumber energi terbarukan. Salah satu keunggulan perusahaan adalah melalui upaya Capacity Upgrade sehingga daya terpasang di Unit PLTP Gunung Salak menjadi 3 X 60 MW. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas sekaligus mengurangi pencemaran udara akibat efek Gas Rumah Kaca. Sejalan dengan Kyoto Protocol tentang mitigasi perubahan iklim, maka project capacity upgrade Unit PLTP Gunung salak ini kemudian diikutsertakan dalam proyek CDM (Clean Development Mechanism) melalui methoda VCS (Voluntary Carbon Standard). Program sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 71 Tahun 2011 Tentang Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca. Verifikasi dan validasi project ini selesai pada tahun 2009 dan hingga sekarang Unit PLTP Gunung Salak telah menghasilkan reduksi emisi karbon sebesar 543.515 VCUs. Dimana karbon kredit yang terjual sampai dengan 31 Desember 2011 adalah 281.538 VCUs. Dan carbon credit yang masih dalam tahap issued 261.977 VCUs. Hal ini membuktikan bahwa PT.Indonesia Power Unit PLTP Gunung Salak selalu aktif menjaga konsistensi penjualan carbon credit untuk menembus pasar internasional karbon di dunia.
Foto : Koleksi Istimewa
Untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi dampak sumber emisi dilakukan pemantauan. Pemantauan dilakukan melalui emisi cooling tower, peralatan dan kendaraan operasional. Untuk mengurangi dan mencegah pencemaran udara akibat kebocoran saluran uap utama, maka Unit PLTP Gunung Salak pada tahun 2010 melakukan life assesment pada pipa uap utama. Gunanya adalah kebocoran akibat kerusakan pipa uap utama dapat dicegah sedini mungkin sehingga pencemaran udara dapat dicegah. Berbagai program tersebut secara teratur dilaporkan keberbagai instansi terkait, antara lain ke Kementerian Lingkungan Hidup, Badan Lingkungan Hidup Daerah, baik Propinsi maupun Kabupaten. Atas dasar laporan itu, maka instansi terkait pun rutin melakukan iventarisasi dan verifikasi emisi, minimal sekali dalam 3 tahun.
42
Desember 2011
Agustus 2011
Juli 2010
43
KONSERVASI AIR
Foto : Koleksi Qipra
Potensi ketersediaan air bersih di Indonesia terus menurun akibat rusaknya daerah tangkapan air dan semakin tingginya pencemaran terhadap lingkungan karena aktivitas manusia. Dari total ketersedian air di Indonesia, hanya 23% yang termanfaatkan. Hal ini tentu harus menjadi perhatian semua pihak. Strategi ketersediaan air bersih melalui proses konservasi merupakan prioritas yang perlu diperhatikan. Intinya tidak semata-mata mengenai seberapa besar volume air yang dipergunakan, tapi lebih penting lagi adalah upaya mengurangi beban pencemaran terhadap sumber air. Berikut adalah tiga perusahaan yang telah berhasil melakukan konservasi air dengan baik.
44
45
PT Pertamina EP UBEP Jambi khususnya untuk area Jambi Selatan sejak tahun 2005 telah melakukan injeksi air terproduksi ini. Kapasitas Water Treatment Plan dan Water Injection Plan di Kenali Asam berkapasitas 50.000 barel air per hari ( 1 barel = 159 liter). Kapasitas injeksi selama periode 6 tahun maksimal hanya 36.000 barel air per hari. Dengan demikian sampai saat ini jika terjadi kenaikan produksi air dari sumur produksi, kapasitas WTP dan WIP PT Pertamina EP UBEP Jambi masih memadai.
46
47
ARUTMIN INDONESIA
TAMBANG SENAKIN
Selalu melakukan identifikasi dan analisa resiko pada semua aspekaspek lingkungan sebelum kegiatan penambangan dimulai, untuk kemudian dibuat rencana pengendalian terhadap aspek-aspek lingkungan khususnya yang beresiko penting.
PT. Arutmin Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang diberi wewenang untuk mengusahakan penambangan batubara dan bertindak sebagai kontraktor dari Direktorat Jendrat Geologi dan Sumberdaya Mineral. Pada tahun 1981 PT Arutmin Indonesia menandatangani perjanjian untuk mengeksplorasi, mengevaluasi serta mengembangkan sumber batubara di daerah Blok VI, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Saat ini aktivitas penambangan, dipercayakan kepada pihak kontraktor yaitu PT Thiess Indonesia dan PT BUMA. PT Arutmin Indonesia bertindak sebagai pengawas kegiatan tambang untuk seluruh kontraktor. Hal ini untuk memastikan pelaksanaan kegiatan operasional berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku, ketetapan dan rencana kerja yang telah disusun. Setiap tahun PT Arutmin Indonesia Tambang Senakin berhasil meraih penghargaan kategori Emas (Adhitama) dari Dirjen Minerba dalam hal pengelolaan lingkungan pertambangan, selain dikategorikan sebagai perusahaan tambang terbaik di Indonesia dalam hal pengelolaan Safety Heath dan Environmental Management. Sejak tahun 2008, dalam bidang pengelolaan lingkungan maupun keselamatan dan kesehatan kerja PT Aurtmin Indonesia telah mendapatkan sertifikat ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007 dari Sucofindo. Demikian juga untuk kedua kontraktor pelaksana kegiatan operasional telah memperoleh sertifikat ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007.
PT Arutmin Indonesia Tambang Senakin mencanangkan program konservasi air sepagai salah satu upaya pengelolaan lingkungan. Program ini dilandasi oleh kebijakan tentang konservasi sumber daya air yang merupakan perwujudan dalam upaya melakukan efisiensi penggunaan sumber daya air. Secara umum yang bertanggung jawab terhadap program konservasi air ini adalah Departemen Lingkungan. Yang dilakukan adalah meliputi pelestarian cadangan air tanah, peningkatan efisiensi pemanfaatan air dan peningkatan kinerja sistem pengolahan air serta program pemanfaatan air limbah melalui program Reuse, Reduce dan Recycle. Pemanfaatan Air Limbah Tambang Recycle & Reuse
Air limbah tambang yang telah diolah pada kolam pengendap digunakan untuk pencucian batubara pada 2 lokasi pencucian yaitu di Jig Plant dan Dense Medium Plant dengan sistem recycle. Dalam penggunaannya diupayakan seefisien mungkin sehingga efisiensi penggunaannya meningkat dari tahun ke tahun hingga diperoleh angka yang optimal.
Penurunan Beban Pencemar Air Limbah - Reduce Program ini dilakukan sebagai upaya dalam menurunkan beban pencemar air limbah pada aktivitas pertambangan. Program ini dijalankan dengan melakukan treatment pada air limbah yang dihasilkan dari aktivitas pertambangan. Selain itu juga dilakukan program pengendalian erosi dan penataan batuan penutup berdasarkan sifatnya (PAF dan NAF). Tabel Penurunan Beban Pencemar Air Limbah
Parameter TSS (mg/l) Debit Air (l/dt) Beban Pencemaran (mg/dt) 23.41 0.0923 2.160743 Tahun 2009 20.53 0.0791 1.623923 2010 18.02 0.0165 0.29733 2011 19.01 0.0330 0.62733 Sept
Dalam proses pengolahan air minum terdapat air buangan (reject ROP) yang sebelumnya dibuang, tetapi sejak tahun 2010 telah dapat digunakan kembali (re-use) sebagai air bersih yang dimanfaatkan untuk keperluan domestic dan terus ditingkatkan hingga sekarang ini.
Foto : Istimewa
48
49
Air bersih dari sumur bor untuk PMK , sebelum dipakai ditampung terlebih dahulu di bak-bak penampung masingmasing kapasitas masing-masing 675 m3. Hasil pengujian diketahui bahwa air bersih dari PDAM memiliki nilai TDS 186 sedangkan air bersih yang berasal dari sumur bor memiliki nilai TDS 550. Selama ini volume pemakaian air bersih, dari PDAM rata-rata 53,06 m3/bulan sedangkan air bersih yang bersumber dari sumur bor tidak dapat dipastikan karena tergantung kepada operasional PMK dan mesin genset. Tingkat konsumsi air bersih di PT Pertamina [Persero] TBBM Lhokseumawe, NAD adalah sekitar 1,769 m3/hari atau 1.769 liter/hari. Jika diasumsikan jumlah karyawan sebanyak 12 orang non karyawan sebanyak 3 orang, makaa konsumsi air bersih per orang adalah sebesar 118 liter/hari. Dengan demikian pemakaian air bersih sudah cukup hemat. Selama ini sebagian besar penggunaan air bersih digunakan untuk keperluan ibadah [wudlu] yaitu sebesar 48%. Yang lain yakni sekitar , 47% untuk toilet, serta untuk cuci tangan, bersih-besih sebesar 5%. Untuk mengoptimalkan penggunaan air bersih disarankan agar setiap kran/keluaran air bersih dapat dipasangkan sensor atau automatic sehingga penggunaan air dapat digunakan seperlunya. Namun perusahaan tetap melakukan optimalisasi pemakaian air bersih yakni dengan: a. Memasang kran otomatis dengan jenis sensor gerak atau tekan. b. Mengalirkan air terlebih dahulu ke dalam bak penampung dengan pasangan katup bantalan pelampung yang akan menutup saluran air tersebut bila sudah penuh air di penampungan tersebut . c. Memasang kran main-hole pada saluran ke tempat air wudlu agar dapat mengatur tekanan air tidak terlalu besar d. Selain itu, untuk menjaga penggunaan air bersih yang efisien dan efektif, pada setiap kran-kran air bersih terdapat stiker himbauan atau slogan-slogan mengenai penggunaan air bersih. Upaya tersebut ternyata cukup efektif yang ditandai dengan terjadi penurunan pemanfaatan air bersih, dari 2009
Jan Feb
Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
s/d 2012 sebesar 10%. Pemakaian air bersih biasanya meningkat jika ada pekerjaan konstruksi. Yakni sebagai bahan dalam melakukan pekerjaan maupun sebagai alat roteksi pekerjaan yang mengandung panas seperti pengelasan dan penggerindaan material baja. Grafik Pemanfaatan Air Bersih Hasil audit atas program konservasi air yang dilakukan oleh PT Power System, TBBM Lhokseumawe termasuk dalam kelompok TBBM yang memiliki kinerja terbaik. Sebab dari aspek kualitas air, kandungan air bersih di PT Pertamina [Persero] TBBM Lhokseumawe, NAD memiliki nilai 186 ppm. Dengan nilai kandungan tersebut kualitas air termasuk baik dan masih dapat dikonsumsi minum dengan proses pemasakan sebelumnya. Sedangkan dari aspek pemakaian air bersih di PT Pertamina [Persero] TBBM Lhokseumawe, NAD ini masih termasuk ke dalam kriteria hemat. Pengawasan terhadap pemakaian air bersih juga dilakukan setiap hari dengan cara melakukan pencatatan metering setiap harinya.
50
51
52
53
Perlindungan keanekaragaman hayati (biodiversity) di PTBA dituangkan dalam kebijakan, meliputi: 1. Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 3.660 Ha (SK Menhut No.2625/Menhut-V/RHL/2012), yang berada di kawasan Hutan Lindung Jambul Patah di Semendo dan Mulak Ulu, serta Taman Nasional Sembilang 2. Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Enim seluas 5.640 Ha 3. Pembangunan Hutan Kota seluas 50 Ha 4. Pembangunan Hutan Pendidikan seluas 100 Ha di dua area, 60 Ha di Endikat dan 40 Ha di Muara Tiga Selatan 5. Pengembangan lahan reklamasi sebagai lokasi Bank Benih di area Bukit Kancil seluas 15 Ha 6. Pengembangan 80 jenis bibit tanaman untuk kepentingan regevetasi dengan kapasitas 500.000 pohon/tahun 7. Penanaman tanaman lokal Sumatera jenis merbau (Intsia palembanica) rata-rata 5.000 pohon/tahun. Program yang dilakuan untuk pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati antara lain berupa pengembangan sarana pembibitan (nursery) seluas 2 Ha dengan kapasitas 500.000 bibit tanaman, terdiri dari 80 spesies, yang merupakan upaya konservasi insitu pelestarian plasma nutfah termasuk spesies lokal seperti merbau, tembesu, meranti, dan bayur. Sarana pembibitan tersebut dilengkapi dengan green house, laboratorium kultur jaringan, tempat pengem-bangan mikoriza, serta tempat pembuatan pupuk cair dan bokhasi.
Hasil revegetasi PT. Bukit Asam dan satwa yang ditemukan yaitu Burung Pelatuk Sayap merah. Dimana dengan keberadaan satwa tersebut merupakan indikator keberhasilan kegiatan revegetasi yang telah dilakukan pada kawasan tambang.
PTBA melakukan rehabilitasi DAS dalam rangka melindungi daerah konservasi air, penyelamatan vegetasi lokal, dan mendukung pelestarian plasma nutfah. PTBA merupakan pioner perusahaan tambang yang melakukan rehabilitasi DAS di Indonesia. Dalam upaya optimalisasi konservasi dan perlindungan keanekaragaman hayati, PTBA menjalin kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk bidang pendidikan, penelitian, dan pemberdayaan masyarakat; melakukan rehabilitasi daerah aliran sungai musi dan keanekaragaman hayati di lokasi pasca tambang; perhitungan biomasa penyerapan CO2 di area reklamasi. Keberhasilan pelaksanaan pengelolaan lingkungan termasuk di dalamnya program perlindungan keaneka-ragaman hayati oleh PTBA telah memperoleh pengakuan dan penghargaan. Pada tahun 2009-2012 PTBA memperoleh penghargaan: 1. ADITAMA (Emas) Dep. Energi dan Sumber Daya Mineral (2009,2010, 2011) 2. PROPER (HIJAU) Gubernur Sumsel (2019, 2011) 3. Green Award (Kementerian Kehutanan dan Majalah CSR (2011,2012) 4. PROPER (HIJAU) Kementerian Lingkungan Hidup (2011)
54
55
Kami berkomitmen bahwa dalam setiap kegiatan penambangan batubara tetap mengedepankan asas konservasi dan keseimbangan lingkungan dengan mematuhi aturan untuk melakukan reklamasi lahan bekas tambang.
PT. Kideco Jaya Agung (selanjut: PT KIDECO) adalah perusahaan bergerak di bidang pertambangan batubara. Beroperasi di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur. PT KIDECO menggunakan metode tambang terbuka (open pit). Meski sistem penambangan terbuka berdampak terhadap bentang alam, namun perusahaan berkomitmen untuk senantiasa menjaga kelestarian lingkungan serta keanekaragaman hayatinya. Komitmen ini dituangkan dalam bentuk tertulus dalam Kebijakan konservasi Energi, Emisi, Air dan Keanekaragaman Hayati yang ditanda tangani oleh President Director, Kim Dai Soo, pada 1Desember 2011. Dalam kebijakan itu tercantum bahwa, perusahaan akan melestarikan keanekaragaman hayati dalam rangka pengelolaan lingkungan yang berkesinambungan. Sehubungan dengan itu maka perusahaan Memelihara keaneka ragaman hayati (flora dan fauna) dengan melakukan program reklamasi dan revegetasi secara berkelanjutan pada eks lahan tambang dab Mengembalikan eks lahan tambang agar aman, stabil dan produktif sesuai peruntukkannya. Perusahaan juga berkomitmen menyediakan kepemimpinan sumber daya dan support untuk mendukung tujuan kebijakan ini bisa terlaksana.
PT KIDECO telah berkomitmen bahwa dalam upaya konservasi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati prinsip yang dijalankan adalah pelestarian kemampuan dan fungsi pemanfaatan sumber daya alam hayati dalam ekosistemnya secara serasi dan seimbang. Komitmen ini terintegrasi dalam program pengelolaan dan pemantauan lahan reklamasi lahan tambang. Dalam kegiatan penambangan batubara tetap mengedepankan asas konservasi dan keseimbangan lingkungan dengan mematuhi aturan tentang kewajiban reklamasi lahan bekas tambang. Dalam kegiatannya, perusahaan menggandeng mitra lokal yakni Balai Konservasi Sumber Daya Alam Darah Kalimantan Timur untuk optimalisasi pengelolaan Kawasan Cagar Alam Teluk Adang Kabupaten Passer Kalimantan Timur dan dengan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman untuk pemantauan fauna di lahan reklamasi dan rehabilitasi pasca tambang di areal PT KIDECO. Program perlindungan keanekaragaman hayati tertuang dalam kebijakan perusahaan mengenai Mutu dan K3L (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja & Lingkungan) yakni mengenai partisipasi aktif perusahaan dalam pelestarian alam. Selain itu juga ditegaskan dalam kebijakan khusus mengenai konservasi energi, air, udara dan keanekaragaman hayati. Adapun pelaksana program perlindungan keanekaragaman hayati adalah Departemen Enviro, namun dalam beberapa programnya juga didukung oleh departemen yang lain. Saat ini PT KIDECO juga telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih mengelola persemaian berupa teknik silvikultur dan teknik inventarisasi satwa liar serta pemantauan flora-fauna. Dengan mengedepankan prinsip kemitraan dan keterbukaan yang berorientasi kepada peningkatan mutu, PT KIDECO mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Dalam aspek pemberdayaan masyarakat misalnya, Pelaksanaan program CSR, proyek-proyek community development PT KIDECO memperoleh sertifikat penghargaan dari Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat (GKPM) & Indonesia CSR Awards (ICA). Sedangkan dalam aspek pengelolaan lingkungan, penghargaan yang diperoleh antara lain. 1. 2. 3. 4. Penghargaan Pemantau Lingkungan Pertambangan tingkat Utama dari Dirjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral RI. Penghargaan Pengelola Reklamasi Tambang tingkat Utama dari Dirjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral RI. Penghargaan Pengelola Pembibitan tingkat Utama dari Dirjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral RI. Indonesia CSR Awards 2011 (Social Investment @ Sustainable Development) Sektor Pertambangan dan Energi): Kideco Mining Green and Joint Program to Support Management of Cabar Alam Teluk Kadang dari Departemen Sosial Republik Indonesia.
Foto : Istimewa
56
57
membangun kemitraan dengan institusi masyarakat lokal dalam pelestarian keanekaragaman hayati demi keberlanjutan suatu program menjadi ciri khas Chevron West Seno.
58
59
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pemberdayaan pada hakekatnya adalah upaya pemberian daya atau peningkatan keberdayaan. Pemberdayaan dilakukan untuk memberi kontribusi positif bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat disekitar wilayah operasi perusahaan. Perlu pendekatan dengan memperhatikan beberapa faktor seperti, pendidikan, sosial, kondisi lingkungan sebagai strategi untuk mengembangkan potensi lokal. Tujuannya agar program menjadi tetap sasaran. Berikut adalah tiga perusahaan yang telah menjalankan program pemberdayaan masyarakatnya dengan baik.
60
61
Sebagai wujud komitmen terhadap masyarakat disekitarnya TBBM Rewulu telah memiliki kebijakan tertulis tentang pemberdayaan masyarakat (community development) secara berkelanjutan sebagai bagian integral dari program kerja perusahaan. Juga sudah ada unit khusus yang menangani pelaksanaan program ini di bawah pimpinan Community Development Ocer yang berada dalam kendali bidang administrasi umum. Salah satu tugasnya adalah menyusun perencanaan dan pelaksanaan CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan. TBBM Rewulu telah menerapkan berbagai program community development bagi masyarakat di sekitar lokasi secara berkelanjutan.
Rehabilitasi Jalan
Tujuannya untuk meningkatkan mobilitas warga. Program ini merupakan tindak lanjut dari program PNPM yang pernah diinisiasi oleh warga. Dengan pelebaran jalan ini maka akses masyarakat untuk melakukan aktifitas sehariharinya menjadi semakin mudah. Masyarakat tidak lagi terhambat akftifitas sehari-harinya, baik yang bersifat daily activities maupun bersifat tentative.
Program SLPHT
Berdasar dari hasil evaluasi dan masukan warga pada tahun 2012 TBBM Rewulu melakukan program SLPHT (Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu) yang tujuannya diantaranya adalah meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengenali potensi lingkungannya sebagai upaya pendukung kegiatan budidaya dan meningkatkan hasil panen padi dengan metode budidaya organik. Berdasarkan hasil monitoring didapatkan bahwa terjadi peningkatan hasil panen yang tadinya 5,5 Ton/ Ha menjadi 7,89 Ton/Ha
Berbagai upaya pemberdayaan masyarakat tersebut pada akhirnya mendorong masyarakat mengorganisir dirinya melalui berbagai inistitusi yang mereka dirikan. Beberapa institusi baru sudah terbentuk. Jati Husada Mulya yang bergerak dalam usaha industri rumah tangga jamu tradisional dan unas Melati, bergerak dalam usaha pengolahan makanan cakar ayam adalah dua diantaranya. Dalam implementasi program-programnya TBBM Rewulu tidak pernah terlibat konflik dengan masyarakat. Sebab perusahaan telah melakukan social mapping guna mengetahui potensi maupun permasalahan dalam masyarakat. Juga selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat. Semua program yang dilaksanakan menjadi tepat sasaran. Berbagai penghargaan pun telah diperoleh antaa lain: Piagam Penghargaan dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada tahun 2012 atas Program SLPHT dan Bantuan Pengembangan Industri Rumah Tangga Jamu Tradisional di Dusun Watu, Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. PROPER Hijau 2 kali berturut-turut (2010 dan 2011). Patra Adhikriya Bumi Utama 2 kali (2009 dan 2011). Akreditasi Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004 sejak tahun 2004. Akreditasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: POSE (Pertamina Operation Service Excellence) kategori Gold.
Sebagai tanggung jawab terhadap lingkungan Terminal BBM Rewulu telah menerapkan berbagai program Community Development bagi masyarakat di sekitar lokasi secara berkelanjutan.
Sebagai salah satu unit operasi suplai PT Pertamina (Persero) Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Rewulu berada di bawah Direktorat Pemasaran dan Niaga. Berada diatas lahan sekitar 15.650 m2, 33% diantaranya merupakan lahan hijau. Terminal BBM ini melayani penyaluran BBM di wilayah D I Yogyakarta, Klaten dan wilayah ex Keresidenan Kedu. Juga menyediakan Avtur untuk DPPU Adisumarmo Solo dan Adi Sutjipto Yogyakarta. Saat ini thruput BBM total di Terminal BBM Rewulu sekitar 1,2 Juta kilo liter/tahun.
62
63
DPPU ADISUTJIPTO
PERTAMINA AVIASI REGION II
Program CSR DPPU Adisutjipto telah membuka lapangan pekerjaan masyarakat setempat khususnya untuk ibu ibu dan anak-anak usia produktif.
Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) adalah salah satu Depot Pengisian Pesawat Udara di wilayah kerja Aviation Region II Jakarta. Bergerak dibidang distribusi minyak dan gas yakni antara lain menerima, menimbun dan menyalurkan khusus bahan bakar penerbangan yaitu Jet A1/Avtur di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta. Setiap hari memberikan pelayanan pengisian bahan bakar pesawat udara baik untuk pesawat komersial maupun non komersial, terjadual maupun tidak terjadual di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta. S&D Region II. DPPU Adisutjipto menaruh perhatian terhadap upaya pemberdayaan masyarakat di sekitarnya. Melalu penerapan CSR (Corporate Social Responsibility) upaya pemberdayaan masyarakat memperlihatkan hasil menggembirakan. Khususnya dalam Budi Daya Ikan Nila Merah dengan melibatkan warga masyarakat di sekitarnya. Sebelum pelaksanaan program, untuk melihat kebutuhan masyarakat sekitar, DPPU Adi Sutjipto melakukan Social Mapping bekerjasama dengan UGM (Universitas Gajah Mada). Hasilnya kemudian digunakan sebagai dasar perencanaan program jangka panjang dengan melibatkan masyarakat dan lembaga pemerintah terkait Sejak Koperasi Petani Ikan Mina Ngudi Lestari mendapatkan bantuan (tahap awal) dari CSR Pertamina berupa pakan, bibit ikan Nila Merah, Pelatihan serta pendampingan tahun 2011, terjadi perubahan yang nyata pada cara budidaya yang baik dan benar serta hasil panen yang meningkat. Dampak positif dari hal tersebut diatas adalah para pelakupelaku budidaya perikanan disekitar dusun Nayan mulai melirik cara budidaya ikan Nila tersebut, bahkan masyarakat perikanan diluar dusun Nayan, karena ikan Nila produksi KPI. MNL selain produktifitas juga mempunyai kualitas yang bagus. Namun para petani masih belum bisa menikmati hasil secara optimal karena ukuran dan harga beli para supplier belum sesuai yang diharapkan para pembudidaya. Ukuran ikan yang dibeli pun hanya tertentu tertentu, sehingga tidak bisa terjual secara keseluruhan. Hal ini berdampak pada pendapatan para peternak ikan. Untuk menjawab kendala dan tantangan pasar tersebut, maka diperlukan Unit Pengolahan Ikan (UPI) skala kecil. Fungsinya untuk menampung hasil panen dari para peternak ikan di dusun Nayan. Hal ini selain lebih menguntungkan secara ekonomis bagi para peternak juga berdampak positif bagi masyarakat setempat karena terbukanya lapangan pekerjaan baru di dusun Nayan. POLA DAN ALUR PENDAMPINGAN CSR PERTAMINA
PENGEMBANGAN ORGANISASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERIKANAN DESA NAYAN Seluruh karyawan di rekruit dari kelompok masyarakat setempat diutamakan kepada Ibu-ibu rumah tangga serta anak-anak yang sudah memasuki usia produktif dan harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap pengembangan usaha pengolahan ikan di Nayan. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan adanya UPI ini yakni: 1. Dapat ikut menggairahkan dunia perikanan dan pariwisata di Yogyakarta.
Unit Pengolahan Ikan (UPI) menghasilkan Produk Basah berupa Fresh Frozen Fish (Ikan Segar Beku) jenis Nila dan Produk Kering berupa Baby Nila Crsipy (Keripik Nila). Pembuatan dua produk ini sederhana, tapi memberi nilai tambah (added value) tinggi. Kini keduanya beredar dengan merek NINAJO (Nila Nayan Pertamina Jogja).
CSR
MASYARAKAT DUSUN NAYAN KEPALA KEL. IBU ANAK USIA PRODUKTIF UNIT PENGOLAHAN IKAN (UPI) KPI MINO NGUDI LESTARI PEMERINTAH DKP POVINSI DIY DINAS KAB. SLEMAN : BIDANG PERIKANAN DAN BIDANG KOPERASI
2. Membuka Lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat khususnya untuk keluarga tidak mampu ibu ibu dan anak-anak usia produktif. 3. Mulflier effect dari keberadaan UPI salah satunya adalah home industry makanan dari bahan waste produk UPI seperti kepala ikan, tulang ikan dan sirip ikan. 4. Secara tidak langsung akan memberikan konstribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
KOPERASI
64
65
PERTAMINA EP
PT. Pertamina EP bertekad menjadi world class oil & gas company tahun 2014. Karena itu semua area operasinya berusaha memenuhi kriteria sebagai perusahaan yang berkelas dunia. Salah satunya adalah memenuhi seluruh peraturan pemerintah terkait perlindungan dan pengelolaan lingkungan dengan mengimplementasikan sistem manajemen lingkungan ISO-14001 yang diakui secara internasional. Area operasi PT. Pertamina EP Region Sumatera Field Rantau mencakup wilayah 2 (dua) provinsi, yakni Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan 6 (enam) Kabupaten (Kab. Aceh Tamiang, Kab. Aceh Timur, Kab. Aceh Utara, Kab. Gayo Lues, Kotamadya Langsa, Kab. Langkat) dalam 2 (dua) provinsi yaitu Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Daerah operasi dibagi atas dua distrik yakni: 1. Distrik I meliputi Sektor Rantau dan Sektor Tanjung Seumentoh 2. Distrik II meliputi Serang Jaya, Prapen, Kuala Dalam, Sungai Buluh dan Kuala Simpang Barat Kegiatan PT Pertamina di Field Rantau adalah operasi produksi minyak dan gas bumi serta pemboran sumur pengembangan. Minyak yang dihasilkan dari sumur-sumur minyak tersebut kemudian dialirkan ke Stasiun Pengumpul Lokal (SP), kemudian ditransfer ke Pusat Pengumpul Produksi (PPP) di Rantau dan selanjutnya ditransfer ke Pangkalan Susu untuk dikapalkan. Air terproduksi yang dihasilkan 100% (sejak 16 Desember 2011) dimanfaatkan dengan menginjeksikan ke dalam sumur (Enhanced Oil Recovery dan Pressure Maintenance) untuk mendapatkan tambahan produksi minyak. Pada tahun 2012 Field Rantau memproduksikan minyak 3905 BOPD dan gas 4.68 MMSCFD. Upaya pengembangan masyarakat dalam bentuk tindakan nyata telah banyak dilakukan oleh Field Rantau. Upaya pengembangan masyarakat lainnya, seluruh kegiatan tersebut dikoordinir oleh staff CSR yang ditugaskan dan kompeten. Penetapan program CSR didahului dengan melakukan social mapping untuk memberikan gambaran tentang garis-garis hubungan antar kolompok/individu, mendapatkan derajat kepentingan seluruh stakeholders, mengidentifikasi masalah social dan kelompok rentan serta diperlukan untuk merumuskan program yang dapat menjawab kebutuhan kelompok.
Dari hasil pemetaan sosial ditetapkan program yang paling dibutuhkan masyarakat, serta dijalankan dengan orientasi kepada kemandirian masyarakat dengan melibatkan pihak masyarakat dan pemerintah. Program pengembangan tersebut ditetapkan lengkap dengan latar belakangnya, tujuan & indicator keberhasilannya, metode pelaksanaan dan lingkup kegiatan untuk jangka waktu sampai 5 tahun serta pembiayaan dan frekuensi pengukuran keberhasilannya. Berikut program CSR Field Rantau yang sedang berjalan dan memiliki rencana jangka panjang sampai dengan tahun 2015 : 1. Budidaya Ikan Gurami di Kampung Tanjung Seumentoh, Kec. Karang Baru, Kab. Aceh Tamiang 2. Budidaya Ikan Lele Dumbo di Kampung Kebun Tanjung Seumentoh Kec. Karang Baru, Kab. Aceh Tamiang 3. Budidaya Ternak Sapi Potong di Kampung Sukaramai II, Seruway, Kab. Aceh Tamiang 4. Kerajinan Menjahit dan Bordir di Kampung Kebun Rantau, Kec. Rantau, Kab. Aceh Tamiang Pelaksanaan program dievaluasi dan dimonitor secara periodik, termasuk evaluasi dilakukan oleh manajemen perusahaan serta melibatkan masyarakat dan pemerintah.
Monev Budidaya Ternak Sapi Potong Bersama Penyuluh peternakan, Dinas Peternakan dan masyarakat
66
67
PROPER terbukti telah berhasil mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan, hal ini dapat terlihat dari meningkatnya ketaatan perusahaan dari 66 % pada periode 2010 2011 menjadi 69% pada periode 2011 2012. Berdasarkan pengalaman, diperlukan waktu 2 tahun bagi perusahaan untuk memperbaiki tingkat ketaatannya. Dilihat dari perbandingan peringkat selama dua tahun berturut-turut, terdapat peningkatan dimana pada 2010 2012 peringkat hijau hanya 18%, pada 2011 2012 menjadi + 30%. Dengan demikian, PROPER merupakan program yang cukup efektif dalam membina dan mendorong tingkat penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan . Perusahaan-perusahaan yang berasal dari sektor pertambangan, energi dan migas yang dibahas dalam buku ini adalah perusahaan yang telah taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan telah mencapai keunggulan lingkungan (environmental excellency), sehingga layak mendapatkan predikat hijau. Diharapkan apa yang telah mereka lakukan bisa dijadikan contoh oleh perusahaan lain untuk dapat melakukan hal yang sama atau bahkan lebih baik lagi. Karena untuk mencapai apa yang mereka raih perlu LEBIH DARI SEKEDAR TAAT.
Jakarta, 3 Desember 2012. Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof. Dr. Boediono bersama Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA menyerahkan Penghargaan Peringkat Hijau dan Emas kepada perusahaan-perusahaan yang telah menunjukan kinerja pengelolaan lingkungannya dengan baik dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) periode 2011 2012.
68
69
70
Diterbitkan Oleh :
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Gedung B Lantai 4 Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24 Jakarta 13410 Telp/Fax: 021-858 0081 Email : sekretariatproper@menlh.go.id