You are on page 1of 2

Karakteristik Aliran Karakteristik aliran (flow characteristic) sebuah control valve adalah hubungan antara bukaan valve (travel)

dengan flow rate pada tekanandrop konstan seperti yang diperlihatkan pada dibawah. Ada 3 karakteristik aliran sebuah valve seperti berikut:

1.

Quick Opening

Bukaan (travel) yang kecil memberikan kenaikan yang besar pada flow rate. Digunakan pada proses yang membutuhkan flow rate seketika dalam jumlah besar seperti safety system dan metering. 2. Linear

Bukaan valve berbanding lurus dengan flow rate. Digunakan pada aplikasi dimana pressure drop pada valve cenderung konstan seperti pada level control dan flow control loop. 3. Equal Percentage Kebalikan dari quick opening bukaan valve yang besar, hanya memberikan penambahan flow rate yang kecil. Digunakan pada proses yang membutuhkan pressure drop yang besar pada valve,

seperti temperature dan pressure control. Dampak kesalahan pemilihan valve dengan karakteristik aliran yang sesuai akan menyebabkan: 1. 2. Gangguan akurasi pada aplikasi metering (untuk jenis flow meter tertentu, seperti: vortex dan turbine. Kontrol proses menjadi tidak stabil.

Valve merupakan peralatan yang harus mengatasi friksi dan inersia untuk menggerakkan stem dan plug pada posisi yang diinginkan. Namun valve tidak dapat secara tepat dispesifikasikan dengan sinyal control. Ketidaksempurnaan ini tidak signifikan karena pengendalian umpan balik merupakan model yang integral mengurangi kelemahan ini.Tetapi jika kekurangan ini dianggap cukup penting, maka sebuah positioner dapat digunakan. Actuator control valve dilengkapi pula dengan positioner. Positioner merupakan pengendali proporsional yang mengatur posisi stem sesuai dengan sinyal control. Positioner digunakan untuk informasi pada posisi umpan balik dan memastikan bahwa katup berada dalam posisi yang benar.Kinerja positioner tergantung pada keakuratan umpan balik posisi dan keterkaitan digunakan.Untuk aplikasi kontrol kritis, keterkaitan perlu lebih akurat dan kuat. Kontrol tekanan umumnya 3 sampai 15 psi, tapi positioner dapat beroperasi sampai dengan 100psi yang memberikan kekuatan yang lebih besar. Actuator digerakkan secara : 1. Pneumatic : menggunakan udara bertekanan untuk membuka tutup valve. Besarnya suplay tekanan pneumatik tergantung dari system, model, dan ukuran control valve itu sendiri (biasanya 20 psig), sedangkan sinyal urnumnya control 3-15 Psig untuk pneumetik dan 4 20 mA untuk elektrik, bila sebuah control valve suplay dan sinyal controlnya pneumatik maka sinyal elekrik harus 4-20 mA harus dirubah ke 3-15 psig sinyal pneumetik oleh suatu konverter I/P. Untuk sebuah actuator pada urnumnya dikalibrasi untuk bergerak saat sinyal pneumetik lebih besar dari 3 psi dan kondisi gerak penuh pada saat sinyal 15 Psig, artinya 3-15 Psig setara dengan 0-100% pergerakan stem valve (strok) .Suatu kombinasi actuator dan valve dibuat untuk menghasilkan control valve fail to close dan control valve fail to open.Kedua kondisi ini diciptakan demi kepentingan proses. Kontruksinya control valve fail open juga disebut air to close, sedangkan fail close disebut juga air to open. 2. Elektrik-hydraulic : menggunakan listrik atau bisa juga manual. Misal MOV (Motor Operated Valve) berhubungan dengan electrical actuator. MOV merupakan valve yang dilengkapi electrical motor dengan system reduction gear. Jadi electrical sinyal dari DCS menggerakkan gear dalam eletric motor untuk membuka atau menutup valve.

You might also like