You are on page 1of 3

Beberapa jenis human papillomavirus (HPV), yang ditransmisikan secara seksual, merupakan penyebab utama kanker serviks dan

rektal. penyebab banyak kematian pada kaum wanita adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Perempuan yang mulai melakukan hubungan seksual sebelum umur 20 tahun, atau yang memiliki banyak pasangan seksual, adalah yang paling beresiko pada infeksi HPV. HPV dapat menyebabkan beberapa kanker pada kepala dan leher. Perlu diketahui bahwa kebanyakan orang yang terinfeksi HPV tidak terkena kanker Virus hepatitis B dan hepatitis C adalah penyebab utama kanker hati di dunia. Virus-virus ini ditransmisikan melalui tranfusi darah, penggunaan obat yang diinjeksi, dan seks tidak terlindungi. Vaksinasi dapat melindungi terhadap hepatitis B, tetapi belum ada vaksin untuk hepatitis C. Virus Epstein-Barr menyebabkan mononucleosis. Orang-orang yang sistem imun nya lemah, ini juga dapat menyebabkan beberapa tipe lymphoma. Orang-orang dengan sistem imun lemah juga dapat beresiko pada suatu kanker yang disebut Kaposis sarcoma bila mereka terinfeksi human herpesvirus 8 (juga dikenal sebagai Kaposi's sarcoma-associated herpesvirus, or KSHV). Di Amerika, infeksi KSHV paling umum pada pria homoseksual. Beberapa prilaku seksual dan reproduktif berhubungan dengan meningkatnya resiko kanker. Human Papiloma Virus, yang disebutkan di atas sebagai salah satu penyebab kanker serviks, adalah suatu penyakit yang ditransmisikan secara seksual. Selain itu, juga terbukti bahwa pria lebih cenderung terkena kanker prostat bila mereka aktif secara seksual pada usia dua puluh dan tiga puluh, umumnya bila mereka sering masturbasi. Ada juga studi yang menyatakan bahwa pria lebih yang cenderung terkena kanker prostat adalah yang memiliki banyak pasangan seksual dan yang memiliki penyakit menular seksual, sedangkan yang kurang beresiko terkena kanker adalah yang aktif secara seksual di umur 50. Beberapa tipe kanker mulut/ kanker oral berhubungan infeksi Human Papiloma Virus (HPV) pada mulut dan kerongkongan. Resiko infeksi nya adalah dari seks oral. Kanker oral kadang disebut kanker kepala dan kanker leher, dan meliputi kanker mulut, bibir, lidah, tonsil, esofagus, laring, nasofaring, dan kelenar tiroid. Penyebab utama kanker mulut ini adalah minuman beralkohol, dan merokok, atau konsumsi tembakau. Adapun peningkatan resiko kanker ovarium dan kanker payudara pada wanita yang tidak pernah melahirkan anak. Pencegahan: 1. Tidak gonta-ganti pasangan seksual Ada 50 organisme yang dapat ditransmisikan melalui hubungan seks, dan sejumlah penyakit yang umum disebabkan akibat gonta-ganti pasangan, antara lain sifilis, herpes genital, klamidia, kencing nanah, HIV/AIDS, trichomoniasis, hepatitis B, kanker serviks, dan kanker prostat. 2. Vaksin. Bagi wanita yang belum pernah berhubungan seks, atau anak-anak perempuan dan laki-laki yang ingin terbentengi dari serangan virus HPV, bisa menjalani vaksinasi HPV.

Vaksin HPV dapat mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18. Dan dapat diberikan mulai dari usia 9-26 tahun, dalam bentuk suntikan sebanyak 3 kali (0-2-6 bulan). Ada dua vaksin HPV yang tersedia yaitu Gardasil dan Cervarix. Kedua vaksin ini menawarkan perlindungan dari beberapa jenis HPV yang paling berbahaya. Gardasil telah disetujui untuk anak perempuan dan wanita usia 9 sampai 26 tahun. Cervarix disetujui untuk anak perempuan dan wanita usia 10 sampai 25 tahun. 3. Screening Bagi wanita yang aktif secara seksual, atau sudah pernah berhubungan seksual, dianjurkan untuk melakukan tes HPV, Pap Smear, atau tes IVA, untuk mendeteksi keberadaan Human Papilloma Virus (HPV), yang merupakan biang keladi dari tercetusnya penyakit kanker serviks. Papsmear merupakan pemeriksaan mikroskopik dari jaringan serviks uteri untuk mendeteksi sel kanker. Ini merupakan suatu tes yang mudah dilakukan, harganya relatif murah, dan dianjurkan dilakukan secara rutin (setahun sekali). Screening kanker prostat dilakukan dengan pemeriksaan rektal digital bersama dengan tes darah, yaitu prostate specific antigen (PSA). Semua pria direkomendasikan untuk melakukan screening ini secara rutin. 4. Menjaga pola makan seimbang dan bergizi, serta menjalani gaya hidup sehat (berolahraga) Dengan menjalani gaya hidup sehat sebenarnya tidak hanya penyakit kanker saja yang bisa dicegah, namun juga berbagai jenis penyakit yang lain 5. Edukasi dan sosialisasi seks yang benar sejak dini. Pendidikan seks atau pendidikan mengenai kesehatan reproduksi (kespro) atau sex education sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak yang sudah beranjak dewasa atau remaja, baik melalui pendidikan formal maupun informal. Ini penting untuk mencegah biasnya pendidikan seks maupun pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja. Materi pendidikan seks bagi para remaja ini terutama ditekankan tentang upaya untuk mengusahakan dan merumuskan perawatan kesehatan seksual dan reproduksi serta menyediakan informasi yang komprehensif termasuk bagi para remaja. Berdasarkan sudut pandang psikologis, pendidikan seksual sangat diperlukan bagi perkembangan remaja, dengan harapan agar remaja tidak memiliki kesalahan persepsi terhadap seksualitas dan tidak terjebak pada perilaku-perilaku yang kurang bertanggungjawab baik dari segi kesehatan maupun psikologis. Pendidikan seks yang dilakukan sejak dini dapat menekan laju angka penderita penyakit kelamin, AIDS dan aborsi yang dilakukan kalangan remaja. Bahkan juga bisa mencegah terjadinya perilaku penyimpangan seks. Materi pendidikan seks tidak perlu ditutup-tutupi, karena akan menjadikan siswa bertambah penasaran dan ingin mencobanya. Namun, perlu juga disertai penjelasan akibat seks itu sendiri.

6. Tidak melakukan hubungan seksual dibawah usia 20 tahun Kematangan seorang wanita yang siap melakukan hubungan sex tidak hanya dilihat dari belum atau sudahnya seorang perempuan mendapatkan menstruasi. Namun lebih kepada kematang organ reproduksi serta kematangan sel - sel mukosa pada kulit bagian dalam rongga tubuh. Idealnya wanita yang telah berusia minimal 20 tahun telah siap secara fisik maupun mental untuk berhubungan sex. Oleh karena itu, bila wanita dibawah 20 tahun telah melakukan hubungan sex maka sel - sel mukosa yang terdapat pada serviks belum matang sehingga rentan terhadap rangsangan dari luar, termasuk zat-zat kimia yang di bawa oleh sperma. Akibatnya, sel mukosa dapat berubah sifat menjadi kanker. 7. Tidak melakukan seks oral Aktivitas seks oral merupakan salah satu cara berpindahnya human papillomavirus (HPV) yaitu virus penyebab terjadinya kanker servik dari servik ke mulut yang bisa menyebabnya munculnya kanker mulut. National Cancer Institute. 2013. Understanding Cancer Series. Available online at http://www.cancer.gov/cancertopics/understandingcancer/environment/AllPages [diakses pada tanggal 8 Mei 2013] Newlands, Carrie. 2013. Can oral sex give you cancer?. Available online at http://www.nhs.uk/Livewell/STIs/Pages/oral-sex-and-cancer.aspx [diakses pada tanggal 8 Mei 2013]

You might also like