You are on page 1of 0

www.rajaebookgratis.

com

Ini Boleh, Itu Tak Boleh, Nak
Mengenalkan batasan bahwa ini tak boleh, itu
boleh, menjadi pagar pengaman buat anak,
sekaligus membuat anak belajar teknik
bertahan hidup yang kelak dibutuhkannya.

Eit Edo jangan pegang-pegang itu, bahaya!"
Bukannya menurut Edo (2 tahun) tetap saja
mengulurkan tangannya ke arah kontak
listrik. Mau tak mau Rani harus mengangkatnya menjauh.

"Dulu Kakaknya, Evan, tidak begitu lho. Kalau diminta tidak, ia men rui.
Kalau Edo, susahnya. Cuek saja atau menangis bila dilarang meslapun saya
sudah mengatakannya den,gan lembut," cerita Rani tentang dua
jagoannya.

Setiap anak, meski lahir dari ibu yang sama, tetap memiliki kepribadian
yang berbeda-beda. Satu mungkin penurut seperti si sulung Evan. Adiknya
bisa jadi cuek tak menganggap serius kecuali Anda sudah panik dan teriak-
teriak. Atau lainnya lagi perlu diangkat dari sumber masalah. Kata Heidy E.
Murkof, meski kepribadian anak berbeda, namun anak tetap memerlukan
pembatasan. Bahwa, ini boleh atau itu tak boleh harus tetap diterapkan
dengan pendekatan berbeda.

Anak Perlu Pembatasan
Salah satu ciri anak usia di bawah tiga tahunan adalah senang menjelajah
ke mana pun yang dilihatnya. Melihat stop kontak di tembok, ia tertarik
mengotak-atik. Merobek-robek buku di atas meja. Naik-naik pagar atau
tangga, dsb. Bahkan, api yang menyala merah pun ingin dijangkaunya.
Seringkali mereka tal dapat mengendalikan dorongan untuk 'merasakan'
dan 'mengetahui ada apa di balik benda tersebut.

Tentu Anda tak akan membiarkan terutama bila itu berbahaya buatnya Dan
sesulit apapun memberitahukar pembatasan, mana yang boleh dan mana
yang tak boleh, tetap harus dilakukan. Pembatasan, kata Murkoff,
merupakan pagar pengaman buat anak, yang akan membuat mereka aman
selama masa penjelajahannya.

Apa saja yang harus dlbatasi? Sebenarnya tergantung pada prioritas setiap
orangtua. Pada beberapa keluarga, tidak boleh main di luar rumah,
munglan merupakan aturan utama. Pada keluarga lain, aturannya munglan
tak boleh tidur terlalu malam, atau makan di ruang keluarga. Atau, tak
boleh menyentuh laci meja ayah dan ibu. Usia anak yang belia bukan
alasan membolehkannya menjambak rambut kakak, atau merobek buku
ibu.

Mengenalkan batasan ini sebenamya adalah teknik untuk bertahan hidup
yang kelak dibutuhkanya. Di sekolah, anak akan menemui aturan tertentu.
Di tempat kerjanya, di tengah masyarakat di mana ia hidup pun dibatasi
oleh berbagai ketentuan. Dengan belajar hidup dalam batasan-batasan
sejak usia dini, akan membantu anak usia 2 tahunan yang penuh ingin tahu
dan sulit dilarang-belajar mengendalikan diri.
www.rajaebookgratis.com


Tak Mudah Diterapkan
Bukan hal mudah menetapkan batasan pada si kecil. Anda akan
dihadapkan pada protes berupa kemarahan, rengekan, tangisan, dsb. Dan,
adakalanya hati Anda runtuh, tak berdaya
oleh rasa iba melihat ekspresi wajahnya.
Akhirnya, larangan jangan coret-coret dinding
pun Anda perbolehkan. "Ah, toh nanti bisa
dicat kembali. Ia akan belum mengerti.

Menurut Murkoff, meskipun tampaknya tak
penting, tetapi bila saat sekarang anak tidak
belajar mematuhi peraturan, kelak ia akan
lebih sulit lagi menghadapi begitu banyak peraturan dalam hidupnya. "Pada
awalnya, peraturan Anda akan banyak ditentang daripada ditaati Tapi
seiring berjalannya waktu anak akan dapat menerima batasan sebagai
hal yang wajar."

Bagaimana agar anak bisa menerimanya pembatasan:
Bila hari ini ia tidak boleh makan sebelum cuci tangan, tapi esoknya ibu
atau ayah cuek saja. Atau, tak, boleh makan permen tapi kalau diberi
kakek atau nenek boleh, maka anak mempelajari bahwa dunia ini
membingungkan. Peraturan itu temyata tak mempunya arti apa-apa. Tanpa
konsistensi, anak pun cenderung mengabaikan batasan yang Anda
terapkan.

Perlu Tindak Lanjut
Anda sudah melarang anak "Jangan lakukan itu nak," tapi si kecil tetap
saja menarik-narik kabel di stop kontak misalnya: membiarkannya terlalu
lama bukanlah disiplin yang efektif. Jadi, Anda perlu bertindak saina keras
dengan ucapan Anda untuk menunjukkan bahwa itu berbahaya. Angkatlah
si kecil sambil katakan "jangan sentuh kabel itu, itu bahaya." Alihkan
perhatian anak pada hal lainya. Pada sebagian besar anak, apa yang tak
terlihat mata akan hilang dari pildranya. Meskipun beberapa anak tetap
mencoba kembali, Anda tetap perlu terus melakukan proses yang sama,
atau jauhkan benda yang herbahaya dari anak.

Batasi Kata Jangan
Orangtua sering mengeluarkan kata "jangan begini, jangan begitu,
jangan..." Sedangkan anak-anak menganggapnya itu yang menantang.
Semakin Anda bilang "jangan" semakin ia tergoda untllk mencoba.

Jangan biarkan ia 'menggoda' Anda. Jika Anda melarangnya
lakukan dengan',serius Selain itu, batasilah kata jangan, gunakan saja
hanya pada situasi yang membahayakan. Terlalu banyak jangan
mehilangkan efektifitas kata ini. Kata jangan akan lebih sedikit bila
lingkungan rumah aman buat anak. Tak ada salahnya, sementara usianya
masih batita, singlarkan pajangan kristal, atau pemak-pemik lain yang bisa
pecah atau membahayakan anak.

Beri Alternatif
Bersamaan kata jangan, beri anak alternatif. Misalnya, "kamu nggak boleh
www.rajaebookgratis.com

memetiki bunga atau daun ini. Kami boleh mencabuti runput liar " Atau,
"Wah, isi laci ibu kok berhamburan di luar Ayo kita masukkan dan rapikan
lagi." Atau, "Jangan corat-coret di dinding nak, di kertas ini saja. Lihat lebih
bagus kan?" Dengan memberi alternatif Anda berpilar positif pada anak.
Bandingkan jika kata-katanya demilaan, "aduh dasar anak. Lihat meja ibu
jadi berantakan nggak karuan." Cara demikian menunjukkan Anda berpikir
negatif, bahwa anak tak kan bisa merapikannya lagi.

Koreksi face to face
Koreksi lebih efektif bila dilakukan berhadapan, face to face. Berteriak
melarang dari ruangan lain bisa jadi diabaikan anak. Lebih baik dekati,
sentuh badannya dan ajak bicara.

Beri Contoh Konkrit
Buat anak peraturan atau batasan itu tak mudah dimengerti. Ia masih
harus belajar mengikuti peraturan. Karena itu, ketika Anda meminta anak
merapikan mainannya, jangan hanya "rapikan mainanmu, kembalikan ke
tempatnya ya," jangan harap anak mengerti maksudnya dengan baik. Anda
harus spesifik bilang, "nanti masukkan mainanmu ke dalam keranjang ya,"
sambil ditunjukan bagaimana cara merapikan mainan dan memasukkannya
ke keranjang mainannya. Bila Anak sudah mengerti Anda bisa
menyerahkanya seperti Anda inginkan, "tolong nanti bereskan lagi
mainannya, masukan ke keranjang." (mia)

You might also like