You are on page 1of 6

SISTEM PENDETEKSIAN KEBAKARAN GEDUNG MELALUI SALURAN TELEPON BERBASIS KOMPUTER

Ramzi Adriman

ABSTRAK

A n tar M ukaP P I 825 5

R a ngkaianS ensor

Inform asi K ebaka ran

Sistem Pendeteksian terhadap bahaya kebakaran saat ini merupakan perlenkapan standar pembangunan dan perencanaan sebuah gedung. Penggunaan sensor dalam pendeteksian bahaya tersebut secara konvensional telah umum digunakan. Penggunaan komputer dan saluran telepon pada sistem ini dapat memberikan informasi bahaya kebakaran lebih awal kepada pengguna, sehingga kebakaran dapat segera ditanggulangi. Metode perancangan sistem pendeteksian kebakaran gedung melalui saluran telepon berbasis komputer ini ialah; pemilihan sensor dan perancangan rangkaian sensor, pengujian dan pembacaan kartu antar muka PPI 8255, serta perancangan dan pengujian perangkat lunak dalam penyampaian informasi melalui saluran telepon. Dengan adanya sistem ini, maka pemilik dapat segera mendapatkan informasi kebakaran gedung secara tepat dan akurat. Key word : sensor suhu LM 335, kartu antarmuka PPI 8255, Telekomnikasi, modem, dan perangkat lunak.

P ersonal K om pu ter

M o dem

T ele ponT u juan

Inform asi S uara

Gambar 1. Skema Perancangan Perangkat Keras Dari skema diatas maka sistem ini dirancang berdasarkan konsep Direct Digital Control ; komputer berperan sebagai kontroler yang mengambil aih semua fungsi kontrol sistem, mulai dari pengiriman data, pemrosesan data, dan menampilkan data. Jika komputer mengalami masalah maka sistem tidak berfungsi. 2.1 Perangkat Keras yang Digunakan 2.1.1 Rangkaian Sensor Sensor yang digunakan untuk pendeteksian kebakaran ini adalah sensor suhu LM335, sensor ini beroperasi pada suhu -60o C sampai 180o . Besarnya tegangan yang akan diperhitungkan pada saat sensor mulai bekerja diatur dengan menggunakan variable resistor, dimana penyetelannya akan menaikkan suhu sebesar 10 mV perderajat. Pada rangkaian digunakan komponen-komponen pendukung kerja sensor, antara lain; penguat operasional LM341 dan regulator tegangan LM7805 untuk menjaga konstan tegangan keluaran dari rangkaian sebesar 5 volt, keluaran rangkaian sensor dihubungkan ke kartu antar muka PPI 8255.
Vcc Vcc R2 10K R1 Vcc 10K IC2 MC78M05CT D1 IN4001 R3 10K 1 VIn GND +5V 3 PC7 7 3 2 IC1 VR2 10K VR1 OUT 1 GND 10K 4 1 5 + LM741 6 +V

1.

PENDAHULUAN

Kebakaran merupakan suatu bencana yang sangat merugikan. Dalam penanggulangannya banyak sekali ditemukan kesulitan, seperti terlambatnya informasi kepada pemilik gedung, akibat pemilik gedung tidak berada di tempat kejadian atau jauh berada di luar gedung, sehingga api akan terus menjalar dan menyebabkan kerugian materi yang cukup besar. Mengacu hal tersebut sudah seharusnya ada penyampaian informasi kebakaran secara dini kepada pemilik gedung. Dalam perkembangan teknologi dewasa ini, saluran telekomunikasi (saluran telepon) dan komputer adalah sarana yang tepat untuk mengerjakan tugas tersebut. Melalui saluran telepon dapat dikirim informasi kepada pengguna, sedangkan komputer mampu membaca informasi awal dari sensor melalui pengantarmukaan serta mengambil keputusan dalam mengatasi permasalahan tersebut. 2. PERANCANGAN

-Vcc

R4 10K

LM335 3

2.1 Perancangan Perangkat Keras Besaran fisik berupa bahaya kebakaran yang ditangkap sensor dalam perancangan dan implementasi sistem ini akan diubah menjadi besaran listrik. Besaran listrik berupa data analog akan diterjemahkan menjadi data digital pada proses pengantarmukaan PPI 8255, proses selanjutnya informasi digital tersebut menjadi input bagi perangkat lunak untuk melakukan keputusan mengaktifkan modem atau tidak. Proses tersebut diperlihatkan pada skema perancangan sistem gambar 1 dibawah:

Gambar 1. Rangkaian sensor suhu LM335 2.1.2 Kartu Antar Muka PPI 8255 Besaran fisik diubah menjadi besaran listrik oleh rangkaian sensor yang terhubungkan dengan kartu antar muka akan dikenal komputer melalui proses inisialisasi dengan cara pengalamatan kartu tersebut pada perangkat lunak. Dengan kata lain besaran listrik yang merupakan hasil keuaran dari rangkaian sensor pada saat sensor aktif sebesar 5 volt akan diterjemahkan oleh kartu antarmuka

PPI 8255 sebagai logika 1 (satu). Kartu antar muka ini memiliki 24 jalur yang dibagi dalam 3 (tiga) port untuk mempermudah pengalamatan dalam proses komunikasi data. Seluruh jalur pada port tersebut dapat digunakan sebagai masukan rangkaian sensor. Mode operasi PPI yang digunakan adalah mode nol, merupakan mode yang paling sederhana dalam penanganan komunikasi data, karena tidak memerlukan sinyal khusus yang menandakan telah terjadi pengiriman data atau belum. 2.1.3 Komputer (Personal Computer) Personal Computer dalam sistem ini merupakan kontrol utama sistem. Dengan perangkat lunak yang dibangun, komputer berperan sebagai kontroler yang mengambil alih semua fungsi kontrol sistem, mulai dari pengiriman data, pengambilan data, pemrosesan data, dan menampilkan data. Sistem dapat bekerja dengan baik bila kemampuan komputer yang digunakan mendukung jumlah alokasi masukan/keluaran sistem yang dirancang dengan menggunakan antar muka ; modem dan kartu antar muka PPI 8255 serta kompatibel dengan pemrograman visual. Maka agar sistem dapat bekerja baik, sistem minimum komputer yang digunakan adalah prosesor 486 DX, memori RAM 32, dan sistem operasi windows 95. 2.1.4 Modem Modem pada sistem ini merupakan piranti antar muka antara komputer dengan saluran telepon, sehingga komunikasi dari sistem menuju telepon tujuan dapat dilakukan. Proses yang dilakukan adalah menghubungi telepon dan memodulasi informasi digital pada komputer dengan informasi pembawa kepada telepon tujuan menjadi informasi analog, sehingga informasi tersebut dapat sampai kepada pengguna. Sebagai antar muka antara komputer dan saluran telepon, modem melakukan komunikasi dengan komputer. Komunikasi tersebut berupa pertukaran informasi antar komputer dan modem, pada sistem ini ada 2 (dua) hal pertukaran informasi antara antara komputer dan modem yaitu; komputer menghubungi pesawat telepon, dan komputer mengakhiri komunikasi dengan modem. Pertukaran informasi dalam proses menghubungi pesawat telepon lewat modem adalah yaitu; modem menyatakan dirinya siap berkomunikasi dengan sinyal DTR (Data Terminal Ready). Setelah menerima sinyal DTR, modem akan mengangkat handset untuk menghubungkan dirinya dengan sentral telepon, selesai melakukan ini modem mengirimkan sinyal DSR (Modem/DCE Ready). DTE (Data Terminal Equipment) mengirimkan RTS (Request to Send)sebagai tanda akan mengirimkan data. Sinyal RTS ini di jawab dengan CTS (Clear to Send) menandakan modem siap menerima kiriman data. Berikutnya DTE mengirim perintah ke modem untuk menghubungi nomor telepon, perintah ini berupa teks ATDTXXXXXX, AT adalah awalan perintah untuk modem, DT singkatan dai Dial Tone, artinya nomor telepon dikirim dengan sinyal DTMF (tone dialing) dan XXXXXX adalah nomor telepon yang akan

dihubungi. Menerima perintah tersebut, modem akan menghubungi nomor telepon yang dimaksud, setelah terjadi hubungan dengan telepon yang diminta, modem memberitahukan hal ini dengan sinyal DCD (Data Carrier Detect). Komunikasi selanjutnya dilakukan lewat jalur TD (Transmitted Data) dan RD (Received Data). Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar 2 berikut:

Gambar 2. Menghubungi Telepon Lain Lewat Modem Pada gambar 3 merupakan diagram pertukaran sinyal DTE dan DCE (Modem) dalam proses DTE menerima panggilan lewat modem, atau proses komputer menerima panggilan telepon, proses tersebut yaitu; diawali dengan DCE mengirim sinyal RI (Ring Indicator), setelah telepon yang terhubung ke modem berdering. Menerima sinyal RI, DTE membalas dengan sinyal DTR (Data Terminal Ready) menyatakan DTE siap melayani panggilan telepon. Setelah menerima sinyal DTR, modem akan mengangkat handset telepon untuk menghubungkan dirinya dengan pesawat telepon pemanggil, selesai melakukan ini modem mengirim sinyal DSR (DCE Ready). Setelah modem menerima sinyal jawaban dari pesawat telepon pemanggil modem mengirim sinyal DCD (Data Carrier Detect). Pasangan sinyal RTS dan CTS dipakai untuk mengatur arah data yang dikomunikasikan melalui modem yang hanya bisa melakukan komunikasi half-duplex (komunikasi dua arah tapi secara bergantian), pada modem yang bisa melakukan komunikasi full-duplex (komunikasi dua arah sepenuhnya) sinyal RTS di-nol-kan. Menerima sinyal RTS modem akan membalas dengan sinyal CTS. Sampai disini sudah siap diselenggarakan komunikasi antar 2 (dua) DTE lewat bantuan sepasang DCE (Modem). Komunikasi antar dua komputer selainjutnya dilakukan lewat jalur TD dan RD.

Gambar 3 Menerima Panggilan lewat Modem

Proses yang penting lainnya dalam penelitian ini adalah mengakhiri komunikasi dengan modem, proses tersebut ditandai dengan DCE menyatakan dirinya siap berkomunikai dengan sinyal DTR (Data Terminal Ready). Menerima sinyal DTR, modem akan mengangkat handset telepon untuk menghubungkan dirinya dengan sentral telepon, selesai melakukan ini modem mengirim sinyal DSR (DCE Ready). DTE mengirimkan sinyal RTS sebagai tanda akan mengirimkan data. Sinyal RTS ini di jawab dengan CTS menandakan modem siap menerima kiriman data. Berikutnya DTE mengirim perintah ke modem untuk menghubungi nomor pesawat telepon, perintah ini berupa teks ATDT5024585, AT adalah awalan perintah untuk modem, DT singkatan dari Dial Tone, artinya nomor telepon dikirim dengan sinyal DTMF (tone dialing) dan 5024585 adalah nomor pesawat telepon yang akan dihubungi. Menerima perintah tersebut, modem akan menghubungi nomor telepon yang dimaksud, setelah terjadi hubungan dengan pesawat telepon yang diminta, modem memberitahukan hal ini dengan sinyal DCD. Komunikasi antar dua komputer selanjutnya dilakukan lewat jalur TD dan RD. Komunikasi ini diakhiri dengan cara DTE menghentikan sinyal DTR (DTR=1). Mengetahui Data Terminal tidak lagi melanjutkan komunikasi, modem pun menghentikan komunikasi dengan cara membuat DSR dan DCD menjadi 1. Proses tersebut dapat dilihat pada gambar 4 berikut :

Pada program dial digunakan library Tapi32.dll yang merupakan file sharing pada sistem operasi windows untuk menginisialisasi modem dan menjalankan proses dial kepada telepon tujuan. Diagram alur gambar 5, perangkat lunak yang dirancang merupakan sistem tepat waktu, proses akan terus berulang kecuali proses dihentikan. Proses inisialisasi dan pengalamatan antar muka dapat dilihat pada gambar 6. Setelah kartu antar muka PPI 8255 dan modem diinisialisasikan, maka pengguna harus menentukan nomor telepon yang dihubungi bila terdeteksi kebakaran. Proses yang dijalankan pada saat ini adalah proses menulis pada data (NoTelp.Txt). Jika sensor aktif, akan dibaca data masukan pin pada port kartu antar muka PPI 8255, menerjemahkan data tersebut untuk menghubungi telepon tujuan, dan loging data waktu dan titik kejadian juga tercatat. Diagram alur pada gambar 7 menjelaskan proses perangkat lunak untuk menghubungi telepon. Nomor telepon yang dihubungi merupakan proses membaca pada data (NoTelp.txt). Proses pengiriman sinyal suara melalui telepon akan dieksekusi bila pengguna memutuskan hubungan saat dihubungi sistem, namun segera kembali menghubungi setelahnya. 2.2.1 Card Parameter Komunikasi Dengan Ppi Interface

Gambar 4 Mengakhiri Komunikasi dengan Modem

2.2 Perancangan Perangkat Lunak Pada program utama, sistem menjalankan fungsi kontrol tepat waktu (real time) ; sistem bekerja tidak tergantung pada batas kemampuan kecepatan kerja suatu komputer, tapi bekerja sesuai dengan waktu yang dibutuhkan ataupun yang diinginkan. Sistem akan bekerja secara terus menerus dalam selang waktu tertentu sampai ada suatu proses yang menghentikannya. Dalam proses ini perangkat lunak bekerja secara terus menerus sampai proses kerja sistem dihentikan. Hal lainnya yang di proses pada program utama ialah inisialisasi modem, inisialisisasi kartu antar muka PPI 8255, membaca data yang masuk dari rangkaian sensor pada pin-pin kartu antar muka PPI 8255, menulis dan membaca data yang dibutuhkan sistem, mengolah data tersebut dengan mengirim data suara sebagai informasi dan mengeksekusi program dial.

Dalam melakukan hubungannya dengan antar muka, perangkat lunak yang digunakan adalah Visual C++ 6.0 harus mengetahui jenis antar muka yang digunakan dan alokasi alamat masukan/keluaran yang digunakan oleh antar muka tersebut. Alamat masukan/keluaran pada PPI terdiri dari 4 alamat yaitu masing-masing satu alamat bagi port A,B dan C serta satu alamat bagi register kontrol PPI. Masing-masing alamat pada port A, B dan C digunakan sebagai jalur transportasi data, sedangkan register kontrol berfungsi untuk menentukan status port -port PPI yang akan dipakai apakah sebagai masukan ataupun keluaran dari komputer. Penentuan status port pada PPI dilakukan dengan cara mengirimkan nilai status port ke alamat yang telah dialokasikan bagi register kontrol. Pada penelitian ini alokasi alamat yang dipakai dalam pengoperasian PPI 8255 adalah 300H303H. 300H untuk port A, 301H untuk port B, 302 H untuk port C. Jalur komunikasi yang digunakan adalah komunikasi dua arah dengan masing-masing lebar data 8 bit, sehingga keseluruhan port dapat digunakan sebagai masukan data dari rangkaian Sensor/Transduser ke Komputer. Penentuan status port -port tersebut yaitu dengan mengirimkan nilai 89H atau 10001001b kealamat 303H.

Start
Start

Inisialisasi Modem dan PPI

Control Register = (0x303, 0x9b) SinyalA= _inp(0x300) SinyalB= _inp(0x301) SinyalC= _inp(0x302) Tapi Inisialize =lineinisialize Mp_line,Mp_wave = NULL Autoline to modem

While not

Phone Number To Set (fprintf (phone.txt)

Sinyal A,B= Kebakaran Sinyal C = Pilihan Lainnya


If := Sensor aktif

Exit
Y

PPI Set sinyal data

Gambar 6. Diagram alur inisialisasi

Tanda=0 Data=

Start

Dial Prog Inisialisasi modem dengan library Tapi32.dll

Titikapi= FPrintf (peristiwa.tx

Nresult = String Myfile, IsiFile = String (Phone.Txt)

Break Line Call Conected from HP ? N Open MyFile (*.txt) Add Item Isifile Nresult := TapimakeCall (Isifile) Y

SinyalA =1, Mp_wave load (PA0.wav)

Enable Dial

Exit

Exit

Gambar 7. Diagram alur program dial Gambar 5. Diagram alur sistem

2.2.2

Komunikasi Dengan Interface. Visual C++ telah menyediakan fungsi untuk melakukan komunikasi dengan interface. Fungsi-fungsi tersebut yaitu _outp(alamat Masukan/keluaran, nilai keluaran) untuk keluaran data dan _inp(alamat masukan/keluaran) untuk masukan data ke komputer. Kedua fungsi ini diatur oleh file header <Conio.h>. Format nilai data masukan dan keluaran adalah desimal. Jika format nilai lain ingin memakai fungsi ini, maka nilai tersebut harus disesuaikan dengan nilai desimal. Pembuatan perangkat lunak ini, komunikasi dengan kartu antar muka PPI 8255 dengan A,B, dan C sebagai input dengan pemrograman Visual C++ dapat dilihat pada tabel 1: Tabel 1 Pemakaian fungsi Visual C++ untuk komunikasi dengan interface PPI 8255
Fungsi Visual C++ _outp(0x303,0x9b) Nilaimasukan = _inp(0x300) Nilaimasukan = _inp(0x301) Nilaimasukan = _inp(0x302) Keterangan Register Kontrol Port A,B, dan C masukan Port A. Port B. Port C.

Gambar 8 Tampilan User Interface

Inisialisasi device hardware modem telah disediakan pada pemrograman visual C++ dengan Tfxlineinisialize yang memanfaatkan fungsi tapi pada sistem operasi. Fungsi ini diatur dalam file header <tcall.h>. 2.2.3 Implementasi Kontrol Sistem dalam perangkat lunak Semua proses yang terdapat pada sistem pengontrolan ini dilakukan secara secara tepat waktu. Visual C++ menyediakan fungsi khusus yang dinamakan dengan fungsi WM_TIMER. Dalam pembuatan perangkat lunak ini setiap proses yang meliputi penentuan nilai kontrol, pengolahan data, penyajian informasi, dan dokumentasi sistem dibuat dalam fungsi WM_TIMER ini. Dengan fungsi WM_TIMER ini juga menentukan aktifitas kontrol meliputi menjalankan, menunda, menghentikan, dan mengulang proses. Fungsi yang digunakan untuk mengaktifkan fungsi WM_TIMER adalah fungsi SetTimer, sedangkan fungsi untuk menghentikan proses pada WM_TIMER adalah fungsi KillTimer. Dalam pemrograman ini juga digunakan fungsi ShellExecute yang digunakan untuk mengeksekusi program yang dihasilkan pemrograman dengan menggunakan Visual basic 6.0. 2.2.4 Perancangan Tampilan User Interface Adapun bentuk tampilan user interface yang dihasilkan dari bahasa pemrograman Visual C++ dapat dilihat pada gambar 8 dibawah ini

2.2.4.1 Fungsi Kontrol Pada Tampilan Tampilan yang diperlihatkan pada gambar 8 memiliki fungsi kontrol masing-masing. Pada tombol (Button) Peristiwa, data Informasi berisikan Data Logging kejadian yang tersimpan dalam file notepad. Isi data tersebut antara lain waktu, tanggal dan jenis peristiwa (kejadian). Untuk menjalankannya digunakan perintah fprintf pada pemrograman Visual C++ 6.0. Adapun bentuknya dapat dilihat pada gambar 9 berikut.

Gambar 9 Data Loging Peristiwa Edit Box pada tampilan merupakan input data nomor telepon yang dituju pengguna. Button set berfungsi menyimpan data nomor telepon pada edit box ke file NoTelp.txt, yang akan dibaca pada sub program dial sebagai nomor telepon tujuan. Button reset bila difungsikan mereset kembali software yang secara otomatis mengosongkan kembali data pada file NoTelp.txt. 2.2.5 Perancangan Sub Program Perangkat lunak bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0 untuk mengaktifkan program Phonedialer dan menghubungi nomor telepon pengguna.

Komunikasi dengan saluran telepon pada Visual Basic 6.0 memanfaatkan library Tapi32.dll yang ada pada windows 95 atau windows 98. Tapi berfungsi sebagai antar muka antara modem dan aplikasi perangkat lunak yang dibuat, menghubungi modem dan menghubungkannya dengan saluran telepon ke tujuan. Servis yang digunakan adalah TapiRequestMakeCall& Lib Tapi32.dll, servis ini merupakan servis yang paling sederhana pada penggunaan fungsi Tapi. 3. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Informasi yang terdeteksi oleh sensor berupa besaran fisik diubah sensor menjadi besaran listrik. Data tersebut disampaikan ke komputer dengan menggunakan antar muka, melalui jalur data yang ada pada kartu antar muka PPI 8255. 2. Informasi kebakaran yang terdeteksi oleh sensor langsung disampaikan secara cepat, tepat dan akurat kepada pengguna melalui saluran telepon, dengan sistem komunikasi dua arah half duplex. 3. Dengan menggunakan perangkat lunak , data dari kartu antar muka diproses dan diinformasikan komputer dalam bentuk audio (suara) kepada telepon pengguna, dalam hal ini modem digunakan sebagai antar muka antara saluran telepon dan komputer. 4. REFERENSI

[1] Stuart Bennet, Real Time Computer, Prentice Hall, London, 1994 [2] Peter D.Lawrence,Real Time Microprosesor System Design. McGraw-Hill, Montreal. [3] Wolfgang Link, Pengukuran, Pengendalian, dan Pengaturan PC, Praktek Otomasi Dengan Pengaturan Numerik, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 1993 [4] Rizal Rizkiawan, Tutorial Perancangan Hardware 2. PT Elex Media Komputindo, Jakarta 1997. [5] William David Coopar, Instrumentasi elektronik dan Teknik pengukuran , Edisi ke-2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993. [6] Graham Langley ,Prinsip Dasar Telekomunikasi, Pengenalan Berbagai Aspek Telekomunikasi dari Analog Hingga Digital Mutakhir , PT Multimedia Jakarta, 1998. [7] Jonatahan Lucas, Dharma Wirawan, Ody Sudharta, Sie Hin, , Perancangan Sistem Kontrol Pendeteksian Pengamanan Dini Kebakaran Berbasis Personal Komputer, Laporan teknis berkala Vol.6, No.10, Desember 1995.

You might also like