You are on page 1of 74

PENGARUH SIKAP ILMIAH SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI BANGUN RUANG SISWA KELAS VIII SMP NEGERI

16 SEMARANG
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Duri Dyah Purwaningsih NIM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

ABSTRAK Duri Dyah Purwaningsih. Pengaruh Sikap Ilmiah Siswa Terhadap Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang . Skripsi. Program Pendidikan Matematika Transfer, Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang.

Matematika merupakan dasar pelajaran yang lain, tetapi justru matematika merupakan pelajaran yang kurang diminati oleh siswa, dalam belajar pun siswa lebih banyak pasif, sehingga sikap ilmiah siswa kurang bisa berkembang, yang berakibat pada hasil belajar siswa yang cenderung menurun. Begitu pula di SMP Negeri 16 Semarang terkadang sikap ilmiah siswa menunjukkan kurang kearah positif, sehingga guru matematika selalu berusaha untuk mengembangkan metode pembelajaran guna meningkatkan sikap ilmiah siswa, yang berdampak kepada hasil belajar siswa. Pernyataan tersebut menarik peneliti untuk mengambil permasalahan adakah pengaruh sikap ilmiah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang materi bangun ruang sisi lengkung. Tujuan penelitian ingin mengetahui adakah pengaruh sikap ilmiah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang. Mafaat penelitian bagi peneliti menambah pengetahuan dalam pembelajaran matematika khususnya mengembangkan sikap ilmiah, melatih peneliti untuk berfikir kritis, dan sebagai bahan pertimbangani guru agar lebih memperhatikan sikap ilmiah siswa. Populasi yang diambil adalaha kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang, dengan sampel penelitian sebanyak 42 siswa kelas VIII D. Varibel penelitian variabel bebas (X) sikap Ilmiah dan variabel terikat (Y) hasil belajar. Teknik pengumpulan data sikap ilmiah dengan menggunakan angket dan lembar observasi. Data hasil belajar menggunakan tes. Analisis datanya menggunakan regresi linier sederhana, yang dihitung dengan menggunakan SPSS. Setelah diuji keberartian koefisien regresi dan kelinieran model regresi di dapat pengaruh sikap ilmiah (X) terhadap hasil belajar (Y), sesuai dengan = 0,109 + 0,138 X . Untuk pengujian koefisien keberartian persamaan regresi Y regresi diperoleh t hitung 5,177 diatas t tabel yaitu 2,02, maka Ho ditolak yang artinya koefisien regresi signifikan. Uji kelinieran diperoleh F hit 26,801 diatas Ftabel 4,08, dan signifikan 0,00 <0,05, maka Ho ditolak yang artinya ada hubungan secara linier sikap iliah dan hasil belajar. Jadi dapat dismpulkan ada pengaruh sikap ilmiah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 semarang. Kesimpulan ada perngaruh sikap imiah siswa terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang. Sikap ilmiah merupakan salah satu faktor dari dalam diri individu yang mempengaruhi hasil belajar.Saran-saran yang disampaikan peneliti agar guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap ilmiah, guru dapat memilih pembelajaran yang lebih baik, serta siswa lebih berusaha mengembangkan sikap ilmiah yang dimiliki, sehingga hasil belajar lebih baik.

ii

MOTTO

Sesungguhnya Sesudah Kesukaran Ada Kemudahan (Q. S Al Insyirah; 7). Jika kau melangkah ingin raih permatamu dan dalam langkahmu berhadapan dengan jurang, maka terjanglah jurang itu sebenarnya jurang adalah bukan penghalang melainkan ketakutan diri sendiri. ( John Chammbell). Jika ingin Sukses maka langgarlah rasa ketakutanmu. (Albert Einsten). Kekuasaan dimasa depan adalah kekuatan pikiran. ( Sir Winston Chruchill).

PERSEMBAHAN
Kupersembahkantugasakhirinisebagaihadiahkasihsayangkukepada: Bapak,ibu,danadikku(SaridanYusuf),alm(mbahkung,mbahuti, mbahRaswat,mbahSuskakung),mbahKusnidanmbahSusputri tercinta. Sahabatku(Nina,Yuli,Thia,Tuti,Ariani,Yani,Peni,temantemanBatari, temantemanPPLSMP16Semarang,Diah,Adisti(alm),danAan,). SandiZagianata Almamaterku.

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr. wb. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karenaNya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Adapun maksud dan tujuan dari penulis adalah sebagai prasarat dalam mendapatkan gelar strata satu pada program studi Pendidikan Matematika Transfer Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang. Dalam penyelesaian laporan ini penulis tak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. DR. H. Sudijono Sastroadmojo, M,Si Rektor Universitas Negeri Semarang 2. Drs. Kasmadi Imam S.,M.S Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang. 3. Drs. Supriyono, M.Si Ketua Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang. 4. Drs.Wardono, M.Si . Dosen Pembimbing I. 5. Dra. Endang Retno Winarti, M.Pd Dosen Pembimbing II. 6. Drs. Sutrisno, S.Pd, M.M Kepala Sekolah SMP Negeri 16 Semarang. 7. Sudarno S. Pd Guru pengampu pelajaran matematika . 8. Siswa kelas VIII ( D dan F) SMP Negeri 16 Semarang. 9. Bapak dan ibu, serta adikku tersayang yang mencurahkan kasih sayang. 10. Teman-teman Pendidikan Matematika Transfer.

iv

11. Dan berbagai pihak yang tak mungkin disebutkan satu persatu. Semoga semua pihak mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahunan dan semua pihak. Wassalamu alaikum wr. wb.

Semarang, Januari 2007 Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i ABSTRAK .........................................................................................................ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................iii KATA PENGANTAR .......................................................................................iv DAFTAR ISI ......................................................................................................vi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................ix DAFTAR TABEL ..............................................................................................x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1 B. Rumusan Masalah........................................................................2 C. Tujuan Penelitian..........................................................................3 D. Manfaat Penelitian........................................................................3 E. Penegasan Istilah ..........................................................................4 F. Sistematika Penulisan ..................................................................5 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTEIS A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar ................................................................. 6 2. Hasil Belajar..........................................................................10 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ...................10 4. Pengertian Sikap Ilmiah ........................................................14 5. Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung

vi

a. Tabung ............................................................... 18 b. Kerucut .............................................................. 21 B. C. Kerangka Berfikir ....................................................................... 24 Hipotesis ..................................................................................... 25

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Populasi dan sampel ..................................................................... 26 B. Variabel penelitian........................................................................ 27 C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 27 D. Metode penyusunan perangkat ..................................................... 28 E. Penskoran instrumen untuk pengambilan data a. Penskoran angket dan lembar observasi........................ 28 b. Penskoran Hasil belajar ................................................. 29 F. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen 1. Reliabilitas .................................................................. 29 2. Validitas...................................................................... 30 3. Taraf Kesukaran ......................................................... 31 4. Daya Beda................................................................... 31 G. Analisis Data 1. Uji Normalitas.............................................................. 34 2. Regresi ......................................................................... 34 BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian............................................................................. 41 B. Pembahasan .................................................................................. 47

vii

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................... 50 B. Saran ............................................................................................. 50 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 51 LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 53

viii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Uji Normalitas ................................................................................ 53 Lampiran 2. Kisi-kisi ......................................................................................... 54 Lampiran 3. Soal Tes .......................................................................................... 60 Lampiran 4. Angket ............................................................................................ 63 Lampiran 5. Lembar Observasi........................................................................... 68 Lampiran 6. Hasil Uji Coba ................................................................................ 72 Lampiran 7. Keterangan Hasil Uji Coba Yang Dipakai ..................................... 75 Lampiran 8. Hasil Eksperimen ........................................................................... 77 Lampiran 9. Kunci tes ......................................................................................... 81 Lampiran 10 Rata-rata Sikap Ilmiah ................................................................... 88 Lampiran 11 Nilai Hasil tes ................................................................................ 89 Lampiran 12. Perhitungan Regresi...................................................................... 90 Lampiran 13. Nama siswa................................................................................... 92 Lampiran 14. Surat Penelitian ............................................................................ 93

ix

DAFTAR TABEL

1. Tabel Chi Kuadrat ......................................................................................... 98 2. Tabel t ........................................................................................................... 99 3. Tabel F .......................................................................................................... 100

BAB I PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul Pelajaran matematika merupakan dasar dari pelajaran-pelajaran yang lain, seperti ekonomi, bahasa Indonesia, sejarah, olahraga dan lain-lain. Hal ini dikarenakan dalam penerapannya, pelajaran-pelajaran tersebut sering

menggunakan unsur matematika, seperti bilangan, nilai hitung dan sebagainya. C. F. Gauss juga menyatakan demikan bahwa matematika adalah ratu dari ilmu dan aritmatika adalah ratu dari matematika (Husein Tampomas, 2002: 209). Bahkan sejak usia dini pun orang tua sudah mengenalkan bilangan kepada anaknya. Misalnya belajar menghafalkan bilangan satu sampai dengan sepuluh. Menurut pakar psikologi anak J. Champbell (2004) menyatakan bahwa pelajaran matematika dapat menggali potensi anak. Menurut Sapari (2005), pandangan siswa secara umum mengenai pelajaran matematika, bahwa matematika merupakan pelajaran yang susah dimengerti dan kurang diminati. Hal inilah yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa, walaupun disisi lain ada sebagian siswa menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang mudah dimengerti dan mengasyikkan, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Perasaan kurang minat dan susah mengerti akan pelajaran matematika yang dialami oleh siswa, dikarenakan anggapan siswa terhadap pelajaran

matematika dengan rumus yang cukup beragam dan rumit, serta kurangnya rasa keingintahuan dan kurang kritisnya siswa dalam mempelajari matematika. Ini mengakibatkan siswa pasif dalam belajar matematika. Kurangnya rasa ingin tahu dan krekritisan yang terdapat dalam diri siswa, dan kecenderungan siswa belajar hanya dengan menghafal rumus saja tanpa mengetahui darimana rumus tersebut diperoleh, serta sikap siswa yang terkadang kurang jujur dalam belajar, ini kurang bisa mendorong sikap ilmiah siswa kearah positif. Menurut Ardhana dan Willis yang dikutib oleh Rica Rahim (2006), hasil belajar siswa ditentukan oleh beberapa faktor. Diantaranya faktor yang dimaksud adalah faktor dari dalam individu (sikap ilmiah) dan faktor dari luar individu ( yang berupa tersedianya bahan ajar yang memberi kemudahan bagi individu untuk mempelajari, serta serta gaya belajar). SMP Negeri 16 Semarang merupakan Sekolah Menengah Pertama yang beralamat di Jalan Raya Ngaliyan. Di SMP Negeri 16 Semarang Berdasarkan cerita guru matematika kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang permasalahan diatas masih sering terjadi. Sikap ilmiah siswa masih menunjukkan kurang kearah positif seperti siswa terkadang masih menunggu perintah dari guru, kurang disertai rasa keingintahuan, dan kekritisan siswa dalam belajar matematika. Siswapun terkadang kurang jujur kepada guru, sehingga kurang adanya keluwesan dalam kegiatan belajar. Hasil belajar yang diperoleh oleh siswa masih kurang dengan nilai rata-ratanya adalah 64. Guru pun setelah diadakannya penelitian pada pembelajaran matematika materi bangun ruang sisi lengkung mencoba menggunakan alat peraga untuk mengembangkan

sikap ilmiah siswa, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan meningkat. Dari latar belakang inilah penulis merasa perlukan mengadakan sebuah penelitian di SMP Negeri 16 Semarang dan mengambil judul Apakah ada pengaruh sikap Ilmiah siswa terhadap hasil belajar pada materi bangun ruang siswa SMP Negeri 16 Semarang Kelas VIII?.

B. Rumusan Masalah Bardasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh sikap Ilmiah siswa terhadap hasil belajar pada materi bangun ruang siswa SMP Negeri 16 Semarang Kelas VIII?

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh sikap ilmiah siswa terhadap hasil belajar matematika pada materi bangun ruang siswa SMP Negeri 16 Semarang kelas VIII .

D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti a. Menambah pengetahuan khususnya dalam pembelajaran Matematika, guna meningkatkan sikap ilmiah

b. Melatih peneliti guna berfikir kritis dalam belajar matematika dan pada KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar ). 2. Bagi guru Guru dapat menjadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan sikap ilmiah khususnya dalam belajar matematika. 3. Bagi Siswa Siswa dapat mengembangkan sikap ilmiahnya terutama dalam belajar matematika.

E. Penegasan Istilah 1) Sikap Ilmiah Sikap ilmiah merupakan perbuatan yang berdasarkan pada

pendirian/pendapat/ keyakinan . Dalam penelitian ini sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap atau perbuatan siswa berdasarkan keyakinan, pendapat dalam pelajaran matematika yang diditunjukkan dalam angket dan lembar observasi.

2) Hasil belajar Hasil belajar matematika merupakan kemampuan seseorang untuk mempelajari matematika yang diperoleh secara maksimal, ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes materi bangun ruang sisi lengkung.

F. Sistematika Skirpsi Secara garis besar skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Bagian awal berisi halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto, dan persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar lampiran. Bagian isi terdiri atas lima bab yaitu pendahuluan, landasan teori dan hipotesis, metode penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan penutup. Bab I pendahuluan. Pendahuluan ini berisi alasan pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, penegasan istilah , dan sistematika skipsi. Bab II landasan teori dan hipotesis, dalam bab ini berisi mengenai kajian untuk menjawab permasalahan secara teoritis seperti pengertian belajar, hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, pengertian sikap dan sikap ilmiah, kerangka berfikir, dan perumusan hipotesis yang akan diuji. Bab III metode penelitian, dalam metode penelitian ini berisi mengenai populasi dan sampel, variabel penelitian, metode pengumpulan data, metode penyusunan perangkat, penskoran instrumen untuk pengambilan data, analisis hasil uji coba dan analisis data. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini meliputi hasil penelitian yang telah dianalisis beserta pembahasan yang dilakukan. Bab V penutup. Penutup yang berisi mengenai kesimpulan apa yang diperoleh selama penelitian dan saran-saran.

Bagian akhir, pada bagian akhir penulisan skripsi ini adalah daftar pustaka dan lampiran-lampiran berupa instrumen-instrumen, perhitungan statistik, dan surat ijin penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian, atau ilmu, berlatih dan berubah tingkah laku ( KBBI, 2002 : 35). Menurut Anni, Catharina Tri ( 2004: 24), disebutkan bahwa pengertian dari belajar adalah proses tingkah laku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dikerjakan. Menurut Sugandi, Achmad ( 2004: 10), dalam teori humanistik, belajar merupakan kebebasan untuk memperoleh sesuatu sesuai dengan minat dan kemampuannya. Sehingga belajar bertujuan memanusiakan manusia, sehingga dalam teori ini menyebutkan bahwa anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang mampu mengaktualisasikan dirinya dengan lingkungan dan pengalaman . Menurut Edmund ( 2005: 1-2), berpendapat bahwa belajar merupakan bagian dari proses untuk memaksimalkan bakat yang dimiliki oleh seseorang. Bagian dari proses yang dimaksud Edmund disini adalah perolehan pengetahuan dan pengalaman. Jadi belajar yang dimaksudkan oleh Edmund tersebut merupakan proses perolehan pengetahuan dan pengalaman guna mengembangkan bakat yang dimiliki oleh seseorang. Proses perolehan ini pun tidak dapat secara langsung melainkan secara bertahap.

Menurut Natawijaja (1979 : 9), belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang. Perubahan tersebut dapat terjadi dalam bidang, keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan atau appresiasi. Belajar juga merupakan perubahan tingkah laku manusia (individu) yang terjadi secara sadar dan disengaja. Perubahan tingkah laku ini bersifat permanen, dan bukan hasil dari kematangan, keadaan sementera, atau kelelahan. Jadi belajar merupakan proses perubahan tingkah laku untuk memperoleh kepandaian dari sesuatu yang telah dikerjakan. Prinsip-prinsip belajar menurut Dimyati dan Mudjiono ( 1994) adalah: a. Perhatian Dan Motivasi Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Bahkan menurut Gagne dan Berliner (1984), tanpa adanya perhatian tidak ada belajar. Perhatian akan timbul pada siswa jika bahan ajar sesuai dengan kebutuhannya. Motivasi merupakan tenaga penggerak untuk mengarahkan ke aktivitas sesorang. Motivasi dapat bersifat internal ( yang datang dari diri sendiri) dan bersifat eksternal ( datang dari orang lain: guru, orangtua dan sebagainya). Motivasi juga dibedakan motif intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sedang motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada di luar perbuatan yang dilakukan, akan tetapi hanya sebagai penyerta saja.

b. Keaktifan Siswa Menurut teori kognitif belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang diterimadan tidak sekedar menyimpannya saja. Dalam teori ini anak yang memilki sifat aktif, konstruktif, mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu mencari dan menemukan fakta dan menggunakan pengetahuannya yang diperoleh. Dalam setiap kegiatan belajar selalu menampakkan keaktifan siswa. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari bentuk fisik sampai kegiatan psikis yang diamati. c. Keterlibatan langsung/ berpengalaman Sesuatu hal apabila siswa melakukan sendiri akan memberi hasil belajar yang lebih mendalam, karena dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekadar mengamati tetapi harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Keterlibatan siswa didalam belajar tidak diartikan dengan keterlibatan fisik semata melainkan adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan dalam kegiatan kognitif dalam

pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai saat mengadakan latihan dalam pembentukan keterampilan.

10

d. Pengulangan Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan dikemukakan oleh teori psikologi Daya, dimana belajar melatih daya-daya yang ada pada manusia, yang terdiri atas daya mengamat, menganggap, mengingat, menghayal, merasakan, berfikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Teori yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme. Berangakat dari salah satu hukum belajar law of exercise oleh Thorndike, mengemukakan bahwa belajar merupakan pembentukan

hubungan antara stimulus dan respon, dengan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respon benar. Psikologi Conditioning yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari koneksionisme juga menekankan pentingnya pengulangan dalam belajar. Pada koneksionisme belajar adalah pembentukan hubungan stimulus dan respons, maka pada psikologi conditioning respons akan timbul bukan saja oleh stimulus , tetapi stimulus yang dikondisikan Pengulangan dalam belajar dari ketiga teori tersebut tujuannya dilakukan untuk melatih daya-daya tujuan yang berbeda, seperti melatih daya jiwa, membentuk respon yang benar, serta membentuk kebiasaankebiasaan. Walau kita tidak dapat

11

menerima bahwa belajar adalah pengulangan seperti yang dikemukakan ketiga teori tersebut, karena tidak dapat dipakai untuk menerangkan semua bentuk belajar, namun prinsip pengulangan masih relevan sebagai dasar pembelajaran. Dalam belajar masih diperlukan pengulangan/latihan. Metode drill dan stereotyping adalah bentuk belajar yang menerapkan prinsip pengulangan. e. Tantangan Tantangan yang dihadapi oleh siswa dalam belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa turut menemukan konsepkonsep, prinsip, dan generalisasi akan menyebabkan siswa

berusaha mencari dan menemukan suatu konsep-konsep dari prinsip dan generalisasi tersebut. f. Balikan dan Penguatan Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan ditekankan pada teori belajar Operant Condition , bahwa kondisi adalah stimulusnya, maka kondisi diperkuat dengan responnya. Kunci dari teori ini adalah law of effect. Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil

12

yang baik.

Hasil yang baik akan merupakan balikan yang

menyenagkan dan berpengaruh baik. g. Perbedaan Individual Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedan itu terdapat pada karateristiknya psikis, kepribadian sifat-sifatnya. Perbedaan individu berpengaruh terhadap cara dan hasil belajar. Karena adanya perbedaan individu perlu diperhatikan guru dalam upaya pembelajaran. 2. Hasil Belajar Hasil belajar berasal dari dua kata hasil dan belajar. Untuk hasil sendiri artinya sesuatu yang diadakan, atau juga akibat dari sesuatu, sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku, atau berusaha memperoleh kepandaian ( KBBI, 2002). Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang sebagai proses belajar, ataupun merupakan penguasaan pengetahuan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan guru. Jadi yang dimaksudkan adalah nilai tes matematika yang diberikan guru sebagai hasil penguasaan pengetahuan dan keterampilan. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut psikologi pendidikan yaitu Gagne dalam bukunya Condition Of Learning yang dikutip Natawidjaja, Rochman ( 1979), bahwa kondisi belajar sangat mempengaruhi perbuatan belajar, diantaranya : a. Kondisi belajar intern

13

1. Kematangan Belajar Kematangan belajar ini sangat berhubungan dengan kondisi biologis anak, misalnya anak yang ada dalam masa pertumbuhan belum tiba pada suatu tahap untuk belajar sesuatu, jangan dipaksakan untuk mempelajarinya, karena ini akan sukar untuk anak dalam menerimanya. 2. Belajar untuk belajar, Belajar untuk belajar merupakan suatu kegiatan untuk mempelajari sesuatu, dimana sebelumnya telah menguasai dasar-dasar kemampuan maka daya yang ada didalam diri kita akan lebih mendorong untuk lebih cepat belajar. Jadi nampak jelas suatu kegiatan yang diperhadapkan kepada siswa, dikarenakan adanya daya belajar-untuk-belajar maka kecepatan mengerjakan soal lain yang sejenis akan meningkat. 3. Kemampuan belajar Kemampuan belajar ini dapat mengetahui adanya anak yang belajarnya cepat, belajarnya sedang maupun lambat dengan adanya abilitas belajar maka anak dapat

memecahkan masalah. 4. Kumpulan presepsi dan pengertian dasar, Kumpulan presepsi dalam belajar berasal dari kumpulan pengalaman anak dalam belajar yang tidak hilang,

14

kumpulan presepsi ini sering disebut pra-kemampuan. Prakemampuan ini adalah dasar anak untuk mempelajar sesuatu pengalaman yang baru. b. Kondisi belajar ekstern 1. Kontiguitas, Kontiguitas merupakan unsur yang mempengaruhi belajar, dengan peristiwa yang terjadi hampir serentak antara rangsangan ( stimuli) dan respon. Prinsip kontiguitas ini didasarkan apada alat peraga, misalnya peta, gambar, model, dan sebagainya. Prinsip kontiguitas ini

menunjukkan bahwa belajar dengan alat akan jauh lebih berhasil dibandingkan belajar tanpa alat. 2. Latihan Latihan merupakan pengulangan respon sewaktu adanya stimuli. Mengulang hubungan stimulirespon maksudnya membuat apa yang dipelajari akan bertahan lama, sebaliknya latihan mengulang secara lama akan

menimbulkan kebosanan. 3. Penguatan, Penguatan merupakan unsur yang penting dalam belajar, misalnya dengan pujian, dan pemberian hadiah. Respon yang dihargai cenderung diulang pada situasi tertentu, sedang respon yang tidak diberi penghargaan cenderung

15

untuk tidak diulang. Jadi pemberian penghargaan dalam proses belajar sangat penting guna keberhasilan belajar. Menurut Ardhana dan Willis yang dikutip oleh Rica Rahim(2006), bahwa hasil belajar dipengaruhi beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya faktor dari dalam individu yang berupa sikap ilmiah, dan faktor dari luar individu yang berupa bahan ajar dan gaya belajar siswa. Proses belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1994: 228), yaitu kegiatan yang dialami siswa dan dihayati oleh siswa sendiri. Kegiatan atau proses belajar ini terpengaruh oleh sikap, motivasi, konsentrasi, mengolah, menyimpan, menggali, dan unjuk berprestasi. Sesudah belajar merupakan tahap unjuk prestasi hasil belajar. Proses belajar merupakan kegiatan mental mengolah bahan belajar atau pengalaman belajar yang lain.

Mudzakir, Ahmad dan Joko Sutrisno (1996), Agar memperoleh hasil yang diingikan secara baik dalam proses belajar, perlu menerapkan prinsip psikologi, dengan mengakui adanya perbedaan-perbedaan individual yang dimiliki setiap individu. Perbedaan-perbedaan itu meliputi kecerdasan, bakat, minat, sikap, harapan dan aspek kepribadian lainnya, sehingga perbedaan ini memberi pengaruh bagi hasil belajar.

Mudzakir, Ahmad dan Joko Sutrisno (1996: 155), berpendapat mengenai faktor-faktor penyebab kesulitan belajar digolongkan menjadi dua, yaitu

16

a. Faktor Intern ( faktor dari diri manusia), meliputi : 1. Faktor fisiologi 2. Faktor psikologi b. Faktor Ekstern (faktor dari luar manusia), meliputi : 1. Faktor-faktor non sosial 2. Faktor- faktor sosial Menurut Anonim (1989 :155), hasil belajar yang akan dicapai siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : 1. Faktor Internal yaitu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang berasal dari dalam diri siswa yang sedang belajar. Faktorfaktor tersebut adalah : a. Kondisi Fisiologis Kondisi fisiologis merupakan kondisi fisik seseorang yang meliputi panca indra terutama pengelihatan dan

pendengarann, keutuhan tubuh serta keadaan jasmani. b. Kondisi psikologis Beberapa kondisi psikologis yang utama, yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar, yaitu : 1. Kecerdasan Kecerdasan berperan bersar dalam keberhasilan belajar. Orang cerdas akan cepat menguasai pelajaran dibanding dengan orang yang kurang

17

cerdas

meskipun

fasilitas

dan

waktu

yang

digunakan untuk mempelajari materi sama. 2. Bakat Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat yang dimiliki akan memperbesar kemungkinan berhasilnya belajar. 3. Minat Minat seseorang terhadap sesuatu akan untuk

berpengaruh menggelutinya. 4. Motivasi

terhadap

kesungguhan

Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak didalam diri seseorang demi mencapai tujuan tertentu yang sudah menjadi aktif pada saat melaksanakan suatu perbuatan. Motivasi ada dua macam, yaitu : a. Motivasi Intrinsik Motivasi ini merupakan motivasi yang timbul dan dalam diri sendiri yang tidak dipengaruhi oleh sesuatu diluar dirinya. b. Motivi Ekstrinsik

18

Motivasi ini merupakan motivasi yang timbul dalam dari seseorang, karena

pengaruh rangsangan luar. 5. Emosi Keadaan emosi yang labil, seperti mudah marah, mudah tersinggung, tertekan, merasa tidak aman, dapat mengganggu keberhasilan belajar. 6. Kemampuan kognitif Kemampuan penalaran kognitif yang adalah oleh kemampuan seseorang

dimiliki

kemampuan penalaran yang tinggi memungkinkan seseorang dapat belajar lebih baik. Kemampuan kognitif akan berkembang baik jika seseorang melakukan tindak belajar. 2. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar, faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut : a. Faktor lingkungan 1. Lingkungan alami yaitu kondisi alam yang dapat berpengaruh terhadap proses hasil belajar. Lingkungan alami antara lain: suhu udara, kelembapan, musim, serta kejadian alam yang ada.

19

2. Lingkungan sosial, baik yang berupa manusia maupun yang lainnya yang langsung berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Lingkungan sosial yang

dimaksud adalah tempat tinggal siswa yakni rumah orang tua atau dipondok pesantren. b. Faktor instrumental Faktor instrumental merupakan faktor yang adanya dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan sehingga dapat dimanipulasi. Faktor instrumental antara lain : 1. Kurikulum yang mantap. 2. Program pendidikan yang telah dimiliki dalam suatu kegiatan yang jelas, akan memudahkan siswa dalam merencanakan tersebut. 3. Guru/tenaga pengajar. Jumlah dan kualitas guru dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. 4. Sarana dan prasarana. Keadaan gedung atau tempat belajar siswa yang nyaman akan memperlancar kegiatan pembelajaran, sehingga akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang diharapkan. 4. Pengertian Sikap Ilmiah dan mempersiapkan untuk program

20

Menurut Gagne dan Briggs, yang dikutip Annie, Catharina Tri (2004 : 25) mengklasifikasikan tujuan pembelajaran ke dalam lima kategori adalah : kemahiran intelektual ( intelectual skill ), strategi kognitif ( cognitif strategies ), informasi verbal ( verbal information ), kemahiran motorik ( motor sklills), dan sikap ( attitudes). Sikap menurut Gagne ini adalah suatu kondisi yang internal. Sikap mempengaruhi pilihan untuk bertindak. Kecenderungan untuk memilih obyek terdapat pada diri pembelajar , bukan kinerja yang spesifik. Sikap juga merupakan kemampuan internal yang berperan dalam

mengambil tindakan. Dimana tindakan yang akan dipilih, tergantung pada sikapnya terhadap penilaian akan untung atau rugi, baik atau buruk, memuaskan atau tidak, dari suatu tindakan yang dilakukannya. Sikap merupakan kecenderungan pembelajaran untuk memilih sesuatu. Efek sikap ini dapat diamati dalam reaksi pembelajar ( positif atau negatif). Sikap juga merupakan salah satu dari enam faktor yang memotivasi belajar. Sikap dalam hal ini adalah suatu kombinasi, informasi, dan emosi yang dihasilkan di dalam predisposisi untuk merespon orang, kelompok, gagasan, peristiwa, atau obyek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku dan belajar siswa, karena sikap itu membantu siswa dalam merasakan dunianya dan memberikan pedoman kepada prilaku yang dapat membantu dalam

21

menjelaskan dunianya. Sikap juga membantu seseorang merasa aman di suatu lingkungannya yang pada mulanya tampak asing. Sikap akan memberikan pedoman dan peluang kepada seseorang untuk mereaksikan secara lebih otomatis. Sikap akan membuat kehidupan lebih sederhana dan membebaskan seseorang dalam mengatasi unsurunsur kepada kehidupannya sehari-hari yang bersifat unik. Sikap merupakan produk dari kegiatan belajar. Sikap diperoleh melalui proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi, perilaku peran ( guru-murid, orang tua-anak). Karena sikap itu dipelajari, sikap juga dapat dimodivikasi dan diubah. Pengalaman baru secara konstan mempengaruhi sikap, membuat sikap berubah, intensif, lemah, ataupun sebaliknya. Sikap merupakan proses yang dinamik, sehingga media, dan kehidupan seseorang akan mempengaruhinya. Sikap dapat membantu personal karena berkaitan dengan harga diri yang positif, atau dapat juga merusak personal karena adanya intensitas perasaan gagal. Sikap berada disetiap orang sepanjang waktu dan secara konstan sikap memepengaruhi prilaku dan belajar. Biasanya pengalaman belajar baru merupakan kegiatan yang banyak mengandung resiko karena kadang-kadang tidak menentu. Dan dari sikap tersebut siswa dapat membuat penilaian mengenai guru, mata pelajaran, situasi pembelajaran, dan harapan personalnya untuk sukses.

22

S. Karim A. Karhami ( 2005), berpendapat bahwa sikap juga merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak (tendency to behave). Menurut R. T White (1988), wilayah attitude mencakup juga wilayah kognitif, anak dapat membatasi atau mempermudah untuk menerapkan suatu keterampilan dan pengetahuan yang dikuasainya. Anak juga berusaha untuk memahami suatu konsep, jika dia tidak memiliki kemauan untuk itu. Menurut Yul, Iskandar ( 2004 : 9) Sikap adalah sebuah trait yang selain aktif mempelajarinya, tetapi telah ditampilkan dengan perubahan tingkah laku yang sesuai. Biasanya sikap memerlukan bakat, minat, dan aktif yang merubah perilaku. Sikap pada umumnya merupakan hasil dari learning dan praktis dan pula hasil dari perpaduan berbagai trait dan ability. Sikap Ilmiah menurut Mulyono, Anton yang dikutip oleh Suyitno, Amin (1997: 2), sikap yang disiapkan bertindak untuk perbuatan yang berdasarkan pada pendirian/ pendapat/keyakinan. Sedangkan Menurut Allen Ledward yang dikutip Suyitno, Amin adalah An attitude as degree of positive or negatif affect associated with some pychological objects. Dimana Sikap berkaitan dengan obyek yang disertai dengan perasaan posititif ( favourable) atau perasaan negatif ( unfavorable). Jadi sikap ilmiah adalah Scientific attitude ( Sikap keilmuan).

23

Kurniadi (1988) dikutip dari pendapat M. O. Edward yang merumuskan perilaku kreatif sikap ilmiah dari kata-kata ide ( gagasan ) berikut : I : Imagination ( imajinasi ). D : Data ( Fakta ). E : Evaluation ( evaliuasi ). A : Action ( tindakan ). Seorang yang kreatif adalah seseorang yang mampu mengumpulkan data, berimajinasi dalam aksinya juga membuat evaluasi. Didalam jurnal yang ditulis oleh S. Karim A. Karhami (2005), sikap ilmiah yang cenderung dikembangkan di berbagai sekolah adalah : a. Curiosity ( Sikap ingin tahu) Ditandai dengan tingginya minat siswa. Di sini anak juga sering mencoba pengalaman-pengalaman baru. Curiosity sering diawali dengan pengajuan pertanyaan . b. Flekxibility ( Sikap luwes) Sikap anak dalam memahami konsep baru, pengalaman baru, sesuai dengan kemampuannya tanpa ada kesulitan. Dan biasanya pemahaman ini berlangsung secara bertahap. c. Critical reflektion (sikap kritis) Kebiasaan anak untuk merenung dan mengkaji kembali kegiatan yang sudah dilakukan. d. Sikap Jujur Kejujuran siswa kepada diri sendiri dan orang lain dalam

24

menyelesaikan atau mencoba pengalaman yang baru. Menurut Renzuli yang dikutip oleh Supriyadi, (1994: 224), siswa yang mempunyai sikap ilmiah yang tinggi akan memiliki kelancaran dalam berfikir sehingga siswa akan termotivasi untuk selalu berprestasi dan memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai keberhasilan dan keunggulan. 5. Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung ( Luas Permukaan Kerucut dan Tabung) a. Tabung Nugroho ( 2004: 55) menyatakan bahwa tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua lingkaran kongruen yang berhadapan sejajar, dan titik pada kedua lingkaran yang bersesuaian saling dihubungkan dengan garis lurus. Terdiri dari sisi bawah ( alas), sisi atas ( tutup), selimut. Alas dan tutup berbentuk lingkaran yang kongruen, sedangkan selimut berbentuk persegi panjang. Gambar tabung beserta jaring-jaringnya A B 2r

t C O D

OD = Jari-jari alas tabung CD = Diameter alas tabung AC = BD = Tinggi

25

r = jari-jari lingkaran pada tabung Tampomas ( 2002 :17) menyatakan bahwa selimut tabung adalah bidang lengkung yang terdapat pada tabung. Sugiyono Cholik (2004: 101-107), untuk mencari rumus luas permukaan tabung adalah sebagai berikut panjang selimut tabung = keliling lingkaran = 2 r Lebar selimut tabung = tinggi tabung Luas selimut tabung = luas persegi panjang =pxl = (2 r ) t = 2 rt Luas lingkaran = r
2

Jadi Luas seluruh permukaan tabung dapat di peroleh = Luas sisi alas + luas sisi atas + luas selimut

= r 2 + r 2 + 2 rt = 2 ( r 2 ) + 2 rt = 2 r ( r + t )
Contoh Soal 1. Sebuah tabung, alasnya yang berbentuk lingkaran mempunyai diameter 42 satuan dan tinggi 20 satuan Hitunglah : a) b) c) Penyelesaian: luas lingkaran luas selimut tabung luas permukaan tabung

26

Diketahui : d = 42 satuan, jadi r = 21 satuan t = 20 satuan a) Luas lingkaran = r r =

22 212 7

= 1386 satuan luas Jadi luas lingkaran adalah 1386 satuan luas b) Luas selimut =
2 r t

= 2

22 21 20 7

= 2640 satuan luas Jadi luas selimut tabungnya adalah 2640 satuan luas c) Luas permukaan tabung = luas selimut + luas atap + luas alas = luas selimut + 2 ( luas lingkaran) , ( karena atap dan alas berbentuk lingkaran, ) = 2640 + 2 (1386) = 5412 satuan luas Jadi luas permukaan tabungnya adalah 5412 satuan luas

2. Suatu tabung yang mempunyai tinggi 24 cm dan jari-jari alasnya adalah 11 cm hitunglah luas permukaan tabung? Penyelesaian: Diketahui:
t = 24cm, r = 11cm

Ditanya luas permukaan tabung? Jawab: Luas permukaan = 2rt + r 2 + r 2


2 = 2 rt + 2 r

= 2r (r + t ) = 2 3,14 11(11 + 24)

27

= 2417, 8 cm2 Jadi luas permukaan tabungnya adalah 2417, 8 cm2

3. Jika sebuah drum minyak tanah yang mempunyai tinggi 250 cm dan jarijari alasnya 49 cm ( drum tersebut tanpa tutup ). Tentukan luas permukaan tabung? Penyelesaian: Diketahui :
t = 250cm, r = 49cm

Ditanya Luas permukaan? Jawab : Luas permukaan drum = 2rt + r 2 = r (r + 2t ) =


22 49(49 + 2 250) 7

= 84546 cm2 Jadi luas permukaan drum adalah 84546 cm2

b.

Kerucut T A

B B Gambar Kerucut beserta jaring-jaringnya

28

Husein Tampomas (2002:18), kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh bidang lengkung dan bidang dasar yang berbentuk lingkaran. Kerucut terdiri atas selimut yang merupakan sebuah juring lingkaran dan lingkaran sebagai alas.

29

TB = TA = s pada gambar merupakan garis pelukis (jari-jari pada juring lingkaran). Sedangkan jari-jari pada alas adalah r.

Tampomas (2002: 41), untuk mencari rumus luas permukaan Kerucut adalah sebagai berikut: 1. Mencari Selimut kerucut Selimut kerucut ditentukan dengan perbandingan luas juring dan perbandingan panjang busur.
2 s 360 0 (s merupakan jari - jari pada juring TAA' ) panjang busur AA' = keliling lingkaran pada alas = 2 r panjang busur AA' pada gambar =

360 0

2 s = 2 r s = r = r s

360 0

360
0

r 360 0 s

30

Maka untuk luas selimut dapat diperoleh : 2. Luas Permukaan Kerucut Luas sisi kerucut = Luas Selimut + Luas Alas = r 2 + rs = r (r + s) Jadi rumus luas permukaan kerucut adalah r ( r + s ) Contoh Soal :

Luas selimut kerucut = Luas Juring TAA' 360 r 3600 =s s 2 3600 r = s 2 s = rs 1. Sebuah kerucut mempunyai panjang jari-jari alasnya adalah 7 cm dan
tingginya 24 cm. Hitunglah : Luas permukaan kerucut ! Penyelesaian : Diketahui :
t = 24cm, r = 7cm

s 2

Untuk mencari garis pelukisnya dapat dilakukan dengan cara


s = r 2 + t 2 = 7 2 + 24 2 = 25 cm

Ditanya Luas permukaan kerucut? Jawab :

31

Luas permukaan kerucut

= r 2 + rs = r (r + s) = 22 7(7 + 25) 7

= 704 cm2 Jadi luas permukaan kerucut adalah 704 cm2

B. Kerangka Berfikir

Sikap merupakan kemampuan internal yang berperan

dalam mengambil

tindakan. Tindakan dalam hal ini adalah mengekspresikan sesuatu keterampilan yang berupa kreativitas. Sikap yang terjadi pada siswa adalah merupakan penilaian terhadap pada guru, mata pelajaran maupun kondisi belajar, sikap yang terjadi pada mata pelajaran ini dapat mengevaluasi untuk menguangkan ide, ataupun kekritisan dalam bentuk sikap ilmiah. Sikap ilmiah dalam belajar ini dapat mempengaruhi siswa ataupun sebaliknya. Jadi sikap ilmiah yang dimiliki oleh siswa akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam belajar matematika, baik berupa positif maupun berupa negatif. Minat Curiosity Luwes Kritis

Sikap Ilmiah siswa

Hasil Belajar Siswa

32

C.

Hipotesis

Dari kerangka berfikir diatas dapat dibuat hipotesis penelitian yaitu, Ada pengaruh sikap Ilmiah siswa terhadap hasil belajar pada materi bangun ruang siswa SMP Negeri 16 Semarang Kelas VIII

BAB III METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

1) Populasi Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 16 Semarang, sebanyak 252 orang siswa, yang terbagi menjadi 6 kelas, dengan perincian sebagai berikut: Kelas A sebanyak 42 siswa Kelas B sebanyak 42 siswa Kelas C sebanyak 42 siswa Kelas D sebanyak 42 siswa Kelas E sebanyak 42 siswa Kelas F sebanyak 42 siswa 2) Sampel Sampel diambil dari populasi dengan teknik random sampling, dengan mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel bukan siswa secara individual melainkan siswa yang terhimpun dalam kelas. Hal ini dilakukan karena di dalam SMP Negeri 16 Semarang tidak mengenal kelas unggulan atau favorit, maka setiap unit populasi berpeluang sama untuk dipilih. Data diasumsikan homogen. Asumsi ini didasarkan pada ciri relatif sama yang dimiliki populasi antara lain:

33

34

a. Siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama. b.Mendapatkan waktu pembelajaran yang sama. c. Guru yang mengajarnya pun sama. Peneliti mengambil sampel untuk kelas ujicoba satu kelas, sebanyak 42 siswa, yaitu kelas F. Untuk kelas eksperimen peneliti menggunakan satu kelas yaitu kelas D, dengan banyaknya siswa 42 siswa.
B. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu konsep yang memiliki nilai ganda atau dengan perkataan lain suatu faktor yang diukur akan menghasilkan skor yang bervariasi. Adapun jenis variabel dilihat peranannya adalah variabel bebas dan variabel terikat.( Riyanto, Yatim, 1996: 9-11) Dalam hal ini variabel bebas (X) adalah sikap ilmiah siswa SMP kelas VIII, sedangkan variabel terikat (Y) adalah Hasil belajar SMP kelas VIII pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang.
C. Metode Pengumpulan Data

Dalam hal ini ada beberapa metode yang digunakan peneliti guna memperoleh data antara lain : 1) Sikap ilmiah Untuk memperoleh data mengenai sikap ilmiah siswa peneliti mengambil data melalui observasi dan angket. Peneliti

menggunakan dua cara tersebut agar kelemahan antara angket dan

35

observasi saling menutupi, untuk memperoleh data yang lebih baik. Pengukurannya menggunakan skala rating dalam bentuk kuantitas . Adapun lembar angket dan lembar observasi dapat dilihat di lampiran 4 halaman 62 untuk angket, dan lampiran 5 halaman 68 untuk lembar observasi. 2) Hasil belajar Hasil belajar matematika tentang materi bangun ruang yang diukur dengan menggunakan tes. Adapun lembar soal tesnya terdapat pada lampiran 3 halaman 60
D. Metode Penyusunan Perangkat Penelitian

Ada beberapa penyusunan instrumen yang baik : a. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, penentuan variabel. b. Penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan skala. c. Penyuntingan, melengkapi dengan pedoman mengerjakan, surat pengantar, kunci jawaban, dan lain-lain yang perlu. d. Uji Coba e. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban, peninjauan saran-saran. f. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik dengan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu ujicoba.
E. Penskoran Instrumen Untuk Pengambilan Data

1. Penskoran Angket dan Lembar Observasi

36

Dalam penskoran angket dan observasi peneliti menggunakan interval 1-5. Khusus untuk angket didalam penskorannya antara positif dan negatif berbeda, untuk aturan yang positif penskoran

multiplecoicenya adalah : a (1 ), b(2), c(3), d(4), e(5), sedangkan untuk aturan yang negatif penskoran multiplecoicenya adalah : a (5 ), b(4), c(3), d(2), e(1). Lembar observasi didalam penskorannya berbeda dengan angket, sesuai dengan item penilaiannya. Untuk item penilaian a (5), b (4), c (3), d (2), e (1). Skor sikap ilmiah siswa dapat diperoleh dengan jumlah skor angket ditambah dengan skor angket dibagi dua. 2. Penskoran hasil belajar Dalam mencari data hasil belajar peneliti menggunakan tes. Penskoran yang digunakan didalam tes adalah untuk jawaban yang salah maka akan mendapat skor 0, sedangkan jawaban yang benar mendapat skor 1, dan dalam pengolahan nilai yang diperoleh siswa dari tes hasil belajar matematika materi tentang bangun ruang, dapat diperoleh dengan :
N = b x2 3

Keterangan : b : jumlah jawaban betul. Untuk hasil belajar siswa ini nilai tertinggi siswa menunjukan nilai 10 dan nilai terendah 0.

37

F. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

1. Reliabilitas Sebelum mengadakan penelitian peneliti terlebih dahulu

mengadakan uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui reliabilitas dan validitas soal. Untuk mengukur reliabilitas angket dan observasi menurut Arikunto (1996 :180-196) yang menggunakan skala rating, dalam pengujiannya menggunakan rumus alpha.

ST 2 S i2 n r11 = ST 2 n 1

Sedangkan untuk tes yang digunakan adalah rumus KR-20, karena dalam tes ini skornya berupa dikotomi (0-1).

11 = (

n ST 2 pq )( ) n 1 ST 2

Menurut Triton (2006) kreteria yang dipakai dalam menentukan ada tidaknya reliabel pada soal dapat dianalisis dengan cara mengkonsultasikan r11 (r hitung) nilai alpha. Dengan ketentuan tingkat Reliabiltas nilai Alpha adalah :
0,00 r 0,20 : Kurang Reliabel 0,20 < r 0,40 : Agak Reliabel 0,40 < r 0,60 : Cukup Reliabel 0,60 < r 0,80 : Reliabel 0,80 < r 1,00 : Sangat Reliabel 2. Validitas Butir

38

Arikunto

(2003

:158-174),

dalam

perhitungan

untuk

menentukan validitas butir menggunakan dengan rumus product moment.

rXY =

N XY ( X )( Y ) {N X 2 ( X ) 2 }{N Y 2 ( Y ) 2

dengan kreteria yang dipakai untuk mengetahui validitas adalah:

rxy > rtabel , maka akan valid


3. Taraf Kesukaran Dalam menguji coba selain untuk mengetahui reliabilitas dan validitas instrumen, khusus untuk tes dilakukan analisis soal terlebih dahulu untuk mengetahui taraf kesukaran dan daya pembeda. Menurut Arikunto (2002 : 210), taraf kesukaran ini digunakan untuk mengetahui apakah soal tersebut terlalu mudah ataupun sukar , dengan rumus:

P=

B JS

Keterangan : P = Indeks kesukaran. B = Banyakanya siswa yang menjawab dengan betul. JS = Jumlah seluruh Siswa peserta tes. Dengan ketentuan indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut : Soal dengan 0,0 P 0,3 adalah Sukar

39

Soal dengan 0,3 < P 0,7 adalah Sedang. Soal dengan 0,7 < P 1 adalah Mudah 4. Daya Beda Daya beda menurut Arikunto (2002 :218), untuk mengetahui

apakah siswa tersebut pandai ataupun tidak. Cara menentukan daya pembeda ini terlebih dahulu membagi kelompok kecil dan kelompok kurang. kemudian ditentukan dengan rumus :
D= B A BB JA JB

Keterangan : D JA JB BA BB = Indeks Daya Pembeda. = Banyaknya peserta kelompok atas. = Banyaknya peserta kelompok bawah. = Banyaknya peserta kelompok atas menjawab benar. = Banyaknya peserta kelompok bawah menjawab benar.

Klasifikasi daya pembedanya adalah :


0 ,00 D 0 , 20 : Jelek 0 , 20 < D 0 , 40 : Cukup 0 , 40 < D 0 ,70 : Baik 0 ,70 < D 1,00 : Baik Sekali

I. Hasil uji coba tes Dari tes yang di ujicobakan dengan 20 soal, diperoleh: a) Daya Pembeda .

40

Dari daya beda diperoleh soal yang mempunyai kualitas jelek adalah no 3, 5, 10, 14, 16, 18, sedangkan yang mempunyai kualitas baik adalah 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 17, 19, dan 20. b) Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran ini diperoleh soal yang mudah no 1, 2, 9, 15, soal yang mempunyai tingkatan sedang adalah no 3, 4, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 17, 19, dan 20, sedangkan yang tingkatan sukar adalah 3, 5, 10, 14, 16, dan 18. c) Reliabilitas Reliabilitas yang diperoleh 0,8 yang

dibandingkan dengan r tabel product moment 0,308, dimana 0,8 > 0,308 jadi soal ini reliabel. d) Validitas Dalam perhitungan validitas ini diperoleh bahwa soal yang tidak valid adalah 3, 5, 10, 14, 16, 18, sedang yang valid adalah 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 17, 19, dan 20. Jadi dapat diperoleh kesimpulan soal yang tidak dipakai adalah 3, 5, 10, 16, 18, dan yang dipakai 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 17, 19, dan 20, dan untuk no 14 direvisi dan soalnya untuk digunakan dalam penelitian.

41

Instrument tes yang dipakai pada penelitian terdapat pada lampiran 7 halaman 75 II. Hasil uji coba angket. Angket yang diujikan ada 30 soal, dari angket ini koefisien reliabilitasnya 0,9336 dan dibandingkan dengan r tabel adalah 0,308, maka reliabel sedangakan untuk yang tidak valid hanya ada 1 yaitu no 26. dan yang lain valid. Jadi yang terpakai hanya no 26. Perhitungan hasil uji coba angket halaman 73-74. Keterangan Angket terdapat pada lampiran 7 halaman 75.

G. Analisis Data

1. Uji Normalitas Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu menguji Normalitas. Uji Normalitas ini dilakukan agar pengujian hipotesis dan pembuatan selang kepercayaan dapat dilakukan. Untuk Normalitas peneliti menggunakan chi-kuadrat, dengan rumus sebagai berikut:

2 =
i =1

(Oi Ei ) 2 Ei

Untuk keterangan :

42

2 = harga Chi-kuadrat
Oi = Frekuensi hasil pengamatan Ei = Frekuensi yang diharapkan.
Perhitungan ini dikonsultasikan dengan

tabel

, jika

harga 2

hitung

2 tabel dengan taraf signifikansi 5% berarti berasal dari

populasi yang berdistribusi normal. (Sudjana 1992 : 273). 2. Analisis Regresi. Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat (Y) dengan variabel bebas (X)., maka untuk mengetahui adakah pengaruh antara sikap ilmiah terhadap hasil belajar, didalam hal ini peneliti menggunakan regresi linier sederhana. Pengolahan data di atas menggunakan program SPSS. Menurut Sudjana (1996 : 312), model persamaan regresi linier sederhana adalah :
= a + bX Y

Keterangan : Y = Hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang. X = Sikap ilmiah siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang. Menurut R.K. Sembiring (1989: 40-51), dari model persamaan regresinya dapat diperoleh dengan : y i xi

( yi )( xi )
, dan

b=

n ( xi )2 2 xi n

43

a=

yi xi b n n

a. Uji Korelasi Uji korelasi ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua variabel ( sikap ilmiah dengan hasil belajar) ada hubungan atau tidak.. Hipotesis: Ho : Tidak ada hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang. Ha : Ada hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang.

Menurut Sudjana (1996:379-380), untuk mengetahui apakah antara dua variabel ada hubungan yang independen atau tidak, maka diperlukan pengujian independen, dan hipotesis yang harus diuji adalah:

Ho : 0 H1 : 0 Taraf kepercayaan yang dipakai adalah = 5% . Untuk pengujian diatas, jika sampel acak berdistribusi normal bervariabel dua itu berkuran n dan memiliki koefisien korelasi r, maka mengunakan statistik t.

44

Untuk kreteria yang dipakai, hipotesis akan diterima jika


t
1 (1 ) 2

<t <t

1 (1 ) 2

, dimana distribusi t mempunyai dk = (n 2).

Atau menurut Sudjana (1996 :368-369), garis linier yang terbaik untuk sekumpulan data berbentuk linier, derajat hubungannya akan dinyatakan dengan r dan sering disebut koefisien korelasi. Dengan rumus r adalah:
rXY = N XY ( X )( Y )

{N X 2 ( X ) 2 }{N Y 2 ( Y ) 2

Dan rumus t adalah:


t= r n 1 1 r2

b. Uji Keberartian koefisien regresi Ho : Koefisien regresi tidak berarti H1 : Koefisien regresi berarti Dengan pengambilan kepercayaan adalah 5 % Menurut Sudjana (2003 :18) dalam penelitian ingin mengetahui apakah koefisien regresi berarti ataukah tidak, maka pengujiannya menggunakan statistik F yang dibentuk oleh perbandingan dua KT. Dalam pengujiannya kreteria yang dipakai untuk menolak

hipotesis adalah Fhit F(1 )(1,n 2) .

45

Untuk perhitungan statistik Fhit =

2 S reg 2 S sis

, dan selanjutnya dengan

distribusi F beserta tabelnya dengan dk pembilang satu dan penyebut (n 2). c. Uji kelinieran model regresi Menurut Sudjana (2003 : 18) uji kelinieran regresi ini dilakukan untuk mengetahui apakah model linier yang dipakai cocok ataukah tidak Dalam hal ini hipotesis yang dipakai adalah: Ho : Koefisien regresi tidak linier H1 : Koefisien regresi linier. Untuk tingkat kepercayaan yang dipakai adalah 5%. Pengujian ini membandingkan pula dua KT dengan statistik yang dipakai adalah staistik F. Untuk kreterianya adalah tolak hipotesis model regresi linier jika Fhit F(1 )( k 2,n k ) . Perhitungan statististiknya adalah Fhit = digunakan distribusi F beserta
2 S TC , yang selanjutnya 2 SG

tabelnya

dengan

dk

pembilangnya adalah (k-2) dan dk penyebutnya adalah ( n-k ).

46

Dengan tabel analisis varian adalah Sumber


Variasi Total Regresi(a) JK (Jumlah Kuadrat) Dk (derajat kebebasan) KT F hitung

Yi 2

Yi 2
1

( Yi )2
n JK reg = JK (b / a)
JK res = Yi Y

( Yi )2
n S S
2 reg

Regresi(b/a)

= JK (b / a)

2 S reg 2 S res

Residu

2 res

Yi Y = n2

n-2

Tuna cocok

JK(TC)

2 S TC =

JK (TC ) k 2 JK (E ) nk

k-2
2 STC S e2

kekeliruan

JK(E)

S e2 =

n-k

Tingkat kepercayaan yang dipakai dalam pengujian regresi ini peneliti menggunakan = 5% . Untuk pengolahannya peneliti menggunakan SPSS 10. Menurut Triton ( 2005:117-132) dalam pengolahan yang menggunakan SPSS dilakukan dengan langkah sebagai berikut: (1.) Ketik data dalam data editor SPSS (2.) Untuk menlakukan analisis klik Analyze (3.) Klik Regression (4.) Klik Linier

47

(5.) Pindahkan variabel yang akan dianalisis, seperti variabel Y untuk


Dependent dalam hal ini adalah hasil belajar, dan variabel X

untuk Independent adalah sikap ilmiah siswa. (6.) Untuk Case Label diabaikan, karena tidak variabel diluar hasil belajar dan sikap ilmiah. (7.) Method atau cara memasukkan seleksi variabel. Untuk

keseragaman, pilih dfault yang ada, Enter, yaitu prosedur pemilihan variabel yang mana semua variabel dalam blok dimasukkan dalam perhitungan. (8.) Option, pada Stepping Method Creteria gunakan uji F yang mengambil standar probabilitas 5 % yang terdapat pada kotak entry .05, Include Constant In equation tetap dipilih. Missing Values gunakan Exclude cases listwise. Lalu klik continue. (9.) Klik Statistic, klik Descriptive serta aktifkan Model Fit. Residual klik pada Casewise diagnostics dan selanjutnya pilih all cases. Kemudian klik Continue (10.) Klik OK. Untuk keterangan hasil dari pengolahan SPSS adalah:
= a + bX , didalam SPSS terdapat Persamaan regresi yang diperoleh Y

dalam tabel coefficient, kolom B. 1. Uji Korelasi Hipotesisnya:

48

Ho : Tidak ada hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang. Ha : Ada hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang. Uji korelasi ini menggunakan Korelasi Pearson dengan ketentuan kreterianya adalah : Perhitungan signifikansi > 0,05. Maka Ho diterima 2. Uji Keberartian Regresi Hipotesis: Ho : Koefisien regresi tidak berarti H1 : Koefisien regresi berarti Uji keberartian dalam output terdapat pada tabel coefficient, untuk pengujian kreterianya membandingkan thitung dengan ttabel, serta membandinkan signifikansi dengan 0,05. Dengan ketentuan :
t hitung > t tabel , maka Ho ditolak

atau berdasarkan probabilitas menurut Triton (2005: 131) : Jika probabilitas/ signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak. 3. Uji Kelinieran Hipotesis : Ho : Koefisien regresi tidak linier H1 : Koefisien regresi linier.

49

Untuk

uji

kelinieran

terdapat

pada

tabel

Anova

dengan

membandingkan F hitung dan Ftabel, serta membandingkan probabilitas signifikansi dengan signifikansi yang diambil dan dalam hal ini adalah 0,05. Untuk ketentuan statistiknya adalah
Fhitung > Ftabel, atau Signifikan si < 0,05

Maka Ho ditolak.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan uji persyaratan analisis dengan menguji normalitas. Uji yang dipakai peneliti dengan rumus chi square menggunakan SPSS, dari perhitungan uji normalitas dengan jumlah sampel sebanyak 42 siswa, dengan hipotesis yang digunakan adalah Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi Normal. H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Dengan taraf kepercayaan 5 %, diuji dengan menggunakan perbandingan
2 2 dengan tabel . Dari perhitungan melalui SPSS diperoleh statistik hitung
2 bahwa hitung = 10,476

dan

2 tabel = 41,337 .

Berdasarkan

kreteria

jika

2 2 hitung < tabel , maka Ho diterima, dikarenakan dari perhitungan dengan 2 2 < tabel maka Ho diterima, jadi menggunakan SPSS diperoleh bahwa hitung

dapat diperoleh kesimpulan bahwa data berasal dari distribusi normal, hal tersebut juga ditunjukkan dalam signifikansinya yang menunjukkan 0,999, yang mana lebih dari 0,05. Untuk perhitungan lebih lanjut dapat dilihat dalam lampiran 1 halaman 53. Setelah data diuji normalitas, maka akan di analisis menggunakan regresi linier sederhana, dalam mengalisis data adakah pengaruh sikap ilmah siswa

50

51

terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang SMP Negeri 16 Semarang.

a.

Regresi linier sederhana Variabel X merupakan variabel bebas dan variabel Y merupakan variabel terikat. Variabel-variabelnya sebagai berikut: X: Sikap ilmiah siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang Y: Hasil Belajar Siswa kelas VIII SMP 16 Semarang Besarnya koefisien a = 0,138, dan koefisien b = 0,109, sehingga dari persamaan Y = a + bX, diperoleh hasil persamaan sebagai berikut : Y = 0,138 + 0,109X Nilai X diperoleh dari rata-rata dari observasi dan angket.

b.

Statistik Diskriptif Didalam analisis regresi perhitungannya menggunakan SPSS, dengan sampel sebanyak 42 siswa, diperoleh rata-rata skor sikap ilmiah siswa 7,095 dengan simpangan baku untuk sikap ilmiah siswa1,13888. Rata-rata hasil belajar adalah 64, sedangkan simpangan baku hasil belajar adalah 6,63601. Nilai R 0,633 dan R square = 0,401(diperoleh dari 0,633 x 0,633).R square ini bisa bisa disebut sebagai koefisien determinasi, dalam hal ini menunjukkan bahwa 40,1 % hasil belajar siswa dipengaruhi sikap ilmiah, dan sisanya 59,9% dipengaruhi oleh sebab-sebab yang lain.

52

Standar eror estimasinya 0.89223 lebih kecil dari standar deviasinya, yaitu 1,13888. Karena standar eror estimasinya lebih kecil dari standar deviasinya, maka model regresi layak digunakan c. Uji Koefisien korelasi Korelasi ini untuk menentukan apakah kedua variabel saling berhubungan atau tidak, dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Tidak ada hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang. H1: Ada hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang. Taraf kepercayaan yang digunakan untuk mengetahui adakah hubungan tersebut adalah 5 %, dimana dalam pengujian korelasinya sambel sebanyak 42 siswa, dengan membandingkan statistik t, dari koefisien korelasi r. Kreteria yang dipakai adalah hipotesis akan diterima apabila
t
1 (1 ) 2

<t <t

1 (1 ) 2

, dimana distribusi t mempunyai dk = (n 2).

Perhitungan korelasi antara sikap ilmiah dengan hasil belajar diperoleh hasil koefisien korelasinya adalah 0,633-1,00. Hal ini menunjukkan hubungan cukup kuat diantara sikap ilmiah siswa dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang. Arah hubungan yang diperoleh adalah positif ( tidak ada tanda negatif pada angka 0,633) yang menunjukkan semakin besar sikap ilmiah

53

yang dimiliki siswa semakin meningkat pula hasil belajar siswa yang diperoleh. Demikian untuk sebaliknya. Pengujian statistik yang menggunakan koefisien korelasi dalam menentukan ada atau tidaknya hubungan antara sikap ilmiah dan hasil belajar siswa untuk t hitungnya diperoleh 5,177 , sedangkan t tabelnya 2,02. Disini terlihat jelas bahwa t tabel nilainya kurang dari t hitungnya, begitu pula tingkat signifikansi koefisien adalah 0,00 jauh dibawah taraf kepercayaan yaitu 0,05. Dari perhitungan perbandingan statistik hitungnya dan tingkat signifikansi koefisien korelasinya menunjukan bahwa Hipotesis diterima , yang artinya ada hubungannya antara sikap ilmiah siswa dengan hasil belajar kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang. d. Uji Keberartian Koefisien Regresi Dari hasil perhitungan SPSS ini dapat di lihat koefisiennya menyatakan bahwa nilai B konstanta 0,138 yang menyatakan bahwa jika sikap ilmiah siswa diabaikan, maka rata-rata hasil belajar siswa adalah 0,138. Nilai B Sikap ilmiah siswa menunjukkan 0,109, dimana menyatakan bahwa setiap skor sikap ilmiah siswa meningkat 1, maka rata-rata hasil belajar siswa akan meningkat 0,109. Untuk menguji keberatian koefisien regresi dalam perhitungan SPSS menggunakan statistik t. Hipotesis pengujian sebagai berikut: Ho : Koefisien regresi tidak berarti (signifikan) korelasi

54

H1

: Koefisien regresi berarti ( signifikan).

Taraf pengambilan kepercayaan adalah 5%, dengan pengambilan keputusannya membandingkan statistik t hitung dengan statistik t tabel. Dasar pengambilan keputusanya jika statistik t hitung < statistik t tabel, maka Ho diterima, atau apabila Ho ditolak akan sebaliknya. Berdasarkan probabilitasnya juga dapat diambil keputusan jika signifikansinya > 0,05, maka Ho diterima. Perhitungan koefisien konstanta, diperoleh t hitung 5,177. Pada derajat kebebasan N-2 = 42 2 = 40, dengan tingkat signifikansi kepercayaannya adalah 5%, sehingga diperoleh t tabelnya adalah 2,02. Sedangkan berdasarkan probabilitasnya diperoleh bahwa perhitungan signifikansinya adalah 0,000. Oleh dikarenakan t hitung konstanta lebih dari t tabel, dan probabilitasnya jauh dibawah 0,05, maka Ho diterima yang artinya koefisien regresi signifikan untuk konstantanya. e. Uji kelinieran model regresi Melalui perhitungan dengan SPSS diperoleh hasil jumlah kuadrat regresinya adalah 21,336, sedangkan Jumlah kuadrat sisanya adalah 31,843. Jumlah kuadrat regresinya 21,336, dan jumlah kuadrat sisanya 31,843, sehingga jumlah kuadrat totalnya adalah 53,179, Rataan kuadrat regresinya adalah 21,336, dan rataan kuadrat residunya adalah 0,796.

55

Berdasarkan

perhitungan

maka

langkah

selanjutnya

adalah

melakukan uji nyata tidaknya model regresi linier dengan mengambil hipotesis : Ho : Sikap ilmiah siswa dengan hasil belajar tidak ada hubungan secara linier H1 : Sikap ilmiah siswa dengan hasil belajar ada hubungan secara linier. Dalam perhitungan ini untuk mencari uji kelinieran regresi menggunakan tingkat kepercayaan 5%, dengan menggunakan statistik F. Kreteria penolakan, Fhit > F(1 )(1.n 2) , atau jika menggunakan probalitasnya jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak. Pada Anova akan diperoleh F hitungnya 21,336 sejumlah 26,801, 0,796

dan F tabelnya 4,08. Atau pada probabilitasnya dengan tingkat signifikansinya 0,00. Dari perhitungan ini terlihat bahwa F hitung nilainya lebih dari F tabel (26.801 > 4,08), serta signifikansi dibawah 0,05 ( 0,00 < 0,05), maka Hipotesis ditolak, yang artinya terdapat hubungan secara linier antara sikap ilmiah siswa dengan hasil belajar. f. Kesimpulan Penelitian yang mempunyai hipotesis adakah pengaruh antara sikap ilmiah siswa terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16

56

Semarang. Setelah diadakan beberapa pengujian yang menggunakan regresi linier sederhana, dengan hasil sebagai berikut: 1. Pengujian Keberartian koefisien regresi Hasil dari uji keberartian regresi menunjukkan regresi signifikan ( berarti) 2. Pengujian Koefisien korelasi. Hasil dari uji koefisien korelasi ini menyatakan ada hubungan antara sikap ilmiah siswa dengan hasil belajar. 3. Pengujian kelinieran regresi Hasil dari uji kelinieran ini menunjukkan bahwa regresinya dapat dipakai untuk meprediksi sikap ilmiah siswa terhadap hasil belajar, yang artinya regresinya adalah linier. Maka dari ketiga hasil tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa sikap ilmiah siswa berpengaruh terhadap hasil belajar pada siswa kelas VIII, dengan taraf kepercayaan 95 %. Untuk perhitungan regresi dengan SPSS terdapat pada lampiran 12 halaman 90.
B. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan peneliti untuk mengetahui adakah pengaruh sikap ilmiah siswa terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang yang telah diuji keberartian, model regresinya dan korelasinya menunjukkan bahwa ada hubungan sikap ilmiah siswa dengan hasil belajar dari siswa kelas VIII. Hubungan yang terjadi antara sikap ilmiah dengan hasil

57

belajar ini menunjukkan hubungan yang cukup kuat dengan saling mempengaruhi, dimana sikap ilmiah siswa mempengaruhi hasil belajar siswa, ataupun sebaliknya. Jadi semakin tinggi sikap ilmiah siswa semakin

meningkat pula hasil belajar siswa, begitu pula sebaliknya semakin rendah sikap ilmiah yang terdapat pada diri siswa hasil belajar siswa semakin menurun pula. Besarnya pengaruh sikap ilmiah terhadap hasil belajar dapat dilihat dari koefisien korelasinya dan R2 sebesar 40% sikap ilmiah

mempengaruhi hasil belajar, sedang 60% lainnya adalah komponen pendukung lainnya, khususnya dalam pelajaran matematika. Hal tersebut dapat terjadi, dikarenakan sikap ilmiah yang terdapat pada diri siswa merupakan sikap yang tidak dipaksakan seseorang untuk bertindak dalam mempelajari sesuatu melainkan muncul dari diri siswa itu sendiri, sehingga mendorong siswa untuk mencapai tujuan belajar yaitu hasil yang tinggi dan maksimal. Sikap ilmiah yang dimiliki siswa akan memungkinkan kondisi siswa dalam menyikapi berbagai macam ilmu, khususnya dalam belajar matematika, karena membentuk pandangan siswa dalam belajar matematika harus dapat dipelajari dan dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam pelajaran matematika, sikap ilmiah ini tercermin dengan keingintahuan siswa untuk mengetahui darimana suatu rumus itu diperoleh, dan bagaimana rumus tersebut dapat diterapkan. Selain keingintahuan siswa mempelajari sesuatu, sikap ilmiah siswa juga tercermin dari tindakan kejujuran siswa dalam dalam belajar. Misalnya dalam mengerjakan suatu soal siswa selalu berusaha

58

menyelesaikan sendiri, tanpa harus menyontek pekerjaan milik temannya. Kekritisan siswa dalam mempelajari sesuatu, juga merupakan bagian sikap ilmiah siswa. Siswa dalam hal ini akan berusaha mengevaluasi pekerjaan. Siswa juga berusaha untuk mengkritisi jawaban yang dikerjakannya maupun yang dikerjakan temannya. Sikap ilmiah siswa yang berasal dari keingintahuan siswa, kejujuran siswa, serta sikap kekritisan siswa dalam mempelajari suatu pelajaran, khususnya pelajaran matematika menjadikan siswa dalam belajar matematika akan bersungguh-sungguh tanpa ada paksaan dari pihak lain. Sikap ilimiah siswa inilah siswa akan menyenangi pelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan baik. Jadi dalam hal ini belajar matematika guru tidak boleh memaksakan

kehendaknya kepada siswa, tetapi guru membantu siswa untuk menemukan sikap ilmiah yang terdapat dalam diri siswa, serta mengembangkan sikap ilmiah yang dimiliki oleh siswa. Dengan demikian siswa akan leluasa belajar khususnya belajar matematika. SMP Negeri 16 dalam belajar matematika guru selalu memberikan kepercayaan kepada siswa untuk mengembangkan idenya dalam menemukan sebuah rumus, guru juga mengajak siswa untuk selalu bersikap jujur kepada siswa dalam mengerjakan ulangan ataupun ujian, serta mengajarkan siswa untuk selalu mengevaluasi hasil pekerjaannya. Dengan demikian siswa selalu diberi kesempatan untuk mengembangkan sikap ilmiahnya. Hal tersebut

59

sangat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal khususnya materi bangun ruang yang cukup signifikan. Jadi semakin tinggi sikap ilmiah siswa dalam belajar matematika, maka hasil belajar matematika semakin baik pula. Sebaliknya semakin rendah sikap ilmiah siswa dalam belajar, maka hasil belajar siswa semakin menurun.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini adalah ada pengaruh yang positif sikap ilmiah terhadap hasil belajar dalam materi bangun ruang pada siswa SMP Negeri 16 Semarang kelas VIII.
B. Saran-saran

Berdasarkan dari kesimpulan yang ada diajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Guru memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan sikap ilmiah siswa dalam belajar, agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Guru dapat menerapkan model pembelajaran yang lebih baik, agar siswa luwes dalam menghadapi pelajaran, khususnya matematika. 3. Dalam belajar matematika siswa harus berusaha lebih

mengembangkan sikap ilmiah yang dimilikinya sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa lebih baik.

60

61

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina Tri. 2005.Psikologi Pendidikan. Semarang : UPT MKK UNNES. Anom, 1989. Psikologi belajar. Semarang : IKIP Semarang Press. Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta : RINEKA CIPTA -----------------------.2003.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Cholik, Sugiyono. 2004. Matematika Kelas VIII. Jakarta : Erlangga. Dimyati, Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Mudzakar, Ahmad dan Joko Sutrisno. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pustaka Setia. Natawidjaja, Rochman. 1979. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Arief Jaya. Riyanto, Yatim. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : SIC Santoso, Singgih. 2002. SPSS Versi 10. Jakarta: Gramedia. Sembiring,RK. 1989. Analisis Regresi. Bandung: ITB. Singarimbun, Masri dan Sofien Efendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Soejati, Zanzawi. 1996. Metode Statistika. Jakarta : UT. Subagyo, Pangestu. 1986. Forecasting Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : BPFE. Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung : TARSITO. ---------. 2003. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung : TARSITO. Supranto, J.1997. Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta Suyitno, Amin. 1997. Pengukuran Skala Sikap Seseorang Terhadap Mata Pelajaran Matematika. Semarang: FMIPA IKIP Semarang.

62

-----------------.2004. Dasar-Dasar Dan Proses Pembelajran Matematika 1. Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES Tampomas, Husein. Matematika SMP kelas 3 . Jakarta : Yudistira -----------------.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Triton, PB. 2006. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta : Andi Yogyakarta Yul, Iskandar. 2004. Tes, Bakat, Minat, Sikap dan Personality MMPI-DG, Jakarta : Yayasan Darma Graha.
www.digmenum.co.id www.kompas.com www.depdiknas.go.id/jurnal/27/Sikap_ilmiah_sebagai wahana_peng.htm www.depdiknas.go.id/jurnal/32/pemberdayaan_mata_pembelajaran_ipa.htm

63

Lampiran 1

NPar Tess
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test D N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative 42 76.50 3.678 .197 .197 -.111 1.276 .077 E 42 76.14 3.167 .161 .161 -.095 1.042 .227 F 42 75.90 3.214 .158 .158 -.088 1.027 .242

NPar Tess Friedman Tes


Ranks Mean Rank 2.00 2.14 1.86

D E F

Test Statisticsa N Chi-Square df Asymp. Sig. 42 1.895 2 .388

a. Friedman Test

64

lampiran 3

You might also like