You are on page 1of 6

Marifatul Insan (Tentang arti manusia) Mei 24 by febyie Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan dari tanah

kering yang hina namun Allah memberikan potensi kepada manusia yaitu potensi akal, pendengaran, penglihatan, dan hati. Hal itulah yang membedakan manusia dengan binatang. Akal digunakan manusia untuk berpikir mengenai yang benar dan yang bathil (salah), sedangkan hati Gambardiciptakan untuk merasakan cinta dan kasih sayang yang telah Allah Swt berikan kepada setiap manusia. Pendengaran dan Penglihatan merupakan alat yang dibutuhkan oleh manusia untuk mengetahui tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Manusia dalam bahasa arab adalah Insan. Dalam kajian kali ini mari kita mengenal lebih dalam tentang manusia yang disebut dengan Marifatul Insan.

Disebut dengan marifatul ada 3 definisi, yaitu ;

Hidroqu Jajibun, artinya mengenal dan memahami manusia sampai kedalamnya tidak hanya mengetahui kulitnya saja tetapi isi didalam kulitnya. Pemahaman yang sudah menempel didalam diri tidak akan bisa untuk dilepas sampai ajal menjemputnya atau sesuatu yang tidak pernah berubah dan tetap berkomitmen hanya itulah yang diyakininya. Seperti halnya mati itu terjadi jika nyawa/ruh dicabut dari jasadnya oleh malaikat Izrail aras izin Allah Swt, semua orang meyakini bahwa itu adalah mati. Keyakinan yang kita dapat dan kita pahami akan menjadi realita dalam kehidupan. Hal-hal yang harus di marifatkan adalah;

Insan atau manusia Barang siapa yang mengenal dirinya maka diapun akan mengenal Tuhannya Al-Hadist. Dalam QS. Am-Naas ayat 1-6 menjelaskan bahwa Allah Swt adalah Tuhannya manusia, Tuhan yang disembah oleh manusia dari kejahatan syaitan yang bersembunyi dan membisikkan kejahatan dalam dada manusia dari golongan jin dan manusia. Allah Swt menciptakan manusia ke muka bumi bukan untuk main-main tetapi Allah Swt mempunyai prinsip dan manusia diciptakan ke dunia.

Prinsip Penciptaan Manusia Dalam Al-Quran surat Maryam : 67 Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali?. Manusia ada, diadakan oleh Allah Swt atas Qudhrah dan Iradhah Allah Swt. Qudhrah artinya berkuasa, Allah adalah penguasa

yang sempurna karena kekuasaan Allah Swt tidak terbatas, Allah juga bisa melakukan sesuatu tanpa ada yang bisa menghalanginya sedangkan Iradhah artinya berkehendak, Allah melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya tidak ada yang mempengaruhi dan tidak pula dengan keterpaksaan.

Dalam QS. Al-Araf : 54 Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintangbintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. Allah menciptakan manusia beserta isi alam ini maka hanya Allahlah yang mempunyai hak untuk mengatur dan mengurus manusia.

Proses Penciptaan Manusia Manusia yang ada di bumi ini merupakan dari satu enenk moyang yaitu nabi Adam As. Manusia dilahirkan ke duina ada 2 cara yaitu secara alami dan secara azali. Secara alami, manusia dilahirkan ke dunia ada sebab akibat dan keturunannya yaitu dari nabi Adam dan Siti Hawa terlahirlah bani Adam. Hal ini dijelaskan dala QS. Al-Muminun : 12-15, Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. . Sedangkan secara Azali yaitu kelahiran manusia tanpa adanya proses perpaduan antara laki-laki dan wanita, tidak ada penyebabnya namun kehendak dari Allah Swt lah terciptalah seorang anak manusia seperti halnya terciptanya nabi Isa As dalam QS. Al-Imran : 59 bahwa nabi Isa diciptakan seperti penciptaan Adam. Allah swt menciptakan Adam dari tanah kemudian Allah swt berfirman kepadanya Jadilah seorang manusia, maka jadilah dia. Nabi Isa dilahirkan dari rahim seorang wanita yang suci lagi beriman kepada Allah Swt yaitu Maryam (QS. Maryam : 1-36).

Setelah manusia lahir, manusia akan tumbuh menjadi anak-anakm remaja, dewasam kemudian tua lalu meninggal. Dari proses manusia menjadi dewasa lingkunganlah yang dapat mempengaruhi kedewasaannya. Lingkungan bisa berasal dari keluarga, oramg tua, bahkan sahabat atau teman yang dikenalinya. Dalam kehidupan yang nyata ini Allah swt menciptakan manusia bersama dengan syaitan. Syaitan adalah musuh Allah yang nyata, sedangkan teman sejati manusia yaitu manusia yang mempunyai komitmen yang sama hanya Allahlah yang patut disembah dan meyakini Rasulullah Muhammad saw adalah utusan Allah. Hal ini dijelaskan dalam QS. Al-Mujaadalah : 22 dan Al Imran : 118, Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orangorang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka,

dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.

Tujuan Penciptaan Manusia Dalam QS Adz-Zariyat : 56 Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. . Manusia diciptakan ke dunia oleh Allah Swt bertujuan untuk beribadah hanya kepada Allah Swt. Fungsinya manusia diciptakan ke dunia adalah sebagai Khalifah hal ini dijelaskan dalam QS. Al Baqarah : 30 Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Peran manusia di bumi ini adalah memikul amanat yang Allah swt berikan yaitu menjalankan Al-Quran dan memenangkan agama Allah terhadap semua agama yang ada di dunia ini, hal ini dijelaskan dalam Qs. Al-Fath : 28, Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.

Sifat-sifat Dasar Manusia :

Manusia mempunyai sifat berkeluh kesah lagi kikir QS. Al-Maarij : 19 Manusia bersifat Dhoif 9lemah) QS. Annisa : 28 Manusia bersifat Kabad (susah payah)

Kehidupan manusia dibagi menjadi 3 yaitu

Pola hidup mumin (mumin sejati) balasannya adalah Syurga dijelaskan dalm QS. Al baqarah : 107108 dan QS Al Imran : 102-103, Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenarbenar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-

musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orangorang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. 2. Pola hidup kafir dibagi mejadi munafik dan kafir balasan orang yang pola hidupnya seperti ini adalah neraka, hal ini dijelaskan dalam QS. Al-Hajj : 11 dan Al Baqarah : 165 Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

Hakikat manusia adalah sebagai berikut : 1) Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. 2) Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial. 3) Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya. 4) Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai selama hidupnya. 5) Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati. 6) Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.

engertian Hakikat Manusia Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus

dijalankan oleh setiap manusia. Kata manusia berasal dari kata manu dari bahasa Sanksekerta atau mens dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan homo yang juga berasal dari bahasa Latin. Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain. Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Berikut penjelasan yang lebih rinci mengenai makhluk individu dan makhluk sosial.

Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Individu Manusia sebagai makhluk individu mempunyai sifat-sifat individu khas yang berbeda dengan manusia lainnya. Manusia berbeda dengan manusia lainnya. Manusia sebagai individu bersifat nyata, yaiut mereka berupaya untuk selaliu merealisasikan kepentingan, kebutuhan, dan potensi pribadi yang dimilikinya. Hal tersebut akan terus menerus berkembang menyesuaikan dengan perkembangan kehidupan yang dialaminya dan pertumbuhan yang ada pada dirinya. Setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi berbagai kebutuhan dan mempertahankan hidupnya. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Setiap manusia normal memerlukan orang lain dan hidup bersama-sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah zoom politicon, yang berarti selain sebagai makhluk individu, manusia juga termasuk dalam makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lain. Pada zaman purba, ketika kebutuhannya belum lengkap. Manusia sering memenuhi kebutuhannya dengan membuat dan mencari sendiri. Namun dengan semakin meningkat kebutuhan hidupnya, manusia membutuhkan orang lain untuk mendukung kehidupannya. Pada perkembangan secara lebih luas dan kompleks, manusia membutuhkan tata masyarakat, lembaga-lembaga sosial, dan juga membutuhkan negara. Menjadi sebuah bangsa yang besar tidak begitu mudah. Bangsa yang tumbuh menjadi besar dan kuat pastilah didasari dan didukung oleh beberapa faktor, meliputi sumber daya manusia yang handal. Unsur yang paling utama dalam pembentuk suatu bangsa adalah manusia. Bangsa Indonesia tidak mustahil dapat menjadi bangsa yang besar, kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman budaya yang liar biasa dari Sabang hingga Merauke. Namun, dasar itu semua belum cukup. Masih ada persyaratan tertentu untuk menjadi bangsa yang besar.

Abuddin Nata, AL-Quran dan Hadits (Dirasah Islamiyah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1998 Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2001 Hamdan Mansoer, dkk, Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, 2004 Murthada Muthahhari, Perspektif Al-Quran Tentang Manusia dan Agama, Bandung : Mizan, 1990 Nanih Machendrawaty & Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, Jakarta : Rineka Cipta, 2004

Muhammadong. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Negeri Makassar. Abdullah, Abd. Malik. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Penididikan Agama Islam Universitas Negeri Makassar.

You might also like