You are on page 1of 9

SEJARAH DAN KEBUDAYAAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN (TTS).

AINAF, ANANAPONI
SEJARAH DAN KEBUDAYAAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN (TTS). AINAF, ANANAPONI TIMOR TENGAH SELATAN merupakan salah satu dari 4 kabupaten Provinsi NusaTennggara Timur di Pulau Timor. Kabupaten yang dikenal sebagai penghasil cendana itu memppunyai luas 4333,6 Km dengan penduduk 324.110 orang sehingga tingkat kepadatannya 74 orang/Km dengan rincian laki-laki 159.454 orang dan perempuan 164.656 orang. Dalam struktur pemerintahan dan pembagian wilayah terdapat 162 Desa, 4 Kelurahan, 8 Kecamatan, 6 Perwakilan Kecamatan. Cuaca umum wilayah TTS (Timor Tengah Selatan) 4 bulan basah (Desember April), 8 bulan kering (April November) rata-rata 58 hari hujan 1,716 mm/tahun. Suhu udara pada musim dingin (Juli -Agustus) sekitar 18 -21 C. Pembagian penggunaan tanah diwilayah TTS 2.500 ha. Terdiri atas persawahan ,44.908 ha,pengembalaan, 41.374 ha lamtoro dan 180 ha tanah kritis. Daerah aliran sungai (DAS) yang terkenal di TTS adalah dataran Mina, Benain, Muke, Bone, Tumutu; sedangkan dataran lainnya yang luas dan potensial adalah Bena, Baus, Tatukopa, Konbaki, Besana. Wilayah Kabupaten ini berbatasan dengan - sebelah utara Kabupaten TTU (Timor Tengah Utara) dan Ambenu (Tim tim), sebelah selatan dengan lautan Indonesia, timur dengan Kabupaten Belu dan barat dengan Kabupaten Kupang. Nama untuk Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) adalah terjemahan dari penamaan pemerintah Belanda Zuid Midden Timor (ZMT). Ulasan ringkas berikut ini bias membantu mengungkapkan beberapa hal kecil tentang kebudayaan wanita TTS. WANITA DAN MASYARAKAT Suku dan Pelapisan Sosial. Keberadaan wanita dalam wilayah TTS tidak bisa dilepaskan dari kebudayaan masyarakat Dawan umumnya. Penduduk yang asli dari wilayah TTS merupakan suku bangsa Dawan yang tinggal disebagian besar di wilayah ( Amarasi, Fatuleu, Amfoang utara dan Amfoang selatan) di Kabupaten Kupang, TTS dan Kabupaten Ambenu (Provinsi Tim tim). Kabupaten TTU dan sebagian penduduk Mauka dan Kusa. Dalam masyarakat Dawan umumnya pemukiman dimulai dari pola keluarga inti / batih yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak yang disebut UME. Ume yang ada bakal membentuk klen kecil yang disebut Pulunes atau Kuanes adanya klen besar Kanaf. UME sebagai keluarga inti tinggal di rumah pemukiman tradisional yaitu Lopo dan Ume Lopo, Lopo dan Ume Lopo adalah lambang rumah untuk pria dan Ume adalah lambang pemukiman untuk wanita.Gambaran lopo adalah sebuah rumah beratap bulat dengan empat tiang berdiri tegak pada bagian atasnya terdaapat lotenng,

sedangkan Ume juga berbentuk bulat tetapi mempunyai atap sampai menyentuh tanah dengan satu pintu saja. Dalam struktur social atau pelapisan sosialnya, masyarakat wilayah TTS golongan Usif, golongan Anaf, dan golongan Tob. Golongan Usif merupakan kaum bangsawan, kerabat kepala suku, pimpinan klen besar (=Kanaf). Sedangkan golongan Anaf adalah sekelompok masyarakat yang terdiri dari klen kecil. (Puknes) yang masing masing terdiri dari himpunan keluaraga menurut ama dan julukan Kanaf ma bonif Sejajar dengan Anaf adalah golongan Meo dan Oof. Golongan Meo merupakan kaum kerabat dan took yang pernah berjuang mempertahankan marga dan kampong halaman dari serangan musuh. Sedangkan Oof adalah pemimpin keluarga dimana golongan Usif sering mengambil wanita dari padanya untuk dijadikan istri atau selir. Golongan Tob adalah rakyat jelata yang terdiri dari klen-klen kecil dibawah koordinasi Anaf. Peranan tradisional wanita TTS umunya tetap sebagai ibu rumah tangga dalam mengasuh anak, menyediakan makanan setiap hari, member pakaian (menenun sarung dan selimut). Dalam hal sebagai ibu tersebut, maka kedudukan itu melekat pada kedudukan dan pelapisan social yang dimiliki suaminya. Peran wanita yang hingga saat ini tetap menjadi panutan masyarakat adalah Apana pini atau sebagai orang yang lebih pantas karena itu berhak menyimpan pendapatan keluarga atau bendahara. Beberapa peran tertentu dari wanita yang perlu diperhatikan adalah bahwa wanita di TTS ikut juga menentukan keputusan suami atau pihak pria dalam hal pembagian warisan kepada anak-anak, pemanfaatan pendapatan keluarga serta penentuan jodoh atau kawin dari semua anak-anak.

WANITA DAN MATA PENCAHARIANNYA Fun Monet dibeberapa tempat masih ada juga yang mennam. Bulan Januari yang disebut denga Fun Hoe Nata atau Fun Tofas adalahmasa menyiangin kebun. Suku Dawan pada umumnya mempunyai calendar of ivent (jadwal peristiwa) tahunan yang ada kaitannya dengan mata pencaharian. Kalender hidup ini nampaknya sangat dikenal kaum wanitanya. Kalender ini disesuaikan dengan keadaan musim dan iklim setempat. Bulan pertama untuk kalender itu dimulai dari bulan. Bulan Agustus (bulan sedap), atau Fun Meup Lele (bulan pembukaan kerja kebun baru). Pembukaan kerja kebun baru harus menndapat ijin Tobe, melalui upacara pemotongan hewan korban.Bulan September atau Taek Neno Hau Anela, yaitu melanjutkan pekerjaan yang belum selesai pada bulan Agustus. (kadang-kadang) pada musim ini orang mulai memetik bawang, ketumbar di Timor Tengah Utara. Bulan Oktober masyarakat mulai memetik padi yang terletak di tepi kali besar, sedangkan petani di lading siap menanam padi,kaum wanita membuat periuk tanah, menganyam dan memasak garam di pantai utara.

Bulan November disebut Fun Senat, waktu menanam padi. Sebelum menanam, sawah direncah oleh sapi. Setelah itu dilakukan upacara adat sembelih hewan oleh tuan kebun. Dalam pendinginan kebun baru atau Sifo Nofu. Bulan Desember yang disebut Bulan Februari yang merupakan bulan tersibuk dan bulan penuh harapan. Karena disaat tanaman mulai berbunga, mulai mengeluarkan bulir di ladang atau di sawah, petani bergembira ria. Disaat ini orang beristirahat dan mengenang aneka dongeng sekitar asal usul padi,jagung dengan kata-kata penghormatan terhadap tanaman. Masa mendengarkan dongeng itu disebut Nuun atau Nuan. Dibawakan oleh nene atau kakek kepada anak-anak cucunya. Bulan maret jagung muda sudah dapat dipetik. Musim ini disebut Fun Mile atau bulan penuh kegemmbiraan, bulan muda mudi. Mereka berdandan dan menyanyi pada malam hari dan merupakan waktu yang tepat bagi pemuda membuat tattoo pada betisnya,yaitu mencocok duri yang dicelup dalam air tarum bercampur arang dengan lukisan binatang atau kembang. Disamping itu diadakan upacara jagung muda. Setiap suku membawa satu ikat jagung ke rumah adat dan seikat lagi ke kuburan. Sementara jagung muda direbus di rumah adat, para tua adat mengusap alat pertanian dan peralatan tenun. Beberapa ungkapan untuk pria; usapi anakku bersama tofa dan parangnya supaya ladang yang dikerjakannya membuahkan hasil berlimpah. Upacara ini disebut Ntuis atau Tin. Untuk wanita; usapi anakku bersama pemintal benangnya supaya bisa berputar dengan lancer. Setelah itu ada upacara panen padi. Sebelum menunai, petani masuk ketengah dua rumpun padi yang diikat bersilang (sinuan) sambil berdoa,setelah itu panen dilakukan, hasilnya dibawah ke pondok untuuk diinjak (dipisahkan untuk mendapat gabah).Waktu panen ada pantangan bicara, bersiul dan berteriak. Bulan April merupakan waktu bagi petani mengikat panen jagung kering Nak Ba Pena. Dalam satuan enam batang disebut Aisaf Mese. Sepuluh Aisaf disebut Kabutu dan tiga kabutu disebut satu kuda (Tek Be) Bulan Mei adalah musim tanam sawah di tepi kali besar Bulan Juni melanjutkan pekerjaan Bulan Juli (Fun Feset) merupakan masa membuat pesta (Kawin, mendirikan rumah baru, dan keduri). Masyarakat setempat sangat taat dan patut pada kalender peristiwa ini. Manakah peranan wanita yang paling menonjol untuk bidang pertanian didalam masyarakat TTS? Secara tradisional masyarakat sudah mengenal pembagian kerja secara seksual.Kaum lelaki lelaki pada umumnya menyediakan lahan, sedangkan wanita menanam dan memungut hasilnya. Tugas dan fungsi dalam bidang pertanian adalah wanita menyediakan bibit, menanami lahan dan memungut hasil, meskipun demikian kaum wanitalah yang secara tradisional diakui sebagai pengambil keputusan dalam hal menentukan pilahan benih tanaman pangan, menanam dan memetik pertama secara simbolis. Hasil yang dipetik disimpan setelah bibit disisihkan dan disimpan

Dalam lopo atau juga Ume Kbubu sambil diasapi. Simpanan tersebut dihitung dalam satuan untuk jagung per enam butir = 1 aisaf, 10 aisaf = 1 kebutu dan tiga kebutu = 1 kuda. Sedangkan untuk padi empat taka = 1 suat, 4 suat = 1 blik (soka). Para wanitalah yang umunya mengetahui ukuran-ukuran tersebut karena setiap hari mereka melibatkan diri pada pekerjaan dimaksud. Dibidang peternakan, tugas lelaki ialah mengembalakan ternak, sedangkan wanita mengurus binatang peliharaan di rumah, misalnya ayam dan babi. Pola pemeliharaan ternak umumnya lepas untuk hewan besar,paron untuk jenis sapi yang biasanya dipelihara disamping rumah. Untuk mencegah kemungkinan hilang atau kecurian ternak (sapi, kerbau) maka secara tradisional semua sapi atau kerbau diberi cap atau tanda pengenal yang disebut malak. Malak tersebut menunjukan suku atau warga klen tertentu juga mempunyai ternak juga untuk semua warga tertentu. Bagi masyarakat umum lambang itu merupakan symbol yang merubah satuan pesan dalam bentuk-bentuk yang disepakati dan dimengerti oleh umum juga. WANITA DENGAN DAUR HIDUPNYA Hamil dan Kelahiran Seluruh perjalanan seseorang termasuk wanita tidak bisa dilepaskan dari daur hidupnya mulai dari masa hamil sampai dengan kematian. Menurut adat Atoni/TTS, maka selama masa kehamilann tetap berada dalam pengawasan dukun ( amama fenu). Funngsinya sebagai orang yang mengurut, mengangkat perut waktu hamil, membantu persalinan umumnya dilakukan dalam rumah, sesudah pemotongan tali pusat sang bayi digantung pada cabang pohon kesambi (usaip usaf). Pola mengasuh anak bagi para ibu di TTS dilakukan dengan meninabobokan sambil menyanyi Open Bania. Peranan ibu terutama dalam pengasuhan anak secara tradisional tetaplah sama. Sebelum 40 hari setelah kelahiran pada saat sang ibu masih dimandikan dengan air panas, mak ada satu acara untuk memperkenalkan bayi kepada keluarga yaitu Poitan Li Ana dilakukan sesudah lahir satu hari, diiringi dengan sembahyang, memercikan air kepada bayi dan para peserta. Dimasa anak-anak, upacara pemotongan rambut yang diadakan pada usia 1-2 tahun yang disebut Ketu Nakfunu, dimana rambut yang sudah dipotong itu akan disimpan dalam Uimleu (rumah berhala) sekligus memberikan nama bagi si anak atau noin kanaf. Kalau dilanggar,maka kehamilan berikutnya tidak akan terkendalikan Nis Mesen Li Ana dan diturunannya bakal cacat tubu dan mental. Masa anak-anak ditandai dengan kegembiraan dan keriangan yang tidak terhingga melalui pelbagai permainan anak-anak atau olahraga. Beberapa bentuk olahraga anak-anak yang dikenal di TTS adalah Loit Hau (patok lele) yang dimainkan pada pagi hari; jenis permainan dengan dua potong kayu, juga Akamale (congkak) dimainkan pada siang hari dengan batu atau biji-bijian. Pada sore hari ada jenis permainan dengan pelepah kelapa yaitu Aka hume (meluncur), permainan Lika poni,Tek uki (bergulat), bermain Pasa tele.Sae bikase dan Sikolit (lagu anak-anak)

Bagi anak-anak berlaku aturan untuk tidak boleh duduk membelakangi orang tua, begitu juga kalau berjalan orang lelaki harus di depan,menyusul para wanita kemudian anak-anak menyusul di belakangnya. Dewasa Inisiasi orang dewasa dapat dilaksanakan sama denga yang diadakan umumnya di wilayah yang lain, terutama kesamaan itu dengan orang Atoni dengan satu kebudayaan di kabupaten TTU (Timor Tengah Utara) Masyarakat TTS mengetahui acara inisiasaiuntuk wanita berupa (melubangkan telingah bagi yang belum melubangkan waktu kecil), merobah guntingan rambut pada bagian depan. Untuk lelaki inisiasi dilakukan dengan upacara yang kecil di luar kampung, dekat sungai yang jauh dari wanita dan anak-anak. Setelah melewati masa tersebut barulah pria dan wanita siap untuk nikah. Meninggal Dunia Waktu meninggal dunia secara tradisional masyarakat TTS umumnya menyampaikan berita kematian pada semua warga supaya hadir. Hal ini disebut dengan EtunNaton,yang berperan selama kematian atau yang bertanggung jawab atas acara Etun-Naton sampai penguburan dan terimah kasih ialah Atoin Amaf atau Tut Kusaf. Atoin Amaf atau paman dan yang meninggal dunia menutup keranda didoakan imam adat lalu dikebumikan (subat) jenasah ke dalam liang lahat harus diletakan kepala mengarah ke Faut Kanaf (gunung para leluhur). Upacara Noes Nu, sejenis upacara pengucapan terimah kasih kepada seluruh warga yang terlibat dalam acara kematian, biasanya dilakukan sesudah 4 malam penguburan,setelah itu pelayat boleh kembali ke rumah asal, karena yang dating menurut suku. WANITA DAN PERKAWINANNYA Dalam tradisi masyarakat TTS dikenal beberapa bentuk perkawinan yang seluruhnya patrilinial, antara lain: 1. Perkawinan dengan pinangan atas bantuan seorang juru bicara (=netelanan) atau kadang-kadang disebut Nete Lalau Tulu Sene; 2. Perkawinan mengabdi (kalau lelaki tidak sanggup membayar belis dan mengabdi di rumah suku wanita tetapi tidak masuk suku wanita. 3. Perkawinan mengganti (dalam istilah antropologinya Sororat dan Levirat, yaitu mengawini ipar lelaki atau wanita sesudah sang istri atau suami meninggal dunia. Umumnya perkawinan dilakukan secara eksogam antar suku-suku atau klen yang ada. Secara sederhana peminangan dilakukan dengan urutan sebagai berikut : 1. Seorang yang ditunjuk sebagai Nete Lalau Tulu Sene (biasanya seorang pria) yang mengetahui adat setempat, pandai bicara pantun atau natoni) melihat ke rumah wanita apakah gadis yang dinikahi sudah cukup umur atau tidak,juga tingkah laku nya,jika sudah memenuhi syarat, maka pinangan dapat segera dilakukan.

2. Peminangan dapat dilakukan dengan memperhatikan barang bawaan pertama atau apa yang disebut Oktotes (= sirih pinang). Peminangan biasanya dilakukan pada siang hari sebagaimana yang dilakukan oleh orang Mollo (utara dan selatan). Ok Totes terdiri dari 10 buah sirih pinang muda, yang masih berkelopak atau pinang kering,tetapi tidak boleh dibelah sebagai lambang bahwa yang akan ditanyakan adalah seorang gadis yang masih perawan. Daun sirih disusun dan diikat dengan daun pandan. Sebuah tempat sirih lagi yang sebut Ote Tuke yang isinya uanng perak dan atau uang kertas pada jaman sekarang. Waktu tiba di rumah keluarga wanita Nete Lanan memulai pembicaraan pinangan. Dua keluarga saling bertukar tempat sirih pinang (yang khusus untuk makan, bukan Ok Totes atau Ote Tuke yang dibawah keluarga lelaki), dan makan bersama-sama. Orang tua gadis memulai mengajukan pertanyaan pada keluarga lelaki yang dating apakah kiranya yang diinginkan ? Kelurga lelaki secara berkias menyatakan keinginannya untuk mengambil benih sirih dan pinang yang disubur-subur di rumah ini. Jawaban orang tua biasanya 3 atau 4 hari sesudah peminangan sore hari tersebut. Kedua keluarga makan sekedarnya kemudian pulang. 3. Keluarga lelaki pulang dan meninggalkan tempat sirih Ok Totes dan Ote Tuke di rumah wanita. Pada saat sekarang biasanya langsung dijawab lamaran diterima atau tidak. Pad waktu dahulu jika isi kedua Ok Totes dan Ote Tuke dipulangkan dengan keadaan lengkap, maka berarti lamaran ditolak . Dalam pemulamgan tempat sirih, kalau lamaran diterima disertai symbol dari keluarga wanita menerima dengan kejujuran sang gadis masih perawan biasanya dalam Ok Totes daun sirih disusun timbale balik dan pinang harus yang masih berkelopak. Jika pinang yang diisi tidak berkelopak lagi, maka ini berarti wanita dipinang sudah tidak perwan lagi. Setelah menerima kiriman balik Ok Totes itu lalu pihak lelaki mengirim lagi Bunu kauno, baju dan uang kepada gadis tunangannya. Dan wanita membalasnya denggan ikat pinggang,pundi-pundi (kepisak) anyaman yang dianyam sendiri. Seluruh proses ini diketahui oleh kepala adat sebagai lambang pengresmian sehingga diketahui oleh umum. Setelah disepakati saat pembicaraan belis, waktu nikah dan pola pemukiman pasca nikah. 4. Belis biasanya ditentukan oleh kesepakatan bersama-sama sesuai dengan derajat masing-masin g calon dalam pelapisan sosialnya. Pada malam sebelum nikah ada dua acara Ais Tue (minum arak) keluarga lelaki menyerahkan belis yang disebut Pua Mnasi Manu Mnasi; atau apa yang disebut dengan menyerahkan Tua Boit Mese,Noin sol mese, arak 5. terdahulu di tempat tinggal baru atau Nasain Nobin. 6. sebotol, uang sekutip dan oe maputu ai malala sebagai tanda panasnya air dan panasnya api dengan keluarga wanita (tanda terima kasih atas jerih payah orang tua. Pihak wanita membalasnya dengan memberikan pakaian lelaki dan arak sebotol, hadia-hjadia kecil juga diberikan pada mereka yang jadi saksi atau yang disebut Pua Saksi Manu Saksi. Semua tahap pembicaraan selesai mereka berdua resmi jadi suami istri. Penghantaran wanita oleh keluarga lelaki. Di rumah keluarga suaminya (klen lelaki) ada upacara,Sanut Nono Saeb Nono yang berarti melepaskan dan

memasukan istri menjadi anggota klen suaminya. Ada satu hal yang menjadi tabu untuk wanita yang sudah berkawin di TTS ialah sang istri tidak boleh mengunjungi orang tuanya mendahului orang tuanya mengunjunginya WANITA DAN KEGIATAN SENI Seni Tenun. H.G.Schulte Nordholt dalam the political System of The Atoni of Timor menggambarkan secara lengkap cara-cara menenun dari para wanita dari suku Atoni umumnya, nama dan jenis dari peralatan tenun. Nordholt menyebutkan bahwa karya tenun merupakan bagian dari pranata ekonomi yang sangat menunjang kehidupan ekonomi. Para wanita umumnya mengisi senggang dimusim kemarau sambil membersihkan kebun dan ladang, memelihara ternak rumah, para wanita menenun. Tenun di wilayah TTS hamper tidak banyak bedanya dengan yang ada di wilayah TTU yang juga masuk dalam kebudayaan Atoni (Dawan). Tentang nama, bentuk umum daripada hasil tenun yang dikerjakan para wanita di TTS oleh Kantor Depdikbud Kabupaten TTS dikelompokkan dalam : 1. Selimut jadi (yang ditenun satu kali, memiliki rumbai-rumbai yang tak dipotong) 2. Selendang kecil atau berukuran sedang untuk membungkus badan. 3. Selempang kecil memanjang 4. Destar kepa RAGAM BENTUK MOTIF TENUNAN TTS/TIMOR A. Futus diikat kemudian dicelup dalam nila 1. Atoni-orang, dipakai orang-orang kebanyakan setiap hari. 2. Manu-Ayam, orang kebanyakan di Amanuban dan Amanatun setiap hari 3. Teke-tokek, dipakai setiap hari oleh golongan ningrat (dahulu) dan orang kebanyakan sekarang di Amanuban 4. Bikase-kuda, dipakai oleh aum kesatria atau Meo (dahulu) dan orang sekarang di Amanuban dan Amatun 5. Kai koti- berkait keluar, setiap hari dikenakan orang kebanyakan di Amanuban dan Amanatun 6. Kai Koti Kai Nan, berkait keluar dan kedalam, setiap hari dikenakan oleh masyarakat kebanyakan di Amanuban dan Amanatun 7. Kai ma usa, berkait dan berporos oleh golongan ningrat dan orang kebanyakan di Amanuban untuk pertemuan resmi dan setiap hari 8. Kai ma Khana, saling berkait,dipakai golongan ningrat dalam pertemuan resmi di Amanuban B. Lotis (diungkit) Benang pembentuk motif diungkit dari benang dengan alat khusussia 1. Kaif, berkait dipakai sehari-hari orang kebanyakan di Amanuban 2. Kfu, berbentuk motif bintang, setiap hari dipakai di Amanatun C. Buna atau saeba, timbul, benang pembentuk dilingkarkan pada benang dasar, merupakan motif timbul

1. Kai Naek, berkait, berjalur besar dipakai dalam pertemuan resmi oleh golongan ningrat di Amanuban 2. Teke atau kauna, tokek atau reptile, dipakai oleh golongan ningrat Amanuban dalam pertemuan resmi 3. Kai Mnutu, berkait berjalur kecil orang kebanyakan Amanuban memakainya dalam pertemuan resmi. Bagan tersebut diatas menunjukan bahwa ragam tenun di TTS digolongkan dalam tiga bagian yaitu : Pertama Futus, yang diikat dan dikelompokan dalam 8 bentuk motiv dangan variasi penggunaan setiap hari dan pada waktu pesta atau resmi tertentu. Kedua Lotis, (diungkit) dengan dua ragam motif. Futus dan Lotis yang berbentuk geometris. Warna dan tenunan para wanita di TTS umumnya sangat menyolok, warna merah lembayung, jingga serta kuning, coklat kehitam-hitaman sangat menyolok. Ketiga bentuk motif dasar diatas tidak saja digunakan dalam beragam tenun dan tenun ikat tetapi juga seni pahat (ukir), seni karya atau anyaman. Seni Suara Seni suara juga diminati oleh masyarakat TTS. Seni suara -pada umumnya diiringidengan alat music sederhana seperti cukulele, suling dan gendang. Kadangkadang dilengkapi dengan tarian mengiring. Seni suara biasanya dapat dinyanyikan per orang, tetapi lebih umum adalah suara perkelompok, contoh seni suara per kelompok yaitu Lalaan,Si Kolit,Oleh Bania,Heil Oni,Kae Nitu,dan Bonet yang ditarikan oleh wanita dan pria. Seni Musik atau Tari Seni music terkadang digunakan untuk mengiringi tari-tarian Seni music yang tenar di TTS antara lain : Non diatonic, Sen hau ,Laukiou, Sene, Heo Bilol,Simoku, Bobi, dengan tarian yang dikenal masyarakat setempat antara lain berupa : tarian kipas, Sendra tari, Makosu, Ma eki, Ma ekat, Sbo Bano, Sbo teo dan bonet. Umumnya tarian dilakukan gabung pria dan wanita dengan irama bebas sebagai tarian pergaulan muda/mudi dan hiburan umum rakyat. Ada satu syarat yang perlu diperhatikan adalah wanita menari tanpa klewang dan hiasan kaki. Tarian dan lagu untuk bonet adalah khas wanita. Tarian umumnya diiringi Lak lau Sen O, (gong bambu), Sene (gong), Tufu, (tambur) Knobe (rinding), Peku (Suling) , Leku (juk,cukulele), Knit (terompet dari tanduk kerbau) dan Kbetas (busur). Seni Ukir,Lukis dan Anyaman. Pekerjaan ssmelukis,mengukir,biasanya secara tradisional dilakukan umumnya oleh pria,kecuali anyaman-anyaman. Jenis lukisan yang dikenal di TTS antara lain : Lunat,LunanaiFane (keramik) dan Luna of (tato). Gambarnya tetap pada 3 motif umum tenun di atas dengan menggunakan lidi dicelup dalam bahan pewarna dan diwarnakan pada pahatan motif (tempat sirih dari bambu),tanduk.

Sedangkan untuk ukiran terdapat Lunat,Lun kalat (tempat kapur),Lun Ni Lopo (tiang lopo),Sun Sunaf (sendok dari tanduk). Pekerjaan tersebut tetap dipahat oleh pria dan diwarnakan oleh para wanita. Anyaman-anyaman di wilayah TTS sangat bervariasi,dengan motif-motif dasar futus,lotis,buna,dengan rinciannya seperti yang telah diutarakan di atas. Bahan dasar anyaman adalah daun lontar,antara lain : Nanot dikerjakan hanya oleh wanita setengah baya ke atas. Separuh pekerjaan umum seni umumnya hamper diseluruh wilayah TTS dan sampai kini hasil kerajinan selaris tenun,maka hasil ukiran,lukisan dalam bentuk yang mini dapat terlihat sebagai hasil kerajinan tangan pria dan wanita TTS yang tetap lestarikan. Kelestarian tersebut dimungkinkan warga masyarakatnya berfusaha selalu untuk mempertahankan nilai-nilai seni sebagai bagian dari kebudayaan mereka yaitu kebudayaan masyarakat Atoni.

You might also like